Reformasi moral sebagai substansi ibadah puasa

advertisement
OPINI
Rabu, 11 Agustus 2010
Memaknai ulang
tahun bursa
asar modal Indonesia kemarin memasuki
usia yang ke-33. Angka 33 bisa ditafsirkan
dengan berbagai macam arti. Berdasarkan
numerologi Yunani Kuno, 33 disebut-sebut sebagai angka istimewa karena menjadi simbol kebenaran. Pada kenyataannya, 33 tahun merupakan
usia mapan seseorang dalam menjalani kehidupan.
Lantas bagaimana dengan kondisi pasar modal
kita?
Setidaknya sejak bulan lalu indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa Jakarta menembus level psikologis 3.000. Bahkan sebagian kalangan yang optimistis berani memprediksikan
indeks bakal mencapai level 3.300 pada akhir tahun.
Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, pada acara
konferensi pers dalam rangka ulang tahun pasar
modal ke-33, kemarin, berharap total nilai emisi
efek pada tahun ini bisa mencapai Rp100 triliun.
Angka ini tentunya tidak turun dari langit, karena sejak awal tahun ini, Bapepam-LK telah mengeluarkan 48 surat pernyataan efektif dengan
total nilai Rp47,5 triliun, di luar pernyataan efektif untuk reksa dana.
Terlepas dari masalah angka dan perhitungan
yang bisa ditafsirkan menjadi banyak sekali perkiraan, harian ini mengingatkan kembali akan pentingnya
memperkuat fundamental
bursa. Tujuannya adalah untuk
menciptakan iklim yang kondisif bagi pemodal berinvestasi
di bursa.
Membesarkan pasar modal adalah suatu
keharusan. Melalui pasar modal, kalangan dunia
usaha bisa memperoleh sumber dana murah
lewat penerbitan saham perdana, penawaran
umum terbatas, penerbitan obligasi, atau jenis
surat utang lainnya. Pasar modal bisa dijadikan
andalan bagi dunia usaha untuk menopang
ekspansi usahanya guna menggerakkan roda
perekonomian nasional.
Namun, kapitalisasi pasar yang besar di pasar
modal, harus didasarkan pada aktivitas bisnis riil.
Apabila kapitalisasi pasar modal membesar karena aksi-aksi rekayasa keuangan yang tujuannya
semata untuk mengeruk keuntungan, bisa dipastikan hal ini akan menjadi bom waktu yang bisa
meledak setiap saat.
Seperti yang terjadi di banyak negara yang
pasar modalnya terpuruk akibat krisis finansial,
kejadian tersebut pada umumnya disebabkan
oleh aktivitas rekayasa keuangan.
Harian ini mendukung penuh upaya otoritas
pasar modal dalam memperkuat sejumlah aturan
untuk meningkatkan perlindungan nasabah yang
berinvestasi di pasar modal. Aturan dimaksud
seperti revisi soal hubungan investor dan broker,
sehingga bisa menekan tindak kejahatan yang
kerap menimpa nasabah yang berinvestasi. Bank
kustodian juga wajib meningkatkan sistem pengawasan internal, agar risiko tindak kejahatan
atau penggelapan dana investor dapat ditekan.
Bermodalkan kondisi makroekonomi Indonesia
yang juga tidak kalah bagus, pasar modal domestik akan bisa menarik dana-dana global jangka panjang, dan bukan dana-dana panas yang
kerap menyebabkan terjadinya krisis finansial.
P
TAJUK
UTAMA
Reformasi moral sebagai
substansi ibadah puasa
Menyakiti orang secara lisan saja bisa gugurkan pahala
OLEH MAKSUN
Dosen Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo, Semarang
Ritus puasa Ramadan
kembali datang menghampiri kita. Bagi umat
Islam khususnya dan
bangsa Indonesia pada
umumnya, suasana
Ramadan kali ini cukup
memprihatinkan.
ita pun disuruh
dan dituntut
untuk benar-benar
berpuasa. Artinya,
berpuasa tidak
sekadar
memenuhi perintah syariat,
tetapi juga karena kondisi riil
bangsa kita yang tengah terjangkiti virus akut demoralisasi
individual dan sosial.
Fenomena alienasi yang tampil
dengan ciri masyarakat yang
serba boleh (permissive society),
kini benar-benar membentang di
hadapan kita
Secara historis, kecenderungan
alienatif semacam itu pernah terjadi dalam masyarakat Arab praIslam, sebelum Nabi
Muhammad SAW menjalankan
misi profetiknya sebagai nabiyullah.
Ironisnya, kini hadir kembali
dalam sejarah masyarakat modern yang menganut paham permissivisme, ultraliberal, dan
semacamnya, yang teralienasi
dari nilai moral-spiritual, tak
terkecuali bangsa Indonesia yang
notabene mayoritas mengklaim
diri sebagai muslim.
Nah, sebagai orang yang
akan menjalankan ibadah puasa
sebulan penuh, kita perlu
bertanya kepada diri kita ma-
K
“
VERBATIM
”
S
TAJUK
TAMU
“Yang perlu
diwaspadai soal
distribusi.”
Mendag Mari E Pangestu
terkait dengan pengadaan
barang kebutuhan pokok
memasuki Ramadan.
• International Herald Tribune, 9 Agustus
Uang dan
politik
ertama kalinya sejak Perdana Menteri
Naoto Kan diangkat pada awal Juni, sesi
rapat komisi anggaran dari kedua majelis
dalam Parlemen Jepang diselenggarakan awal
bulan ini. Dalam rapat tersebut, Kan menjawab sejumlah pertanyaan.
Sebelum menganalisis dampak dari
Parlemen yang berselisih akibat hasil pemilu
Majelis Tinggi pada 11 Juli lalu, telebih dahulu harus dilihat kaitan isu ini dengan masalah
uang dan politik.
Ichiro Ozawa, mantan sekretaris jenderal
dari Partai Demokrat Jepang yang kini
berkuasa, belum memberikan penjelasan
kepada Parlemen mengenai skandal dana politik uang yang melibatkan tiga mantan stafnya.
Pendahulu Kan, Yukio Hatoyama, belum
memenuhi janji kepada Parlemen untuk
memberi keterangan mengenai skandal uang
yang melibatkan mantan pejabatnya. Sekali
lagi, uang memang tidak bisa lepas dari
perebutan kekuasaan.
P
• The Asahi Shimbun, 10 Agustus
sing-masing, kesalahan atau
dosa apa yang telah dan sedang
kita perbuat ?
Apa yang bisa kita peroleh
dengan ibadah puasa, seandainya puasa itu benar-benar kita
lakukan dengan sebaik-baiknya
(imanan wahtisaban)?
Pertanyaan ini cukup relevan
dan signifikan untuk dikedepankan, agar puasa yang kita
lakukan selama sebulan penuh
benar-benar mengarah pada
substansi ibadah tersebut dan
implikatif, sekaligus reformatif
bagi perilaku dan moralitas kita
sehari-hari.
Ini sungguh penting, karena
Nabi SAW pernah memberikan
early-warning, bahwa “Sekian
banyak orang menjalankan puasa, tetapi mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga”.
Reformasi moral
Secara medis, ibadah puasa
bisa menyehatkan. Bila puasa
bisa mendatangkan kesehatan,
lantas sebenarnya apa penyakit
yang bisa diobati oleh puasa,
dan penyakit apa yang terbesar
dan sulit diobati ?
Barangkali, penyakit yang paling sulit diobati pada era
sekarang adalah penyakitnya
orang-orang berkantong tebal.
Sebab, dengan uang yang
berlimpah mereka bisa
memakan apa saja, termasuk
‘memakan’ manusia.
Dengan uang, manusia bisa
membeli apa saja, termasuk
membeli kemanusiaan. Dengan
uang pula orang bisa merebut
apa saja, termasuk kekuasaan
dan kehormatan.
Uraian di atas menegaskan
bahwa substansi ibadah puasa
sejatinya adalah reformasi moral.
Pertama, orang yang berpuasa
dilarang memakan makanan
yang haram. Bahkan, untuk
BISNIS/YAYAN INDRAYANA
memakan makanan yang halal
sekalipun kita harus memakai
aturan, tepat waktu, komposisi,
dan proporsional. Jadi, makan
jangan asal makan.
Kedua, memanusiakan manusia. Manusia pada dasarnya
adalah suci. Orang yang suci
dalam Islam digambarkan
dengan wujud takwa.
Dalam diri orang yang bertakwa tidak akan muncul krisis percaya diri, krisis moral, dan tidak
pula timbul image yang
memancing perilaku krisis percaya diri dan amoral. Kalau
akhir-akhir ini krisis moral kian
merebak, itu karena manusia
Setiap artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal 5.000 karakter,
disertai riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis. Artikel yang masuk merupakan hak
redaksi Bisnis Indonesia dan dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi
Wabah
mematikan
ejak ditemukan di gua New York State
pada 2006, jamur yang disebut dengan
Geomyces destructans telah membunuh sekitar
1 juta kelelawar penghuni gua dari spesies
berbeda—termasuk spesies dari kawasan
timur laut—kelelawar cokelat kecil.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di
Science pekan lalu menyimpulkan bahwa
kelelawar cokelat diperkirakan punah dalam
dua dekade, atau mungkin lebih cepat.
Menurut para ahli perlindungan kelelawar, “penurunan jumlah kelelawar
dari kawasan utara ini
merupakan yang paling
tajam dalam sejarah”–lebih
parah daripada berkurangnya populasi bison Amerika Serikat dan merpati penumpang.
Sebagian besar kelelawar yang terinfeksi
sindrom ini kehilangan berat badan secara
drastis. Dalam beberapa gua, semua
kelelawar mati. Penyakit ini telah menyebar
dengan sangat cepat, oleh karenanya perlu
kerja sama dari semua pihak untuk mengatasinya.
6
“Tak tertutup
kemungkinan
konsorsium.”
Meneg BUMN Mustafa
Abubakar mengenai perusahaan penjamin emisi IPO
Garuda Indonesia.
Surat-surat harus dilengkapi dengan identitas pribadi
Insiden kapal anggota
DPR salah siapa?
Anggota DPR Setia Permana dan istri seorang anggota DPR Wahyu Nurani meninggal karena kecelakaan kapal dari Bunaken
menuju Manado, Sabtu 7 Agustus lalu.
Kapal kayu yang ditumpangi anggota DPR
tersebut pecah, setelah dihantam ombak
setinggi 2 meter.
Atas insiden tersebut Wakil Ketua DPR
Priyo Budi Santoso meminta kepolisian
dan para pejabat pemda agar dapat menjamin keselamatan para anggota DPR saat
mereka melakukan kunjungan kerja di
berbagai wilayah.
Benarkah insiden tersebut akibat kelalaian dari pihak keamanan, yang tak memberikan perlindungan penuh terhadap para
anggota DPR yang sedang melakukan kunjungan kerja?
Kalau benar demikian, maka semua
pihak yang tergabung dalam pengamanan
kunjungan kerja DPR ke Bunaken, perlu
diberi sanksi tegas, sehingga tidak
seenaknya menjalankan tugas, dan melanggar protap pengamanan.
Namun, bila semua telah sesuai dengan
standar prosedur baku dalam melakukan
pengamanan kunjungan kerja anggota
DPR, hendaknya semua pihak juga bisa
menahan diri, dan tak mutlak menimpakan
kesalahan pada pemda dan pihak terkait.
Apalagi kalau sifatnya di luar kegiatan
resmi kunjungan kerja atau urusan pribadi
seperti plesiran.
Sebaiknya semua pihak yang terkait
harus introspeksi, dan tidak memberikan
pengadilan opini secara sepihak, sebelum
semua jelas. Sebagai pejabat negara semestinya tidak memberikan pernyataan yang
cenderungan membingungkan terkait
sekarang mulai melepas bajubaju kemanusiaannya.
Ketiga, melatih kejujuran.
Kejujuran memang mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan.
Ketika Nabi Muhammad SAW
berdialog dengan seorang pemuda yang bergelimang dosa dan
meminta nasihat untuk kembali
menjadi manusia yang baik,
Nabi kemudian memerintahkan
pemuda itu untuk berkata jujur.
Perintah yang terdengar ringan
tapi sulit dilakukan. Ibadah
puasa mengajarkan manusia
untuk bersikap jujur, baik kepada diri sendiri, orang lain
maupun masyarakat.
Keempat, melatih keikhlasan.
Ikhlas adalah inti daripada ibadah dalam Islam. Puasa mendidik seseorang untuk bersikap
ikhlas. Ikhlas, meminjam terminologi Imam Khoemeni, adalah
beribadah yang semata-mata
karena Allah, bukan untuk diri
sendiri. Manakala seseorang
beribadah karena ingin selamat
dari neraka, maka itu untuk diri
sendiri. Bila seseorang beribadah
agar tidak mendapatkan siksa,
itu tipe ibadahnya para budak.
Oleh karena itu, puasa dan
berbagai aktivitas di dalamnya—
seperti salat tarawih, tadarrus
Alquran dan sebagainya—jangan
dijadikan sebagai tren. Puasa
adalah untuk mencari rida Allah
SWT. Ini bisa diperoleh bukan
hanya melalui ibadah ritual saja, melainkan juga ibadah sosial.
Kelima, peduli dan peka terhadap lingkungan. Puasa mengajarkan manusia untuk memiliki
sense of aware pada lingkungan,
baik lingkungan hidup maupun
lingkungan sekitar. Orang yang
berpuasa tidak akan mengganggu dan merugikan kenyamanan
hidup orang lain, baik secara
ekonomis maupun politis.
Dari sini, maka sangatlah wajar dan rasional bila seluruh pihak hendaknya bisa menahan
diri (cooling down) untuk tidak
melakukan hal-hal yang bisa
menusuk perasaan (demonstrasi,
menghujat dan meneror) selama
Ramadan, karena dikhawatirkan
akan mengganggu stabilitas dan
kekhusyuan umat Islam yang
tengah berpuasa.
Ada sebuah hadis Nabi yang
menjelaskan, bahwa “Tidak
sempurna iman seseorang yang
giat beribadah tapi membiarkan
tetangganya kelaparan”. Artinya,
membiarkan orang lain
menggelepar kelaparan saja
dapat mengurangi kualitas iman.
Lalu, bagaimana dengan merampas hak hidup dan rasa
aman mereka dengan, misalnya,
mengerahkan massa untuk
bertindak anarki dan radikal,
meniupkan isu-isu yang tidak
bertanggung jawab atau melancarkan aksi teror demi kepentingan politik sesaat?
Puasa melarang semua itu.
Jangankan menyakiti secara
ekonomis dan politis, menyakiti
orang secara lisan saja bisa
menggugurkan pahala puasa.
Bisnis Indonesia (JIBI). Apabila lebih dari 1 minggu artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pemberitahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.
P E M BACA M E N U L I S
dengan kecelakaan yang menimpa anggota
DPR. Informasikan secara jelas duduk persoalannya yang sebenarnya dan tidak cenderung menyalahkan pihak lain.
Hendriwan Angkasa
Tanah Sereal, Tambora
Jakarta Barat
Cegah korupsi dengan
batasi penarikan tunai
Majelis Ulama Indonesia baru-baru ini
mengeluarkan fatwa terkait dengan pemberantasan korupsi yakni agar dalam sidang
pengadilan perkara tindak pidana korupsi,
diberlakukan asas pembuktian terbalik.
Konsep ini sudah lama diserukan oleh
ICW. Para pegiat antikorupsi dan berbagai
pihak lain yang sudah lelah melihat laju
pemberantasan korupsi yang bak deret
hitung, sedangkan merebaknya perbuatan
korupsinya bak deret ukur.
Jadi kapan kita bisa “mengejar” dan
membasmi korupsi ini? Korupsi adalah
kejahatan yang luar biasa, maka memberantasnya pun harus dengan cara-cara yang
luar biasa.
Pada awal jabatannya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono berjanji akan berdiri
di baris terdepan dalam pemberantasan
korupsi. Sekarang mengapa beliau yang
begitu besar dan luas kekuasaannya tidak
menciptakan berbagai terobosan yang bisa
menghambat laju tindakan korupsi?
Agar janji beliau tidak menjadi “lips service”, saya mengusulkan agar SBY bisa
memberlakukan satu tindakan luar biasa
yaitu membatasi penarikan dana secara
tunai dari bank.
Penarikan dana tunai secara tak terbatas
selama ini merupakan “tempat persembu-
nyian yang sangat aman dan nyaman” bagi
penyuap/penyogok dan koruptor dalam
aksi sogok/suapnya, karena dengan tarikan
tunai ini tanda resmi pemberian/penerimaan uang yang merupakan alat bukti
yang sah tidak bisa dimunculkan oleh
jaksa/polisi, sehingga para koruptor dengan
melenggang santai bisa lolos dari jerat
hukum.
Manakala tarikan tunai dibatasi—misalnya maksimal Rp25 juta—maka untuk
sogokan Rp1 miliar, penyogok harus
menarik tunai 40 kali.
Jelas ini akan menyulitkan penyogok
dan mengundang kecurigaan pihak bank
yang akan membuat catatan lengkap dan
jelas serta melaporkannya kepada PPATK
atau BI, apabila penyogok nekat menarik
tunai berulang-ulang demi menghindari
adanya bukti transfer uang melalui bank
tersebut.
Apabila ketentuan ini diberlakukan,
maka segala macam transaksi melampaui
jumlah tertentu harus dilakukan dengan
transfer atau kartu kredit, sehingga hal ini
akan secara signifikan makin mempersempit ruang gerak koruptor dalam menerima
atau membelanjakan uang hasil
korupsinya dan sebagainya. Konsep ini
nantinya harus ditindaklanjuti dengan
memformulasikannya dalam Undangundang Perbankan.
Semoga Presiden SBY bersedia dan bisa
mempertimbangkan serta menangkap esensi terobosan luar biasa ini. Petunjuk pelaksanaannya bisa ditindaklanjuti oleh Satgas
Mafia Hukum, para menteri terkait, gubernur BI, dan perbankan.
Wisdarmanto
Kp. Kalibata, Rt 04 Rw 07
Jl. Srengseh Sawah, Jagakarsa
Jakarta Selatan
Kritik, saran, dan komentar bisa disampaikan melalui surat ke redaksi Bisnis Indonesia atau e-mail: [email protected]
Pemimpin Umum: Dr. H. Sukamdani S. Gitosardjono. Wakil Pemimpin Umum: Ahmad Djauhar. Pemimpin Perusahaan: Soebronto Laras. Wakil Pemimpin Perusahaan: Haryadi B. Sukamdani.
Pemimpin Redaksi: Arief Budisusilo. Wakil Pemimpin Redaksi: Linda Tangdialla. Sekretaris Redaksi: M. Syahran W. Lubis. Redaktur Pelaksana: Abraham Runga Mali, Chamdan Purwoko, Gung
Panggodo Supryanto, Inria Zulfikar, Neneng Herbawati. Redaktur: Aprilian Hermawan, Budi Prakarsa, Djony Edward, Eries Adlin, Firman Hidranto, Firman Wibowo, Hery Lazuardi, Hery Trianto, Ismail
Fahmi, Lahyanto Nadie, Martin Sihombing, M. Rochmad Purboyo, M. Sarwani, M. Yunan Hilmi, Nono Budiono, Rustam Agus, Setyardi Widodo, Sutarno, Suwantin Oemar, Wisnu Wijaya, Zufrizal. Tim Pengembangan Redaksi: Adhitya Noviardi,
Y.A. Sunyoto, Y. Bayu Widagdo. Manajer Sekretariat Redaksi: Indyah Sutriningrum. Asisten Redaktur: Algooth Putranto, Aprika Rani Hernanda, Arif Pitoyo, Bambang Supriyanto, Bastanul Siregar, Elsya Refianti, Fahmi Achmad, Gajah
Kusumo, Junaidi Halik, Lutfi Zaenudin, Moh. Fatkhul Maskur, Muhammad Munir Haikal, Rahayuningsih, Sylviana Pravita R.K.N., Taufik Wisastra, Tomy Sasangka, Yayan Indrayana, Yeni H. Simanjuntak, Yusran Yunus. Staf Redaksi: Achmad
Aris, Afriyanto, Agust Supriadi, Anugerah Perkasa, Arif Gunawan Sulistiyono, Asep Dadan Muhanda, Bambang P. Jatmiko, Berliana Elisabeth, Dewi Astuti, Diena Lestari, Elvani Harifaningsih, Erna Sari Ulina Girsang, Erwin Tambunan,
Fajar Sidik, Fita Indah Maulani, Hendri T. Asworo, Herry Suhendra, Hendra Wibawa, Hilda Sabri Sulistyo, Irsad, Irvin Avriano, John A. Oktaveri, Linda Teti Silitonga, Maria Yuliana B., Mia Chitra Dinisari, M. Tahir Saleh, Mulia Ginting Munthe,
Nana Oktavia Musliana, Nurbaiti, Nurudin Abdullah, Pudji Lestari, Rahmayulis Saleh, Ratna Ariyanti, Raydion, Reni Efita Hendry, R. Fitriana, Roni Yunianto, Rudi Ariffianto, Sepudin, Siti Munawaroh, Theresia Diyah Wulandari, Tri Dirgantara
Pamenan, Tularji, Yusuf Waluyo Jati. Perwakilan: Bandung: Asep Mh. Mulyana (Manajer), Hilman Hidayat (Asisten Redaktur), Muhammad Sufyan. Makassar: M. Noor Korompot (Manajer), Kwan Men Yon (Asisten Redaktur). Medan: Melvin
A. Sebayang (Manajer), Master Sihotang. Semarang: Edy Barlianto (Manajer), Endot Brilliantono, Rahmat Sujianto. Surabaya: Galih Prakoso (Manajer), Samantha Ardiansyah (Asisten Manajer Pemasaran), Marlina A. Jobs (Asisten
Redaktur), Bambang Sutedjo (Koordinator Malang), Dwi Wahyuni, Wahyu Darmawan. Batam & Pekanbaru: Suyono Saputra (Manajer). Foto: Andry T. Kurniady, Dedi Gunawan, Endang Muchtar, Kelik Taryono, Melly Riana Sari, Yayus
Yuswoprihanto. Artistik: Adi Purdiyanto, Agus Taufik Ridho, Fitriyana Pulungan, Tutun Purnama.
Ekonom/ Kepala Bisnis Indonesia Intelligence Unit: Rofikoh Rokhim.
Manajer Produksi: Andri Trisuda. Manajer Media Digital: Deriz Syahpatria Syarief. Penerbit: PT Jurnalindo Aksara Grafika, Direksi: Lulu Terianto (Direktur Utama), Ahmad Djauhar, Endy Subiantoro, Alamat Kantor: Wisma Bisnis Indonesia,
Lt. 5-8, Jl. KH Mas Mansyur No. 12A, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220. Telepon: (021) 57901023 (hunting). Faks. redaksi: (021) 57901025, Pemasaran: (021) 57901024. Perusahaan: (021) 57901028. Rekening bank:
PT Jurnalindo Aksara Grafika, BCA cab. Wisma Asia 084-303.757-4; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank Mandiri cab. Wisma Bisnis Indonesia 121-009.009999-9; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank BNI ($) cab. Kramat 10528868.
Kantor Perwakilan: Jawa Timur, Jl. Opak No. 01 Surabaya, Tel. (031) 5670748, Fax. (031) 5675853. Malang, Pertokoan Sarangan Jl. Sarangan No. 1 a Malang, Telp. (0341) 402727, (0341) 480630, Fax (0341) 402728. Denpasar Jl. Suli No.
119 Blok B-3 Denpasar 80233 Telp. 0361-7446604, Fax. (0361) 261067. Jawa Tengah, Jl. Sompok Baru No. 79 Semarang, Telp. (024) 8442852, Fax. (024) 8454527. Jawa Barat, Jl. Buah Batu No. 46B, Bandung 40261 Telp. (022) 7321627,
7321637, 7321698, Fax (022) 7321680. Sumatra Utara, Kompleks Istana Bisnis Center, Medan Maimun Jl. Brigjend. Katamso No. 6, Medan, Telp. (061) 4554121/4553035 Fax: (061) 4553042. Riau, Jl. Pepaya No. 42, P. Karam Sukajadi,
Pekanbaru 28127. Telp. (0761) 7048307, Fax (0761) 40335. Batam, Kompleks Ruko Mahkota Raya Blok C No.8 Batam Centre - Batam Telp: (0778) 748 3156 / Fax (0778) 748 3154, Indonesia Timur, Jl. Metro Tanjung Bunga Mall GTC
Makassar GA-9 No. 16, Telp: (0411) 8114203 Fax: (0411) 8114253. Balikpapan, Balikpapan Superblock, Jl. Jend. Sudirman Stal Kuda Blok A/18, Balikpapan Telp. (0542) 7213507, Fax. (0542) 7213508. Harga langganan: P. Jawa Rp117.000/bulan,
luar Jawa Rp117.000/bulan. Tarif iklan: Display Rp33.500/mm kolom, berwarna Rp50.500/mm kolom, iklan laporan keuangan Rp20.000/mm kolom, berwarna Rp33.500/mm kolom, baris Rp19.000/minimum 3 baris. ISSN 0215-2045.
Surat izin: SK Menpen No; 017/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985, 4 Desember 1985, Anggota SPS No. 116/1985/11/A/2002, terbit 7 kali seminggu.
Wartawan Bisnis Indonesia selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan apa pun dari nara sumber berkaitan dengan pemberitaan.
Download