Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais 2009-2013 Characteristics and survival of lung cancer patients with malignant pleural effusion at Dharmais Hospital 2009-2013 Amanda Cherkayani Sejati Amanda Cherkayani Sejati: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat – 16424 Email: [email protected] Abstrak Efusi pleura ganas (EPG) sering muncul pada penderita kanker paru dan membuat prognosis pasien memburuk dengan rerata angka ketahanan hidup 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan EPG di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 2009-2013. Desain penelitian adalah kohort longitudinal dengan analisis univariat dan ketahanan hidup. Sampel penelitian adalah pasien kanker paru dengan EPG (stadium IIIB atau IV) dari metastasis kanker paru berdasarkan pemeriksaan sitologi atau biopsi dengan rekam medik lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur pasien adalah 58,73 tahun, paling banyak laki-laki, tidak merokok, dan pensiunan. Mayoritas mengeluhkan gangguan respirasi saat pertama berobat, jenis kanker adenokarsinoma, stadium IV, dan lokasi efusi di paru-paru kanan. Sekitar 68.5% pasien bertahan hidup 6 bulan setelah diagnosis dan median survival 12,5 bulan. Dibutuhkan KIE bagi masyarakat, terutama untuk populasi berisiko, mengenai kanker paru untuk mengurangi jumlah pasien yang berobat setelah kanker mencapai stadium lanjut. Kata kunci: efusi pleura ganas, karakteristik, ketahanan hidup Abstract Malignant pleural effusion (MPE) often appears in patients with lung cancer and deteroriates prognosis of patients with mean survival rate of 6 months. This study aims to look at the characteristics and survival of lung cancer patients with MPE (stage IIIB or IV) at Dharmais Cancer Hospital Jakarta in 2009-2013. Study design was longitudinal cohort with univariate and survival analysis. Samples were lung cancer patients with metastatic MPE based on cytology test or biopsy with complete medical record. Results showed average age of patients was 58.73; most were male, nonsmoker, and pensioner. Majority of patients had respiratory disorder, adenocarcinoma cancer type, reached stage IV, and effusion in the right lung. Approximately 68.5% of patients surviving 6 months after diagnosis and median survival were 12.5 months. IEC is needed for community, especially population with lung cancer risk, to help reducing number of new patients seeking treatment after cancer reaches advanced stage. Keywords: malignant pleural effusion, characteristics, survival Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 2 Pendahuluan bulan, dan 13% pada satu tahun setelah Kanker paru menjadi salah satu penyakit degeneratif yang angka ketahanan hidupnya paling rendah karena umumnya baru terdeteksi setelah mencapai stadium lanjut. Dalam perjalanannya, banyak pasien kanker didiagnosis EPG (Sahn, 2001). EPG yang disebabkan oleh kanker paru memiliki angka tahan hidup yang paling rendah dibandingkan dengan EPG yang disebabkan oleh keganasan lain (Roberts et al, 2010). paru yang akhirnya meninggal dunia karena EPG yang sering kali muncul pada penderita kanker semakin berkembang dan terjadi efusi kanker paru merupakan salah satu komplikasi pada pleura. Sekitar sepertiga dari total pasien dari penyebaran kanker paru di dalam toraks kanker perjalanan dan menjadi penyulit dalam penatalaksanaan penyakitnya muncul efusi pleura ganas (EPG) kanker paru serta memperburuk prognosis. (Syahruddin, 2009). EPG kondisi Informasi dan literatur mengenai kanker paru munculnya cairan yang mengandung sel dengan EPG di Indonesia masih sedikit, maka kanker pada rongga pleura, dapat disebabkan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui oleh obstruksi limfatik oleh tumor dan persentase, membuat pleura parietal tidak dapat menyerap karakteristik dan ketahanan hidup pasien cairan normal. kanker paru dengan EPG di RS Kanker Penyebab lainnya adalah invasi langsung Dharmais (RSKD) Jakarta tahun 2009-2013 tumor sebagai rumah sakit rujukan kanker di paru yang pleura ke pada pleura, pada adalah kecepatan penyebaran tumor hematogen ke pleura parietal, dan pelepasan sitokinin yang meningkatkan permeabilitas membran vaskular dan pleura (Musani & proporsi, dan perbedaan Indonesia. Metode ini Desain penelitian yang digunakan adalah berakumulasi di antara bagian viseral paru kohort longitudinal untuk melihat kondisi saat dan parietal rongga dada dan menimbulkan pasien didiagnosis kanker paru dengan EPG gejala seperti dispnea, batuk, dan napas sampai akhirnya meninggal atau hilang dari pendek yang menjadi keluhan utama pasien. pengamatan. Kriteria inklusi sampel adalah Langmark, 2010). Cairan pleura Diagnosis EPG adalah salah satu pertanda prognosis yang buruk dengan median survival 6 bulan (Rasyid, 2004). Pada meta-analisis terhadap 417 pasien dengan EPG, rerata tengah angka harapan hidupnya adalah 4 bulan. Sekitar 80% pasien masih hidup pada satu bulan, 54% pada 3 bulan, 31% pada 6 pasien rawat jalan dan inap dengan diagnosis kanker paru dengan EPG yang disebabkan oleh metastasis dari kanker paru berdasarkan pemeriksaan sitologi sputum atau biopsi pada stadium IIIB atau IV dan memiliki rekam medik lengkap pada 1 Januari 2009-31 Desember 2013 dan kriteria eksklusinya Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 3 adalah pasien kanker paru tanpa EPG dan Petani 7 8,8 pasien kanker paru dengan EPG yang Pedagang 5 6,3 disebabkan oleh metastasis dari lokasi lain. Pensiunan 15 18,8 Jumlah sampel minimal adalah 83 orang Pekerja lepas 8 10 dengan metode pengambilan consecutive IRT 8 10 sampling. Data diambil dari rekam medik Lain-lain 3 3,8 pasien dan juga pusat data Unit Rekam Medik Tidak bekerja 12 15 RSKD dan instrumen yang digunakan adalah Keluhan utama form pengambilan data yang menyesuaikan Respirasi 61 76,3 dengan variabel yang dibutuhkan. Analisis Nonrespirasi 19 23,8 dilakukan dengan sistem komputerisasi Jenis sel dengan perangkat lunak SPSS 17 untuk Adenoca 52 65 analisis deskriptif melihat proporsi dan K.sel skuamosa 19 23,8 persentase dari variabel-variabel yang dicari K. sel kecil 5 6,3 serta perangkat lunak STATA 12 untuk K. sel besar 4 5 analisis ketahanan hidup menggunakan Stadium metode Kaplan-Meier dan uji log-rank untuk IIIB 18 22,5 melihat signifikansi. IV 62 77,5 Kanan 48 60 Kiri 25 31,3 Bilateral 7 8,8 80 100 Lokasi efusi Hasil Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik n % ≤40 th 76 95 >40 th 4 5 Perempuan 22 27,5 Laki-laki 58 72,5 Tidak 49 61,3 Ya 31 38,8 PNS 10 12,5 Swasta 12 15 Umur Jenis kelamin Status merokok Pekerjaan Total Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 83 orang. Setelah pengumpulan data selesai, ternyata ada 3 sampel yang harus dieksklusi sehingga saat analisis menjadi 80 orang. Umur pasien termuda yang menjadi sampel penelitian adalah 34 tahun dan tertua 91 tahun dengan rata-rata 58,73 tahun (SD 11,04). Umur kemudian dikelompokkan menjadi kelompok per sepuluh tahunan, jumlah pasien dengan umur tiga puluhan ada 4 orang (5%), empat puluhan 12 orang (15%), Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 4 lima puluhan 26 orang (32,5%), enam 1.00 0.50 orang (17,5%), dan lebih dari 80 tahun 1 0.75 puluhan 23 orang (28,8%), tujuh puluhan 14 Kaplan-Meier survival estimates 0.25 orang (1,3%). 0.00 1.00 Kaplan-Meier survival estimate 0 10 20 analysis time 0.50 0.75 agegrup = tigapuluhan agegrup = lima puluhan agegrup = tujuh puluhan 40 agegrup = empat puluhan agegrup = enam puluhan agegrup = lebih dari 80 1.00 Kaplan-Meier survival estimates 10 20 analysis time 30 40 Gambar 1. Kurva Estimasi Ketahanan Hidup 0.00 0.25 0 0.50 0.00 0.75 0.25 30 0 Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 80 sehingga tidak masuk ke dalam tabel dan tersisa 61 sampel yang diobservasi. Survival rate pada awal interval 6 bulan adalah 0,6849 1.00 0.75 0.50 0 10 30 40 StatRokok = ya 0.50 0.75 1.00 Kaplan-Meier survival estimates 0.25 Kaplan-Meier survival estimates 0.00 1.00 20 analysis time StatRokok = tidak 68,5% pasien masih bertahan hidup pada 6 nya adalah 12,5 bulan. JenisKel = laki-laki Kaplan-Meier survival estimates dengan standard error 0,0682 atau sekitar bulan setelah diagnosis dan median survival- 40 0.25 disensor sebelum interval 1 bulan (0 bulan) 30 0.00 sampel yang meninggal dan 16 sampel yang 20 analysis time JenisKel = perempuan sampel pada penelitian ini, yang diketahui tanggal kematiannya ada 28 orang. Ada 3 10 0.75 0 10 20 analysis time 0.00 0.25 0.50 Kerja = PNS Kerja = petani Kerja = pensiunan Kerja = IRT Kerja = tidak bekerja 0 10 20 analysis time agegrp = <41 30 40 agegrp = 41 ke atas Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 30 40 Kerja = swasta Kerja = pedagang Kerja = pekerja lepas Kerja = lain-lain 5 1.00 Kaplan-Meier survival estimates 0.00 0.00 0.25 0.25 0.50 0.50 0.75 0.75 1.00 Kaplan-Meier survival estimates 0 0 10 20 analysis time Keluhan = respirasi 30 10 20 analysis time 40 Lokasi = kanan Lokasi = bilateral Keluhan = non-respirasi 30 40 Lokasi = kiri 1.00 Kaplan-Meier survival estimates Gambar 2-11. Kurva Kaplan-Meier 0.50 0.75 Ketahanan Hidup berdasarkan Karakteristik 0.25 Tabel 2. Hasil Uji Log-Rank O E Chi2 p ≤40 th 0 1,94 2,29 0,1306 >40 th 25 23,06 0.00 Karakteristik 0 10 20 analysis time JenisSel = karsinoma sel kecil JenisSel = adenokarsinoma 30 40 JenisSel = karsinoma sel skuamosa JenisSel = karsinoma sel besar 1.00 Kaplan-Meier survival estimates Umur(1) 0.75 0 1,94 0.50 40-an 1 3,39 50-an 5 8,65 60-an 10 7,24 70-an 8 3,58 >80 1 0,20 Perempuan 8 8,99 0.75 Laki-laki 17 16,01 St. merokok 0.00 0.25 30-an 0.50 Umur(2) 0 10 20 analysis time selgrup = SCLC 30 40 selgrup = NSCLC Jenis kelamin 0.00 0.25 1.00 Kaplan-Meier survival estimates 0 10 20 analysis time Stage = IIIB 30 Stage = IV 16,39 0,0058* 40 Tidak 16 18,60 Ya 9 6,40 PNS 2 1,38 Swasta 2 4,00 Petani 2 1,68 Pedagang 2 2,05 0,20 0,6571 1,61 0,2049 10,36 0,2405 Pekerjaan Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 6 Pensiunan 8 4,43 skuamosa, karsinoma sel besar) (chi2=4,15, Kerja lepas 0 2,50 p=0,0417) yang memiliki perbedaan terhadap IRT 2 4,30 ketahanan hidup secara signifikan. Hasil uji Lain-lain 1 0,64 untuk karakteristik pekerjaan dan jenis sel Tidak kerja 6 4,00 yang dikelompokkan menjadi 4 jenis memang Keluhan lebih besar dari critical limit 3,84, namun utama hasilnya tidak signifikan secara statistik. Respirasi 19 17,76 Nonrespi. 6 0,33 0,5661 7,24 Pembahasan Pasien kanker paru pada umumnya memiliki Jenis sel(1) 5,50 0,1386 angka ketahanan hidup yang rendah. Pada Adenoca 2 0,56 KSS 4 5,49 tahun 2005-2009 di Inggris dan Wales, 1-year KSK 17 17,91 relative survival rate pasien kanker paru laki- KSB 2 laki adalah 29,4% dan pada perempuan 33%. 1,04 Namun Jenis sel(2) KPKSK 2 0,56 4,15 KPKBSK 23 24,44 0,0417* ketika dihitung 5-year relative survival rate, angka tersebut menurun drastis menjadi 7,8% dan 9,3% (Cancer Research UK, 2012). Dibandingkan dengan jenis Stadium IIIB 5 6,40 0,64 IV 20 18,40 0,4252 kanker lain, kanker paru memiliki angka ketahanan hidup yang paling rendah karena umumnya Lokasi efusi 0,9417 terdiagnosis ketika stadiumnya sudah sangat lanjut (IIIB atau IV) Kanan 16 15,23 Kiri 7 7,73 dimana Bilateral 2 2,04 peluangnya untuk berhasil dan hanya dapat 26 26,00 dilakukan perawatan paliatif. Selain itu, organ Total 0,12 baru pengobatan kuratif kecil sekali yang diserang adalah salah satu organ yang O: observed deaths E: expected deaths KPKSK: karsinoma paru kanker sel kecil KPKBSK: karsinoma paru kanker bukan sel kecil sangat vital sehingga tidak aneh apabila angka ketahanan hidupnya cukup rendah. Berdasarkan hasil uji log-rank untuk melihat perbedaan antara kelompok pada kurva Kaplan-Meier kelompok didapatkan umur per bahwa sepuluh hanya tahunan (chi2=16,39, p=0,0058) dan jenis sel yang dikelompokkan menjadi KPKSK dan KPKBSK (adenokarsinoma, karsinoma sel Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien berumur di atas 40 tahun. Kelompok umur terbanyak adalah 50-59 tahun dan 60-69 tahun. Pada banyak penelitian, efusi pleura memang biasa muncul pada pasien berusia lanjut dengan rata-rata Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 7 61,5 tahun (Prabhudesai, 1993). Semakin tua terpapar zat karsinogen mengingat aktivitas umur penderita kanker, semakin berkembang laki-laki lebih banyak dilakukan di luar rumah. pula penyakitnya. Ditambah lagi EPG adalah Paparan zat karsinogen tersebut dapat berasal salah satu pertanda kanker sudah semakin dari polusi di tempat kerja atau di jalan raya, berkembang di dalam tubuh pasien. Umur tua contohnya asap diesel, hasil pembakaran, dan juga asbestos, menyebabkan kondisi fisik tubuh yang mana risikonya dapat semakin menurun dan lebih mudah bagi meningkat sebanyak 1,6 kali (Gustavsson, penyakit untuk berkembang lebih jauh di 1999). Pada penelitian ini, estimasi ketahanan dalam tubuh. Penulis berasumsi bahwa pada hidup saat pengelompokkan hanya menjadi dua daripada laki-laki dengan 1-year survival rate kelompok saja, yaitu di bawah 40 tahun 57,38% untuk perempuan dan 51,13% untuk dengan di atas 40 tahun, pada kelompok di laki-laki dan median survival 17 bulan untuk atas 40 tahun menjadi tidak ada perbedaan perempuan dan 12 bulan untuk laki-laki. karena jarak sejak diagnosis sampai terjadi Perempuan yang menderita kanker paru kematian sangat bervariasi, sementara pada memang mengalami toksisitas yang lebih saat dikelompokkan menjadi per sepuluh tinggi dibandingkan dengan laki-laki, namun tahunan jarak tersebut menjadi lebih serupa ketahanan hidupnya lebih baik (Wheatley- pada setiap kelompokknya sehingga terlihat Price et al, 2010, Wisnivesky & Halm, 2007 adanya perbedaan pada kelompok umur dan Wolf et al, 1991). terhadap ketahanan hidup. Karakteristik setiap kelompok umur juga dapat mempengaruhi ketahanan hidup, namun hal ini masih harus diteliti lebih lanjut. kelompok perempuan lebih baik Pada penelitian ini didapatkan hasil pasien yang tidak berstatus perokok ternyata lebih banyak padahal merokok adalah salah satu perilaku berisiko yang sangat erat Penelitian di Polandia terhadap 20.561 pasien hubungannya dengan kejadian kanker paru. kanker 1995-1998 Hal ini dapat terjadi karena di rekam medik menunjukkan bahwa kanker paru enam kali tidak tercantum informasi apakah pasien yang lebih laki-laki tidak berstatus merokok ternyata merupakan dibandingkan pada perempuan (Radzikowska, perokok pasif, karena itu pula penulis tidak 2002). Yang dapat menjadi salah satu memasukkan kelompok perokok pasif ke penyebabnya adalah karena laki-laki lebih dalam variabel status merokok. Keterpaparan banyak yang merokok dibandingkan dengan lain terhadap faktor risiko tidak dapat dilihat perempuan, sedangkan merokok adalah salah karena tidak semua pasien mengetahui apakah satu faktor risiko dari terjadinya kanker paru. dia terpapar faktor risiko lain sehingga di Di samping itu, laki-laki lebih banyak rekam medik tidak tercatat. Selain itu, karena paru sering pada terjadi tahun pada Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 8 pengambilan sampelnya adalah consecutive Pada kondisi EPG, cairan berkumpul di pleura sampling, ada kemungkinan sampel yang dan membuat volume udara yang dihirup berstatus merokok tidak termasukkan karena menjadi lebih sedikit daripada volume normal. jumlah sampelnya sudah terpenuhi. Terdapat Gangguan respirasi merupakan efek lokal atau perbedaan pada ketahanan hidup satu tahun dampak setelah diagnosis pada kelompok perokok dan berkembang di paru-paru. Analisis ketahanan bukan perokok yaitu 30,3% dan 62,8% dan hidup menunjukkan median survival antara median masing-masing kelompok dengan keluhan utama berupa kelompok adalah 7,5 bulan dan 12,5 bulan. gangguan respirasi dan non-resporasi sedikit Pada penelitian terhadap pasien kanker paru berbeda (8,5 bulan dan 11,5 bulan), begitu di Bangalore, India, bahwa ada perbedaan pula dengan 1-year survival rate, yaitu 49,1% yang signifikan pada ketahanan hidup pasien dan 64,9%. Dengan hasil tersebut, boleh kanker paru berstatus perokok dan bukan dikatakan keluhan utama berupa gangguan perokok dengan 30-month overall survival respirasi dapat menentukan ketahanan hidup rate sebesar 32% dan 49% (Mahesh et al, karena dengan gangguan respirasi tentu 2012). pasien akan sulit bernapas dan kondisinya survival untuk Pada penelitian ini, pekerjaan dikelompokkan berdasarkan pengelompokan yang ada di rekam medik. Kelompok pensiunan adalah kelompok terbanyak pasien kanker paru dengan EPG. Hal ini dapat dihubungkan langsung dari penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan keluhan non-respirasi seperti sakit kepala ataupun demam. Namun perlu diingat keluhan utama adalah apa yang dilaporkan pasien sehingga bisa bersifat subjektif. dengan umur pensiunan yang berada di atas Masih 60 tahun dan umur 60 adalah kelompok umur adenokarsinoma menjadi subtipe kanker yang yang memiliki risiko untuk terkena kanker paling sering berkembang menjadi EPG, paru. Kelompok pensiunan memiliki 1-year namun survival rate sebesar 43,2% dan median adenokarsinoma biasanya berkembang di survival-nya 5 bulan. Pensiunan yang berusia bagian peripheral atau tepian paru-paru. tua (di atas 60 tahun) umumnya memiliki Melihat banyak masalah kesehatan dan apabila orang berdasarkan jenis sel, memang ada perbedaan pada kelompok tersebut didiagnosis kanker antara keempat kelompok jenis sel kanker paru, kemungkinan untuk bertahan hidup terhadap ketahanan hidup, namun hasil lama tersebut tidak signifikan secara statistik. lebih kecil dibandingkan kelompok yang lainnya. dengan belum jelas penyebab berdasarkan hasil analisis mengapa karakteristiknya, ketahanan hidup Masing-masing jenis sel kanker memiliki riwayat yang berbeda-beda Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 dan tentu 9 perbedaan tersebut mempengaruhi kondisi hemitoraks yang menjadi lokasi kanker dari pasien. Ketika dikelompokkan menjadi primernya. Pada analisis ketahanan hidup KPKSK dan KPKBSK tetap ada perbedaan berdasarkan lokasi efusi, tidak ada perbedaan dan signifikan secara statistik. Penderita antara setiap lokasi efusi dengan ketahanan KPKSK umumnya sudah memiliki kanker hidup pasien kanker paru. Hal ini dapat yang sudah menyebar luas pada saat diagnosis, dikarenakan namun pada perjalanannya, lebih banyak memperburuk penderita terpengaruh oleh di paru-paru sebelah mana KPKBSK yang penyakitnya diperparah oleh EPG, terutama dari jenis adenokarsinoma dibandingkan dengan KPKSK. EPG pada umumnya muncul sebagai pertanda kanker yang sudah mencapai stadium lanjut, terutama stadium IIIB dan IV. Rerata angka tahan hidup pasien kanker paru stadium IIIB tanpa efusi, IIIB dengan efusi, dan stadium IV adalah 15,3 bulan, 7,5 bulan, dan 5,5 bulan. Kemudian pada pasien dengan efusi, tidak ada perbedaan signifikan pada angka tahan hidup pada efusi yang secara sitologi terbukti positif ataupun negatif (Sugiura et al., 1997). Hasil analisis ketahanan hidup dengan stadium kanker menunjukkan bahwa stadium tidak mempengaruhi ketahanan hidup secara signifikan karena secara keseluruhan, EPG sudah cukup mempengaruhi kondisi pasien, ditambah lagi kemunculan kondisi tersebut kondisi efusi kondisi sudah pasien cukup dan tidak efusi tersebut berada. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Direksi Utama RS Kanker Dharmais Jakarta atas izin penelitian ini, kemudian untuk Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, M.HSc, dr. Achmad Mulawarman, Sp.P, dr. Arif R.Hanafi, Sp.P, Bapak Anas Muhammad N., S.T., M.M. dr. Ana Fawziah, Wiyar Annerangi atas bantuannya dalam proses pengambilan dan analisis data. Referensi Cancer Research UK (2012). Lung cancer survival statistics. 20 Maret 2014. http://www.cancerresearchuk.org/cancerinfo/cancerstats/types/lung/ survival/lungcancer-survival-statistics . Gustavsson, P. et al (1999). Occupational umumnya terjadi pada pasien dengan stadium exposure and lung cancer risk: a lanjut yang prognosisnya memang tidak population-based case-reverent study in terlalu baik. Sweden. Am J Epidemiol, 152(1):32-40. di Mahesh, P.A. et al (2012). Factors affecting hemitoraks kanan dan yang paling sedikit 30-month survival in lung cancer patients. berada di kedua hemitoraks atau bilateral. Indian J Med Res 136, pp. 614-621. Lokasi dari Umumnya, EPG efusi terbanyak pleura berada muncul pada Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014 10 Musani A.I. & Langmack, E.L. (2010). Sugiura S. et al. (1997). Prognostic value of Management options for malignant pleural pleural effusion in patients with non-small effusions. Lung cancer frontiers, 41, 1-13. cell lung cancer. Clin Cancer Res, 3;47. 29 Agustus 2013. http://www.nationaljewish.org/app/files/pu blic/5375/pdf- Syahruddin, E., Pratama, A.D., & Arief, N. (2010). A retrospective study: clinical and diagnostic LungCancerFrontiers41_v2.pdf characteristics in advanced stage of lung cancer patients with pleural Prabhudesai, P.P., et al (1993). Exudative effusion in Dharmais Hospital 2004-2007. pleural effusion in patients over forty years J Respir Indo, Vol.30, No.3, pp. 146-151. of age--an analysis of seventy-six patients. Jakarta: J Postgrad Med [serial online] 1993 Indonesia. [citated 23 May 2014];39:190. http://www.jpgmonline.com/text.asp?1993 /39/4/190/595. Perhimpunan Dokter Paru Wheatley-Price, P. et al (2010). The strength of female sex as a prognostic factor in small-cell lung cancer: a pooled analysis of Radzikowska, E., Glaz, P., Roszkowski, K. chemotherapy trials from the Manchester (2002). Lung cancer in women: age, Lung smoking, histology, performace status, Council Clinical Trials Unit. Annals of stage, Oncology, 21: 232-237. intiial treatment and survival. Population-based study of 20.561 cases. Annals of Oncology 13: 1087-1093. Group and Medical Research Wisnivesky J.P. & Halm, E.A. (2007). Sex differences in lung cancer survival: do Rasyid, R. (2004). Analisis ketahanan hidup 2 tahun penderita kanker paru di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tesis FKM UI. Roberts et al. (2010). Management of a tumors behave differently in elderly women? J Clin Oncol, 25: 1705-1712. Wolf, M. et al (1991). Analysis of prognostic factors in 766 patients with small cell lung British cancer (SCLC): the role of sex as a Thoracic Society pleural disease guideline predictor for survival. Br. J. Cancer, 63: 2010. Thorax, 65, ii32-ii40. 986-992. malignant Sahn, S.A. pleural (2001). effusion: Malignant pleural effusions. Semin Respir Crit Care Med, 22(6). 19 Mei 2014. http://www.medscape.com/viewarticle/424 726_4. Gambaran Karakteristik..., Amanda Cherkayani Sejati, FKM UI, 2014