Penyelesaian Dana Lebih Fleksibel dan Cepat dengan Sistem Bank Sentral KSEI Tambah Jumlah 5 Bank RDN menjadi 9 Bank The 17th ACG Cross Training: 9 Ceylon Adventures Studi Banding ke Negeri Sakura Meningkatkan Likuiditas di Pasar Modal dengan Pembiayaan Transaksi Margin 12 Investor Kini Dapat Menarik Dana Melalui ATM Hasil Rapat Umum 11 Pemegang Saham KSEI Tahun 2015 6 Cara Melaporkan Perbedaan Data PE dan AKSes 15 STATISTIK dan AKTIVITAS 14 BUNG AKSES 12/09 Edisi 02 Tahun 2015 Bung AKSes Securities Quantity Price Value Fokuss Edisi 02, 2015 DARI REDAKSI Memasuki semester II tahun 2015, beberapa pengembangan dituntaskan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), salah satunya fasilitas penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui bank sentral (Bank Indonesia/BI). Dengan telah resminya penggunaan fasilitas tersebut, maka pemindahbukuan dapat dilakukan melalui Bank Pembayaran dan BI-RTGS. Fasilitas ini memungkinkan Pemegang Rekening KSEI melakukan penyelesaian dana secara lebih fleksibel dan cepat. Masih terkait dengan kerja sama dengan perbankan, pada Juli 2015, KSEI menambah jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah menjadi 9 bank, dan 2 diantaranya merupakan bank syariah. Penambahan jumlah bank tersebut merupakan dukungan KSEI dalam rangka perluasan jaringan pasar modal Indonesia. Simak juga perjalanan delegasi KSEI ke lembaga Central Securities Depository dari negara lain dalam rangka mempererat kerja sama serta memperoleh pengetahuan baru, serta hasil RUPS KSEI sepanjang semester 2 tahun 2015. Selamat Membaca Salam, Redaksi Penerbit: 15 ,VTUPEJBO 4FOUSBM &GFL *OEPOFTJB ,4&* t Penanggungjawab: %JSFLTJ ,4&* t Dewan Redaksi: 6OJU ,PNVOJLBTJ 1FSVTBIBBO ,4&* t Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI Website KSEI www.ksei.co.id email [email protected] Toll Free 0800 -1- 865734 Call Center KSEI 021 - 515 2855 Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 Fokuss Edisi 02, 2015 Penyelesaian Dana Lebih Fleksibel dan Cepat dengan Sistem Bank Sentral KSEI bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam penggunaan sistem Bank Sentral untuk meningkatkan efisiensi proses penyelesaian transaksi Efek. Bank Kustodian kini dapat menerima dana hasil penyelesaian transaksi Efek secara langsung tanpa melalui pihak perantara. S alah satu pengembangan infrastruktur pasar modal berupa fasilitas penyelesaian transaksi dana melalui bank sentral (Bank Indonesia/BI) berhasil diselesaikan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Juni 2015. Implementasi fasilitas tersebut ditandai dengan peresmian dan penyerahan piagam kepada Bank Kustodian di Main Hall - Galeri Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Juni 2015. Peresmian atas penggunaan fasilitas ini dihadiri oleh para pejabat di lingkungan pasar modal dan perbankan, yaitu Deputi Gubernur BI Ronald Waas serta jajaran Direksi dari Bank Indonesia, M. Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direksi SRO serta perwakilan dari Bank Kustodian dan asosiasi di pasar modal. Sebelum penerapan ini, penyelesaian transaksi dana di pasar modal Indonesia oleh Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) dilakukan melalui Bank Pembayaran yang bekerjasama dengan KSEI. Jalinan kerja sama antara KSEI dan Bank Pembayaran dilakukan mengingat KSEI sebagai lembaga non perbankan tidak dapat menjalankan fungsi pemindahbukuan dana, terutama untuk transaksi yang terkait dengan penerimaan dan pembayaran dana kepada Pemakai Jasa. Hal ini terkait juga dengan persyaratan penempatan posisi dana pada rekening khusus di bank yang tercantum dalam Peraturan Bapepam-LK III.C.6. yaitu posisi kas yang tercatat dalam Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib ditempatkan di bank yang disetujui Komite Pengendalian Interen. Dengan peresmian fasilitas penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui bank sentral, maka pemindahbukuan dana dapat dilakukan di Bank Pembayar­ an atau langsung di Bank Indonesia. Fasilitas ini memungkinkan Pemegang Rekening KSEI untuk melakukan penye­ lesaian dana secara lebih fleksibel dan cepat, karena menggunakan sistem bank sentral yang lebih terpusat. Fokuss Edisi 02, 2015 Tahap pertama implementasi ini Kedua institusi internasional tersebut ha­nya diwajibkan kepada Bank Kus­ merekomendasikan agar industri pasar todian. Ke depannya seluruh Pemegang modal melakukan kajian implementasi Rekening KSEI diwajibkan juga. penggunaan central bank money yaitu Penggunaan sistem BI-RTGS ini telah sistem BI-RTGS untuk penyelesaian dana berlaku efektif sejak tanggal 18 Juni 2015 transaksi Efek. yang diikuti oleh 20 Bank Kustodian Direktur Utama KSEI, Margeret Tang secara serentak. Implementasi fasilitas mengemukakan bahwa ini merupakan tersebut merupakan tindak lanjut dari lompatan besar di industri pasar modal penandatanganan AddenIndonesia, karena berhadum Perjanjian Penggunaan sil menyelesaikan salah Sistem BI-RTGS antara KSEI satu rekomendasi kunci Implementasi dan Bank Indonesia pada dari prinsip IOSCO. Hal fasilitas 28 Mei 2015. ini menjadikan pasar penyelesaian dana modal Indonesia mencapai Salah satu alasan melalui bank sentral tingkatan yang lebih tinggi diimplementasikannya dilakukan untuk fasilitas penyelesaian dana lagi sehingga dapat bersamemenuhi syarat ing dengan pasar modal melalui bank sentral adalah IOSCO.” untuk memenuhi syarat dari global. Margeret menamInternational Organization bahkan, untuk mendukung implemen­tasi ini KSEI telah menerbitkan of Securities Commissions (IOSCO), yang Peraturan KSEI Nomor I-D tentang Reke­ mengatur regulasi internasional untuk pasar modal. Pada prinsip IOSCO tentang ning Dana pada tanggal 3 Juni 2015. penyelesaian dana, disebutkan bahwa Dengan melihat perkembangan institusi pasar keuang­an harus melaknilai penyelesaian transaksi Efek yang sanakan penyelesaian dana menggu­nakan dilakukan oleh Bank Kustodian selama rekening giro pada bank sentral. Tujuannya tahun 2015 melalui Bank Pembayar, maka untuk mitigasi risiko kredit dan risiko likuidapat terlihat bahwa fasilitas ini memang ditas atas penye­lesaian dana tersebut. benar-benar dapat memberikan nilai tamAlasan lainnya adalah untuk mebah dan meningkatkan efisiensi di pasar menuhi rekomendasi Financial Secmodal Indonesia. Nilai transaksi yang tor Assessment Program (FSAP) dan dilakukan oleh Bank Kustodian sejak diFinancial System Stability Assessment implementasikannya sistem ini berjumlah (FSSA) dari International Monetary Fund sekitar Rp 2 triliun setiap harinya. n (IMF) dan World Bank pada tahun 2010. [Redaksi] “ Kiri-Kanan: Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI Bramudija Hadinoto, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK M. Noor Rachman, Deputi Gubernur BI Ronald Waas dan Direktur Utama KSEI Margeret Tang saat meresmikan fasilitas penyelesaian transaksi dana melalui bank sentral. Fokuss Edisi 02, 2015 KSEI Tambah Jumlah Bank RDN menjadi 9 Bank Direktur Utama KSEI Margeret Tang (ketiga kiri) saat menandatangani perjanjian dengan Bank RDN disaksikan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK M. Noor Rachman (kedua kiri) Untuk memperluas basis investor pasar modal, KSEI tambah jumlah Bank Administrator RDN menjadi 9 bank. Dua diantaranya merupakan bank syariah. M emasuki semester kedua tahun 2015, KSEI merealisasikan salah satu implementasi untuk mendukung infrastruktur pasar modal, yakni kerja sama dengan 9 Bank Administrator Reke­ning Dana Nasabah (RDN) yang secara resmi dikukuhkan pada 10 Juli 2015 di Main Hall - Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan Direktur Utama KSEI Margeret Tang dengan perwakilan masing-masing bank, disaksikan M. Noor Rahman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK. Kesembilan bank tersebut adalah BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, PermataBank, BRI, BCA Syariah, BNI, Bank Sinarmas dan Bank Syariah Mandiri. Dengan semakin banyak dan beragamnya Bank Administrator RDN, diharapkan dapat memudahkan investor dalam melakukan investasi di pasar modal karena investor dapat memilih bank yang terdekat dan dinilai memberikan layanan jasa terbaik. Pada periode sebelumnya, dengan dukungan 6 Bank Administrator RDN, hanya terdapat 1 bank syariah, dengan total jaring­an perbankan yang dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia berjumlah sekitar 6.900 kantor cabang bank dan 50.000 ATM. Kini, dengan tambah­an tiga bank baru, yaitu BRI, BCA Syariah dan Bank Sinarmas, maka terdapat 2 bank syariah dengan total jaringan perbankan yang dapat dimanfaatkan oleh investor meningkat menjadi sekitar 17.000 kantor cabang dan 88.000 ATM. Sedang­ kan bagi Bank Administrator RDN yang bekerjasama dengan KSEI, maka terdapat potensi dana mengendap yang dapat dimanfaatkan, yang rata-rata nilainya sekitar Rp 5 triliun per hari. Diantara 9 bank yang bekerjasama sebagai Bank Administrator RDN, 5 bank juga berperan sebagai Bank Pembayaran untuk periode 2015 - 2019, yaitu BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, PermataBank dan BRI. Hal ini untuk melengkapi fasilitas penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui bank sentral (Bank Indonesia/BI) yang telah diimplementasikan sebelumnya. Mulai periode ini, seluruh Bank Adminis­trator RDN yang bekerjasama de­ ngan KSEI, juga wajib turut serta mengembangkan pasar modal Indonesia melalui pengembangan integrasi Fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan. Dengan Fokuss Edisi 02, 2015 “ modal sulit berkembang, demikian, Bank Administraterlebih untuk mengajak tor RDN harus mengemBank Administra­ calon investor yang ada bangkan infrastruktur dan tor RDN harus di pelosok Indonesia. jaringan yang dimilikinya, mengembangkan Kerja Sama KSEI dengan antara lain fasilitas ATM, infrastruktur dan sembilan Bank Administramobile banking maupun jaringan yang tor RDN diharapkan dapat internet banking untuk dimilikinya agar dapat memperluas jaringan memperluas akses investor terintegrasi dengan pasar modal melalui perdi pasar modal. Fasilitas AKSes.” bankan.” Direktur Utama KSEI Margeret Tang me­ngatakan persyaratan Margeret menambahkan, seluruh Bank Pembayaran dan Bank Administrator RDN pengembangan melalui integrasi Fasilitas yang terpilih sudah melalui proses seleksi AKSes dan jaringan perbankan merupakan secara transparan oleh Tim Seleksi KSEI unupaya untuk memperluas jaringan pasar tuk menjamin kenyamanan para pemakai modal. “Tidak dapat dipungkiri, saat ini jajasa KSEI, sekaligus investor yang bertransringan dan infrastruktur pasar modal lebih aksi di pasar modal Indonesia. n [Redaksi] terpusat di Jakarta. Hal ini membuat pasar Investor Kini Dapat Menarik Dana Melalui ATM Sebagai tindak lanjut pengem­bangan integrasi Fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan, KSEI menyediakan fasilitas instruksi penarikan dana melalui ATM. Terobosan ini sejalan dengan upaya untuk memberikan kemudahan bagi investor pasar modal. P engembangan infrastruktur pasar modal selalu bertujuan untuk menciptakan pasar modal yang nyaman dan kondusif. Dalam hal pela­yan­an terhadap nasabah, sisi efisiensi selalu mendapat penekanan. Prinsip yang sama juga diterapkan KSEI ketika me­la­ku­kan pengembangan Fasilitas AKSes melalui perluasan kerjasama perbankan dengan menyediakan fasi­litas instruksi penarikan dana melalui ATM (automatic teller machine). Sebagai pilot project, KSEI bekerja­sama dengan Trimegah Securities yang memanfaatkan jaring­an ATM Bank Permata. Fokuss Edisi 02, 2015 Kepala Eksekutif Peng­awas Pasar Modal Dari sisi demografi, juga masih terjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida ketimpangan, dimana lebih dari 80% inmenyaksikan peluncuran pada tanggal vestor terkonsentrasi di wilayah Jawa dan 30 Maret 2015 bersama para pelaku pasar Jakarta. Program sosialisasi dan edukasi modal Indonesia. yang luas diharapkan bisa mendorong Pertumbuhan positif dari berbagai peningkatan jumlah investor lokal. Untuk mengatasi berbagai persoal­an indikator pasar modal tentu saja tidak tersebut, KSEI berupaya membuat terobos­ terlepas dari komitmen regulator dalam mendorong tercipta­nya pasar modal yang an melalui pembangunan infrastruktur efisien dan wajar, sesuai amanat Undangpasar modal yang bersinergi dengan Undang Pasar Modal. Komitmen tersebut perbankan. Direktur Utama KSEI, Margeret diwujudkan melalui sosiali­sasi dan edukasi Tang mengatakan, pihaknya mengemagar jumlah investor pasar modal terus bangkan Fasilitas AKSes agar dapat tumbuh. Pada sisi lain, ototerhubung dengan fasilitas ritas juga berupaya agar perbankan yang sudah makin banyak perusahaan umum dikenal dan mudah Kedepannya, yang memanfaatkan pasar dinikmati masyarakat. Fasilitas AKSes modal se­bagai sumber “Jaringan perbankan telah dapat menjadi hub pendanaan. Untuk itu, mapan dan secara luas menfinansial bagi para pengembangan infrastrukjangkau masyarakat hingga pelaku di industri tur pasar modal menjadi ke pelosok daerah. Bila kita kunci pendukung pertum- pasar modal dengan dapat integrasikan Fasilitas masyarakat buhan pasar. AKSes melalui infrastruktur yang menjadi Dari sisi potensi, perbankan, ke depannya investor.” peluang pendalaman pasar di Indonesia masih sangat besar. Pasar modal sebagai sumber pendana­an bagi perusahaan masih sangat terbuka karena jumlahnya sekitar 500 Emiten. Relatif masih sa­ngat sedikit dibandingkan dengan jumlah perusahaan di Indonesia. Minat masyarakat untuk menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi pun masih sangat minim. Dengan total jumlah penduduk Indonesia yang berada pada kisaran 250 juta jiwa, jumlah investor domestik yang memiliki portofolio investasi Efek baru sekitar 385 ribu orang. Hal ini berarti masih besar peluang untuk mening­katkan jumlah investor di pasar modal. “ Fokuss Edisi 02, 2015 Fasilitas AKSes ini dapat menjadi hub Dengan fasilitas instruksi penarikan finansial bagi para pelaku di industri pasar dana yang kini tersedia pada ATM Bank modal dengan masyarakat yang menjadi Permata, investor dapat menyampaikan investor,” ujar Margaret. instruksi kepada Perusahaan Efeknya de­ngan cara yang lebih cepat. Hal ini Hingga saat ini, empat bank sudah menyepakati kerja sama de­ngan KSEI. memberikan gambaran bahwa melalui Melalui kerja sama ini, Fasilitas AKSes KSEI sinergi dengan perbankan, industri pasar dapat digunakan investor melalui jaringan modal seketika mempunyai infrastruktur ATM Bank Permata, Bank Mandiri dan BNI. yang dapat menjangkau investor hingga Investor dapat juga mengke berbagai wilayah di gunakan Fasilitas AKSes KSEI nusantara. Pada satu sisi, melalui jaringan Internet investor dapat dengan Pengembangan Banking Bank CIMB Niaga dan mudah memperoleh fitur instruksi Bank BCA. akses ke pasar modal, penarikan dana sedang­kan pada sisi lain, melalui e-channel pelaku di industri pasar Meningkatkan Fungsi bank merupakan modal dapat mengguMulai tahun 2015, fungsi langkah awal nakan infrastruktur yang Fasilitas AKSes ditingkatkan, untuk mendukung efisiensi sehingga dapat meneruskan pengembangan instruksi dari investor ke Per­ kegiatan operasionalnya. fitur-fitur lain.” usahaan Efek dan Bank RDN. Penggunaan infrastruktur Sebagai tahap awal, instruksi ini sejalan dengan visi OJK yang tersedia adalah instruksi penarikan melakukan pendalaman pasar. dana RDN. Pengembangan pasar modal harus Margeret menandaskan, pengem­bang­ diupayakan secara merata antara Wilayah an fitur instruksi penarikan dana melalui Timur Indonesia maupun Wilayah Barat e-chan­nel bank merupakan langkah awal karena sama-sama potensial. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, kerja sama de­ untuk pengembangan fitur-fitur lain. “Jika hal ini dapat kita lakukan, pada prinsipnya ngan perbankan akan sangat membantu secara teknis berbagai macam kebutuhan pelaku di pasar modal untuk mengempenyampaian instruksi atau komunikasi bangkan sendiri infrastruktur pendukungoleh investor sebagai nasabah dari para nya. Karena itu, sinergi dengan perbankan pelaku di pasar dapat dilakukan. Masyaradengan dukungan infrastruktur diharapkan menjadi terobos­an untuk memacu kat nantinya akan lebih mudah mendapatkan produk primary market pasar modal, pengembangan pasar modal Indonesia. n ORI, hingga produk-produk Reksa Dana,” terang Margeret. [Redaksi] “ Peresmian fasilitas instruksi penarikan dana nasabah Trimegah Securities melalui Co-Branding AKSes melalui ATM Bank Permata Fokuss Edisi 02, 2015 The 17th ACG Cross Training: Ceylon Adventures Lembaga kustodian dan kliring dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik mengunjungi Srilanka untuk bertukar informasi mengenai pengembangan seputar pasar modal negara masing-masing pada The 17th ACG Cross Training (ACG17) D ikenal dengan nama Ceylon pada zaman kolonial Inggris hingga tahun 1972, negara yang masih satu rumpun dengan India dan Pakistan ini, kemudian berganti nama menjadi Srilanka. Dalam penyelenggaraan ACG17 pada tanggal 11 - 14 Mei 2015 di ibukota Kolombo, Srilanka, total peserta yang hadir berjumlah 102 orang, dari 33 lembaga kustodian dan kliring di kawasan Asia Pasifik, serta delegasi tamu dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), JPMorgan Chase & Co, Standard Chartered Bank, Hong Kong Monetary Authority, Deutsche Bank dan HSBC Hongkong. Central Securities Depository (Pvt.) Ltd. (CDS) of Sri Lanka menjadi host untuk penyelenggaraan acara kali ini. Sesi presentasi pada ACG17 dibagi menjadi dua, yaitu: The Latest Project dan sesi Breakout Session. Pada hari pertama, agenda acara didominasi dengan pertukaran informasi mengenai proyekproyek yang sedang dijalankan oleh setiap institusi Central Securities Depository (CSD) dari 21 Negara. Dalam sesi The Latest Project, setiap institusi CSD diberi kesempatan untuk menjelaskan 14 jenis kategori proyek yang sedang dikembangkan, antara lain: Implementation of New IT System, e-voting, Cross-border Link, Paperless Service for Issuers, Paperless Scheme for Investors, Efficient Service for Investors, Fund System dan lainnya. Dari semua topik tersebut, terdapat 43 proyek yang dipresentasikan. Pada kesempatan ini, delegasi KSEI mempresentasikan 3 inisiatif strategis KSEI, yaitu: proyek C-BEST Next-G, Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu dan integrasi Fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan. Pada sesi mengenai standardization for asia fund industry, dilakukan sharing pendapat mengenai harmonisasi dan standardisasi industri fund di Asia untuk mempromosikan cross-border fund market. KSD, sebagai salah satu institusi yang mempresentasikan materi tersebut, Fokuss 10 Edisi 02, 2015 menjelaskan bahwa global fund market sat pendaftaran investor di pasar modal memiliki tren yang terus meningkat, untuk mengatur pendaftaran investor sehingga efeknya akan meningkatkan dan memastikan satu investor memiliki cross-border fund. Meski sebagian besar informasi dan data yang sama. pelaku global fund market berasal dari Pada sesi The Account Opening negara-negara Eropa, namun pasar Asia Process, KSEI berpartisipasi menyammemiliki potensi pertumbuhan yang cupaikan materi tentang proses bisnis kup bagus. Salah satu kendala pasar asia dalam opening account dan praktek dalam menjalankan cross border fund pelaksanaan KYC di Indonesia. Pada adalah standardisasi proses, sehingga sesi tanya jawab, salah satu delegasi diusulkan adanya standar back office Singapura menanyakan perihal KYC bagi negara-negara di Asia di Indonesia. Mengacu serta pembentukan Asia Fund pada regulasi yang Standarization Forum (AFSF). berlaku (POJK 22 tahun Pasar Asia Acara di hari kedua memiliki potensi 2014), pengelompok­ difokuskan pada pembahasan an nasabah dibagi pertumbuhan risk and recovery manageglobal fund market berdasarkan risiko yang ment. Penjelasan yang cukup diemban, yaitu resiko yang cukup menarik disampaikan Central rendah, menengah dan bagus.” Depository Services India tinggi. Proses verifikasi Limited (CSDL) dan National Securidalam pelaksanaan KYC dilakukan ties Depository Limited (NSDL) yang pada semua level, namun jika yang mempresentasikan keunggulan mereka dimaksud adalah proses face to face dalam menjalankan prinsip mengenal maka proses tersebut dilakukan jika nasabah atau Know Your Customer (KYC), nasabah tergolong medium risk. Selain identifikasi, verifikasi dan pemantauan sesi mengenai hal tersebut, terdapat pula kesesuaian transaksi profil nasabah atau sesi mengenai Reaction to the change of Customer Due Diligence (CDD), Englobal regulation, dan Corporate action hanced Due Diligence (EDD), dan anti announcement in structured form. pencucian uang atau Anti Money LaunSetelah presentasi dari beberapa perdering (AML). Apabila investor melakukan wakilan negara, acara dilanjutkan dengan pembaharuan KYC di salah satu broker, diskusi antar peserta perihal topik-topik maka secara otomatis data KYC investor yang telah dipresentasikan. Setiap tema akan terbaharui di broker lain dimana ia dibagi kedalam kelompok FGD, dan menjadi nasabah. NSDL meluncurkan diskusi berlangsung hangat dan sharing KRA (KYC regulation agency) sebagai puinformasi dilakukan secara efektif. n “ [Delegasi KSEI] Fokuss 11 Edisi 02, 2015 Hasil Rapat Umum Pemegang Saham KSEI Tahun 2015 Sepanjang tahun 2015, KSEI telah menyelenggarakan tiga kali Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menetapkan susunan Direksi dan Komisarisyang akan menjadi nakhoda KSEI. P enggantian susunan Direksi KSEI yang terjadi hingga semester kedua tahun 2015 menjadi agenda utama yang dibahas selama penyelenggaraan RUPS. Seperti diketahui, Heri Sunaryadi yang menjabat sebagai Direktur Utama KSEI periode 2013 - 2016 mengundur­kan diri menjelang akhir tahun 2014 setelah mendapat tugas baru dari pemerintah sebagai Direktur salah satu badan usaha milik negara. Menyusul pengunduran diri Heri se­ bagai Anggota Direksi, KSEI menyelenggarakan RUPS Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Maret 2015. Rapat yang dipimpin oleh Erry Firmansyah selaku Komisaris Utama KSEI tersebut, dihadiri oleh 95,75% dari total pemegang saham perseroan yang memiliki hak suara tersebut. RUPSLB tersebut menetapkan Margeret Tang sebagai Direktur Utama KSEI periode 2015 - 2016 dari posisi sebelumnya se­bagai Direktur II yang membawahi divisi penelitian dan pengembangan bisnis, keuangan, SDM, hukum dan umum. Sedangkan Sulistyo Budi masih dipercayakan menjabat posisi Direktur I yang membawahi divisi jasa kustodian, teknologi informasi, dan pengembangan teknologi informasi. Untuk mengisi jabatan Direktur II selepas diangkatnya Margeret, para pemegang saham menyetujui penetapan Syafruddin sebagai Direktur II. Syafru­d­ din telah berkiprah di KSEI selama lebih dari 15 tahun dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Komunikasi dan Pe­ rencanaan Strategis KSEI sejak tahun 2013. RUPSLB kembali diselenggarakan pada 25 September 2015 menyusul adanya peng­un­duran diri Sulistyo Budi sebagai Direk­tur KSEI pertanggal 25 Juni 2015. Sulis­tyo terpilih sebagai Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 - 2018. Rapat dihadiri oleh 93,43% dari total pemegang saham perseroan yang memiliki hak suara. Dalam rapat tersebut, ditetapkan peralihan tugas Syafruddin dari Direktur II menjadi Direktur I. Rapat ini juga menetapkan Friderica Widyasari Dewi menjadi Direktur II KSEI mendampingi Fokuss 12 Margeret Tang sebagai Direktur Utama dan Syafruddin sebagai Direktur I. Pernah menjabat sebagai Direktur BEI, Friderica memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mendalam mengenai pasar modal sehingga diharapkan dapat berdampak semakin baik bagi kinerja KSEI. Margeret mengatakan, tahun ini banyak inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia yang tengah dikembangkan oleh KSEI yang perlu dituntaskan pada 3 - 4 tahun ke depan. Sehingga diperlukan koordinasi yang baik mulai dari level staf hingga puncak organi­sasi perusahaan termasuk Anggota Direksi agar pengembangan dapat terselenggara dengan baik. “Koordinasi yang baik diperlukan di semua level untuk mewujudkan inisiatif KSEI dalam mengembangkan infrastruktur pasar modal untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor. Dengan formasi lengkap ini, Direksi diharapkan koordinasi dapat berjalan semakin lancar. Target kami tahun ini adalah melanjutkan program yang telah ada, dengan mengacu pada timeline yang Edisi 02, 2015 telah direncanakan sebelumnya.” kata Margeret selepas acara RUPSLB. Terkait dengan telah berakhirnya jabatan Dewan Komisaris KSEI, diselengga­ rakan juga RUPS Tahunan pada 26 Juni 2015 dengan kehadiran 95,71% dari total pemegang saham perseroan yang memiliki hak suara. Hasil keputusan rapat menetapkan Wahyu Hidayat menjabat sebagai Komisaris Utama KSEI untuk periode 2015 - 2018 menggantikan Erry Firmansyah. Adapun jabatan Komisaris diduduki oleh Ananta Wiyogo dan Heri Sunaryadi, menggantikan Rudy Tandjung dan Wiwit Gusnawan. Wahyu Hidayat sebelumnya pernah menjabat sebagai Sekretaris Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Wakil Kepala PPATK. Ananta Wiyogo saat ini menjabat sebagai Direktur Utama BNI Sekuritas dan Heri Sunaryadi menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, keduanya pernah menjabat sebagai Direktur Utama KSEI. n [Redaksi] Studi Banding ke Negeri Sakura Meningkatkan Likuiditas di Pasar Modal dengan Pembiayaan Transaksi Margin Delegasi SRO melakukan studi banding Pembiayaan Transaksi Margin dengan menyambangi Japan Securities Finance (JSF). J apan Securities Finance (JSF) merupakan lembaga yang didirikan pada tahun 1950 berdasarkan Financial Instruments and Exchange Act yang bertujuan untuk memberikan pinjaman untuk transaksi margin di Tokyo Stock Exchange (TSE) sesuai peraturan yang berlaku. Berdasarkan data statistik tahun 2013 yang dikeluarkan oleh World Federation of Exchanges, membuk- tikan bahwa turn over ratio (value of share trading/domestic market capitalization) di negara-negara Asia seperti: Thailand, Taiwan, Korea, Jepang dan Tiongkok yang memiliki lembaga pembiayaan transaksi margin se­ perti JSF memiliki rasio yang lebih tinggi. Pada tanggal 13 - 15 April 2015, KSEI bersama KPEI dan BEI melakukan studi ban­ ding ke JSF. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari dan berdiskusi dengan JSF secara langsung terkait lembaga pem­bia­ya­an transaksi margin. Keberadaan lembaga yang dapat memberikan pembiayaan transaksi margin diyakini dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal. TSE yang merupakan bursa terbesar di Jepang dengan market share sebesar 99,96% dari total trading volume di Jepang memiliki 2 lembaga pembiayaan transaksi Fokuss 13 Edisi 02, 2015 Jajaran Direksi SRO berfoto bersama Direktur Utama JFS Eizo Kobayasi (paling kanan) margin yakni JSF untuk Bursa Saham Tokyo, JSF dan juga wajib menyampaikan deposit Sapporo dan Fukuoka, serta Chubu Securimargin sebesar 30%. Efek yang dijual/dibeli ties Finance untuk bursa saham Nagoya. dengan menggunakan fasilitas margin terseSecara umum terdapat 3 jenis transbut akan dijadikan collateral oleh JSF. Selanaksi margin di Jepang, yaitu: Standardize jutnya PE akan melakukan proses netting di Margin Transaction (SMT), Loan for Margin internal antara transaksi margin selling dan Transaction (LMT) dan Negotiable Margin buying. Dari hasil netting tersebut, JSF hanya Transaction (NMT). Dengan adanya transaksi akan menyediakan selisihnya saja. margin, sejak tahun 2011, total trading vo­ Apabila selisih yang harus disediakan lume yang dibiayai dengan transaksi margin oleh JSF berupa saham, maka JSF akan memperolehnya melalui mekanisme bidding cenderung me­ngalami kenaikan dari 16% pada tahun 2011 menjadi 23% pada tahun dari PE atau investor institusional. JSF akan 2013. Statistik nilai perdagangan di TSE mengumumkan kebutuhan saham apa yang sendiri menunjukkan bahwa 58% merupakan diperlukan (tanpa menyebut jumlahnya), dan investor asing dan 32% investor individual. akan membayar sejumlah premium charge Dari total investor individual, sebanyak 61% berdasarkan tarif tertinggi yang ditawarkan menggunakan fasilitas transaksi margin. untuk mendapatkan sejumlah saham yang Data statistik dengan angka diatas cukup dibutuhkan. Tarif tertinggi yang diperoleh menarik untuk diperhatikan. Lantas apa yang akan diberlakukan sebagai premium charge bagi seluruh PE yang meminjam baik saham menyebabkan adanya lembaga pembia­ yaan transaksi margin ini bisa maupun dana kepada JSF. membuat likuiditas meningkat? Oleh karena itu, supaya tidak Layaknya pembiayaan transaksi dikenakan premium charge, Dari total margin lainnya, transaksi margin PE yang memiliki saham yang investor yang disediakan oleh JSF dapat individual di TSE, dibutuhkan oleh JSF akan menawarkan tarif nol karena dijadikan se­bagai leverage sebanyak 61% daya beli investor dalam berindi sisi lain dia juga meminjam menggunakan vestasi. Ketika terdapat peluang fasilitas transaksi dana dari JSF. investasi yang menguntungkan, Syarat agar saham dapat margin” ditransaksikan secara margin JSF dapat memberikan pinjam­ an baik dana maupun Efek bagi Perusahaan diantaranya adalah sudah listing selama 6 Efek (PE). Selain itu, JSF juga berfungsi bulan, lebih dari 20 ribu lembar saham yang sebagai lembaga intermediaries antara pihakdiperdagangkan di bursa, memiliki lebih pihak yang membutuhkan pinjaman dengan dari 1.700 pemegang saham, issuernya pihak yang meminjamkan. tidak mengalami kerugian, tidak memiliki Mekanisme dalam melakukan pembeakumulasi kerugian dalam laba ditahannya, rian pinjaman transaksi margin dimulai ketika dan sahamnya dapat dibeli oleh JSF untuk investor yang ingin melakukan jual/beli tujuan LMT. menyampaikan order melalui PE. Data settleStudi banding delegasi SRO diakhiri ment atas order jual/beli yang telah berhasil dengan kunjungan ke TSE dan Iwai Cosmo dilakukan di TSE kemudian disampaikan Securities sebagai PE pengguna jasa JSF, ke Japan Securities Clearing Corporation salah satunya terkait dengan LMT. Semoga (JSCC). Apabila investor ingin menggunakan hasil studi banding ini dapat menambah fasilitas margin, maka investor akan diminta wawasan dan pengetahuan baru bagi bekal menyediakan deposit margin sebesar 30% perkembangan industri pasar modal di dari nilai transaksi. Kemudian PE akan tanah air. n menyampaikan pinjaman margin kepada [Fitriyanto & Delonika Yuki E.P] “ 14 Fokuss Edisi 02, 2015 ADA PERBEDAAN LAPORAN DARI BROKER DENGAN DATA DI AKSes? Halo bung akses! Halo ! BUNG akses menemukan perbedaan laporan dari broker dengan data di AKSes? ? ? ? ? ? ? ? ? ? CARA MELAPORKAN KETIDAKSESUAIAN DATA laporan dari broker dengan data di AKSes kok beda ya? kami cek sebentar ya pak.. Pertama, bapak dapat menghubungi secara langsung broker untuk menyampaikan laporan Atau… bung akses dapat menghubungi KSEI Sebagai investor di Pasar Modal Indonesia, bila ada pertanyaan mengenai KSEI dan Kartu AKSes, bapak dapat datang ke kantor kami di Jakarta Atau menghubungi telepon dan fax kami melalui Tim support kami juga dapat dihubungi melalui nomor call center 021 515 2855 atau nomor toll free 0800 1865734 Pertanyaan atau keluhan juga dapat bapak sampaikan atau melalui email [email protected] [email protected] AKSes memberikan fasilitas yang lengkap bagi para investor bung akses dapat selalu memonitor langsung investasinya Login sekarang dan dimana saja! laporan dari broker dengan data di AKSes ada perbedaan ya? Transparan & Terpercaya Call Center: (+6221) 515 2855 Toll Free: 0800 - 186 - 5734 Email: [email protected] [email protected] Website: http://akses.ksei.co.id Fokuss 15 Edisi 02, 2015 Statistik Total Single Investor Identiļ¬cation (SID) yang Tercatat di C-BEST (Periode September 2014 - Agustus 2015) Agt ‘15 400.703 Jul ‘15 388.960 Jun ‘15 386.343 Mei ‘15 382.171 Apr ‘15 378.594 Mar ‘15 378.872 Feb ‘15 372.758 Jan ‘15 367.149 Des ‘14 364,465 Nov ‘14 361.038 Okt ‘14 357.211 Sep ‘14 342.663 506.931 Total Sub Rekening Efek yang Tercatat di C-BEST (Periode September 2014 - Agustus 2015) 492.829 476.933 458.870 463.061 466.250 484.688 483.776 494.425 488.248 468.537 438.505 Sept ‘14 Okt ‘14 Nov ‘14 Des ‘14 Jan ‘15 Feb ‘15 Mar ‘15 Apr ‘15 Mei ‘15 Jun ‘15 Jul ‘15 Agt ‘15 Total Aset yang Tercatat di C-BEST (Periode September 2014 - Agustus 2015) [dalam triliun rupiah] 3.423,27 3.149,33 3.140,47 3.152,07 3.198,03 3.233,28 3.266,32 3.344,30 3.183,14 3.134,74 3.089,05 2.926,00 Sept ‘14 Okt ‘14 Nov ‘14 Des ‘14 Jan ‘15 Feb ‘15 Mar ‘15 Apr ‘15 Mei ‘15 Jun ‘15 Jul ‘15 Agt ‘15 Fokuss Fokuss 16 16 Edisi Edisi 02, 02, 2015 2015 Aktivitas Program Bahasa Korea Bagi Karyawan SRO Melanjutkan MoU yang telah disepakati antara Self Regulatory Organization (SRO) dan Korea Securities Depository (KSD) pada September 2014, dilaksanakan program bahasa Korea untuk karyawan SRO yang dimulai sejak November tahun lalu. Setelah berlangsung selama sekitar 10 bulan, SRO - KSD menyelenggarakan graduation ceremony tahap pertama, dengan memilih tiga orang peserta terbaik. Gwang Yeon Cho, Direktur Global Business Departement selaku salah satu perwakilan KSD yang hadir pada acara tersebut menyatakan harapannya untuk dapat terus menjalin kerja sama dengan lembaga pasar modal Indonesia, baik dalam hal bisnis maupun kebudayaan. n Pembahasan Electronic Post Trade Processing pada Shareholders Seminar 2015 Pada akhir Agustus 2015, KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan yang telah menjadi agenda rutin perusahaan, yaitu Shareholder Seminar. Kali ini acara diselenggarakan di The Ritz Carlton Hotel, Bali, pada tanggal 28 - 31 Agustus 2015 dengan dihadiri peserta yang merupakan perwakilan dari pemegang saham KSEI, Self Regulatory Organization (SRO) serta beberapa asosiasi pasar modal Indonesia. Narasumber yang ditampilkan pada acara kali ini membahas tema utama Post Trade Processing dari Standard Chartered Bank dan Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI oleh Bank Indonesia. n Team Building Pemakai Jasa KSEI Dalam rangka silaturahmi dan mempererat hubungan dengan para pemakai jasa, KSEI menyelenggarakan Team Building Pemakai Jasa 2015 pada 22 - 24 Mei 2015 di Lombok. Team building yang diselenggarakan di Gili Trawangan, diikuti oleh perwakilan dari Per­ usahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administasi Efek, Bank Pembayaran, BEI dan KPEI. Malam harinya, Gala Dinner diadakan di Hotel Sheraton Senggigi dengan menyajikan penampilan spesial dari Chaplin Band yang ditutup dengan pembagian doorprize. n