Penyelesaian Dana Lebih Fleksibel dan Cepat dengan

advertisement
Penyelesaian Dana
Lebih Fleksibel dan Cepat
dengan Sistem
Bank Sentral
KSEI Tambah Jumlah 5
Bank RDN menjadi 9 Bank
The 17th ACG Cross Training: 9
Ceylon Adventures
Studi Banding ke Negeri Sakura
Meningkatkan Likuiditas
di Pasar Modal
dengan Pembiayaan
Transaksi Margin
12
Investor Kini Dapat Menarik
Dana Melalui ATM
Hasil Rapat Umum
11 Pemegang Saham KSEI
Tahun 2015
6
Cara Melaporkan Perbedaan
Data PE dan AKSes
15 STATISTIK dan
AKTIVITAS
14
BUNG AKSES
12/09
Edisi
02
Tahun 2015
Bung
AKSes
Securities Quantity Price
Value
Fokuss
Edisi 02, 2015
DARI REDAKSI
Memasuki semester II tahun 2015, beberapa
pengembangan dituntaskan PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), salah satunya fasilitas penyelesaian
transaksi dana pasar modal melalui bank sentral (Bank
Indonesia/BI). Dengan telah resminya penggunaan fasilitas
tersebut, maka pemindahbukuan dapat dilakukan melalui
Bank Pembayaran dan BI-RTGS. Fasilitas ini memungkinkan
Pemegang Rekening KSEI melakukan penyelesaian dana
secara lebih fleksibel dan cepat.
Masih terkait dengan kerja sama dengan perbankan,
pada Juli 2015, KSEI menambah jumlah Bank Administrator
Rekening Dana Nasabah menjadi 9 bank, dan 2 diantaranya
merupakan bank syariah. Penambahan jumlah bank
tersebut merupakan dukungan KSEI dalam rangka perluasan
jaringan pasar modal Indonesia.
Simak juga perjalanan delegasi KSEI ke lembaga
Central Securities Depository dari negara lain dalam rangka
mempererat kerja sama serta memperoleh pengetahuan
baru, serta hasil RUPS KSEI sepanjang semester 2 tahun 2015.
Selamat Membaca
Salam,
Redaksi
Penerbit: 15 ,VTUPEJBO 4FOUSBM &GFL *OEPOFTJB ,4&*
t Penanggungjawab:
%JSFLTJ ,4&* t Dewan Redaksi: 6OJU ,PNVOJLBTJ 1FSVTBIBBO ,4&* t Sirkulasi:
Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
Website KSEI
www.ksei.co.id
email
[email protected]
Toll Free
0800 -1- 865734
Call Center KSEI
021 - 515 2855
Alamat Redaksi:
Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower I Lt. 5,
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta 12190,
Telp. 52991099, Fax. 52991199
Fokuss
Edisi 02, 2015
Penyelesaian Dana
Lebih Fleksibel dan Cepat dengan
Sistem Bank Sentral
KSEI bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam penggunaan
sistem Bank Sentral untuk meningkatkan efisiensi proses
penyelesaian transaksi Efek. Bank Kustodian kini dapat
menerima dana hasil penyelesaian transaksi Efek secara
langsung tanpa melalui pihak perantara.
S
alah satu pengembangan infrastruktur pasar modal berupa
fasilitas penyelesaian transaksi dana
melalui bank sentral (Bank Indonesia/BI)
berhasil diselesaikan PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) pada Juni 2015.
Implementasi fasilitas tersebut ditandai
dengan peresmian dan penyerahan piagam
kepada Bank Kustodian di Main Hall - Galeri
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Juni
2015.
Peresmian atas penggunaan fasilitas ini
dihadiri oleh para pejabat di lingkungan
pasar modal dan perbankan, yaitu Deputi
Gubernur BI Ronald Waas serta jajaran
Direksi dari Bank Indonesia, M. Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar
Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Direksi SRO serta perwakilan dari Bank
Kustodian dan asosiasi di pasar modal.
Sebelum penerapan ini, penyelesaian
transaksi dana di pasar modal Indonesia
oleh Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) dilakukan
melalui Bank Pembayaran yang bekerjasama dengan KSEI. Jalinan kerja sama antara
KSEI dan Bank Pembayaran dilakukan
mengingat KSEI sebagai lembaga non
perbankan tidak dapat menjalankan
fungsi pemindahbukuan dana, terutama
untuk transaksi yang terkait dengan penerimaan dan pembayaran dana kepada
Pemakai Jasa.
Hal ini terkait juga dengan persyaratan penempatan posisi dana pada
rekening khusus di bank yang tercantum
dalam Peraturan Bapepam-LK III.C.6. yaitu
posisi kas yang tercatat dalam Rekening
Efek pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian wajib ditempatkan di bank
yang disetujui Komite Pengendalian
Interen.
Dengan peresmian fasilitas penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui
bank sentral, maka pemindahbukuan
dana dapat dilakukan di Bank Pembayar­
an atau langsung di Bank Indonesia.
Fasilitas ini memungkinkan Pemegang
Rekening KSEI untuk melakukan penye­
lesaian dana secara lebih fleksibel dan
cepat, karena menggunakan sistem bank
sentral yang lebih terpusat.
Fokuss
Edisi 02, 2015
Tahap pertama implementasi ini
Kedua institusi internasional tersebut
ha­nya diwajibkan kepada Bank Kus­
merekomendasikan agar industri pasar
todian. Ke depannya seluruh Pemegang
modal melakukan kajian implementasi
Rekening KSEI diwajibkan juga.
penggunaan central bank money yaitu
Penggunaan sistem BI-RTGS ini telah
sistem BI-RTGS untuk penyelesaian dana
berlaku efektif sejak tanggal 18 Juni 2015
transaksi Efek.
yang diikuti oleh 20 Bank Kustodian
Direktur Utama KSEI, Margeret Tang
secara serentak. Implementasi fasilitas
mengemukakan bahwa ini merupakan
tersebut merupakan tindak lanjut dari
lompatan besar di industri pasar modal
penandatanganan AddenIndonesia, karena berhadum Perjanjian Penggunaan
sil menyelesaikan salah
Sistem BI-RTGS antara KSEI
satu rekomendasi kunci
Implementasi
dan Bank Indonesia pada
dari prinsip IOSCO. Hal
fasilitas
28 Mei 2015.
ini menjadikan pasar
penyelesaian dana modal Indonesia mencapai
Salah satu alasan
melalui bank sentral tingkatan yang lebih tinggi
diimplementasikannya
dilakukan untuk
fasilitas penyelesaian dana
lagi sehingga dapat bersamemenuhi syarat ing dengan pasar modal
melalui bank sentral adalah
IOSCO.”
untuk memenuhi syarat dari
global. Margeret menamInternational Organization
bahkan, untuk mendukung
implemen­tasi ini KSEI telah menerbitkan
of Securities Commissions (IOSCO), yang
Peraturan KSEI Nomor I-D tentang Reke­
mengatur regulasi internasional untuk
pasar modal. Pada prinsip IOSCO tentang
ning Dana pada tanggal 3 Juni 2015.
penyelesaian dana, disebutkan bahwa
Dengan melihat perkembangan
institusi pasar keuang­an harus melaknilai penyelesaian transaksi Efek yang
sanakan penyelesaian dana menggu­nakan
dilakukan oleh Bank Kustodian selama
rekening giro pada bank sentral. Tujuannya
tahun 2015 melalui Bank Pembayar, maka
untuk mitigasi risiko kredit dan risiko likuidapat terlihat bahwa fasilitas ini memang
ditas atas penye­lesaian dana tersebut.
benar-benar dapat memberikan nilai tamAlasan lainnya adalah untuk mebah dan meningkatkan efisiensi di pasar
menuhi rekomendasi Financial Secmodal Indonesia. Nilai transaksi yang
tor Assessment Program (FSAP) dan
dilakukan oleh Bank Kustodian sejak diFinancial System Stability Assessment
implementasikannya sistem ini berjumlah
(FSSA) dari International Monetary Fund
sekitar Rp 2 triliun setiap harinya. n
(IMF) dan World Bank pada tahun 2010.
[Redaksi]
“
Kiri-Kanan: Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI Bramudija Hadinoto, Deputi
Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK M. Noor Rachman, Deputi Gubernur BI Ronald Waas dan Direktur
Utama KSEI Margeret Tang saat meresmikan fasilitas penyelesaian transaksi dana melalui bank sentral.
Fokuss
Edisi 02, 2015
KSEI Tambah Jumlah Bank RDN
menjadi 9 Bank
Direktur Utama KSEI Margeret Tang (ketiga kiri) saat menandatangani perjanjian dengan Bank RDN disaksikan
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK M. Noor Rachman (kedua kiri)
Untuk memperluas basis investor pasar modal, KSEI tambah
jumlah Bank Administrator RDN menjadi 9 bank. Dua
diantaranya merupakan bank syariah.
M
emasuki semester kedua tahun
2015, KSEI merealisasikan salah
satu implementasi untuk mendukung infrastruktur pasar modal, yakni
kerja sama dengan 9 Bank Administrator
Reke­ning Dana Nasabah (RDN) yang secara
resmi dikukuhkan pada 10 Juli 2015 di Main
Hall - Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Penandatanganan perjanjian kerja sama
dilakukan Direktur Utama KSEI Margeret
Tang dengan perwakilan masing-masing
bank, disaksikan M. Noor Rahman, Deputi
Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK.
Kesembilan bank tersebut adalah BCA,
Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, PermataBank, BRI, BCA Syariah, BNI, Bank Sinarmas dan Bank Syariah Mandiri. Dengan
semakin banyak dan beragamnya Bank
Administrator RDN, diharapkan dapat
memudahkan investor dalam melakukan
investasi di pasar modal karena investor
dapat memilih bank yang terdekat dan
dinilai memberikan layanan jasa terbaik.
Pada periode sebelumnya, dengan
dukungan 6 Bank Administrator RDN,
hanya terdapat 1 bank syariah, dengan
total jaring­an perbankan yang dapat
dimanfaatkan oleh investor pasar modal
Indonesia berjumlah sekitar 6.900 kantor
cabang bank dan 50.000 ATM. Kini, dengan
tambah­an tiga bank baru, yaitu BRI, BCA
Syariah dan Bank Sinarmas, maka terdapat
2 bank syariah dengan total jaringan
perbankan yang dapat dimanfaatkan oleh
investor meningkat menjadi sekitar 17.000
kantor cabang dan 88.000 ATM. Sedang­
kan bagi Bank Administrator RDN yang
bekerjasama dengan KSEI, maka terdapat
potensi dana mengendap yang dapat dimanfaatkan, yang rata-rata nilainya sekitar
Rp 5 triliun per hari.
Diantara 9 bank yang bekerjasama sebagai Bank Administrator RDN, 5 bank juga
berperan sebagai Bank Pembayaran untuk
periode 2015 - 2019, yaitu BCA, Bank CIMB
Niaga, Bank Mandiri, PermataBank dan BRI.
Hal ini untuk melengkapi fasilitas penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui
bank sentral (Bank Indonesia/BI) yang
telah diimplementasikan sebelumnya.
Mulai periode ini, seluruh Bank
Adminis­trator RDN yang bekerjasama de­
ngan KSEI, juga wajib turut serta mengembangkan pasar modal Indonesia melalui
pengembangan integrasi Fasilitas AKSes
dengan jaringan perbankan. Dengan
Fokuss
Edisi 02, 2015
“
modal sulit berkembang,
demikian, Bank Administraterlebih untuk mengajak
tor RDN harus mengemBank Administra­
calon investor yang ada
bangkan infrastruktur dan
tor RDN harus
di pelosok Indonesia.
jaringan yang dimilikinya,
mengembangkan
Kerja Sama KSEI dengan
antara lain fasilitas ATM,
infrastruktur dan
sembilan Bank Administramobile banking maupun
jaringan yang
tor RDN diharapkan dapat
internet banking untuk
dimilikinya agar dapat memperluas jaringan
memperluas akses investor
terintegrasi dengan
pasar modal melalui perdi pasar modal.
Fasilitas AKSes.”
bankan.”
Direktur Utama KSEI
Margeret Tang me­ngatakan persyaratan
Margeret menambahkan, seluruh Bank
Pembayaran dan Bank Administrator RDN
pengembangan melalui integrasi Fasilitas
yang terpilih sudah melalui proses seleksi
AKSes dan jaringan perbankan merupakan
secara transparan oleh Tim Seleksi KSEI unupaya untuk memperluas jaringan pasar
tuk menjamin kenyamanan para pemakai
modal. “Tidak dapat dipungkiri, saat ini jajasa KSEI, sekaligus investor yang bertransringan dan infrastruktur pasar modal lebih
aksi di pasar modal Indonesia. n [Redaksi]
terpusat di Jakarta. Hal ini membuat pasar
Investor Kini Dapat Menarik
Dana Melalui ATM
Sebagai tindak lanjut
pengem­bangan integrasi
Fasilitas AKSes dengan
jaringan perbankan, KSEI
menyediakan fasilitas instruksi
penarikan dana melalui ATM.
Terobosan ini sejalan dengan
upaya untuk memberikan
kemudahan bagi investor
pasar modal.
P
engembangan infrastruktur pasar
modal selalu bertujuan untuk menciptakan pasar modal yang nyaman
dan kondusif. Dalam hal pela­yan­an terhadap nasabah, sisi efisiensi selalu mendapat
penekanan. Prinsip yang sama juga diterapkan KSEI ketika me­la­ku­kan pengembangan
Fasilitas AKSes melalui perluasan kerjasama
perbankan dengan menyediakan fasi­litas
instruksi penarikan dana melalui ATM (automatic teller machine).
Sebagai pilot project, KSEI bekerja­sama
dengan Trimegah Securities yang memanfaatkan jaring­an ATM Bank Permata.
Fokuss
Edisi 02, 2015
Kepala Eksekutif Peng­awas Pasar Modal
Dari sisi demografi, juga masih terjadi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida
ketimpangan, dimana lebih dari 80% inmenyaksikan peluncuran pada tanggal
vestor terkonsentrasi di wilayah Jawa dan
30 Maret 2015 bersama para pelaku pasar
Jakarta. Program sosialisasi dan edukasi
modal Indonesia.
yang luas diharapkan bisa mendorong
Pertumbuhan positif dari berbagai
peningkatan jumlah investor lokal.
Untuk mengatasi berbagai persoal­an
indikator pasar modal tentu saja tidak
tersebut,
KSEI berupaya membuat terobos­
terlepas dari komitmen regulator dalam
mendorong tercipta­nya pasar modal yang
an melalui pembangunan infrastruktur
efisien dan wajar, sesuai amanat Undangpasar modal yang bersinergi dengan
Undang Pasar Modal. Komitmen tersebut
perbankan. Direktur Utama KSEI, Margeret
diwujudkan melalui sosiali­sasi dan edukasi
Tang mengatakan, pihaknya mengemagar jumlah investor pasar modal terus
bangkan Fasilitas AKSes agar dapat
tumbuh. Pada sisi lain, ototerhubung dengan fasilitas
ritas juga berupaya agar
perbankan yang sudah
makin banyak perusahaan
umum dikenal dan mudah
Kedepannya,
yang memanfaatkan pasar
dinikmati masyarakat.
Fasilitas AKSes
modal se­bagai sumber
“Jaringan perbankan telah
dapat menjadi hub
pendanaan. Untuk itu,
mapan dan secara luas menfinansial bagi para
pengembangan infrastrukjangkau masyarakat hingga
pelaku di industri
tur pasar modal menjadi
ke pelosok daerah. Bila kita
kunci pendukung pertum- pasar modal dengan
dapat integrasikan Fasilitas
masyarakat
buhan pasar.
AKSes melalui infrastruktur
yang menjadi
Dari sisi potensi,
perbankan, ke depannya
investor.”
peluang pendalaman
pasar di Indonesia masih
sangat besar. Pasar modal sebagai sumber
pendana­an bagi perusahaan masih
sangat terbuka karena jumlahnya sekitar
500 Emiten. Relatif masih sa­ngat sedikit
dibandingkan dengan jumlah perusahaan
di Indonesia. Minat masyarakat untuk
menjadikan pasar modal sebagai alternatif
berinvestasi pun masih sangat minim.
Dengan total jumlah penduduk Indonesia
yang berada pada kisaran 250 juta jiwa,
jumlah investor domestik yang memiliki
portofolio investasi Efek baru sekitar 385
ribu orang. Hal ini berarti masih besar
peluang untuk mening­katkan jumlah
investor di pasar modal.
“
Fokuss
Edisi 02, 2015
Fasilitas AKSes ini dapat menjadi hub
Dengan fasilitas instruksi penarikan
finansial bagi para pelaku di industri pasar
dana yang kini tersedia pada ATM Bank
modal dengan masyarakat yang menjadi
Permata, investor dapat menyampaikan
investor,” ujar Margaret.
instruksi kepada Perusahaan Efeknya
de­ngan cara yang lebih cepat. Hal ini
Hingga saat ini, empat bank sudah
menyepakati kerja sama de­ngan KSEI.
memberikan gambaran bahwa melalui
Melalui kerja sama ini, Fasilitas AKSes KSEI
sinergi dengan perbankan, industri pasar
dapat digunakan investor melalui jaringan
modal seketika mempunyai infrastruktur
ATM Bank Permata, Bank Mandiri dan BNI.
yang dapat menjangkau investor hingga
Investor dapat juga mengke berbagai wilayah di
gunakan Fasilitas AKSes KSEI
nusantara. Pada satu sisi,
melalui jaringan Internet
investor dapat dengan
Pengembangan
Banking Bank CIMB Niaga dan
mudah memperoleh
fitur instruksi
Bank BCA.
akses ke pasar modal,
penarikan dana
sedang­kan pada sisi lain,
melalui e-channel
pelaku di industri pasar
Meningkatkan Fungsi
bank merupakan
modal dapat mengguMulai tahun 2015, fungsi
langkah awal
nakan infrastruktur yang
Fasilitas AKSes ditingkatkan,
untuk
mendukung efisiensi
sehingga dapat meneruskan
pengembangan
instruksi dari investor ke Per­
kegiatan operasionalnya.
fitur-fitur lain.”
usahaan Efek dan Bank RDN.
Penggunaan infrastruktur
Sebagai tahap awal, instruksi
ini sejalan dengan visi OJK
yang tersedia adalah instruksi penarikan
melakukan pendalaman pasar.
dana RDN.
Pengembangan pasar modal harus
Margeret menandaskan, pengem­bang­
diupayakan secara merata antara Wilayah
an fitur instruksi penarikan dana melalui
Timur Indonesia maupun Wilayah Barat
e-chan­nel bank merupakan langkah awal
karena sama-sama potensial. Mengingat
luasnya wilayah Indonesia, kerja sama de­
untuk pengembangan fitur-fitur lain. “Jika
hal ini dapat kita lakukan, pada prinsipnya
ngan perbankan akan sangat membantu
secara teknis berbagai macam kebutuhan
pelaku di pasar modal untuk mengempenyampaian instruksi atau komunikasi
bangkan sendiri infrastruktur pendukungoleh investor sebagai nasabah dari para
nya. Karena itu, sinergi dengan perbankan
pelaku di pasar dapat dilakukan. Masyaradengan dukungan infrastruktur diharapkan menjadi terobos­an untuk memacu
kat nantinya akan lebih mudah mendapatkan produk primary market pasar modal,
pengembangan pasar modal Indonesia. n
ORI, hingga produk-produk Reksa Dana,”
terang Margeret.
[Redaksi]
“
Peresmian fasilitas instruksi penarikan dana nasabah Trimegah Securities melalui Co-Branding AKSes melalui
ATM Bank Permata
Fokuss
Edisi 02, 2015
The 17th ACG Cross Training:
Ceylon Adventures
Lembaga kustodian dan kliring dari berbagai negara
di kawasan Asia Pasifik mengunjungi Srilanka untuk
bertukar informasi mengenai pengembangan seputar
pasar modal negara masing-masing pada The 17th ACG
Cross Training (ACG17)
D
ikenal dengan nama Ceylon pada
zaman kolonial Inggris hingga
tahun 1972, negara yang masih
satu rumpun dengan India dan Pakistan
ini, kemudian berganti nama menjadi
Srilanka. Dalam penyelenggaraan ACG17
pada tanggal 11 - 14 Mei 2015 di ibukota
Kolombo, Srilanka, total peserta yang hadir berjumlah 102 orang, dari 33 lembaga
kustodian dan kliring di kawasan Asia Pasifik, serta delegasi tamu dari Society for
Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), JPMorgan Chase &
Co, Standard Chartered Bank, Hong Kong
Monetary Authority, Deutsche Bank
dan HSBC Hongkong. Central Securities
Depository (Pvt.) Ltd. (CDS) of Sri Lanka
menjadi host untuk penyelenggaraan
acara kali ini.
Sesi presentasi pada ACG17 dibagi
menjadi dua, yaitu: The Latest Project
dan sesi Breakout Session. Pada hari pertama, agenda acara didominasi dengan
pertukaran informasi mengenai proyekproyek yang sedang dijalankan oleh
setiap institusi Central Securities Depository (CSD) dari 21 Negara. Dalam sesi The
Latest Project, setiap institusi CSD diberi
kesempatan untuk menjelaskan 14 jenis
kategori proyek yang sedang dikembangkan, antara lain: Implementation of New
IT System, e-voting, Cross-border Link,
Paperless Service for Issuers, Paperless
Scheme for Investors, Efficient Service for
Investors, Fund System dan lainnya. Dari
semua topik tersebut, terdapat 43 proyek
yang dipresentasikan.
Pada kesempatan ini, delegasi KSEI
mempresentasikan 3 inisiatif strategis
KSEI, yaitu: proyek C-BEST Next-G, Sistem
Pengelolaan Investasi Terpadu dan
integrasi Fasilitas AKSes dengan jaringan
perbankan.
Pada sesi mengenai standardization
for asia fund industry, dilakukan sharing
pendapat mengenai harmonisasi dan
standardisasi industri fund di Asia untuk
mempromosikan cross-border fund
market. KSD, sebagai salah satu institusi
yang mempresentasikan materi tersebut,
Fokuss
10
Edisi 02, 2015
menjelaskan bahwa global fund market
sat pendaftaran investor di pasar modal
memiliki tren yang terus meningkat,
untuk mengatur pendaftaran investor
sehingga efeknya akan meningkatkan
dan memastikan satu investor memiliki
cross-border fund. Meski sebagian besar
informasi dan data yang sama.
pelaku global fund market berasal dari
Pada sesi The Account Opening
negara-negara Eropa, namun pasar Asia
Process, KSEI berpartisipasi menyammemiliki potensi pertumbuhan yang cupaikan materi tentang proses bisnis
kup bagus. Salah satu kendala pasar asia
dalam opening account dan praktek
dalam menjalankan cross border fund
pelaksanaan KYC di Indonesia. Pada
adalah standardisasi proses, sehingga
sesi tanya jawab, salah satu delegasi
diusulkan adanya standar back office
Singapura menanyakan perihal KYC
bagi negara-negara di Asia
di Indonesia. Mengacu
serta pembentukan Asia Fund
pada regulasi yang
Standarization Forum (AFSF).
berlaku (POJK 22 tahun
Pasar Asia
Acara di hari kedua
memiliki potensi 2014), pengelompok­
difokuskan pada pembahasan
an nasabah dibagi
pertumbuhan
risk and recovery manageglobal fund market berdasarkan risiko yang
ment. Penjelasan yang cukup
diemban, yaitu resiko
yang cukup
menarik disampaikan Central
rendah, menengah dan
bagus.”
Depository Services India
tinggi. Proses verifikasi
Limited (CSDL) dan National Securidalam pelaksanaan KYC dilakukan
ties Depository Limited (NSDL) yang
pada semua level, namun jika yang
mempresentasikan keunggulan mereka
dimaksud adalah proses face to face
dalam menjalankan prinsip mengenal
maka proses tersebut dilakukan jika
nasabah atau Know Your Customer (KYC),
nasabah tergolong medium risk. Selain
identifikasi, verifikasi dan pemantauan
sesi mengenai hal tersebut, terdapat pula
kesesuaian transaksi profil nasabah atau
sesi mengenai Reaction to the change of
Customer Due Diligence (CDD), Englobal regulation, dan Corporate action
hanced Due Diligence (EDD), dan anti
announcement in structured form.
pencucian uang atau Anti Money LaunSetelah presentasi dari beberapa perdering (AML). Apabila investor melakukan
wakilan negara, acara dilanjutkan dengan
pembaharuan KYC di salah satu broker,
diskusi antar peserta perihal topik-topik
maka secara otomatis data KYC investor
yang telah dipresentasikan. Setiap tema
akan terbaharui di broker lain dimana ia
dibagi kedalam kelompok FGD, dan
menjadi nasabah. NSDL meluncurkan
diskusi berlangsung hangat dan sharing
KRA (KYC regulation agency) sebagai puinformasi dilakukan secara efektif. n
“
[Delegasi KSEI]
Fokuss
11
Edisi 02, 2015
Hasil Rapat Umum Pemegang
Saham KSEI Tahun 2015
Sepanjang tahun 2015, KSEI telah menyelenggarakan tiga kali
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menetapkan
susunan Direksi dan Komisarisyang akan menjadi nakhoda KSEI.
P
enggantian susunan Direksi KSEI
yang terjadi hingga semester kedua
tahun 2015 menjadi agenda utama
yang dibahas selama penyelenggaraan
RUPS. Seperti diketahui, Heri Sunaryadi
yang menjabat sebagai Direktur Utama
KSEI periode 2013 - 2016 mengundur­kan
diri menjelang akhir tahun 2014 setelah
mendapat tugas baru dari pemerintah
sebagai Direktur salah satu badan usaha
milik negara.
Menyusul pengunduran diri Heri se­
bagai Anggota Direksi, KSEI menyelenggarakan RUPS Luar Biasa (RUPSLB) pada
19 Maret 2015. Rapat yang dipimpin oleh
Erry Firmansyah selaku Komisaris Utama
KSEI tersebut, dihadiri oleh 95,75% dari
total pemegang saham perseroan yang
memiliki hak suara tersebut.
RUPSLB tersebut menetapkan Margeret Tang sebagai Direktur Utama KSEI
periode 2015 - 2016 dari posisi sebelumnya se­bagai Direktur II yang membawahi
divisi penelitian dan pengembangan
bisnis, keuangan, SDM, hukum dan
umum. Sedangkan Sulistyo Budi masih
dipercayakan menjabat posisi Direktur I
yang membawahi divisi jasa kustodian,
teknologi informasi, dan pengembangan
teknologi informasi.
Untuk mengisi jabatan Direktur II
selepas diangkatnya Margeret, para
pemegang saham menyetujui penetapan
Syafruddin sebagai Direktur II. Syafru­d­
din telah berkiprah di KSEI selama lebih
dari 15 tahun dengan jabatan terakhir
sebagai Kepala Divisi Komunikasi dan Pe­
rencanaan Strategis KSEI sejak tahun 2013.
RUPSLB kembali diselenggarakan pada
25 September 2015 menyusul adanya
peng­un­duran diri Sulistyo Budi sebagai
Direk­tur KSEI pertanggal 25 Juni 2015.
Sulis­tyo terpilih sebagai Direksi PT Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2015 - 2018.
Rapat dihadiri oleh 93,43% dari total pemegang saham perseroan yang memiliki
hak suara.
Dalam rapat tersebut, ditetapkan
peralihan tugas Syafruddin dari Direktur II menjadi Direktur I. Rapat ini juga
menetapkan Friderica Widyasari Dewi
menjadi Direktur II KSEI mendampingi
Fokuss
12
Margeret Tang sebagai Direktur Utama
dan Syafruddin sebagai Direktur I. Pernah
menjabat sebagai Direktur BEI, Friderica
memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang mendalam mengenai pasar modal
sehingga diharapkan dapat berdampak
semakin baik bagi kinerja KSEI.
Margeret mengatakan, tahun ini
banyak inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia yang tengah
dikembangkan oleh KSEI yang perlu
dituntaskan pada 3 - 4 tahun ke depan.
Sehingga diperlukan koordinasi yang
baik mulai dari level staf hingga puncak
organi­sasi perusahaan termasuk Anggota Direksi agar pengembangan dapat
terselenggara dengan baik. “Koordinasi
yang baik diperlukan di semua level untuk
mewujudkan inisiatif KSEI dalam mengembangkan infrastruktur pasar modal untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor. Dengan formasi lengkap
ini, Direksi diharapkan koordinasi dapat
berjalan semakin lancar. Target kami tahun
ini adalah melanjutkan program yang telah
ada, dengan mengacu pada timeline yang
Edisi 02, 2015
telah direncanakan sebelumnya.” kata
Margeret selepas acara RUPSLB.
Terkait dengan telah berakhirnya jabatan Dewan Komisaris KSEI, diselengga­
rakan juga RUPS Tahunan pada 26 Juni
2015 dengan kehadiran 95,71% dari
total pemegang saham perseroan yang
memiliki hak suara. Hasil keputusan
rapat menetapkan Wahyu Hidayat
menjabat sebagai Komisaris Utama KSEI
untuk periode 2015 - 2018 menggantikan Erry Firmansyah. Adapun jabatan
Komisaris diduduki oleh Ananta Wiyogo
dan Heri Sunaryadi, menggantikan Rudy
Tandjung dan Wiwit Gusnawan.
Wahyu Hidayat sebelumnya pernah
menjabat sebagai Sekretaris Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
Wakil Kepala PPATK. Ananta Wiyogo saat
ini menjabat sebagai Direktur Utama BNI
Sekuritas dan Heri Sunaryadi menjabat
sebagai Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, keduanya pernah
menjabat sebagai Direktur Utama KSEI. n
[Redaksi]
Studi Banding ke Negeri Sakura
Meningkatkan Likuiditas di Pasar
Modal dengan Pembiayaan
Transaksi Margin
Delegasi SRO melakukan
studi banding Pembiayaan
Transaksi Margin dengan
menyambangi Japan
Securities Finance (JSF).
J
apan Securities Finance (JSF) merupakan lembaga yang didirikan pada tahun
1950 berdasarkan Financial Instruments and Exchange Act yang bertujuan
untuk memberikan pinjaman untuk transaksi
margin di Tokyo Stock Exchange (TSE) sesuai
peraturan yang berlaku. Berdasarkan data
statistik tahun 2013 yang dikeluarkan oleh
World Federation of Exchanges, membuk-
tikan bahwa turn over ratio (value of share
trading/domestic market capitalization) di
negara-negara Asia seperti: Thailand, Taiwan,
Korea, Jepang dan Tiongkok yang memiliki
lembaga pembiayaan transaksi margin se­
perti JSF memiliki rasio yang lebih tinggi.
Pada tanggal 13 - 15 April 2015, KSEI
bersama KPEI dan BEI melakukan studi ban­
ding ke JSF. Kunjungan ini bertujuan untuk
mempelajari dan berdiskusi dengan JSF
secara langsung terkait lembaga pem­bia­ya­an
transaksi margin.
Keberadaan lembaga yang dapat memberikan pembiayaan transaksi margin diyakini dapat meningkatkan likuiditas di pasar
modal. TSE yang merupakan bursa terbesar
di Jepang dengan market share sebesar
99,96% dari total trading volume di Jepang
memiliki 2 lembaga pembiayaan transaksi
Fokuss
13
Edisi 02, 2015
Jajaran Direksi SRO berfoto bersama Direktur Utama JFS Eizo Kobayasi (paling kanan)
margin yakni JSF untuk Bursa Saham Tokyo,
JSF dan juga wajib menyampaikan deposit
Sapporo dan Fukuoka, serta Chubu Securimargin sebesar 30%. Efek yang dijual/dibeli
ties Finance untuk bursa saham Nagoya.
dengan menggunakan fasilitas margin terseSecara umum terdapat 3 jenis transbut akan dijadikan collateral oleh JSF. Selanaksi margin di Jepang, yaitu: Standardize
jutnya PE akan melakukan proses netting di
Margin Transaction (SMT), Loan for Margin
internal antara transaksi margin selling dan
Transaction (LMT) dan Negotiable Margin
buying. Dari hasil netting tersebut, JSF hanya
Transaction (NMT). Dengan adanya transaksi
akan menyediakan selisihnya saja.
margin, sejak tahun 2011, total trading vo­
Apabila selisih yang harus disediakan
lume yang dibiayai dengan transaksi margin
oleh JSF berupa saham, maka JSF akan
memperolehnya melalui mekanisme bidding
cenderung me­ngalami kenaikan dari 16%
pada tahun 2011 menjadi 23% pada tahun
dari PE atau investor institusional. JSF akan
2013. Statistik nilai perdagangan di TSE
mengumumkan kebutuhan saham apa yang
sendiri menunjukkan bahwa 58% merupakan
diperlukan (tanpa menyebut jumlahnya), dan
investor asing dan 32% investor individual.
akan membayar sejumlah premium charge
Dari total investor individual, sebanyak 61%
berdasarkan tarif tertinggi yang ditawarkan
menggunakan fasilitas transaksi margin.
untuk mendapatkan sejumlah saham yang
Data statistik dengan angka diatas cukup
dibutuhkan. Tarif tertinggi yang diperoleh
menarik untuk diperhatikan. Lantas apa yang
akan diberlakukan sebagai premium charge
bagi seluruh PE yang meminjam baik saham
menyebabkan adanya lembaga pembia­
yaan transaksi margin ini bisa
maupun dana kepada JSF.
membuat likuiditas meningkat?
Oleh karena itu, supaya tidak
Layaknya pembiayaan transaksi
dikenakan premium charge,
Dari total
margin lainnya, transaksi margin
PE yang memiliki saham yang
investor
yang disediakan oleh JSF dapat
individual di TSE, dibutuhkan oleh JSF akan
menawarkan tarif nol karena
dijadikan se­bagai leverage
sebanyak 61%
daya beli investor dalam berindi sisi lain dia juga meminjam
menggunakan
vestasi. Ketika terdapat peluang
fasilitas transaksi dana dari JSF.
investasi yang menguntungkan,
Syarat agar saham dapat
margin”
ditransaksikan secara margin
JSF dapat memberikan pinjam­
an baik dana maupun Efek bagi Perusahaan
diantaranya adalah sudah listing selama 6
Efek (PE). Selain itu, JSF juga berfungsi
bulan, lebih dari 20 ribu lembar saham yang
sebagai lembaga intermediaries antara pihakdiperdagangkan di bursa, memiliki lebih
pihak yang membutuhkan pinjaman dengan
dari 1.700 pemegang saham, issuernya
pihak yang meminjamkan.
tidak mengalami kerugian, tidak memiliki
Mekanisme dalam melakukan pembeakumulasi kerugian dalam laba ditahannya,
rian pinjaman transaksi margin dimulai ketika
dan sahamnya dapat dibeli oleh JSF untuk
investor yang ingin melakukan jual/beli
tujuan LMT.
menyampaikan order melalui PE. Data settleStudi banding delegasi SRO diakhiri
ment atas order jual/beli yang telah berhasil
dengan kunjungan ke TSE dan Iwai Cosmo
dilakukan di TSE kemudian disampaikan
Securities sebagai PE pengguna jasa JSF,
ke Japan Securities Clearing Corporation
salah satunya terkait dengan LMT. Semoga
(JSCC). Apabila investor ingin menggunakan
hasil studi banding ini dapat menambah
fasilitas margin, maka investor akan diminta
wawasan dan pengetahuan baru bagi bekal
menyediakan deposit margin sebesar 30%
perkembangan industri pasar modal di
dari nilai transaksi. Kemudian PE akan
tanah air. n
menyampaikan pinjaman margin kepada
[Fitriyanto & Delonika Yuki E.P]
“
14
Fokuss
Edisi 02, 2015
ADA PERBEDAAN LAPORAN DARI BROKER
DENGAN DATA DI AKSes?
Halo bung akses!
Halo !
BUNG akses menemukan
perbedaan laporan dari
broker dengan data di AKSes?
?
?
?
?
?
?
?
? ?
CARA MELAPORKAN KETIDAKSESUAIAN DATA
laporan dari broker
dengan data di AKSes
kok beda ya?
kami cek
sebentar ya
pak..
Pertama, bapak dapat menghubungi
secara
langsung
broker
untuk
menyampaikan laporan
Atau… bung akses dapat menghubungi
KSEI
Sebagai investor di Pasar Modal
Indonesia,
bila
ada
pertanyaan
mengenai KSEI dan Kartu AKSes,
bapak dapat datang ke kantor kami di
Jakarta
Atau
menghubungi
telepon dan fax
kami
melalui
Tim support kami juga dapat dihubungi melalui
nomor call center 021 515 2855 atau nomor
toll free 0800 1865734
Pertanyaan atau keluhan juga dapat bapak
sampaikan
atau
melalui
email
[email protected]
[email protected]
AKSes memberikan fasilitas yang lengkap bagi
para investor
bung akses dapat selalu memonitor langsung
investasinya
Login sekarang dan dimana saja!
laporan dari broker
dengan data di AKSes
ada perbedaan ya?
Transparan & Terpercaya
Call Center: (+6221) 515 2855
Toll Free: 0800 - 186 - 5734
Email: [email protected]
[email protected]
Website: http://akses.ksei.co.id
Fokuss
15
Edisi 02, 2015
Statistik
Total Single Investor Identiļ¬cation (SID) yang Tercatat di C-BEST
(Periode September 2014 - Agustus 2015)
Agt ‘15
400.703
Jul ‘15
388.960
Jun ‘15
386.343
Mei ‘15
382.171
Apr ‘15
378.594
Mar ‘15
378.872
Feb ‘15
372.758
Jan ‘15
367.149
Des ‘14
364,465
Nov ‘14
361.038
Okt ‘14
357.211
Sep ‘14
342.663
506.931
Total Sub Rekening Efek yang Tercatat di C-BEST
(Periode September 2014 - Agustus 2015)
492.829
476.933
458.870
463.061
466.250
484.688 483.776
494.425
488.248
468.537
438.505
Sept ‘14 Okt ‘14
Nov ‘14
Des ‘14
Jan ‘15
Feb ‘15
Mar ‘15
Apr ‘15
Mei ‘15
Jun ‘15
Jul ‘15
Agt ‘15
Total Aset yang Tercatat di C-BEST (Periode September 2014 - Agustus 2015)
[dalam triliun rupiah]
3.423,27
3.149,33
3.140,47
3.152,07
3.198,03
3.233,28
3.266,32
3.344,30
3.183,14
3.134,74
3.089,05
2.926,00
Sept ‘14
Okt ‘14
Nov ‘14
Des ‘14
Jan ‘15
Feb ‘15
Mar ‘15
Apr ‘15
Mei ‘15
Jun ‘15
Jul ‘15
Agt ‘15
Fokuss
Fokuss
16
16
Edisi
Edisi 02,
02, 2015
2015
Aktivitas
Program Bahasa Korea Bagi Karyawan SRO
Melanjutkan MoU yang telah disepakati antara Self Regulatory Organization (SRO) dan
Korea Securities Depository (KSD) pada September 2014, dilaksanakan program bahasa
Korea untuk karyawan SRO yang dimulai sejak November tahun lalu. Setelah berlangsung
selama sekitar 10 bulan, SRO - KSD menyelenggarakan graduation ceremony tahap pertama, dengan memilih tiga orang peserta terbaik. Gwang Yeon Cho, Direktur Global Business
Departement selaku salah satu perwakilan KSD yang hadir pada acara tersebut menyatakan
harapannya untuk dapat terus menjalin kerja sama dengan lembaga pasar modal Indonesia,
baik dalam hal bisnis maupun kebudayaan. n
Pembahasan Electronic Post Trade Processing pada Shareholders
Seminar 2015
Pada akhir Agustus 2015, KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan yang telah menjadi
agenda rutin perusahaan, yaitu Shareholder Seminar. Kali ini acara diselenggarakan di The
Ritz Carlton Hotel, Bali, pada tanggal 28 - 31 Agustus 2015 dengan dihadiri peserta yang
merupakan perwakilan dari pemegang saham KSEI, Self Regulatory Organization (SRO)
serta beberapa asosiasi pasar modal Indonesia. Narasumber yang ditampilkan pada acara
kali ini membahas tema utama Post Trade Processing dari Standard Chartered Bank dan
Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI oleh Bank Indonesia. n
Team Building Pemakai Jasa KSEI
Dalam rangka silaturahmi dan mempererat hubungan dengan para pemakai jasa, KSEI
menyelenggarakan Team Building Pemakai Jasa 2015 pada 22 - 24 Mei 2015 di Lombok.
Team building yang diselenggarakan di Gili Trawangan, diikuti oleh perwakilan dari Per­
usahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administasi Efek, Bank Pembayaran, BEI dan KPEI. Malam
harinya, Gala Dinner diadakan di Hotel Sheraton Senggigi dengan menyajikan penampilan
spesial dari Chaplin Band yang ditutup dengan pembagian doorprize. n
Download