Prioritas dan Agenda Finance Track

advertisement
1
Prioritas dan Agenda Finance Track
Departemen Internasional
BANK INDONESIA
27 Januari 2017
Tema, Prioritas dan Program Kerja Finance Track
Presidensi G20 Jerman 2017
2
Tema utama Presidensi G20 Jerman 2017: “Shaping an Interconnected World”
Prioritas dan Program Kerja
G20 Finance Track 2017
Enhancing Resilience
Framework
IFA




Supporting Investment
Shaping Digitalisation
Macroeconomic policy mix
Enhancing structural reform
G20 Resilience principles
Inclusive growth
 Analysing capital flows and managing  MDB Balance Sheet
risks
Optimisation
 Strengthening GFSN
 Public & Private debt sustainability
International Tax
 Tax and development
 Taxes and digitalisation
Financial Sector
 Implementing and further improving
financial sector reform
 Risks and opportunities of
digital finance (Fintech)
 Digital financial inclusion
Other Issues
 Improving the environment for
remittances
 AML/CFT
 Fossil fuel subsidies
 Compact with Africa: G20
Initiative on Supporting
Industrialisation in Africa
and Least Developed
Countries
I. Perekonomian Global & Kerangka Kerja Pertumbuhan yang Kuat,
Berkelanjutan, Seimbang dan Inklusif
Tantangan Perekonomian Global:









Perekonomian global tumbuh moderat
Rendahnya produktivitas dan pertumbuhan potensial
Ketimpangan dan ketidakmerataan
Volatilitas pasar keuangan masih tinggi
Masih tingginya ketidakpastian
Meningkatnya domestic oriented policy / proteksionisme
Harga komoditas relatif masih rendah meskipun cenderung membaik
Risiko tingginya tingkat utang
Risiko geopolitik dan terorisme
Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi global
dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Terkait hal tersebut, G20 fokus pada 4
agenda pokok:
1. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Strategi Pertumbuhan G20 2014-2018 (tambahan
pertumbuhan sebesar 2% dalam lima tahun atau 2-in-5)
2. Meningkatkan ketahanan ekonomi
3. Melanjutkan dan memperkuat reformasi struktural
4. Memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif
3
II.
Arsitektur Keuangan Internasional
Tantangan :





Volatilitas pasar keuangan global dan dampaknya pada aliran modal
Sistem keuangan internasional yang belum berpihak kepada negara berkembang
Kerentanan sistem keuangan global terhadap guncangan
Risiko utang luar negeri, baik utang publik maupun swasta
Masih belum optimalnya peran Lembaga Pembiayaan Multilateral (Multilateral Development
Banks) dalam memfasilitasi investasi infrastruktur
Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 fokus pada 5 agenda pokok:
1. Meningkatkan kerjasama global dalam monitoring dan mitigasi risiko volatilitas pasar keuangan
dan aliran modal
2. Meningkatkan keterwakilan suara negara berkembang dalam lembaga keuangan internasional
3. Memperkuat jaring pengaman keuangan global
4. Meningkatkan kerjasama dalam monitoring dan mitigasi risiko utang luar negeri
5. Mendorong optimisasi peran Lembaga Pembiayaan Multilateral dalam memfasilitasi investasi
infrastruktur
4
III. Kerjasama Perpajakan Internasional
Tantangan :
 Penurunan pendapatan fiskal akibat pelarian pajak ke negara dengan tarif pajak rendah (Base
Erosion and Profit Shifting)
 Permasalahan perpajakan bagi perusahaan multinasional yang melakukan kegiatan usaha lintas
batas di era digital (contoh: kasus pajak Google di Indonesia)
 Tidak adanya keterbukaan informasi perpajakan internasional
 Peran pajak untuk pembangunan belum optimal
 Metode pengumpulan pajak di era digital belum optimal
Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 fokus pada 4 agenda pokok:
1. Meningkatkan kerjasama global dalam mengatasi permasalahan Base Erosion and Profit Shifting
2. Mendorong transparansi informasi keuangan secara global untuk kebutuhan perpajakan
3. Meningkatkan peran pajak untuk pembangunan
4. Mendorong digitalisasi penarikan/pengumpulan pajak di setiap negara
5
IV. Regulasi Sektor Keuangan
Tantangan :
 Kerentanan stabilitas sistem keuangan dari masalah yang ditimbulkan oleh lembaga keuangan
besar yang bersifat sistemik (Global Systemic and Important Financial Institutions)
 Pengembangan digitalisasi pada sektor keuangan (Financial Technology – Fintech) dan mitigasi
risikonya
 Akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan
Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 fokus pada 3 agenda pokok:
1. Melakukan regulasi di sektor keuangan sesuai dengan kaidah internasional (Basel Principles),
terutama dalam mendorong mekanisme bail-in, yaitu mekanisme dimana lembaga keuangan
besar yang bersifat sistemik diwajibkan untuk melakukan pencadangan aset untuk menyerap
kerugian (Total Loss Absorping Capacity).
2. Meningkatkan kerjasama global dalam mendorong perkembangan Fintech dengan tetap
memitigasi risikonya.
3. Meningkatkan kerjasama global dalam keuangan inklusif dan edukasi keuangan kepada seluruh
lapisan masyarakat.
6
V.
Isu Lainnya
1. Kerjasama global untuk mendorong investasi di kawasan Afrika (Compact with Africa)
2. Meningkatkan peran remitansi dalam pembangunan
3. Kerjasama global dalam memerangi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme
4. Kerjasama global dalam melakukan pembiayaan berbasis lingkungan (green financing) dan
upaya membatasi subsidi bahan bakar fosil
7
Prioritas dan Kepentingan Indonesia di Finance Track G20 - 2017
1. Indonesia akan melanjutkan dan mendorong komitmen global dalam Strategi Pertumbuhan
G20 untuk mencapai target tambahan pertumbuhan ekonomi G20 sebesar 2% dalam waktu 5
tahun (2014-2018).
Secara domestik, Indonesia akan melakukan:
a. Percepatan proyek infrastruktur
b. Percepatan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
2. Indonesia akan mendorong peningkatan resiliensi sistem keuangan global melalui:
a. Peningkatan kerjasama global dalam monitoring dan mitigasi risiko aliran modal yang sering
menjadi penyebab volatilitas nilai tukar di negara berkembang.
b. Meningkatkan efektivitas instrumen yang dimiliki oleh lembaga keuangan internasional
dalam rangka memperkuat jaring pengaman keuangan global.
3. Mendorong optimalisasi peran lembaga keuangan internasional dalam investasi infrastruktur,
terutama bagi negara berkembang
4. Melanjutkan kerjasama perpajakan internasional menuju sistem pajak yang adil dan
transparan
5. Mendorong ketahanan sektor keuangan domestik dengan mengimplementasi kaidah
internasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia
6. Mengembangan Fintech dan memitigasi risikonya
7. Meningkatkan keuangan inklusif dan edukasi keuangan
8
Download