Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi

advertisement
Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura
ganas di RS Dharmais 2009-2013
Characteristics and survival of lung cancer patients with malignant pleural
effusion at Dharmais Hospital 2009-2013
Amanda Cherkayani Sejati
Amanda Cherkayani Sejati: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat – 16424
Email: [email protected]
Abstrak
Efusi pleura ganas (EPG) sering muncul pada penderita kanker paru dan membuat prognosis pasien memburuk dengan
rerata angka ketahanan hidup 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik dan ketahanan hidup pasien
kanker paru dengan EPG di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 2009-2013. Desain penelitian adalah kohort
longitudinal dengan analisis univariat dan ketahanan hidup. Sampel penelitian adalah pasien kanker paru dengan EPG
(stadium IIIB atau IV) dari metastasis kanker paru berdasarkan pemeriksaan sitologi atau biopsi dengan rekam medik
lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur pasien adalah 58,73 tahun, paling banyak laki-laki, tidak
merokok, dan pensiunan. Mayoritas mengeluhkan gangguan respirasi saat pertama berobat, jenis kanker
adenokarsinoma, stadium IV, dan lokasi efusi di paru-paru kanan. Sekitar 68.5% pasien bertahan hidup 6 bulan setelah
diagnosis dan median survival 12,5 bulan. Dibutuhkan KIE bagi masyarakat, terutama untuk populasi berisiko,
mengenai kanker paru untuk mengurangi jumlah pasien yang berobat setelah kanker mencapai stadium lanjut.
Kata kunci: efusi pleura ganas, karakteristik, ketahanan hidup
Abstract
Malignant pleural effusion (MPE) often appears in patients with lung cancer and deteroriates prognosis of patients
with mean survival rate of 6 months. This study aims to look at the characteristics and survival of lung cancer patients
with MPE (stage IIIB or IV) at Dharmais Cancer Hospital Jakarta in 2009-2013. Study design was longitudinal cohort
with univariate and survival analysis. Samples were lung cancer patients with metastatic MPE based on cytology test or
biopsy with complete medical record. Results showed average age of patients was 58.73; most were male, nonsmoker,
and pensioner. Majority of patients had respiratory disorder, adenocarcinoma cancer type, reached stage IV, and
effusion in the right lung. Approximately 68.5% of patients surviving 6 months after diagnosis and median survival
were 12.5 months. IEC is needed for community, especially population with lung cancer risk, to help reducing number
of new patients seeking treatment after cancer reaches advanced stage.
Keywords: malignant pleural effusion, characteristics, survival
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
2 Pendahuluan
bulan, dan 13% pada satu tahun setelah
Kanker paru menjadi salah satu penyakit
degeneratif yang angka ketahanan hidupnya
paling
rendah
karena
umumnya
baru
terdeteksi setelah mencapai stadium lanjut.
Dalam perjalanannya, banyak pasien kanker
didiagnosis EPG (Sahn, 2001). EPG yang
disebabkan oleh kanker paru memiliki angka
tahan hidup yang paling rendah dibandingkan
dengan EPG yang disebabkan oleh keganasan
lain (Roberts et al, 2010).
paru yang akhirnya meninggal dunia karena
EPG yang sering kali muncul pada penderita
kanker semakin berkembang dan terjadi efusi
kanker paru merupakan salah satu komplikasi
pada pleura. Sekitar sepertiga dari total pasien
dari penyebaran kanker paru di dalam toraks
kanker
perjalanan
dan menjadi penyulit dalam penatalaksanaan
penyakitnya muncul efusi pleura ganas (EPG)
kanker paru serta memperburuk prognosis.
(Syahruddin, 2009). EPG
kondisi
Informasi dan literatur mengenai kanker paru
munculnya cairan yang mengandung sel
dengan EPG di Indonesia masih sedikit, maka
kanker pada rongga pleura, dapat disebabkan
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
oleh obstruksi limfatik oleh tumor dan
persentase,
membuat pleura parietal tidak dapat menyerap
karakteristik dan ketahanan hidup pasien
cairan
normal.
kanker paru dengan EPG di RS Kanker
Penyebab lainnya adalah invasi langsung
Dharmais (RSKD) Jakarta tahun 2009-2013
tumor
sebagai rumah sakit rujukan kanker di
paru
yang
pleura
ke
pada
pleura,
pada
adalah
kecepatan
penyebaran
tumor
hematogen ke pleura parietal, dan pelepasan
sitokinin yang meningkatkan permeabilitas
membran vaskular dan pleura (Musani &
proporsi,
dan
perbedaan
Indonesia.
Metode
ini
Desain penelitian yang digunakan adalah
berakumulasi di antara bagian viseral paru
kohort longitudinal untuk melihat kondisi saat
dan parietal rongga dada dan menimbulkan
pasien didiagnosis kanker paru dengan EPG
gejala seperti dispnea, batuk, dan napas
sampai akhirnya meninggal atau hilang dari
pendek yang menjadi keluhan utama pasien.
pengamatan. Kriteria inklusi sampel adalah
Langmark,
2010).
Cairan
pleura
Diagnosis EPG adalah salah satu pertanda
prognosis yang buruk dengan median survival
6 bulan (Rasyid, 2004). Pada meta-analisis
terhadap 417 pasien dengan EPG, rerata
tengah angka harapan hidupnya adalah 4
bulan. Sekitar 80% pasien masih hidup pada
satu bulan, 54% pada 3 bulan, 31% pada 6
pasien rawat jalan dan inap dengan diagnosis
kanker paru dengan EPG yang disebabkan
oleh metastasis dari kanker paru berdasarkan
pemeriksaan sitologi sputum atau biopsi pada
stadium IIIB atau IV dan memiliki rekam
medik lengkap pada 1 Januari 2009-31
Desember 2013 dan kriteria eksklusinya
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
3 adalah pasien kanker paru tanpa EPG dan
Petani
7
8,8
pasien kanker paru dengan EPG yang
Pedagang
5
6,3
disebabkan oleh metastasis dari lokasi lain.
Pensiunan
15
18,8
Jumlah sampel minimal adalah 83 orang
Pekerja lepas
8
10
dengan metode pengambilan consecutive
IRT
8
10
sampling. Data diambil dari rekam medik
Lain-lain
3
3,8
pasien dan juga pusat data Unit Rekam Medik
Tidak bekerja
12
15
RSKD dan instrumen yang digunakan adalah
Keluhan utama
form pengambilan data yang menyesuaikan
Respirasi
61
76,3
dengan variabel yang dibutuhkan. Analisis
Nonrespirasi
19
23,8
dilakukan
dengan
sistem
komputerisasi
Jenis sel
dengan perangkat lunak SPSS 17 untuk
Adenoca
52
65
analisis deskriptif melihat proporsi dan
K.sel skuamosa
19
23,8
persentase dari variabel-variabel yang dicari
K. sel kecil
5
6,3
serta perangkat lunak STATA 12 untuk
K. sel besar
4
5
analisis
ketahanan
hidup
menggunakan
Stadium
metode Kaplan-Meier dan uji log-rank untuk
IIIB
18
22,5
melihat signifikansi.
IV
62
77,5
Kanan
48
60
Kiri
25
31,3
Bilateral
7
8,8
80
100
Lokasi efusi
Hasil
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik
n
%
≤40 th
76
95
>40 th
4
5
Perempuan
22
27,5
Laki-laki
58
72,5
Tidak
49
61,3
Ya
31
38,8
PNS
10
12,5
Swasta
12
15
Umur
Jenis kelamin
Status merokok
Pekerjaan
Total
Sampel yang diambil pada penelitian ini
adalah 83 orang. Setelah pengumpulan data
selesai, ternyata ada 3 sampel yang harus
dieksklusi sehingga saat analisis menjadi 80
orang. Umur pasien termuda yang menjadi
sampel penelitian adalah 34 tahun dan tertua
91 tahun dengan rata-rata 58,73 tahun (SD
11,04).
Umur
kemudian
dikelompokkan
menjadi kelompok per sepuluh tahunan,
jumlah pasien dengan umur tiga puluhan ada
4 orang (5%), empat puluhan 12 orang (15%),
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
4 lima puluhan 26 orang (32,5%), enam
1.00
0.50
orang (17,5%), dan lebih dari 80 tahun 1
0.75
puluhan 23 orang (28,8%), tujuh puluhan 14
Kaplan-Meier survival estimates
0.25
orang (1,3%).
0.00
1.00
Kaplan-Meier survival estimate
0
10
20
analysis time
0.50
0.75
agegrup = tigapuluhan
agegrup = lima puluhan
agegrup = tujuh puluhan
40
agegrup = empat puluhan
agegrup = enam puluhan
agegrup = lebih dari 80
1.00
Kaplan-Meier survival estimates
10
20
analysis time
30
40
Gambar 1. Kurva Estimasi Ketahanan Hidup
0.00
0.25
0
0.50
0.00
0.75
0.25
30
0
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 80
sehingga tidak masuk ke dalam tabel dan
tersisa 61 sampel yang diobservasi. Survival
rate pada awal interval 6 bulan adalah 0,6849
1.00
0.75
0.50
0
10
30
40
StatRokok = ya
0.50
0.75
1.00
Kaplan-Meier survival estimates
0.25
Kaplan-Meier survival estimates
0.00
1.00
20
analysis time
StatRokok = tidak
68,5% pasien masih bertahan hidup pada 6
nya adalah 12,5 bulan.
JenisKel = laki-laki
Kaplan-Meier survival estimates
dengan standard error 0,0682 atau sekitar
bulan setelah diagnosis dan median survival-
40
0.25
disensor sebelum interval 1 bulan (0 bulan)
30
0.00
sampel yang meninggal dan 16 sampel yang
20
analysis time
JenisKel = perempuan
sampel pada penelitian ini, yang diketahui
tanggal kematiannya ada 28 orang. Ada 3
10
0.75
0
10
20
analysis time
0.00
0.25
0.50
Kerja = PNS
Kerja = petani
Kerja = pensiunan
Kerja = IRT
Kerja = tidak bekerja
0
10
20
analysis time
agegrp = <41
30
40
agegrp = 41 ke atas
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
30
40
Kerja = swasta
Kerja = pedagang
Kerja = pekerja lepas
Kerja = lain-lain
5 1.00
Kaplan-Meier survival estimates
0.00
0.00
0.25
0.25
0.50
0.50
0.75
0.75
1.00
Kaplan-Meier survival estimates
0
0
10
20
analysis time
Keluhan = respirasi
30
10
20
analysis time
40
Lokasi = kanan
Lokasi = bilateral
Keluhan = non-respirasi
30
40
Lokasi = kiri
1.00
Kaplan-Meier survival estimates
Gambar 2-11. Kurva Kaplan-Meier
0.50
0.75
Ketahanan Hidup berdasarkan Karakteristik
0.25
Tabel 2. Hasil Uji Log-Rank
O
E
Chi2
p
≤40 th
0
1,94
2,29
0,1306
>40 th
25 23,06
0.00
Karakteristik
0
10
20
analysis time
JenisSel = karsinoma sel kecil
JenisSel = adenokarsinoma
30
40
JenisSel = karsinoma sel skuamosa
JenisSel = karsinoma sel besar
1.00
Kaplan-Meier survival estimates
Umur(1)
0.75
0
1,94
0.50
40-an
1
3,39
50-an
5
8,65
60-an
10
7,24
70-an
8
3,58
>80
1
0,20
Perempuan
8
8,99
0.75
Laki-laki
17 16,01
St. merokok
0.00
0.25
30-an
0.50
Umur(2)
0
10
20
analysis time
selgrup = SCLC
30
40
selgrup = NSCLC
Jenis kelamin
0.00
0.25
1.00
Kaplan-Meier survival estimates
0
10
20
analysis time
Stage = IIIB
30
Stage = IV
16,39 0,0058*
40
Tidak
16 18,60
Ya
9
6,40
PNS
2
1,38
Swasta
2
4,00
Petani
2
1,68
Pedagang
2
2,05
0,20
0,6571
1,61
0,2049
10,36
0,2405
Pekerjaan
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
6 Pensiunan
8
4,43
skuamosa, karsinoma sel besar) (chi2=4,15,
Kerja lepas
0
2,50
p=0,0417) yang memiliki perbedaan terhadap
IRT
2
4,30
ketahanan hidup secara signifikan. Hasil uji
Lain-lain
1
0,64
untuk karakteristik pekerjaan dan jenis sel
Tidak kerja
6
4,00
yang dikelompokkan menjadi 4 jenis memang
Keluhan
lebih besar dari critical limit 3,84, namun
utama
hasilnya tidak signifikan secara statistik.
Respirasi
19 17,76
Nonrespi.
6
0,33
0,5661
7,24
Pembahasan
Pasien kanker paru pada umumnya memiliki
Jenis sel(1)
5,50
0,1386
angka ketahanan hidup yang rendah. Pada
Adenoca
2
0,56
KSS
4
5,49
tahun 2005-2009 di Inggris dan Wales, 1-year
KSK
17 17,91
relative survival rate pasien kanker paru laki-
KSB
2
laki adalah 29,4% dan pada perempuan 33%.
1,04
Namun
Jenis sel(2)
KPKSK
2
0,56
4,15
KPKBSK
23 24,44
0,0417*
ketika
dihitung
5-year
relative
survival rate, angka tersebut menurun drastis
menjadi 7,8% dan 9,3% (Cancer Research
UK, 2012). Dibandingkan dengan jenis
Stadium
IIIB
5
6,40
0,64
IV
20 18,40
0,4252
kanker lain, kanker paru memiliki angka
ketahanan hidup yang paling rendah karena
umumnya
Lokasi efusi
0,9417
terdiagnosis
ketika
stadiumnya sudah sangat lanjut (IIIB atau IV)
Kanan
16 15,23
Kiri
7
7,73
dimana
Bilateral
2
2,04
peluangnya untuk berhasil dan hanya dapat
26 26,00
dilakukan perawatan paliatif. Selain itu, organ
Total
0,12
baru
pengobatan
kuratif
kecil
sekali
yang diserang adalah salah satu organ yang
O: observed deaths
E: expected deaths
KPKSK: karsinoma paru kanker sel kecil
KPKBSK: karsinoma paru kanker bukan sel kecil
sangat vital sehingga tidak aneh apabila angka
ketahanan hidupnya cukup rendah.
Berdasarkan hasil uji log-rank untuk melihat
perbedaan antara kelompok pada kurva
Kaplan-Meier
kelompok
didapatkan
umur
per
bahwa
sepuluh
hanya
tahunan
(chi2=16,39, p=0,0058) dan jenis sel yang
dikelompokkan
menjadi
KPKSK
dan
KPKBSK (adenokarsinoma, karsinoma sel
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mayoritas pasien berumur di atas 40 tahun.
Kelompok umur terbanyak adalah 50-59
tahun
dan
60-69
tahun.
Pada
banyak
penelitian, efusi pleura memang biasa muncul
pada pasien berusia lanjut dengan rata-rata
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
7 61,5 tahun (Prabhudesai, 1993). Semakin tua
terpapar zat karsinogen mengingat aktivitas
umur penderita kanker, semakin berkembang
laki-laki lebih banyak dilakukan di luar rumah.
pula penyakitnya. Ditambah lagi EPG adalah
Paparan zat karsinogen tersebut dapat berasal
salah satu pertanda kanker sudah semakin
dari polusi di tempat kerja atau di jalan raya,
berkembang di dalam tubuh pasien. Umur tua
contohnya asap diesel, hasil pembakaran, dan
juga
asbestos,
menyebabkan
kondisi
fisik
tubuh
yang
mana
risikonya
dapat
semakin menurun dan lebih mudah bagi
meningkat sebanyak 1,6 kali (Gustavsson,
penyakit untuk berkembang lebih jauh di
1999). Pada penelitian ini, estimasi ketahanan
dalam tubuh. Penulis berasumsi bahwa pada
hidup
saat pengelompokkan hanya menjadi dua
daripada laki-laki dengan 1-year survival rate
kelompok saja, yaitu di bawah 40 tahun
57,38% untuk perempuan dan 51,13% untuk
dengan di atas 40 tahun, pada kelompok di
laki-laki dan median survival 17 bulan untuk
atas 40 tahun menjadi tidak ada perbedaan
perempuan dan 12 bulan untuk laki-laki.
karena jarak sejak diagnosis sampai terjadi
Perempuan yang menderita kanker paru
kematian sangat bervariasi, sementara pada
memang mengalami toksisitas yang lebih
saat dikelompokkan menjadi per sepuluh
tinggi dibandingkan dengan laki-laki, namun
tahunan jarak tersebut menjadi lebih serupa
ketahanan hidupnya lebih baik (Wheatley-
pada setiap kelompokknya sehingga terlihat
Price et al, 2010, Wisnivesky & Halm, 2007
adanya perbedaan pada kelompok umur
dan Wolf et al, 1991).
terhadap ketahanan hidup. Karakteristik setiap
kelompok umur juga dapat mempengaruhi
ketahanan hidup, namun hal ini masih harus
diteliti lebih lanjut.
kelompok
perempuan
lebih
baik
Pada penelitian ini didapatkan hasil pasien
yang tidak berstatus perokok ternyata lebih
banyak padahal merokok adalah salah satu
perilaku
berisiko
yang
sangat
erat
Penelitian di Polandia terhadap 20.561 pasien
hubungannya dengan kejadian kanker paru.
kanker
1995-1998
Hal ini dapat terjadi karena di rekam medik
menunjukkan bahwa kanker paru enam kali
tidak tercantum informasi apakah pasien yang
lebih
laki-laki
tidak berstatus merokok ternyata merupakan
dibandingkan pada perempuan (Radzikowska,
perokok pasif, karena itu pula penulis tidak
2002). Yang dapat menjadi salah satu
memasukkan kelompok perokok pasif ke
penyebabnya adalah karena laki-laki lebih
dalam variabel status merokok. Keterpaparan
banyak yang merokok dibandingkan dengan
lain terhadap faktor risiko tidak dapat dilihat
perempuan, sedangkan merokok adalah salah
karena tidak semua pasien mengetahui apakah
satu faktor risiko dari terjadinya kanker paru.
dia terpapar faktor risiko lain sehingga di
Di samping itu, laki-laki lebih banyak
rekam medik tidak tercatat. Selain itu, karena
paru
sering
pada
terjadi
tahun
pada
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
8 pengambilan sampelnya adalah consecutive
Pada kondisi EPG, cairan berkumpul di pleura
sampling, ada kemungkinan sampel yang
dan membuat volume udara yang dihirup
berstatus merokok tidak termasukkan karena
menjadi lebih sedikit daripada volume normal.
jumlah sampelnya sudah terpenuhi. Terdapat
Gangguan respirasi merupakan efek lokal atau
perbedaan pada ketahanan hidup satu tahun
dampak
setelah diagnosis pada kelompok perokok dan
berkembang di paru-paru. Analisis ketahanan
bukan perokok yaitu 30,3% dan 62,8% dan
hidup menunjukkan median survival antara
median
masing-masing
kelompok dengan keluhan utama berupa
kelompok adalah 7,5 bulan dan 12,5 bulan.
gangguan respirasi dan non-resporasi sedikit
Pada penelitian terhadap pasien kanker paru
berbeda (8,5 bulan dan 11,5 bulan), begitu
di Bangalore, India, bahwa ada perbedaan
pula dengan 1-year survival rate, yaitu 49,1%
yang signifikan pada ketahanan hidup pasien
dan 64,9%. Dengan hasil tersebut, boleh
kanker paru berstatus perokok dan bukan
dikatakan keluhan utama berupa gangguan
perokok dengan 30-month overall survival
respirasi dapat menentukan ketahanan hidup
rate sebesar 32% dan 49% (Mahesh et al,
karena dengan gangguan respirasi tentu
2012).
pasien akan sulit bernapas dan kondisinya
survival
untuk
Pada penelitian ini, pekerjaan dikelompokkan
berdasarkan pengelompokan yang ada di
rekam medik. Kelompok pensiunan adalah
kelompok terbanyak pasien kanker paru
dengan EPG. Hal ini dapat dihubungkan
langsung
dari
penyakit
yang
lebih buruk daripada pasien dengan keluhan
non-respirasi seperti sakit kepala ataupun
demam. Namun perlu diingat keluhan utama
adalah apa yang dilaporkan pasien sehingga
bisa bersifat subjektif.
dengan umur pensiunan yang berada di atas
Masih
60 tahun dan umur 60 adalah kelompok umur
adenokarsinoma menjadi subtipe kanker yang
yang memiliki risiko untuk terkena kanker
paling sering berkembang menjadi EPG,
paru. Kelompok pensiunan memiliki 1-year
namun
survival rate sebesar 43,2% dan median
adenokarsinoma biasanya berkembang di
survival-nya 5 bulan. Pensiunan yang berusia
bagian peripheral atau tepian paru-paru.
tua (di atas 60 tahun) umumnya memiliki
Melihat
banyak masalah kesehatan dan apabila orang
berdasarkan jenis sel, memang ada perbedaan
pada kelompok tersebut didiagnosis kanker
antara keempat kelompok jenis sel kanker
paru, kemungkinan untuk bertahan hidup
terhadap ketahanan hidup, namun hasil
lama
tersebut tidak signifikan secara statistik.
lebih
kecil
dibandingkan
kelompok yang lainnya.
dengan
belum
jelas
penyebab
berdasarkan
hasil
analisis
mengapa
karakteristiknya,
ketahanan
hidup
Masing-masing jenis sel kanker memiliki
riwayat
yang
berbeda-beda
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
dan
tentu
9 perbedaan tersebut mempengaruhi kondisi
hemitoraks yang menjadi lokasi kanker
dari pasien. Ketika dikelompokkan menjadi
primernya. Pada analisis ketahanan hidup
KPKSK dan KPKBSK tetap ada perbedaan
berdasarkan lokasi efusi, tidak ada perbedaan
dan signifikan secara statistik. Penderita
antara setiap lokasi efusi dengan ketahanan
KPKSK umumnya sudah memiliki kanker
hidup pasien kanker paru. Hal ini dapat
yang sudah menyebar luas pada saat diagnosis,
dikarenakan
namun pada perjalanannya, lebih banyak
memperburuk
penderita
terpengaruh oleh di paru-paru sebelah mana
KPKBSK
yang
penyakitnya
diperparah oleh EPG, terutama dari jenis
adenokarsinoma
dibandingkan
dengan
KPKSK.
EPG pada umumnya muncul sebagai pertanda
kanker yang sudah mencapai stadium lanjut,
terutama stadium IIIB dan IV. Rerata angka
tahan hidup pasien kanker paru stadium IIIB
tanpa efusi, IIIB dengan efusi, dan stadium IV
adalah 15,3 bulan, 7,5 bulan, dan 5,5 bulan.
Kemudian pada pasien dengan efusi, tidak ada
perbedaan signifikan pada angka tahan hidup
pada efusi yang secara sitologi terbukti positif
ataupun negatif (Sugiura et al., 1997). Hasil
analisis ketahanan hidup dengan stadium
kanker menunjukkan bahwa stadium tidak
mempengaruhi
ketahanan
hidup
secara
signifikan karena secara keseluruhan, EPG
sudah cukup mempengaruhi kondisi pasien,
ditambah lagi kemunculan kondisi tersebut
kondisi
efusi
kondisi
sudah
pasien
cukup
dan
tidak
efusi tersebut berada.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Direksi Utama RS
Kanker Dharmais Jakarta atas izin penelitian
ini, kemudian untuk Prof. Dr. dr. Bambang
Sutrisna, M.HSc, dr. Achmad Mulawarman,
Sp.P, dr. Arif R.Hanafi, Sp.P, Bapak Anas
Muhammad N., S.T., M.M. dr. Ana Fawziah,
Wiyar Annerangi atas bantuannya dalam
proses pengambilan dan analisis data.
Referensi
Cancer Research UK (2012). Lung cancer
survival
statistics.
20
Maret
2014.
http://www.cancerresearchuk.org/cancerinfo/cancerstats/types/lung/ survival/lungcancer-survival-statistics .
Gustavsson, P. et al (1999). Occupational
umumnya terjadi pada pasien dengan stadium
exposure
and
lung
cancer
risk:
a
lanjut yang prognosisnya memang tidak
population-based case-reverent study in
terlalu baik.
Sweden. Am J Epidemiol, 152(1):32-40.
di
Mahesh, P.A. et al (2012). Factors affecting
hemitoraks kanan dan yang paling sedikit
30-month survival in lung cancer patients.
berada di kedua hemitoraks atau bilateral.
Indian J Med Res 136, pp. 614-621.
Lokasi
dari
Umumnya,
EPG
efusi
terbanyak
pleura
berada
muncul
pada
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
10 Musani A.I. & Langmack, E.L. (2010).
Sugiura S. et al. (1997). Prognostic value of
Management options for malignant pleural
pleural effusion in patients with non-small
effusions. Lung cancer frontiers, 41, 1-13.
cell lung cancer. Clin Cancer Res, 3;47.
29
Agustus
2013.
http://www.nationaljewish.org/app/files/pu
blic/5375/pdf-
Syahruddin, E., Pratama, A.D., & Arief, N.
(2010). A retrospective study: clinical and
diagnostic
LungCancerFrontiers41_v2.pdf
characteristics
in
advanced
stage of lung cancer patients with pleural
Prabhudesai, P.P., et al (1993). Exudative
effusion in Dharmais Hospital 2004-2007.
pleural effusion in patients over forty years
J Respir Indo, Vol.30, No.3, pp. 146-151.
of age--an analysis of seventy-six patients.
Jakarta:
J Postgrad Med [serial online] 1993
Indonesia.
[citated
23
May
2014];39:190.
http://www.jpgmonline.com/text.asp?1993
/39/4/190/595.
Perhimpunan
Dokter
Paru
Wheatley-Price, P. et al (2010). The strength
of female sex as a prognostic factor in
small-cell lung cancer: a pooled analysis of
Radzikowska, E., Glaz, P., Roszkowski, K.
chemotherapy trials from the Manchester
(2002). Lung cancer in women: age,
Lung
smoking, histology, performace status,
Council Clinical Trials Unit. Annals of
stage,
Oncology, 21: 232-237.
intiial
treatment
and
survival.
Population-based study of 20.561 cases.
Annals of Oncology 13: 1087-1093.
Group
and
Medical
Research
Wisnivesky J.P. & Halm, E.A. (2007). Sex
differences in lung cancer survival: do
Rasyid, R. (2004). Analisis ketahanan hidup 2
tahun penderita kanker paru di Rumah
Sakit Kanker Dharmais. Tesis FKM UI.
Roberts et al. (2010). Management of a
tumors
behave
differently
in
elderly
women? J Clin Oncol, 25: 1705-1712.
Wolf, M. et al (1991). Analysis of prognostic
factors in 766 patients with small cell lung
British
cancer (SCLC): the role of sex as a
Thoracic Society pleural disease guideline
predictor for survival. Br. J. Cancer, 63:
2010. Thorax, 65, ii32-ii40.
986-992.
malignant
Sahn,
S.A.
pleural
(2001).
effusion:
Malignant
pleural
effusions. Semin Respir Crit Care Med,
22(6).
19
Mei
2014.
http://www.medscape.com/viewarticle/424
726_4.
Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014
Download