OPINI Rabu, 11 Agustus 2010 Memaknai ulang tahun bursa asar modal Indonesia kemarin memasuki usia yang ke-33. Angka 33 bisa ditafsirkan dengan berbagai macam arti. Berdasarkan numerologi Yunani Kuno, 33 disebut-sebut sebagai angka istimewa karena menjadi simbol kebenaran. Pada kenyataannya, 33 tahun merupakan usia mapan seseorang dalam menjalani kehidupan. Lantas bagaimana dengan kondisi pasar modal kita? Setidaknya sejak bulan lalu indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa Jakarta menembus level psikologis 3.000. Bahkan sebagian kalangan yang optimistis berani memprediksikan indeks bakal mencapai level 3.300 pada akhir tahun. Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, pada acara konferensi pers dalam rangka ulang tahun pasar modal ke-33, kemarin, berharap total nilai emisi efek pada tahun ini bisa mencapai Rp100 triliun. Angka ini tentunya tidak turun dari langit, karena sejak awal tahun ini, Bapepam-LK telah mengeluarkan 48 surat pernyataan efektif dengan total nilai Rp47,5 triliun, di luar pernyataan efektif untuk reksa dana. Terlepas dari masalah angka dan perhitungan yang bisa ditafsirkan menjadi banyak sekali perkiraan, harian ini mengingatkan kembali akan pentingnya memperkuat fundamental bursa. Tujuannya adalah untuk menciptakan iklim yang kondisif bagi pemodal berinvestasi di bursa. Membesarkan pasar modal adalah suatu keharusan. Melalui pasar modal, kalangan dunia usaha bisa memperoleh sumber dana murah lewat penerbitan saham perdana, penawaran umum terbatas, penerbitan obligasi, atau jenis surat utang lainnya. Pasar modal bisa dijadikan andalan bagi dunia usaha untuk menopang ekspansi usahanya guna menggerakkan roda perekonomian nasional. Namun, kapitalisasi pasar yang besar di pasar modal, harus didasarkan pada aktivitas bisnis riil. Apabila kapitalisasi pasar modal membesar karena aksi-aksi rekayasa keuangan yang tujuannya semata untuk mengeruk keuntungan, bisa dipastikan hal ini akan menjadi bom waktu yang bisa meledak setiap saat. Seperti yang terjadi di banyak negara yang pasar modalnya terpuruk akibat krisis finansial, kejadian tersebut pada umumnya disebabkan oleh aktivitas rekayasa keuangan. Harian ini mendukung penuh upaya otoritas pasar modal dalam memperkuat sejumlah aturan untuk meningkatkan perlindungan nasabah yang berinvestasi di pasar modal. Aturan dimaksud seperti revisi soal hubungan investor dan broker, sehingga bisa menekan tindak kejahatan yang kerap menimpa nasabah yang berinvestasi. Bank kustodian juga wajib meningkatkan sistem pengawasan internal, agar risiko tindak kejahatan atau penggelapan dana investor dapat ditekan. Bermodalkan kondisi makroekonomi Indonesia yang juga tidak kalah bagus, pasar modal domestik akan bisa menarik dana-dana global jangka panjang, dan bukan dana-dana panas yang kerap menyebabkan terjadinya krisis finansial. P TAJUK UTAMA Reformasi moral sebagai substansi ibadah puasa Menyakiti orang secara lisan saja bisa gugurkan pahala OLEH MAKSUN Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang Ritus puasa Ramadan kembali datang menghampiri kita. Bagi umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya, suasana Ramadan kali ini cukup memprihatinkan. ita pun disuruh dan dituntut untuk benar-benar berpuasa. Artinya, berpuasa tidak sekadar memenuhi perintah syariat, tetapi juga karena kondisi riil bangsa kita yang tengah terjangkiti virus akut demoralisasi individual dan sosial. Fenomena alienasi yang tampil dengan ciri masyarakat yang serba boleh (permissive society), kini benar-benar membentang di hadapan kita Secara historis, kecenderungan alienatif semacam itu pernah terjadi dalam masyarakat Arab praIslam, sebelum Nabi Muhammad SAW menjalankan misi profetiknya sebagai nabiyullah. Ironisnya, kini hadir kembali dalam sejarah masyarakat modern yang menganut paham permissivisme, ultraliberal, dan semacamnya, yang teralienasi dari nilai moral-spiritual, tak terkecuali bangsa Indonesia yang notabene mayoritas mengklaim diri sebagai muslim. Nah, sebagai orang yang akan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, kita perlu bertanya kepada diri kita ma- K “ VERBATIM ” S TAJUK TAMU “Yang perlu diwaspadai soal distribusi.” Mendag Mari E Pangestu terkait dengan pengadaan barang kebutuhan pokok memasuki Ramadan. • International Herald Tribune, 9 Agustus Uang dan politik ertama kalinya sejak Perdana Menteri Naoto Kan diangkat pada awal Juni, sesi rapat komisi anggaran dari kedua majelis dalam Parlemen Jepang diselenggarakan awal bulan ini. Dalam rapat tersebut, Kan menjawab sejumlah pertanyaan. Sebelum menganalisis dampak dari Parlemen yang berselisih akibat hasil pemilu Majelis Tinggi pada 11 Juli lalu, telebih dahulu harus dilihat kaitan isu ini dengan masalah uang dan politik. Ichiro Ozawa, mantan sekretaris jenderal dari Partai Demokrat Jepang yang kini berkuasa, belum memberikan penjelasan kepada Parlemen mengenai skandal dana politik uang yang melibatkan tiga mantan stafnya. Pendahulu Kan, Yukio Hatoyama, belum memenuhi janji kepada Parlemen untuk memberi keterangan mengenai skandal uang yang melibatkan mantan pejabatnya. Sekali lagi, uang memang tidak bisa lepas dari perebutan kekuasaan. P • The Asahi Shimbun, 10 Agustus sing-masing, kesalahan atau dosa apa yang telah dan sedang kita perbuat ? Apa yang bisa kita peroleh dengan ibadah puasa, seandainya puasa itu benar-benar kita lakukan dengan sebaik-baiknya (imanan wahtisaban)? Pertanyaan ini cukup relevan dan signifikan untuk dikedepankan, agar puasa yang kita lakukan selama sebulan penuh benar-benar mengarah pada substansi ibadah tersebut dan implikatif, sekaligus reformatif bagi perilaku dan moralitas kita sehari-hari. Ini sungguh penting, karena Nabi SAW pernah memberikan early-warning, bahwa “Sekian banyak orang menjalankan puasa, tetapi mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga”. Reformasi moral Secara medis, ibadah puasa bisa menyehatkan. Bila puasa bisa mendatangkan kesehatan, lantas sebenarnya apa penyakit yang bisa diobati oleh puasa, dan penyakit apa yang terbesar dan sulit diobati ? Barangkali, penyakit yang paling sulit diobati pada era sekarang adalah penyakitnya orang-orang berkantong tebal. Sebab, dengan uang yang berlimpah mereka bisa memakan apa saja, termasuk ‘memakan’ manusia. Dengan uang, manusia bisa membeli apa saja, termasuk membeli kemanusiaan. Dengan uang pula orang bisa merebut apa saja, termasuk kekuasaan dan kehormatan. Uraian di atas menegaskan bahwa substansi ibadah puasa sejatinya adalah reformasi moral. Pertama, orang yang berpuasa dilarang memakan makanan yang haram. Bahkan, untuk BISNIS/YAYAN INDRAYANA memakan makanan yang halal sekalipun kita harus memakai aturan, tepat waktu, komposisi, dan proporsional. Jadi, makan jangan asal makan. Kedua, memanusiakan manusia. Manusia pada dasarnya adalah suci. Orang yang suci dalam Islam digambarkan dengan wujud takwa. Dalam diri orang yang bertakwa tidak akan muncul krisis percaya diri, krisis moral, dan tidak pula timbul image yang memancing perilaku krisis percaya diri dan amoral. Kalau akhir-akhir ini krisis moral kian merebak, itu karena manusia Setiap artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal 5.000 karakter, disertai riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis. Artikel yang masuk merupakan hak redaksi Bisnis Indonesia dan dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi Wabah mematikan ejak ditemukan di gua New York State pada 2006, jamur yang disebut dengan Geomyces destructans telah membunuh sekitar 1 juta kelelawar penghuni gua dari spesies berbeda—termasuk spesies dari kawasan timur laut—kelelawar cokelat kecil. Penelitian terbaru yang diterbitkan di Science pekan lalu menyimpulkan bahwa kelelawar cokelat diperkirakan punah dalam dua dekade, atau mungkin lebih cepat. Menurut para ahli perlindungan kelelawar, “penurunan jumlah kelelawar dari kawasan utara ini merupakan yang paling tajam dalam sejarah”–lebih parah daripada berkurangnya populasi bison Amerika Serikat dan merpati penumpang. Sebagian besar kelelawar yang terinfeksi sindrom ini kehilangan berat badan secara drastis. Dalam beberapa gua, semua kelelawar mati. Penyakit ini telah menyebar dengan sangat cepat, oleh karenanya perlu kerja sama dari semua pihak untuk mengatasinya. 6 “Tak tertutup kemungkinan konsorsium.” Meneg BUMN Mustafa Abubakar mengenai perusahaan penjamin emisi IPO Garuda Indonesia. Surat-surat harus dilengkapi dengan identitas pribadi Insiden kapal anggota DPR salah siapa? Anggota DPR Setia Permana dan istri seorang anggota DPR Wahyu Nurani meninggal karena kecelakaan kapal dari Bunaken menuju Manado, Sabtu 7 Agustus lalu. Kapal kayu yang ditumpangi anggota DPR tersebut pecah, setelah dihantam ombak setinggi 2 meter. Atas insiden tersebut Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta kepolisian dan para pejabat pemda agar dapat menjamin keselamatan para anggota DPR saat mereka melakukan kunjungan kerja di berbagai wilayah. Benarkah insiden tersebut akibat kelalaian dari pihak keamanan, yang tak memberikan perlindungan penuh terhadap para anggota DPR yang sedang melakukan kunjungan kerja? Kalau benar demikian, maka semua pihak yang tergabung dalam pengamanan kunjungan kerja DPR ke Bunaken, perlu diberi sanksi tegas, sehingga tidak seenaknya menjalankan tugas, dan melanggar protap pengamanan. Namun, bila semua telah sesuai dengan standar prosedur baku dalam melakukan pengamanan kunjungan kerja anggota DPR, hendaknya semua pihak juga bisa menahan diri, dan tak mutlak menimpakan kesalahan pada pemda dan pihak terkait. Apalagi kalau sifatnya di luar kegiatan resmi kunjungan kerja atau urusan pribadi seperti plesiran. Sebaiknya semua pihak yang terkait harus introspeksi, dan tidak memberikan pengadilan opini secara sepihak, sebelum semua jelas. Sebagai pejabat negara semestinya tidak memberikan pernyataan yang cenderungan membingungkan terkait sekarang mulai melepas bajubaju kemanusiaannya. Ketiga, melatih kejujuran. Kejujuran memang mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Ketika Nabi Muhammad SAW berdialog dengan seorang pemuda yang bergelimang dosa dan meminta nasihat untuk kembali menjadi manusia yang baik, Nabi kemudian memerintahkan pemuda itu untuk berkata jujur. Perintah yang terdengar ringan tapi sulit dilakukan. Ibadah puasa mengajarkan manusia untuk bersikap jujur, baik kepada diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Keempat, melatih keikhlasan. Ikhlas adalah inti daripada ibadah dalam Islam. Puasa mendidik seseorang untuk bersikap ikhlas. Ikhlas, meminjam terminologi Imam Khoemeni, adalah beribadah yang semata-mata karena Allah, bukan untuk diri sendiri. Manakala seseorang beribadah karena ingin selamat dari neraka, maka itu untuk diri sendiri. Bila seseorang beribadah agar tidak mendapatkan siksa, itu tipe ibadahnya para budak. Oleh karena itu, puasa dan berbagai aktivitas di dalamnya— seperti salat tarawih, tadarrus Alquran dan sebagainya—jangan dijadikan sebagai tren. Puasa adalah untuk mencari rida Allah SWT. Ini bisa diperoleh bukan hanya melalui ibadah ritual saja, melainkan juga ibadah sosial. Kelima, peduli dan peka terhadap lingkungan. Puasa mengajarkan manusia untuk memiliki sense of aware pada lingkungan, baik lingkungan hidup maupun lingkungan sekitar. Orang yang berpuasa tidak akan mengganggu dan merugikan kenyamanan hidup orang lain, baik secara ekonomis maupun politis. Dari sini, maka sangatlah wajar dan rasional bila seluruh pihak hendaknya bisa menahan diri (cooling down) untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa menusuk perasaan (demonstrasi, menghujat dan meneror) selama Ramadan, karena dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas dan kekhusyuan umat Islam yang tengah berpuasa. Ada sebuah hadis Nabi yang menjelaskan, bahwa “Tidak sempurna iman seseorang yang giat beribadah tapi membiarkan tetangganya kelaparan”. Artinya, membiarkan orang lain menggelepar kelaparan saja dapat mengurangi kualitas iman. Lalu, bagaimana dengan merampas hak hidup dan rasa aman mereka dengan, misalnya, mengerahkan massa untuk bertindak anarki dan radikal, meniupkan isu-isu yang tidak bertanggung jawab atau melancarkan aksi teror demi kepentingan politik sesaat? Puasa melarang semua itu. Jangankan menyakiti secara ekonomis dan politis, menyakiti orang secara lisan saja bisa menggugurkan pahala puasa. Bisnis Indonesia (JIBI). Apabila lebih dari 1 minggu artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pemberitahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis. P E M BACA M E N U L I S dengan kecelakaan yang menimpa anggota DPR. Informasikan secara jelas duduk persoalannya yang sebenarnya dan tidak cenderung menyalahkan pihak lain. Hendriwan Angkasa Tanah Sereal, Tambora Jakarta Barat Cegah korupsi dengan batasi penarikan tunai Majelis Ulama Indonesia baru-baru ini mengeluarkan fatwa terkait dengan pemberantasan korupsi yakni agar dalam sidang pengadilan perkara tindak pidana korupsi, diberlakukan asas pembuktian terbalik. Konsep ini sudah lama diserukan oleh ICW. Para pegiat antikorupsi dan berbagai pihak lain yang sudah lelah melihat laju pemberantasan korupsi yang bak deret hitung, sedangkan merebaknya perbuatan korupsinya bak deret ukur. Jadi kapan kita bisa “mengejar” dan membasmi korupsi ini? Korupsi adalah kejahatan yang luar biasa, maka memberantasnya pun harus dengan cara-cara yang luar biasa. Pada awal jabatannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan berdiri di baris terdepan dalam pemberantasan korupsi. Sekarang mengapa beliau yang begitu besar dan luas kekuasaannya tidak menciptakan berbagai terobosan yang bisa menghambat laju tindakan korupsi? Agar janji beliau tidak menjadi “lips service”, saya mengusulkan agar SBY bisa memberlakukan satu tindakan luar biasa yaitu membatasi penarikan dana secara tunai dari bank. Penarikan dana tunai secara tak terbatas selama ini merupakan “tempat persembu- nyian yang sangat aman dan nyaman” bagi penyuap/penyogok dan koruptor dalam aksi sogok/suapnya, karena dengan tarikan tunai ini tanda resmi pemberian/penerimaan uang yang merupakan alat bukti yang sah tidak bisa dimunculkan oleh jaksa/polisi, sehingga para koruptor dengan melenggang santai bisa lolos dari jerat hukum. Manakala tarikan tunai dibatasi—misalnya maksimal Rp25 juta—maka untuk sogokan Rp1 miliar, penyogok harus menarik tunai 40 kali. Jelas ini akan menyulitkan penyogok dan mengundang kecurigaan pihak bank yang akan membuat catatan lengkap dan jelas serta melaporkannya kepada PPATK atau BI, apabila penyogok nekat menarik tunai berulang-ulang demi menghindari adanya bukti transfer uang melalui bank tersebut. Apabila ketentuan ini diberlakukan, maka segala macam transaksi melampaui jumlah tertentu harus dilakukan dengan transfer atau kartu kredit, sehingga hal ini akan secara signifikan makin mempersempit ruang gerak koruptor dalam menerima atau membelanjakan uang hasil korupsinya dan sebagainya. Konsep ini nantinya harus ditindaklanjuti dengan memformulasikannya dalam Undangundang Perbankan. Semoga Presiden SBY bersedia dan bisa mempertimbangkan serta menangkap esensi terobosan luar biasa ini. Petunjuk pelaksanaannya bisa ditindaklanjuti oleh Satgas Mafia Hukum, para menteri terkait, gubernur BI, dan perbankan. Wisdarmanto Kp. Kalibata, Rt 04 Rw 07 Jl. Srengseh Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan Kritik, saran, dan komentar bisa disampaikan melalui surat ke redaksi Bisnis Indonesia atau e-mail: [email protected] Pemimpin Umum: Dr. H. Sukamdani S. Gitosardjono. Wakil Pemimpin Umum: Ahmad Djauhar. Pemimpin Perusahaan: Soebronto Laras. Wakil Pemimpin Perusahaan: Haryadi B. Sukamdani. Pemimpin Redaksi: Arief Budisusilo. Wakil Pemimpin Redaksi: Linda Tangdialla. Sekretaris Redaksi: M. Syahran W. Lubis. Redaktur Pelaksana: Abraham Runga Mali, Chamdan Purwoko, Gung Panggodo Supryanto, Inria Zulfikar, Neneng Herbawati. Redaktur: Aprilian Hermawan, Budi Prakarsa, Djony Edward, Eries Adlin, Firman Hidranto, Firman Wibowo, Hery Lazuardi, Hery Trianto, Ismail Fahmi, Lahyanto Nadie, Martin Sihombing, M. Rochmad Purboyo, M. Sarwani, M. Yunan Hilmi, Nono Budiono, Rustam Agus, Setyardi Widodo, Sutarno, Suwantin Oemar, Wisnu Wijaya, Zufrizal. Tim Pengembangan Redaksi: Adhitya Noviardi, Y.A. Sunyoto, Y. Bayu Widagdo. Manajer Sekretariat Redaksi: Indyah Sutriningrum. Asisten Redaktur: Algooth Putranto, Aprika Rani Hernanda, Arif Pitoyo, Bambang Supriyanto, Bastanul Siregar, Elsya Refianti, Fahmi Achmad, Gajah Kusumo, Junaidi Halik, Lutfi Zaenudin, Moh. Fatkhul Maskur, Muhammad Munir Haikal, Rahayuningsih, Sylviana Pravita R.K.N., Taufik Wisastra, Tomy Sasangka, Yayan Indrayana, Yeni H. Simanjuntak, Yusran Yunus. Staf Redaksi: Achmad Aris, Afriyanto, Agust Supriadi, Anugerah Perkasa, Arif Gunawan Sulistiyono, Asep Dadan Muhanda, Bambang P. Jatmiko, Berliana Elisabeth, Dewi Astuti, Diena Lestari, Elvani Harifaningsih, Erna Sari Ulina Girsang, Erwin Tambunan, Fajar Sidik, Fita Indah Maulani, Hendri T. Asworo, Herry Suhendra, Hendra Wibawa, Hilda Sabri Sulistyo, Irsad, Irvin Avriano, John A. Oktaveri, Linda Teti Silitonga, Maria Yuliana B., Mia Chitra Dinisari, M. Tahir Saleh, Mulia Ginting Munthe, Nana Oktavia Musliana, Nurbaiti, Nurudin Abdullah, Pudji Lestari, Rahmayulis Saleh, Ratna Ariyanti, Raydion, Reni Efita Hendry, R. Fitriana, Roni Yunianto, Rudi Ariffianto, Sepudin, Siti Munawaroh, Theresia Diyah Wulandari, Tri Dirgantara Pamenan, Tularji, Yusuf Waluyo Jati. Perwakilan: Bandung: Asep Mh. Mulyana (Manajer), Hilman Hidayat (Asisten Redaktur), Muhammad Sufyan. Makassar: M. Noor Korompot (Manajer), Kwan Men Yon (Asisten Redaktur). Medan: Melvin A. Sebayang (Manajer), Master Sihotang. Semarang: Edy Barlianto (Manajer), Endot Brilliantono, Rahmat Sujianto. Surabaya: Galih Prakoso (Manajer), Samantha Ardiansyah (Asisten Manajer Pemasaran), Marlina A. Jobs (Asisten Redaktur), Bambang Sutedjo (Koordinator Malang), Dwi Wahyuni, Wahyu Darmawan. Batam & Pekanbaru: Suyono Saputra (Manajer). Foto: Andry T. Kurniady, Dedi Gunawan, Endang Muchtar, Kelik Taryono, Melly Riana Sari, Yayus Yuswoprihanto. Artistik: Adi Purdiyanto, Agus Taufik Ridho, Fitriyana Pulungan, Tutun Purnama. Ekonom/ Kepala Bisnis Indonesia Intelligence Unit: Rofikoh Rokhim. Manajer Produksi: Andri Trisuda. Manajer Media Digital: Deriz Syahpatria Syarief. Penerbit: PT Jurnalindo Aksara Grafika, Direksi: Lulu Terianto (Direktur Utama), Ahmad Djauhar, Endy Subiantoro, Alamat Kantor: Wisma Bisnis Indonesia, Lt. 5-8, Jl. KH Mas Mansyur No. 12A, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220. Telepon: (021) 57901023 (hunting). Faks. redaksi: (021) 57901025, Pemasaran: (021) 57901024. Perusahaan: (021) 57901028. Rekening bank: PT Jurnalindo Aksara Grafika, BCA cab. Wisma Asia 084-303.757-4; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank Mandiri cab. Wisma Bisnis Indonesia 121-009.009999-9; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank BNI ($) cab. Kramat 10528868. Kantor Perwakilan: Jawa Timur, Jl. Opak No. 01 Surabaya, Tel. (031) 5670748, Fax. (031) 5675853. Malang, Pertokoan Sarangan Jl. Sarangan No. 1 a Malang, Telp. (0341) 402727, (0341) 480630, Fax (0341) 402728. Denpasar Jl. Suli No. 119 Blok B-3 Denpasar 80233 Telp. 0361-7446604, Fax. (0361) 261067. Jawa Tengah, Jl. Sompok Baru No. 79 Semarang, Telp. (024) 8442852, Fax. (024) 8454527. Jawa Barat, Jl. Buah Batu No. 46B, Bandung 40261 Telp. (022) 7321627, 7321637, 7321698, Fax (022) 7321680. Sumatra Utara, Kompleks Istana Bisnis Center, Medan Maimun Jl. Brigjend. Katamso No. 6, Medan, Telp. (061) 4554121/4553035 Fax: (061) 4553042. Riau, Jl. Pepaya No. 42, P. Karam Sukajadi, Pekanbaru 28127. Telp. (0761) 7048307, Fax (0761) 40335. Batam, Kompleks Ruko Mahkota Raya Blok C No.8 Batam Centre - Batam Telp: (0778) 748 3156 / Fax (0778) 748 3154, Indonesia Timur, Jl. Metro Tanjung Bunga Mall GTC Makassar GA-9 No. 16, Telp: (0411) 8114203 Fax: (0411) 8114253. Balikpapan, Balikpapan Superblock, Jl. Jend. Sudirman Stal Kuda Blok A/18, Balikpapan Telp. (0542) 7213507, Fax. (0542) 7213508. Harga langganan: P. Jawa Rp117.000/bulan, luar Jawa Rp117.000/bulan. Tarif iklan: Display Rp33.500/mm kolom, berwarna Rp50.500/mm kolom, iklan laporan keuangan Rp20.000/mm kolom, berwarna Rp33.500/mm kolom, baris Rp19.000/minimum 3 baris. ISSN 0215-2045. Surat izin: SK Menpen No; 017/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985, 4 Desember 1985, Anggota SPS No. 116/1985/11/A/2002, terbit 7 kali seminggu. Wartawan Bisnis Indonesia selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan apa pun dari nara sumber berkaitan dengan pemberitaan.