WASPADAI KELUHAN NYERI DADA Oleh : dr. Ruslan Abdul Latif “Dok..dada saya terasa nyeri, apakah saya terkena serangan jantung?” Keluhan ini memang kerap diutarakan pasien saat dadanya terasa nyeri. Sesungguhnya banyak jenis penyakit yang salah satu indikasinya adalah nyeri dada, diantaranya kanker paru, kanker payudara dan meningkatnya asam lambung. Tidak semua nyeri dada berasal dari adanya gangguan pada organ jantung.Namun, nyeri dada memang merupakan gejala khas dari sakit jantung.Timbulnya nyeri dada karena kelainan jantung diakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan oksigen ke otot jantung. Ketidakseimbangan itu bisa karena kebutuhan oksigen meningkat atau pasokannya terlalu rendah, bisa juga kombinasi keduanya. Pada penderita penyempitan pembuluh nadi koroner (pembuluh darah yang menyuplai makanan), otomatis pengaliran darah terbatas. Saat penderita membutuhkan konsumsi oksigen berlebih, seperti waktu berolahraga atau ketika menghadapi situasi menegangkan, misalnya marah, bisa diperkirakan timbulnya gejala angina atau nyeri dada tadi, Gejala ini bisa bertambah parah bila disertai kram pembuluh darah yang biasa disebut spasme. Rasa nyeri dada akibat penyakit jantung koroner bisa bermacam-macam. Biasanya berupa rasa tertindih beban berat, rasa dicengkeram, mual atau enek, rasa panas terbakar, atau rasa tercekik di leher. Bagian tubuh yang mengalami keluhan itu bisa di tengah dada, ulu hati, juga antara tulang belikat, dengan penjalaran ke lengan kiri, leher dan rahang. Gejala ini awalnya timbul saat penderita melakukan kegiatan fisik yang menguras tenaga. Keluhan tersebut biasanya akan hilang setelah penderita beristirahat. Namun, bila penyakit pembuluh darah tersebut dibiarkan berkembang, keluhan juga akan muncul di waktu istirahat. Bertambah beratnya penyakit membuat nyeri dada berlangsung makin lama dan bisa disertai keringat dingin, gelisah, kaki dan tangan dingin, bahkan sampai kejang dan kesadaran menurun. Pada kondisi seperti ini, pasien harus mendapat pertolongan dengan segera Deteksi Dini Untuk mendeteksi kondisi nyeri dada ini, di rumah sakit penderita nyeri dada akan menjalani pemeriksaan fisik, laboratorium dan foto rontgen. Bila perlu dilakukan elektrokardiografi dan ekokardiografi. Setelah diperoleh kepastian adanya penyempitan pembuluh koroner, maka akan dilakukan angiografi. Sebagai upaya deteksi dini, mereka yang sudah berusia 35 tahun sebaiknya mulai menjalani tes uji latih (treadmill) setahun sekali. Bagi yang memiliki risiko tinggi seperti kebiasaan merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (kelainan profil lemak darah), tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, sebaiknya melakukan tes itu di usia lebih muda lagi. Pemeriksaan yang tergolong baru adalah Magnetic Resonance Angiography (MRA). Untuk mengetahui area jantung mana yang mengalami gangguan pasokan darah bisa dilakukan pemeriksaan dengan radio isotop Thalium atau Technicium. Tindakan katerisasi memang akurasinya hampir 100 persen, tapi sebaiknya dikerjakan hanya bila indikasi lebih positif mengalami Penyakit Jantung Koroner. Nyeri Dada Akibat Penyakit Lain Keluhan nyeri dada juga bisa diakibatkan penyakit paru dan saluran pernapasan. Contohnya, TB paru (tuberkulosis), bronkitis, pneumonia, asma bronkial, jamur paru, PPOK (penyakit paru obstruksi kronik), penyakit paru kerja, dan kanker paru. Nyeri dada, batuk, dan sesak napas merupakam keluhan utama penderita penyakit pernapasan kronik dan kanker paru ini. Rangsangan atau tekanan di pleura parietal (selaput rongga dada) juga menimbulkan nyeri dada. Iritasi akibat mengisap asap, debu, dan zat kimia juga sering menimbulkan keluhan nyeri dada seperti terbakar. Nyeri dada ternyata juga merupakan gejala khas adanya peningkatan asam lambung, dimana keluhan terasa menjalar dari ulu hati ke tenggorokan . Penderita nyeri dada akibat gangguan lambung ini sebenarnya cukup banyak. Namun, banyak orang lebih cenderung berpikir tentang gangguan jantung dan paru, bila mengalami nyeri dada. Jadi, jika anda merasakan adanya nyeri dada, segeralah konsultasikan ke dokter.