Ket Pers G20 St Petersburg

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
GEDUNG DJUANDA I LANTAI 4, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3849605 FAKSIMILE (021) 3500847; SITUS www.depkeu.go.id
KETERANGAN PERS
HASIL KONFERENSI TINGKAT TINGGI (KTT) G-20
Di Saint Petersburg, Rusia, 5-6 September 2013
1. Pada tanggal 5-6 September 2013, di St Petersburg, Rusia, telah dilaksanakan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin pemerintahan negara anggota G20.
KTT ini berlangsung dalam rangkaian pertemuan pendahuluan mulai tanggal 2
September 2013, dan diikuti oleh para pemimpin pemerintahan dari 20 negara
anggota G-20 dan enam negara undangan (Spanyol, Ethiophia, Senegal,
Kazakhstan, Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN, dan Singapore selaku Ketua
IMFC). Sekretaris Jenderal PBB, Direktur Pelaksana IMF, Presiden Bank Dunia, dan
Sekretaris Jenderal OECD juga hadir dalam KTT tersebut.
2. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dengan anggota delegasi berasal dari instansi pemerintah, lembaga negara dan
wakil sektor swasta. Agenda utama KTT membahas isu-isu pertumbuhan ekonomi
dan ekonomi global, pembangunan yang berkelanjutan, ketenagakerjaan, investasi
untuk pembiayaan jangka panjang, dan perdagangan. KTT juga mendiskusikan
secara informal penanganan konflik yang berlangsung di Suriah walaupun tidak
menghasilkan konklusi spesifik dalam opsi penyelesaian konflik.
3. Hasil utama KTT yaitu penegasan komitmen oleh para pemimpin G20 dalam
mengambil langkah-langkah strategis bagi pemulihan ekonomi dan penciptaan
lapangan dalam upaya mewujudkan kerangka pertumbuhan yang kuat,
berkesinambungan dan berimbang. Langkah strategis ini meliputi kesinambungan
fiskal, kebijakan moneter yang hati-hati, reformasi sektor keuangan global, dan
implementasi reformasi struktural di masing-masing negara anggota. Dalam
pelaksanaannya, para pemimpin G20 juga sepakat pentingnya mendorong policy
coordination antara satu negara anggota dengan negara anggota lain, dan
koordinasi secara kolektif di G20, mengingat kebijakan ekonomi dan keuangan di
satu negara anggota akan berdampak terhadap negara anggota lainnya bahkan
kepada perekonomian global.
4. Para Pemimpin G20 juga sepakat untuk mengatasi masalah pengangguran,
terutama di kalangan usia muda, melalui kebijakan terpadu yang mencakup
makroekonomi, keuangan, fiskal, pendidikan, pengembangan keterampilan, inovasi,
ketenagakerjaan dan proteksi sosial. G20 memandang penting dukungan fiskal
untuk penciptaan kesempatan kerja, termasuk dalam hal ini melalui pemberian
insentif fiskal dan dukungan kepada peningkatan kapasitas dan produktivitas tenaga
kerja melalui program-program kewirausahaan.
1/3
5. Para Pemimpin G20 juga menegaskan kembali pentingnya pembiayaan investasi
jangka panjang untuk menjaga momentum pertumbuhan dalam jangka panjang.
Pembiayaan investasi yang cukup akan mampu meningkatkan kapasitas setiap
negara untuk membangun perekonomiannya dan akan berdampak positif kepada
penurunan angka pengangguran. Dalam hal ini, G20 telah menetapkan sebuah
rencana kerja untuk mendalami lebih jauh faktor-faktor pendorong tersedianya
pendanaan jangka panjang terutama di sektor infrastruktur dan UKM, serta
implementasi langkah kolektif maupun nasional untuk memperbaiki iklim investasi di
negara-negara G20 termasuk melalui kerjasama sektor publik dan swasta.
Kesepakatan para pemimpin G20 tersebut sejalan dengan strategi Indonesia untuk
mendorong peningkatan investasi khususnya di sektor infrastruktur yang dapat
menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan sekaligus
penciptaan lapangan pekerjaan.
6. G20 menggarisbawahi pentingnya perdagangan sebagai kunci bagi pertumbuhan
ekonomi, pembangunan berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja di tingkat
global dan nasional. Komunikasi dan komitmen internasional akan terus diupayakan
agar negosiasi perdagangan dengan hasil yang lebih baik dapat tercapai tahun ini.
G20 mendorong dan memberikan dukungan bagi terselenggaranya sistem
perdagangan multilateral dan memastikan penegakan aturan dengan tepat. WTO
Ministerial Conference (MC9) di Bali pada Desember 2013 dinilai dapat
menghasilkan kesepakatan yang lebih signifikan atas fasilitasi perdagangan dan
beberapa komponen liberalisasi pertanian dan pembangunan. MC 9 di Bali
diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi perdagangan multilateral yang lebih
liberal dan kemajuan dalam negosiasi Doha Development Agenda.
7. Dalam upaya meningkatkan transparansi dan keadilan bagi semua pembayar pajak,
G20 akan meningkatkan upaya dan kerjasama mengatasi masalah penggelapan
pajak (tax evasion) dan pemindahan keuntungan (profit shifting) lintas batas negara
yang dilakukan perusahaan multinasional, melalui pembaruan peraturan perpajakan
internasional terkait penghindaran pajak, praktek-praktek merugikan dan
perencanaan pajak yang agresif (base erosion and profit shifting atau BEPS). Untuk
tujuan tersebut, G20 sepakat melaksanakan rencana aksi pertukaran informasi
perpajakan yang lebih transparan yang tidak saja bagi negara anggota G20, namun
juga bagi negara-negara berkembang. Penanganan BEPS akan menghasilkan
sistem perpajakan internasional yang transparan, dan meningkatkan kapasitas
pendapatan bagi negara dimana transaksi perpajakan dilakukan yang dapat
digunakan bagi pembiayaan pembangunan negara yang bersangkutan.
8. Para Pemimpin G20 sepakat untuk meningkatkan kerja nyata dalam mendukung
reformasi keuangan yang menyentuh akar faktor-faktor penyebab krisis. Reformasi
diharapkan mampu meningkatkan stabilitas keuangan internasional dan mengatasi
persoalan “too big to fail”, meningkatkan transparansi dan integritas pasar,
mengatasi kesenjangan dalam regulasi, dan menanggulangi praktek shadow
banking. G20 juga menyepakati pentingnya peranan keuangan inklusif (financial
inclusion) dalam membangun ketahanan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Dalam kaitan ini, para pemimpin G20 menyambut baik dan terus mendorong
2/3
kemajuan beberapa program dibawah koordinasi Global Partnership for Financial
Inclusion (GPFI), Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya dalam
membantu negara anggota untuk melaksanakan berbagai program keuangan
inklusif dengan optimal seperti di bidang pendidikan keuangan, perlindungan
konsumen, pemberdayaan masyarakat kecil , dan peningkatan peran UKM.
9. Untuk mendukung pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, inklusif, dan
mempersempit kesenjangan pembangunan, Para Pemimpin G20 mengesahkan
Saint Petersburg Development Outlook, sebagai kelanjutan dari 2010 Seoul
Development Consensus for Shared Growth, yang berisi prioritas utama, inisiatif
baru, dan komitmen berkelanjutan untuk memberikan hasil dan pencapaian yang
spesifik pada KTT Brisbane 2014. Terkait hal ini, Indonesia mendukung upayaupaya pencarian sumber-sumber pertumbuhan baru dalam mencapai tujuan
pembangunan, dan penguatan kemitraan global untuk tercapainya MDGs dan Post2015 Development Agenda.
10. G20 terus mengembangkan dan memperkuat kerangka kerja yang memfasilitasi
kerjasama antar anggota G20 dalam memerangi korupsi. Untuk itu G20 mendukung
High-Level Principles on Mutual Legal Assistance dan implementasi G20 AntiCorruption Action Plan dalam melawan tindak kejahatan penyuapan oleh pihak
domestik dan asing, memerangi korupsi di sektor berisiko tinggi, memperkuat
kerjasama internasional dalam memberantas korupsi, dan mendorong integritas dan
transparansi di sektor publik.
11. G20 sepakat bahwa akses kepada energi merupakan kunci mencapai kualitas hidup
dan kinerja ekonomi global yang lebih baik. Oleh karena itu, G20 mendukung pasar
energi yang transparan dan handal melalui penguatan Joint Organizations Data
Initiative (JODI), dan investasi di bidang energi yang berkontribusi bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berkelanjutan.
Disamping itu, G20 menegaskan kembali komitmen untuk mengatasi persoalan
perubahan iklim karena dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian dunia,
dan mendukung proses dan hasil negosiasi internasional yang dilakukan oleh organ
PBB yang menangani perubahan iklim.
12. Para pemimpin G20 sepakat menunjuk Australia sebagai Ketua G20 tahun 2014,
dan KTT G20 berikutnya akan dilaksanakan di Brisbane, Australia pada bulan
November 2014.
--ooOoo--
Informasi lebih lanjut hubungi:
Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan
Tel : 021-34831673
Fax : 021-34831677
3/3
Download