HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 1. Konsep belajar. Sebuah contoh Ibu memintak anaknya untuk belajar: Kau belajar sebelum tidur dan ungkapan yang lain Lain kali sebelum tidur kamu harus belajar dari pengalaman dari pernyataan tersebut diatas dapat diartikan : Belajar adalah sebagai proses untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu prilaku pada masa yang akan datang Belajar mengacu pada perubahan prilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami atau sengaja dirancang. 2. Ciri – ciri belajar Ciri – ciri belajar adalah adanya perubahan prilaku, perubahan prilaku tersebut merupakan hasil merupakan hasil dari interaksi individu dengan linkunganya dan prilaku tersebut bersifat relative menetap. 3. Delapan jenis belajar menurut Gagne adalah sebagai berikut: a. Belajar Isarat.( signal Learning ) Belajar isarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena ada tanda atau isyarat b. Belajar stimulus respon Belajar ini terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar . c. Belajar rangkaian Belajar ini terjadi dari perpaduan berbagai proses stimulus yang telah dipelajari sebelumnya. d. Belajar asosiasi verbal. Belajar ini terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap sebuah makna yang bersivat verbal. e. Belajar membedakan Belajar diskriminasi terjadi bila berhadapan dengan benda , suasana dan pengalaman yang luas dan mencoba membeda bedakan . f. Belajar konsep Belajar ini terjadi bila individu menghadapi berbagai konsep atau data untuk ditafsirkan kedalam suatu pengertian atau makna. g. Belajar hukum Belajar ini terjadi apa bila menggunakan beberapa peristiwa atau data yang terdahulu untuk ditari kesimpulan dari peristiwa tersebut h. Belajar pemecahan masalah PGSD STKIP Melawi 1 Belajar ini terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan. 4. Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan prilaku individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 5. Ciri – ciri pembelajaran adalah kegiatan pendukung proses belajar siswa adanya interaksi antara individu dengan sumber belajar serta memiliki komponen- komponen tujuan materi proses dan evaluasi yang saling berkaitan 6. Urutan jenis belajar tersebut merupakan tahapan yang bersivat hierarkis, jenis belajar yang pertama merupakan prasarat belajar yang berikutnya dan seterusnya Contoh individu tidak akan mampu belajar pemecahan masalah apabila tidak menguasai belajar aturan, konsep, membedakan danseterusnya. 7. Selanjutnya yang berkaitan dengan belajar tugas guru selanjutnya adalah bagaimana menciptakan kegiatan yang memungkinkan siswa belajar Tugas : 1. Berikan contoh tentang belajar dan jelaskan perubahan prilaku dari hasil belajar tersebut. 2. Amati proses ini dan renungkan prilaku anda dan kawan anda apakah terjadi proses belajar. 3. Berikan satu contoh masalah pada waktu anda mengajar dan jelaskan cara pemecahannya. PGSD STKIP Melawi 2 APA DAN BAGAIMANA BELAJAR 1. Konsep pembelajaran. Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar , proes belajar harus dengn sengaja diorganisasikan dengan baik sistimatis dan sistemik dapat menumbuhkan proses belajar yang baik yang pada giliranya dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu jenis pembelajaran dan hasil pembelajaran seharusnya menjadi pusat perhatian . a. Kontek pendidikan formal yak ni pendidikan yang dilaksanakan di sekolah sebagian di besar dilaksanakan di dalam kelas dan linkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat pada saat kegiatan ko-kurikuler ( kegiatan di luar kelas dalam rangka tugas mata pelajaran ) Ikstra – kurikuler ( kegiatan diluar matapelajaran ) dan ektramural ( kegiatan diluar mata pelajaran dan diluar kurikulum ) b. Pendidikan Non formal kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam lingkungan masyarakat termasuk dunia kerja , media masa, internet dan proses pembelajaran bisa terjadi dimanasaja dan kapan saja tidak dibatasi ruang dan jarak maupun waktu c. Pendidikan Informal pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga Konsep pembelajaran seperti yang dirumuskan dalam pasal 1 ayat 20 UU nomor 20 tahun 2003 tentang sikdiknas yakni Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar . Proses pembelajaran dalam kontek yang luas merupakan jantung dari pendidikan, untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradapan bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Model pembelajaran para tokoh psikologi membuat pradikma pembelajaran a. Model Pengkondisian Operant dari (B.F Skinner ) model ini membuat langkah pokok pembelajaran. 1. Mengembangkan iklim kelas yang kondunsif -menganalisis lingkungan kelas -mengembangkan daftar penguatan seperti hal yang disukai siswa -memilih urutan prilaku -menerapkan urutan prilaku 2. Menyusun pembelajaran terprogram b. Model Kondisi Belajar Oleh Robert Gegne – briggs model ini mengembangkan tiga hal -mengembangkan kerangka kurikulum -mengembangkan kerangka pembelajaran -mengembangkan sistem pembelajaran PGSD STKIP Melawi 3 Ketiga hal tersebut diatas dikembangkan kembali c. Model Pemrosesan informasi model ini memiliki dua langkah -pemahaman pengetahuan -pemecahan masalah d. Model pengembangan Kognitif dari Jean Peaget memiliki langkah – langkah sebagai berikut - menentukan topik dalam pembelajaran -mengembangkan kegiatan kelas -mengindentifikasi pertanyaan -menevaluasi setiap kegiatan e. Model belajar sosial Alrber Bandura langkah- langkah yang dikemukakan -menanalisis prilaku model -menilai fungsi -mengembangkan urutan -menerapkan urutan f. Model Artribusi dari bernard wainer - menata tujuan pembelajaran -mengidentifikasi kelas -mengembangkan pernyataan verbal 2. Setiap jenis belajar mulai dari belajar Isarat sampai belajar pemecahan masalah yang dibahas di bab pertama memiliki karestrestik proses mental dan interaksi yang khas atau spesifik oleh karena itu untuk merancang model atau proses pembelajaran guru harus mengetahui jenis belajar dan kondisi internal dan ekternal setiap jenis belajar , dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan akan memungkinkan tumbuh proses pembelajaran yang baik. 3. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan stategi ,metode dan tehnik serta media dalam rangka membangun proses pembelajaran.Pembahasan materi dan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran akan dicapai dengan optimal. Tugas. 1. Jelaskan hubungan antara pembelajaran ,proses belajar dan hasil belajar ! 2. masalah yang sedang tren perkelahian antar kampung coba anda pecahkan masalah tersebut dengan kerangka proses belajar pemecahan masalah. PGSD STKIP Melawi 4 TEORI BELAJAR KOGNITIF Menurut teori kognitif ada dasarnya setiap manusia dalam bertingkahlaku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan pemahamanya batas dirinya, setiap orang memiliki kepercayaan ide – ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan dirinya. Teori kognitife sangat erat hubunganya dengan teori psikologi kognitife asfek kognitif mempersoalkan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman mengenai dirinya dan lingkunganya dan bagaimana dia berhubungan lingkungn secara sadar . Menurut teori kognitif belajar merupakan proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung a. Tujuan dari teori kognitif adalah : 1. membentuk hubungn yang teruji 2. membantu guru untuk memahami orang lain 3. mengkontruksi prinsf prinsif ilmiah 4. teori belajar kognitif menjelaskan bagaimana seseorang mencapai pemahaman atas dirinya dan lingkungan serta penafsiran dirinya dan lingkunganya merupakan faktor yang berkaitan. b. Apakah Ingsight. Menurut teori ini pemahaman dasar setiap orang dapat diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau hampir sama. Jadi Ingsight adalah pemahaman seseorang terhadap suatu situasi secara mendalam pemahaman seseorang tidak sama dengan kesadaran atau kemampuanya untuk menjelaskan secara verbal. c. Perbedaan teori kognitif dengan teori conditioning stimulus respon adalah sebagai berikut 1. Teori kognitif menekankan pada fungsi piskologis sedangkan teori tori behaviorisme pada segi fisik. 2. Teori kognitif berfokus pada situasi terkini sedang behaviorisme pada sejarah masa lalu. 3. Dalam teori kognitif terjadi interaksi antara manusia dan lingkunganya secara simultan dan saling membutuhkan dan masing masing tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan berbagai pandangan diatas prinsif teori kognitif dapat kita dirumuskan sebagai berikut. 1. Belajar merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir, perhatian,persepsi,pemecahan masalah dan kesadaran. 2. Sehubungan dengan pembelajaran teori prilaku sependapat seorang guru harus mempelajari prilaku yang nampak seperti tugas rumah dan lain lain 3. Ahli kognitif percaya berpikir setiap orang tidak sama dan tidak tetap dari waktu kewaktu Dalam teori kognitif yang banyak diterapkan dalam dunia pendidikan adalah model pembelajaran menurut Bruner , model pembelajar penemuan menurut Ausubel, model pembelajaran informasi menurut atau peristiwa oleh Robber Gagne dan model perkembangan intelaktualdari Jean Piaget. PGSD STKIP Melawi 5 TEORI BELAJAR BRUNER DAN AUSUBEL A. Pinsip belajar bruner Menurut bruner belajar adalah proses kognitif dalam diri manusia ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar yakni : 1. Proses memperoleh informasi baru . 2. Proses mentrnformasikan informasi yang diterima. 3. Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan Menurut bruner pembelajaran biar berjalan lancar seorang guru harus menerapkan 1. Pentingnya memahami stuktur mata pelajaran. 2. Pentingnya belajar aktif untuk dapat menemukan konsep sendiri 3. Pentingnya berpikir Induktif Menurut pandangan bruner ini maka ada empat aspek utama yang harus menjadi perhatian dalam pembelajaran. 1. Struktur mata pelajaran yang berisi ide dan konsep dasar atau contoh dari bidang yang dianggap penting. 2. Kesiapan untuk belajar.kesiapan ini akan terjadi atas penguasaan keterampilan yang sederhana dan memungkinkan menguasai ketrampilan yang cukup tinggi. 3. Intuisi yang dimaksud adalah tehnik intelaktual analisis apakah informasi itu adalah kesimpulan yang sahih 4. Motifasi adalah kondisi khusus yang dapat mempengaruhi seseorang untuk belajar. B. Model pengembangan kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan diarahkan pada upaya mendidik siswa untuk dapat memiliki kemampuan menyelidiki ( Inkuiri ) dan menemukan ( Diskoveri ) agar dapat mengembangkan kemampuan intelektual anak maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan perkembangan kognitif anak yang meliputi : 1. Penyajian Enaktif penyajian ini adalah penyajian yang dilakukan melalui tindakan , memiliki karakter manipulatif yang tinggi . penyajian ini sangat diharapkan karena aspek reolita yang tidak 2. Penyajian Ikonik penyajian menggunakan serangkainan menggambarkan suatu konsep 3. Penyajian simbolik . bahasa adalah dasar penyajian simbolik PGSD STKIP Melawi 6 gambar atau grafik yang C. Pendekatan belajar bruner didasarkan dua asumsi yakni : 1. Perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaksi artinya pengetahuan akan didapatkan orang yang belajar apabila pembelajaran yang bersangkutan berinteraksi secara aktif degan lingkunganya. 2. Orang mengkontruksikan pengetahuanya dengan cara menghubungkan informasi yang tersimpan yang diperoleh sebelumnya . D. Belajar menemuan menurut Bruner dan manfaat serta penerapan dalam pembelajaran. Belajar penemuan adalah proses belajar dimana guru guru harus menceptakan situasi belajar yang problematis, menstimulus siswa dengan pertanyaan dan mendorong siswa untuk mencari jawaban sendiri. 1. Manfaat belajar penemuan. a. Untuk menguji apakah sudah bermakna b. Pengetahuan yang diperoleh apakah tersimpan lama mudah diingat c. Sangat diperlukan dalam pemecahan masalah agar siswa dapat mendemontrasikan pengetahuan yang diterima. d. Tranfer dapat ditingkatkan setelah generalisasi ditemukan oleh siswa e. Memiliki pengaruh dalam menciptakan motivasi f. Meningkatkan penalaran siswa untuk berpikir secara bebas. 2. Tahapan penerapan belajar. a. Stimulus ( pemberian perangsang ) seperti pertanyaan yang berpikir siswa b. Problim statement ( mengidentifikasi masalah ) c. Data Collection ( pengumpulan data ) d. Data Processing ( pengolahan data ) e. Verifikasi mengadakan pemeriksaan secara cermat. f. Generalisasi mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip 3. Penerapan teori 1. Sajikan contoh dan mencontohkan. 2. Bantu siswa ada hubungan antara konsep – konsep 3. Berikan pertanyaan untuk siswa mencari jawaban 4. Ajak dan beri semangat untuk memberi pandapat. E. Belajar Bermakna Menurut Ausebel. Pandangan Ausubel tentang belajar sangat bertentangan dengan Bruner dan Piaget dia mengatakan pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan bukan melalui penemuan PGSD STKIP Melawi 7 F. Klasifikasi Ausubel dan cara pengajaran Makna belajar dibedakan menjadi dua demensi 1. Bagaimana materi pelajaran disajikan apakah melalui penerimaan atau penemuan belajar menurut demensi ini diperoleh melalui pemberian informasi dengan cara dikomunikasikan siswa mendapat dalam bentuk final 2. Berhubungan dengan siswa dapat mengaitkan informasi yang diterima dengan struktur kognitif yang sudah ada dalam dirinya G. Struktur Kognitif Struktur kognitif didifinisikan sebagai struktur organisasional dalam ingatan manusia , supaya pelajaran mudah di ingat ausubel berpedapat : pengetahuan di organosasikan dalam ingatan seseorang secara hierarki. Maka materi pelajaran disusun dengan beurutan dari yang inklusif / umum/abstrak hingga yang spesifik / terinci . Belajar supaya bermakna untuk itu perlu diperhatikan . 1. Pengaturan awal memberikan kerangka konseptual terhadap pelajara yang akan terjadi, dapat menjadikan penghubung antara yang sudah dimiliki dan informaso baru, penghubung hingga lancar. 2. Mengembangkan konsep awal dengan dimolai dari menjelaskan .dari yang umum ke khusus 3. Guru menjelaskan dan menunjukkan cara yang jelas . 4. Guru memberikan pemantapan H. Penerapan Belajar Pembelajaran Menurut Ausubel belajar bermakna suatu proses mengaitkan informasi yang baru dengan konsep terhadap struktur kognitif seseorang. Dalam penerapan seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu kondisi awal dari siswa adapun cara pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Pilih salah satu bacaan atau bab dalam buku. 2. Tentukan konsep yang sesua dengan masalah yang akan dibahas. 3. Urutkan konsep tersebut dari yang umum ke spesifik beserta contoh. 4. Susun konsep tersebut diatas kertas. 5. Hubungkan konsep dengan kata kata PGSD STKIP Melawi 8 MODEL PEMBELAJARAN ROBERT GAGNE DAN MODEL PEMBELAJARAN INTELEK TUAL JEAN PIAGET Robert Gagne adalah seorang ahli psikologis pendidikan yang telah memperkenalkan berbagai pandangan tentang belajar salah satunya adalah teori pembelajaran yang didasarkan atas pemprosesan informasi. A. Hakekat belajar menurut Gagne Adalah belajar bukan merupakan proses tunggal melaikan proses yang luas dibentuk dari pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi tingkah laku itu merupakan hasil dari efek Kumulatif belajar . Artinya ketrampilan yang dipelajari memiliki sumbangsih yang tinggi terhadaf ketrampilan yang rumit. Contoh: Siswa belajar tehnik dasar tenes meja akan berguna dalam belajar tenes lapangan demikian sebaliknya inilah belajar yang komplek. Gegne berpendapat tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan kapasitas belajar : 1. Ragam belajar Kapasitas orang untuk belajar memungkinkan untuk diperoleh berbagai pola tingkah laku yang hampir mirip berdasarkan pandangan ini ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia a. Informasi verbal Kapabilitas untuk memperoleh nama – nama b. Ketrampilan intelak. Kapabelitas yang perlu ketrampilan yang membuat orang mampu dan berguna dimasyarakat. c. Ketrampilan motorik ketrampilan gerak adalah kapabellitas yang mendasari manusia perbuatan jasmani termasuk ketrampilan yang sederhana. d. Sikap kapabelitas yang memberikan pilihan tndakan mana yang perlu diambil. e. Siasat Koknitif kapabelitas yang mengatur mengolah pelajaran seperti mengingat atau mengendalikan mengatur untuk bertindak. 2. Proses Koknitif dalam belajar. Dibagi dalam tiga fase belajar diantaranya a. Fase persiapan dalam belajar. b. Fase perolehan dan perbuatan c. Fase alih belajar 3. Model sembilan peristiwa pembelajaran. Peristiwa pembelajaran dapat diasumsikan sebagai cara yang perlu diperhatikan oleh guru untuk mendukung proses dalam belajar dari siswa. Sembilan fase dalam belajar dapat diuraikan sebagai berikut : PGSD STKIP Melawi 9 a. Membangkitkan perhatian : diawal pelajaran adalah menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan yang kita inginkan. b. Memberitahukan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki pengharapan dan tujuan dalam belajar c. Merangsang ingatan pada materi prasarat : supaya siswa memiliki perhatian sebaiknya seorang guru perlu mengingatkan materi apa yang perlu dikuasai. d. Menyajikan barang perangsang, menyajikan pokok materi yang penting yang bersifat kunci dalam pembelajaran. e. Memberikan bimbingan yang membantu siswa agar mudah untuk mencapai tujuan. f. Menampilkan unjuk kerja untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai kemampuan yang diharapkan . g. Memberikan umpan balik merupakan fase yang terpenting untuk mendapatkan hasil yang terbaik h. Menilai unjuk kerja merupakan peristiwa pembelajaran untuk menilai apakah siswa telah mencapai tujuan dalam pembelajaran i. Meningkatkan tetensi peristiwa pembelajaran guru perlu memberikan latihan latihan agar siswa menggunakan pengetahuan yang diharapkan. B. Model Perkembangan Intelektual Jean Piaget. Jean Piaget adalah seorang ahli biologi dan psikolog dalam teorinya Pemahaman Pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terbentuk ( terjadi ) Upaya untuk mengetahui perkembangan intelektual ,mengembangkan fungsi intelektual kedalam tiga perspektif yaitu. - Proses bagaimana terjadi perkembangan Koknitif. - Bagaimana pembentukan pengetahuan - Tahapan pengembangan intelektual. 1. Prinsif pengembangan intelektual a. Teori Perkembangan bertujuan untuk menjelaskan mekanisme proses perkembangan individu mulai dari lahir hingga mampu bernalar dan berpikir menggunakan kesimpulan. b. Perkembangan genetika dalam Organisme tidak dipengaruhi keturunan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya melainkan proses interaksi antara organisme dengan lingkungannya. c. Kecerdasan adalah proses adaptasi dengan lingkungan dan membentuk dan membentuk struktur koknitif yang diperlukan untuk menyesuaikan. d. Hasi perkembanga intelek tual adalah kemampuan berpikir oprasi pormal e. Fungsi perkembangan intelaktual PGSD STKIP Melawi 10 f. Faktor yang mempanguruhi perkembangan intelektual Lingkungan, Fisik, kematangan, Pengaruh sosial ,dan proses pengaturan diri. 2. Proses perkembangan intelaktual a. Akomodasi adalah : Penyesuaian struktur internal dengan ciri ciri tertentu obyek atau kejadian yang baru. b. Asimilasi adalah : proses perpaduan antara informasi baru dengan struktur koknitif yang sudah ada. c. Ekuilibrasi adalah : pengaturan diri yang memungkinkan seseorang tumbuh lebih mantap atau lebih seimbang. 3. Hakekat pengetahuan dan bagaimana membentuknya . Untuk dapat memperoleh pengetahuan seseorang dituntut tidak hanya menerima melainkan mencari melalui proses pembentukan . Ada empat ciri konsep pengetahuan. a. Pengetahuan bersifat berubah. b. Berfokus pada interaksi seseorang dengan lingkungannya c. Lingkup bidang yang diselidiki d. Bersifat antar disiplin ilmu 4. Proses penyusunan pengetahuan . Menurut Piaget menyusun pengetahuan menurut jenis pengalaman yang ada dalam dirinya ada dua macam pengalaman. a. Pengalaman Fisik pengalaman langsung dengan lingkungannya tempat individu molai mengenal. b. Pengalaman Logis Matematis terjadi saat fisik dan obyek di abtraksikan dan dihubung hubungkan melalui pengalaman fisik anak. Contoh : Perbedaan bola voli putih dengan bola voli biru ini terjadi dalam pemikiran orang yang membedakan obyek tersebut. 5. Tahap- tahap perkembangan koknitif. Dibedakan menjadi empat. a. Tahap sensor – motor perkembangan ranah koknitif terjadi pada usia 0 – 2 tahun pada masa ini tidak memiliki obyek secara permanen belum mengenal obyek ada dianggap tidak ada b. Tahap preoprasional yaitu usia 2 – 7 tahun anak telah memahami benda secara sempurna dan molai memiliki kemampuan berbahasa ( Pendek ) c. Tahap Kongkrit terjadi pada usia 7 – 11 tahun anak telah molai berpikiran rasional d. Tahap Oprasional terjadi pada usia 11 – 15 tahun anak molai berpikir kongkrit . PGSD STKIP Melawi 11 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Belajar merupakan suatu proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, ketrampilan dan sikap. Proses belajar dimulai sejak manusia lahir sampai sepanjang hayatnya . kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik manusia yang membedakan dengan makluk yang lain. Teori belajar behavioristik lahir sebagai upaya untuk menyempurnakan perspektif tentang cara manusia belajar. Menurut teori behavioristik belajar adalah merupakan perubahan prilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkunganya, yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang , lingkungan merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merispon. Teori belajar behavioristik mendifinisikan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku khususnya perubahan prilaku kapasitas siswa untuk berprilaku ( yang baru ) dari hasil belajar, bukan sebagai hasil pematangan atau pendewasaan semata A. Primis dasar teori behavioristik Menurut teori ini adalah interaksi antara stimullus respon dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar.Teori ini sangat menekankan pada hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat.Dan hasil belajar diperoleh proses penguatan atas rispon yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi. B. Teori clasikal conditioning dari Pavlov Dalam percobaan Pavlov seekor anjing akan berliur jika mencium bau daging. Bau daging sebagai sitimulus yang tak terkondisikan sedangkan liur adalah respon. Teori pavlov didasarkan pada reoksi sistem takterkondisi dalam diri seseorang , reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem syarap otonom serta gerak reflek setelah menerima stimulus. C. Teori behavioristik dari Watson menyatakan bahwa stimulus dan respon yang menjadi konsep dasar dalam teori prilaku haruslah berbentuk tingkah laku yang dapat diamati . intraksi stimulus dan respon merupakan pengkondisian yang akan terjadi berulang ulang untuk mencapai hasil yang cukup kompleks D. Penerapan teori belajar Pavlov dan Watson. Konsep stimulus diterapkan dalam proses pembelajaran dalam bentuk penjelasan dalam tujuan, ruang lingkup , dan relevansi pembelajaran dalam bentuk penyajian materi.Sedangkan respon diterapkan dalam bentuk jawaban siswa setelah menerima soal - soal tes setelah materi disajikan.atau hasil karya siswa setelah prosedur pembuatan karya siswa disampaikan PGSD STKIP Melawi 12 KONSEP DAN IMPLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL Sekilas tentang Teori Belajar Humanistik yakin bahwa prilaku harus dipahami bukan hanya sekedar dikendalikan atau direkayasa teori ini mementingkan prilaku pribadi kreativitas dan aktualisasi diri setiapindividu yang belajar . Teori belajar Behavioristik Yakin bahwa belajar atau perubahan prilaku yang diharapkan dapat terjadi bila urutan – urutan pembelajaran dirancang dengan tepat dan sistimatis. Siswa dapat penguatan dengan jadwal yang baik. Dari dua teori tersebut diatas kalau dilaksanakan dengan sendiri – sendiri juga akan mengalami kesulitan Misal : Teori Humanistik akan mengalami kesulitan jika harus memenuhi kebutuhan siswa yang berfariasi karena kebutuhan siswa juga tertanam dan terbentuk oleh lingkungan. Teori Behavioristik juga akan mengalami kesulitan karena hal yang telah dirancang sedemikian rupa dan berkesinambungan hilang karena pengaruh lingkungan. Teori belajar Sosial, Manusia adalah makluk sosial melalui observasi terhadap dunia sosial , melalui pemahaman terhadap dunia tersebut dan sejumplah informasi dan ketrampilan yang rumit dapat kita pelajari kegiatan belajar berikut ini anda akan mempelajari dasar teori belajar sosial serta beberapa contoh penerapannya dan diharapkan anda memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam mata pelajaran. A. Prinsip – Prinsip Dasar Teori ini dikemukakan Oleh Albert Bandura ( 1977-1986 ) Teori belajar sosial ini ada karena mempelajari tiga kelemahan teori Behavioristik diantaranya: 1. Teori behavioristik sulit diterapkan dalam kehidupannyata tidak mungkin setiap orang mampu hadir terus menerus untuk memberikan penguatan prilaku karena biasanya orang harus mengatur dan mengendalikan prilakunya sendiri. 2. Teori behavioristik tidak dapat menerangkan terjadinya pembelajaran prilaku baru karena kadang kita melihat prilaku yang belum pernah ia lakukan . 3. Teori behavioristik hanya dapat menerapkan pembelajaran langsung. Untuk menanggulangi kelemahan diatas Bandura menerapkan atau mengusulkan alternative yang dinamakan teori belajar sosial dan ada enam prinsif yang mendasari: 1. Faktor – faktor yang saling menentukan . Faktor ini menyatakan prilaku berbagai faktor pribadi seseorang dan peristiwa pada lingkunganya secara bersama sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab. 2. Kemampuan membuat atau memahami simbulis / tanda / lambang. PGSD STKIP Melawi 13 Bandura menyatakan orang memahami dunia ini secara simbolis melalui gambaran – gambaran kognitif jadi orang akan lebih tertarik gambaran koknitif dari pada dunia itu sendiri. 3. Kamampuan berpikir kedepan . Selain dapat digunakan untuk mengingat hal – hal yang sudah pernah dialami, kemampuan berpikir atau mengolah simbul dapat juga dimanfaatkan untuk merencanakan masa depan. 4. Kemampuan seolah olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain. Orang dapat belajar dengan memperhatikan orang lain berprilaku dan memperhatikan konsekuensinya dari prilaku tersebut. 5. Kemampuan mengatur diri sendiri Pada umumnya manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri contoh. Bagaimana bersikap ditempat umum , gimana menghadapi orang yang memiliki jabatan. 6. Kemampuan bereflaksi. Yaitu kemampuan merenung untuk memikirkan terhadap kemampuan diri pribadi. B. Pembelajaran Dari Mengamati Prilaku Orang Lain. Karakteristik dari teori belajar sosial adalah yang terbukti sangat penting dan efisien ialah seeorang dapat belajar dengan memperhatikan model beraksi dan kita dapat membayangkan seolah - olah ia. Yang disebut model adalah orang yang prilakunya kita pelajari atau kita tiru, proses belajar lewat pengamatan terhadap model adalah sebagai berikut. 1. Memperhatikan model. Memperhatikan kegiatan yang diperagakan model dan benar-benar memahami dan ini tergantung pada seberapa sederhana dan mencolok mata prilaku yang diperagakan itu. Proses memperhatikan prilaku model juga sangat tergantung kepada relevansi prilaku tersebut dimata sipengamat. Proses memberikan perhatian akan sangat tergantung kegiatan apa dan siapa modelnya yang tersedia untuk diamati. Untuk menerapkan teori sosial dan memastikan siswa memberikan perhatian prilaku yang dimodelkan maka guru sebaiknya mengusahakan. a. Menekankan bagian bagian yang penting dari prilaku yang akan dipelajari. b. Membagi kegiatan yang besar menjadi bagian yang kecil. c. Memperjelas ketrampilan yang menjadi komponen. d. Memberikan kesempatan untuk mempraktekkan 2. Mengingat agar dapat mengambil manfaat dari prilaku orang yang diamati Seorang pengamat harus mampu mengingat apa yang diamati. 3. Produksi komponen ini dalam proses meniru adalah mengubah ide gambaran atau ingatan menjadi tindakan umpan balik dari belajar dalam bentuk prilaku. PGSD STKIP Melawi 14 4. Motivasi . orang tidak akan memperagakan atau melaksanakan setiap hal yang dipelajari lewat proses pengamatan . umumnya seorang pengamat cenderung untuk memperagakan prilaku ditirunya yang dimana menguntunggkan. 5. Atribut Model Untuk meramalkan efek dari konsekunsi yang diterima seorang model seorang guru harus memperhatikan bukan saja hasil tetapi juga karakteristik model. Prilaku yang dapat dipelajari dari model ada lima jenis prilaku yaitu : a. Keterampilan atau prilaku yang baru. b. Memperkuat atau melemahkan prilaku yang telah dipelajari ( apa yang boleh dan yang tidak boleh dipelajari ) c. Desakan atau dorongan sosial untuk melakukan tindakan yang mirif. d. Kecenderungan untuk memamfaatkan lingkungan sekitar . e. Saat yang pantas untuk tergugah secara emosional dan reaksi emosional apa yang boleh di ekpresikan. Beberapa langkah yang dapat menerapkan teori belajar sosial yang dapat dimanfaatkan oleh oleh guru untuk mengatur pembelajaran dengan mengamati model. 1. Guru menentukan priaku yang ditiru ( keterampilan Koknitif. Afektif.Motorik ) 2. Guru menentukan siapa yang akan menjadi ( Siswa ,guru atau model Lain ) 3. Guru memastikan tampilan Prilaku yang menjadi model 4. Guru menciptakan nilai manfaat dari prilaku orang yang menjadi model. PGSD STKIP Melawi 15 KEYAKINAN AKAN KEMAMPUAN DIRI DAN KETRAMPILAN MENGATUR DIRI Keyakinan akan kemampuan diri adallah konsep utama yang besar pengaruhnya terhadab prilaku hal ini dapat didifinisikan sebagai prilaku : penilai terhadap diri sendiri dalam mengatur dan melaksanakan seri tindakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kerja yang ditentukan sebelumnya. A. Pengaruh Keyakinan akan Kemampuan diri terhadaf prilaku . 1. Dampak dari akan kemampuan diri. Teori Keyakinan akan kemampuan diri meramalkan seseorang akan : a. Menghindari situasi yang diyakini akan melampaui kemampuanya dalam mengatasi situasi tersebut. b. Akan melibatkan diri dalam situasi yang diyakini akan mampu ditangani. Dengan kata lain keyakinan kemampuan diri juga akan berdampak pada keputusan untuk mencoba atau tidak mencoba suatu prilaku. Menurut Bandura (1977) Penilaian kemampuan diri juga kan berdampak terhadap jumlah energi atau usaha yang akan dikerahkan oleh seseorang. Menurut Bandura (1986) Juga mengusulkan bahwa rasa percaya diri akan kemampuan akan menghasilkan bebagai perasaan atau emosi. 2. Karakteristik dari keyakinan akan kemampuan diri. Dampak keyakinan akan kemampuan diri terhadap prilaku tergantung pada tiga karakterristik pribadi seseorang menurut Bandura (1977) Karakteristik yang : a. Tergantung pada tingkat besarnya tingkatan rasa percaya diri terhadap kemampuan diri itu b. Generalisasi atau luasnya cakupan dimana seseorang dapat menerapkan penilaian terhadap kemampuan pribadinya c. Kekuatan atau seberapa kokoh keyakinan akan kemampuan diri akan hal tertentu. B. Sumber informasi mengenai keyakinan akan kemampuan diri. Bagaimana orang mengembangkan keyakinan yang kokoh mengenai kemampuan pribadinya menurut Bandura ( 1977,1986) mengusulkan empat sumber : 1. Pengalaman pribadi dalam melakukan tindakan yang meberi keberhasilan merupakan sumber informasi yang paling berpengaruh . 2. Dampak keberhasilan terhadap keyakinan akan kemampuan diri seseorang akan lebih kecil apabila dirasa mudah tugas tersebut dan akan memiliki dampak yang besar apabila tugas tadi dirasa berat atau sulit 3. Dimana guru dapat memberikan semangat agar siswa dapat melakukan suatu tugas salah satu tehnik siswa tersebut dibimbing untuk meniru suatu prilaku PGSD STKIP Melawi 16 4. Gimana seorang guru dapat memodelkan suatu tindakan untuk meningkatkan keyakinan akan kemampuan diri C. Peran Sekolah dalam membentuk keyakinan akan kemampuan diri Di sekolah pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa secara terus menerus diuji dan di evaluasi dan para siswa sering kita bandingkan antara siswa yang cerdas dan yang kurang yang cerdas akan cepat memiliki pengembangan keyakinan akan kemampuan diri dan kurang akan lamban dan akan semakin memburuk hal ini dapat terjadi bila: 1. Praktek pengajaran dikelas terlalu kaku dimana semua siswa diajarkan hal yang sama dan waktu yang sama. 2. Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan yang sama sehingga mengurangi terhadap penilaian siswa. 3. Jika perolehan pristasi secara penuh bersaing karena hal ini akan memperbesar kemungkinan gagal bagi siswa yang kurang cerdas. Jalan keluar karena persepsi diri terhadap kemampuan koknitif sebagian besar didasarkan pada perbandingan sosial dan perbandingan antara siswa maka seorang guru sebaiknya. 1. Membuat para siswa terlibat dalam beragam kegiatan. 2. Merancang program pembelajaran sesuai dengan ketrampilan siswa. 3. Menerapkan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. 4. Menghindari membuat evaluasi untuk membandingkan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Beberapa langkah yang dapat digunakan oleh para guru untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan dan prestasi diri menurut penelitian: Tuckman (1990) 1. Pecahlah tugas-tugas yang besar menjadi tugas-tugas yang kecil. Beri siswa tugasyang lebih banyak tetapi usahakan tugas-tugas tersebut kecil-kecil. 2. Sebelum memberikan tugastetapkan terlebih dahulu kriteria untuk menilai hasil tugas para siswa. 3. Berikan para siswa umpan balik dalam bentuk nilai (angka) dan komentar yang spesifik, setelah menyelesaikan tugas. 4. Berikan motivasi untuk unjuk kerja. 5. Buat para siswa berprestasi. 6. Buat para siswa rencana mereka masing-masing. 7. Beri insentif dari unjuk kerja siswa tersebut. 8. Terapkan metode Kooperatif saat mengajar. 9. Dorong siswa kerja dengan teratur dengan cara di atas. PGSD STKIP Melawi 17 D. Kemampuan mengatur diri Bandura 1986 Setiap orang memiliki kemampuan diri sendiri yang membuat mereka mampu untuk menerapkan kendali terhadap pikiran dan tindakan mereka sendiri berdasarkan konsekuensi dari pikiran dan tindakan tersebut terhadap diri mereka sendiri. Meskipun demikian banyak orang bersikap kurang yakin terhadap perilaku dia sendiri dan cenderung untuk tidak yakin. Namun demikian kemampuan mengatur diri tidak akan didapat hanya kekuatan keinginan pribadi juga ditentukan dari lingkungannya. E. Kemampuan mengatur diri dan keyakinan untuk mengatur diri sendiri Kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri untuk memiliki, untuk bertahan, untuk tekun, untuk berhasil dan lain-lain, kemampuan mengatur diri tergantung pada rasa percaya akan kemampuan diri pribadinya. F. Meningkatkan kemampuan dalam pengaturan diri Ada tiga elemen atau komponen dari pengaturan diri: 1. Pemantauan diri: mengetahui apa yang Anda lakukan sadar dan mempertimbangkan segala sesuatu. 2. Evaluasi diri: menilai baik atau buruk sesuai dengan standar yang ditetapkan sendiri dan perbandingan terhadap prestasi orang lain. 3. Reaksi diri: menciptakan berbagai insentif, mengakui dan membuktikan kompetensi kemampuan diri sendiri. Prosedur untuk memastikan ketiga komponen menimbulkan dampak positif menurut Bandura 1986: 1. Penentuan tujuan: Tujuan menurut Bandura harus a. Spesifik dan jelas b. Menantang tetapi tetap dapat dicapai c. Dekat yaitu segera dapat dicapai d. Ditentukan oleh dirinya sendiri e. Dibuat dari tujuan-tujuan bagian atau kecil. 2. Tanggung jawab 3. Insentif hadiah dari suatu prestasi Kemampuan mengatur diri sendiri ditunjukkan dengan kemampuan menetapkan jadwal dan menaatinya dikemukakan oleh Tuckman (1992) sebagai berikut: 1. Bagi tugas yang menjadi tanggung jawab Anda 2. Tulislah baik konsekuensi positif dan negatif 3. Janjikan pada diri Anda hadiah bila Anda menaati 4. Ciptakan sistem sosial yang dapat menunjang pekerjaan 5. Belajarlah dari kesalahan. PGSD STKIP Melawi 18 PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK MULTIPEL INTELEGENSI A. PENGERTIAN MULTIPEL INTELEGENSI / KECERDASAN GANDA Istilah Intelegensi atau kecerdasan bukanlah sesuat yang baru bagi kita sebagai pendidik dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka semakin berkembanglah ilmu tentang intelegensi. Seorang filsuf Prof. Robert Ornstein dari Universitas California meneliti tentang potensi otak dan sifat fisiknya. Otak merupakan jaringan saraf yang terdiri ddari dua bagian yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar merupakan dua belahan yaitu belahan kiri dan belahan kanan, dan kedua belahan tersebut dihubungkan oleh serabut saraf. Masing-masing fungsi belahan otak kiri mengendalikan aktifitasaktifitas mental yang mencakup matematika, bahasa, logika, analisis, menulis dan aktifitas lain yang sejenis. Sedangkan otak sebelah kanan: menangani aktivitas-aktivitas imajinasi, warna, musik, irama, melamun dan yang lain sejenis. Menurut Ornstein: manusia memiliki semua kemampuann tersebut karena manusia memiliki satu otak yang utuh. Dan mengatakan: menyajikan dan menangkap kombinasi dan informasi yang kompleks antara kata-kata, warna gambar dan suara mendekati operasi alamiah dan berpikir. Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard. Meneliti tentang Intelegensi / kecerdasan manusia, ia mengatakan bahwa IQ tidak boleh dianggap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia dan kecerdasan manusia tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ, ia mengatakan IQ hanya mampu seseorang dalam mengerjakan tes IQ tersebut. Yang dimaksud dengan Multipel Intelegensi / Intelegensi majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu produk yang efektif atau efisien atau bernilai dalam satu latar belakang tertentu, artinya setiap orang jika dihadapkan suatu masalah ia memiliki sejumlah pengetahuan untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah tersebut. B. KARAKTERISTIKINTELEGENSI / KECERDASAN Ada delapan karakteristik intelegensi / kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner yaitu: 1. Intelegensi berbahasa (Linguistik) Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata untuk memahami, merangkai kata-kata dan kalimat baik isi lisan maupun tertulis. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam berbahasa: a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng b. Senang berkomunikasi, berdialog, berbicara dan berdiskusi PGSD STKIP Melawi 19 c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat d. Pandai mengingat atau menghafal e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan f. Humoris dan lain-lain 2. Intelegensi logis matematis Intelegensi logis matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung berikut ini adalah kemampuan logis matematis: a. Senang bereksperimen: bertanya, menyusun atau merangkai kata-kata b. Senang dan pandai berhitung dan main angka c. Senang mengorganisasikan sesuatu dan menyusun skenario d. Mampu berpikir logis e. Senang silogisme f. Senang berpikir abstrak dan simbolis g. Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksi. 3. Intelegensi visual vasial Kemampuan ini adalah kemampuan berpikir dalam bercerita dan gambar seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu objek diantaranya. a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik b. Peka terhadap citra, warna c. Pandai memvisualisasikan ide d. Imajinasi aktif e. Mudah menemukan jalan dalam ruangan f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut g. Senang membuat rumah-rumahan dari balok h. Mengenal relasi benda-benda dalam ruangan 4. Intelegensi musikal Intelegensi musikal adalah kemampuan berpikir dengan nada ritme, irama dan melodi juga pada suara alam. a. Pandai mengubah atau menciptakan musik b. Gemar mendengar atau memainkan alat musik c. Senang atau pandai bermain d. Pandai mengoperasikan musik e. Mudah menangkap musik f. Peka terhadap suara g. Dapat membedakan bunyi PGSD STKIP Melawi 20 h. Bergerak sesuai irama 5. Intelegensi kinestik tubuh Kemampuan ini adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan, diantaranya: a. Senang menari, akting b. Pandai dan aktif berolahraga c. Mudah berekspresi dengan tubuh d. Mampu memainkan mimikk e. Cenderung menggunakan bahasa tubuh f. Koordinasi dan fleksibelitas tubuh g. Senang dan efektif berpikir sam bil berjalan, berlari dan berolahraga h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama. 6. Intelegensi intra personil Kemampuan berpikir untuk memahami dirinya sendiri melakukan relaksasi diri: a. Mampu menilai diri sendiri / intropeksi diri sendiri, bermeditasi b. Mudah mengelola dan menguasai perasaan c. Sering mengamati dan mendengarkan d. Bisa bekerja sendiri e. Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita-cita f. Berjiwa independen / bebas g. Mudah berkonsentrasi h. Keseimbangan diri i. Senang mengekspresikan perasaan yang berbeda j. Sadar akan realitas spiritual 7. Intelegensi inter personil (sosial) Kemampuan ini adalah kemampuan berorganisasi dan berinteraksi dengan orang lain, anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi. a. Mampu berorganisasi b. Mampu bersosialisasi c. Senang permainan kelompok d. Bisa menjadi tempat mengadu e. Senang berkomunikasi verbal dan non verbal f. Peka terhadap teman PGSD STKIP Melawi 21 g. Suka memberi feedback h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain. 8. Intelegensi naturalis Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam diantaranya adalah: a. Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang dan berinteraksi dengan binatang b. Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman c. Senang bergiat di alam terbuka. Anda jangan terjebak dengan urutan penomoran di atas ini hanya dipergunakan untuk memudahkan kita mempelajarinya. Pada dasarnya kedelapan intelegensi ini memiliki kekuatan yang sama. Suatu hasil pengembangan Intelegensi tergantung seberapa besar kita memanfaatkan atau menempatkannya. PGSD STKIP Melawi 22 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MULTIPEL INTELEGENSI Gambaran kelas pada umumnya, ada anak yang senang belajar jika gurunya menjelaskan sejelasjelasnya, ada anak senang guru menjelaskan dengan gambar, ada anak senang belajar jika diberi kesempatan bertanya dan ada juga anak yang senang belajar dengan diberikan kesempatan berbuat sesuatu. Menurut Thomas Amstrong kita tidak bisa memberi label mereka sebagai pembelajar verbal atau belajar visual, belajar kinestetis dan seterusnya. Maka sekarang tugas kita sebagai pendidik menciptakan belajar yang dapat mengoptimalkan semua intelegensi atau kecerdasan siswa. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menciptakan suasana belajar yang dapat mengembangkan semua Intelegensi atau kecerdasan siswa. A. Bagaimana mengaktifkan seluruh indera anak didik Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indera nak didik yaitu: 1. Melatih cara mendengarkan yang efektif Telinga adalah instrumen yang luar biasa, melalui telinga otak menerima bunyi dan membuat duplikat bunyi tersebut dan mengulang dan mendengar juga merupakan salah satu unsur pokok pembentukan imajinasi dan kreatifitas. 2. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif Mata merupakan keajaiban mekanisme biologis melalui mata otak dapat menerima fakta-fakta yang dapat memberikan rangsangan yang lebih kaya sehingga melihat dengan jeli. 3. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat Mengenai menulis dan membuat catatan ini dalam sebuah penelitian menunjukkan sebagai berikut: siswa yang membuat catatan berupa cataan kunci sendiri inilah yang banyak berhasil. B. Bagaimana melatih Intelegensiatau kecerdasan yang berimbang 1. Mengidentifikasi Intelegensi primer setiap anak didik untuk menjajaki Intelegensi primer anak ini dapat kita lakukan diantaranya dapat melakukan observasi perilaku siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas, studi data siswa dapat juga dengan membuat tes. 2. Menyusun rencana pembelajaran / satu pelajaran / satu silabus yang dapat mengembangkan beberapa Intelegensi, seperti: a. Mengorganisasi materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat merangsang panca indera siswa PGSD STKIP Melawi 23 b. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan pembelajaran tersebut c. Merancang dan membuat tugas atau penelitian yang dapat menggali seluruh potensi Intelegensi 3. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi anak didik. C. Bagaimana melatih silang Intelegensiatau kecerdasan yang berbeda Yang dimaksud silang disini adalah setiap intelegensi anak tidak dikembangkan secara bersama tetapi berkembang satu persatu secara terpisah tujuannya adalah supaya anak didik dapat mengasah setiap bagian intelegensi secara individu dan kelompok bisa dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran. PGSD STKIP Melawi 24 PROGRAM PEMBELAJARAN YANG MENGAKOMODASI PERKEMBANGAN MULTIPEL INTELEGENSI Untuk menerapkan teori multipel intelegensi dalam program pelajaran diperlukan usaha yang maksimal dari guru harus membiasakan mengembangkan program pembelajaran. Menurut Amstrong Robinson 2004, Strategi pembelajaran berbasis multipel ini merupakan suatu upaya untuk mengoptimalkan berbagai intelegensi yang dimiliki oleh siswa untuk mencapai kopetensi tertentu. Adapun langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis multipel intelegensi antara lain: 1. Memperdayakan semua intelegensi yang dimiliki oleh setiap siswa Memperdayakan semua intelegensi pada setiap mata pelajaran, hal ini adalah menginput melalui jalur ke dalam otak memori siswa, contoh kompetensi dasar siswa dapat mempelajari proses fotisintesis. Intelegensi yang mencakup bahasa, logis, matematis, musik, kinetetis, interpersonil dan intrapersonil. 2. Mengoptimalkan pencapaian tertentu berdasarkan Intelegensi yang menonjol pada setiap siswa. Langkah ini dapat dilakukan apabila guru telah mengidentifikasi intelegensi kemampuan siswa. 3. Menilai yang tepat untuk menilai hasil belajar dan hasil pengembangan Intelegensi tersebut. Menurut Gardner; pendekatan yang digunakan pada penilaian berbeda pada setiap intelegensi: 1. Pendekatan verval linguistik: penilaian berupa laporan akhir dalam bentuk tertulis dapat dijadikan tolak ukur atau acuan 2. Pendekatan nilai logis matematis: menggunakan lembar penilaian yang dapat memberikan umpan balik pada kerja siswa. 3. Pendekatan penilaian visual spasial: penilaian berupa peta konsep atau peta pemikiran yang adapat mengungkapkan apa yang diketahui sebelumnya, selama dan sesudah belajar. 4. Pendekatan penilaian kinestetik: penilaian didasarkan pada prestasi yang mencakup penilaian akademis. 5. Pendekatan nilai musikal 6. Pendekatan penilaian interpersonal: penilaian ditekankan pada kemampuan menyelesaikan masalah 7. Pendekatan penilaian interpersonnal: membuat jurnal reflektif siswa dapat membuat jurnal ilmu yang dipelajari dan bagaimana sikap terhadap ilmu tersebut. Hambatan guru pada saat pengembangan program pembelajaran multipel intelegensiadalah : 1. Guru belum mempunyai wawasan yang cukup tentang multipel intelegensi 2. Guru memerlukan dukungan dari kepala sekolah untuk mengembangkan program pembelajaran. 3. Dukungan dari pengelola sekolah belum maksimal. Tidak ada satu model tunggal dalam teori multipel intelegensi sepenuhnya menjadi hak guru dalam mengembangkan program pelajaran yang bervariasi. PGSD STKIP Melawi 25 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PERSPEKTIF KONTRUKTIF Perspektif atau pendekatan pendidikan berkembang dan berubah dari waktu kewaktu perspektif pendidikan saat ini perkembangnya tidak terlepas dari perspektif pendidikan sebelumnya. A. Perkembangan perspektif Belajar Pada bagian ini untuk memberikan landasan berpikir yang memadai akan dibahas pendekatan atau perspektif pendidikan yang memiliki dampak yang luas dalam pelaksanaan pendidikan. 1. Behaviorisme Perspektif behaviorisme pertama kali dikemukakan oleh Ivan Pavlov pada tahun 1927 seorang fisikologi rusia selanjutnya dikembangkan oleh Skinner tahun 1953. Pada dasarnya perspektif bihaviorisme menjelaskan seseorang akan berubah prilakunya apabila dia berada dalam suatu kondisi belajar yang meregulasi prilaku. Perspektif behaviorisme menggunakan ganjaran ( Riwort ) dan hukuman konsekuensi dari penguatan dari tahapan belajar. 2. Koknitivisme perspektif ini menekankan pentingnya interaksi kondisi internal dan ekternal siswa serta struktur koknitif yang dimiliki. B. Pengertian Prespektif Kontruktivisme. Pada dasarnya perspektif ini mempunyai asumsi bahwa pengetahuan lebih bersifat kontekstual dari pada obsolut yang memungkinkan penafsiran jamak. Prespektif kontruktivismenjuga memiliki pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan kepada proses dari pada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai pentingnya tetapi proses belajar yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga penting. C. Kontruktivisme Individual dan Kontruktivisme Sosial . Pemahaman Kuntruktivisme orang sangat beragam dan memiliki beberapa perwujudan tergantung dari sisi mana melihatnya untuk dapat memahami dapat kita lihat dengan utuh kita perlu membahas dua sisi yaitu : Kontruktivisme Individu dan Kontruktivisme Sosial 1. Kontruktivisme menurut pieget Pentingnya pembagian vaktor internal seperti tingkat kematangan berpikir , pengetahuan yang telah dimiliki , konsep diri dan keyakinan dalam proses belajar. Contoh : Perkembangan koknitif manusia sesuai dengan urutan perkembangan - perkembangan dari tahapan sebelumnya 2. Kontruktivisme menurut vygotsky berpendapat pengetahuan dibangun secara sosial dalam pengertian adalah : peserta yang dilihat dalam interaksi sosial akan memberikan kontibusi dan membangun bersama makna suatu pengetahuan PGSD STKIP Melawi 26 3. Kontuktivisme diIndonesia sebenarnya bukan barang baru atau asing Kihajar Dewantara sudah lama memperkenalkan yang diungkapkan dalam tiga hal : a. Ing Ngarso Sung Tulodo ( didepan anak didik beri contoh tauladan ) b. Ing Madyo Mbangun Karso ( Bila ditengah siswa bangunkan keinginan Balajar ) c. Tut wuri Handayani ( Bila dibelakang anak didik beri dorongan semangat ) D. Penggunaan teori Belajar dalam Pembelajaran Sebagai pendekatan pembelajaran yang paling baru Kontruktivisme diterima dengan antusias oleh pendidik oleh berbagai jenjang pendidikan . Kecenderungan yang muncul terkadang tidaksehat yaitu : yang baru adal yang terbaik dan yang lama tidak layak digunakan pemikiran yang demikian juga perlu dipertanyakan . Pembelajaran dikelas sebaiknya tidak mengacu pada satu teori saja dan penerapanya karena setiap teori akan memiliki kelemahan dan kelebihan. PGSD STKIP Melawi 27 KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME Istilah Kontruktivisme merupakan beragam pandangann dan pendekatan tentang belajar dan pembelajaran pada pembelajaran ini anda diharap mampu membuat model pembelajaran sendiri menggunakan prinsif sebagai berikut : A. Karakteristik Perspektif Kontruktivisme Beberapa karakteristik yang juga merupakan prinsip dasar persepektif kontruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Mengembangankan stategi alternative untuk memperoleh dan menganalisis informasi. 2. Dimungkinkannya perspektif jamak. 3. Peran siswa utama dalam belajar. 4. Menggunakan Scoffolding dalam belajar 5. Peran pendidik sebagai tutor, fasilitator untuk memdukung pembelajaran. 6. Pentingnya kegiatan belajar dan evaluasi otentik . Prinsif dasar tersebut dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran missalkan dengan : 1. Mengembangkan strategi alternative untuk memperoleh dan mengenali invormasi . Siswa dibiasakan untuk dapat menemukan informasi dari berbagai sumber, seperti buku, majalah,koran,pengamatan wawancara, dan penggunaan Internet dan lain – lain. 2. Dimungkinkanya persepektif jamak. Sebagai proses dialogis baik antara siswa dan guru maupu dengan siswa lain akan muncul pandangan yang beragam dan fenomenal di dalam siswa akan beragam pula karena dipengaruhi oleh pengalaman , budaya dan struktur berpikir yang dimiliki oleh siswa. Contoh : Anak belajar tentang Sleding sepakbola seorang pemain yang terkenal akan menarik perhatian siswa dalam membuat kesimpulan pendapat 3. Siswa menjadi kunci utama dalam proses belajar baik dalam mengatur dan mengelola proses berpikirnya maupun ketika berintegrasi dengan lingkunganya. 4. Penggunaan scaffolding dalam pembelajaran. Scaffolding adalah proses memberikan tuntunan atau bimbingan kepada siswa apa yang harus dipahami , dimengerti dan dikuasai. 5. Peran pendidik sebagai tutor , fasilitator untuk mendukung kelancaran . hal ini terjadi paradikma pembelajaran berorentasi pada guru menjadi pembelajar berorentasi pada siswa. 6. Pentingnya kegiatan belajar dan evaluasi Otentik. Otentik seberapa dekat kegiatan belajar yang dilakukan dengan kehidupan dan permasalahan. B. Pengembangan Komonitas Pembelajaran Di Kelas. Suasana dan kegiatan pembelajaran dapat dikemas bersifat kompetitif atau kolaboratif tergantung tujuan yang diinginkan dicapi dalam pembelajaran yang bersifat kompetitif dapat menggunakan PGSD STKIP Melawi 28 perlombaan atau pertandingan untuk mencari hasil kerja siapa yang terbaik hal ini dilihat dari kemampuan siswa yang setara. Menurut ( Stipek ) 1996 ) Pembelajaran dapat dikemas sebagai suatu kerjasama , dalam tim siswa dalam tim kerjasama untuk menguntruksi, biasanya dalam suatu kerjasama siswa merasa termotivasi lebih besar menurut ( C.Ames 1984 ) C. Model Pembelajaran Kontruktivistik Dua model pembelajaran yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1. Belajar menemukan ( Discovery learning ) 2. Belajar berbasis masalah ( Problim basid learning ) Dalam sebuah penelitian ditemukan seseorang akan mengingat dan menggunakan kembali pengetahuan yang diperoleh bila pengetahuan tadi didapat memalui upaya mengkonstruksi sendiri ( Mc Namara dan Healy ) dalam belajar menemukan intinya adalah kerjakelompok, penugasan,dan berbagai informasi guru perlu merancang langkah – langka sebagai berikut. 1. Menentukan hasil belajar dan merancang tugas. 2. Merancang tahapan atau langkah – langkah sebagai pedoman 3. Memastikan siswa telah memahami 4. Menugaskan siswa kerjakelompok dan individu 5. Memberikan kesempatan siswa melaporkan 6. Memberikan balikan dan pengayaan. Agar proses efektif guru harus bersikap 1. Pada awal pelajaran siap menjawab pertanyaan dan membantu memulai kegiatan. 2. Mendorong siswa untuk membuat keputusan. 3. Mendorong siswa untuk membuat pertanyaan. 4. Mendorong siswa untuk menggunakan metode atau cara 5. Memfasilitasi untuk diskusi. 6. Memasuki unsur yang tidak diperkirakan. 7. Mengusahakan situasi yang menyenangkan. PGSD STKIP Melawi 29 KONTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN A. Kuntruktivisme dalam pembelajaran Contoh pembelajaran kontruktivisme yang cukup baik guru nampaknya menggunakan pendekatan melalui menemukan . siswa aktif berpikir dan mendiskusikan pemikiran untuk dapat memahami fenomena di mata pelajaran tersebut yang dihadapi dan kita akan mencermati strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut guru melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Guru memberikan suatu kasus untuk dianalisis oleh siswa 2. Guru menugaskan siswa untuk berpendapat. 3. Guru mengundang untuk berpendapat. 4. Guru memintak siswa menjelaskan pendapatnya. 5. Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk dapat membuat suatu kesimpulan. Dalam pembelajaran diskoveri guru perlu memperhatikan beberapa sasaran sebagai berikut. 1. Pastikan siswa telah mengenal dan paham terhadap tugas yang diberikan. 2. Perlu menyusun acuan siswa atau hal yang harus diperhatikan siswa dalam pelaksanaan. 3. Bimbingan siswa untuk menghubungkan hasil pengamatan dan analisis. B. Evaluasi dalam pembelajaran Kunstructivistik. Secara fundamintal pendekatan terdapat perbedaan pendekatan antara konstruktivisme dengan pendekatan yang lain misalkan 1. Pendekatan behavioristik fokus perhatian pada hasil belajar atau pengetahuan yang dikuasai. 2. Pendekatan Konstruktivisme yang menjadi vokus bukan hanya hasil belajar melainkan proses yang terjadi pada siswa berusaha mengkonstruksikan pemahamanya. Dengan demikian perkembangan strategi berpikir siswa juga perlu diperhatikan apakah siswa telah mengembangkan pola berpikir tingkat tinggi ( analisis pemecahan masalah menjadi harapan pada pendekatan konstruktivisme). Dan soal tes sebaiknya juga menggunakan soal berbasis kasus , fortofolio dan lain – lain. Penutup : disimpulkan bahwa konstruktivisme memberikan landasan konseptual yang memadai untuk berbagai bentuk pembelajaran. Pendekatan Konstruktivisme pada dasarnya merupakan pedekatan pembelajaran yang baik dan sangat berorentasi sama siswa. Yang sering dipertanyakan oleh guru adalah : Bagaimana memperhatikan proses perkembangan berpikir siswa secara individual sedangkan kita dituntut menyelesaikan kurikulum dan tugas atministrasi. Maka guru harus dapat memilah dan memilih yang prinsip yang berdampak kepada siswa yang terlebih dampak seumur hidup siswa , guru harus membuat imbangan prioritas dan fleksibilitas pengelolaan pembelajaran. PGSD STKIP Melawi 30