HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Anggun Purwandari [email protected] Dosen pembimbing : Dra. Lisa Ratriana C, M.Si Bina Nusantara University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. ABSTRACT This study aimed to see whether there is a correlation between the student’s perception towards professional competencies of lecturers and learning motivation of psychology students in Bina Nusantara University. Research methods used in this research is quantitative research with a number of samples of 124 college students (25 males, 99females). This quantitative research used correlational analysis among variables as analyzing technique. This study used nonprobability convenience sampling technique. The results of this study is that there is a positive correlation between the student’s perception towards professional competencies of lecturers and learning motivation of psychology students in Bina Nusantara University. Keyword : Learning motivation, professional competenceies of lectures, perceptions ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa psikologi Universitas Bina Nusantara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jumlah sample 124 orang (laki-laki n=25, perempuan n=99). Dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan analisa korelasional antara variabel. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Simpulan ada hubungan yang positif antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Psikologi Universitas Bina Nusantara. (AP) Kata Kunci : Motivasi belajar, kompetensi profesional dosen, persepsi PENDAHULUAN Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Dosen sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak berinteraksi dengan mahasiswa dibandingkan dengan karyawan lainnya di perkuliahan. Dosen bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan kajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat. Dosen juga harus membantu mahasiswa untuk dapat memperoleh pembinaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki (Sagala, 2009). Kedudukan dosen sebagai seseorang yang mentransformasikan ilmu pendidikan harus mampu menjalankan tugas utamanya yakni mengajar dan mendidik sehingga mahasiswa akan termotivasi untuk belajar. Realisasi dari tugas dosen tersebut secara nyata akan tampak dalam proses pembelajaran yang dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar. Dosen memiliki beberapa kompetensi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi dosen dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi pada mahasiswa yang nantinya akan meningkatkan minat belajarnya. Kompetensi dosen sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, ada empat dimensi umum kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dosen yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian (Mulyasa, 2012). Pada penelitian ini, peneliti hanya menekankan pada kompetensi profesional. Terdapat lima kompetensi profesional dosen yang dikemukakan oleh Mulyasa (2012), yaitu (1) memahami jenis-jenis materi pembelajaran, (2) mengurutkan materi pembelajaran, (3) mengorganisasikan materi pembelajaran, (4) mendayagunakan sumber pembelajaran, dan (5) memilih dan menentukan materi pembelajaran. Peran mahasiswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai pihak yang ingin meraih citacita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Mahasiswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Perwujudan interaksi dosen dan mahasiswa harus lebih banyak berbentuk pemberian motivasi dari dosen kepada mahasiswa, agar mahasiswa merasa bergairah, memiliki semangat, potensi, dan kemampuan yang dapat meningkatkan harga dirinya. Dengan demikian mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2003). Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena mahasiswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi (Mulyasa, 2012). Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik (Sardiman, 2003). Oleh karena itu, dosen harus mampu membangkitkan motivasi belajar mahasiswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan motivasi untuk belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan dosen yang menyampaikan materi perkuliahan. Mengenai materi perkuliahan sering dikeluhkan oleh mahasiswa sebagai sesuatu yang membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas, dan sebagainya. Akan tetapi, hal yang lebih utama dari faktor materi perkuliahan adalah faktor dosen. McCombs, et al (dalam Santrock, 2004), menemukan bahwa mahasiswa yang merasa didukung dan diperhatikan oleh dosen lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan akademik daripada mahasiswa yang tidak didukung dan diperhatikan. Hal ini terkait dengan persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosennya. Pernyataan tersebut didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rangkuti dan Anggaraeni (2005) bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi tentang kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi positif sebesar 0.244 dengan p = 0.004, yang berarti bahwa ada kecendrungan semakin positif persepsi peserta didik tentang kompetensi profesional pengajar, maka motivasi belajar akan semakin tinggi pula. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan analisa korelasional antara variabel, yang tujuannya adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2012). Makin tinggi korelasi antara dua variabel, makin akurat prediksi berdasarkan hubungan kedua variabel tersebut (Sukadji, 2003). Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa non-probability sampling, yakni convenience incidental sampling, yaitu pendekatan yang memilih sample dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses (Santoso & Tjiptono, 2001). Menurut Sugiyono (2004) convenience incidental sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan faktor kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dan dapat digunakan oleh peneliti sebagai sampel bila partisipan yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Hipotesis pada penelitian ini adalah : Ho H1 : Tidak ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Psikologi Universitas Bina Nusantara. : Ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa psikologi Universitas Bina Nusantara. HASIL DAN BAHASAN Tabel 1. Korelasi antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Motivasi belajar motivasibelajar kompetensiprofesional dosen Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Kompetensi profesional dosen 1 124 .425** .000 124 .425** .000 124 1 124 Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,425 dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 pada taraf signifikan 0,01. Hasil pengolahan data diatas yang menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,425 berarti terdapat hubungan searah yang positif antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar. Nilai signifikansi yang ditunjukkan sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,01) dan ditunjukkan oleh adanya tanda ** pada angka korelasi (lihat tabel 4.5). Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. Dari hasil penelitian, hipotesa nol (H0) yang berbunyi “Tidak ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Psikologi Universitas Bina Nusantara” ditolak, sedangkan hipotesa alternatif (H1) yang berbunyi “Ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa psikologi Universitas Bina Nusantara” diterima. Artinya, semakin tinggi persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen, maka semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa psikologi Univervitas Bina Nusantara, dan begitu pula sebaliknya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang dapat diambil adalah ada hubungan yang positif antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Psikologi Universitas Bina Nusantara. Peneliti menemukan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat mengajukan beberapa saran - saran sebagai berikut : 1. Saran teoritis : a. b. c. Peneliti selanjutnya diharapkan mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan jumlah responden yang lebih banyak agar semakin menunjukkan data yang representatif. d. Peneliti selanjutnya diharapkan mendampingi responden dalam pengerjaannya agar memastikan kuesioner yang diberikan kepada responden dapat dimengerti dan responden dapat bertanya langsung maksud dari beberapa item. e. Sebagai alat pengumpul data lainnya, sebaiknya ditambahkan dengan melakukan metode observasi atau wawancara sehingga didapat gambaran yang lebih komprehensif mengenai motivasi belajar dan persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen. 2. Saran praktis : a. Berdasarkan hasil penelitian yang mengatakan adanya korelasi antara persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen dengan motivasi belajar, praktisi akademik dapat lebih mempersiapkan diri dalam mempersiapkan metode-metode yang sesuai untuk membantu mahasiswa, sehingga kekurangan pada kompetensi profesional dosen tidak menyurutkan motivasi mahasiswa dalam belajar. REFERENSI Mulyasa, E. (2012). Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rangkuti, A.F., & Anggaraeni, F.D. (2005). Hubungan persepsi tentang kompetensi profesional guru matematika dengan motivasi belajar matematika pada siswa sma. Psikologia, 1, 76-85. Sagala, S. (2009). Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan. Bandung: Alfabeta. Santrock, J.W. (2004). Educational psychology. (2nd ed). New york: McGraw Hill companies, Inc. Sardiman. (2003). Interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2004). Metode penelitian bisnis. Alfabeta, CV: bandung Suryabrata, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. RIWAYAT PENULIS Anggun Purwandari lahir di Duri pada tanggal 12 September 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam ilmu Psikologi pada tahun 2013