Gejala Klinis Penyakit TB biasanya menyerang paruparu (TB paru), namun dapat juga menyerang bagian tubuh yang lain (TB ekstra paru) (Naomi et all, 2016). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya yang biasa disebut dengan TB Ekstra Paru. TB Paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 80 % dari semua penderita. TB yang menyerang jaringan paru-paru ini merupakan satusatunya bentuk dari TB yang mudah menular (Aini et all, 2017). Gejala Klinis TB dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala lokal dan gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal adalah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat). 1. Gejala respiratori terdiri dari a) batuk ≥ 2 minggu (disertai darah ataupun sputum) b) Sesak napas c) Nyeri dada. 2. Sedangkan gejala sistemik terdiri dari a) Demam b) Malaise c) Keringat malam d) Anoreksia e) Berat badan menurun. Pada TB ekstra paru gejala tergantung dari organ yang terkena infeksi TB, misalnya limfadenitis TB akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening. Pada meningitis TB akan terlihat gejala meningitis. Sedangkan pada pleuritis TB terdapat gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan (Anggraini., 2018). Gejala penyakit TB Paru dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terkena. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosis secara klinik (Listiyanti., 2017). 1. Gejala sistemik atau umum antara lain a) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah) b) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat dingin saat malam hari c) Serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul d) Penurunan nafsu makan dan berat badan e) Malaise dan lemah 2. Gejala khusus tergantung organ tubuh yang terkena a) Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah disertai sesak b) Cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada c) Apabila mengenai tulang, maka terjadi gejala seperti infeksi tulang yang dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, sehingga keluar cairan nanah NAOMI, Diah Anis, et al. Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru Kasus Kambuh pada Wanita Usia 32 Tahun di Wilayah Rajabasa. Jurnal Medula, 2016, 6.1: 20-27. ANGGRAINI, Selvia Putri. POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT INAP BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2018. 2019. PhD Thesis. Universitas Setia Budi Surakarta. AINI, Nur; RAMADIANI, Ramadiani; HATTA, Heliza Rahmania. Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Tuberkulosis. 2017. LISTIYANTI, Apriliya. Gambaran Suspect TB Di Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Penderita TB Paru Di Wilayah Sambiroto Semarang. 2017. PhD Thesis. Universitas Muhammadiyah Semarang.