2. ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB Badan Pengawas 201. Untuk sebuah reaktor riset yang dibangun dan dioperasikan, jaminan yang memadai harus disediakan bagi masyarakat, yang dimaksud dalam hal ini adalah apabila reaktor dioperasikan fasilitas tersebut akan aman. Ketetapan jaminan sejenis ini diperlukan oleh pemerintah daerah setempat dimana reaktor akan ditempatkan guna menjamin keberadaannya dan sebagai dasar pengawasan dalam mengatur keselamatan proyek yang memadai. Persyaratan ini harus meliputi sistem asuransi yang tetap. Code IAEA untuk keselamatan reaktor riset nuklir: Desain (IAEA safety series No. 35-S1) dan operasi (IAEA safety series No. 35-S2 ketentuan umum yang dibutuhkan sebagai batas sistem di atas ada di dalam para 301-307 dan 301-303 yang berurutan. 202. Sebuah badan pengawas organisasi pengoperasi, secara efektif bersifat mandiri, seharusnya dibentuk. Dalam kasus yang sama, dimana sebuah negara yang memiliki program nuklir relatif kecil, sebagai pengecualian, badan pengawas boleh menyertakan anggota dari organisasi pengoperasi. Bahkan dalam keadaan ini, manajemen badan pengawas sebuah fasilitas reaktor riset seharusnya terpisah, dan termasuk ahli-ahli dari lembaga-lembaga lain. 203. Terlepas dari susunan badan pengawas, seharusnya ada kemandirian dalam hal kaji ulang dan pengesahan di dalam organisasi pengoperasi, seperti, sebuah komite keselamatan, yang dapat menetapkan pembuktian pada kecukupan dari fasilitas keselamatan serta dapat mengesahkan proposal langkah manager reaktor. Untuk menjamin bahwa persyaratan tsb terpenuhi, badan pengawas bisa membuat persyaratan ini sebagai sebuah prasyarat berupa pengesahan yang asli dari konstruksi dan operasi sebuah fasilitas reaktor riset. 204. Sebagaimana yang diminta oleh IAEA, badan pengawas dapat juga menjamin, sebagai bagian dari pengesahan yang asli dari konstruksi dan operasi reaktor, bahwa organisasi pengoperasi memiliki kecukupan serta rencana yang disetujui guna mengontrol proses yang digunakan dalam proyek pemanfaatan dan modifikasi dari kategori yang berbeda, menurut signifikansi keselamatan. 205. Dengan demikian, badan pengawas dapat menjamin bahwa rencana ini cukup terlindungi, sedikitnya mengenai: (a) evaluasi awal dari perubahan (b) kriteria kategori (c) kebutuhan dokumen keselamatan bagi setiap kategori; dan (d) kaji ulang, pengkajian serta persyaratan pengesahan 206. Aturan-aturan yang merujuk par. 205 harus termasuk dalam prosedur sebagai jaminan perizinan yang dibutuhkan badan pengawas. Tergantung hubungannya dengan keselamatan, proyek mungkin membutuhkan proses perizinan yang resmi dan pasti untuk pengesahan akhir. Untuk kasus ini, pedoman yang lengkap dalam fungsi dan tanggung jawab oleh badan pengawas sedang dikembangkan dalam Pedoman keselamatan untuk Pengkajian Keselamatan Reaktor Riset dan persiapan dari Laporan Analisis Keselamatan, IAEA Safety Series No. 35-G1, para. 214216. 7 Organisasi Pengoperasi 207. Seperti yang sudah disebutkan, organisasi pengoperasi dapat menetapkan dan menerapankan rencana yang disahkan guna mengendalikan proyek pemanfaatan dan modifikasi sebelum pengoperasian reaktor dimulai. 208. Rencana yang disahkan bisa diajukan sehingga organisasi pengoperasi tetap bertanggungjawab untuk semua aspek keselamatan dari persiapan dan penerapan sebuah modifikasi atau eksperimen pada sebuah reaktor riset. Organisasi pengoperasi dapat mendelegasikan keputusan dari beberapa tugas kepada organisasi lain tetapi tidak mendelegasikan tanggungjawabnya. 209. Sebagai contoh, dalam masalah pembuangan limbah radioaktif, organisasi pengoperasi boleh mempercayakan pembuangan limbah terakhir kepada organisasi berwewenang yang tepat. Meskipun demikian, organisasi pengoperasi tetap bertanggungjawab dalam mempertimbangkan dampak manajemen buangan dari sebuah modifikasi atau eksperimen serta meminimalkan jumlah dan aktivitas sampah radioaktif. 210. Organisasi pengoperasi oleh karena itu tetap menguasai tanggung jawab guna menjamin analisis keselamatan yang tepat dari pengajuan perubahan yang sedang dijalankan, sehingga kriteria kategorisasi yang disahkan digunakan, dokumen keselamatan yang relevan dipatuhi, dengan demikian kebutuhan asosiasi untuk tinjauan ulang dan pengesahan dapat dipertemukan. Persyaratan ini dapat mencakup keperluan untuk memperoleh pengesahan dari badan pengawas sebelum menindaklanjuti atau membuat suatu ketetapan mengenai sebuah proses lisensi resmi yang mengacu pada para 206. 211. Organisasi pengoperasi dapat mendelegasikan beberapa kewajiban ini kepada orang yang tepat seperti kepada seorang manajer reaktor atau seorang menajer proyek. Namun demikian hal ini tidak termasuk dalam mendelegasikan tanggunggungjawab mengenai keselamatan. 212. Organisasi pengoperasi bertanggungjawab terhadap manajemen sebuah proyek. Untuk proyek pokok, hal ini mencakup penetapan tujuan dan struktur proyek, penunjukkan seorang manajer proyek, penentuan tanggungjawab dan alokasi sumber yang memadai. 213. Terutama sekali, diluar penetapan tujuan proyek yang tepat, organisasi pengoperasi seharusnya menjamin bahwa tindakan pencegahan dan kendali keselamatan yang tepat diterapkan sambil memperhatikan semua personil yang terlibat didalam penerapan modifikasi atau eksperimen serta sambil memberikan perhatian kepada masyarakat dan lingkungan. Tindakan pencegahan keselamatan ini sebaiknya termasuk mengenai ketetapan informasi dan pelatihan lanjutan yang tepat sambil memberikan perhatian pada bahaya radiologi, penggunaan proteksi radiasi dan alat ukur yang tepat, serta mengadakan evaluasi dan perekaman yang tepat mengenai dosis radiasi. 214. Lebih lanjut, organisasi pengoperasi sebaiknya menjamin bahwa jaminan kualitas yang memadai dilaksanakan pada semua lini di dalam preparasi dan penerapan dari modifikasi atau eksperimen agar secara pasti diketahui bahwa semua kriteria serta prinsip keselamatan yang telah disetujui telah tercukupi. Tanggungjawab ini 8 meliputi identifikasi dan evaluasi yang tepat, serta pengesahan ketidaksesuaian, perubahandesain, dan lain-lain. 215. Organisasi pengoperasi, seharusnya menjamin bahwa seluruh personil yang akan terlibat dalam pembuatan modifikasi atau di dalam pemanfaatan telah terlatih, memenuhi syarat dan berpengalaman dalam tugas tsb, dan apabila perlu melakukan pelatihan lanjutan berkenaan dengan tujuan operasi reaktor dan karakteristik keselamatan reaktor. Semua dokumen yang terkait pada karakteristik ini, seperti laporan analisis keselamatan, kondisi dan batas operasional, prosedur keadaan darurat dan perawatan seharusnya diperbarui dengan cepat dan tepat. Manajer Reaktor 216. Seorang manajer reaktor bertanggungjawab langsung pada aspek keselamatan operasi reaktor. Oleh sebab itu seorang manajer reaktor dapat menunda atau menolak unjuk kerja sebuah eksperimen atau modifikasi bila dalam pertimbangannya hal tersebut tidak aman dan menunjukkan perubahan yang disetujui pejabat berwenang yang lebih tinggi untuk tinjauan ulang. Manajer Proyek 217. Seorang manajer proyek adalah individu yang diberikan tanggungjawab untuk penerapan tujuan proyek diluar pengembangan sebuah definisi proyek, patuh pada kriteria keselamatan yang telah ditetapkan, mengevaluasi opsi dan manajemen desain secara rinci, penerapan proyek, komisioning dan dekomisioning apabila terkait. 218. Oleh karena itu, seorang manajer proyek bertanggungjawab untuk mekualitasskan pengaruh yang kuat dari proyek terhadap keberadaan laporan analisis keselamatan serta kondisi dan batas operasi, menyampaikan penempatan proposal untuk kategorisasi dan menetapkan dokumentasi keselamatan yang memungkinkan bagi organisasi pengoperasi untuk mengadakan beberapa keperluan tinjauan ulang dan pengesahan dari komite keselamatan internal atau dari Badan Pengawas. Konsultan dan pemberi saran dari luar dapat digunakan di dalam unjuk kerja tugas ini tetapi manajer proyek tetap menguasai tangungjawabnya. 219. Dengan cara yang sama, manajer proyek dapat menjamin bahwa kontraktor yang terlibat dalam preparasi atau penerapan atau modifikasi atau eksperimen dibuat tahu dan mengikuti persyaratan yang tepat, sebagaimana yang telah disetujui antara organisasi pengoperasi dan Badan Pengawas. 220. Manajer proyek seharusnya bertanggungjawab untuk menjamin bahwa tindakan pencegahan yang memadai sebaiknya disediakan guna penyediaan proteksi terhadap bahaya radiologi yang timbul dari proyek. 9