294 PEMBELAJARAN KONSERVASI ALAM

advertisement
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
PEMBELAJARAN KONSERVASI ALAM DALAM MENUNJANG
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Nature Conservation Learning to Support Sustainable Development
Sri Murni Soenarno
Pendidikan Biologi, Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Jl. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur
Hp: 08128060198
Email : [email protected]
Abstrak
Untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan modal yang tersedia terus
menerus. Modal pembangunan Indonesia berasal dari sumber daya alam yang berlimpah.
Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan berkelanjutan tersebut maka upaya
konservasi alam diperlukan. Konservasi alam merupakan upaya jangka panjang dalam
rangka menyediakan sumber daya pembangunan agar terhindar dari kelangkaan. Oleh
karena itu, pendidikan konservasi alam diperlukan untuk mendidik generasi muda sejak
usia dini untuk menjadi generasi yang pro konservasi, yakni generasi yang mampu
memanfaatkan sumber daya alam secara lestari dengan tetap melindungi dan mengawetkan
sumber plasma nutfah agar tidak punah. Agar kesadaran dan pemahaman generasi muda
meningkat, maka diperlukan pembelajaran konservasi alam yang berkesinambungan.
Tulisan ini merupakan hasil pemikiran yang bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran terkait dengan upaya konservasi alam untuk menunjang keberhasilan
pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Pembelajaran di luar ruang kelas merupakan
kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta
didik akan pentingnya konservasi alam.
Kata kunci: pembangunan berkelanjutan, konservasi alam, pendidikan, pembelajaran.
Abstract
Sustainable development needs sustainable capital. Indonesia‘s development capital comes
from its overwhelming nature resource. Nature conservation efforts will support the
sustainable development. Nature conservation is a long term effort to provide development
capital sustainably. Therefore nature conservation education is needed for young
generation to be pro conservation generation. Thereby this generation can exploit nature
resource wisely while still protect and preserve gen pool in order to prevent from its
extinction. In order to increase knowledge and awareness of young generation, continuing
nature conservation learning is needed. This article is an opinion to improve nature
conservation learning to support Indonesia‘s sustainable development. Outdoor learning is
a learning process which can improve student‘s knowledge and awareness about
importance of nature conservation.
Key words: sustainable development, nature conservation, education, learning.
PENDAHULUAN
Setiap negara melakukan pembangunan nasional dengan tujuan untuk
menyejahterakan rakyatnya dan menjaga kedaulatan negaranya. Untuk melakukan
pembangunan dibutuhkan berbagai sumber daya, mulai dari sumber daya alam, sumber
daya manusia, hingga pendanaan. Dalam pelaksanaan pembangunan nasionalnya,
khususnya pembangunan ekonomi, Indonesia menerapkan prinsip pembangunan
294
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
berkelanjutan. Hal ini tercantum dalam UU no. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), pembangunan ekonomi nasional sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Definisi pembangunan berkelanjutan,sebagaimana tercantum dalam UU no. 32
Tahun 2009 tentang PPLH Pasal 1 angka 3, adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Modal pembangunan negara Indonesia berasal dari sumber daya alamnya yang
berlimpah, baik dalam bentuk hayati maupun nir hayati. Kekayaan alam Indonesia ini telah
dieksploitasi untuk pembangunan. Sumber daya alam yang dimanfaatkan terus menerus
dapat rusak atau punah atau mengalami kelangkaan, padahal strategi pembangunan
Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan, jadi pembangunan harus menjamin
pemenuhan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan, oleh karena itu perlu
upaya konservasi alam untuk menjaga ketersediaan sumber daya alam tersebut. Konservasi
alam adalah upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana agar sumber
daya alam tidak cepat habis atau punah, juga tidak cepat rusak akibat upaya eksploitasi
yang dilakukan. Jika sumber daya alam rusak atau habis, Indonesia akan kekurangan atau
kehabisan modal untuk pembangunan, akibatnya pembangunan pun terhenti dan tujuan
nasional untuk menjaga kedaulatan negara dan menyejahterakan rakyatnya pun akan gagal.
Upaya konservasi alam adalah upaya jangka panjang, harus dilakukan terus menerus,
karena hasil dari upaya ini tidak langsung tampak terlihat. Dengan demikian, upaya
konservasi alam merupakan upaya lintas generasi, dari generasi ke generasi. Oleh karena
itu, konsep-konsep dan pentingnya upaya konservasi alam harus dipahami oleh setiap
rakyat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Konsep-konsep konservasi
alam dapat disampaikan melalui pendidikan. Pendidikan konservasi alam menjadi sesuatu
yang penting untuk dilakukan sejak usia dini agar generasi muda tersebut menjadi generasi
pro konservasi, yakni generasi muda yang mampu memanfaatkan sumber daya alam secara
lestari dengan tetap melindungi dan mengawetkan sumber plasma nutfah agar tidak punah.
Sesuatu yang punah tidak akan kembali lagi, dan sesuatu yang rusak akan mahal untuk
memperbaikinya kembali. Pola pikir ini perlu dimiliki oleh rakyat Indonesia agar
melestarikan alamnya demi generasi sekarang dan generasi mendatang, jangan sampai
generasi masa depan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengembangkan dan mendorong
dilakukannya pendidikan konservasi alam sejak usia dini yakni pada tingkat pendidikan
anak usia dini (PAUD) hingga tingkat perguruan tinggi. Agar pendidikan konservasi alam
ini dapat mencapai tujuannya, yakni meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat,
maka perlu pengembangan proses pembelajaran dengan materi konservasi alam yang
menyenangkan dan bertujuan untuk menunjang keberhasilan pembangunan Indonesia yang
berkelanjutan.
Manfaat tulisan ini adalah untuk menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan
baik di bidang pendidikan maupun di bidang-bidang yang terkait pembangunan ekonomi.
295
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Pembangunan Indonesia dilakukan oleh pemerintah bersama-sama segenap rakyatnya,
demi kepentingan bersama.
KAJIAN PUSTAKA
Dalam Penjelasan UU no. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UU PPLH) tercantum bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat
merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh
karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber
dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain. Sedangkan definisi
pembangunan berkelanjutan (UU PPLH Pasal 1 angka 3) adalah upaya sadar dan terencana
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Dengan
demikian tampak bahwa dalam pelaksanaan pembangunan itu harus memperhatikan segala
aspek yang terkait kesatuan alam dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Hal
ini disebabkan adanya hubungan timbal balik antara komponen-komponen alam, baik yang
biotik maupun yang abiotik.
Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya. Agar selalu dapat menjadi sumber penghidupan, tentunya lingkungan hidup
harus dijaga kondisinya, oleh karena itu diperlukan upaya konservasi alam.
Definisi konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya (Pasal 1 angka
18 UU PPLH). Dari definisi ini, tampak bahwa sumber daya alam itu untuk dimanfaatkan,
pemanfaatannya harus dengan secara bijaksana agar sumber daya alam tersebut tidak
terdegradasi bahkan jangan sampai punah. Pemanfaatan yang bijaksana pun berarti tidak
ada pemborosan, tidak ada sumber daya yang terbuang sia-sia, terjadi efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya alam.
Definisi konservasi sumber daya alam menurut undang-undang lingkungan hidup
yang lama yakni UU no. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup lebih
terinci, perbedaan pemanfaatan antara jenis sumber daya alamnya lebih jelas. Definisi
menurut UU no. 23 Tahun 1997, konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber
daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber
daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
Pemanfaatan antara sumber daya yang tidak terbaharui (unrenewable resources)
seperti eksploitasi barang tambang jelas berbeda dengan pemanfaatan sumber daya
terbaharui (renewable resources) seperti pertanian, perkebunan dan perikanan. Sumber
daya tak terbaharui jelas terbatas jumlahnya, cepat atau lambat akan habis; sedangkan
sumber daya terbaharui akan tetap dapat terjaga ketersediaannya selama jenis-jenis
296
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
(species) biota tersebut tidak punah. Perbedaan jenis sumber daya ini memperjelas
perbedaan perlakuan dalam pemanfaatannya.
Perilaku atau tindakan seseorang dalam memanfaatkan sumber daya alam tergantung
pengetahuan dan sikap orang tersebut terhadap sumber daya alam itu. Seseorang yang
memiliki pengetahuan dan sikap positif atau mendukung konservasi alam berbeda
tindakannya dengan seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan bersikap negatif
terhadap konservasi alam. Pemilikan pengetahuan (kognitif) seseorang akan membentuk
sikap (afektif) positif/negatif terhadap sesuatu subyek dan kelak akan mewujudkannya
dalam tindakan yang terkait dengan subyek tersebut. Tiga hal tersebut (kognitif, afektif dan
psikomotor) merupakan tiga ranah dari tujuan pendidikan.
Menurut Hamalik (2012: 3), pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
memengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya dan akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Sedangkan menurut
Mudyahardjo (2009: 3), pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang
memengaruhi pertumbuhan individu. Pendapat Hamalik dan Mudyahardjo menunjukkan
bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang,
bagaimana kelak seorang anak akan bertindak pada saat dia sudah menjadi seseorang yang
dewasa.
Definisi pendidikan,menurut Pasal 1 angka 1 UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dari definisi ini tampak bahwa pendidikan itu harus
terencana agar tujuan pendidikan tercapai.
Dalam proses pendidikan harus ada perencanaan. Perencanaan ini menurut Uno
(2012: 2) adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sama halnya dengan proses belajar mengajar, yang juga perlu dilakukan adalah
perencanaan pembelajaran. Definisi pembelajaran (Pasal 1 angka 20 UU Sisdiknas) adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2012: 57), pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan
perencanaan pembelajaran, menurut Uno (2012: 2), inti dari perencanaan pembelajaran
adalah pemilihan, penetapan dan pengembangan metode pembelajaran didasarkan pada
kondisi pengajaran yang ada. Selanjutnya menurut Hamalik (2012: 3), pembelajaran
bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai
sebagaimana yang diinginkan. Dengan demikian, hubungan antara pendidikan dan
pembelajaran tampak dari keharusan adanya perencanaan pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
297
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Dalam hal pengajaran materi yang terkait lingkungan hidup, Amini dan Munandar
(2010: 15) menyatakan bahwa untuk dapat mengajarkan pendidikan lingkungan dan
menanamkan sikap peduli lingkungan kepada peserta didik, pendidik perlu meningkatkan
pengetahuannya tentang pendidikan lingkungan dan cara menanamkan sikap peduli
lingkungan. Selanjutnya menurut Soenarno (2013: 189), pendidikan konservasi alam perlu
dilakukan dengan cara yang menarik dan langsung terkait dengan alam itu sendiri,
disamping itu kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam lingkungan yang sangat mirip
dengan kondisi yang sebenarnya.
Dillon et al. (2006: 107) menyatakan bahwa pembelajaran di luar ruang (di
lapangan), yang disusun dengan baik, direncanakan dengan memadai, diajarkan dengan
baik, serta diikuti secara efektif, akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam rangka menambah nilai
pengalaman mereka sehari-hari dalam kelas. Menurut Coyle (2010: 2), peran program
pembelajaran luar ruang bagi pendidikan anak secara keseluruhannya adalah akan
mengembangkan keterampilan belajar seumur hidupnya, memiliki kemungkinan untuk
kesuksesan karirnya dan meningkat nilai tes sekolahnya. Dari pendapat Dillon et al. dan
Coyle tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran luar ruang sangat membantu
pengembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, yang sebelumnya telah
mereka terima ketika belajar di dalam kelas.
PEMBAHASAN
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dibutuhkan modal kerja. Sumber modal
pembangunan Indonesia adalah sumber daya alamnya. Sumber daya alam Indonesia begitu
berlimpah dan beranekaragam, mulai dari sumber daya alam hayati hingga nir hayati.
Eksploitasi sumber daya alam nir hayati seperti pertambangan sudah terjadi sejak jaman
penjajahan Belanda, sama halnya dengan perkebunan yang merupakan usaha eksploitasi
sumber daya alam hayati. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, eksploitasi sumber daya
alam semakin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk Indonesia. Eksploitasi
sumber daya alam ini merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Eksploitasi semakin
banyak, semakin besar juga pemasukan negara yang dapat digunakan untuk melakukan
pembangunan. Untuk mengejar pemasukan yang banyak, eksploitasi pun dilakukan secara
berlebih, akibatnya terjadi degradasi lingkungan hidup. Pembangunan harus berlangsung
terus menerus agar bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera setelah merdeka dari
penjajahan, tetapi eksploitasi berlebih akan menghancurkan sumber daya alam yang
menjadi sumber modal pembangunan. Oleh karena itu, Indonesia menerapkan prinsip
pembangunan berkelanjutan, yakni pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup generasi sekarang dan generasi masa mendatang. Dengan demikian,
pembangunan ini dilakukan lintas generasi, tidak untuk saat ini saja, yang berarti
eksploitasi pun harus dilakukan dengan bijaksana.
Kegiatan konservasi sumber daya alam, menurut UU no. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 5, meliputi kegiatankegiatan: a) perlindungan sistem penyangga kehidupan; b) pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan c) pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya. Namun sering terjadi salah persepsi pada masyarakat
298
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
awam, yakni jika berbicara tentang konservasi alam hanya menyangkut kegiatan-kegiatan
perlindungan dan pengawetan saja, sehingga dianggap menghambat usaha-usaha mereka.
Oleh karena itu, kegiatan pemanfaatan secara lestari yang merupakan salah satu bagian
dari konservasi alam penting untuk disosialisasikan dan diajarkan kepada segenap
masyarakat. Jadi jika seseorang melakukan upaya pemanfaatan secara lestari dalam
usahanya, berarti dia sudah melaksanakan prinsip konservasi sumber daya alam.
Pembangunan berkelanjutan ini dilakukan oleh segenap bangsa Indonesia. Untuk
melaksanakan pembangunan berkelanjutan diperlukan kesadaran untuk memanfaatkan
sumber daya alam tanpa merusak, yang berarti pemanfaatan secara lestari. Kesadaran
masyarakat tidak datang dengan sendirinya, kesadaran ini diperoleh melalui berbagai
proses, antara lain melalui proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan, yang disampaikan tidak hanya sekedar pengetahuan
tentang konservasi alam dalam rangka menunjang pembangunan berkelanjutan saja, tetapi
peserta didik diajak untuk memahami dan menyadari bahwa upaya konservasi alam itu
adalah demi kesejahteraan mereka sendiri dan keturunan mereka yang merupakan generasi
masa datang. Setelah memiliki kesadaran itu, individu diharapkan akan bersikap positif
atau mendukung upaya konservasi alam, dan kelak diharapkan pula mereka mampu
melakukan aksi untuk mewujudkannya atau ikut berpartisipasi dalam upaya konservasi
alam. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang,
bagaimana kelak seorang anak akan bertindak pada saat dia sudah menjadi seseorang yang
dewasa. Misal, seorang anak telah memiliki sikap pro (mendukung) konservasi alam, kelak
saat dewasa dia akan memiliki kecenderungan bertindak yang mendukung konservasi alam
atau upaya yang ramah lingkungan. Jadi jika menjadi seorang pengusaha atau pejabat
publik, dia akan cenderung melakukan pengambilan keputusan yang tidak merusak
lingkungan hidup. Kecenderungan dalam bertindak tersebut merupakan perwujudan dari
sikapnya yang pro konservasi.
Untuk membangkitkan kesadaran tersebut, tentunya diperlukan proses pembelajaran
yang menyenangkan, bukan sekedar hanya meningkatkan pengetahuan atau aspek kognitif
saja. Oleh karena itu, dalam pengajaran materi lingkungan hidup dan konservasi alam
harus dilakukan perencanaan pembelajaran yang melibatkan sumber belajar yang
sesungguhnya yakni alam di sekitar mereka, agar peserta didik lebih mudah memahami
materi tersebut dan menimbulkan sikap yang positif terhadap lingkungan hidup. Sesuatu
yang konkrit yakni dapat dilihat, diraba, didengar, dirasa dan dicium akan membangkitkan
pengalaman bagi seseorang dan pada akhirnya konsep-konsep lingkungan hidup dan
konservasi alam akan lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik.
Pembelajaran luar ruang kelas (outdoor learning) adalah satu metode pembelajaran
yang tidak terikat oleh ruangan kelas dan lingkungan sekolah. Pembelajaran ini melibatkan
tiga ranah tujuan pendidikan, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Penyampaian materi
yang bersifat konsep diberikan oleh pendidik dalam kelas (indoor learning), setelah itu
peserta didik diajak ke lingkungan alami untuk melihat contoh dan belajar menerapkan
konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kelas. Dari pengalaman ini, peserta didik dapat
meresapi pelajaran yang mereka terima.
Pada saat belajar di lingkungan alami, peserta didik akan dihadapkan pada
lingkungan nyata yang mereka hadapi sehari-hari atau yang kelak akan mereka hadapi.
299
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Dari pembelajaran di luar ruang ini, selain pengalaman yang mereka peroleh, mereka pun
dapat mengenali makna dari konsep-konsep yang mereka peroleh terhubung dengan alam
(benda dan keadaan) yang sesungguhnya. Dari proses pembelajaran ini, mereka dapat
menyiapkan dirinya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga.
Kegiatan belajar mengajar di luar ruang kelas dan sekolah merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi peserta didik. Pada kegiatan belajar mengajar sehari-hari peserta didik
belajar di dalam ruangan, baik dalam kelas di sekolah maupun dalam ruangan di rumah
mereka masing-masing. Dengan kegiatan pembelajaran luar ruang, mereka merasakan
suasana yang berbeda, dan mereka pun akan melakukan aktivitas fisik yang terkait
psikomotornya. Mereka langsung bersinggungan dengan alam bebas, lingkungan yang
alami yang tidak dibatasi oleh dinding-dinding, merasakan keadaan luar ruang yang
sesungguhnya. Situasi ini merupakan situasi yang berbeda dengan keseharian mereka. Oleh
karena itu, situasi yang berbeda ini dapat membangkitkan rasa senang untuk belajar pada
peserta didik. Saat mereka aktif bergerak, mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman
yang terkait dengan aspek psikomotor mereka. Dari pengalaman ini, mereka akan lebih
cepat dan tepat dalam bertindak menghadapi situasi yang mirip dengan pengalaman yang
mereka pernah alami.
Dengan demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan berupa peningkatan
pengetahuan tentang konservasi alam, membangkitkan sikap yang pro konservasi alam
serta kemampuan bertindak untuk mengonservasi alam dapat dilakukan dengan
perencanaan pembelajaran di luar ruang (outdoor learning). Pendidik dapat merencanakan
pembelajaran dilakukan di lokasi-lokasi ruang terbuka hijau di sekitar sekolah mereka,
seperti kebun, taman, hutan kota, lahan pertanian hingga taman hutan raya. Di tempattempat inilah peserta didik diajar untuk memahami konsep pemanfaatan secara lestari, juga
alasan-alasan yang melandasi pentingnya konservasi alam untuk menunjang pembangunan
berkelanjutan. Pemanfaatan alam sebagai sumber belajar, selain sebagai variasi dalam
proses belajar mengajar, juga dapat mengajarkan kepada peserta didik tentang mencintai
alam ini dan mensyukuri kekayaan alam yang kita miliki. Disamping itu, peserta didik
akan dibiasakan untuk melakukan aksi pemanfaatan alam tanpa merusak. Dengan prinsip
―bisa karena biasa‖, maka akan terbentuk sikap dan keterampilan memanfaatkan sesuatu
tanpa merusak.
PENUTUP
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan.
1. Pembangunan berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama dan merupakan
pembangunan yang berlangsung lintas generasi, oleh karena itu diperlukan kesadaran
segenap bangsa Indonesia untuk mendukungnya.
2. Pembangunan berkelanjutan harus ditunjang oleh kelestarian sumber daya alam yang
merupakan modal untuk membangun.
3. Pengajaran materi yang terkait lingkungan hidup dan konservasi alam dapat dilakukan
dengan metode pembelajaran di luar ruang, karena langsung bersinggungan dengan
subyek yang diajarkan.
4. Pembelajaran di luar ruang kelas dan sekolah merupakan kegiatan belajar mengajar
yang dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta didik akan pentingnya
konservasi alam, disamping menambah pengalaman dalam bertindak.
300
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
5. Pembelajaran di luar ruang kelas dan sekolah sebagai salah satu variasi sumber belajar
merupakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan bagi peserta didik, karena di
luar rutinitas belajar sehari-hari di dalam kelas.
Dari kesimpulan di atas, maka disarankan.
1. Pendidik memanfaatkan lingkungan hidup dan alam sekitar sebagai sumber belajar.
Peserta didik dapat diajak belajar di ruang terbuka hijau, mulai dari kebun, taman,
hutan kota, lahan pertanian, taman hutan raya hingga berbagai kawasan hutan.
Pemilihan tempat tersebut dapat didasarkan dari jauh dekatnya lokasi dengan sekolah.
2. Para pengambilan keputusan di bidang pendidikan dan pemanfaatan sumber daya alam
untuk mendukung pelaksanaan pendidikan konservasi alam dari tingkatan pendidikan
anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi berkesinambungan, agar terbentuk
sikap yang pro konservasi pada semua generasi Indonesia, dari generasi ke generasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amini, R dan A. Munandar. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan
Berbasis Outdoor Terhadap Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan Bagi Calon
Guru Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan [Internet] [diunduh 24 Februari
2013]; 11 (1): 14-21. Tersedia pada http://jurnal.upi.edu/file/3_risda.pdf
Coyle, K.J. 2010. Back To School: Back Outside. Create High Performing Students.
Reston: National Wildlife Federation. [Internet] [diunduh 24 Februari 2016].
Tersedia pada
https://www.nwf.org/pdf/Be%20Out%20There/Back%20to%20School%20full%20re
port.pdf
Dillon, J., M. Rickinson, K. Tearney, M. Morris, M.Y. Choi, D. Sanders and P. Benefield.
2006. The Value Of Outdoor Learning: Evidence From Research In The UK And
Elsewhere. School Science Review [Internet] [diunduh 24 Februari 2016]; 87 (320):
107-111.Tersedia pada
http://www.univie.ac.at/freilanddidaktik/literatur/Dillon_School%20Sc.%20Rev._20
06_The%20value%20of%20outdoor%20learning.pdf
Hamalik, O. 2012. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mudyahardjo, R. 2009. Pengantar Pendidikan. Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soenarno, S.M. 2013. Pendidikan Konservasi Alam Bagi Anak. Majalah Ilmiah Faktor; 1
(3): 185-191.
Undang-undang Nomer 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Undang-undang Nomer 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang Nomer 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Uno, H.B. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. BumiAksara.
301
Download