Docx - Jurnal Untirta

advertisement
NETWORK ANALYSIS PRODUKSIFUEL GAS FILTER
DI PT. X MENGGUNAKAN METODE CPM
Kulsum1, Berry. N 2
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman KM 03 Cilegon, Banten
[email protected], [email protected]
INTISARI
PT. x merupakan perusahaan yang bergerak dibidang fabrikasi workshop dan kontruksi yang berada di
kawasan industri krakatau cilegon, Banten. Produk yang dihasilkan antara lain tower, pressure vessel dan
lain-lain. Pada proses pengerjaannya PT. x sering mengalami keterlambatan material yang menyebabkan
lamanya waktu pekerjaan dimulai sehingga tidak sesuai waktu yang ditentukan. Berdasarkan masalah
yang terjadi, penelitian yang dilakukan ini akan berfokus pada analisa jaringan kerja di PT. x untuk
mengetahui apakah PT. x ini telah menentukan lintasan kritis dalam pengerjaan proyek sehingga dapat
menghitung dan mendapatkan keuntungan dengan menyelesaikan proyek denganwaktu yang optimal dan
pengelolaan manajemen proyek. Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method (CPM) yaitu
metode yang mengasumsikan umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumber daya, peralatan,
modal untuk kegiatan kegiatan tertentu. Hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu pada kondisi awal
dengan durasi kerja 37 hari dengan biaya proyek Rp. 77.056.200,- namun terancam terkena pinalty
sebesar 5% dari nilai proyek, sehingga dilakukan crashing menjadi 30 hari dengan biaya Rp82.521.650,sehingga perusahaan mendapat keuntungan dan terhindar dari penalty dan kekecewaan pelanggan.
Kata kunci: Manajemen Proyek, Critical Path Method (CPM), Network Analysis
PENDAHULUAN
PT. Multi Fabrindo Gemilang adalah
perusahaan yang bergerak dibidang fabrikasi
dan kontruksi yang berada di kawasan industri
krakatau cilegon, Banten. Produk yang
dihasilkan oleh PT. Multi Fabrindo Gemilang
ini antara lain tower, pressure vessel dan lainlain. Pada proses pengerjaannya PT. Multi
Fabrindo Gemilang sering mengalami
keterlambatan material yang menyebabkan
lamanya waktu pekerjaan dimulai sehingga
tidak sesuai waktu yang ditentukan, hal ini
disebabkan karena tenaga kerja yang tidak
teratur, penjadwalan pengerjaan yang tidak
teratur, pemilihan suplyer yang lambat dan
penanda tanganan kontrak yang terlalu lama.
Karena itu peneliti berusaha membuat
perbaikan jadwal agar proses pengerjaan
proyek selsesai tepat waktu sehingga tidak
perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar
dan mengurangi keuntungan perusahaan akibat
terkena penalty atau denda karena pekerjaan
yang tidak selesai pada waktu yang ditentukan,
maupun karena memberlakukan over man
hour atau penambahan waktu kerja (lembur)
pada pekerja di perusahaan tersebut guna
menyelesaikan pekerjaan di waktu yang telah
ditentukan dan pemilihan jaringan kerja yang
optimal dapat dilakukan dengan metode jalur
kritis atau Critical Path Method (CPM) yaitu
metode yang mengasumsikan umur proyek
bisa dipersingkat dengan penambahan sumber
daya, peralatan, modal untuk kegiatan kegiatan
tertentu, (Santosa B,2003). Berdasarkan hal
yang telah diketahui, penelitian yang akan
dilakukan ini akan berfokus pada analisa
jaringan kerja di PT. Multi Fabrindo Gemilang
untuk mengetahui apakah PT. Multi Fabrindo
Gemilang ini telah menentukan lintasan kritis
dalam pengerjaan proyek sehingga dapat
menghitung dan mendapatkan keuntungan
dengan menyelesaikan proyek denganwaktu
yang optimal.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proyek
Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat
diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang
saling terkait dan biasanya diarahkan
kebeberapa output utama dan membutuhkan
jangka waktu yang signifikan untuk
melakukannya. Sehingga Manajemen Proyek
merupakan kegiatan pengelolaan perencanaan,
mengarahkan sumberdaya, dan mengendalikan
1
(orang, peralatan, material) untuk memenuhi
biaya, teknis, dan kendala waktu proyek.
Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek
dapat diartikan sebagai satu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya
tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan
produk atau deliverable yang criteria mutunya
telah digariskan denganjelas.
B. Manajemen Proyek
H. Kerzner (dikutipolehSoeharto, 1999)
menyatakan
melihat
dari
wawasan
manajemen, bahwa manajemen proyek adalah
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumberdaya perusahaan untuk
mencapai sasaran jangka pendek yang telah
ditentukan. Berbeda dengan definisi H.
Kerzner (dikutip oleh Soeharto, 1999), PMI
(Project Management Institute) (dikutip oleh
Soeharto, 1999), mengemukakan definisi
manajemen proyek sebagai berikut :
Manajemen proyek adalah ilmu dan seni
yang berkaitan dengan memimpin dan
mengkoordinir sumberdaya yang terdiri dari
manusia dan material dengan menggunakan
tehnik pengelolaan modern untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup,
mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi
keinginan para stakeholder. Analisis Jaringan
Kerja
(Network
Analysis)
Merupakan
gambaran
grafis
terperinci
yang
memperlihatkan hubungan ketergantungan
antara aktifitas proyek serta tahapan-tahapan
peristiwa yang harus dilalui.
Proses pengendalian proyek:
1. Menentukan sasaran yang diinginkan
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai
patokan dalam rangka mencapai sasaran
3. Merancang/menyusun sistem informasi,
pemantauan
dan
pelaporan
hasil
pelaksanaan pekerjaan
4. Mengkaji
dan
menganalisis
hasil
pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan
sasaran yang telah ditentukan
5. Mengadakan tindakan perbaikan
1.
Perencanaan
Fase ini mencakup penetapan sasaran,
mendefinisikan proyek, dan organisasi proyek.
2. Penjadwalan
Fase ini menghubungkan orang, uang,
dan bahan untuk kegiatan khusus dan
menghubungkan masing-masing kegiatan satu
dengan yang lainnya.
3. Pengendalian
Fase untuk mengawasi sumberdaya, biaya,
kualitas, dan anggaran. Fase ini juga dapat
digunakan untuk merevisi atau mengubah
rencana dan mengelola kembali sumberdaya
agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan
biaya.
C. Critical Path Method (CPM)
Metoda lintasan kritis pertama kali
digunakan pada proyek konstruksi di
perumahan Du Pont pada tahun 1957. Metoda
ini lebih menekankan pada ongkos proyek. Ini
berbeda dengan PERT yang lebih menekankan
pada kepastian waktu, dan untuk proyekproyek riset dan pengembangan (R&D).
CPM mengansumsikan bahwa umur
proyek bias dipersingkat dengan menambah
sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal
untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Bila tidak
ada ketentuan lain, maka waktu pelaksanaan
kegiatan dianggap berada pada kondisi
“Normal”, waktu pelaksanaan pada waktu
kondisi normal dinamakan waktu normal (Tn).
Ongkos pelaksanaan suatu kegiatan pada
kondisi normal dinamakan biaya normal (Cn).
Waktu normal biasanya merupakan waktu
terpanjang bagi suatu kegiatan sedangkan
biaya normal adalah biaya paling murah. Bila
semua sumberdaya yang dipunyai perusahaan
dikerahkan sehingga suatu kegiatan bias
diselesaikan secepat mungkin, kegiatan
tersebut dikatakan crashed. Kondisi crashed
tidak hanya berhubungan dengan waktu
tercepat, tetapi juga dengan biayater besar.
Dalam kondisi crashed waktu pelaksanaan
kegiatana dalah Tc, biayanya adalah Cc. Lebih
jelasnya lihat ilustrasi pada gambar 1.
Ada 3 (tiga) fase dalam manajemen proyek,
yaitu:
2
18
Crash
Cc
Cost Slope
Biaya
langsung
(jutaan
rupiah)
Cn
8
Tc=10
Tc=5
Waktu (minggu)
Gambar 1. Hubungan biaya-waktu pada
keadaan normal dan Crash
Garis yang berhubungan dua titik dalam
gambar tersebut dinamakan Cost Slope. Untuk
suatu aktivitas mempunyai Cost Slope adalah :
Cost Slope= (Cc-Cn)/(Tn-Tc)
dimana Cc dan Cn adalah biaya Crash dan
biaya normal (biaya crashed > biaya normal),
Tn dan Tc adalah waktu normal dan waktu
crash (waktu normal > waktu crashed) untuk
kegiatan yang sama. Cost slope menyatakan
berapa besar berubahnya biaya bila suatu
aktivitas
dipercepat
atau
diperlambat.
Kemiringan cost slope akan bertambah bila
aktivitas dipercepat penyelesaiannya, dengan
ongkos perwaktunya lebih mahal.
Beberapa
aturan
yang
dimiliki
oleh Critical Path Method adalah sebagai
berikut ini:
1. Sebeluma ktifitas dimulai maka seluruh
aktifitas pendahulunya harus sudah
selesai.
2. Anak panah berfungsi untuk menyatakan
hubungan
ketergantungan
diantara
aktifitas-aktifitas, sedang panjang dan
arah panah tidak mempunyai arti
(diabaikan).
Pada
setiap
garis
panah
yang
meninggalkan suatu node, selalu ada ES dan
LS-nya. Sedangkan pada ujung panah yang
menuju suatu node, selalu ada EF dan LF.
Kamar kiri adalah untuk menuliskan saat
paling dini suatu aktifitas mulai atau berakhir,
Sedangkan kamar kanan adalah tempat
penulisan saat paling lambat suatua ktifitas
mulai (node yang ditinggalkan garis panah)
atau berakhir (node yang dituju garis
panah). Arah perhitungan dalam CPM adalah
sebagai berikut:
1. PerhitunganMaju
Perhitungan waktu paling dini dari
terjadinya setiap aktifitas mulai atau berakhir
yang terdapat pada diagram lintasan suatu
proyek.
2. PerhitunganMundur
Perhitungan waktu paling lambat dari
terjadinya setiap aktifitas mulai atau berakhir
yang terdapat pada diagram lintasan suatu
proyek.
Lintasan
kritis
(critical
path)
mengandung makna bahwa aktifitas-aktifitas
yang ada pada lintasan itu tidak boleh
terlambat dikerjakan dan butuh perhatian
khusus dari manajemen ada metode CPM
terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya
untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam
jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah
perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang
sifatnya normal (normal estomate) dan
perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang
sifatnya dpercepat (crash estimate). Dalam
menentukan perkiraan waktu penyelesaian
akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang
memiliki rangkaian-rangkaian kegiatan dengan
total jumlah waktu terlama dan waktu
penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga
dapat dikatakan bahwa jalur kritis berisikan
kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir
jalur. Seorang manajer proyek harus mampu
mengidentifikasi jalur kritis dengan baik,
sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika
pelaksanaannya
terlambat
maka
akan
mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek.
Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri
dari beberapa jalur kritis.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian
yang akan dilakukan pada kerja praktek di PT.
Multi Fabrindo Gemilang ini adalah :
1. Aktivitas – aktivitas apa saja pada
lintasan kritis berdasarkan metode CPM?
3
2.
Berapa lama waktu pengerjaan optimal
pada proyek dan keuntungan biaya
proyek yang terjadi ?
Tabel 1 Uraian kegiatan, Predencessor, dan Durasi Kegiatan.
No
Simbol
Durasi
pedahulu
Jenis Kegiatan
PEKERJAAN PERSIAPAN
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui aktivitas – aktivitas mana
saja pada lintasan kritis untuk kondisi
awal dan percepatan berdasarkan metode
CPM.
2. Mengetahui waktu pengerjaan optimal
dan keuntungan biaya proyek yang
terjadi.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan dengan batasan
masalah sebagai berikut:
1. Durasi kegiatan dianggap deterministik,
artinya jarak waktu antara aktivitas dapat
diketahui secara pasti dan durasi kegiatan
juga dapat dianggap probabilistik, artinya
jarak waktu antara aktivitas dapat
diketahui secara kemungkinan.
2. Pada lintasan kritis menggunakan
kegiatan AOA (Activity On Arrow),
artinya kegiatan digambarkan sebagai
anak panah yang menghubungkan dua
lingkaran yang mewakili dua peristiwa.
3. Proyek yang dikerjakan PT. Multi
Fabrindo Gemilang dalam penelitian ini
adalah Fuel Gas Filter (Pressure Vessel)
4. Waktu pelaksanaan proyek dilakukan
mulai tanggal 17 November 2014 – 8
Januari 2015.
5. Besarnya biaya proyek baik tetap ataupun
variabel hanya berdasarkan data yang
diberikan oleh perusahaan.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pelaksanaan Proyek
Perencanaan adalah penentuan syarat
terhadap sumber-sumber proyek urutan
penggunaan dalam berbagai operasi yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang
diinginkan. Sedangkan hubungan keterkaitan
antara kegiatan dan durasi, tiap kegiatan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Waktu (Hari)
1
2
3
4
A
B
C
D
Design Calculation
General Drawing
Sub Drawing
Marking & Cutting Pipe
ASSEMBLY 1
A
B
C
5
6
7
8
9
E
F
G
H
I
Fit up & Welding Nozzle Neck ( Circum # 1 )
Hole Pipe ( Circum #1 )
Fit up & Welding Nozzle Flange N1, N4B, N7 ( Circum #1
Fit up & Welding Reinf. Pad ( Circum #1 )
Fit up & Welding Name PL Bracket ( Circum #1 )
ASSEMBLY 2
D
E
F
G
H
10
11
J
K
D
J
12
1
2
6
3
8
2
1
2
2
1
15
2
1
K
3
L
3
M
2
N
2
O
2
2
1
1
2
1
12
L
13
M
Fit up & Welding Nozzle Neck ( Circum #2 )
Hole Pipe ( Circum #2 )
Fit up & Welding Nozzle Flange N2, N4A, N5, N6 ( Circum
#2 )
Fit up & Welding Reinf. Pad ( Circum #2 )
14
N
Fit up & Welding Lifting Lug & Lifting Lug Pad ( Circum #2 )
15
O
16
P
17
18
Q
R
Fit up & Welding Nozzle Neck to Cap ( Circum #1 )
Fit up & Welding Reinf. Pad ( Circum #1 )
ASSEMBLY 4
D
Q
19
S
T
Fit up & Welding Assembly 1 & Assembly 3
Fit up & Welding Saddle Support ( Support, Base Plate, End
Plate )
ASSEMBLY 5
( I, R )
20
S
1
Fit up & Welding Assembly 4 & Assembly 2
NDE
Final Dimension
Pretest & Hydrotest
Sanblasting & Painting
Final Assembly
Final Inspection
Cargo Ready
( P, T )
U
V
W
X
Y
Z
A1
10
1
1
1
1
3
1
1
1
21
22
23
24
25
26
27
28
Fit up & Welding Nozzle Flange, Handle, Hinge On Flange &
Washer to Blind Flange ( Circum #2 )
Fit up & Welding Tube Sheet (Internal) ( Circum #2 )
ASSEMBLY 3
U
V
W
X
Y
Z
A1
B1
Total
37
B. Biaya Langsung
Pada Tabel 2 memperlihatkan daftar
harga bahan yang dibutuhkan untuk digunakan
oleh perusahaan pada seluruh kegiatan proyek.
Tabel2 Harga Bahan Baku / Material
Nama Material
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
19
19
Satuan
Pipe
12" Sch.40 x 6000 LG
Tons
Pipe
2" Sch.160 x 6000 LG
Tons
Pipe
4" SCh.80 x 3000 LG
Tons
Flange
2" Ansi 150# BL.RF
Pcs
Flange
4" Ansi 150# BL.RF
Pcs
Flange
12" Ansi 150# BL.RF
Pcs
Plate
6 Thk
Tons
Plate
10 Thk
Tons
Plate
4.5 Thk
Tons
Plate
14 Thk
Tons
Cap
12" Sch.40
Pc
Blind Flange
12" Ansi 150 WN.RF
Pc
Round Bar
RB. Ø 19
Btg
Round Bar
RB. Ø 16
Btg
Round Bar
RB. Ø 5
Btg
Angel
L. 75 x 75 x 9t
Btg
Stud Bolt/N/W
7/8" x 150 L
Kg
12" Ansi 150# RF x 4.5t
Pc
Name Plate
Gasket
TOTAL
Harga Bahan Baku
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
9.300.000,00
1.400.000,00
1.086.000,00
74.000,00
23.000,00
6.919.000,00
4.815.000,00
1.970.000,00
775.000,00
8.678.500,00
1.225.000,00
4.048.000,00
170.000,00
130.000,00
35.500,00
580.000,00
83.000,00
450.000,00
810.000,00
Jumlah
Bahan Baku
1
1
1
7
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
24
1
1
Total Harga
Rp9.300.000
Rp1.400.000
Rp1.086.000
Rp518.000
Rp46.000
Rp6.919.000
Rp4.815.000
Rp1.970.000
Rp775.000
Rp8.678.500
Rp1.225.000
Rp4.048.000
Rp170.000
Rp130.000
Rp35.500
Rp1.160.000
Rp1.992.000
Rp450.000
Rp810.000
Rp45.528.000
4
D. Network Diagram
Sebagai dasar dari pembuatan bagan gantt
chart dan perhitungan jaringan di gunakan
data dari Tabel 1.
Kegiatan O
Kegiatan P
Kegiatan L
Kegiatan J
Kegiatan M
=Rp283.250,
=Rp283.250,
=Rp404.750,
=Rp526.250,
= Rp 1.133.000
Linta
Linta
sa
21 T
18 26
1
is
Krit
27 U
19 27
1
Lintasan Kritis
Maka total biaya crashing yaitu Rp 2.913.750,-
s an
n Kri
tis
Lintasan Kritis
J 14 K 15 L 18 M 21 N 23 O 25 P
10
12
14
2 14 1 11 15 3 18 3 13 21 2 23 2 15 25 2
Lintasan Kritis
G. Biaya Proyek Kondisi Percepatan
A
B
28 V 29 W 30 X 31 Y 34 Z 35
36
37
20 28 1 21 29 1 22 30 1 23 31 3 24 34 1 25 35 11 26 36 11 27 37
0 A 1 B 3 C 9 D 12 E 14 F 15 G 17 H 19 I
1 0 1 2 1 2 3 3 6 4 9 3 5 12 2 6 19 1 7 20 2 8 22 2 9 24 1
17
Q
1

Biaya langsung
Upah tenaga kerja
Rp 30.151.250
Biaya Crashing
Rp 2.913.750
BahanBaku
Rp 45.528.000

Biaya tak langsung
Rp 3.929.650 (+)
20 S
25 1
R
1
13
16 24
Gambar 2 Network Diagram Kondisi Awal
E.
Biaya Proyek Kondisi Awal
Total biaya proyek untuk kondisi awal
adalah:
Biaya langsung =
Upah tenaga kerja
: Rp27.804.000
Bahan Baku
: Rp.45.528.000
Biaya tak langsung
: Rp3.724.200 (+)
Total biaya proyek
: Rp 77.056.200
F.
Perhitungan Aktivitas Percepatan
Dalam mempersingkat waktu kegiatan
dengan metode jalur kritis diperoleh yaitu
kegiatan A-B-C-D-J-K-L-M-N-O-P-U-V-WX-Y-Z-A1-B1, usulan jalur kritis yang
diperoleh akan dipercepat.
Tabel 3 Biaya Slope kegiatan dalam jalu rkritis
Simbol
J
L
M
N
O
P
Kegiatan
Fit up & Welding Nozzle Neck ( Circum #2 )
Fit up & Welding Nozzle Flange N2, N4A,
N5, N6 ( Circum #2 )
Fit up & Welding Reinf. Pad( Circum #2 )
Fit up & Welding Lifting Lug & Lifting Lug
Pad ( Circum #2 )
Fit up & Welding Nozzle Flange, Handle,
Hinge On Flange & Washer to Blind Flange (
Circum #2 )
Fit up & Welding Tube Sheet (Internal) (
Circum #2 )
TOTAL
Durasi Percepatan
Biaya Awal
(Lembur)
Durasi Awal
Biaya Lembur
Total biaya proyek untuk kondisi percepatan
selama 30 hari adalah :
Slope
2
1 Rp824.000
Rp1.350.250
Rp526.250
3
3
2 Rp1.236.000
1 Rp1.236.000
Rp1.640.750
Rp1.802.500
Rp404.750
Rp566.500
2
1 Rp824.000
Rp1.107.250
Rp283.250
2
1 Rp824.000
Rp1.107.250
Rp283.250
2
1 Rp824.000
Rp1.107.250
Rp283.250
Rp5.768.000
Rp1.107.250
Rp2.347.250
Berdasarkan perhitungan biaya crashing
maka didapat masing-masing biaya proyek
crashing per kegiatan yaitu :
Kegiatan N
=Rp283.250,
Total biaya proyek Rp 82.521.650
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan ini,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Aktivitas kritis pada kondisi awal dengan
waktu 37 hari adalah kegiatan A-B-C-DJ-K-L-M-N-O-P-U-V-W-X-Y-Z-A1-B1
dan waktu tersebut dipersingkat atau
crashing menjadi 30 hari sehingga
melakukan lembur pada karyawan.
2. Biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan
fuel gas filter untuk kondisi awal yaitu
sebesar Rp 77.056.200, sedangkan untuk
kondisi percepatan ditambah dengan
biaya lembur yaitu sebesar Rp 82.521.650
dengan kauntungan Rp292.478.350.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan sebagai
masukan pada penelitian ini yaitu:
1. Perusahaan hendaknya
mengadakan
pengawasan yang ketat pada aktivitasaktivitas yang kritis, karena apabila dalam
aktivitas ini mengalami keterlambatan
pelaksanaan maka akan mengakibatkan
keterlambatan penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
2. Perusahaan hendaknya lebih selektif
dalam
pemilihan
suplyer
agar
5
mengantisipasi
keterlambatan
penyelesaian proyek akibat material
yang datang terlambat.
DAFTAR PUSTAKA
Render, B &Heizer, J. (2008). Prinsip –prinsip
Manajemen Operasi. Edisi 2.Jakarta : Salemba
Empat
Render, B &Heizer, J. (2006). Manajemen
Operasi. Edisi 7.Jakarta : Salemba Empat
Robert W. K. (2007). Effective Project
Management. Fourth Edition. Indiana : Wiley
Robbins, Stephen P. & Coulter, Mary.(2007).
Manajemen. Edisi 8.Jakarta : Indeks Santosa,
Budi. (2003). Manajemen Proyek. Edisi
1.Surabaya : GunaWidaya
Scroeder, Roger. (2002) Manajemen Operasi.
TerjemahanErlangga. Jakarta : Erlangga
Sekaran,
Uma.
(2006).
Metodologi
Penelitianuntuk Bisnis. Edisi 4. Jakarta :
Salemba Empat
Hendra & Yuniarti, Rahayu A. (2011).
Menentukan Kerangka Kerja Manajemen
Proyek Perusahaan. ComTech, vol.2, no.1, hal
540-541.
Santoso, B. 2003. Management Proyek. Edisi
Kedua. Bandung: PT. GunaWidya.
Soeharto, I. 1995. Management Proyek Dari
Konseptual sampai Operasional. Jakarta:
Erlangga.
Soeharto. 1999. Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional. Jakarta
:Penerbit Erlangga.
6
Download