30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo, Jln. Budi Utomo, No 298 kelurahan Limba U1 Kec. Kota Selatan, baik untuk kepentingan uji coba instrumen atau pelaksanaan eksperimen. Adapun rencana waktu penelitian yang akan dilaksanakan adalah selama tiga bulan terhitung mulai bulan Agustus sampai Oktober 2013 yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPS yang telah ditetapkan. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah siswa yang mengikuti mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) yang bertujuan untuk lebih meramalkan kejadian masa depan. Penelitian ini melibatkan 3 variabel, yaitu variabel bebas (x), variabel atribut, dan variabel terikat (y). Rancangan masing-masing variabel memiliki dua taraf, yaitu bentuk tes (A) sebagai variabel bebas perlakuan, yang terdiri dari bentuk tes uraian (A1) dan bentuk pilihan ganda (A2). Selanjutnya, motivasi belajar (B) sebagai variabel atribut, yang terdiri dari motivasi belajar tinggi (B1) dan motivasi belajar rendah (B2). Sedangkan variabel terikat (y) adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar akan dianalisis berdasarkan 30 31 data motivasi belajar siswa dengan setelah mengurutkan data dari tertinggi sampai terendah pada setiap kelompok perlakuan berdasarkan aturan yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diuraikan disain penelitian dengan menggunakan treatment by level 2x2 seperti tampak pada tabel dibawah ini: Tabel 3: Disain Penelitian Eksperimen Bentuk Tes (A) Uraian (A1) Pilihan Ganda (A2) Motivasi Tinggi (B1) A1B1 A2B1 Belajar (B) Rendah (B2) A1B2 A2B2 Keterangan: A1B1 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki mengikuti bentuk tes uraian. A1B2 = Hasil Belajar siswa yang Memiliki mengikuti bentuk tes uraian. A2B1 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki mengikuti bentuk tes pilihan ganda. A2B2 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki mengikuti bentuk tes pilihan ganda. Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah dan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah dan 3.3 Variabel Penelitian Adapun variabel penelitian ini melibatkan 3 variabel, yaitu variabel bebas (x), variabel atribut, dan variabel terikat (y). rancangan masing-masing variabel memiliki dua taraf, yaitu bentuk tes (A) sebagai variabel bebas perlakuan, yang terdiri dari bentuk tes uraian (A1) dan bentuk pilihan ganda (A2). Selanjutnya, motivasi belajar (B) sebagai variabel atribut, yang terdiri dari motivasi belajar 32 tinggi (B1) dan motivasi belajar rendah (B2). Sedangkan variabel terikatnya (y) adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Menurut Subagyo (1997: 23), mengemukakan bahwa populasi adalah subyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan menyampaiakan data. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 2 Gorontalo. berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Oktober/November 2012 bahwa di SMP Negeri 2 Gorontalo terdapat 30 Kelas. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII yang terdiri dari 10 Kelas, Kelas VII1 - VII10 keseluruhan berjumlah 386 orang, laki-laki berjumlah 161 orang dan perempuan 225 orang. Untuk kepentingan ini, kelas VII9 di tetapkan sebagai kelas uji coba instrument, sedang siswa yang tersebar pada kelas VII6, VII7, VII8 dan VII9 ditetapkan sebagai anggota populasi, yaitu sebanyak 135 orang. 3.4.2 Sampel Menurut Arikunto (2006: 131) bahwa sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti. Penetapan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling. Dari sejumlah 135 siswa yang mengikuti mata pelajaran IPS Sosiologi, dilakukan pengujian dengan menggunakan instrument motivasi belajar. Skor hasil pengujian diurutkan dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah. Dari urutan skor yang ada, ditetapkan 20 % kelompok atas dan 20% 33 kelompok bawah sebagai sampel. Hal ini didasarkan pada pendapat Dali Naga (1992: 53), bahwa perbedaan antara kelompok tinggi dan kelompok rendah dapat ditetapkan antara 20 % sampai dengan 50 %. Penetapan kelompok tinggi dan rendah dilakukan dalam rangka pengukuran dan pengelompokkan siswa berdasarkan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakuakan terhadap pengelompokkan sampel, diperoleh 39 orang siswa yang tergolong pada kelompok tinggi, yaitu memiliki motivasi belajar tinggi dan 39 orang siswa yang tergolong pada kelompok rendah, yaitu memiliki motivasi belajar rendah. Untuk jelasnya komposisi subjek sebagai sampel penelitian berdasarkan pengelompokkan motivasi belajar siswa dan jenis perlakuan dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 4: Komposisi Subyek Penelitian Menurut Jenis Perlakuan Bentuk Tes (A) Uraian (A1) Pilihan Ganda (A2) Motivasi Belajar Tinggi (B1) 19 19 (B) Rendah (B2) 19 19 39 39 Jumlah 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada empat yaitu tes, observasi, wawancara dan dokumenter. 34 1. Tes. Melalui tes, peneliti akan melakukan hasil uji coba melalui pos tes sehingga akan diperoleh perbedaan hasil belajar siswa yan memiliki motivasi tinggi dan rendah dengan menggunakan bentuk tes uraian dan pilihan ganda. 2. Observasi. Melalui observasi, peneliti akan memahami konteks data dari keseluruhan situasi sosial. 3. Wawancara. Melalui wawancara, peneliti akan memperoleh sejumlah informasi tentang berbagai faktor penyebab permasalahan hasil belajar siswa, dan 4. Dokumenter. Teknik yang digunakan peneliti dalam pengambilan datadata mengenai objek yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan sebagai data pendukung terhadap sejumlah informasi yang dibutuhkan. 3.6 Perlakuan Penelitian 3.6.1 Materi Perlakuan Objek pada mata pelajaran yang ditetapkan sebagai pembahasan dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPS Sosiologi. Mata pelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan wawasan siswa terhadap materi yang ditelah di berikan oleh guru. Kompetensi dasar atau indikator yang menjadi acuan dalam penelitian ini sesuai RPP mata pelajaran IPS Sosiologi, meliputi: (a) interaksi sebagai proses sosial, (b) sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian, (c) bentuk-bentuk interaksi sosial, (d) proses interaksi sosial 35 3.6.2 Strategi Pembelajaran Kegiatan eksperimen dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk pembelajaran mata pelajaran IPS Sosiologi dengan menggunakan bentuk tes uraian dan bentuk tes pilihan ganda. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Baik yang berhubungan dengan materi pelajaran, jumlah pertemuan, tatap muka dan pelaksanaan tes. Setiap kompetensi dasar atau indikator capaian pada akhir pembelajaran dilakukan tes baik dalam bentuk uraian maupun dalam bentuk pilihan ganda bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun motivasi belajar rendah. Tes pada mata pelajaran IPS Sosiologi dilakukan pada akhir pelaksanaan eksperimen. 3.7 Instrumen Penelitian 3.7.1 Tes Hasil Belajar Siswa Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan tes bentuk uraian dan bentuk pilihan ganda. Penyusunan tes hasil belajar siswa didasarkan pada standar kompetensi atau indikator capaian yang disesuaikan dengan silabus mata pelajaran IPS. Adapun untuk jumlah butir tes pada setiap indikator disesuaikan dengan keluasan materi yang terdapat dalam standar kompetensi yang telah ditetapkan. Sebaran butir tes untuk setiap indikator divisualisasikan dalam tabel kisi-kisi tes. a. Definisi Konseptual 36 Merupakan hasil potensi yang berbeda pada setiap siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran IPS Sosiologi selama kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa ini dapat diukur melalui indikator, yang meliputi: (a) interaksi sebagai proses sosial, (b) sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian, (c) bentukbentuk interaksi sosial, (d) proses interaksi sosial. b. Definisi Operasional Hasil belajar siswa adalah skor kemampuan siswa pada pembelajaran mata pelajaran IPS Sosiologi dengan ranah kognitif yang meliputi, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap materi pelajaran. Skor hasil belajar siswa dari hasil pelaksanaan tes dalam bentuk uraian dan bentuk pilihan ganda. Pemberian skor terhadap hasil jawaban siswa dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan untuk setiap bentuk tes. c. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Kisi-kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: (a) interaksi sebagai proses sosial, (b) sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian, (c) bentuk-bentuk interaksi sosial, (d) proses interaksi sosial. No 1. 2. 3. Tabel 5: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Bentuk Pilihan Ganda Aspek Jlh Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 Interaksi sebagai proses sosial Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian Bentuk-bentuk interaksi sosial 1, 19 3,27*) 5,7,9,18,20*),30*) 10,13,15,21,26 11,12 25 3 8,16 6 12 3 37 Proses interaksi sosial Jumlah 4. 4,2 17,23 14,22,24 10 9 5 7 1 25 Keterangan: C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan C4 = Analisis C5 = Sintesis C6 = Evaluasi Tabel 7: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Bentuk Uraian No Indikator 1. 2. 3. 4. C1 C2 Aspek C3 C4 2 1 4 5,6,9 7 Jlh C5 C6 Interaksi sebagai proses sosial Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian Bentuk-bentuk interaksi sosial 10 1 Proses interaksi sosial 3 1 3 8 Jumlah Keterangan: C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan C4 = Analisis C5 = Sintesis C6 = Evaluasi 5 10 Penyajian kisi-kisi tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai sebaran butir tes menurut dimensi dan indikator, setelah pelaksanaan uji coba. d. Validasi Tes Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar pada mata pelajaran Sosiologi berbentuk uraian dan pilihan ganda. Proses pengembangannya dimulai dengan penyusunan butir-butir tes yang jumlahnya disesuaikan dengan keluasan setiap indikator. Penyusunan butir tes mengacu pada indikator seperti yang tercantum pada tabel kisi-kisi diatas. Pelaksanaan ujicoba instrumen baik untuk tes bentuk uraian maupun bentuk pilihan ganda dilakukan pada siswa IPS masing-masing sebanyak 40 orang. 38 Untuk Kepentingan validitas butir tes bentuk pilihan ganda menggunakan korelasi point biserial yaitu korelasi antara skor butir tes dengan skor total tes, karena skor butir tes bentuk pilihan ganda berbentuk dikotomi, yaitu benar duberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Dalam pengujian reliabilitas tes hasil belajar siswa bentuk pilihan ganda berdasarkan hasil ujicoba secara empirik dilakukan dengan formula KR-20. Pengujian validitas tes bentuk uraian dilakukan ujicoba langsung secara empiris pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Adapun untuk kepentingan pengujian validitas empiris dilakukan melalui uji korelasi Product Moment. Selanjutnya, dalam pengujian reliabilitas tes hasil belajar siswa bentuk uraian berdasarkan hasil ujicoba secara empirik dilakukan dengan rumus Alpha. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir tes hasil belajar siswa bentuk pilihan ganda, terdapat butir instrumen yang dinyatakan tidak valid atau gugur, yaitu butir nomor 20, 27 dan 30. Dengan demikian terdapat 3 butir instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam penenlitian ini. Di samping itu, hasil pengujian reliabilitas tes bentuk pilihan ganda diperoleh harga r11 = 0,4, sehingga dapat dikatakan bahwa tes bentuk uraian memiliki tingkat reliabilitas yang rendah. Selanjutnya, dari hasil perhitungan validitas butir tes bentuk uraian, tidak terdapat butir instrumen yang dinyatakan tidak valid atau gugur. Sedang untuk pengujian realibilitas diperoleh r11 = 1,60427, sehingga dapat dikatakan bahwa tes bentuk uraian memiliki tingkat realibilitas yang tinggi. 39 3.7.2 Instrumen Motivasi Belajar Siswa a. Definisi Konseptual Motivasi belajar siswa adalah dorongan internal dan eksternal yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang dapat berpengaruh pada perubahan tingkah laku untuk mewujudkan kegiatan belajar yang kondusif dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. b. Definisi Operasional Motivasi belajar siswa adalah pendapat siswa tentang motivasi belajarnya, yang diukur melalui indikator: (1) adanya dorongan dan kebutuhan belajar, (2) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (4) ketekunan belajar, (5) penguatan belajar, dan (6) keinginan menyelesaikan tugas dari guru. Pendapat siswa ini tercermin dalam skor yang diperoleh masing-masing siswa yang setelah mengisi instrumen motivasi belajar yang disusun dalam skala 5. c. Kisi-kisi instrumen Kisi-kisi instrument motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8: Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa Indikator Adanya dorongan Kebutuhan Belajar dan Butir Skala Nomor 1,2,3,4 Jumlah 4 40 Adanya harapan dan Cita-cita masa depan Adanya lingkungan belajar yang kondusif Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 5,6,7,8,9 5 10,11,12,13 4 14,15,16 3 Ketekunan belajar 17,18,19,20,21,22 6 Penguatan belajar 23,24,25,26,27,28,29,30,31 9 Keinginan untuk menyelesaikan tugas dari guru Jumlah 4 32,33,34,35 35 d. Validasi Instrumen Motivasi Belajar Siswa Untuk kepentingan pengujian validitas instrumen motivasi belajar siswa dilakukan ujicoba langsung pada siswa IPS kelas VII6-VII9. Pengujian validitas dilakukan melalui uji korelasi Product Moment. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrument motivasi belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa dari 35 butir instrumen yang diujicobakan diperoleh 30 butir yang valid dan memiliki reliabilitas sangat tinggi. Butir-butir instrument tersebut dapat menjadi instrument penelitian untuk mengukur motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. 3.8 Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik deskriptif dan inferensial. Teknik analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripkan data hasil penelitian, seperti perhitungan distribusi frekuensi, 41 grafik, rata-rata, varians, dan standar deviasi. Sedangkan analisis inferensial dimaksudkan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji tes (t) dan sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan homogenitas. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengukur apakah populasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk kepentingan ini, digunakan Uji-Liliefors (Sudjana, 2002: 50). Sedangkan pengujian homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian memiliki varians populasi yang homogeny. Dalam pengujian ini digunakan Uji-Bartlett (Sudjana, 2002: 258-261). Adapun rumus umum yang digunakan untuk kepentingan pengujian kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji t (analisis varians) sebagai berikut: 𝑥1 − 𝑥2 𝑡= 𝑠 1 𝑛1 + 1 𝑛2 1.9 Hipotesis Statistika Pengujian hipotesis pertama dan kedua dalam penelitian ini, digunakan Analisis Varians 2 jalur (ANAVA 2 x 2) dengan uji F pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Hipotesis statistikanya adalah sebagai berikut: Hipotesis 1: H0 : μA1 ≤ μA2 H1 : μA1 > μA12 Hipotesis 2: H0 : Int.A x B = 0 H1 : Int.A x B ≠ 0 42 Adapun hipotesis statistika ketiga dan keempat digunakan uji-t pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05. hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hipotesis 3: H0 : μAIBI ≤ μA2B1 H1 : μAIBI > μA2B1 Hipotesis 4: H0 : μAIBI ≥ μA2B2 H1 : μAIBI < μA2B2 Kriteria pengujian yang digunakan adalah: terima hipotesis penelitian jika thitung > ttabel