NETWORK ANALYSIS PRODUKSIFUEL GAS FILTER DI PT. X MENGGUNAKAN METODE CPM Kulsum1, Berry. N 2 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jenderal Sudirman KM 03 Cilegon, Banten [email protected], [email protected] INTISARI PT. x merupakan perusahaan yang bergerak dibidang fabrikasi workshop dan kontruksi yang berada di kawasan industri krakatau cilegon, Banten. Produk yang dihasilkan antara lain tower, pressure vessel dan lain-lain. Pada proses pengerjaannya PT. x sering mengalami keterlambatan material yang menyebabkan lamanya waktu pekerjaan dimulai sehingga tidak sesuai waktu yang ditentukan. Berdasarkan masalah yang terjadi, penelitian yang dilakukan ini akan berfokus pada analisa jaringan kerja di PT. x untuk mengetahui apakah PT. x ini telah menentukan lintasan kritis dalam pengerjaan proyek sehingga dapat menghitung dan mendapatkan keuntungan dengan menyelesaikan proyek denganwaktu yang optimal dan pengelolaan manajemen proyek. Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method (CPM) yaitu metode yang mengasumsikan umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumber daya, peralatan, modal untuk kegiatan kegiatan tertentu. Hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu pada kondisi awal dengan durasi kerja 37 hari dengan biaya proyek Rp. 77.056.200,- namun terancam terkena pinalty sebesar 5% dari nilai proyek, sehingga dilakukan crashing menjadi 30 hari dengan biaya Rp82.521.650,sehingga perusahaan mendapat keuntungan dan terhindar dari penalty dan kekecewaan pelanggan. Kata kunci: Manajemen Proyek, Critical Path Method (CPM), Network Analysis PENDAHULUAN PT. Multi Fabrindo Gemilang adalah perusahaan yang bergerak dibidang fabrikasi dan kontruksi yang berada di kawasan industri krakatau cilegon, Banten. Produk yang dihasilkan oleh PT. Multi Fabrindo Gemilang ini antara lain tower, pressure vessel dan lainlain. Pada proses pengerjaannya PT. Multi Fabrindo Gemilang sering mengalami keterlambatan material yang menyebabkan lamanya waktu pekerjaan dimulai sehingga tidak sesuai waktu yang ditentukan, hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang tidak teratur, penjadwalan pengerjaan yang tidak teratur, pemilihan suplyer yang lambat dan penanda tanganan kontrak yang terlalu lama. Karena itu peneliti berusaha membuat perbaikan jadwal agar proses pengerjaan proyek selsesai tepat waktu sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar dan mengurangi keuntungan perusahaan akibat terkena penalty atau denda karena pekerjaan yang tidak selesai pada waktu yang ditentukan, maupun karena memberlakukan over man hour atau penambahan waktu kerja (lembur) pada pekerja di perusahaan tersebut guna menyelesaikan pekerjaan di waktu yang telah ditentukan dan pemilihan jaringan kerja yang optimal dapat dilakukan dengan metode jalur kritis atau Critical Path Method (CPM) yaitu metode yang mengasumsikan umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumber daya, peralatan, modal untuk kegiatan kegiatan tertentu, (Santosa B,2003). Berdasarkan hal yang telah diketahui, penelitian yang akan dilakukan ini akan berfokus pada analisa jaringan kerja di PT. Multi Fabrindo Gemilang untuk mengetahui apakah PT. Multi Fabrindo Gemilang ini telah menentukan lintasan kritis dalam pengerjaan proyek sehingga dapat menghitung dan mendapatkan keuntungan dengan menyelesaikan proyek denganwaktu yang optimal. TINJAUAN PUSTAKA A. Proyek Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan kebeberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya. Sehingga Manajemen Proyek merupakan kegiatan pengelolaan perencanaan, mengarahkan sumberdaya, dan mengendalikan 1 (orang, peralatan, material) untuk memenuhi biaya, teknis, dan kendala waktu proyek. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang criteria mutunya telah digariskan denganjelas. B. Manajemen Proyek H. Kerzner (dikutipolehSoeharto, 1999) menyatakan melihat dari wawasan manajemen, bahwa manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Berbeda dengan definisi H. Kerzner (dikutip oleh Soeharto, 1999), PMI (Project Management Institute) (dikutip oleh Soeharto, 1999), mengemukakan definisi manajemen proyek sebagai berikut : Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumberdaya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi keinginan para stakeholder. Analisis Jaringan Kerja (Network Analysis) Merupakan gambaran grafis terperinci yang memperlihatkan hubungan ketergantungan antara aktifitas proyek serta tahapan-tahapan peristiwa yang harus dilalui. Proses pengendalian proyek: 1. Menentukan sasaran yang diinginkan 2. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran 3. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan 4. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan 5. Mengadakan tindakan perbaikan 1. Perencanaan Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek, dan organisasi proyek. 2. Penjadwalan Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang lainnya. 3. Pengendalian Fase untuk mengawasi sumberdaya, biaya, kualitas, dan anggaran. Fase ini juga dapat digunakan untuk merevisi atau mengubah rencana dan mengelola kembali sumberdaya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya. C. Critical Path Method (CPM) Metoda lintasan kritis pertama kali digunakan pada proyek konstruksi di perumahan Du Pont pada tahun 1957. Metoda ini lebih menekankan pada ongkos proyek. Ini berbeda dengan PERT yang lebih menekankan pada kepastian waktu, dan untuk proyekproyek riset dan pengembangan (R&D). CPM mengansumsikan bahwa umur proyek bias dipersingkat dengan menambah sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Bila tidak ada ketentuan lain, maka waktu pelaksanaan kegiatan dianggap berada pada kondisi “Normal”, waktu pelaksanaan pada waktu kondisi normal dinamakan waktu normal (Tn). Ongkos pelaksanaan suatu kegiatan pada kondisi normal dinamakan biaya normal (Cn). Waktu normal biasanya merupakan waktu terpanjang bagi suatu kegiatan sedangkan biaya normal adalah biaya paling murah. Bila semua sumberdaya yang dipunyai perusahaan dikerahkan sehingga suatu kegiatan bias diselesaikan secepat mungkin, kegiatan tersebut dikatakan crashed. Kondisi crashed tidak hanya berhubungan dengan waktu tercepat, tetapi juga dengan biayater besar. Dalam kondisi crashed waktu pelaksanaan kegiatana dalah Tc, biayanya adalah Cc. Lebih jelasnya lihat ilustrasi pada gambar 1. Ada 3 (tiga) fase dalam manajemen proyek, yaitu: 2 18 Crash Cc Cost Slope Biaya langsung (jutaan rupiah) Cn 8 Tc=10 Tc=5 Waktu (minggu) Gambar 1. Hubungan biaya-waktu pada keadaan normal dan Crash Garis yang berhubungan dua titik dalam gambar tersebut dinamakan Cost Slope. Untuk suatu aktivitas mempunyai Cost Slope adalah : Cost Slope= (Cc-Cn)/(Tn-Tc) dimana Cc dan Cn adalah biaya Crash dan biaya normal (biaya crashed > biaya normal), Tn dan Tc adalah waktu normal dan waktu crash (waktu normal > waktu crashed) untuk kegiatan yang sama. Cost slope menyatakan berapa besar berubahnya biaya bila suatu aktivitas dipercepat atau diperlambat. Kemiringan cost slope akan bertambah bila aktivitas dipercepat penyelesaiannya, dengan ongkos perwaktunya lebih mahal. Beberapa aturan yang dimiliki oleh Critical Path Method adalah sebagai berikut ini: 1. Sebeluma ktifitas dimulai maka seluruh aktifitas pendahulunya harus sudah selesai. 2. Anak panah berfungsi untuk menyatakan hubungan ketergantungan diantara aktifitas-aktifitas, sedang panjang dan arah panah tidak mempunyai arti (diabaikan). Pada setiap garis panah yang meninggalkan suatu node, selalu ada ES dan LS-nya. Sedangkan pada ujung panah yang menuju suatu node, selalu ada EF dan LF. Kamar kiri adalah untuk menuliskan saat paling dini suatu aktifitas mulai atau berakhir, Sedangkan kamar kanan adalah tempat penulisan saat paling lambat suatua ktifitas mulai (node yang ditinggalkan garis panah) atau berakhir (node yang dituju garis panah). Arah perhitungan dalam CPM adalah sebagai berikut: 1. PerhitunganMaju Perhitungan waktu paling dini dari terjadinya setiap aktifitas mulai atau berakhir yang terdapat pada diagram lintasan suatu proyek. 2. PerhitunganMundur Perhitungan waktu paling lambat dari terjadinya setiap aktifitas mulai atau berakhir yang terdapat pada diagram lintasan suatu proyek. Lintasan kritis (critical path) mengandung makna bahwa aktifitas-aktifitas yang ada pada lintasan itu tidak boleh terlambat dikerjakan dan butuh perhatian khusus dari manajemen ada metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal (normal estomate) dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya dpercepat (crash estimate). Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis. METODOLOGI PENELITIAN A. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian yang akan dilakukan pada kerja praktek di PT. Multi Fabrindo Gemilang ini adalah : 1. Aktivitas – aktivitas apa saja pada lintasan kritis berdasarkan metode CPM? 3 2. Berapa lama waktu pengerjaan optimal pada proyek dan keuntungan biaya proyek yang terjadi ? Tabel 1 Uraian kegiatan, Predencessor, dan Durasi Kegiatan. No Simbol Durasi pedahulu Jenis Kegiatan PEKERJAAN PERSIAPAN B. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui aktivitas – aktivitas mana saja pada lintasan kritis untuk kondisi awal dan percepatan berdasarkan metode CPM. 2. Mengetahui waktu pengerjaan optimal dan keuntungan biaya proyek yang terjadi. C. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan dengan batasan masalah sebagai berikut: 1. Durasi kegiatan dianggap deterministik, artinya jarak waktu antara aktivitas dapat diketahui secara pasti dan durasi kegiatan juga dapat dianggap probabilistik, artinya jarak waktu antara aktivitas dapat diketahui secara kemungkinan. 2. Pada lintasan kritis menggunakan kegiatan AOA (Activity On Arrow), artinya kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa. 3. Proyek yang dikerjakan PT. Multi Fabrindo Gemilang dalam penelitian ini adalah Fuel Gas Filter (Pressure Vessel) 4. Waktu pelaksanaan proyek dilakukan mulai tanggal 17 November 2014 – 8 Januari 2015. 5. Besarnya biaya proyek baik tetap ataupun variabel hanya berdasarkan data yang diberikan oleh perusahaan. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Perencanaan adalah penentuan syarat terhadap sumber-sumber proyek urutan penggunaan dalam berbagai operasi yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Sedangkan hubungan keterkaitan antara kegiatan dan durasi, tiap kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1. Waktu (Hari) 1 2 3 4 A B C D Design Calculation General Drawing Sub Drawing Marking & Cutting Pipe ASSEMBLY 1 A B C 5 6 7 8 9 E F G H I Fit up & Welding Nozzle Neck ( Circum # 1 ) Hole Pipe ( Circum #1 ) Fit up & Welding Nozzle Flange N1, N4B, N7 ( Circum #1 Fit up & Welding Reinf. Pad ( Circum #1 ) Fit up & Welding Name PL Bracket ( Circum #1 ) ASSEMBLY 2 D E F G H 10 11 J K D J 12 1 2 6 3 8 2 1 2 2 1 15 2 1 K 3 L 3 M 2 N 2 O 2 2 1 1 2 1 12 L 13 M Fit up & Welding Nozzle Neck ( Circum #2 ) Hole Pipe ( Circum #2 ) Fit up & Welding Nozzle Flange N2, N4A, N5, N6 ( Circum #2 ) Fit up & Welding Reinf. Pad ( Circum #2 ) 14 N Fit up & Welding Lifting Lug & Lifting Lug Pad ( Circum #2 ) 15 O 16 P 17 18 Q R Fit up & Welding Nozzle Neck to Cap ( Circum #1 ) Fit up & Welding Reinf. Pad ( Circum #1 ) ASSEMBLY 4 D Q 19 S T Fit up & Welding Assembly 1 & Assembly 3 Fit up & Welding Saddle Support ( Support, Base Plate, End Plate ) ASSEMBLY 5 ( I, R ) 20 S 1 Fit up & Welding Assembly 4 & Assembly 2 NDE Final Dimension Pretest & Hydrotest Sanblasting & Painting Final Assembly Final Inspection Cargo Ready ( P, T ) U V W X Y Z A1 10 1 1 1 1 3 1 1 1 21 22 23 24 25 26 27 28 Fit up & Welding Nozzle Flange, Handle, Hinge On Flange & Washer to Blind Flange ( Circum #2 ) Fit up & Welding Tube Sheet (Internal) ( Circum #2 ) ASSEMBLY 3 U V W X Y Z A1 B1 Total 37 B. Biaya Langsung Pada Tabel 2 memperlihatkan daftar harga bahan yang dibutuhkan untuk digunakan oleh perusahaan pada seluruh kegiatan proyek. Tabel2 Harga Bahan Baku / Material Nama Material No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 19 Satuan Pipe 12" Sch.40 x 6000 LG Tons Pipe 2" Sch.160 x 6000 LG Tons Pipe 4" SCh.80 x 3000 LG Tons Flange 2" Ansi 150# BL.RF Pcs Flange 4" Ansi 150# BL.RF Pcs Flange 12" Ansi 150# BL.RF Pcs Plate 6 Thk Tons Plate 10 Thk Tons Plate 4.5 Thk Tons Plate 14 Thk Tons Cap 12" Sch.40 Pc Blind Flange 12" Ansi 150 WN.RF Pc Round Bar RB. Ø 19 Btg Round Bar RB. Ø 16 Btg Round Bar RB. Ø 5 Btg Angel L. 75 x 75 x 9t Btg Stud Bolt/N/W 7/8" x 150 L Kg 12" Ansi 150# RF x 4.5t Pc Name Plate Gasket TOTAL Harga Bahan Baku Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 9.300.000,00 1.400.000,00 1.086.000,00 74.000,00 23.000,00 6.919.000,00 4.815.000,00 1.970.000,00 775.000,00 8.678.500,00 1.225.000,00 4.048.000,00 170.000,00 130.000,00 35.500,00 580.000,00 83.000,00 450.000,00 810.000,00 Jumlah Bahan Baku 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 24 1 1 Total Harga Rp9.300.000 Rp1.400.000 Rp1.086.000 Rp518.000 Rp46.000 Rp6.919.000 Rp4.815.000 Rp1.970.000 Rp775.000 Rp8.678.500 Rp1.225.000 Rp4.048.000 Rp170.000 Rp130.000 Rp35.500 Rp1.160.000 Rp1.992.000 Rp450.000 Rp810.000 Rp45.528.000 4 D. Network Diagram Sebagai dasar dari pembuatan bagan gantt chart dan perhitungan jaringan di gunakan data dari Tabel 1. Kegiatan O Kegiatan P Kegiatan L Kegiatan J Kegiatan M =Rp283.250, =Rp283.250, =Rp404.750, =Rp526.250, = Rp 1.133.000 Linta Linta sa 21 T 18 26 1 is Krit 27 U 19 27 1 Lintasan Kritis Maka total biaya crashing yaitu Rp 2.913.750,- s an n Kri tis Lintasan Kritis J 14 K 15 L 18 M 21 N 23 O 25 P 10 12 14 2 14 1 11 15 3 18 3 13 21 2 23 2 15 25 2 Lintasan Kritis G. Biaya Proyek Kondisi Percepatan A B 28 V 29 W 30 X 31 Y 34 Z 35 36 37 20 28 1 21 29 1 22 30 1 23 31 3 24 34 1 25 35 11 26 36 11 27 37 0 A 1 B 3 C 9 D 12 E 14 F 15 G 17 H 19 I 1 0 1 2 1 2 3 3 6 4 9 3 5 12 2 6 19 1 7 20 2 8 22 2 9 24 1 17 Q 1 Biaya langsung Upah tenaga kerja Rp 30.151.250 Biaya Crashing Rp 2.913.750 BahanBaku Rp 45.528.000 Biaya tak langsung Rp 3.929.650 (+) 20 S 25 1 R 1 13 16 24 Gambar 2 Network Diagram Kondisi Awal E. Biaya Proyek Kondisi Awal Total biaya proyek untuk kondisi awal adalah: Biaya langsung = Upah tenaga kerja : Rp27.804.000 Bahan Baku : Rp.45.528.000 Biaya tak langsung : Rp3.724.200 (+) Total biaya proyek : Rp 77.056.200 F. Perhitungan Aktivitas Percepatan Dalam mempersingkat waktu kegiatan dengan metode jalur kritis diperoleh yaitu kegiatan A-B-C-D-J-K-L-M-N-O-P-U-V-WX-Y-Z-A1-B1, usulan jalur kritis yang diperoleh akan dipercepat. Tabel 3 Biaya Slope kegiatan dalam jalu rkritis Simbol J L M N O P Kegiatan Fit up & Welding Nozzle Neck ( Circum #2 ) Fit up & Welding Nozzle Flange N2, N4A, N5, N6 ( Circum #2 ) Fit up & Welding Reinf. Pad( Circum #2 ) Fit up & Welding Lifting Lug & Lifting Lug Pad ( Circum #2 ) Fit up & Welding Nozzle Flange, Handle, Hinge On Flange & Washer to Blind Flange ( Circum #2 ) Fit up & Welding Tube Sheet (Internal) ( Circum #2 ) TOTAL Durasi Percepatan Biaya Awal (Lembur) Durasi Awal Biaya Lembur Total biaya proyek untuk kondisi percepatan selama 30 hari adalah : Slope 2 1 Rp824.000 Rp1.350.250 Rp526.250 3 3 2 Rp1.236.000 1 Rp1.236.000 Rp1.640.750 Rp1.802.500 Rp404.750 Rp566.500 2 1 Rp824.000 Rp1.107.250 Rp283.250 2 1 Rp824.000 Rp1.107.250 Rp283.250 2 1 Rp824.000 Rp1.107.250 Rp283.250 Rp5.768.000 Rp1.107.250 Rp2.347.250 Berdasarkan perhitungan biaya crashing maka didapat masing-masing biaya proyek crashing per kegiatan yaitu : Kegiatan N =Rp283.250, Total biaya proyek Rp 82.521.650 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas kritis pada kondisi awal dengan waktu 37 hari adalah kegiatan A-B-C-DJ-K-L-M-N-O-P-U-V-W-X-Y-Z-A1-B1 dan waktu tersebut dipersingkat atau crashing menjadi 30 hari sehingga melakukan lembur pada karyawan. 2. Biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan fuel gas filter untuk kondisi awal yaitu sebesar Rp 77.056.200, sedangkan untuk kondisi percepatan ditambah dengan biaya lembur yaitu sebesar Rp 82.521.650 dengan kauntungan Rp292.478.350. B. Saran Saran yang dapat diberikan sebagai masukan pada penelitian ini yaitu: 1. Perusahaan hendaknya mengadakan pengawasan yang ketat pada aktivitasaktivitas yang kritis, karena apabila dalam aktivitas ini mengalami keterlambatan pelaksanaan maka akan mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan. 2. Perusahaan hendaknya lebih selektif dalam pemilihan suplyer agar 5 mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek akibat material yang datang terlambat. DAFTAR PUSTAKA Render, B &Heizer, J. (2008). Prinsip –prinsip Manajemen Operasi. Edisi 2.Jakarta : Salemba Empat Render, B &Heizer, J. (2006). Manajemen Operasi. Edisi 7.Jakarta : Salemba Empat Robert W. K. (2007). Effective Project Management. Fourth Edition. Indiana : Wiley Robbins, Stephen P. & Coulter, Mary.(2007). Manajemen. Edisi 8.Jakarta : Indeks Santosa, Budi. (2003). Manajemen Proyek. Edisi 1.Surabaya : GunaWidaya Scroeder, Roger. (2002) Manajemen Operasi. TerjemahanErlangga. Jakarta : Erlangga Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitianuntuk Bisnis. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat Hendra & Yuniarti, Rahayu A. (2011). Menentukan Kerangka Kerja Manajemen Proyek Perusahaan. ComTech, vol.2, no.1, hal 540-541. Santoso, B. 2003. Management Proyek. Edisi Kedua. Bandung: PT. GunaWidya. Soeharto, I. 1995. Management Proyek Dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Soeharto. 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta :Penerbit Erlangga. 6