hubungan persepsi siswa tentang moving class

advertisement
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG MOVING CLASS
DAN HASIL TES PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA
SISWA KELAS XI IPS DI MAN 4 JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Annezsa Fauziah
NIM : 1110015000096
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2014 M
i
ABSTRAK
Annezsa Fauziah. Jurusan Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial),
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hubungan Persepsi Siswa tentang Moving Class dan
Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi pada Siswa Kelas XI IPS di MAN 4
Jakarta. Skripsi program studi Sosiologi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi pada
siswa kelas XI MAN 4 Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas XI IPS sebanyak 50 siswa. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode korelasi dengan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan korelasi product moment. Dari hasil perhitungan korelasi product
moment diperoleh sebesar 0,912 maka Ha diterima. Dengan demikian terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang moving class
dan hasil tes prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi IPS MAN 4 Jakarta.
Kata kunci: Moving Class . Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi
iv
ABSTRACT
Annezsa Fauziah. The department of education social class (social
science), Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Perception of Relationships Student about The
Moving Class and Test Results Learning Achievements of Students of Sociology
Class at XI Social Class in MAN 4 Jakarta. Program Essay the study of
sociology. This research has purpose knowing the relation of the moving class
and test results achievement study of sociology at grade students xi MAN 4
Jakarta. Respondents in this research was learners classes xi social class as many
as 50 students. In this research method used is a method of the correlation with
quantitative research. This research using correlation product moment. From the
result of the correlation calculations product moment receive is 0,912 then ha
accepted. It means there is a positive relationship and significant between
perception students about the moving class and test result learning achievements
to their students sociology class xi social class MAN 4 Jakarta.
Keyword: Moving Class . Test Result Learning Achievements of Sociology
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan
sahabatnya, serta kepada seluruh umat islam baik muslimin dan muslimat.
Alhamdulillahirabbil alamin, senantiasa penulis persembahkan kepadanya
karena dengan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes
prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi ips di MAN 4 Jakarta”.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa didirinya hanyalah
makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri, begitu pula dengan
proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan
bimbingan, bantuan, dukungan, perhatian dan doa dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan
skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping itu, izinkan penulis
untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada:
1. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Ibu
Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D serta para pembantu dekan
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Bapak Drs. H. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Muhamad Noviadi Nugroho, M.Pd selaku Sekretaris Lab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk bimbingan, pengarahan, dan saransarannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan
Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT.
Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian
hari.
6. Ibu Dra. Hj. Isnadiar Dekok, M. M sebagai Kepala Sekolah MAN
4 Jakarta yang telah memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
7. Guru-guru MAN 4 Jakarta, khususnya Ibu Aisah, S.Pd yang telah
memberikan
banyak
motivasi,
dukungan
serta
dorongan
semangatnya kepada penulis.
8. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial
penulis berikan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua
orang tua penulis yang tercinta, (Alm) Ayahanda tercinta Sam
Suryadi dan Mama tercinta Hamidah. Berkat kasih sayang dan
kesabarannya telah membesarkan, membimbing dan memahami
keadaan penulis serta ketulusan doanya yang tiada henti beliau
ucapkan. Penulis tidak dapat membalas segala pengorbanan dan
perjuangan mama tercinta. Hanya bakti dan doa setulus hati yang
dapat penulis berikan. Selesainya skripsi ini adalah bakti awal
penulis yang dapat diberikan.
vii
9. Adik-adikku tersayang Fathur dan Reyhan, terimakasih untuk
pengertiannya, perhatian serta doa dan menghibur penulis dengan
canda tawa kalian berdua.
10. Hafiz Firdaus sahabat/teman dekat/orang spesial untuk penulis
yang selalu sabar, setia menemani dan mendukung penulis baik
dalam suka maupun duka.
11. Sahabat-sahabat tercinta Jeanny Oktavin, Amrullah Arif, Alfian
Regusto, dan Adji Budi Susilo yang selalu menemani serta
memberi dukungan semangat dan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman mahasiswa FITK angkatan 2010 khususnya
mahasiswa IPS kelas A konsentrasi Sosiologi-Antropologi
keluarga kedua ku yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu
yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa. terutama
amaliah dan ade robiatu syarfah terimakasih untuk tumpangan
tidur dikosan sama dirumah. Kalian teman terbaik.
13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua
yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis
Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan
pahala dari rahmat Allah SWT. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita
kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya,
semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Wassalamualaikum wr. Wb
Jakarta, September 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8
A. Landasan Teori ................................................................................ 8
1. Persepsi ..................................................................................... 8
a. Pengertian Persepsi............................................................... 8
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi......................... 9
2. Konsep Moving Class ............................................................... 11
a. Pengertian Moving Class.................................................... 11
b. Tujuan Moving Class ........................................................ 12
c. Strategi Moving Class ....................................................... 15
3. Konsep Belajar ......................................................................... 18
a. Pengertian Belajar .............................................................. 18
b. Teori-teori Belajar .............................................................. 19
c. Bentuk-bentuk Belajar ....................................................... 21
ix
d. Ciri-ciri Belajar .................................................................. 24
e. Tahapan-tahapan dalam Belajar ......................................... 25
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar ......... 26
g. Tujuan Belajar .................................................................... 27
4. Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi.......................................... 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34
A. Tempat Dan Waktu Penelitian......................................................... 34
B. Metode Penelitian ............................................................................ 34
C. Desain Penelitian ............................................................................. 35
D. Populasi dan Sampel........................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Penelitian .............................. 36
F. Definisi Konseptual dan Operasional .............................................. 38
G. Uji Coba Instrumen ......................................................................... 40
H. Teknik Pengolahan Data .................................................................. 42
I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
1. Uji Kualitas Data ...................................................................... 43
2. Analisis Pengujian Hipotesis . .................................................. 45
J. Hipotesis Statistik ............................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 49
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta ................................................... 49
1. Sejarah Singkat Sekolah ............................................................ 49
2. Visi, Misi, Kurikulum, Tujuan, Alokasi Jam Belajar ................ 50
3. Guru dan Tenaga Kependidikan ................................................ 52
4. Data Siswa ................................................................................ 58
5. Sarana dan Prasarana ................................................................. 60
6. Lainnya yang relevan ......................................................... 61
B. Data Hasil Penelitian ....................................................................... 62
1.
Data Moving Class .................................................................. 62
x
a. Mean, Varian, dan Simpangan Baku .................................... 66
2.
Data Hasil Tes Prestasi Belajar ................................................ 67
a. Mean, Varian, dan Simpangan Baku .................................... 71
C. Uji Prasyarat ................................................................................... 72
1. Uji Kualitas Data ....................................................................... 72
a. Hasil Uji Validitas .............................................................. 72
b. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 74
D. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 75
1. Koefisien Korelasi .................................................................... 75
2. Uji Hipotesis terhadap Koefisien Korelasi dengan Uji-t .......... 78
E. Interprestasi Hasil Penelitian ........................................................... 80
F. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 82
A. Kesimpulan ...................................................................................... 82
B. Saran ... . ........................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan ....................................................................... 34
Tabel 3.2 Tingkatan dan Skor Skala Likert ..................................................... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi variabel x .......................................................................... 39
Tabel 3.4 Kisi-kisi variabel y ........................................................................... 40
Tabel 3.5 Interprestasi Nilai Reliabilitas.......................................................... 42
Tabel 3.6 Skor Alternatif Jawaban Responden ................................................ 43
Tabel 3.7 Interprestasi Nilai Reliabilitas.......................................................... 45
Tabel 3.8 Tabel Interprestasi Perhitungan Korelasi ......................................... 46
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru PNS MAN 4 ...................................................... 52
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Nama Guru Honor MAN 4....................................... 55
Tabel 4.3 Daftar Nama Karyawan Negeri MAN 4 .......................................... 56
Tabel 4.4 Daftar Nama Karyawan Honor MAN 4 ........................................... 57
Tabel 4.5 Daftar Jumlah Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 ................. 58
Tabel 4.6 Daftar Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014 ................ 58
Tabel 4.7 Daftar Jumlah Siswa Kelas XII Tahun Ajaran 2013/2014 .............. 59
Tabel 4.8 Prestasi Non Akademik .................................................................... 59
Tabel 4.9 Data hasil angket variabel x ............................................................. 63
Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi ............................................................. 65
Tabel 4.11 Interprestasi Kategori variabel x .................................................... 67
Tabel 4.12 Data hasil variabel y....................................................................... 68
Tabel 4.13 Tabel Distribusi Frekuensi ............................................................. 69
Tabel 4.14 Interprestasi Kategori variabel y .................................................... 72
Tabel 4.15 Keseluruhan data validitas ............................................................. 73
Tabel 4.16 Reliability Statistic ......................................................................... 74
Tabel 4.17 Indeks Korelasi .............................................................................. 76
xii
DAFTAR GAMBAR
Histogram 4.1 Data Variabel Moving Class .................................................... 66
Histogram 4.2 Data Variabel Hasil Belajar...................................................... 71
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Era globalisasi merupakan era persaingan yang kompetitif. Untuk dapat
bersaing, dan meraih sukses salah satunya dengan mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Apabila kita tinjau lebih dalam, bahwa sekolah itu
adalah sebuah amanat dari masyarakat. Mengingat sekolah itu berada di tengah
masyarakat dan kita ingin mencari dukungan dari masyarakat, dalam artian secara
singkat bahwa pendidikan itu dari masyarakat untuk masyarakat, maka untuk
membentuk sekolah yang ideal tentu kita harus mencari tahu kebutuhan apa saja
yang sesuai dengan lingkungan masyarakat setempat itu sendiri. Kesadaran untuk
melakukan inovasi-inovasi di bidang pendidikan perlu dikembangkan dan
diperluas. Pada dasarnya, hakikat pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat
dicapai melalui program dan strategi pembelajaran yang terarah, terpadu, dan
disertai dengan semangat tinggi untuk selalu memperbarui mekanisme dan pola
pembelajaran ke arah tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.
Terdapat banyak masalah yang sedang terjadi di pendidikan Indonesia.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah
rendahnya kualitas hasil belajar yang dicapai siswa. Ini disebabkan oleh banyak
faktor di antaranya karena pembelajaran yang masih sering kita temui bersifat
tradisional yaitu bahwa dalam proses pembelajaran bukan siswa yang lebih
banyak berperan tetapi justru yang lebih dominan aktif adalah guru sedangkan
siswa hanya duduk, diam dan dengar. Pemerintah menetapkan standar nasional
pendidikan untuk setiap sekolah di Indonesia dan untuk menjadikan sekolah di
Indonesia bisa setara dengan sekolah unggulan.
Dalam pengelolaan strategi pembelajaran perlu adanya variasi dan metode
yang baru atau tidak monoton disertai dengan kenyamanan ruang belajar yang
akan ditempati para peserta didik. Salah satu penyebab kurangnya hasil
pembelajaran adalah faktor kejenuhan peserta didik dalam pembelajaran karena
42 jam pelajaran dalam satu minggu, dengan materi yang sangat padat para
1
2
peserta didik belajar di ruang yang sama tanpa adanya penyegaran suasana.
Pembelajaran yang dilakukan guru disekolah hendaknya dapat memberikan situasi
dimana peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan
keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan professional pada bidang
pelajarannnya masing-masing. Situasi ini dapat terwujud jika guru diberikan
keleluasaan mengelola kelas sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya
masing-masing. Dalam situasi belajar di kelas, seorang guru harus mampu
melakukan berbagai inovasi dan kreatifitas pembelajaran, mengelola kelas,
menata ruang, dan menata tempat duduk sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran masing-masing dan sebagainya. Dimana hal ini dilakukan untuk
menghilangkan kejenuhan atau kebosanan terhadap posisi kelas yang itu-itu saja.
Karena pendidikan mempunyai peran penting dalam upaya mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia, maka berbagai bentuk
pembaharuan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
diantaranya adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan konsep moving
class. Konsep moving class belum banyak digunakan oleh sekolah-sekolah,
dikarenakan penerapan konsep ini secara infrastruktur jauh lebih mahal dari
sekolah konvensional. Dalam sekolah konvensional pihak yayasan atau komite
sekolah cukup menyediakan beberapa ruang kelas, satu lab komputer, satu
laboratorium untuk mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Tetapi dalam
moving class setiap kelas harus dilengkapi dengan fasilitas keilmuan sesuai
dengan bidang studinya dan memungkinkan terjadinya suasana belajar yang
nyaman dan kondusif, fasilitas belajar yang memadai, kesiapan guru dalam
menyiapkan materi pembelajaran serta guru menemukan kreasi dan inovasi
pengelolaan kelas dengan menunjang proses belajar mengajar yang lebih efektif.
Moving class merupakan sistem pembelajaran yang bercirikan siswa yang
mendatangi guru di kelas. Pada saat mata pelajaran berganti maka peserta didik
akan berpindah kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang
dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru, Sementara para guru, dapat
menyiapkan materi pelajaran terlebih dahulu.
3
Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah kegiatan belajar mengajar
(KBM). Kualitas belajar peserta didik serta para lulusan banyak ditentukan oleh
keberhasilan pelaksanaan KBM tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan
oleh fungsi dan peran guru. Pada dewasa ini masih banyak permasalahan yang
terkait dengan KBM. Sering kali muncul berbagai keluhan atau kritikan para
siswa, orang tua siswa maupun guru berkaitan dengan pelaksanaan KBM tersebut.
Keluhan-keluhan seperti ketidaknyamanan peserta didik dalam kelas seperti:
bosan dengan ruang kelas, ngantuk, tidak paham dengan apa yang disampaikan
guru,
sebenarnya
tidak
perlu
terjadi
atau
setidak-tidaknya
dapat
diminimalisasikan, apabila semua pihak dapat berperan, terutama guru sebagai
pengelola kelas dalam fungsi yang tepat. Sementara ini pemahaman mengenai
pengelolaan kelas nampaknya masih keliru. Seringkali pengelolaan kelas
dipahami sebagai pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti
tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar saja. Padahal pengaturan
sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil, yang terutama adalah
pengkondisian kelas, artinya bagaimana merencanakan, mengatur, melakukan
berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan
berhasil dengan baik. Pengelolaan kelas menurut penulis adalah upaya yang
dilakukan guru untuk mengkondisikan kelas dan mengoptimalkan berbagai
sumber (potensi yang ada pada diri guru, sarana dan lingkungan belajar di kelas)
yang ditujukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan dan tujuan.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilakukan melalui kegiatan belajar
mengajar. Di dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan dengan baik, karena
sering terdapat hambatan. Namun hambatan itu masih dapat diatasi apabila dalam
kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan disiplin. Untuk mencapai prestasi
yang baik diperlukan banyak faktor terutama kemampuan dasar yang dimiliki
tiap-tiap siswa serta teknik atau metode yang baik dilakukan oleh guru didalam
kelas. Di samping faktor kemampuan siswa juga terdapat faktor lain yaitu faktor
seorang guru diantaranya kemampuan guru dalam membentuk jiwa dan watak
anak didik. Salah satu kemampuan itu adalah kemampuan pribadi seorang guru.
4
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Untuk mengetahui
bahwa seorang peserta didik telah mengalami perubahan dalam memiliki
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap maka dapat dilihat dari hasil belajarnya.
Hasil tes prestasi belajar siswa adalah perwujudan dari usaha belajar seorang
peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan
proses belajar mengajar merupakan hasil penilaian atas kemampuan, kecakapan,
keterampilan tertentu yang dipelajari selama masa belajar.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal ini berasal dari diri sendiri, sedangkan faktor eksternal
berasal dari luar diri sendiri (lingkungan). Faktor yang berasal dari luar meliputi
faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
serta lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor yang timbul dari dalam diri
peserta didik berupa faktor biologis seperti kesehatan misalnya cacat mental, dan
faktor psikologisnya seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian serta motivasi
belajar.
Pada umumnya seorang siswa dalam proses pembelajaran akan dilakukan
pada suatu kelas dari pagi sampai siang secara rutin. Salah satunya dalam
pelajaran Sosiologi, pelajaran Sosiologi memuat semua pengetahuan mengenai
masyarakat mulai dari pengetahuan umum dan sederhana sampai pengetahuan
masyarakat yang lebih mendalam. Melalui Sosiologi peserta didik dapat
mempelajari tentang kelompok masyarakat, perilaku sosial, strata sosial, struktur
sosial, kemasyarakatan, dan sebagainya yang menurut mereka hal-hal tersebut
mudah dipahami, sehingga ada siswa yang merasa bosan dengan suasana kelasnya
pada saat pelajaran Sosiologi berlangsung, kemudian keluar masuk kedalam kelas
baik dari kamar kecil atau sekedar keluar ruangan kelas untuk mengurangi
kebosanan. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang
baru, MAN 4 Jakarta telah menerapkan kelas bergerak (moving class) dalam
strategi pembelajarannya.
5
Kegiatan moving class di MAN 4 Jakarta dilaksanakan ketika pergantian
jam pelajaran, dan diberlakukan kepada semua siswa, baik kelas X, XI, dan XII
serta diberlakukan untuk semua mata pelajaran, jadi ketika jam pergantian mata
pelajaran tiba, maka seluruh siswa bergegas meninggalkan kelas dan menuju ke
kelas mata pelajaran berikutnya sesuai dengan jadwalnya masing-masing. Dengan
diterapkannya sistem moving class tersebut, diharapkan siswa menjadi tidak bosan
dan jenuh dalam belajar serta merasa senang karena setiap pergantian jam tiba
mereka bisa berjumpa dengan teman-temannya yang dari kelas lain.
Dari latar belakang yang penulis uraikan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul Hubungan
Persepsi Siswa Tentang Moving Class dan Hasil Tes Prestasi Belajar
Sosiologi pada Siswa Kelas XI IPS di MAN 4 Jakarta.
B.
Identifikasi Masalah
Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasi
masalahnya, yaitu :
1. Pengelolaan strategi moving class di MAN 4.
2. Kompetensi belajar peserta didik di MAN 4 Jakarta.
3. Perkembangan pola belajar peserta didik di MAN 4 Jakarta.
C.
Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis dan luasnya permasalahan
yang akan dibahas, serta untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka masalah
hanya dibatasi pada yaitu hubungan persepsi siswa tentang moving class dan hasil
tes prestasi belajar siswa kelas XI di MAN 4 Jakarta.
D.
Perumusan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka
masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang penerapan moving class di MAN
4 Jakarta?
6
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas xi MAN 4 Jakarta tahun
ajaran 2014 pada pelajaran sosiologi?
3. Adakah hubungan persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes
prestasi belajar sosiologi kelas xi di MAN 4 Jakarta?
E.
Tujuan penelitian
Mengacu pada rumusan permasalahan di atas, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai:
1. Ingin mengetahui persepsi siswa tentang penerapan moving class di
MAN 4 Jakarta.
2. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa kelas xi di MAN 4 Jakarta tahun
ajaran 2014 pada pelajaran sosiologi.
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang moving class dan
hasil tes prestasi belajar sosiologi kelas xi di MAN 4 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat di
manfaatkan untuk hal-hal berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti: Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan moving class
disekolah-sekolah saat ini.
b. Bagi Pembaca: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi secara tertulis maupun referensi mengenai hubungan
persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa: Sebagai sebuah acuan dan motivasi para siswa yang
menuntut ilmu di bangku sekolah agar dapat berperan aktif dalam
kelas.
7
b. Bagi Guru: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk lebih berinovasi dalam kelasnya.
c. Bagi Sekolah: Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi
sekolah agar lebih berperan dalam mengatur pelaksanaan
pembelajaran dalam sekolah.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Persepsi
a.
Pengertian Persepsi
Kehidupan seseorang tidak dapat terlepas dari lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial. Sejak individu lahir, maka sejak saat itu
pula dia berhubungan dengan dunia luarnya. Individu dalam mengenali
stimulus merupakan soal persepsi. Persepsi dianggap sebagai sebuah
pengaruh
ataupun
sebuah
pesan
oleh
benda
yang semata-mata
menggunakan pengamatan pengindraan.
Dalam Psikologi, persepsi secara umum merupakan proses perolehan,
penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi.1 Menurut
Walgito menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi di
dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai
rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat
mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.2
Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologis
yaitu bagaimana individu menerima stimulus yang terdapat di inderanya,
dan kemudian bagaimana seseorang membedakan, mengorganisasikan,
dan menginterpretasikan suatu obyek sehingga individu dapat menyadari
tentang apa yang didapat oleh inderanya. Dengan demikian, persepsi dapat
dilihat dengan adanya tanggapan atau penilaian seseorang atas obyek atau
stimulus yang diterimanya.
1
Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Empat,
2012), h. 24
2
http://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologi-lengkap.html
diakses pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 11.15
8
9
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Secara sederhana dapat dikatakan proses persepsi dimulai dengan
diterimanya stimulus lewat indera, kemudian diorganisasikan dengan
pengalaman-pengalaman masa lalu yang ada dalam diri seseorang dan
membentuk penilaian atas suatu hal tertentu. Karena persepsi lebih bersifat
psikologis dari pada proses penginderaan saja, maka ada dua faktor yang
mempengaruhinya yaitu:
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor
yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal
antara lain:
a. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya
informasi
yang diperoleh
ini
akan
mempengaruhi
dan
melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan
sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga
dapat berbeda.
b. Perhatian.
Individu
memerlukan
sejumlah
energi
yang
dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada
bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.
Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi
persepsi terhadap suatu obyek.
c. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang
digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu
dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
d. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana
kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan
yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
10
e. Pengalaman
dan
ingatan.
Pengalaman
dapat
dikatakan
tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat
mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu
rangsang dalam pengertian luas.
f. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang,
mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada
waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam
menerima, bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan
karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat
didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut
pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana
seseoarang
merasakannya
atau
menerimanya.
Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
adalah:
a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek,
maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan
mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk
ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada
gilirannya membentuk persepsi.
b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai
cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be
perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang
penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang
sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak
menarik perhatian.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan
memberi
makna
lebih
bila
lebih
sering
diperhatikan
dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari
11
stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.
e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan
perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam
jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.3
2. Konsep Moving Class
a. Pengertian Moving Class
Moving Class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving
berarti pindah. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi
moving class adalah pergerakan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai
dengan pelajarannya.
Menurut Hadi, moving class merupakan sistem belajar mengajar yang
bercirikan siswa yang mendatangi guru dikelas. Konsep moving clas
mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk
memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang
dipelajarinya. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu
kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya.4
Moving class merupakan suatu model pembelajaran yang diciptakan
untuk belajar aktif dan kreatif. Dengan sistem belajar mengajar bercirikan
peserta didik mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Dalam sistem
ini guru mempunyai kelas pribadi, untuk mengikuti setiap pelajaran
peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas lain yang sudah
ditentukan. Sehingga terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi.
Misalnya, kelas Biologi, kelas Fisika, kelas Matematika dan kelas Bahasa.
Lewat sistem ini, para peserta didik dapat menciptakan suasana yang
kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada. Kegiatan pembelajaran
3
http://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologi-lengkap.html
diakses pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 11.15
4
Anim Hadi, Mengapa harus menggunakan moving class, diakses dari
https://animhadi.wordpress.com/2008/11/16/mengapa-harus-menggunakan-sistem-moving-class/
pada tanggal 18 Maret 2014 pukul. 20:30
12
sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran yang
diikutinya5.
Agar pelaksanaan dengan sistem kelas berpindah dapat terlaksana
dengan baik dan memberi peningkatan yang signifikan terhadap mutu
pembelajaran dan lulusan siswa maka perlu disusun strategi pelaksanaan,
perangkat peraturan dan administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
tersebut. Jadi, moving class tidak terbatas pada tempat ruang kelas, bisa
diluar kelas, lingkungan sekolah, masjid, dan perpustakaan.
Dengan demikian perpindahan tempat belajar dari satu tempat ke
tempat lain dapat mengurangi tingkat kejenuhan, siswa dapat lebih
bersemangat menerima pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Jadi, moving class adalah perpindahan dari satu kelas ke kelas yang sesuai
dengan pelajarannya.
b. Tujuan Moving Class
Secara umum sistem moving class diciptakan untuk mengoptimalkan
fungsi kelas. Sehingga kelas tidak hanya dipahami secara sempit sebagai
tempat berkumpulnya peserta didik untuk mempelajari suatu mata
pelajaran. Tetapi kelas merupakan elemen penting dalam dunia pendidikan
yang memiliki peran untuk menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar. Oleh karena itu kelas harus dikelola dengan baik supaya dapat
memberikan efek positif bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut Hadi moving class mempunyai tujuan yang terdiri dari enam
bagian yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran. Proses pembelajaran
melalui moving class akan lebih bermakna karena setiap ruang
atau laboratorium mata pelajaran dilengkapi dengan perangkatperangkat
pembelajaran
sesuai
dengan
karakteristik
mata
pelajaran. Guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang atau
5
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2009), h. 183
13
laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa
harus terganggu oleh mata pelajaran lain. Jadi, setiap siswa yang
akan masuk suatu ruang atau laboratorium mata pelajaran sudah
dikondisikan pemikirannya pada mata pelajaran tersebut.
2. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran.
Guru mata pelajaran tetap berada di ruang atau laboratorium mata
pelajaranya, sehingga setiap waktu guru mengajar tidak terganggu
dengan hal-hal lain.
3. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru. Guru akan dituntut
datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang atau laboratorium
dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran. Siswa
ditekankan oleh setiap guru mata pelajaran untuk masuk tepat
waktu pada saat pelajarannya.
4. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode
dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan
siswa sehari-hari.
5. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab,
mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata
pelajaran.
6. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.6
Di dalam belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai
ciri khas yang digunakan untuk belajar. Belajar memerlukan konsentrasi,
oleh karena itu perlu menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang
kegiatan belajar yang efektif. Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan
pengajaran tercapai secara efektif dan efisien.7
Kegiatan mengelola kelas menyangkut kegiatan sebagai berikut:
6
Anim Hadi, Mengapa harus menggunakan moving class, diakses dari
https://animhadi.wordpress.com/2008/11/16/mengapa-harus-menggunakan-sistem-moving-class/
pada tanggal 18 Maret 2014 pukul. 20:30
7
B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997),
h. 49
14
1.
Mengatur tata ruang kelas, misalnya mengatur meja dan tenpat
duduk, menempatkan papan tulis, dan sebagainya.
2.
Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru
harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak
didik agar tidak merusak suasana kelas.8
3.
Disamping itu semua, kelas harus selalu dalam keadaan bersih.9
Kaitannya dengan penerapan strategi moving class, keunggulan yang
dapat dicapai adalah para peserta didik lebih punya waktu untuk bergerak,
sehingga selalu dalam kondisi segar untuk menerima pelajaran. Seperti
sistem pembelajaran lainnya, sistem ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain:
Kelebihan dari sistem moving class yaitu pertama, belajar tidak
membosankan karena setiap pergantian jam harus berpindah ke ruang
kelas lain dimana suasana belajar dari ruang satu dengan ruang lainnya
berbeda. Kedua, setiap siswa dituntut untuk belajar lebih giat dan aktif
karena kalau tidak aktif siswa akan ketinggalan pelajaran. Ketiga, guru
berupaya untuk menghitung mengajar dengan sebaik-baiknya. Keempat,
guru berupaya untuk mendesain ruangan sesuai dengan karakter mata
pelajaran sehingga siswa akan merasakan suasana pelajaran sesuai dengan
mata pelajaran tersebut. kelima, mendidik para siswa untuk lebih disiplin
dalam menggunakan waktu.
Kelemahan dari sistem moving class yaitu pertama, dalam
perpindahan ruangan diperlukan waktu apalagi jika ruangan yang satu
dengan ruangan yang lainnya berjauhan. Kedua, terdapat siswa yang
membolos pada saat perpindahan jam mata pelajaran berlangsung. Ketiga,
kehadiran siswa dalam jam tertentu sulit diawasi apalagi jika seorang guru
jarang mengabsen siswanya di kelas karena siswa duduk dikursi yang dia
inginkan dan tidak sesuai dengan denah tempat duduk. Jika guru dan siswa
8
Ibid., h. 49
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 169
9
15
tidak disiplin dalam menggunakan waktu maka akan berakibat proses
KBM (kegiatan belajar mengajar) bagi pelajaran lainnya.
Untuk mengurangi kelemahan dari moving class tersebut dilakukan
upaya antara lain yaitu
1.
Mebudayakan peserta didik untuk disiplin waktu pada saat
perpindahan jam pelajaran
2.
Membudayakan peserta didik jalan cepat
3.
Menekankan agar guru lebih disiplin
4.
Menjaga agar jadwal tidak berubah-ubah
5.
Selalu memonitoring kehadiran guru di sekolah.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari strategi
penerapan moving class adalah untuk membentuk peserta didik berfikir
dewasa dan melatih kemandirian, kedisplinan, serta merangsang
perkembangan dan kecerdasan peserta didik agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
c.
Strategi penerapan moving class
Menurut Hadi, strategi pengelolaan atau penerapan moving class
diklasifikasikann menjadi lima yaitu :
1) Pengelolaan
perpindahan
peserta
didik.
Peserta
didik
berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti
berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan, waktu perpindahan
antar kelas adalah 5 menit, peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan tempat duduknya sendiri, peserta didik perlu
ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang dan tata tertib
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta konsekuen-sinya,
bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan
pada saat pelajaran kurang 5 menit, sebelum tersedia loker,
peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang
belajar. Kegiatan pembelajaran di Laboratorium dibuat peraturan
tersendiri hasil kesepakatan guru dengan laboran, peserta didik
diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut
16
peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor
kepada
guru
piket
atau
Penanggung
Jawab
Akademik,
keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan
tindakan pembinaan yang dilakukan Penanggung Jawab akademik
bersama dengan Guru Pembimbing.
2) Pengelolaan ruang belajar-mengajar. Guru diperkenankan untuk
mengatur ruang belajar sesuai karakteristik mata pelajarannya, ruang
belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan media pembelajaran
yang sesuai jadwal mengajar guru, tata tertib peserta didik dan daftar
inventaris yang ditempel di dinding, ruang belajar dapat dilengkapi
dengan perpustakaan referensi dan sarana lainnya yang mendukung
proses pembelajaran, tiap rumpun mata pelajaran telah disediakan
prasarana
multimedia,
penggunaan
prasarana
diatur
oleh
penanggung jawab rumpun mata pelajaran, guru bertanggungjawab
terhadap ruang belajar yang ditempatinya, dengan demikian setiap
guru memiliki kunci untuk ruang masing-masing.
3) Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik. Guru
berkewajiban mengisi daftar hadir peserta didik dan guru, guru
membuat catatan-catatan tentang kejadian-kejadian di kelas
brerdasarkan format yang telah disediakan, guru mengisi laporan
kemajuan
belajar
peserta
didik,
absensi
peserta
didik,
keterlambatan peserta didik dan membuat rekapan sesuai format
yang disediakan, guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus
yang memerlukan penanganan kepada penanggung jawab
akademik, guru membuat jadwal topik/materi yang diajarkan
kepada peserta didik yang ditempel di ruang belajar.
4) Pengelolaan remedial dan pengayaan. Remedial dan pengayaan
dilaksanakan diluar jam kegiatan tatap muka dan praktik,
remedial dan pengayaan dilaksanakan secara TIM Teaching,
dimana kolaboran dapat menjadi guru utama pada materi tertentu,
kegiatan remedial dan pengayaan dapat menggunakan waktu
17
dalam kegiatan Pembelajaran Tugas Terstruktur (25 menit)
maupun Tak terstruktur (25 menit), remedial dan pengayaan
dilaksanakan dalam waktu berbeda maupun secara bersamaan jika
memungkinkan, misal : Guru utama memberi pengayaan,
sedangkan kolaboran memberi remedial. Remedial dan pengayaan
dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan hasil analisis
postest, ulangan harian dan ulangan mid semester.
5) Pengelolaan penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengukur
proses dan produk hasil pembelajaran, proses penilaian dilakukan
setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta didik,
sedangkan penilaian produk/hasil belajar dilakukan melalui
ulangan harian, mid semester maupun ulangan semester, penilaian
meliputi Kognitif, Praktik dan Sikap yang disesuaikan dengan
peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada karakteristik
mata pelajaran, hasil penilaian dimasukkan sesuai dengan format
yang telah disediakan dalam bentuk file exel yang kemudian
diserahkan
kepada
Penanggung
Jawab
Akademik,
untuk
memudahkan pengelolaan hasil penilaian maka hasil-hasil
penilaian harian yang telah dilaksanakan segera diserahkan
kepada Penanggung Jawab Akademik agar dapat dimasukkan ke
dalam Pengelolaan SIM Sekolah oleh TIM TIK, tidak diadakan
remedial untuk ujian/ulangan semester. Remedial dilakukan
sesuai dengan ketentuan pengelolaan remedial dan pengayaan,
guru mata pelajaran bertanggungjawab dan memiliki kewenangan
penuh terhadap hasil penilaian terhadap mata pelajaran yang
diampunya. Segala perubahan terhadap hasil penilaian hanya
dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan.10
10
Anim Hadi, Mengapa harus menggunakan moving class, diakses dari
https://animhadi.wordpress.com/2008/11/16/mengapa-harus-menggunakan-sistem-moving-class/
pada tanggal 18 Maret 2014 pukul. 20:30
18
3. Konsep Belajar
a.
Pengertian Belajar
Menurut Khodijah bahwa belajar merupakan suatu proses yang
berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan,
pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang karena belajar.11 Disadari atau tidak, setiap
individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang sepanjang hidupnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adaah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut ini beberapa definisi belajar
menurut para ahli.12
1) Menurut Gage, belajar adalah proses di mana suatu organisme
berubah perilakunya akibat dari pengalaman.
2) Menurut Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang
belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia
tidak belajar, responnya turun. Dengan demikian, belajar diartikan
sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang
terjadinya respons.
3) Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses yang kompleks dan
hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar.13
4) Menurut Suryabrata menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses yang memiliki tiga ciri, yaitu (1) proses tersebut membawa
perubahan (baik aktual maupun potensial), (2) perubahan itu pada
pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan (3)
11
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet 1, h. 47
Isriani Hardini, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, & Implementasi),
(Yogyakarta: Familia, 2012), h. 3
13
Ibid., h. 4
12
19
perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). Definisi ini
menekankan pada hasil belajar berupa perubahan pada diri
seseorang.14
Dari berbagai pengertian belajar di atas, para ahli mendefinisikan
belajar secara berbeda-beda. Akan tetapi, jika dicermati lebih lanjut ada
beberapa titik kesamaannya dan bias dipadukan untuk memperoleh sebuah
pemahaman tentang belajar. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa:
1) Belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang
memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap
yang baru;
2) Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang
terjadi berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi social;
3) Hasil belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku
(baik actual maupun potensial); dan
4) Perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen.15
b. Teori-teori Belajar
Beberapa teori belajar menurut para ahli sesuai dengan tujuan
alirannya masing-masing:
1.
Teori Belajar B.F. Skinner
Menurut pandangan Skinner, belajar merupakan suatu proses atau
penyesuain tingkah laku yang berlangsung secara progressif.
Pengertian belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau
peluang terjadinya respons. Skinner berpendapat bahwa ganjaran
merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar, hanya
istilahnya perlu diganti dengan penguatan. Ganjaran adalah sesuatu
yang menggembirakan, sedangkan penguatan adalah sesuatu yang
mengakibatkan meningkatnya suatu respon tertentu. Penguatannya
14
15
Nyanyu, op. cit., h. 50
Nyanyu, op. cit., h. 51
20
tidak selalu hal yang menggembirakan, tetapi bisa juga sebaliknya.
Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu respondent
conditioning dan operant conditioning. Respondent conditioning
adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang
teridentifikasi, jadi menimbulkan respon yang relatif tetap. Seorang
siswa diberi soal sederhana dan siswa dapat merasa yakin atas
kemampuannya,
sehingga
timbul
respon
mempelajari
hal-hal
berikutnya yang sesuai atau lanjutan apa yang dapat dia selesaikan
tadi.16
2. Teori Piaget
Piaget adalah seorang tokoh psikolog kognitif yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif
lainnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya
umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan
makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang
menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan
kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat
perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat diidentifikasikan
secara kuantitatif. Ia menyimpulkan daya pikir atau kekuatan mental
anak yang berbeda usia akan berbeda pual secara kualitatif.17
3. Teori Belajar Kurt Lewin
Lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif dengan
menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin
memandang bahwa setiap individu berada dalam medan kekuatan
yang bersifat psikologis, yang disebut ruang hidup (life space). Life
space meliputi manifestasi di mana siswa bereaksi, misalnya bereaksi
16
17
Makmun Khairani, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 35
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), h. 35
21
terhadap orang-orang yang dijumpai, objek material yang dihadapi,
serta fungsi kejiwaan yang dimilikinya. Belajar berlangsung sebagai
akibat perubahan struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu
merupakan hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan
kognitif itu sendiri, yang lain dari kebutuhan motivasi internal
individu.18
c.
Bentuk-bentuk Belajar
Sebagai proses pembentukan dan/atau modifikasi segala bentuk
kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap,
maka belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Menurut Syah, bentukbentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran antara lain
adalah:
1. Belajar abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari
hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat disamping
penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam
jenis
ini
misalnya
Belajar
Matematika,
Kimia,
Kosmografi,
Astronomi, dan juga sebagian materi Bidang Studi Agama seperti
tauhid.
2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat
syaraf. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan
jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan
teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya
belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda
18
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 81
22
elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti gerakan
shalat dan tata cara ibadah haji.
3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
adalah
untuk
menguasai
pemahaman
dan
kecakapan
dalam
memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,
masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain
yang bersifat kemasyarakatan.19 Selain itu, belajar sosial juga
bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan
bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain
untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.
Bidang-bidang studi yang termasuk bahan belajar sosial antara lain
pelajaran Agama dan PPKN.
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar
menggunakan metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas,
dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsepkonsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight sangat
diperlukan.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan
berfikir secara logis dan sistematis. Tujuannya ialah untuk
memperoleh berbagai kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar
pemecahan masalah. Bidang-bidang studi yang dapat digunakan
sebagai sarana belajar rasional sama dengan belajar pemecahan
masalah. Bedanya, belajar rasional tidak memberi tekanan khusus
19
Nyanyi Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), Cet 1, h. 53
23
penggunanya pada bidang eksakta. Artinya, bidang-bidang non
eksakta pun dapat memberi efek yang sama dengan bidang studi
eksakta dalam belajar rasional.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar
kebiasaan
adalah
proses
pembentukan
kebiasaan-
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri tauladan, dan
pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran.
Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaankebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras secara
kontekstual, serta selaras dengan norma dan tata nilai moral yang
berlaku. Belajar kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam
konteks pendidikan keluarga. Namun demikian, tentu tidak tertutup
kemungkinan penggunaan pelajaran agama sebagai sarana kebiasaan
bagi para siswa.
7. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar pertimbangan arti penting atau
nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah afektif yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu,
misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bentuk
belajar ini biasanya diterapkan dalam bidang studi bahasa, sastra,
kerajinan tangan, kesenian, dan menggambar, juga seni baca AlQur’an.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam
terhadap objek pengetahuan tertentu.
Tujuannya adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi
dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih
24
rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya
dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.20
d. Ciri-ciri Belajar
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
belajar nampak adanya beberapa ciri-ciri belajar yaitu,
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of
behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan lain
sebagainya. Tanpa pengamatan dari tingkah laku hasil belajar orang
tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Karena perubahan
hasil belajar hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati.
2) Perubahan perilaku relative permanent, ini diartikan bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan tetapi dilain
pihak tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial. Artinya hasil belajar tidak selalu sertamerta terlihat
segera setelah selesai belajar. Hasil belajar dapat berproses setelah
kegiatan belajar selesai.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja,terencana,
bukan karena peristiwa yang insendental.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.21
20
21
Ibid., h. 54
Makmuun Khairani, Psikologi Belajar,(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 8
25
e. Tahapan-tahapan dalam Belajar
Sebagai suatu proses perubahan, aktivitas belajar mengandung
tahapan-tahapan yang satu sama lain bertalian secara berurutan dan
fungsional. Menurut Bandura, dalam proses belajar siswa menempuh
empat tahapan, yaitu:
1. Tahapan perhatian (attentional phase). Pada tahap perhatian, siswa
memusatkan perhatian pada objek materi. Pada umumnya siswa
lebih memusatkan perhatian mereka pada stimulus yang menonjol
atau menarik bagi mereka. Tahap ini penting karema jika siswa
tidak dapat memfokuskan perhatian mereka pada materi yang
disajikan, maka mereka akan kesulitan untuk melanjutkan ke tahap
selanjutanya. Karena itu, guru perlu mencari cara untuk menarik
perhatian siswa, misalnya dengan menggunakan intonasi suara
yang dinamis dan tidak monoton, mengekspresikan mimik
tertentu, atau bila mungkin membawa media pembelajaran yang
bisa menarik perhatian siswa.22
2. Tahapan penyimpanan dalam ingatan (retention phase). Pada
tahap penyimpanan dalam ingatan, informasi materi yang
disajikan ditangkap, diproses, dan kemudian disimpan dalam
memori. Mengingat struktur memori manusia memiliki tiga
lapisan masing-masing memiliki lama penyimpanan dan kapasitas
yang berbeda-beda, maka proses ini membutuhkan strategi khusus
dari siswa-siswa. Di samping itu, setiap siswa juga memiliki
kemampuan dan strategi penyimpanan informasi yang berbedabeda, tergantung pada modelitas belajar masing-masing. Guru juga
dapat membantu siswa dalam tahapan ini, misalnya ddengan
memberikan visualisasi atau pengulangan terhadap informasi yang
dianggap penting.23
22
23
Nyanyu Khodijah, op. cit., h. 56
Ibid., h 57
26
3. Tahapan reproduksi (reproduction phase). Pada tahap reproduksi,
semua informasi dalam bentuk kode-kode simbolis yang tersimpan
dalam memori diproduksi atau muncul kembali. Sulit atau
mudahnya pemunculan kembali memori ini bukan hanya
bergantung pada strategi penyimpanan yang digunakan pada tahap
penyimpanan, akan tetapi juga bergantung pada stimulus yang
digunakan untuk memunculkan informasi tersebut. Untuk itu,
dalam
hal
ini
guru
perlu
menggunakan
“isyarat”
yang
memungkinkan siswa mampu memunculkan informasi materi
yang telah disimpan dalam memorinya.24
4. Tahapan motivasi (motivation phase). Pada tahap motivasi, semua
informasi yang telah tersimpan dalam memori diberi penguatan.
Untuk itu, guru dianjurkan memberikan pujian, hadiah atau nilai
tertentu pda siswa yang berprestasi, sebaliknya bagi siswa yang
kurang berprestasi perlu diberi kesadaran tentang pentingnya
penguasaan materi, dan jika memang diperlukan guru dapat
memberikan hukuman yang bersifat edukatif dengan memberikan
tugas tambahan yang mendorong mereka untuk mempelajari
kembali.25
f.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar mengajar
Secara fundamental Dollar dan Miller menegaskan bahwa kefektivan
perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: Adanya motivasi,
siswa harus menghendaki sesuatu; Adanya perhatian dan mengetahui
sasaran, siswa harus memperhatikan sesuatu; adanya usaha, siswa harus
melakukan sesuatu; adanya evaluasi dan pemantapan hasil siswa harus
memperoleh sesuatu.26
24
Ibid., h. 58
Ibid., h. 59
26
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi kependidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009. Hal 164
25
27
g.
Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan
dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
lingkungan belajar ini sensiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai
komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponenkomponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi
yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam
hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana
prasarana belajar mengajar yang tersedia.27
Secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal
ini
ditandai
dengan
kemampuan
berpikir.
Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat
dipisahkan.
kemampuan
Dengan
berpikir
kata
lain,
tanpa
tidak
bahan
dapat
mengembangkan
pengetahuan,
sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah
yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam
kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih
menonjol.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan
suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani
maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilanketerampilan
yang
dapat
dilihat,
diamati,
sehingga
akan
menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota
tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini
masalah-masalah
27
“teknik”
dan
“pengulangan”.
Sedangkan
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo,
2007), h. 25
28
keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan
masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung
pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan
penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi
semata-mata bukan soal “pengulangan”, tetapi mencari jawab yang
cepat dan tepat. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan
banyak melatih kemampuan.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak
didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan
berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri
sebagai contoh atau model. Pembentukkan sikap mental da perilaku
anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai,
transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar”,
tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai
itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak
didik/siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk
mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/ nilai-nilai.
Pencapain tujuan belajar berarti akan menghasilkan, hasil belajar.28
4.
Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Menurut Gagne,
belajar adalah suatu proses yang kompleks dan hasil belajar berupa
28
Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Hal 26-28
29
kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi yang berasal dari
lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.29
Prestasi belajar dapat dicapai melalui proses belajar. Namun belajar
tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang
memberikan pengajaran di dalam kelas, dan juga bukan hanya siswa yang
membaca buku pelajaran saja. Akan tetapi lebih luas dari kedua aktifitas di
atas. Pengertian prestasi belajar menurut beberapa ahli:
1) Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi belajar sebagai
berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.
Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,
penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk
menyelidiki, mengartikan situasi).
2) Winkel dalam Sunarto yang menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot
yang dicapainya.
3) Sukmadinata, prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan
realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah,
hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan
siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk
mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau
achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang
mengajar mata kuliah yang bersangkutan.
Istilah Sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Kata tersebut
berasal dari dua bahasa yang berbeda. Kata socius yang berarti kawan
berasal dari Bahasa Latin. Adapun logos yang berarti ilmu berasal dari
29
Ibid., h. 4
30
Bahasa Yunani. Jadi, Sosiologi bisa didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari masyarakat. Menurut pendapat beberapa orang, Sosiologi
hanya memusatkan perhatiannya pada kelompok-kelompok sosial dan
perilaku masyarakat. Sementara, sebagian orang berpendapat bahwa
Sosiologi
juga
memperhatikan
perilaku-perilaku
individu
yang
dipengaruhi oleh kelompok sosial atau masyarakat. Sosiologi termasuk
ilmu pengetahuan karena memenuhi beberapa unsur pengetahuan. Di
antaranya, memenuhi unsur pengetahuan (knowledge), unsur sistematis,
yaitu urutan-urutan yang bisa menggambarkan apa yang ada dalam
pengetahuan.
Tes prestasi hasil belajar (kognitif) adalah tes tertulis yang digunakan
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.30
Tujuan dari tes prestasi belajar yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap konsep tertentu setelah dilakukan pembelajaran. Jadi, hasil
tes prestasi hasil belajar sosiologi adalah keseluruhan hasil atau taraf
kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran atau
mengerjakan soal pelajaran sosiologi dalam waktu tertentu dan kemudian
akan diukur dan dinilai dalam angka atau pernyataan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan yang peneliti lakukan, juga telah
dilakukan oleh :
Penelitian Siti Amaliah Hidayah, dengan judul Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Sistem Moving Class Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas X. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan pembelajaran sistem moving class terhadap motivasi belajar
siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di SMA Santu Petrus
Pontianak tahun 2012. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pembelajaran sistem moving class berpengaruh terhadap motivasi belajar
30
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
(Bandung: ALFABETA, 2004). h. 77
31
siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di SMA Santu Petrus
Pontianak.31
Penelitian Asriyadin, dengan judul Efektivitas Moving Class dalam
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika SMA Piri 1 Yogyakarta.
Bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar fisika dengan
menerapkan sistem moving class pada proses pembelajaran fisika pada
materi pokok suhu dan kalor. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
sebesar 5,11 lebih besar dari Ftabel senilai 4,06 dengan taraf signifikan 5%.
Pembelajaran dengan menerapkan sistem moving class juga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari angket motivasi
belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan sistem moving class sebesar
68,48 % dan 8,09%. Jadi kenaikan rata-rata motivasi belajar siswa sebesar
15,61%.32
Penelitian Ria Aprillia Nugraheni. 2011. Pengaruh Sistem Moving
Class dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat
Menerapkan Prinsip Kerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan (Studi
Kasus Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di
SMK Negeri 9 Semarang). Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk
mengetahui adakah pengaruh sistem moving class terhadap prestasi
belajar, (2) untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar, (3) untuk mengetahui adakah pengaruh sistem moving
class dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Simpulan penelitian
ini adalah moving class dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar baik secara simultan maupun parsial.33
31
Siti Amaliah Hidayah. “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Sistem Moving Class
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X” Skripsi Universitas TanjungPura Pontianak
32
Asriyadin. “Efektivitas Moving Class dalam Peningkatan Motivasi dan Prestasi
Belajar Fisika SMA 1 Piri Yogyakarta” Skripsi UIN Kalijaga
33
Ria Aprilia Nugraheni.”Pengaruh Sistem Moving Class dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Mata Diklat Menerapkam Prinsip Kerjasama Dengan Kolega dan Pelanggan
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 9
Semarang)” Skripsi Universitas Negeri Semarang
32
C. Kerangka Berpikir
Menurut Hadi, moving class merupakan sistem belajar mengajar yang
bercirikan siswa yang mendatangi guru dikelas. Konsep moving clas mengacu
pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan
yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Dengan moving class,
siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang
studi yang dipelajarinya.34
Moving class merupakan suatu model pembelajaran yang diciptakan
untuk belajar aktif dan kreatif. Dengan sistem belajar mengajar bercirikan
peserta didik mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Dalam sistem
ini guru mempunyai kelas pribadi, untuk mengikuti setiap pelajaran
peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas lain yang sudah
ditentukan. Sehingga terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi.
Misalnya, kelas Biologi, kelas Fisika, kelas Matematika dan kelas Bahasa.
Lewat sistem ini, para peserta didik dapat menciptakan suasana yang
kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada. Kegiatan pembelajaran
sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran yang
diikutinya.35
Prestasi belajar dapat dicapai melalui proses belajar. Namun belajar
tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang
memberikan pengajaran di dalam kelas, dan juga bukan hanya siswa yang
membaca buku pelajaran saja. Sosiologi bisa didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari masyarakat. Jadi, hasil tes prestasi hasil belajar
sosiologi adalah keseluruhan hasil atau taraf kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran atau mengerjakan soal pelajaran
sosiologi dalam waktu tertentu dan kemudian akan diukur dan dinilai
dalam angka atau pernyataan.
34
Anim Hadi, Mengapa harus menggunakan moving class, diakses dari
https://animhadi.wordpress.com/2008/11/16/mengapa-harus-menggunakan-sistem-moving-class/
pada tanggal 18 Maret 2014 pukul. 20:30
35
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2009), h. 183
33
Persepsi siswa
tentang moving class
Hasil tes prestasi
belajar sosiologi pada
siswa kelas xi ips
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Arikunto didefinisikan sebagai alternatif dugaan
jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam
penelitiannya.36 Maka penulis mengajukan hipotesis penelitian bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
moving class dan hasil tes prestasi hasil belajar sosiologi pada siswa kelas
xi ips di MAN 4 Jakarta. Dengan kata lain menerima hipotesis alternatif
(Ha).
36
Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h. 162
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta
khususnya pada siswa-siswi kelas XI IPS. Pemilihan tempat tersebut di
dasarkan pada kebutuhan penelitian.
2.
Waktu penelitian
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan
No
Bulan dan Tahun
Kegiatan
1
Desember 2013
Pengajuan judul
2
Januari - Februari 2014
Proposal
3
Maret - Mei 2014
Bimbingan
skripsi
dan
Penelitian
4
Juni - juli 2014
Mengolah data
5
November 2014
Uji referensi
6
Januari 2015
Sidang Munaqasah
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan
instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.37
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), Cet. 8, h. 8
34
35
Dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional. Metode penelitian korelasional memberikan informasi
secara kuantitatif tentang seberapa besar derajat hubungan antara dua
variabel atau lebih pasangan variabel.38 Teknik ini digunakan untuk
mengukur kuat lemahnya hubungan persepsi siswa tentang moving
class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi kelas xi.
Adapun alasan penulis menggunakan penelitian korelasional karena
sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara
dua variabel, yaitu antara persepsi tentang moving class dan hasil tes
prestasi belajar sosiologi kelas XI.
C. Desian Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel dapat diartikan
sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih.39
Ditinjau dari fungsinya dalam penelitian yaitu terdapat variabel bebas
(independent variable) dan variabel tak bebas atau terikat (dependent
variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas atau variabel X (independent variable) adalah
persepsi tentang kelas bergerak (moving class).
b. Variabel terikat atau variabel Y (dependent variable) adalah
hasil tes prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI ips.
D. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Sugiyono mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
38
Suprapto, Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu Pengetahuan Sosial,
(Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 18
39
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h. 144
36
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.40
Adapun menurut Arifin populasi adalah keseluruhan objek yang
diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, maupun hal-hal yang
terjadi.41 Yang menjadi populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI
IPS MAN 4 Jakarta yang berjumlah 50 siswa.
2.
Sampel
Menurut Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.42 Hal yang sama diungkapkan oleh Sugiyono bahwa,
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.
43
Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan
sampel random atau sampel acak karena di dalam teknik pengambilan
sampelnya, peneliti “mencapur” subjek-subjek di dalam populasi
sehingga semua subjek dianggap sama.44 Dari teknik ini kemudian yang
memenuhi kriteria untuk menjadi sampel atau responden pada
penelitian ini, di antaranya :
1) Siswa/siswi baik laki-laki atau perempuan yang masih belajar di
MAN 4 Jakarta
2) Siswa/siswi kelas XI IPS.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dan instrumen penelitian yaitu:
a) Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara
logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan variabel-
40
Sugiyono, Op. cit, h. 80
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 215
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 174
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), Cet. VII. H. 81
44
Ibid., h. 177.
41
37
variabel yang diteliti.45 Penulis membuat suatu daftar yang
berisikan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pengaruh
moving class terhadap hasil belajar. Untuk memperoleh data
tersebut maka penulis menyebar angket ini yang berisi 10
pernyataan yang berkaitan dengan moving class.
b) Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini
mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh
guru dan dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa
memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan
untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Tes hasil
belajar dilakukan untuk mengkur hasil belajar yakni sejauh mana
perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran
yang telah dicapai oleh para siswa. Dalam mengukur hasil belajar
siswa di dorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya.
Dari penampilan yang ditunjukkan dalam jawaban atas THB dapat
diketahui penguasaaan siswa terhadap materi yang diajarkan dan
dipelajari.46
c) Skala likert. Penelitian ini menggunakan Skala likert dalam
melakukan pengukuran suatu variabel. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena atau gejala social yang terjadi,
hal ini secara spesifik telah ditetapkan oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut variabel penelitian.47 Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item - item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.
45
Ibid., h. 77
http://kumpulan-makalah-7.blogspot.com/2014/04/bentuk-bentuk-instrumenpenilaian.html. diakses pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 19.00
47
Ibid. h. 82
46
38
Tabel 3.2
Tingkatan dan Skor Skala Likert
F.
No
Rentang
Positif
Negatif
1
Sangat Setuju
5
1
2
Setuju
4
2
3
Ragu-ragu
3
3
4
Tidak Setuju
2
4
5
Sangat Tidak Setuju
1
5
Definisi Konseptual dan Operasional
1.
Variabel Persepsi siswa tentang moving class (Variabel X)
a.
Definisi Konseptual
Persepsi merupakan suatu proses psikologis yaitu bagaimana
individu menerima stimulus yang terdapat di inderanya, dan
kemudian bagaimana seseorang membedakan, mengorganisasikan,
dan menginterpretasikan suatu obyek sehingga individu dapat
menyadari tentang apa yang didapat oleh inderanya. Moving class
merupakan suatu model pembelajaran yang diciptakan untuk belajar
aktif dan kreatif. Dengan sistem belajar mengajar bercirikan peserta
didik mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Dalam sistem ini
guru mempunyai kelas pribadi, untuk mengikuti setiap pelajaran
peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas lain yang
sudah ditentukan.
b.
Definisi Operasional
Persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah
pesan oleh benda yang semata-mata menggunakan pengamatan
pengindraan. Penerapan moving class adalah keefektifan kelas
bergerak
terhadap hasil belajar peserta didik dalam memahami
setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Unsur-unsur dalam
penerapan moving class yaitu peserta didik tidak merasa jenuh dalam
39
kelas, disiplin dalam penggunaan waktu, mampu berperan aktif dan
selalu siap menerima setiap pelajaran.
c.
Kisi-kisi Persepsi Siswa tentang Moving Class
Tabel 3.3
Kisi-kisi Persepsi Siswa tentang Moving Class
No
Variabel
1
moving class
2.
Indikator
Item
-
Disiplin, datang tepat waktu dalam kelas
-
Berkurangnya kejenuhan dalam kelas
-
Karakteristik ruang kelas
-
Efekktifitas kegiatan belajar mengajar
-
Pengelolaan ruang kelas
1, 4, 8
2, 3
5
6, 7, 9
10
Variabel Hasil Tes Prestasi Belajar Sosioogi (Variabel Y)
a.
Definisi Konseptual
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Sosiologi
bisa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat.
b.
Definisi Operasional
Tes prestasi hasil belajar (kognitif) adalah tes tertulis yang
digunakan
untuk
mengukur
pencapaian
seseorang
setelah
mempelajari sesuatu. Ilmu sosiologi memperhatikan perilakuperilaku individu yang dipengaruhi oleh kelompok sosial atau
masyarakat.
40
c. Kisi-kisi Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi
Tabel 3.4
Kisi-kisi Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi
No
1
Variabel
Hasil
Indikator
tes
-
prestasi
Langkah
awal
Item
dalam
metodologi
1, 4, 5,
penelitian
11
belajar
-
Sistematis penulisan laporan
2
sosiologi
-
Bagian-bagian dalam BAB pendahuluan
3
-
Bentuk
penelitian
kuantitatif
dan
6,8
kualitatif
-
Jenis metode penelitian
7, 9,
12,14,
15
-
Pengertian dalam metode penelitian
10, 13
G. Uji Coba Instrumen
1.
Uji Validitas
Menurut Syaodih, validitas instrumen menunjukkan hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.48 Jadi dengan
kata lain pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh
mana datayang terdapat dalam angket dapat mengukur tingkat
kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pernyataan kuesioner mampu mengungkapkan sesutua yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Perhitungan validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut49 :
(
√(
48
(
) )
)(
(
)
(
) )
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. II, h. 228
49
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. X, h. 72
41
Keterangan :
r xy
: Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N
: Number of Cases (Jumlah data)
XY
: Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
X
: Jumlah seluruh skor X
Y
: Jumlah seluruh skor Y
2. Uji Reliabilitas
Menurut Syaodih, realibilitas berkenaan dengan tingkat keajegan
atau ketetapan hasil pengukuran.50 Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas
instrumen dengan tes pernyataaan, rumus yang digunakan adalah rumus
Alpha (alpha cronbach) sebagai berikut51:
α=
k  S2 j 
1  2 
k  1 
S x 
Keterangan :
α = Koefisien reliabilitas alpha
k = Jumlah item
Sj = Varians responden untuk item I
Sx = Jumlah varians skor total
Hasil penelitian dengan menggunakan rumus tersebut digolongkan
dalam pedoman interprestasi koefisien korelasi menurut Sugiyono
sebagai berikut:
50
51
Nana Syaodih Sukamdinata, op. cit., h. 229
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 109
42
Tabel 3.5
Interpretasi Nilai Reliabilitas
Interval Koefisien
0,00 – 0,199
Tingkat Hubungan
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat
Kriterianya adalah jika harga Alpha sama dengan atau lebih besar
0,60 berarti reliabel, sebaliknya jika harga Alpha lebih kecil dari 0,60
berarti tidak reliabel.
H. Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing
Editing yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan
oleh responden. Tujuannya untuk merapikan data agar bersih dan
rapi sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut.
2. Skoring
Skoring yaitu pemberian skor terhadap butir pertanyaan yang
terdapat dalam angket. Untuk
menentukan skoring, semua
pernyataan angket akan ditabulasi dengan skor nilai setiap itemnya,
dengan cara jawaban dengan huruf akan diubah menjadi angka, yaitu
sebagai berikut:
43
Tabel 3.6
Skor Alternatif Jawaban Responden
No
Alternatif jawaban
Pemberian Skor
Positif
Negatif
1.
Sangat Setuju (ST)
5
1
2.
Setuju (S)
4
2
3.
Ragu-ragu (RG)
3
3
4.
Tidak Setuju
2
4
5.
Sangat Tidak Setuju
1
5
3. Tabulating
Tabulating merupakan pengolahan data dengan memindahkan
jawaban yang terdapat dalam angket kedalam tabulasi.
I. Teknik Analisis Data
Teknik
yang
digunakan
dalam
analisis
data
adalah
dengan
menggunakan uji kualitas data dan analisis pengujian hipotesis sebagai
berikut:
3.
Uji Kualitas Data
1) Uji Validitas
Menurut Syaodih, validitas instrumen menunjukkan hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.52 Jadi dengan
kata lain pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh
mana datayang terdapat dalam angket dapat mengukur tingkat
kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pernyataan kuesioner mampu mengungkapkan sesutua yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Perhitungan validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut53 :
52
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. II, h. 228
53
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. X, h. 72
44
(
√(
(
) )
)(
(
)
(
) )
Keterangan :
r xy
: Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N
: Number of Cases (Jumlah data)
XY
: Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
X
: Jumlah seluruh skor X
Y
: Jumlah seluruh skor Y
2) Uji Reliabilitas
Menurut Syaodih, realibilitas berkenaan dengan tingkat keajegan
atau ketetapan hasil pengukuran.54 Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas
instrumen dengan tes pernyataaan, rumus yang digunakan adalah rumus
Alpha (alpha cronbach) sebagai berikut55:
α=
k  S2 j 
1  2 
k  1 
S x 
Keterangan :
α = Koefisien reliabilitas alpha
k = Jumlah item
Sj = Varians responden untuk item I
Sx = Jumlah varians skor total
54
55
Nana Syaodih Sukamdinata, op. cit., h. 229
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 109
45
Hasil penelitian dengan menggunakan rumus tersebut digolongkan
dalam pedoman interprestasi koefisien korelasi menurut Sugiyono
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai Reliabilitas
Interval Koefisien
0,00 – 0,199
Tingkat Hubungan
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat
Kriterianya adalah jika harga Alpha sama dengan atau lebih besar
0,60 berarti reliabel, sebaliknya jika harga Alpha lebih kecil dari 0,60
berarti tidak reliabel.
4.
Analisis Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian selanjutnya diolah dengan
menggunakan analisis korelasi. Analisis digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara moving class (variabel x) terhadap evaluasi
hasil belajar siswa (variabel y), maka peneliti menggunakan rumus dari
Pearson sebagai teknik analisanya. Adapun rumus Product Moment
sebagai berikut:
(
√(
(
) )
)(
(
)
(
) )
Keterangan
:
r xy
: Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N
: Number of Cases (Jumlah data)
XY
: Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
46
X
: Jumlah seluruh skor X
Y
: Jumlah seluruh skor Y.56
Selanjutnya dalam memberikan interprestasi secara sederhana
terhadap angka indeks korelasi “r” product moment (rxy) pada umumnya
dipergunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.8
Tabel Interpretasi Perhitungan Korelasi
Besarnya “r” Product Moment
Interpretasi
(rxy)
0,00 sampai dengan 0,20
Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi itu sangat
lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi antara variabel X dan
variabel Y).
0,20 sampai dengan 0,40
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat
korelasi
yang
lemah
atau
rendah.
0,40 sampai dengan 0,70
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
0,70 sampai dengan 0,90
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 sampai dengan 1,00
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi.
56
Suharsimi Arikunto, Op. cit, h. 275
47
Setelah
mengetahui
koefisien
korelasi
tahap
berikutnya
memberikan interprestasi terhadap hasil analisis data tersebut dengan
cara sebagai berikut:
1) Memberikan interprestasi secara kasar atau sederhana dengan
jalan berkonsultasi pada nilai “r” product moment. Hal ini
dilakukan guna menguji kebenaran dari hipotesis yang telah
dirumuskan dengan jalan membandingkan besarnya “r” product
moment rhitung dengan “r” yang tercantum pada rtabel, pada taraf
signifikansi 5% namun terlebih dahulu mencari derajat bebasnya
(db) atau degree of freedom (df) dengan rumus sebagai berikut:
df = N – 2
Keterangan :
df
: degree of freedom
N
: Jumlah subjek penelitian (sampel)
2
: Angka konstan
Apabila rhitung lebih besar daripada rtabel, maka penelitian ini akan
memperoleh korelasi, yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak,
akan tetapi sebaliknya, jika dalam penelitian ini rhitung lebih kecil
daripada rtabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima sehingga tidak
terdapat korelasi antar variabel.
2) Menentukan keberartian dari koefisien korelasi (uji t)
Uji koefisien korelasi digunakan untuk menentukan apakah ada
pengaruh yang signifikan antara variabel x dan variabel y
dengan rumus sebagai berikut:
√
√
Keterangan :
thitung
: nilai thitung
r
: koefisien korelasi hasil thitung
n
: jumlah responden
48
Ho
: Tidak ada hubungan secara signifikan antara persepsi
siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar
sosiologi kelas xi di MAN 4 Jakarta.
Ha
: Ada hubungan secara signifikan antara persepsi siswa
tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar
sosiologi kelas xi di MAN 4 Jakarta..
Kemudian nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga ttabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria pengujian
jika signifikansi ≥ 0,05 maka Ha diterima sebaliknya jika
signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak.
3) Mencari kontribusi variabel x dengan y
Mencari kontribusi variabel x dengan y untuk mengetahui
seberapa persentase moving class dan hasil tes prestasi belajar
siosiologi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
J. Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan secara signifikan antara
persepsi siswa tentang moving class dan tes hasil belajar sosiologi kelas xi
di MAN 4 Jakarta, adalah:
c. Ho =
d. Ha =
=0
>0
Keterangan:
= Hubungan antara variabel X dengan variabel Y
= Moving Class
= Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta
1. Sejarah Singkat Sekolah/Madrasah
Bermula dari Program Kontrak Prestasi periode tahun 2006/2007,
madrasah ini berbenah diri hingga berhasil meraih berbagai prestasi. Dengan
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, madrasah ini
kemudian terus berkembang hingga ditetapkan menjadi Rintisan Madrasah
Bertaraf Internasional pada 2010 lalu. Berbekal image yang semakin
cemerlang, madrasah ini kini tidak lagi menjadi pilihan alternatif setelah
sekolah unggulan lain di Jakarta.
Sebagian besar madrasah, dari dulu hingga sekarang masih dipandang
sebelah mata oleh masyarakat. Minim prestasi, minim dana, konvensional dan
berbagai merek negatif lain mengokohkan pandangan sebagian orang bahwa
madrasah adalah sekolah kelas dua. Banyak siswa memilih sekolah favorit
sebagai pilihan pertama, setelah mereka gagal diterima di sana baru kemudian
masuk ke madrasah. Kenyataan yang berbeda terjadi pada madrasah yang satu
ini, Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta namanya. Madrasah ini bahkan
kini telah menyandang gelar Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional
(RMBI). Prestasi berupa RMBI pada MAN 4 Jakarta ini semakin
mengenyampingkan label miring / negative terhadap MAN 4 Jakarta itu
sendiri maupun citra madrasah pada umumnya.
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta atau lebih dikenal dengan sebutan
MAN 4 Pondok Pinang didirikan pada tanggal 29 April 1992 sebagai hasil
alih fungsi PGAN 28. Hingga kini, madrasah ini telah berusia lebih dari 19
tahun, sebuah usia yang tidak terbilang muda. Pada tahun 1998, MAN 4
Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta, lalu pada tahun
2008 menjadi Madrasah Standar Nasional kemudian pada tahun 2010 menjadi
Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional. Kini, MAN 4 Pondok Pinang telah
49
50
tersertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan renual dari sertifikasi
sebelumnya yaitu ISO 9001:2000. Sertifikasi ISO dari Sucofindo ini,
merupakan upaya pihak madrasah untuk terus meningkatkan mutu madrasah
sebagai bentuk jaminan mutu (quality assurance) terhadap stakeholdersnya.
a.
Alamat Sekolah
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Telpon
Faxmile
Website
Status Tanah
Luas Tanah
Luas Bangunan
: Ciputat Raya RT.005 RW.08
Pondok Pinang – Kebayoran Lama
Kota Jakarta Selatan 12310
: 021-7690283
: 021- 7697795
: [email protected]
: Milik Kementrian Agama RI
: 21.980
: 7.317
2. Visi, Misi, Kurikulum, Tujuan, dan Alokasi Jam Belajar
Madrasah yang memiliki visi “pengembang pendidikan Islami, unggul
dalam prestasi”. Indikator yaitu Bertaqwa, Berakhlak mulia, Berprestasi,
Kreatif, Inovatif dan Kerjasama. Dengan memiliki misi sebagai berikut :
1. Menjadikan agama Islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan
madrasah.
2. Mengembangkan proses belajar mengajar dengan bernuansa Islam.
3. Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra dan model
kerja madrasah.
4. Menjalin kerja sama dengan masyarakat, lingkungan dan berbagai
instansi yang concern terhadap madrasah.
5. Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat.
6. Menempatkan tugas guru mengajar sesuai dengan latar belakang
disiplin ilmunya dan meningkatkan profesionalisme melalui berbagai
pembinaan dan pelatihan.
7. Menambah dan mengembangkan sarana pendukung pembelajaran.
8. Memotivasi semangat siswa, guru dan seluruh komponen madrasah
lainnya untuk belajar dan kerja keras.
51
9. Mengembangkan madrasah sebagai wahana pengembangan potensi
siswa.
10. Mengembangkan madrasah menuju peningkatan kualitas pelaksanaan
Sistem Managemen Mutu (SMM) berdasarkan ISO 9001-2008.
Implementasi kurikulum di madrasah ini menggunakan Sistem Kredit
Semester (SKS) dengan strategi moving class.Penerapan SKS bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan studi
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan kecepatan belajar siswanya.
Selain mata pelajaran sesuai kurikulum Kemenag dan Kemendiknas,
program aplikasi akuntansi melalui MYOB diberikan kepada siswa program
IPS dan Bahasa untuk membekali mereka dengan kemampuan dan
keterampilan komputer akuntansi.Sedangkan siswa pada program IPA
diberikan program aplikasi computer Visual Basic, sebagai keterampilan
tambahan bagi mereka.
Tujuan sekolah tersebut selanjutnya dijabarkan kedalam Sasaran program
Kerja Tahunan. Hal lain yang juga berperan penting dalam meraih prestasi
adalah penetapan komitmen pembelajaran antara guru dan peserta didik.
Dalam komitmen tersebut dimuat sikap/perilaku guru, peserta didik dan
teman yang baik. Di samping itu juga dimuat sikap/perilaku guru, peserta
didik, dan teman yang tidak baik. Contoh sikap/perilaku guru yang baik
misalnya jujur, bijaksana, komunikatif, kreatif dan inovatif. Sebaliknya,
pemarah, kurang menguasai materi, pilih kasih adalah contoh sikap/perilaku
guru yang tidak baik. Profil peserta didik yang baik misalnya disiplin, sopan
santun, rapi, taat beribadah, tidak mencontek, dan sebagainya. Melanggar tata
tertib, bolos, mencontek, malas, melawan guru adalah contoh perilaku/sikap
peserta didik yang tidak baik. Demikian juga halnya dengan pertemanan
sesama peserta didik diberikan kriteria:jujur, amanah, setia kawan, empati
sebagai contoh perilaku/sikap teman yang baik, sebaliknya sombong, egois,
judes, tidak menghargai teman, mudah tersinggung adalah contoh
sikap/perilaku teman yang tidak baik.
52
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam peningkatan mutu
pendidikan. MAN 4 Jakarta dalam proses peningkatan mutu pendidikan
tersebut didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki
kualifikasi akademik S1 dan S2 baik dalam maupun luar negeri.
Tabel 4.1
Daftar Nama Guru PNS MAN 4 Jakarta
N0 NAMA
L
P
1
JML S,2
1
S,1 SMA
SMP
1
DRA.HJ.ISNADIAR DEKOK,MM
1
2
DRA.HJ.SUFHELY
3
DRA.HJ.WUSAH SURALAGA
4
DRA.UUM MARHUMAH
0
PENSIUN
Sep-12
5
DRA.IYAH HILYATI
0
PENSIUN
#########
6
DRA.HJ.SRI ASWATI
0
PENSIUN
7
DRS.FAHRUL HILAL,M.Pd
8
DRA.HJ.ALIFAH
9
DRS.HM.NASIR H.DJAMANI
10
HJ.KHOLIYAH THOHIR,S.Ag,MA
11
DRS.H.ZAINUL ANWAR,M.Pd
12
DRA.HJ.TUTI ARWATI
1
1
1
13
DRA.IDA CANDRAENI
1
1
1
14
DRA.HJ.ROSMANIAR
1
1
1
15
HJ.ROSLAINI,S.Pd
0
0
0
16
DRS.MUSAHIR,M.Pd
PENSIUN
0
AGUST 12
PENSIUN
10-11-2013
1
1
1
1
1
1
0
1
1
PENSIUN
1
1
1
1
0
pensiun sept
13
MUTASI KE
MAN 10
53
17
DRA,HERLIN SUSWATI,M.Pd
18
DRS.H.SOFYAN
1
1
1
19
DRS.SOLAHUDDIN
1
1
1
20
1
DRA.ERMA
MUNAWWAROH,M.Pd
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
DRA.YUSNELLY
22
DRS.SAIPUL IMAN
23
DRA.HJ.TITI SUMANTI
24
DRS.A.KODIR
25
YUNARNI SIREGAR,M.Pd
26
DAMILUS CHANIAGO
27
DRA.ERIDAWATI
1
1
1
28
DRA.YULISNAINI
1
1
1
29
DRA.NINANINGSIH
1
1
1
30
DRS.M.BELYA
1
1
1
31
ABD.GHOZI,S.Ag
1
1
1
32
MUTINGATUN FATIMAH,M.Pd
33
SUHARTO,M.Pd
34
AISAH,S.Pd
1
1
1
35
DRA.ELIDA SYARIFAH
1
1
1
36
DRS.MISBAHUDDIN
1
1
37
DEWI PUTRI IRMAWATI,S.Pd
1
1
1
38
DRA.WIHARTI LESNANI
1
1
1
39
TEGUH MARTONO,BA
40
HJ.NINING YUNINGSIH,S.Pd
41
LUTFI EFFENDI,S.Ag
42
ROSMAWATI,S.Ag
43
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
PENSIUN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
DRA.KHODIJAH
1
1
1
44
SRIMAYATI S.Pd,M.P.Kim
1
1
1
45
H.NAWAWI,MA
1
1
1
1
54
46
SRI YUNANDARI,S.Pd
1
1
1
47
DRA.NIA KURNIASIH
1
1
1
48
DRS.H.ELANG CHARTA,AS
1
1
1
49
EMRONI,S.Sos,M.Pd
1
1
50
AGUS MUDHOFAR,S.Pd
1
1
JUMLAH
16
25
1
1
41
12
28
1
41
Daftar Nama Guru PNS MAN 4 Jakarta
N0
NAMA
51
ENDAH UMAYANAH,S.Ag
52
ISMAIL NUR,Lc,MA
53
DRA.SRI MULYATI
54
KHAIRUNNISA,S.Ag
55
KHAIRUNNAS,S.Pd
56
DRA.ANDRIANI
57
L
P
1
JML S,2
S,1
SMA JUMLAH
1
1
0
PINDAH
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
HJ.MA'LUFAH,Lc
1
1
1
58
RITA WIDIARTI,SE
1
1
1
59
LISNUR AZIZAH,S.Pd
1
1
1
60
INDRAYANTI,
1
1
61
ENENG HERNAWATI,S.Pd
1
1
1
62
SUPARMO,S.Ag
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
NOVIANTI
63
MULYANA,S.Pd
HALIMATUS
64
SA'DIYAH,S.Pd.I
MUKHLIS
65
AMANUDDIN,S.Ag
1
66
RA'YAL AIN,S.Psi
1
1
1
67
RALIYANTI,S.Sos
1
1
1
55
68
FITRI SULASTRI,S.Pd
1
1
1
69
EVA ZAHROWATI,S.Pd
1
1
1
70
IIK ZAKKI MUBAROK
1
1
71
ELLIS ERMAWATI,S.Kom
1
1
72
ABDULLAH,S.Pd
1
1
1
73
AHMAD FITROH,S.HI
1
1
1
74
HILMAWATI,S.Hum
1
1
75
ABD.GHAFUR,S.Pd
1
1
76
WIDA FERY ASTINI,S.Kom
1
1
77
HASANUDDIN,S.Pd
1
1
78
SAHMIATI SIREGAR,S.Pd
1
1
1
79
FITRIA SILVI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
INDRIA
80
SUKMAWATI,S.Pd,MM
1
1
1
81
NENENG AMALIA,MA
1
1
1
82
ZUHROTUN NISA,S.Ag,MA
1
1
1
JUMLAH
8
23
31
4
27
TOTAL
24
48
72
16
55
31
1
72
Tabel 4.2
Daftar Jumlah Nama Guru Honor MAN 4 Jakarta
NO.
NAMA
S-2
S-1
SMA
JUMLAH
1
DRS.H.JEJEN ZAINUDDIN
1
1
2
H.HAFIDZ ABDILLAH,S.AG
1
1
3
TOMY SYAFRIZAL,S.Si
1
1
4
AAM AMINAH,S.Ag
1
1
5
FAFTHAN MUBIN,AMD
1
1
6
FEMY MARLIA LESTARI.S.Pd
1
1
7
RINI IZMI KHAIRANI,S.Psi
1
1
8
EBRIN
1
1
56
9
SARAH LATIFAH
1
1
JUMLAH
9
9
N0
NAMA
S,2
S,1
SMA
JML
1
DRA.HJ.KAPTI KHUSNANI
1
1
2
DRS,AGUS SALIM,MM
3
DRS.JEJEN ZAINUDDIN
1
1
4
CAHYONO,S.Pd
1
1
5
EDY HARAPAN,SE
1
1
1
1
0
1
JUMLAH
4
5
Tabel 4.3
Daftar Nama Karyawan Negeri MAN 4 Jakarta
NO.
NAMA
S-2
S-1
SMA SMP
JUMLAH
1
SAEFUDDIN,SE
1
1
2
MANSUR,S.Ag
1
1
3
SUHANDA,S.Pd.i
1
1
4
ROSMA BARASA
5
M.ALI HANAFI
1
1
6
IWAN ISKANDAR,S.Pd
1
1
7
UMI MASITOH,SE
1
1
8
HJ.NURHAYATI
9
YULIAN S,Sos
1
1
10
KOSIM,S.IP
1
1
11
DEDY SUDIRMAN,SE
1
1
12
ROCHMAD
13
MUHAMMAD DODO RIDHO
1
1
14
MUNIBAH,SE
1
1
15
WIDADA,S.Pd
1
1
1
1
1
1
1
1
57
16
ALFI NURIYAH,SE
1
17
ERWAN EFFENDI
1
1
18
ARMIATI
1
1
19
SYARIF HIDAYAT
1
1
20
SUPARNI
JUMLAH
13
1
6
1
1
1
20
Tabel 4.4
Daftar Nama Karyawan Honor MAN 4 Jakarta
NO.
NAMA
S-2
S-1
SMA SMP
1
JUMLAH
1
TUSMAN
2
MUNAJI
1
1
3
MUNAWWAR
1
1
4
RASIYEM
1
1
5
RAMLI NAFIS
1
1
6
M.SOLEH
1
1
7
JOKO TRI UTOMO
1
1
8
AGUS IWAN
1
1
9
H.WARSO
10
AHMAD RIFA'I
11
DODON ROMDHONI
1
1
12
JUJU JUANDA
1
1
13
NANA SURYANA
1
1
14
BAMBANG SUKARYANTO
1
1
15
ULIN NI'MAH
16
SETIYO BUDI RIYANTO
1
1
17
HERI SUPRIYADI
1
1
18
NURHASAN
1
1
19
ARIFIN
20
NAZA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
58
21
M.IZI
1
22
BAYU ENDRANATA,SE
1
1
1
0
0
0
0
JUMLAH
0
2
12
8
22
4. Siswa
Tabel 4.5
Daftar Jumlah Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014
No.
Kelas
Jumlah Siswa (L)
Jumlah Siswi (P)
Total
1.
X Agama
7
19
26
2.
X Bahasa
11
19
30
3.
X IPA 1
12
18
30
4.
X IPA 2
11
18
29
5.
X IPA 3
10
20
30
6.
X IPA 4
13
19
32
7.
X IPA 5
13
19
32
8.
X IPS 1
9
20
29
9.
X IPS 2
10
21
31
96
173
269
Total
Tabel 4.6
Daftar Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014
No.
Kelas
Jumlah Siswa (L)
Jumlah Siswi (P)
Total
1.
XI Agama
21
17
38
2.
XI Bahasa
11
26
37
3.
XI IPA 1
12
18
30
4.
XI IPA 2
10
21
31
59
5.
XI IPA 3
12
22
34
6.
XI IPA 4
12
22
34
7.
XI IPA 5
8
25
33
8.
XI IPS 1
13
22
35
9.
XI IPS 2
15
21
36
114
194
308
Total
Tabel 4.7
Daftar Jumlah Siswa Kelas XII Tahun Ajaran 2013/2014
No.
Kelas
Jumlah Siswa (L)
Jumlah Siswi (P)
Total
1.
XII Bahasa
11
23
34
2.
XII IPA 1
6
27
33
3.
XII IPA 2
10
24
34
4.
XII IPA 3
14
22
36
5.
XII IPA 4
18
16
34
6.
XII IPS 1
11
13
24
7.
XII IPS 2
14
20
34
8.
XII IPS 3
13
22
35
Total
97
167
264
Prestasi Akademik dan Non Akademik peserta didik MAN 4 Jakarta
RMBI Tingkat Provinsi, Jabodetabek dan Nasional.
Tabel 4.8
Prestasi Non Akademik
No
1.
Prestasi Peserta Didik
Tahun
Panitia Jambore Nasional IX Pramuka di Sumatera Selatan 2011
Tk. Nasional
2.
Juara 1 Lomba Pidato Bidang IPS di UHAMKA Tk. Provinsi
3.
Juara 1 Lomba Tari Saman di Anjungan Aceh TMII Tk. 2011
Nasional
2011
60
4.
Pemecahan Rekor MURI Sosialisasi 4 Pilar Bangsa di MPR 2011
Tk. Nasional
5.
Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab di Istiqlal Tk. Jabodetabek
2012
6.
Juara 1 Lomba Basket di Istiqlal Tk. Jabodetabek
2012
7.
Panitia Nasional PERTISAKA BAHARI NASIONAL di 2012
KalTim Tk. Nasional
Akademik
Siswa yang diterima di PTN melalui jalur SNMPTN
1. Tahun 2008/2009 sebesar 96,20% dari siswa pendaftar
2. Tahun 2009/2010 sebesar 97,15% dari siswa pendaftar
3. Tahun 2010/2011 sebesar 97.44% dari siswa pendaftar
4. Lainnya memasuki PTS dalam dan luar negeri serta dunia kerja
5. Sarana dan Prasarana
Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdiri kampus MAN 4 Jakarta RMBI
yang memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun
2007.
a. Hotspot area
b. Ruang belajar yang dilengkapi dengan LCD, AC dan Speaker Kelas
c. Laboratorium IPA (Kimia, Fisika dan Biologi)
d. Laboratorium Bahasa
e. Laboratorium Komputer
f. Ruang Multimedia dan Workshop
g. Perpustakaan
h. Ruang Bimbingan Konseling
i. PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama)
j. Boarding/ Asrama Khusus Putri (daya tampung 80 siswa dan
diutamakan prog. studi Bahasa dan Keagamaan)
k. Kantin dan koperasi
l. Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket)
61
m. Masjid
n. Kebun apotik hidup
o. UKS dengan Dokter jaga
6. Lainnya yang relevan
a. Kurikulum
Sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) MAN 4
Jakarta selain menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum Keagamaan Kementerian Agama juga menerapkan
kurikulum muatan lokal, di antaranya : Program TOEFL sebagai
pengembangan Bahasa Inggris dengan skor 450, Program TOAFL sebagai
pengembangan Bahasa Arab dengan skor 350. Pemrograman Visual Basic
sebagai pengembangan mata pelajaran TIK di program IPA, sistem
akuntansi MYOB Accounting di program IPS, Bahasa dan Keagamaan.
Implementasi kurikulum dan sistem pembelajaran didesain menggunakan
Sistem Kredit Semester (SKS) dengan strategi moving class. Penerapan SKS
bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan
studi sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajarnya.
b. Ekstrakulikuler
Pengembangan diri peserta didik MAN 4 Jakarta RMBI melalui layanan
konseling (Baik layanan kelompok maupun layanan individu), pembiasaan
dan ekskul yang terdiri dari 32 ekskul, serta pembinaan leadership dan
manajerial melalui kegiatan OSIS. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup:
1. Bahasa
: English Club Conversation (ECC),
Kajian Jurnalistik Sekolah (KJS), dan
Nadwah Arabi (NA).
2. IPTEK
3. Seni dan Budaya
:
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Kolaborasi Seni Musik Tradisional
(Kolstra)
dan
Band,
Kaligrafi,
Marawis, Forum Muzakaroh dan
Kandungan
Al-Qur’an
(FMIKA),
62
Hifdzil
Qur’an,
ROHIS,
Saman
Dance,
Teater
Comic,
Nihon
Jepang/Japan club (TAIKO), Paduan
Suara, dan Qiro’at.
4. Olahraga
Sepak Bola, Bola Basket, Futsal, dan
Taekwondo
5. Pendidikan
Pendahuluan
BelaNegara/Kepanduan
GEMPALA, Paskibra, Pramuka, dan
PMR.
6. Sains
Akuntansi,
Fisika,
Biologi,
Matematika, Kebumian, Kimia, dan
TIK
B. Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan,
bertujuan untuk melihat secara umum mengenai hubungan persepsi siswa
tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
berupa soal dan angket. Soal terdiri atas 15 soal mengenai pelajaran sosiologi
dan, angket mengenai moving class, keduanya telah diuji coba dan diketahui
validitas serta reliabilitasnya. Soal dan angket tersebut kemudian disebar
kepada 50 orang responden, sampel penelitian yaitu siswa yang dipilih sesuai
dengan teknik sample random. Dari pemilihan sampel menggunakan teknik
sample random, maka didapat siswa/siswi kelas XI IPS Dengan demikian yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden kelas xi IPS.
1. Data Moving Class
Persepsi siswa tentang moving class merupakan variabel independen atau
dikenal dengan variabel X. Data persepsi siswa tentang moving class
diperoleh dari pengisian angket oleh responden sebanyak 50 siswa. Jumlah
skor hasil angket responden dapat dilihat dalam tabel berikut:
63
Tabel 4.9
Data Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Moving Class
Responden
Jumlah Data Hasil Angket
1
48
2
39
3
48
4
45
5
49
6
47
7
48
8
48
9
37
10
36
11
43
12
27
13
33
14
50
15
26
16
25
17
38
18
46
19
47
20
27
21
39
22
38
23
32
24
38
25
40
26
31
27
31
64
28
27
29
29
30
34
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
N = 50
32
45
26
30
24
40
36
43
29
39
35
40
35
38
35
33
32
34
34
34
1840
Dari tabel 4.9 tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden nomor 14 dengan skor 50 sedangkan skor terendah didapat oleh
responden dengan nomor 35 dengan skor 24. Data jumlah hasil angket
tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
65
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu menentukan
rentang, banyak kelas, dan menentukan panjang kelas interval (perhitungan
pada lampiran 6)
Tabel 4.10
Tabel Distribusi Frekuensi
Interval
Kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah
Batas Atas
24 - 27
7
14%
23,5
27,5
28 - 31
5
10%
27,5
31,5
32 - 35
12
24%
31,5
35,5
36 - 39
10
20%
35,5
39,5
40 - 43
5
10%
39,5
43,5
44 - 47
5
10%
43,5
47,5
48 - 51
6
12%
47,5
51,5
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi di atas, frekuensi kelas
tertinggi variabel moving class (X) terletak pada interval ketiga dengan
rentang nilai 32 – 35 dengan presentase 24%. Sedangkan frekuensi kelas
terendah terletak pada tiga interval dengan masing-masing interval yaitu 28 31, 40 – 43, dan 44 – 47 memiliki hasil presentase masing-masing yaitu 10%.
Pada interval lainnya yaitu pertama, keempat dan ketujuh dengan masingmasing rentang nilai 24 – 27 dengan presentase 14%, 36 – 39 dengan
presentase 20% dan 48 – 51 dengan presentasi 12%.
b. Membuat Grafik Histogram
Untuk mempermudah penafsiran data persepsi siswa tentang moving class,
maka data digambarkan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Histogram 4.1
66
Data Variabel Moving Class (X)
30%
25%
20%
15%
Frekuensi
10%
5%
0%
1
2
3
4
5
6
7
8
c. Menentukan Kategori Tinggi Rendahnya Variabel X (Moving Class)
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari variabel persepsi siswa
tentang moving class, maka terlebih dahulu mencari nilai mean, varians dan
simpangan baku (proses perhitungan simpangan baku pada lampiran
Mean
Varians
Simpangan Baku
36,8
52,65
7,25
Setelah nilai mean dan simpangan baku sudah didapatkan, maka langkah
selanjutnya ialah:
1) Menentukan rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan
cara
( ̅ - S) sampai ( ̅ + S). Jadi untuk kategori sedang, rentang nilainya
29,55 – 44,05
2) Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 44,05 sampai dengan skor tertinggi variabel X yaitu
47. Jadi rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu 44,05 – 50
3) Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor yang berada di bawah 29,55 sampai dengan skor
67
terendah variabel X yaitu 24. Dengan demikian rentang nilai untuk
kategori rendah berada diantara 24 – 29,55. Untuk lebih jelasnya,
akan diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 4.11
Interpretasi Kategori Penerapan Strategi Moving Class
No.
Interval
Frekuensi
Presentase
Kategori
1.
24 – 29,55
9
18%
Rendah
2.
29,55 – 44,05
30
60%
Sedang
3.
44,05 – 50
11
22%
Tinggi
Berdasarkan tabel interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa skor
angket variabel persepsi siswa tentang moving class sedang. Ini berarti
persepsi siswa tentang moving class di MAN 4 Jakarta tidak terlalu tinggi
mempengaruhi kualitas belajar mereka disekolah.
2. Data Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi
Hasil tes prestasi belajar sosiologi merupakan variabel dependent atau
dikenal dengan variabel Y. Data hasil tes prestasi belajar sosiologi diperoleh
dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 15 pertanyaan yang dijawab
oleh responden kelas xi IPS sebanyak 50 siswa. Jumlah skor hasil jawaban
soal responden dapat dilihat dalam tabel berikut:
68
Tabel 4.12
Data Hasil Soal Pilihan Ganda Hasil Tes Prestasi Belajar
Responden
Jumlah Data Hasil Angket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
72
59
70
68
66
72
69
69
58
59
62
49
57
72
44
45
60
72
63
44
54
61
53
56
62
45
51
42
50
51
53
65
44
52
42
66
61
69
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
N = 50
59
45
59
54
62
52
59
57
55
61
53
53
53
2860
Dari tabel 4.12 tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden dengan masing-masing nomor yaitu 1, 6, 14 dan 18 dengan skor 72
sedangkan skor terendah didapat oleh responden dengan nomor 28 dan 35
dengan skor 42. Data jumlah hasil soal tersebut, kemudian dianalisis melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu menentukan
rentang, banyak kelas, dan menentukan panjang kelas interval (perhitungan
pada lampiran 7)
Tabel 4.13
Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah
Batas Atas
42 - 45
8
16%
41,5
45,5
46 - 49
1
2%
45,5
49,5
50 - 53
10
20%
49,5
53,5
54 - 57
6
12%
53,5
57,5
58 - 61
10
20%
57,5
61,5
70
62 - 65
5
10%
61,5
65,5
66 - 69
5
10%
65,5
69,5
70 - 73
5
10%
69,5
73,5
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi di atas, frekuensi kelas
tertinggi variabel hasil tes prestasi belajar sosiologi (Y) terletak pada interval
ke tiga dan ke lima dengan masing-masing rentang nilai 50 – 53 dan 58 - 61
dengan presentase 20%. Sedangkan frekuensi kelas terendah terletak pada
interval ke dua dengan rentang nilai 46 – 49 dengan presentase 2%. Pada
interval lainnya yaitu pertama dengan rentang nilai 42 – 45 memiliki
presentase sebesar 16%, interval ke empat yaitu rentang nilai 54 – 57 dengan
presentase 12%, dan interval ke enam, tujuh, dan delapan dengan rentang nilai
62 – 65, 66 – 69, dan 70 – 73 memiliki presentase masing-masing sebesar
10%.
b. Membuat Grafik Histogram
Untuk mempermudah penafsiran data mengenai hasil tes prestasi belajar
siswa, maka data digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
71
Histogram 4.3
Data Variabel Hasil Tes Prestasi Belajar (Y)
30%
25%
20%
15%
Frekuensi
10%
5%
0%
1
2
3
4
5
6
7
8
c. Menentukan Kategori Tinggi Rendahnya Variabel Y (Hasil tes prestasi
belajar Sosiologi)
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari variabel hasil belajar siswa,
maka terlebih dahulu mencari nilai mean, varians dan simpangan baku (proses
perhitungan simpangan baku pada lampiran)
Mean
Varians
Simpangan Baku
57,2
73,83
8,59
Setelah nilai mean dan simpangan baku sudah didapatkan, maka langkah
selanjutnya ialah:
4) Menentukan rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan
cara
( ̅ - S) sampai ( ̅ + S). Jadi untuk kategori sedang, rentang nilainya
48,61 – 65,79
5) Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 65,79 sampai dengan skor tertinggi variabel X yaitu
72. Jadi rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu 65,79 – 72
72
6) Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor yang berada di bawah 48,61 sampai dengan skor
terendah variabel X yaitu 42. Dengan demikian rentang nilai untuk
kategori rendah berada diantara 42 – 48,61. Untuk lebih jelasnya,
akan diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 4.14
Interpretasi Kategori Hasil Belajar Siswa
No.
Interval
Frekuensi
Presentase
Kategori
1.
42 – 48,61
8
16%
Rendah
2.
48,61 – 65,79
32
64%
Sedang
3.
65,79 - 72
10
20%
Tinggi
Berdasarkan tabel interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa skor hasil
menjawab soal pilihan ganda sosiologi variabel hasil tes prestasi belajar
sosiologi berkategori sedang. Ini berarti hasil tes prestasi belajar oleh siswa di
MAN 4 Jakarta berjalan dengan baik.
C. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Data uji validitas ini disebarkan kepada 50 siswa kelas XI IPS di MAN 4
Jakarta. Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner atau angket. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan antara
nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel dalam penelitian, dan dalam penelitian ini memiliki n
sebanyak 50. Maka besarnya df dapat dihitung 50-2 = 48. Dengan df = 48 dan
alfa = 0,05 didapat rtabel = 0,278. Hasil analisis perhitungan butir soal (rhitung)
dikonsultasikan dengan harga kritik r product moment, dengan taraf signifikan
5% jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel dan bernilai positif, maka butir
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya bila nilai rhitung
73
lebih kecil dari rtabel , maka butir pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan
tidak valid. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Keseluruhan Hasil Uji Validitas Variabel
No
Variabel
rhitung
rtabel
N
Ket
1
MC1
0,691
0,278
50
VALID
2
MC2
0,783
0,278
50
VALID
3
MC3
0,573
0,278
50
VALID
4
MC4
0,831
0,278
50
VALID
5
MC5
0,713
0,278
50
VALID
6
MC6
0,831
0,278
50
VALID
7
MC7
0,312
0,278
50
VALID
8
MC8
0,691
0,278
50
VALID
9
MC9
0,783
0,278
50
VALID
10
MC10
0,831
0,278
50
VALID
11
HTP1
0,656
0,278
50
VALID
12
HTP2
0,831
0,278
50
VALID
13
HTP3
0,713
0,278
50
VALID
14
HTP4
0,691
0,278
50
VALID
15
HTP5
0,783
0,278
50
VALID
16
HTP6
0,831
0,278
50
VALID
17
HTP7
0,322
0,278
50
VALID
18
HTP8
0,579
0,278
50
VALID
19
HTP9
0,456
0,278
50
VALID
20
HTP10
0,472
0,278
50
VALID
21
HTP11
0,686
0,278
50
VALID
22
HTP12
0,807
0,278
50
VALID
23
HTP13
0,755
0,278
50
VALID
24
HTP14
0,542
0,278
50
VALID
74
25
HTP15
0,278
0,540
50
VALID
Sumber: Data diolah dengan menggunakan program SPSS 20
Pernyataan 1 memiliki nilai Corrected Item Total Correlation sebesar
rhitung 0,691 lebih besar dari nilai rtabel, yaitu 0,278 maka pernyataan 1
dinyatakan valid. Begitu pula dengan pernyataan lainnya memiliki nilai
Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari rtabel.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Setelah uji validitas selesai dilakukan, selanjutnya adalah hasil pengujian
reliabilitas instrument. Suatu instrumen pengukurannya dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi, uji reliabilitas instrument
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sebagai
alat ukur, sehingga suatu pengukuran dapat dipercaya.
Nilai r11 yang diperoleh dibandingkan dengan nilai rtabel product moment
dengan taraf signifikan 5%. Kriterianya jika nilai r11 > rtabel maka instrument
dinyatakan reliabel. Koefisien reliabilitas butir pernyataan untuk persepsi
siswa tentang moving class terhadap pertanyaan soal hasil tes prestasi belajar
sosiologi diperoleh r11 = 0,951 sedang rtabel product moment yaitu (N – 1) = 50
– 1 = 49 dengan taraf signifikan 5% dan n= 49 diperoleh rtabel = 0.275.
Diketahui r11 > rtabel atau 0,951 > 0,275, sehingga instrument penelitian
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
Tabel 4.16
Reliability Statistics
Cronbach's
N of
Alpha
Items
,951
25
Sumber: Data diolah dengan menggunakan program SPSS 20
75
D. Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Korelasi
Seperti yang penulis ungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel X yaitu persepsi siswa tentang moving class dan
variabel Y hasil tes prestasi belajar sosiologi memiliki hubungan positif yang
signifikan atau tidak. Untuk itu perlu adanya pengujian hipotesis koefisien
korelasi, untuk melakukan pengujian hipotesis korelasi digunakan rumus
korelasi product moment yaitu:
(
√(
(
)(
) ) (
)
(
) )
Keterangan:
r xy
: Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N
: Number of Cases (Jumlah data)
XY
: Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
X
: Jumlah seluruh skor X
Y
: Jumlah seluruh skor Y
Adapun untuk mencari angka indeks korelasi product moment tersebut,
maka langkah yang ditempuh adalah :
a. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (X) yaitu
persepsi siswa tentang moving class.
b. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (Y) yaitu
hasil tes prestasi belajar sosiologi.
c. Scoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukan kedalam tabel
kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari enam kolom,
sebagai berikut:
76
Tabel 4.17
Indeks Korelasi Antara Persepsi Siswa tentang Moving Class dan Hasil Tes
Prestasi Belajar
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
X
48
39
48
45
49
47
48
48
37
36
43
27
33
50
26
25
38
46
47
27
39
38
32
38
40
31
31
27
29
34
32
45
26
30
24
40
Y
72
59
70
68
66
72
69
69
58
59
62
49
57
72
44
45
60
72
63
44
54
61
53
56
62
45
51
42
50
51
53
65
44
52
42
66
X2
2304
1521
2304
2025
2401
2209
2304
2304
1369
1296
1849
729
1089
2500
676
625
1444
2116
2209
729
1521
1444
1024
1444
1600
961
961
729
841
1156
1024
2025
676
900
576
1600
Y2
5184
3481
4900
4624
4356
5184
4761
4761
3364
3481
3844
2401
3249
5184
1936
2025
3600
5184
3969
1936
2916
3721
2809
3136
3844
2025
2601
1764
2500
2601
2809
4225
1936
2704
1764
4356
XY
3456
2301
3360
3060
3234
3384
3312
3312
2146
2124
2666
1323
1881
3600
1144
1125
2280
3312
2961
1188
2106
2318
1696
2128
2480
1395
1581
1134
1450
1734
1696
2925
1144
1560
1008
2640
77
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
N = 50
36
43
29
39
35
40
35
38
35
33
32
34
34
34
1840
61
59
45
59
54
62
52
59
57
55
61
53
53
53
2860
1296
1849
841
1521
1225
1600
1225
1444
1225
1089
1024
1156
1156
1156
70292
3721
3481
2025
3481
2916
3844
2704
3481
3249
3025
3721
2809
2809
2809
167210
2196
2537
1305
2301
1890
2480
1820
2242
1995
1815
1952
1802
1802
1802
108103
Setelah diketahui N = 50, ΣX = 1840, ΣY = 2860, ΣX2 = 70292, dan ΣY2
= 167210, ΣXY = 108103. Maka dapatlah dicari indeks korelasinya, sebagai
berikut:
(
√(
(
)(
) )
(
)(
(
) )
√(
(
(
(
√(
)
√(
) (
√
)
(
) (
) )
) )
)
)
78
Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan
variabel Y adalah 0,912. Ini berarti terdapat korelasi positif antara persepsi
siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi kelas xi di
MAN 4 Jakarta Selatan.
Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan dua
macam cara, yaitu :
a. Memberi
interpretasi
sederhana,
apabila
hasil
tersebut
diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan mencocokkan
hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment.
Ternyata besarnya rxy = 0,912 yang besarnya berkisar antara 0,70 0,90 berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi.
b. Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan jalan
membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang
tercantum dalam tabel “r” pada taraf signifikan 5% dan 1% namun
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom,
dengan rumus:
Df = N – nr
= 50 – 2
= 48
Dengan df sebesar 48 jika dikonsultasikan dengan “r” tabel, pada taraf
signifikan 5% diperoleh harga minimal sebesar 0,278, ternyata rxy lebih besar
daripada nilai “rtabel”. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak, dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya “terdapat hubungan positif dan
signifikan antara persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi
belajar sosiologi kelas xi di MAN 4 Jakarta”.
2. Uji Hipotesis terhadap Koefisien Korelasi dengan Uji-t
Selanjutnya adalah pengujian keberatian koefisien korelasi bertujuan untuk
mencari keberatian korelasi antara penggunaan facebook dengan disiplin
79
belajar IPS siswa dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5%, dk (n2)
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan, dk = 48 adalah 2,011.
Karena thitung = 6,935
>
ttabel = 2,011 maka H0 ditolak, artinya koefisien
signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar
sosiologi pada siswa kelas xi.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang
diberikan variabel X terhadap variabel Y, maka harus diketahui terlebih dahulu
koefisiennya yang disebut dengan “Coefficient of Determinition” (koefision
penentu) dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100 %
= (0,912)2 x 100%
= 0,83 x 100%
= 83%
Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang moving class dan hasil
tes prestasi belajar siswa pada pelajaran sosiologi memiliki hubungan sebesar
83%, sedangkan 17% ditentukan oleh faktor lainnya.
80
E. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan teori sebelumnya, menyatakan bahwa adanya hubungan
persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar siswa pada
pelajaran sosiologi. Menurut teori, moving class memiliki hubungan dengan
hasil tes prestasi belajar siswa karena adanya hubungan positif dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas. Setelah data terkumpul, kemudian data diolah
dan dianalisis dengan menggunakan metode korelasi product moment. Dan
berdasarkan hasil perhitungan yang telah dijabarkan, terlihat pula bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang moving class
(X) dan hasil tes prestasi belajar siswa pada pelajaran sosiologi (Y) di MAN 4
Jakarta. Hal Ini dapat ditunjukkan dengan koefisien korelasi rxy = 0,912 > rtabel
= 0,278 pada taraf signifikan 5% maka hasilnya signifikan. Kemudian
dilakukan perhitungan dengan uji reliabilitas yang menghasilkan nilai r11 >
rtabel atau 0,951 > 0,275, sehingga hasilnya dinyatakan reliabel dan dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Hal ini, menunjukkan adanya hasil
yang signifikan melalui penelitian ilmiah dan perhitungan statistika serta
melalui berbagai pengujian statistika. Dapat disimpulkan bahwa adanya
hubungan positif persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi
belajar sosiologi pada siswa kelas xi di MAN 4 Jakarta. Hasil penelitian diatas
menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti terbukti
kebenarannya.
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan, diantaranya:
i.
Banyak hal- hal di luar kemampuan peneliti yang tidak terjangkau, hal
ini sehubungan dengan keterbatasan tenaga, waktu, dan pemikiran
peneliti, sehingga memungkinkan penelitian kurang optimal.
ii.
Angket yang digunakan untuk menjaring data mengenai persepsi siswa
tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi pada siswa
81
kelas xi IPS belum mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti,
meskipun sudah diadakan uji coba baik uji validitas maupun uji
reliabilitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul hubungan
persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi
pada siswa kelas xi ips di MAN 4 Jakarta, maka dapat disimpulkan:
Persepsi siswa tentang moving class memiliki hubungan yang baik
dengan kegiatan belajar mengajar salah satunya dapat meningkatkan hasil
belajar siswanya, selain itu dengan diadakannya penerapan moving class
disekolah ini para siswa dapat lebih aktif dan kritis dalam setiap kegiatan
belajar mengajar karena didukung dengan suasana kelas yang berbeda dan
lebih menyenangkan. Persepsi mengenai moving class di MAN 4 Jakarta
berada dalam kategori baik. Hal ini dapat diketahui dengan hasil
perhitungan statistika yang menunjukkan adanya hubungan yang positif
antara persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar
sosiologi pada siswa kelas xi ips. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
bahwa koefisien korelasi rxy = 0,912 > rtabel = 0,278 pada taraf signifikan
5% maka hasilnya signifikan. Kemudian dilakukan perhitungan dengan uji
reliabilitas yang menghasilkan nilai r11 > rtabel atau 0,951 > 0,275, sehingga
hasilnya dinyatakan reliabel. Berdasarkan perhitungan ini, maka Ho yang
menyatakan bahwa “tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara
persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi
pada siswa kelas xi di MAN 4 Jakarta” ditolak. Dan Ha yang menyatakan
bahwa “terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa
tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi pada siswa
kelas xi di MAN 4 Jakarta” diterima.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang ingin peneliti
sampaikan untuk perbaikkan penerapan moving class dikemudian hari:
82
83
1. Penerapan moving class di MAN 4 Jakarta sudah cukup baik, maka
hendaknya sekolah lebih meningkatkan strategi pembelajaran dengan
berbagai inovasi pembelajaran, sehingga siswa bisa melaksanakan
pembelajaran lebih secara efektif dan efisien.
2. Dalam penerapan moving class di MAN 4 Jakarta siswa sudah bisa
terkontrol dengan baik, oleh karena itu pihak sekolah harus tetap
mempertahankannya, agar siswa selalu ikut berperan aktif dalam
pembelajaran dikelas.
3. Dengan adanya penerapan moving class, guru diharapkan lebih
memotivasi siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
A, M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. X, 2009.
Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 9,
2009.
Hardini,
Isriani.
Strategi
Pembelajaran
Terpadu
(Teori,
Konsep,
&
Implementasi), Yogyakarta: Familia, 2012.
Hariyanto dan Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: GP Press, 2008.
Khairani, Makmun. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013.
Khodijah, Nyanyu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres, Cet. 1, 2014.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: ALFABETA, 2004.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta, 2009.
Sarwono W. Sarlito dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Empat, 2012.
Siregar,
Syofian.
Metode
Penelitian
Kuantitatif:
Dilengkapi
dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo,
2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, Cet. 8, 2009.
----------, Metode Penelitian Kuantitatifm Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, Cet. VII, 2012.
Suprapto. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Sosial. Yogyakarta: CAPS, 2013.
Suryobroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1997.
Syaodih, Nana Sukmadinata. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian dan Sosial Kependidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Internet
Anim
Hadi.
Mengapa
harus
menggunakan
moving
class,
https://animhadi.wordpress.com/2008/11/16/-mengapa-harusmenggunakan-sistem-moving-class/, 18 Maret 2014.
http://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologilengkap.html, 17 Januari 2015
Siti
Amaliah
Hidayah.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/509,
Maret 2014
Asriyadin. http://digilib.uin-suka.ac.id/5830/, 18 Maret 2014
Ria Aprilia Nugraheni. http://lib.unnes.ac.id/7809/, 18 Maret 2014
18
Lampiran 1
ANGKET
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG MOVING CLASS DAN HASIL
TES PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI
MAN 4 JAKARTA
Nama
:
Jenis Kelamin L / P :
Petunjuk
1. Bacalah pernyataan dibawah ini, kemudian pilihlah salah satu jawaban yang
sesuai dengan pilihan anda. Berilah tanda Cheklis (√) pada jawaban anda pada
kolom kriteria jawaban yang artinya sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu - ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda, sebab tidak ada jawaban yang
salah
3. Pendapat anda tidak akan mempengaruhi sedikitpun terhadap nilai dan tidak
ada kaitannya dengan kegiatan sekolah
4. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu saya berharap
jawaban yang objektif, jujur, dan tidak mengada-ada
5. Atas kesediannya mengisi angket, saya ucapkan terima kasih.
No
1
Pernyataan
Saya selalu datang tepat waktu ke
dalam kelas saat perpindahan kelas
SS
S
R
TS
STS
2
Saya merasa belajar menjadi tidak
membosankan
karena
setiap
pelajaran selalu berada diruang
kelas yang berbeda
3
Saya
merasa
diadakannya
senang
dengan
penerapan
moving
class di sekolah ini
4
Saya
merasa
moving
class
mendidik para siswa untuk lebih
disiplin dalam menggunakan waktu
5
Ruangan
disetiap
kelas
selalu
berbeda karena didesain sesuai
karakter mata pelajarannya
6
Saya merasa moving class membuat
suasana kegiatan belajar mengajar
lebih interaktif
7
Saya merasa moving class sangat
efektif
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
8
Dalam penerapan strategi moving
class siswa menjadi lebih aktif dan
disiplin
9
Penerapan strategi moving class ini
meningkatkan minat belajar siswa
10
Penerapan strategi moving class di
sekolah ini sudah berjalan dengan
baik
Lampiran 2
LEMBAR SOAL
MATA PELAJARAN
: SOSIOLOGI
HARI, TANGGAL
: KAMIS, 22
Januari 2014
PROGRAM
: IPS
WAKTU
: 60 MENIT
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN CARA MEMBERI
SILANG (X) HURUF A, B, C, D, ATAU E
1. Dalam penelitian ilmiah langkah awal yang perlu dilakukan adalah ...
a. Menetapkan hipotesis
b. Membuat judul
c. Memilih masalah penelitian
d. Menyusun daftar isi
e. Membuat proposal
2. Hal yang penting dalam penulisan laporan penelitian agar orang dapat
memahaminya adalah ...
a. Harus membuat elemen yang penting tentang iptek
b. Dibuat secara sistematis, teoritis, dan terarah
c. Penulisan disesuaikan dengan kemampuan sendiri
d. Penulisan sesuai dengan keinginan masyarakat setempat
e. Menggunakan bahasa yang komunikatif, baik, dan benar
3. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Latar belakang
2) Kajian teori
3) Tujuan dan manfaat penelitian
4) Kesimpulan
5) Rumusan masalah
Dari pernyataan diatas, yang dicantumkan dalam bagian pendahuluan
laporan penelitian ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 1, 3, dan 4
4. Seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian selalu
mengawalinya dengan ...
a. Kepanikan
b. masalah-masalah pribadi
c. kebutuhan akan uang
d. rasa ingin tahu
e. kekecewaan terhadap hidup
5. Salah satu topik penelitian yang baik adalah ketersediaan data. Persyaratan
tersebut dimaksudkan agar penelitiannya ...
a. Sama dengan peneliti terdahulu
b. Sesuai dengan dana penelitian
c. Berbeda dengan perasaan peneliti
d. Dapat dilaksanakan dengan baik
e. Berguna bagi masyarakat
6. Data yang diperoleh dalam penelitian kuantitatif berupa ...
a. Fakta-fakta yang harus diolah
b. Kalimat pertanyaan
c. Simbol-simbol perasaan
d. Data angka-angka
e. Pernyataan
7. Peneliti ingin mengetahui kehidupan masyarakat miskin di suatu kota. Ia
melakukan observasi dan wawancara dengan beberapa warga miskin yang
menjadi subyek penelitian. Ditinjau dari tempat pengambilan data, metode
jenis tersebut merupakan penelitian ...
a. Terapan
b. Lapangan
c. Percobaan
d. Laboratorium
e. Pengembangan
8. Yang merupakan data kualitatif adalah ...
a. Disajikan dalam bentuk uji regresi
b. Disajikan berupa angka-angka
c. Merupakan uraian deskriptif
d. Menggunakan hitungan statistik
e. Pertanyaan
9. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Penelitian laboratorium, lapangan, kepustakaan
2) Penelitian bujur dan silang
3) Penelitian kuantitatif dan kualitatif
4) Penelitian primer dan sekunder
5) Penelitian eksploratif, eksplanatif, development
Dari pernyataan di atas, yang dicantumkan dalam bagian jenis penelitian
menurut tujuannya adalah ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
10. Rancangan penelitian adalah ...
a. pokok-pokok perencanaan peneliti yang tertuang dalam satu kesatuan
naskah secara ringkas, jelas, dan utuh
b. kumpulan dari fakta yang dihimpun secara sistematis
c. unsur-unsur pokok penelitian yang dijabrkan ke dalam naskah yang
ringkas, jelas, dan utuh
d. rencana yang disusun sebelum penelitian, sebagai pertanggungjawaban
suatu proyek penelitian
e. persiapan penelitian yang diajukan kepada lembaga untuk mendapatkan
dana
11. Dalam rancangan penelitian sosial yang perlu diperhatikan adalah
pemilihan topik penelitian. Salah satu topik penelitian yang baik yaitu
cukup menarik untuk diteliti, artinya….
a. memiliki manfaat bagi masyarakat luas
b. berkaitan erat dengan isu-isu yang terjadi
c. mendorong semangat melakukan penelitian
d. menambah jumlah topik penelitian
e. meningkatkan pengetahuan masyarakat
12. Data yang diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen instansi pemerintah
disebut ...
a. data primer
b. data sekunder
c. data kualitatif
d. data kuantitatif
e. data statistic
13. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah ...
a. data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan sebenarnya
b. kesimpulan sementara dari suatu masalah penelitian
c. hasil penelitian dari data yang diperoleh di lapangan
d. konsep yang mendasar dalam langkah berikutnya
e. jawaban penelitian yang kebenarannya telah diuji
14. Di bawah ini yang merupakan data primer yaitu ...
a. data jumlah penduduk yang ada dalam buku kependudukan
b. data luas wilayah yang ada di kantor kelurahan
c. data mengenai jumlah pengangguran di kantor Depnaker
d. informasi yang dicatat melalui surat kabar pemerintah
e. informasi jumlah ternak lembu yang diperoleh dari perhitungan
langsung pada tiap-tiap kepala keluarga
15. Dilihat dari pengambilan sumber datanya, data terbagi atas dua macam
yaitu ...
a. Data valid dan reliabel
b. Internal dan eksternal
c. Kualitas dan kuantitas
d. Valid dan in valid
e. Primer dan sekunder
Lampiran 4
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
mc1
90,36
221,133
,714
,948
mc2
90,52
215,438
,823
,946
mc3
90,76
220,798
,571
,950
mc4
90,10
220,827
,813
,947
mc5
90,20
226,327
,683
,948
mc6
90,10
220,827
,813
,947
mc7
90,18
235,008
,312
,952
mc8
90,36
221,133
,714
,948
mc9
90,52
215,438
,823
,946
mc10
90,10
220,827
,813
,947
th1
90,50
227,398
,555
,950
th2
90,10
220,827
,813
,947
th3
90,20
226,327
,683
,948
th4
90,36
221,133
,714
,948
th5
90,52
215,438
,823
,946
th6
90,10
220,827
,813
,947
th7
90,30
235,520
,255
,953
th8
90,02
230,877
,536
,950
th9
89,78
236,053
,371
,951
th10
89,84
233,362
,373
,951
th11
90,44
227,027
,571
,949
th12
90,18
220,396
,759
,947
th13
90,22
225,971
,668
,948
th14
90,06
226,956
,501
,950
th15
90,18
224,844
,535
,950
Lampiran 5
Tabel r
Nilai Koefisien Korelasi (r) untuk taraf signifikan 0,05; dua
sisi
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0.05
0.9969
0.9500
0.8783
0.8114
0.7545
0.7067
0.6664
0.6319
0.6021
0.5760
0.5529
0.5324
0.5140
0.4973
0.4821
0.4683
0.4555
0.4438
0.4329
0.4227
0.4132
0.4044
0.3961
0.3882
0.3809
df
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0.05
0.3739
0.3673
0.3610
0.3550
0.3494
0.3440
0.3388
0.3338
0.3291
0.3246
0.3202
0.3160
0.3120
0.3081
0.3044
0.3008
0.2973
0.2940
0.2907
0.2876
0.2845
0.2816
0.2787
0.2759
0.2732
df
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
0.05
0.2706
0.2681
0.2656
0.2632
0.2609
0.2586
0.2564
0.2542
0.2521
0.2500
0.2480
0.2461
0.2441
0.2423
0.2404
0.2387
0.2369
0.2352
0.2335
0.2319
0.2303
0.2287
0.2272
0.2257
0.2242
df
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
0.05
0.2227
0.2213
0.2199
0.2185
0.2172
0.2159
0.2146
0.2133
0.2120
0.2108
0.2096
0.2084
0.2072
0.2061
0.2050
0.2039
0.2028
0.2017
0.2006
0.1996
0.1986
0.1975
0.1966
0.1956
0.1946
Lampiran 6
Langkah-langkah Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan
Histogram untuk Variabel X Moving Class
No.
Tahapan Membuat Tabel Distribusi
Frekuensi
Data terbesar – Data terkecil
1.
= 50 – 24
Menentukan Rentang (R)
= 26
= 1 + 3,3.log n
= 1 + 3,3.log 50
2.
Menentukan Jumlah Kelas (k)
= 1 + 3,3.1,698
= 6,6034
7 (dibulatkan)
=
3.
Menentukan Panjang Kelas Interval
=
= 3,7142
4.
4 (dibulatkan)
Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Interval
Kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah
Batas Atas
24 - 27
7
14%
23,5
27,5
28 - 31
5
10%
27,5
31,5
32 - 35
12
24%
31,5
35,5
36 - 39
10
20%
35,5
39,5
40 - 43
5
10%
39,5
43,5
44 - 47
5
10%
43,5
47,5
48 - 51
6
12%
47,5
51,5
Jumlah
50
100%
Lampiran 7
Langkah-langkah Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan
Histogram untuk Variabel Y Hasil Tes Prestasi Belajar
Tahapan Membuat Tabel Distribusi
No.
Frekuensi
Data terbesar
1.
– Data terkecil
= 72 – 42
Menentukan Rentang
= 30
= 1 + 3,3.log n
= 1 + 3,3.log 50
2.
Menentukan Banyak Kelas
= 1 + 3,3.1,698
= 6,6034
7 (dibulatkan)
=
3.
=
Menentukan Panjang Kelas Interval
= 4,2857
4.
4 (dibulatkan)
Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah
Batas Atas
42 - 45
8
16%
41,5
45,5
46 - 49
1
2%
45,5
49,5
50 - 53
10
20%
49,5
53,5
54 - 57
6
12%
53,5
57,5
58 - 61
10
20%
57,5
61,5
62 - 65
5
10%
61,5
65,5
66 - 69
5
10%
65,5
69,5
70 - 73
5
10%
69,5
73,5
Jumlah
50
100%
Lampiran 8
Langkah-langkah Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku
Variabel X dan Variabel Y
Perhitungan Variabel X
1. Rata-rata (Means) X
̅
̅)
(
2. Varians
√
3. Simpangan Baku
(
̅)
√
= 7,25
Perhitungan Variabel Y
1.
Rata-rata (Means)
2.
Varians
3.
Simpangan Baku
̅
̅)
(
√
(
̅)
√
= 8,59
Lampiran 9
Suasana MAN 4 Jakarta dari lantai 3
Suasana koridor sekolah saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
Meja piket yang bersampingan dengan tangga menuju ke semua kelas dapat
memantau dan meminimalisirkan peserta didik yang membolos saat KBM
berlangsung
Suasana ruang kelas Biologi digunakan kelas XI IPA 1
Suasana ruang kelas Sosiologi digunakan kelas XI IPS
BIODATA PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Annezsa Fauziah biasa dipanggil
“Nesa”, lahir di Jakarta pada 22 Januari 1992, putri dari pasangan Alm Bpk. Sam
Suryadi dan Ibu Hamidah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Alamat email penulis [email protected].
Penulis mengenyam pendidikan diantaranya di SDN 12 Pagi Lubang
Buaya tahun 1998-2004, SMPN 157 Lubang Buaya tahun 2004-2007, MAN 6
Jakarta tahun 2007-2010, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2014) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi
Sosiologi-Antropologi.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Hubungan Persepi Siswa Tentang
Moving Class dan Hasil Tes Prestasi Belajar Sosiologi pada Siswa Kelas XI
IPS di MAN 4 Jakarta”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan
bimbingan dari Bapak Mochammad Noviadi Nugroho, M.Pd.
Download