SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 PENTINGNYA SIKAP KOGNITIF DAN KETERBUKAAN PSIKOLOGIS BAGI GURU SEBAGAI UPAYA MENUMBUH KEMBANGKAN KEGIATAN BELAJAR BAGI SISWA SMK Fx Budi Rahardjo Jurusan Elektro FTUM Abstrak: Sampai saat ini realitas pembelajaran di SMK cenderung berjalan statis, ruti -nitas dan monoton.Proses pembelajaran tidak nyaman, bahkan situasinya kadang mena kutkan. Secara psikologis siswa menjadi tertekan dan intelektualnya menjadi stagnan.Timbul kebencian pada materi pelajaran tertentu sehingga siswa menjadi sulit untuk belajar. Diperlukan sikap kognitif yang memadai dan keterbukaan psikologis yang mantab bagi guru SMK sebagai teladan dan pembimbing yang mampu melakukan perubahan proses pembelajaran,dan mampu memobilisasi serta menumbuh kembangkan kualitas perilaku siswa. Diharapkan proses pembelajaran menjadi kondusif, komunikatif, lancar, menyenangkan, tidak membosankan sehingga dalam kegiatana belajar, siswatidak menjadi obyek namun justru menjadi subyek yang lebih berperan secara aktif, kreatif dan inovatif Kata Kunci: motivasi,kepribadian,pembelajaran. PENDAHULUAN karakteristik utama pendidikan teknik salah satunya adalah orienta si bidang kerja Untuk mewujudkan nya diperlukan suatu metoda pembe lajaran kondusif,komunikatif, aktual, menyenangkan yang mampu mengantarkan siswa pada perubahan perilaku,perubahan pemahaman, dan mampu melakukan pemaknaan atas realitas perkembangan ilmu pengeta huan dan teknologi yang setiap saat selalu berubah. Pembelajaran kontek stual dengan pendekatan ketarmpilan proses dan problem based learning dan kegiaan belajar yang lebih ma nusiawi dengan mengedepankan ke terbukaan psikologis dan sikap kog nitif adalah jawaban yang tepat atas solusi kebutuhan metode pembelajar an yang diperlukan bagi siswa SMK untuk mentransfer ilmu pengetahuan ketrampilan teknis ketrampilan me ngelola diri sendiri maupun ketram pilan memgelola orang lain. ISI Diantara banyak faktor, maka guru adalah merupakan faktor yang ber pengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar di SMK. Laporan penelitian di 16 negara berkembang bahwa penentu keberhasilan belajar di sekolah adalah 34 % guru, 26 % sarana, 22 % manajemen, dan 18 % waktu belajar (Nursisto, 2002 : 5) Namun, kenyataan menunjuk kanbahwa kualitas guru di Indone sia relatif rendah. Data dari Direk torat Tenaga Kependidikan Dikdas men Depdiknas, pada tahun 2004 menunjukkan terdapat 34% guru SMK yang tidak memenuhi kualifi kasi pendidikan minimal. Adalah suatu realita bahwa Ka dang kala guru lebih terjebak pada karakter penindas dari pada pember dayaan siswa. Persepsi guru yang menganggap dirinya paling pintar memosisikan siswa pada sosok manu sia paling bodoh. Implikasinya guru cenderung melakukan tindakan yang tidak edukatif sehingga dalam pelak sanaan proses pembelajaran sering muncul suasan yang tidak menye nangkan, menakutkan, menekan. Akibatnya timbul efek psikologis negatif dan rasa kebencian siswa pada materi pelajaran yang akhirnya mengakibatkan siswa merasa sulit untuk menerima materi pelajaran. Realitas pembelajaran menjadi statis, rutinitas, monoton yang berdampak pada kemandulan intelektual siswa. Urgensi Pembelajaran Karakteristik utama pendidikan teknik salah satunya adalah orienta si bidang kerja (Sonhaji 2005:5). Untuk mewujudkannya diperlukan suatu metoda pembelajaran kondusif komunikatif, aktual, menyenangkan yang mampu mengantarkan siswa pada perubahan perilaku,perubahan pemahaman, dan mampu melakukan pemaknaan atas realitas perkem bangan ilmu pengetahuan dan tekno logi yang setiap saat selalu berubah Diperlukan suatu proses pembelaja ran yang didesain dengan caracara lebih manusiawi dan selalu menyesu aikan dengan dinamika perkemba ngan siswa maupun dinamika per kembangan ilmu pengetahuan tekno logi dan dinamika perkembangan ketrampilan teknis. Solusi sebagai jawabannya adalah pembelajaran Kontekstual dengan pendekatan si kap kognitif dan keterbukaan psiko logis Pembelajaran kontekstual lebih ditonjolkan pada kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembe lajaran yang lebih menitik beratkan pada idealisme pendidikan dengan harapan bisa menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif ( menam bah wawasan baru) dan efisien (menghasilkan peningkatan kecerda san intelektual) dalam mewu jud kan pemberdayaan siswa bukan peninda san kepada siswa baik penindasan intelektual, social maupun budaya. Fleksibilitas kognitif guru me rupakan kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan secara simul tan dan memadahi dalam situasi ter tentu. Keterbukaan psikologis pribadi guru ditandai dengan kesediaan guru untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor ekstern baik siswa, teman sejawat, dan lingkungan kerja B2-57 SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 Karakteristik kepribadian Kegiatan guru adalah multi pe ran, tidak hanya terbatas sebagai pe ngajar yang melakukan transfer of knowledge, namun guru juga ditun tut untuk menjadi teladan dan pem bimbing yang mampu memobili sasi serta menumbuh kembang kan kualitas perilaku siswa. National Education Association(NEA) (dalam Sutjcipto 1994: 16 ) menyebutkan beberapa kriteria jabatan profesi di antaranya ialah: memerlukan latihan yang berkesinambungan, dan lebih mementingkan layanan. Danim (2005) mendefinisikan tentang guru professional adalah guru yang memi liki kompetensi tertentu sesuai de ngan prasarat yang dituntut oleh pro fesi keguruan. Usman ( 1990: 4) me ngelompokkan tugas guru professi onal di antaranya ialah: kemanusia an, dan kemasyarakatan. Sebuah penelitian di Harvard University menyimpulkan bahwa kesuksesan seseorang 80% lebih di tentukan oleh ketrampilan mengelola diri dan mengelola orang lain (soft skills) dibandingkan dengan pengeta huan dan ketrampilan teknis (hard skill ) ( Surya, 2007 ). Keberhasilan belajar pada seseorang hanya 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang di lihat, 50% dari apa yang dilihat dam didengar, 70% dari apa yang dikata kan, 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Guru sebagai salah satu unsur dalam kegiatan belajar mengajar ju ga dituntut untuk mampu menjadi pembimbing yang mendorong poten si, mengembangkan alternatif dan memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks ter hadap pencapaian tujuan pendidikan. Guru tidak hanya dituntut untuk me nguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahu an dan keterampilan teknis mengajar namun guru juga dituntut untuk me nampilkan karakter kepribadian dan kompetensi social yang mampu men jadi teladan bagi siswa.. Karakteristik di artikan seba gai ciri- ciri, sedangkan kepribadian adalah sifat hakiki individu yang bercermin dalam sikap dan perbu atannya sehingga membedakan di rinya dengan yang lain ( Riduwan, 2005:194 ). Karakteristik kepribadi an adalah ciri psikologis yang komp leks dari suatu individu, sehingga tampak pada tingkah lakunya yang khas. Dari penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan karakter ke pribadian guru adalah ciri-ciri haki ki guru dan ciri-ciri psikologis guru sebagai individu yang tercermin da lam sikap,tindakan dan perbuatan yang khas dalam kehidupannya se hari-hari.Ciri-ciri khas ini ditandai dengan sikap keterbukaan psikologis bagi guru dan perwujudan perbua tan serta tindakan yang nyata ter hadap fleksibilitas kognitif guru ter hadap siswa. Hamalik ( 2000:34 ) mengemukakan kepribadian yang harus dimiliki oleh guru meliputi B2-58 pengetahuan,ketrampilan, ideal,sikap dan juga persepsi yang dimiliki guru terhadap orang lain. Beberapa karak teristik guru yang disenangi oleh sis wa antara lain meliputi: demokratis, suka bekerja sama , baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor memiliki berbagai macam minat, me nguasai bahan ajar, fleksibel, dan memperhatikan secara baik terhadap siswa. Keterbukaan psikologis pribadi guru ditandai dengan kesediaan guru untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor ekstern baik siswa, te man sejawat, dan lingkungan kerja. Keterbukaan psikologis sangat pen ting karena posisi guru sebagai panu tan (suri tauladan) bagi siswanya. Ke terbukaan psikologis merupakan ka rakteristik kepribadian guru dalam mengelola kegiatan belajar. Guru yang terbuka secara psikologis lebih terbuka dalam berfikir dan bertindak sesuai kebutuhan para siswanya. Ke terbukaan psikologis guru mempu nyai dimensi; kooperatif sikap demo kratis, ramah dan menghormati per orangan, sabar, perhatian yang luas, penampilan yang sopan dan mengin dahkan tata krama, jujur dan tidak berat sebelah, memiliki selera humor perangai dan tingkah laku yang baik, menaruh perhatian terhadap persoa lan anak, luwes dalam tindakan, mempergunakan penghargaan dan pujian, dan menguasai keterampilan mengajar. . Fleksibilitas kognitif guru me rupakan kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan secara simul tan dan memadahi dalam situasi ter tentu.Guru yang fleksibel ditandai de ngan keterbukaan berfikir dan bera daptasi. Dalam belajar mengajar flek sibilitas kognitif guru terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1) dimensi sikap kog nitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar (2) dimensi si kap kognitif guru terhadap siswa dan (3) demensi karakteristik pribadi gu ru. Masing-masing dimensi mempu nyai indikator sebagai berikut: 1). Sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode menga jar, dengan indikator, menyusun dan menyajikan materi sesuai dengan ke butuhan mahasiswa, menggunakan macam-macam metode yang relevan secara kreatif sesuai dengan sifat ma teri, luwes dalam melaksanakan ren cana dan selalu berusaha mencari pe ngajaran yang efektif, pendekatan pembelajarannya lebih problematik, sehingga mahasiswa terdorong untuk berfikir. 2). Sikap kognitif guru terhadap siswa, dengan indikator, menunjuk kan perilaku demokrasi dan teng gang rasa kepada semua siswa, res ponsif terhadap kelas, memandang siswa sebagai partner dalam proses belajar mengajar, menilai siswa ber dasarkan faktor-faktor yang mema dai, berkesinambungan dalam meng gunakan ganjaran dan hukuman sesu ai dengan penampilan siswa 3). Karakteristik pribadi guru de ngan indikator, menunjukkan keter bukaan dalam perancangan kegiatan belajar mengajar, menjadikan mate ri pelajaran berguna bagi kehidupan nyata siswa, mempertimbangkan ber bagai alternatif cara mengkomunika sikan isi pelajaran kepada siswa, mampu merencanakan sesuatu da lam keadaan SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 mendesak, mengguna kan humor secara proporsional da lam menciptakan situasi proses bela jar mengajar yang menarik. KESIMPULAN Pembelajaran di SMK dipenga ruhi oleh banyak faktor, Guru seba gai salah satu unsur dalam kegiatan belajar mengajar memiliki multi pe ran, tidak terbatas hanya sebagai pe ngajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pem bimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternatif dan me mobilisasi siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks ter hadap pencapaian tujuan pendidi kan. Guru tidak hanya dituntut un tuk menguasai ilmu yang akan di ajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juta di tuntut untuk menampilkan kepri badian dan kompetensi sosial yang mampu menjadi teladan bagi sis wa. Untuk menjadi pembimbing dan teladan yang baik, diperlukan sikap kognitif terhadap siswa yang memadai dan keterbukaan psiko logis yang mantap. Sikap kognitif terhadap siswa ditandai dengan in dikator terwujudnya perilaku demo kratis, responsif terhadap kelas, tenggang rasa kepada siswa dan memandang siswa sebagai patner dalam proses belajar mengajar. Se dangkan keterbukaan psikologis ditandai dengan kesediaan guru un tuk mengkomonikasikan dirinya de ngan faktor ekstern terhadap siswa, teman sejawat maupun lingkungan kerja. Sikap kognitif guru terhadap siswa dan keterbukaan psikologis yang mantap bagi guru adalah meru pakan karakteristik kepribadian yang sangat diperlukan bagi guru SMK dalam memgelola kegiatan be lajar mengajar. Keterbukaan psikolo gis bagi guru SMK sangat penting mengingat kedudukannya adalah se bagai suri teladan bagi siswa. guru yang terbuka secara psikologis maka mereka akan lebih terbuka dalam ber pikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhan siswa. Dan guru yang ber sikap kognitif yang mantap akan me lahirkan demensi kegiatan belajar ko operatif, sikap demokratis,ramah, menghormati perorangan, perhatian yang luas, penampilan sopan, meng indahkan tatakrama, perangai ting kah laku baik, memiliki selera hu moris dan menguasai ketrampilan mengajar. B2-59 DAFTAR RUJUKAN Danim, Sudarwan. 2005. Menjadi Komunitas Pembelajaran, Kepemimpinan Transformational. Jakarta: PT. Baskhara Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algessindo Nursito.2002.Peningkatan Kualitas Sekolah Menengah.Jakarta: PT Gramedia Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian; untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA Sonhaji,A. 2001. Manajemen pendidikan dan pelatihan, Malang: Universitas Negeri Malang Surya, Muhammad. 1996. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: FIB IKIP Bandung Sutikno, M.S. 2005. Pembelajaran Efektif. Jakarta: Hikayat Publishing Sutjipto. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Usman, Uzer, Moch. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya