BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi eksisting dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan dan pembahasan mengenai segala potensi dan permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan. 2.1. Kondisi Eksisting Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan. Pelabuhan Perikanan Pengambengan terletak di Jalan Pelabuhan Perikanan No.1, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Pelabuhan Perikanan ini merupakan pusat kegiatan perikanan rakyat terbesar di Bali. Di bawah ini merupakan peta lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan dan fasilitas-fasilitas yang yang ada di pelabuhan ini : 7 Gambar 2.1 Peta Pulau Bali Sumber : http://www.tourbalimurah.com/images/ map-bali.jpg diakses pada 5 Oktober 2015 Gambar 2.2 Peta Kabupaten Jembrana Sumber : RTRW Kabupaten Jembrana lampiran hal. 1 U Gambar 2.3 Peta Eksisting PPN Pengambengan tahun 2015 Sumber : ( Arsip Kantor PPN Pengambengan, 2015) 8 31 32 Gambar 2.4 Letak-Letak Fasilitas yang ada di PPN Pengambengan Sumber : (Arsip Kantor PPN Pengambengan,2015) Tabel 2.1 Fasilitas yang Ada di PPN Pengambengan No Nama Fasilitas Jenis Fasilitas Luasan (±) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Kolam Pelabuhan SPBN Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Bongkar Muat Kapal Mushola Kantor PPN Pengambengan Toserba Bengkel Tempat Perbaikan Jaring Lapak Pedagang Pasar Pol Air MCK Kantor Pelayanan Shelter Nelayan Rumah Jaga Pos Satpam Pokok Fungsional Fungsional Fungsional Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Fungsional Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang 20.000 M2 100 M2 320 M2 100 M2 35 M2 100 M2 100 M2 110 M2 400 M2 100 M2 450 M2 110 M2 80 M2 80 M2 75 M2 5,5 M2 5,5 M2 9 No Nama Fasilitas Jenis Fasilitas Luasan (±) 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Tempat Penerbitan Surat Berlayar Mess Karyawan Rumah Dinas Staff Gudang Rumah Dinas KA Syahbandar Balai Pertemuan Nelayan Rumah Dinas KA PPN Rumah Jaga Utama Tempat Suci Cold Storage Pabrik Pengolahan Ikan Pabrik Pengalengan Ikan Pabrik Pengalengan Ikan Breakwater Dermaga Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Fungsional Fungsional Penunjang Penunjang Penunjang Pokok Pokok 150 M2 36 M2 100 M2 30 M2 100 M2 250 M2 160 M2 90 M2 35 M2 1300 M2 4300 M2 10000 M2 10000 M2 1627 M2 1570 M2 31 32 Sumber : (Observasi,Arsip PPN Pengambengan ,2015) 2.2. Kondisi Non Fisik Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan merupakan pelabuhan perikanan kelas B berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2006 Tentang Pelabuhan Perikanan. PPN Pengambengan memiliki luas area 9,1 Ha. Aktivitas yang diwadahi oleh pelabuhan perikanan ini yakni pemasaran hasil perikanan, perbaikan dan pemeliharaan kapal serta alat-alat penangkap ikan, administrasi pelabuhan, penyediaan logistik untuk kebutuhan nelayan saat melaut, dan pembinaan nelayan. 2.2.1. Nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap Indonesia (2011:XII) Nelayan diklasifikasikan berdasarkan tingkat/besarnya usaha dibagi menjadi empat, yaitu : a. Yang tidak menggunakan perahu b. Yang menggunakan perahu tanpa motor c. Yang menggunakan perahu motor tempel d. Yang menggunakan kapal motor Pada PPN Pengambengan, hanya terdapat nelayan yang menggunakan perahu motor tempel. Jumlah armada perahu dengan motor tempel di PPN 10 Pengambengan 148 unit, dengan mempekerjakan nelayan sebanyak 2810 orang dimana terdiri dari 42 orang yang memiliki usaha perikanan dan 2768 orang sisanya sebagai buruh nelayan yang bekerja kepada pemilik usaha perikanan. Pemilik usaha perikanan di PPN Pengambengan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Pemilik Usaha Perikanan PPN Pengambengan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Nama Usaha Perikanan Kawan Sejahtera Anugrah Anugrah I Anugrah II Anugrah III Kuma Indah Kembang Segara Merpati Putih Mina Karya Bakti Segara Bina Usaha Bina Usaha Sejahtera Lele Segar Bunga Seroja Bina Sejahtera Layang Kembang Sejahtera Sinar Bahari Mina Kelapa Gading Putra Badeen Bersatu Anggrek Tunjung Mina Mutiara Putra Mandiri Bintang Permata Mawar Indah Mitra Anugrah Sumber Rejeki Bintang Barat Bintang Timur Bintang Baru Fajar Indah Hidup Jaya Mitra Segara Segara Kaja Tanjung Suwan Kembang Terang Bintang Terang Bunga Seroja Bunga Bahari Tanjung Tangis Mitra Usaha Mandiri Bunga Segara Nama Ketua I Wayan Artika Misdari Sukri Humaid Andi Sugito Muhamad Yunan Jadani Zaenab Haripan H. Muhamad Suri Tasrip Gatot Umiyati H. Dasuki Miswati M. Hasan Ali Firdaus Komari Jaini Zen Adi Burahman Abdul Harrid Ahmad Kamil H. Marbam Sugianto Saipurahim Samsul Nam Saiful Bahri Sutono Samsuri Halil Kiso Selamet Riyadi Yudi Saputra Ali Musri Suand Mulyadi Sariawi Jurrito Nuriasih Narturi Madek Supriadi Daeng Faturahman Nuriasih Sumber : (Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana tahun 2014:139) 11 Nelayan-nelayan yang beraktivitas di PPN Pengambengan mayoritas berasal dari daerah Jawa. Mereka pindah dan menetap di Bali, lalu membuat perkampungan di Desa Pengambengan. Letak perkampungan nelayan sangat dekat dengan pelabuhan perikanan sehingga aksesbilitas para nelayan menuju pelabuhan perikanan sangat mudah. Berikut letak perkampungan nelayan yang ada di sekitar PPN Pengambengan : = Letak Perkampungan Nelayan Gambar 2.5 Letak Perkampungan Nelayan di Sekitar PPN Pengambengan Sumber : ( Observasi dan Google Maps ) 12 2.2.2. Aktivitas Perikanan Langkah-langkah kerja para Nelayan dalam setiap aktivitas operasi penangkapan ikan di PPN Pengambengan, Bali sebagai berikut : a. Persiapan di darat. ( Pukul 16.00 WITA ) b. Pemuatan (loading) ke atas kapal. ( Pukul 17.00 WITA ) c. Berlayar menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground). ( Pukul 17.30 WITA ) d. Persiapan alat penangkapan ikan. e. Pengoperasian alat penangkapan ikan, penurunan jaring (setting) pertama. f. Pengangkatan jaring (hauling) alat penangkapan ikan pertama. g. Penanganan hasil tangkapan pertama. h. Persiapan alat penangkapan ikan dan seterusnya. i. Pengoperasian alat penangkapan ikan, setting ke dua dan seterusnya. j. Hauling ke dua dan seterusnya. k. Penanganan hasil tangkapan kedua, dan seterusnya. l. Berlayar menuju pelabuhan asal (fishing base) keesokan harinya. ( Pukul 07.30 WITA ) m. Proses bongkar hasil tangkapan. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana (2014:170) Prosentase jenis ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan yang melakukan penimbangan dan pelelangan ikan di TPI Pengambengan selama tahun 2007-2014 adalah ikan lemuru (83,68%), ikan tongkol (9,32%), ikan layang (4,94%), ikan lainnya (1,34%), dan ikan selengseng (0,14%). Sedangkan prosentase nilai penimbangan dan pelelangan ikan, didominasi oleh ikan lemuru (67,67%), ikan tongkol (21,19%), ikan layang (8,73%), ikan lainnya (2,04%), dan ikan selengseng (0,37%). Berikut gambar ikan-ikan yang menjadi produksi PPN Pengambengan : 13 Gambar 2.6 Ikan Lemuru, Ikan Layang, Ikan Tongkol, Ikan Slengseng, Ikan Kenyar, Ikan Banyar Sumber : (Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana 2014:170) Gambar 2.7 Ikan Selar, Ikan Tamban, Ikan Kekerong, Ikan Utik, Ikan Marmoyo, Ikan Ceracah, Ikan Layur, Ikan Teribang, dan Ikan Putihan. Sumber : (Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana tahun 2014:170) Penimbangan / pelelangan ikan di TPI Pengambengan selama tahun 20072014, secara umum cenderung mengalami peningkatan. Demikian juga dengan nilai pelelangan ikan, jumlah armada yang mendarat / menimbang ikan, serta PAD dari TPI Pengambengan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena cuaca dan kondisi perairan di Selat Bali yang baik untuk melakukan penangkapan ikan. 14 Tabel 2.3 Tabel Data Penimbangan Ikan di TPI Pengambengan Tahun 2014 Sumber : (Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana tahun 2014:168) 15 2.2.3. Pengelolaan PPN Pengambengan Sistem Pengelolaan PPN Pengambengan ini dilakukan dengan pemungutan uang retribusi dari Tempat Pelelangan Ikan yang dipungut dari setiap transaksi jual beli ikan di pelabuhan ini. Retribusi tersebut digunakan operasional Pelabuhan, melalui kelembagaan Pengurus Pelabuhan Perikanan yang tertera dalam gambar 2.6 bawah ini : Kepala Pelabuhan Suprapto, A.Pi, MM Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kadek Adi Chandra Kusuma, S.St.Pi staff Kepala Seksi Operasional Pelabuhan Kepala Seksi Kesyahbandaran Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha Sutarno, B.Sc Ni Ketut Erlina Efendi, S.Pi staff Budi Priantono, B.Sc staff staff Gambar 2.8 Struktur Organisasi PPN Pengambengan Sumber : http://pipp.djpt.kkp.go.id/profilpelabuhan Diakses tanggal 8 Oktober 2015 2.3. Kondisi Fisik Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan Kondisi fisik PPN Pengambengan meliputi lokasi PPN Pengambengan, Lingkungan sekitar, besaran ruang, sarana dan prasarana pendukung, kondisi bangunan, tampilan bangunan, sistem sirkulasi dan parkir. 2.3.1. Lokasi PPN Pengambengan Pelabuhan Perikanan Pengambengan terletak di Jalan Pelabuhan Perikanan No.1, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Berjarak 9 km dari Kota Negara atau ± 105 km di sebelah Barat Kota Denpasar. 16 2.3.2. Lingkungan Sekitar Berikut gambaran kondisi lingkungan sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan : Pada area bertanda biru ini adalah site yang akan dijadikan sebagai area pengembangan Pabrik Pengolahan ikan Pertokoan Selat Bali Cold Storage Gambar 2.9 Situasi di sekitar PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 (a) Batas Utara : Pabrik pabrik pengalengan ikan Gambar 2.10 Pabrik Pengolahan Ikan di sekitar PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 17 (b) Batas Timur : Pertokoan dan Pabrik pengalengan ikan Gambar 2.11 Pertokoan dan Pabrik Pengalengan Ikan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 (c) Batas Selatan : Cold Storage Gambar 2.12 Cold Storage Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 (d) Batas Barat : Selat Bali dan Samudra Indonesia Gambar 2.13 Kolam Pelabuhan yang berbatasan langsung dengan Selat Bali dan Samudra Indonesia Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 18 Kondisi Sekitar Area Pengembangan : Selat Bali Pengolahan Ikan Selat Bali U Pos Pelayanan Terpadu Tempat Penerbitan Surat Berlayar Gambar 2.14 Kondisi Sekitar Area Pengembangan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 2.3.3. Kondisi Bangunan PPN Pengambengan Berdasarkan hasil observasi di lapangan, kondisi fisik dari bagunan-bangunan yang ada di PPN Pengambengan ini sudah cukup baik, namun ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki dan beberapa fasilitas yang ditambahkan pada PPN 19 Pengambengan ini. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan ini juga perlu ditingkatkan, dan diperlukan juga kesadaran pengguna fasilitas PPN ini agar fasilitas tersebut bisa bermanfaat secara maksimal dan terkelola dengan baik. Berikut gambaran kondisi eksisting pada PPN Pengambengan ini : Tempat Ibadah Mess Karyawan Balai Pertemuan Pasar Makanan TPI SPBN Parkir Gambar 2.15 Kondisi Bangunan PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 2.3.4. Tampilan Bangunan Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Pelabuhan Perikanan Nusantara ini memiliki tampilan bangunan dengan gaya arsitektur bali tetapi dalam penerapannya sangat minim, lebih dominan sudah modern, untuk gaya arsitektur 20 bali hanya ditampilkan dengan bentuk atap, penggunaan material batu paras pada bangunan pura dan bata merah pada bagian pintu masuk bangunan, contoh tampilan bangunan dengan gaya arsitektur bali dalam Pelabuhan Perikanan Pengambengan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2.16 Tampilan Arsitektur Gambar 2.17 Tampilan Arsitektur Bali pada Merajan Bali pada Balai Pertemuan Nelayan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 September 2015 2.3.5. Sistem Sirkulasi dan Parkir Kendaraan Sistem sirkulasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara ini menggunakan sistem sirkulasi linier dan menggunakan off-street parking yakni lahan parkir yang tidak menggunakan badan jalan, sehingga tidak membuat kemacetan pada jalur sirkulasi, namun membuat penggunanya kurang tertib dalam memarkirkan kendaraannya. Sistem sirkulasi pada PPN ini menggunakan satu entrance yakni di sebelah barat. Sirkulasi di PPN ini cukup kacau karena banyak pengendara motor yang melawan arah sirkulasi pada pelabuhan ini. Untuk gambaran sistem sirkulasi di Pelabuhan Perikanan Pengambengan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 21 Keterangan = Tempat Parkir = Arus Sirkulasi Gambar 2.18 Pola Sirkulasi dan Parkir Kendaraan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 2.4. Evaluasi Purna Huni (Post Occupancy Evaluation-POE) terhadap PPN Pengambengan dalam mencapai optimalisasi pelayanan. Dalam evaluasi pasca huni ( Post Occupancy Evaluation ) terdapat 3 (tiga) aspek yang dijadikan dasar dalam menganalisis masalah yang ada yaitu aspek fungsional, aspek teknis dan aspek prilaku. Tiga aspek tersebut merupakan fokus pembahasan dalam sub bab ini. Dalam Evaluasi Purna Huni ini akan ditinjau berbagai analisa yang akan menjelaskan tentang performance PPN Pengambengan dengan aspek-aspek yang tertera di atas. Dalam setiap aspek tersebut akan diberikan rekomendasi 22 pembenahan ruang maupun objek untuk mencapai optimalisasi kegiatan bisnis perikanan di PPN Pengambengan. Setiap solusi yang didapat dari isu-isu yang ada di PPN Pengabengan ini akan diterapkan pada rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. 2.4.1. Analisa Terhadap Fasilitas PPN Pengambengan Berikut pengkajian terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di PPN Pengambengan dimana hasil dari analisa ini akan dipakai sebagai acuan dalam dalam proyek pengembangan PPN Pengambengan sebagai berikut : 1. Fasilitas Pokok a. Dermaga pendaratan yang sudah ada masih kurang memadai untuk menampung kegiatan bongkar muat hasil tangkapan. Keterbatasan dermaga pendaratan ini membuat aktivitas nelayan untuk bongkar muat ikan menjadi sulit. Gambar 2.19 Para Nelayan yang Melakukan Bongkar Muat Hasil Tangkapan di Bibir Pantai karena Keterbatasan Dermaga Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 Menurut Triatmodjo (2010:412) Untuk mengukur kebutuhan dermaga pendaratan dapat dipakai rumus berikut : Ld = Panjang dermaga pendaratan N = Bobot Kapal Y = Perbandingan antara waktu operasional pelabuhan dan waktu bongkar muatan ikan L = Panjang Kapal Pada PPN Pengambengan, bobot kapal = 30 GT, waktu operasional pelabuhan adalah 12 jam dengan waktu untuk membongkar muatan adalah 1 jam, panjang 23 kapal diketahui adalah 18,5 m. Jadi kebutuhan panjang dermaga pendaratan adalah 30/12 (18,5 + 0,15(18,5)) = 53,2 meter (dibulatkan 53 m) dimana dari panjang tersebut mampu untuk merapatkan 3 kapal secara bersamaan. b. Dermaga Tambat Labuh pada PPN ini kondisinya sudah baik. Gambar 2.20 Kolam Tambat Labuh Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 c. Kolam Pelabuhan pada pelabuhan perikanan ini mengalami pendangkalan. Hal ini membuat perahu nelayan sulit mencapai daratan. Solusi dari hal ini yakni diperlukannya pengerukan kolam pelabuhan untuk mendapatkan kedalaman sedalam tiga meter. Gambar 2.21 Kolam Pelabuhan Mengalami Pendangkalan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 2. Fasilitas Fungsional a. Tempat Pelelangan Ikan di PPN Pengambengan ini memiliki luas 320 m2. Luasan dari TPI ini masih belum cukup untuk mewadahi ramainya aktivitas pelelangan ikan di PPN ini sehingga terjadi overload. 24 Gambar 2.22 Kondisi TPI yang overload saat pelelangan ikan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 Menurut Triatmodjo (2010:419) Untuk mengukur luasan fasilitas TPI tersebut dipakai rumus sebagai berikut : S = Luas Temmpat Pelelangan Ikan (m2) N= Banyak ikan yang dihasilkan per hari (kg/hari) R= Jumlah Pelelangan yang terjadi dalam sehari (2x) α = Rasio dari luasan yang dipakai untuk tempat ikan dengan luas total tempat pelelangan ikan.(0,30) P = Berat ikan hasil tangkapan yang ditangani per satuan (170 kg/m2) Jadi TPI yang dibutuhkan di PPN Pengambengan adalah S = 44.572 kg/hari : ( 2 x 0,30 x 80 ) = 928,5 m2 . Jadi TPI di PPN Pengambengan masih kurang 620 m2. Solusi dari kekurangan luasan TPI tersebut adalah membuat TPI tambahan pada rencana pengembangan. b. Tempat Perbaikan Jaring yang ada di PPN ini disalahgunakan menjadi tempat parkir, hal ini tentu menyulitkan nelayan saat mereka membutuhkan tempat untuk memperbaiki jaring mereka. Gambar 2.23 Tempat Perbaikan Jaring yang digunakan sebagai Parkir Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 25 Solusi dari hal ini adalah mengubah elemen bawah bangunan ini yakni dengan menambahkan tangga pada sekelilingnya sehingga tidak digunakan sebagai tempat parkir motor lagi. c. Menara Pengawas, Laboratorium Pembinaan Mutu dan instalasi IPAL belum dimiliki oleh PPN Pengambengan ini. Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 51/PERMEN-KP/2014 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2015, pada fasilitas fungsional pelabuhan perikanan harus terdapat menara pengawas, laboratorium pembinaan mutu dan IPAL. d. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan pada PPN ini kondisinya sudah baik. Gambar 2.24 SPBN di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 e. Cold Storage pada PPN ini sudah baik Gambar 2.25 Cold Storage di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 26 3. Fasilitas Penunjang a. Tempat Ibadah pada PPN ini kondisinya sudah baik. Gambar 2.26 Tempat Ibadah di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 b. Kantor PPN Pengambengan dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal. Gambar 2.27 Kantor PPN Pengambengan yang Masih Menggunakan Asbes Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 c. Toserba dan Pasar Makanan dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal dan penataan los-los pedagang yang akan dibuat permanen. Gambar 2.28 Toserba dan Pasar Makanan yang Masih Menggunakan Asbes Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 27 d. Bengkel Mesin kondisinya sudah baik. e. Kantor Polisi Perairan kondisinya sudah baik. Gambar 2.29 Kantor Polair di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 f. MCK dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal. Gambar 2.30 MCK di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 g. Kantor Pelayanan dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal dan penataan vegetasi agar tidak menghalangi fasad bangunan. Gambar 2.31 Kantor Pelayanan di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 28 h. Shelter Nelayan merupakan tempat beristirahat nelayan, dimana pada PPN ini akan dilakukan penataan material elemen penyusun ruang. Gambar 2.32 Kondisi Shelter Nelayan di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 i. Pos Jaga di PPN ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal. Gambar 2.33 Kondisi Pos Jaga di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 j. Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar di PPN ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal. Gambar 2.34 Kondisi Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar Nelayan di PPN Pengambengan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 29 k. Mess Karyawan dan Rumah Dinas ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal. Gambar 2.35 Kondisi Mess Karyawan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 l. Balai Pertemuan Nelayan ini dilakukan penggantian material atap yang masih menggunakan asbes menjadi bahan yang mencerminkan arsitektur lokal. Gambar 2.36 Kondisi Bangunan Balai Pertemuan Nelayan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 September 2015 m. Dalam proyek pengembangan PPN Pengambengan, harus mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.08/Men/2012 tentang Kepelabuhan Perikanan, dimana berdasarkan peraturan tersebut Pelabuhan Perikanan Nusantara harus memiliki industri perikanan, dimana pada PPN Pengambengan belum memiliki industri perikanan. n. Nelayan merupakan profesi dengan kegiatan yang paling berbahaya di dunia. Kecelakaan dapat terjadi pada kapal- kapal baik dalam pelayaran berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan meskipun sudah dilakukan usaha untuk menghindarinya. Sehingga diperlukan fasilitas yang mampu menjawab kebutuhan nelayan tersebut disamping itu juga diperlukan 30 alat-alat keselamatan untuk menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan. Fasilitas yang diperlukan ialah klinik dan toko alat keselamatan. o. Diperlukannya juga fasilitas kios IPTEK sebagai pusat informasi dan hasil riset yang telah dilakukan di PPN Pengambengan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa fasilitas di PPN Pengambengan masih belum memadai dan terdapat kekurangan jika dikaji sesuai standar dari pemerintah. Dengan rencana pengembangan ini, akan dilakukan penambahan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dan juga penataan fasilitas yang sudah ada sehingga memberikan solusi terhadap keberlanjutan bisnis perikanan di PPN Pengambengan ini. 2.4.2. Analisa Terhadap Aspek Teknis Pada umumnya, suatu bangunan diharapkan memberikan rasa nyaman, aman, dan berumur panjang. Dalam hal aspek teknis pada bangunan secara langsung akan menyangkut pada kondisi fisik bangunan seperti struktur, ventilasi, sanitasi, dan pengamanan bangunan pada Pelabuhan Perikanan Nussantara Pengambengan ini. beberapa hal yang menjadi permasalahan dari segi aspek teknis dan merupakan hal yang menjadi perhatian dalam evaluasi pasca huni (post Occupancy Evaluation ) adalah sebagai berikut : a. Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kenyamanan dan kesehatan penghuninya. Pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan , masih dominan menggunakan penutup atap asbes. Hal ini memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan karena bisa menyebabkan Asbestosis yakni penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup seratserat asbes. Berikut gambar penggunaan atap asbes pada bangunan di PPN ini : 31 Gambar 2.37 Penggunaan Atap Asbes pada TPI dan Pasar Makanan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Gambar 2.39 Penggunaan Keramik pada Lantai Tempat Bongkar Muat Kapal Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 Oktober 2015 Gambar 2.38 Penggunaan Keramik pada Lantai TPI Selain itu, penggunaan bahan penutup lantai pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan tempat bongkar muat barang kapal menggunakan bahan keramik., dimana penggunaan bahan tersebut kurang tepat pada fasilitas tersebut karena fasilitas tersebut lebih sering dalam kondisi basah sehingga membuat lantai sangat licin, berikut gambaran dari penggunaan keramik pada fasilitas tersebut : Rekomendasi pada desain pengembangan : Pemecahan masalah ini dilakukan penggunaan material penutup atap dengan menggunakan penutup atap yang aman bagi kesehatan dan mencirikan arsitektur bali. Untuk bahan penutup lantai menggunakan menggunakan penutup lantai yang bertekstur kasar dan mudah untuk dibersihkan agar lantai licin tidak terjadi sekaligus mudah dalam perawatan. 32 b. Utilitas Bangunan Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan di PPN Pengambengan ini sangat kurang dengan keran air dimana hanya terdapat satu keran air saja, hal ini sangat memberikan kerugian dimana TPI menjadi sulit dibersihkan dan juga menimbulkan bau tidak sedap akibat darah ikan yang tidak dibersihkan. Pada beberapa tempat di area PPN ini juga belum memiliki saluran drainase dimana akan menimbulkan genangan air saat hujan. Selain itu permasalahan itu juga terdapat kekurangan dari tidak adanya sistem CCTV dimana untuk menanggulangi tindak kriminal di PPN Pengambengan ini yang merupakan fasilitas umum yang seharusnya dapat digunakan secara aman dan nyaman. Gambar 2.40 Fasilitas TPI yang Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Gambar 2.41 Tempat yang belum memiliki drainese Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 Oktober 2015 kurang dengan sarana kran air Rekomendasi pada desain pengembangan : Pemecahan masalah ini dilakukan dengan perencanaan titik-titik penempatan keran air agar semua tempat yang mebutuhkan sanitasi bisa terjangkau oleh adanya keran-keran tersebut dan bisa menanggulangi bau tidak sedap dari ikan. Penataan saluran drainase untuk mencegah timbulnya kekumuhan . Selain itu, direncanakan juga sistem CCTV sebagai pencegahan tindak kriminal. 2.4.3. Analisa Terhadap Aspek Fungsional Permasalahan aspek fungsional pada PPN Pengambengan ini menyangkut segala aspek yang terkait dengan pengoperasian yang berdampak pada efisiensi dan efektifitas dari bangunan tersebut. Permasalahan yang muncul dari aspek fungsional dalam Pelabuhan Perikanan ini adalah sebagai berikut : 33 a. Zoning Zoning merupakan penempatan fungsi pada area-area tertentu pada lahan perancangan yang erat kaitannya dengan kemudahan akses atau kemudahan pencapaian sehingga memudahkan sirkulasi. Pada PPN ini, zoning parkir masih kurang jelas dimana akibat dari hal itu terjadi kesemrawutan yang mengakibatkan ketidaknyamanan dalam bersirkulasi. Gambar 2.42 Zoning parkir roda 2 Gambar 2.43 Parkir roda 2 yang dan 4 yang tidak jelas memakan badan jalan Sumber : survey lapangan, tanggal Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 10 Oktober 2015 Rekomendasi pada desain pengembangan : Dibuatkan zoning yang jelas pada parkir motor dan parkir mobil, dimana pada area parkir tersebut sudah dibatasi dengan jelas garis-garis parkir, sehingga kendaraan pengguna pelabuhan ini nantinya tertata dengan rapi dan sekaligus memberikan kemudahan sirkulasi. b. Fungsi Bangunan Fungsi dari tiap-tiap bangunan di PPN sudah sangat jelas berdasarkan penamaan dari tiap bangunan dan juga dapat dilihat dari fasilitas-fasilitas yang ada pada bangunan tersebut. Namun terjadi penyalah gunaan fungsi dari bangunan yang ada di PPN ini. Contohnya seperti bangunan tempat perbaikan jaring, yang sesungguhnya digunakan untuk memperbaiki jaring nelayan, namun disalah gunakan menjadi tempat parkir. Pada bangunan yang fungsinya sebagai shelter nelayan, justru dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat bersitirahat, hal ini dikarenakan letak dari shelter yang jauh dari dermaga maupun tempat pelelangan ikan sehingga para nelayan enggan untuk beristirahat di tempat itu. Serta pada 34 Pelabuhan ini terdapat pasar yang mayoritas penjualnya menjual makanan untuk kebutuhan nelayan, dimana pedagangnya sudah semakin banyak dan mengakibatkan mereka membuat lapak sendiri di luar bangunan pasar yang sudah disediakan, dimana lapak yang mereka buat menciptakan kesan kumuh bagi pelabuhan ini. Gambar 2.44 Tempat Perbaikan Jaring yang digunakan sebagai parkir Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 Gambar 2.45 Shelter Nelayan yang dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat oleh warga sekitar Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 Gambar 2.46 Lapak Pedagang Makanan Sumber : survey lapangan, tanggal 10 Oktober 2015 Rekomendasi pada desain pengembangan : Pemecahan masalah ini dilakukan dengan mendesain bangunan yang sesuai dengan kegunaannya dan permainan pada elemen-elemen pembentuk ruang untuk menanggulangi agar tidak terjadi penyalahgunaan fasilitas. Selain dengan cara tersebut, penempatan pos di tempat strategis sebagai tempat pengawasan dari pengelola sehingga tidak terjadi penyalahgunaan fasilitas. 35 2.4.4. Aspek Prilaku Aspek prilaku menghubungkan kegiatan pemakai dengan lingkungan fisiknya, evaluasi prilaku adalah mengenai bagaimana kondisi dan psikologis pemakai dipengaruhi oleh rancangan bangunan. Pada PPN Pengambengan, kondisi bangunan yang kumuh seperti tempat pelelangan ikan sangat mempengaruhi psikologis pengunanya seperti nelayan dan pembeli ikan sehingga membuat tidak nyaman dalam melakukan kegiatan pelelangan akibat dari kotornya bangunan dan aroma tidak sedap dari ikan yang dilelang.Dalam rancangan pengembangan nantinya, pemilihan material yang dipakai dan utilitas sangat diperhatikan agar kekumuhan tidak terjadi. 2.4.5. Kesimpulan Evaluasi Purna Huni Berdasarkan analisis di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yang menyangkut perencanaan pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan. Hasil ini akan menjadi dasar perencanaan PPN Pengambengan pada tahap berikutnya, dimana kesimpulannya sebagai berikut : a. Pengembangan PPN Pengambengan dilakukan pada site kosong yang ada pada pelabuhan perikanan ini, dimana pengembangan dilakukan pada daerah perairan dan daratan. U Site yang akan menjadi area pengembangan Gambar 2.47 Posisi Site Pengembangan 36 b. Kesimpulan yang dilakukan pada setiap fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dapat dilihat pada tabel 2.11 : Tabel 2.4 Kesimpulan Hal yang akan dilakukan pada Fasilitas di PPN Pengambengan No Nama Fasilitas Permasalahan pada Fasilitas Fasilitas Pokok Tidak memadai 1 Dermaga Pendaratan 2 Kolam Pelabuhan 3 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 4 5 Tempat Perbaikan Jaring Menara Pengawas Pendangkalan Fasilitas Fungsional Overload, bahan penutup lantai dan atap yang menggunakan asbes serta sanitasi yang kurang memadai Dijadikan parkir motor, bahan penutup atap yang berbahaya Belum ada fasilitas ini 6 Laboratorium Mutu Belum ada fasilitas ini 7 Instalasi IPAL 8 Kantor PPN Pengambengan Toserba dan Pasar Makanan Belum ada fasilitas ini Fasilitas Penunjang Bahan penutup atap menggunakan asbes Bahan penutup atap yang berbahaya dan tidak tertanya los-los pedagang Bahan penutup atap menggunakan asbes Bahan penutup atap yang berbahaya dan vegetasi yang menghalangi fasad Material penutup atap mengunakan asbes Penggunaan asbes sebagai penutup atap Bahan penutup atap menggunakan asbes Bahan penutup atap menggunakan asbes Penutup atap menggunakan asbes Bahan penutup atap menggunakan asbes 9 10 MCK 11 Kantor Pelayanan 12 Pos Jaga 13 Shelter Nelayan 14 Pos Jaga 15 Tempat Penerbitan Surat Ijin Berlayar Rumah Dinas dan Mess Karyawan Balai Pertemuan Nelayan 16 17 18 19 20 21 Industri Perikanan Klinik Toko Alat Keselamatan Kios Iptek Belum ada fasilitas ini Belum ada fasilitas ini Belum ada fasilitas ini Belum ada fasilitas ini Solusi yang dilakukan Penambahan dermaga pendaratan baru Pengerukan Penataan TPI eksisting penambahan TPI baru dan Penataan elemen bawah dan penutup atap Penambehan fasilitas menara pengawas Penambahan fasilitas laboratorium mutu Penambahan IPAL Penataan elemen penutup atap Penataan elemen penutup atap dan penataan los-los pedagang dibuat permanen Penataan elemen penutup atap Penataan vegetasi dan elemen penutup atap Penggantian elemen penutup atap Penggantian elemen penutup atap Penggantian elemen penutup atap Penggantian elemen penutup atap Penggantian elemen penutup atap Penggantian elemen penutup atap Penambahan industri perikanan Penambahan fasilitas Klinik Penambahan fasilitas Toko Alat Keselamatan Penambahan fasilitas Kios IPTEK Penataan fasilitas eksisting Penataan fasilitas eksisting dan penambahan fasilitas yang sejenis Penambahan fasilitas baru 37 c. Material-material bangunan yang digunakan pada selaras dengan peraturan daerah (bernuansa arsitektur bali) dan tentunya memenuhi standar kesehatan, serta dipadukan dengan material modern kekinian seperti material baja untuk memberikan kesan nyaman dan aman bagi penggunanya. d. Perencanaan kembali utilitas yang dibutuhkan di PPN ini, terutama sanitasi dan drainase untuk meningkatkan kebersihan dan menghilangkan bau tidak sedap yang melekat pada tempat ini. e. Penambahan instalasi CCTV sebagai media pembantu pengawasan di PPN Pengambengan agar tidak kriminal dan penyalahgunaan fasilitas dapat ditanggulangi. 38