BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai pada tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan) sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 49). IKKM atau SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang terdiri atas 8 (delapan) komponen utama yaitu : Standar Isi (Kurikulum), Standar Proses, Standar Pendidik dan Kependidikan, Standar Pengelolaan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. SNP harus digunakan sebagai acuan bagi pengembangan seluruh komponen pendidikan pada SBI. Pemenuhan 8 (delapan) SNP tersebut untuk dapat dipergunakan untuk mengukur kinerja sekolah, sehingga disebut dengan Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM). Sebagai indikator kinerja kunci minimal SNP atau IKKM tidak boleh dikurangi, namun boleh ditambah, diperkuat, diperdalam, dikembangkan, diperluas dan diperkaya, selanjutnya hasil dari semuanya itu disebut dengan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT). 8 Pemenuhan SNP (IKKM) dan pemenuhan IKKT oleh sekolah, maka sekolah tersebut dapat disebut sebagai Sekolah Bertaraf Internasional atau disingkat SBI. Sedang disebut Rintisan SBI karena masih dalam taraf pengembangan kapasitas, menjadi SBI apabila mampu mencapai tahapan layanan berkualitas dan mandiri. 2.2. Landasan Kebijakan Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa: Pemerintah bersamasama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional. Kemudian Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 4). 9 2.3. Misi, Visi dan Tujuan Penyelenggaraan RSBI Visi SBI: Terwujudnya insan Indonesia cerdas, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjati diri Indonesia, dan kompetitif secara global. Misi SBI: Mewujudkan insan Indonesia bertaraf internasional yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Tujuan SBI: Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi berkelas nasional dan internasional sekaligus 2.4. Model Penyelenggaraan RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini dapat dibina secara langsung oleh pemerintah pusat (Dit. PSMP) bersama-sama dengan pemerintah daerah tingkat II (Propinsi dan Kabupaten/Kota) atau dibina langsung oleh pemerintah daerah tingkat I dan II. Berdasarkan pada pengertian ini, maka terdapat dua model penyelenggaraan RSBI bagi sekolah negeri, yaitu : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 49). 1. RSBI yang dibina langsung oleh pemerintah pusat dalam jangka waktu tertentu bersama dengan pemerintah daetah tingkat I dan II. Pengertian rintisan disini bersifat sementara. Pemerintah pusat hanya akan memberikan pembinaan dalam jangka waktu tertentu, dan setelah dinyatakan tidak lagi dirintis oleh pusat, maka keberlanjutannya diserahkan ke sekolah, pemerintah kabupaten/kota dan propinsi serta pemangku kepentingan lainnya dan diharapkan benar-benar sekolah menjadi SBI. 10 2. RSBI yang dibina langsung oleh pemerintah TK I atau II bersama-sama tanpa pembinaan langsung oleh pemerintah pusat atau disebut dengan RSBI ”Mandiri”. Jadi pengertian ”mandiri” disini adalah tanpa keterlibatan pemerintah pusat dalam pembinaan pelaksanaan SMP-SBI (dalam hal pembiayaan). Pemerintah daerah TK I dan II dapat mengusulkan sekolah sebagai SBI asalkan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Verifikasi dan penentuan sebagai RSBI dilakukan oleh pusat. 2.5.Persyaratan Penyelenggaraan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Untuk dapat menetapkan dan menyelenggarakan SMP-RSBI, maka diperlukan adanya persyaratan-persyaratan dan prosedur atau mekanisme yang harus dipenuhi dan ditempuh oleh semua pihak pemangku kepentingan penyelenggaraan SMP-RSBI. 2.5.1. Persyaratan Umum Adapun persyaratan umum yang perlu dipenuhi, adalah : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 55) 1. Sekolah membuat proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan SMP atau Dinas Pendidikan Propinsi dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai SMP-RSBI. 2. Sekolah mendapatkan akreditasi yang memenuhi ketentuan BAN sekolah dengan nilai minimal predikat ”A”. 11 3. Sekolah memperoleh ijin resmi untuk menyelenggarakan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SMP-RSBI) dari pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah/Yayasan (bagi sekolah swasta). 2.5.2. Persyaratan Khusus Salah satu persyaratan khusus yang wajib dipenuhi oleh pihak penyelenggara RSBI adalah melaksanakan tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan), yang meliputi : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 56) 1. Standar Isi (Kurikulum) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Kurikulum merupakan acuan dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal sebagai berikut: a. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); b. Memenuhi Standar Isi; dan 12 c. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: a. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing; b. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan c. Menerapkan standar kelulusan Sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan. 2. Standar Proses Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: 13 a. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi Sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator; b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara anggota oecd dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; c. Menerapkan pembelajaran berbasis tik pada semua mata pelajaran; d. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan bahasa inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa indonesia. 3. Standar Pendidik dan Kependidikan Standar pendidik dan kependidikan adalah kriteria prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). a. Standar Pendidik Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan guru yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pendidik memiliki peranan yang strategis karena mempunyai tugas profesional untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan 14 pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pendidik. Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Pasal 1 disebutkan bahwa : “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”, dimana Guru pada SMP, atau bentuk lain yang se-derajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sar-jana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: 1) Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK; 2) Guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris; 3) Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMP. b. Standar Kependidikan Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan kepala Sekolah yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya, yaitu sebagai pemimpin manajerial-administratif dan pemimpin manajerial-edukatif. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Kepala Sekolah. Menurut Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang 15 Standar Kepala Sekolah Pasal 1 di sebutkan bahwa: “Untuk diangkat sebagai kepala Sekolah, seseorang wajib memenuhi standar kepala Sekolah yang berlaku nasional”. Kualifikasi Umum: S1/D4 kependidikan atau non kependidikan dari PT terakreditasi Umur maks 56 tahun ketika diangkat kepala sekolah Pengalaman mengajar min 5 tahun Pangkat penata, gol min III C Usia maks 50 tahun sejak diangkat Gol III C (PNS) atau yang setara bagi Non PNS Kualifikasi Khusus: Stutus sebagai guru Bersertifikat sebagai pendidik Bersertifikat sebagai kepala sekolah yang diterbitkan pemerintah Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala Sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah; 2) Kepala Sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif; dan 3) Kepala Sekolah bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi kepemimpinan dan entreprener yang kuat. 16 manajerial, serta jiwa 4. Standar Pengelolaan Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen berbasis Sekolah. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pengelolaan. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: a. Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dll b. Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah. c. Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000. d. Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional di luar negeri. e. Merupakan sekolah multi-kultural. 17 5. Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi standar kompetansi lulusan. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan yaitu menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional. 6. Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana prasana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan kewajiban Sekolah memiliki dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Sarana dan Prasarana. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: 18 a. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK; b. Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; dan c. Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain sebagainya. 7. Standar Pembiayaan Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pembiayaan. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target Indikator Kunci Tambahan. 8. Standar Penilaian Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal melalui penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengendalikan mutu pendidikan sebagai bentuk 19 akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penilaian terhadap peserta didik dilakukan oleh para guru untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Penilaian. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Adapun karakteristik esensial RSBI tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : 20 Tabel 2.1 Karakteristik Esensial RSBI No. 1. Indikator Penilaian Standar (Kurikulum) Isi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) Menerapkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP) Memenuhi standar isi 2. Standar Proses Pembelajaran Memenuhi standarr proses pembelajaran 3. Standar Pendidik dan Kependidikan Memenuhi pendidik standar Memenuhi standar tenaga kependidikan 4. Standar Pengelolaan Memenuhi Pengelolaan 5. Standar Kompetensi Lulusan Standar Sarana dan Prasarana Memenuhi Standar kompetensi lulusan Standar Pembiayaan Standar Penilaian Memenuhi pembiayaan Memenuhi penilaian 6. 7. 8. Standar Memenuhi standar sarana dan prasarana standar standar Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) Sistem administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat mengakses transkripnya masing-masing. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan bahasa Inggris, kecuali mapel Bahasa Indonesia. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator. Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah negara diantara 30 negara anggota Oraganization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau dari negara maju lainnya. Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika mampu mengampu dengan bahasa Inggris Minimal 20 % guru berpendidikan S2/S3 dari PT yang berakreditasi A Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif • Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dll • Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah. • Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000. • Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional di luar negeri. Menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional. • Setiap ruangan kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran TIK • Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia. Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai target Indikator Kunci Tambahan (IKKT). Memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (2007 : 9) 21 2.6. Penelitian Terdahulu Penelitian hampir serupa dilakukan oleh Sutrasno (2011) dengan judul ”Tingkat Kesiapan SMP Negeri 3 Purworejo Menuju Sekolah Bertaraf Internasional”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan : 1) Tingkat ketercapaian IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarpras dan Standar Pembiayaan masing-masing adalah 70%, 89%, 58%, dan 88,99%, 2) Kendala pencapaian IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum memenuhi standar SBI, Pencapaian IKKT Standar Sarpras belum menunjang terlaksananya SBI, Kendala pencapaian IKKT Standar Pembiayaan belum terpenuhinya anggaran sesuai dengan tuntutan SBI, 3) Solusi untuk mencapai IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah menetapkan standar kualifikasi dan mutu kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, solusi untuk mencapai IKKT Standar Sarpras adalah melengkapi sarpras secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan SBI, dan solusi untuk mencapai Standar IKKT Standar Pembiayaan adalah menjalin kerjasama sinergis antara pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. 2.7. Model Kerangka Pemikiran Dalam rangka mencapai tahapan penyelenggaraan Sekolah bertaraf internasional (SBI) dimulai pada fase rintisan terlebih dahulu atau sering disingkat dengan istilah RSBI atau Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (Direktorat 22 Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 3). Melalui fase rintisan ini, pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal, sistemik, dan sistematik, untuk memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional), dan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) sebagaimana yang telah ditentukan (Departeman Pendidikan Nasional, 2007 : 17). Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional) terdiri dari 8 (delapan) komponen utama, yaitu : 1) Standar Isi (Kurikulum), 2) Standar Proses, 3) Standar Pendidik dan Kependidikan, 4) Standar Pengelolaan, 5) Standar Kompetensi Lulusan, 6) Standar Sarana dan Prasarana, 7) Standar Pembiayaan, dan 8) Standar Penilaian, sedang Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) merupakan indikator kinerja ”plus”-nya (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 17). Dengan demikian maka dapat dijelaskan model kerangka pemikiran sebagai berikut : Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM/SNP) 1. Standar Isi (Kurikulum) 2. Standar Proses 3. Standar Pendidik dan Kependidikan 4. Standar Pengelolaan 5. Standar Kompetensi Lulusan 6. Standar Sarana dan Prasarana 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) + Adaptasi Inovasi 1. Standar Isi (Kurikulum) 2. Standar Proses 3. Standar Pendidik dan Kependidikan 4. Standar Pengelolaan 5. Standar Kompetensi Lulusan 6. Standar Sarana dan Prasarana 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran 23