Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Vol.2 No.2 Tahun 2016 ISSN : 2460-5891 STRATEGI MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE PROVINSI ACEH Dwi Hastuti1, Donny Abdul Latief P2, Ibrahim3 & Jalaluddin4 1 Mhs Doktoral Universiti Malaysia Perlis,: [email protected] 2 KolejPerniagaan Universiti Utara Malaysia [email protected] 34 Dosen FKIP - USM Banda Aceh [email protected] ABSTRAK Keberadaan provinsi Aceh secara geografis pada posisi paling ujung wilayah Republik Indonesia dalam gugus pulau Sumatera memberikan daya tarik dan nilai tambah tertentu dalam kunjungan wisatawan. Dampak lain terhadap Aceh pasca damai menjadi positif terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat Aceh baik sektor pertanian, industri dan bisnis kuliner yang diminati para wisatawan asing manca negara. Destinasi pariwisata dinilai berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi regional, menyediakan penghasilan untuk masyarakat dan perusahaan nasional seperti penerbangan, trevel menghasilkan banyak uang. Oleh karena itu, tersedianya sarana pasilitas dengan kualitas baik dan mudah diakses dapat memicu terhadap jumlah wisata yang akan datang.Di samping itu kepuasan dari pada pelayanan oleh pelaku dan penyedia sarana wisata menjadi faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan meningkatkan kunjungan wisatawan.. Upaya pelayanan yang prima dan cepat, jujur dan murah menjadi titik sentral peningkatan serta mempengaruhi kepuasan para pelancong di negeri ini. Secara umum kawasan Wisatawan dalam wilayah provinsi Aceh adalah Kota Madani Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tengah, Sabang Pantai barat Aceh. Dengan demikian perubahan rute perjalanan ke seluruh wilayah di atas perlu diberikan akses cepat, tepat dan murah kepada tempat-tempat wisata yang digemari pihak pelancong. Perlu adanya program jangka menengah dengan strategi yang tepat dari pihak-pihak pelaku bisnis pariwisata dalam menyediakan kebutuhan wisatawan serta kenyamanan.Oleh karena itu perlu ada kerja sama dengan berbagai-bagai pihak dalam mengembangkan aktivitas kepariwisataan di Provinsi Aceh dan pengusaha bidang pariwisata serta masyarakat umum. Kata Kunci: Strategi, Pelayanan Aktivitas, wisatawan. Abstract The existence of the Aceh province is geographically on the position most tip of the Republic of Indonesia in Sumatra cluster gives attractiveness and value added in certain tourist visits. Other impact against Aceh post-war peace be positive towards the growth of the economy of the people of Aceh both sectors of agriculture, industry and culinary business attractive to foreigners abroad. Tourist destinations rated plays a major role against the growth of regional economy, providing income for the community and national companies such as aviation, trevel earn lots of money. Therefore, the availability of means of pasilitas with good quality and easily accessible can trigger against the number of tours to come. In addition to the satisfaction of the service by means of tourism providers and abusers become important factors that affect the success of increasing tourists visit ... A Prime Ministry efforts and quick, honest and cheap becomes the central point improvement as well as affect the satisfaction of the traveller in the country. In general the region's travelers in the region of Aceh province is the city of Madani Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tengah, Sabang of Aceh's West Coast. Thus the change of the route of travel to all areas of the above need to be given access to fast, accurate and inexpensive to attractions popping party travelers. Need for medium-term program with the right strategy of parties business tourism in the tourist needs as well as provide comfort. Therefore there needs to be cooperation with various parties in developing tourism activities in Aceh province and the tourism entrepreneurs as well as the general public. Keywords: strategy, Ministry of Tourism, activity, tourist ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016 37 38 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah masyarakat ini tidak dilibatkan maka akan PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kunjungan megakibatkan ketidaksetaraan sosial. para wisatawan ke Aceh pasca Tsunami 2014 Masyarakat harus aktif memeberikan dorongan menandakan wilayah paling ujun Republik mulai dari pemandu wisata, sopir traveling, Indonesia menjadi primadona setelah Bali, penjual asesoris, kantin sehat, perparkiran, Lombok, Raja Ampat yang dapat memberikan masyarakat dan relawan yang turut membantu nailai positif kepada penghasilan masyarakat. ke lokasi-lokasi tujuan wisata. aspek ini jadi Daya tarik Aceh sebagai destinasi wisata akat sangat penting dalam aktivitas menajemen terjadi arus dan parawisata termasuk kesopanan masyarakat pekerjaan, serta meningkatnya pendapatan (ramah-tamah) menguasai bahasa asing secara daerah bidang memadai agar dapat berkomunikasi dalam pelancongan (Horvarth, 1999; Azhar 2015 & transaksi dengan wisatawan (Cleverdon, 2000 Pahlevi, 2016). Keunikan dalam destinasi di & Jalaluddin, 2015). peningkatan melalui pelaku produksi usaha Aceh sangat khusus dibandingkan dengan Selanjutnya (Hohl, 2001 dan Jhon, destinasi destinasi wisata Nusantara. Rusdi 2005) berbicara tentang kondisi ekonomi Sufi (2012) mengemukakan bahwa nilai khas daerah yang mengalami perlambatan terutama dari nilai wisata religius dan keunikan budaya, bahasa, adat istiadat makanan khas, pakaiaan adat serta munculnya adaptasi kuliner manca negara menjadi magnet wisatawan untuk datang ke bumi Serambi Mekkah. Dalam rislis (Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2016) bahwa terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh pada tahun 2014 yaitu sebanyak 9.256 orang dan mengalami peningkatan menjadi 11.107 sebanyak orang. Pada Tahun 201t dan 2016 jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh menjadi lonjakan 14.115 orang kepada angka 20.211 orang (Dinas Pariwisata Provinsi Aceh , 2016). Dalam dua tahun terakhir terjadi boming pelancongan dikarenakan Provinsi Aceh menggelarkan proyek skala besar (seperti Provinsi Aceh), maka pilihan untuk bahagian pelancongan, kuliner, dan garmen merupakan pilihan yang tepat untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Perlibatan sumberdaya pelancongan yang unik tersebut, menjadi peluang emas yang dapat membuka pertumbuhan ekonomi masyarakat dan usaha kecil (Rizal Ramli, 2016). Sebuah destinasi pelancongan yang telah terbuka secara umum sebagai tempat atraksi pelancongan harus dilengkapi oleh sarana rekreasi dan hiburan yang diinginkan untuk wisatawan yang datang, dengan tujuan untuk memuaskan keinginan utama dari perjalanan wisata mereka ada kepuasan tertentu beberapa even tingkat International yang (Salahuddin, 2009). Sedangkan pandangan peserta dari luar negeri. (Smith, Keterlibatan semua aspek masyarakat dalam aktifitas periwisata, terlebih bagi masyarakat dengan penghasilan rendah ikut memberikan dorongan keterbukaan sarana pelancongan di Aceh (Blake, 2008; Incera dan Fernández, 2015), karena apabila kelompok . ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016 2014) ada beberapa jenis dari infrastruktur didalam suatu destinasi adalah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi regional karena hal tersebut menyediakan sumberdaya khusus-lokasi berdasarkan jenis destinasi yang berbeda sehingga dapat di akses dengan baik oleh pelancong. 39 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah PEMBAHASAN. Sejalan dengan berkembangnya bisnis Strategi Pelayanan Wisatawan hadirnya Pelayanan yang prima tentang pariwisata harus wisatawan internasional yang datang ke Aceh didukung oleh perangkat yang modern dan dalam jumlah yang banyak. Pemerintah Aceh sumberdaya manusia yang handal namun tidak melalui Dinas Parawisata memberikan peluang menghilangkan nilai-nilai tradisional dilakukan yang besar kepada daerah yang memiliki dengan model bisnis dunia parawisata. Efek kawasan wisata untuk dikembangkan secara akan terjadi kepada profesional dengan menggunakan strategi ang menguntungkan kedua pihak (Incera dan tepat dan efektif. Pemerintah membuat relasi Firnandez, 2015) bahwa kontribusi pelayanan, yang baik dengan Dinas perhubungan, Bea moment yang tepat, jalur penerbangan akurat Cukai, serta mudah dijangkau akan memberikan pelancongan di Aceh penebrangan, dengan bandara, perhotelan, restoran serta transportasi lokal/trevel ikut keuntungan yang diberdayakan secara baik. mempengaruhi input-output berlipat. Yang wisatawan adalah yang paling jasa pelayanan dengan strategi jemput bola seperti Privinsi Aceh dengan ibu kota Banda Aceh, merupakan icon wisata religius dengan tingkat kunjungan wisatawan yang tinggi serta fasilitas yang lengkap. Banyak situs pariwisata di antaranya Masjid raya Baitturrahman adalah kebanggaan rakyat Aceh dan miniatuer terbaik masjid di Nusantara, ada pula museum tsunami, PLTD apung, boat di atap rumah, kuburan massal, sebagai bukti sejarah peristiwa yang maha dahsyad menerpa Aceh pada ujung tahun 2014 ini menjadi bencana nasional Indonesia (Tempo, 2015 & Metro New, 2016). Kemudian terdapat pula gugusan pulau terluar bahagian barat Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pulau Weh tersedianya agen-agen wisata pada semua sektor destinasi (Albacete-Saez, 2007).Sebuah destinasi didefiniskan sebagai lokasi dari sekelompok daya tarik serta fasilitas dan pelayanan wisatawan perlu di sediakan sarana fasilitas dan petugas yang murah senyum. Kesuksesan dari industry pariwisata dapat dinilai dari tingginya kualitas pelayanan dan kepastian akan kepuasan wisatawan (Hasn Basri, 2015). Hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan telah diteliti secara ekstensif terutama strategi yang gunakan untuk menjemput calon pelancong (Chen 201 & Maoutinho, 2012). ditetapkan berdasarkan batas: Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia Sebelah Timur Sebelah berbatasan Utara dengan berbatasan Selat Malaka dengan Laut Petugas yang Loyalitas Bagi seorang pelancong sangat mementingkan kenyamanan dalam berpergian tatapi pada Andaman Sebelah Selatan berbatasan dengan kebanyakan Aceh daaratan. Pulau Weh dengan ibu kota menginginkan pelanggan akan loyal terhadap Sabang merupakan daerah tingkat dua dalam produk autonomi wali kota dengan dua Kecamatan dapat mengambil loyalitas pelanggan diartikan (Sukajaya dan Sukakarya) dan 18 Desa dan sebagai seseorang yang setia terhadap suatu terkenal dengan pantai Iboh dan Gapang objek yang dapat dijual secara percuma. sebagai Tetapi ada kecenderungan seorang pelanggan tempat menyelam bertaraf International. ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016 perusahaan jasa mereka. travel selalu Keramahan petugas akan merasa nyaman dengan tingkat layanan 40 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah yang prima, bersahaja dan tetap waktu dengan bayaran yang setara (Darmawanto, 2014). Aspek utama dalam pengembangan destinasi pelancongon adanya kenyamanan suatu tempat Menurut Thurau (2002) menemukan bahwa kepuasan konsumen mempunyai hubungan positif yang kuat dengan loyalitas petugas pada suatu divisi. Hal-hal yang mempengaruhi sikap atau wilayah dari berbagai-bagai kepentingan wisatawan. Kujungan mereka dapat memberikan dampak ekonomis terutama dalam pelanggan, loyalitas pelanggan lebih banyak petugas waktu liburan, event tertentu, seperti seminar, pelaksana yang simpatik, humanis, dengan pestival, atau kunjungan wisatawan religius dikaitkan cara-cara atau perilaku sikap profesional pemuelia jamee adat seperti turis negara tetangga Malaysia. Mereka geutanyo dan ini berlaku dalam bisnis kuliner, palancongan, jasa travelling terutama perlakuan kepada publik. setiap akhir pekan datang ke Aceh melalui Bandara Sultan Iskaandar Muda dengan trep Loyalitas sebagai kondisi di mana pelanggan penerbangan Air Asia Kuala Lumpur, dan mempunyai sikap positif terhadap suatu jasa layanan, bermaksud meneruskan pelancangon Firefly lewat Pulau Penang. di masa mendatang dan siap menjadi agen juga ada pelancong manca negara baik kepada rekan sedaerah, atau sesama kolega Bahagian lain Amerika dan Eropa dengan tujuan Sabang, mereka. Strategi yang dijalankan oleh petugas dengan personaliti yang ramah merupakan asset penting bagi perusahaan jasa dalam merekut pelanggan secara teratur tanda harus melakukan promosi Singkil, Takengon memmberi dampak langsung maupun tidak langsung kepada pelayanan trevel. ada pula terjadi peningkatan secara besar-besaran. Mereka selalu menganut idiom keacehan “ hunian hotel produksi jasa angkutan lokal menyoue goud bak ta papah atra lam abah jie serta meningkatnya jumlah suoed uluewa” ini bermakna bahwa jika kita berimabs kepada depot kuliner meningkat pendapatan layani sesuai standar dan pelanggan puas apa yang mereka miliki siap diberikan secara masyarakat. sukarela. Intensitas layanan yang sangat kuat Dengan demikian peran pemerintah dan memiliki keterlibatan tinggi merupakan dorongan motivasi. yang Loyalitas daerah untuk menghidupkan ekonomi masyarakat pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk perlu diberikan secara melakukan perjalanan terbuka lapangan kerja untuk tenaga muda dari secara kala kesuatu lokasi wisata. Untuk membangun kepercayaan wisata terhadap suatu jasa yang dihasilkan sektor jasa continue sehingga parawisata, jasa souvenier, membutuhkan waktu yang lama melalui suatu makanan khas yang dapat dijual secara grosir proses perjalanan yang dilaksanakan berulang- dengan kaulitas baik. Maka sektor pariwisata ulang kepada banyak peserta. akan memberikan dampak positif terhadap Harapan dan solusi ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016 perekonomian masyarakat Aceh secara 41 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah menyeluruh terutama pusat pertumbuhan kota Banda Aceh. pada destinasi-destinasi yang tersdia. Maka untuk itu, perlu tersedianya sarana dan fasilitas KESIMPULAN Pelaku atau dengan kualitas pelayanan yang prima, murah parawisata dapat memberikan berkontribusi dan mudah sehingga memastikan kepuasan dari terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, regional setiap bahkan international menyediakan penghasilan wisatawan dengan mengedepankan hospitalyti untuk masyarakat kelas menengah. yang negara Thailand, usaha maju bidang pelancongan bidang Singapura, Pada parawisata Korea, seperti Jepang Malaysia telah mengembangkan pelancong. tinggi, Pelayanan cepat dan terhadap akurat sangat diutamakan baik dari jasa/biro usaha dan dan pemerintah. industri Kepuasan mengunjungi destinasi wisatawan Aceh, dalam Sabang atau kepariwisataan dengan strategi seperti Wisata wilayah lainnya disebabkan oleh adanya akses Shopping, wisata sport, wisata study, wisata pelayanan yang baik, ramah dan bersahabat “ kesehatan, wisata religi abeeh siribee dua ribee hana masalah yang bergantung kepada peunteng merasaa” semoga.! peminatan jumlah wisatawan yang berkunjung Blake, A. (2008). Tourism DAFTAR PUSTAKA distribution in Azhar M (2015). Sabang Pulau Weh sebagai International Journal Aceh, Jurnal Serambi income East Africa. of Tourism Research, 10, 511-524. destinasi wisatan manca negara masuk ke Provinsi and Chen, C.M. (2011). Tourist behavioral intentions in relation to service quality Ilmu 4(1), 10-17. Archer, dan Fletcher, J. (1996). The economic and customer satisfaction in Kinmen impact of tourism in the Seychelles. National Park, Taiwan. International Annals of Tourism Research, 22, 918- Journal of Tourism Research, 13, 416- 930. 432. Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. (2016). Cleverdon, R., dan Kalisch, A. (2000). Fair Profil Pembangunan Aceh 2014. Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, of Tourism Research, 2, 171-187. Hasan Basri. (2015). Loyalitas pelanggan: pp 1-30. Baloglu, S., (2003). The relationship between destination performance, overall satisfaction, and behavioral segments. Journal trade in tourism. International Journal of Quality Assurance Sebuah kajian konseptual sebagai panduan bagi peneliti. Jurnal Niaga, 11(3), 100-108. in Dinas Pariwisata Provinsi Aceh. (2014). Jumlah Hospitality dan Tourism, 4(3/4), 149- wisatawan Aceh. Dinas Pariwisata 165. Provinsi Aceh, pp. 1-35 ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016 42 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah Dinas Pariwisata Provinsi Aceh. (2016). Jumlah management. Eusebio, C., dan A.L. attributes (2013). Budaya Tempatan dalam perseptif evaluation, Agama, Jurnal Ragam Ilmu 4(7), 86- satisfaction and behavioural intentions: A structural International modeling Journal 96. approach. Incera dan Fernández. (2015). Tourism and of Tourism income distribution: Evidence from a Research, 15, 66-80. developed regional economy. Tourism Fahlevi Reza. (2015). Treik Peningkatan kunjungan wisata mencapai loyalitas Management, 48, 11-20. Khadaroo dan Seetanah. (2007). Transport konsumen dalam perspektif ekonomi infrastructure regional. development. Jurnal Tourism Jalaluddin & Ibrahim, (2015). Manejemen dan Vieera, Destination of Research, 22(3), 517–534. wisatawan Aceh. Dinas Pariwisata Provinsi Aceh, pp. 8-15 Annals Manajemen dan Kewirausahaan, 3(1), 10-16. and Annals tourism of Tourism Research, 34, 1021-1032. Fletcher, J. (1989). Input-output analysis and Moutino, L., (2012). How far does overall tourism impact studies. Annals of service quality of a destination affect Tourism Research, 16, 514-529. customers post-purchase behariours?. Tempo (2015). Analysis daya saing wisatawan International asing dalam even budaya ubud Bali Indonesia pp.2. 18. budaya kopi development: morning (pp.17.32). Salahudin . (2001). Visitor sharing among expenditures on a country attractions and hotels. Journal model. Journal of of Hospitality & Leisure Marketing, local economy through a regional input- 8(1/2), 33–43. Sinclair, M.T. (1998). Tourism and economic Travel development: a survey. The Journal of Research, 37, 324-332. Development Studies, 34, 1-51. Garces, L., Tewfik, A N., Dey. N. (2006). Fisheries rehabilitation in post-tsunami status and needs participatory appraisals. from WorldFish Center Quaterly, Vol. 29, No. 3 dan 4, 19 – 30. Smith, J.E, (2014). The tourism product. Annals of Tourism Research, 21(3), 582–595. Thurau, T. H. (2002). Customer orientation of service employee: Its impact on customer satisfaction, commitment and Rusdi Sufi, (20123). Menumbuhkan Adat dan Budaya dalam memperkaya khasanah budaya Nusantara. Banda Aceh. Pusat Dokumentasi Aceh. Hohl, A.E., dan Tisdell, C.A. (1995). Peripheral tourism: investments Management, 30(4), 75– 83. Estimating the multiplier effects of Aceh: Which produce gains for regions? Tourism Frechtling, D.C., dan Horvarth, E. (1999). output Tourism Rizal Ramli, (2016). Tourism and economic masyarakat Gayo Aceh Bali Indonesia tourism of Research, 14, 307-322. Metro News (2016). Multi event Kuliner Nusantara journal Development ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016 and retention. International Journal of Service Industry Management, 15(5), 460-478.