12_pentingnya sikap kognitif dan pendekatan psikologis bagi guru

advertisement
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
PENTINGNYA SIKAP KOGNITIF DAN KETERBUKAAN PSIKOLOGIS BAGI GURU
SEBAGAI UPAYA MENUMBUH KEMBANGKAN KEGIATAN BELAJAR
BAGI SISWA SMK
Fx Budi Rahardjo
Jurusan Elektro FTUM
Abstrak: Sampai saat ini realitas pembelajaran di SMK cenderung berjalan statis, ruti -nitas dan
monoton.Proses pembelajaran tidak nyaman, bahkan situasinya kadang mena kutkan. Secara
psikologis siswa menjadi tertekan dan intelektualnya menjadi stagnan.Timbul kebencian pada
materi pelajaran tertentu sehingga siswa menjadi sulit untuk belajar. Diperlukan sikap kognitif yang
memadai dan keterbukaan psikologis yang mantab bagi guru SMK sebagai teladan dan
pembimbing yang mampu melakukan perubahan proses pembelajaran,dan mampu memobilisasi
serta menumbuh kembangkan kualitas perilaku siswa. Diharapkan proses pembelajaran menjadi
kondusif, komunikatif, lancar, menyenangkan, tidak membosankan sehingga dalam kegiatana
belajar, siswatidak menjadi obyek namun justru menjadi subyek yang lebih berperan secara aktif,
kreatif dan inovatif
Kata Kunci: motivasi,kepribadian,pembelajaran.
PENDAHULUAN
karakteristik utama pendidikan teknik salah
satunya adalah orienta si bidang kerja Untuk
mewujudkan nya diperlukan suatu metoda pembe
lajaran kondusif,komunikatif, aktual, menyenangkan
yang mampu mengantarkan siswa pada perubahan
perilaku,perubahan pemahaman, dan mampu
melakukan pemaknaan atas realitas perkembangan
ilmu pengeta huan dan teknologi yang setiap saat
selalu berubah. Pembelajaran kontek stual dengan
pendekatan ketarmpilan proses dan problem based
learning dan kegiaan belajar yang lebih ma nusiawi
dengan mengedepankan ke terbukaan psikologis
dan sikap kog nitif adalah jawaban yang tepat atas
solusi kebutuhan metode pembelajar an yang
diperlukan bagi siswa SMK untuk mentransfer ilmu
pengetahuan ketrampilan teknis ketrampilan me
ngelola diri sendiri maupun ketram pilan memgelola
orang lain.
ISI
Diantara banyak faktor, maka guru adalah
merupakan faktor yang ber pengaruh terhadap
proses
kegiatan belajar mengajar
di SMK.
Laporan penelitian di 16 negara berkembang
bahwa penentu keberhasilan belajar di sekolah
adalah 34 % guru, 26 % sarana, 22 % manajemen,
dan 18 % waktu belajar (Nursisto, 2002 : 5)
Namun, kenyataan menunjuk kanbahwa
kualitas guru di Indone sia relatif rendah. Data dari
Direk torat Tenaga Kependidikan Dikdas men
Depdiknas, pada tahun 2004 menunjukkan terdapat
34% guru SMK yang tidak memenuhi kualifi kasi
pendidikan minimal.
Adalah suatu realita bahwa Ka dang kala
guru lebih terjebak pada karakter penindas dari
pada pember dayaan siswa. Persepsi guru yang
menganggap dirinya paling pintar memosisikan
siswa pada sosok manu sia paling bodoh.
Implikasinya guru cenderung melakukan tindakan
yang tidak edukatif sehingga dalam pelak sanaan
proses pembelajaran sering muncul suasan yang
tidak menye nangkan, menakutkan, menekan.
Akibatnya timbul efek psikologis negatif dan rasa
kebencian siswa pada materi pelajaran yang
akhirnya mengakibatkan siswa merasa sulit untuk
menerima materi pelajaran. Realitas pembelajaran
menjadi statis, rutinitas, monoton yang berdampak
pada kemandulan intelektual siswa.
Urgensi Pembelajaran
Karakteristik utama pendidikan teknik salah
satunya adalah orienta si bidang kerja (Sonhaji
2005:5). Untuk mewujudkannya diperlukan suatu
metoda pembelajaran kondusif komunikatif, aktual,
menyenangkan yang mampu mengantarkan siswa
pada perubahan perilaku,perubahan pemahaman,
dan mampu melakukan pemaknaan atas realitas
perkem bangan ilmu pengetahuan dan tekno logi
yang setiap saat selalu berubah Diperlukan suatu
proses pembelaja ran yang didesain dengan caracara lebih manusiawi dan selalu menyesu aikan
dengan dinamika perkemba ngan siswa maupun
dinamika per kembangan ilmu pengetahuan tekno
logi dan dinamika perkembangan ketrampilan teknis.
Solusi sebagai jawabannya adalah pembelajaran
Kontekstual dengan pendekatan si kap kognitif dan
keterbukaan psiko logis
Pembelajaran kontekstual lebih ditonjolkan
pada kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembe lajaran yang lebih menitik beratkan pada
idealisme pendidikan dengan harapan bisa
menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif (
menam
bah
wawasan
baru)
dan
efisien
(menghasilkan peningkatan kecerda san intelektual)
dalam mewu jud kan pemberdayaan siswa bukan
peninda san kepada siswa
baik penindasan
intelektual, social maupun budaya.
Fleksibilitas kognitif guru me rupakan
kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan
secara simul tan dan memadahi dalam situasi ter
tentu.
Keterbukaan psikologis pribadi guru ditandai
dengan kesediaan guru untuk mengkomunikasikan
dirinya dengan faktor ekstern baik siswa, teman
sejawat, dan lingkungan kerja
B2-57
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
Karakteristik kepribadian
Kegiatan guru adalah multi pe ran, tidak
hanya terbatas sebagai pe ngajar yang melakukan
transfer of knowledge, namun guru juga ditun tut
untuk menjadi teladan dan pem bimbing
yang
mampu memobili sasi serta menumbuh kembang
kan kualitas perilaku siswa. National Education
Association(NEA) (dalam Sutjcipto 1994: 16 )
menyebutkan beberapa kriteria jabatan profesi di
antaranya ialah: memerlukan latihan
yang
berkesinambungan, dan lebih mementingkan
layanan. Danim (2005) mendefinisikan tentang
guru professional adalah guru yang memi liki
kompetensi tertentu sesuai de ngan prasarat yang
dituntut oleh pro fesi keguruan. Usman ( 1990: 4)
me ngelompokkan tugas guru professi onal di
antaranya
ialah:
kemanusia
an,
dan
kemasyarakatan.
Sebuah penelitian di Harvard
University
menyimpulkan bahwa kesuksesan seseorang 80%
lebih di tentukan oleh ketrampilan mengelola diri
dan mengelola orang lain (soft skills) dibandingkan
dengan pengeta huan dan ketrampilan teknis (hard
skill ) ( Surya, 2007 ). Keberhasilan belajar pada
seseorang hanya 10% dari apa yang dibaca, 20%
dari apa yang didengar, 30% dari apa yang di lihat,
50% dari apa yang dilihat dam didengar, 70% dari
apa yang dikata kan, 90% dari apa yang dikatakan
dan dilakukan.
Guru sebagai salah satu unsur dalam
kegiatan belajar mengajar ju ga dituntut untuk
mampu menjadi pembimbing yang mendorong
poten
si,
mengembangkan
alternatif
dan
memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya, guru
memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks
ter hadap pencapaian tujuan pendidikan. Guru tidak
hanya dituntut untuk me nguasai ilmu yang akan
diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahu an
dan keterampilan teknis mengajar namun guru juga
dituntut untuk me nampilkan karakter kepribadian
dan kompetensi social yang mampu men jadi
teladan bagi siswa..
Karakteristik di artikan seba gai ciri- ciri,
sedangkan kepribadian adalah sifat hakiki individu
yang bercermin dalam sikap dan perbu atannya
sehingga membedakan di rinya dengan yang lain (
Riduwan, 2005:194 ). Karakteristik kepribadi an
adalah ciri psikologis yang komp leks dari suatu
individu, sehingga tampak pada tingkah lakunya
yang khas.
Dari penjelasan diatas
maka yang
dimaksud dengan karakter ke pribadian guru
adalah ciri-ciri haki ki guru dan ciri-ciri psikologis
guru sebagai individu yang tercermin da lam
sikap,tindakan dan perbuatan yang khas dalam
kehidupannya se hari-hari.Ciri-ciri khas ini ditandai
dengan sikap keterbukaan psikologis bagi guru
dan perwujudan perbua tan serta tindakan yang
nyata ter hadap fleksibilitas kognitif guru ter hadap
siswa.
Hamalik ( 2000:34 ) mengemukakan
kepribadian yang harus dimiliki oleh guru meliputi
B2-58
pengetahuan,ketrampilan, ideal,sikap dan juga
persepsi yang dimiliki guru terhadap orang lain.
Beberapa karak teristik guru yang disenangi oleh sis
wa antara lain meliputi: demokratis, suka bekerja
sama , baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat
terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor
memiliki berbagai macam minat, me nguasai bahan
ajar, fleksibel, dan memperhatikan secara baik
terhadap siswa.
Keterbukaan psikologis pribadi guru ditandai
dengan kesediaan guru untuk mengkomunikasikan
dirinya dengan faktor ekstern baik siswa, te man
sejawat, dan lingkungan kerja. Keterbukaan
psikologis sangat pen ting karena posisi guru sebagai
panu tan (suri tauladan) bagi siswanya. Ke terbukaan
psikologis merupakan ka rakteristik kepribadian guru
dalam mengelola kegiatan belajar. Guru yang
terbuka secara psikologis lebih terbuka dalam berfikir
dan bertindak sesuai kebutuhan para siswanya. Ke
terbukaan psikologis guru mempu nyai dimensi;
kooperatif sikap demo kratis, ramah dan
menghormati per orangan, sabar, perhatian yang
luas, penampilan yang sopan dan mengin dahkan
tata krama, jujur dan tidak berat sebelah, memiliki
selera humor perangai dan tingkah laku yang baik,
menaruh perhatian terhadap persoa lan anak, luwes
dalam tindakan, mempergunakan penghargaan dan
pujian, dan menguasai keterampilan mengajar.
. Fleksibilitas kognitif guru me rupakan
kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan
secara simul tan dan memadahi dalam situasi ter
tentu.Guru yang fleksibel ditandai de ngan
keterbukaan berfikir dan bera daptasi. Dalam belajar
mengajar flek sibilitas kognitif guru terdiri dari tiga
dimensi, yaitu: (1) dimensi sikap kog nitif guru
terhadap materi pelajaran dan metode mengajar (2)
dimensi si kap kognitif guru terhadap siswa dan (3)
demensi karakteristik pribadi gu ru. Masing-masing
dimensi mempu nyai indikator sebagai berikut:
1). Sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran
dan metode menga jar, dengan indikator, menyusun
dan menyajikan materi sesuai dengan ke butuhan
mahasiswa, menggunakan macam-macam metode
yang relevan secara kreatif sesuai dengan sifat ma
teri, luwes dalam melaksanakan ren cana dan selalu
berusaha mencari pe ngajaran yang efektif,
pendekatan pembelajarannya lebih problematik,
sehingga mahasiswa terdorong untuk berfikir.
2). Sikap kognitif guru terhadap siswa, dengan
indikator, menunjuk kan perilaku demokrasi dan teng
gang rasa kepada semua siswa, res ponsif terhadap
kelas, memandang siswa sebagai partner dalam
proses belajar mengajar, menilai siswa ber dasarkan
faktor-faktor yang mema dai, berkesinambungan
dalam meng gunakan ganjaran dan hukuman sesu ai
dengan penampilan siswa
3). Karakteristik pribadi guru de ngan indikator,
menunjukkan keter bukaan dalam perancangan
kegiatan belajar mengajar, menjadikan
mate ri
pelajaran berguna bagi kehidupan nyata siswa,
mempertimbangkan ber bagai alternatif cara
mengkomunika sikan isi pelajaran kepada siswa,
mampu merencanakan sesuatu da lam keadaan
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
mendesak, mengguna kan humor secara
proporsional da lam menciptakan situasi proses
bela jar mengajar yang menarik.
KESIMPULAN
Pembelajaran di SMK dipenga ruhi oleh
banyak faktor, Guru seba gai salah satu unsur
dalam kegiatan belajar mengajar memiliki multi pe
ran, tidak terbatas hanya sebagai pe ngajar yang
melakukan transfer of knowledge, tetapi juga
sebagai pem bimbing yang mendorong potensi,
mengembangkan alternatif dan me mobilisasi
siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas
dan tanggung jawab yang kompleks ter hadap
pencapaian tujuan pendidi kan. Guru tidak hanya
dituntut un tuk menguasai ilmu yang akan di
ajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan
dan keterampilan teknis mengajar, namun guru
juta di tuntut untuk menampilkan kepri badian dan
kompetensi sosial yang mampu menjadi teladan
bagi sis wa.
Untuk menjadi pembimbing dan teladan yang
baik, diperlukan sikap kognitif terhadap siswa
yang memadai dan keterbukaan psiko logis yang
mantap. Sikap kognitif terhadap siswa ditandai
dengan in dikator terwujudnya perilaku demo
kratis, responsif terhadap kelas, tenggang rasa
kepada siswa dan memandang siswa sebagai
patner dalam proses belajar mengajar. Se
dangkan keterbukaan psikologis ditandai dengan
kesediaan guru un tuk mengkomonikasikan dirinya
de ngan faktor ekstern terhadap siswa, teman
sejawat maupun lingkungan kerja.
Sikap kognitif guru terhadap siswa dan
keterbukaan psikologis yang mantap bagi guru
adalah meru pakan karakteristik kepribadian
yang sangat diperlukan bagi guru SMK dalam
memgelola
kegiatan
be
lajar
mengajar.
Keterbukaan psikolo gis bagi guru SMK sangat
penting mengingat kedudukannya adalah se bagai
suri teladan bagi siswa. guru yang terbuka secara
psikologis maka mereka akan lebih terbuka dalam
ber pikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhan
siswa. Dan guru yang ber sikap kognitif yang
mantap akan me lahirkan demensi kegiatan belajar
ko operatif, sikap demokratis,ramah, menghormati
perorangan, perhatian yang luas, penampilan
sopan, meng indahkan tatakrama, perangai ting
kah laku baik, memiliki selera hu moris dan
menguasai ketrampilan mengajar.
B2-59
DAFTAR RUJUKAN
Danim, Sudarwan. 2005. Menjadi Komunitas
Pembelajaran,
Kepemimpinan
Transformational. Jakarta: PT. Baskhara
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algessindo
Nursito.2002.Peningkatan
Kualitas
Sekolah
Menengah.Jakarta: PT Gramedia
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian; untuk
Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: ALFABETA
Sonhaji,A. 2001. Manajemen pendidikan dan
pelatihan, Malang: Universitas Negeri
Malang
Surya, Muhammad. 1996. Psikologi Pembelajaran
dan Pengajaran. Bandung: FIB IKIP
Bandung
Sutikno, M.S. 2005. Pembelajaran Efektif. Jakarta:
Hikayat Publishing
Sutjipto.
1994.
Profesi
Keguruan.
Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Usman, Uzer, Moch. 1990. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Rosdakarya
Download