PERAMALAN CUACA KOTA SURABAYA TAHUN 2011

advertisement
PERAMALAN CUACA KOTA SURABAYA TAHUN 2011
MENGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN
KLASIFIKASI NAIVE BAYES
Mohammad Aminudin
Jurusan Teknik Informatika, Entin Martiana K.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
Telp (+62)31-5947280, 5946114, Fax. (+62)31-5946114
Email: [email protected]
Abstrak
1. Dasar Teori
Di dalam suatu dunia ini ada suatu
permasalahan dalam mengetahui keadaan cuaca
dan di dalam suatu permasalahan teresebut saya
menggunakan aplikasi peramalan cuaca yang
digunakan untuk mengetahui suatu cuaca dalam
suatu kota Surabaya pada tahun 2011 menggunakan
metode moving average dan naive bayes klasifikasi
yang digunakan untuk perhitungan dalam
peramalan suatu cuaca tersebut. Sehingga
peramalan ini juga kadang tepat dengan yang ada
dan kadang pula salah sehingga kita hanya
menggunakan perkiraan dalam suatu peramalan ini.
Tapi dapat dipastikan lebih dari 50% dapat
diakatan kebenarannya tapi kita juga tidak boleh
terlalu percaya karena kita hanya dapat meramal
dan yang menentukan ya tetap allah swt, jadi kita
hanya dapat berusaha dengan menggunakan
aplikasi ini.
Teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian
proyek akhir akan dibahas dalam bab ini sesuai
kaitannya dengan Moving Average dan Naïve
Bayes sebagai metode yang digunakan dalam.
Latar Belakang
Peramalan mempunyai peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Prakiraan cuaca ,
penjadwalan staff, dan perencanaan produksi
adalah beberapa contoh dari aplikasi peramalan,
yang banyak orang ingin meramalkannya dengan
hasil yang akurat. Meskipun telah banyak dikenal
metode peramalan tetapi apabila data historisnya
(data masa lalu) tersedia dalam bentuk nilai-nilai
linguistic. Metode time series forecasting
merupakan suatu metode peramalan yang di
dalamnya terbagi dengan 2 teknik peramalan. Yaitu
statistik dan kecerdasan buatan(AI). Teknik
peramalan yang digunkaan merupakan teknik
peramalan statistik menggunakan metode moving
average (MA), metode MA yang dipakai yaitu
Simple Moving Average (SMA), Exponential
Moving Average (XMA) dan Weighted Moving
Average (WMA). Dan untuk mendapatkan hasil
dari cuacanya menggunakan metode bayesian
untuk pengklasifikasian sehingga mendapatkan
hasil kesimpulan pada cuaca yang didapatkan.
2.1 Peramalan Time Series(Forecasting)
Peramalan (forecasting) adalah suatu kegiatan
yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah
suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan
terjadi pada masa yang akan datang. Metode
peramalan merupakan cara untuk memperkirakan
secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang dengan dasar data yang relevan
pada masa lalu. Dengan kata lain, metode
peramalan ini digunakan dalam peramalan yang
bersifat objektif.
Metode peramalan merupakan cara untuk
memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan
terjadi pada masa yang akan datang dengan dasar
data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena itu,
metode peramalan termasuk dalam kegiatan
peramalan kuantitatif. Keberhasilan dari suatu
peramalan sangat ditentukan oleh pengetahuan
teknik tentang informasi lalu yang dibutuhkan yaitu
informasi yang bersifat kuantitatif. Serta teknik dan
metode peramalannya.
Data time series adalah data deret waktu yaitu
sekumpulan data pada satu periode waktu tertentu
sedangkan peramalan time series adalah peramalan
berdasarkan perilaku data masa lampau untuk
diproyeksikan
ke
masa
depan
dengan
memanfaatkan
persamaan
matematika
dan
statistika.
2.2 Kegunaan Peramalan
Di dalam bagian organisasi terdapat beberapa
kegunaan peramalan diantaranya:
Tabel 2.1 Nilai Perhitungan Dari SMA
1.
2.
3.
Berguna untuk penjadwalan sumber daya
yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang
efisien memerlukan penjadwalan produksi,
transportasi, kas, personalia dan sebagainya.
Input yang penting untuk penjadwalan seperti
itu adalah ramalan tingkat permintaan
konsumennya atau si pelanggan.
Berguna dalam penyediaan sumber daya
tambahan. Waktu tenggang (lead time) untuk
memperoleh bahan baku, menerima pekerja
baru atau pembelian mesin dan peralatan
dapat berkisar antara beberapa hari sampai
beberapa tahun. Peramalan digunakan untuk
menentukan kebutuhan sumber daya di masa
yang akan datang.
Untuk menentukan sumber daya yang
diinginkan.
Setiap
organisasi
harus
menentukan sumber daya yang dimiliki dalam
waktu jangka panjang. Keputusan semacam
ini
bergantung
kepada
faktor-faktor
lingkungan, manusia dan pengembangan
sumber daya keuangannya. Semua penentuan
ini memerlukan peramalan yang baik dan
menajer yang dapat menafsirkan pendugaan
serta membuat keputusan yang baik.
Walaupun banyak bidang lain yang
memerlukan peramalan, namun tiga kelompok di
atas merupakan bentuk khas dari kegunaan
peramalan jangka pendek, menengah dan panjang.
2.3 Model peramalan Moving Average
Merupakan indikator yang paling sering
digunakan dan paling standar. Jika di Indonesiakan
artinya kira-kira adalah rata-rata bergerak. Moving
average sendiri memiliki aplikasi yang sangat luas
meskipun sederhana. Dikatakan sederhana karena
pada dasarnya metode ini hanyalah pengembangan
dari metode rata-rata yang biasa kita kenal di
sekolah . Moving average mempunyai tiga varian
yang berbeda yaitu Simple Moving Average,
Weighted Moving Average dan Exponential
Moving Average. Masing-masing merupakan
metode rata- rata bergerak, hanya saja cara me-rataratakannya yang berbeda satu sama lain.
A.
Simple Moving Average (SMA)
Jika saya mempunyai data 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29 dan 30. Kemudian saya akan
menerapkan metode SMA dengan 3 periode
dan 4 periode maka hasilnya akan seperti ini:
Sampel
23
24
25
26
27
28
29
30
B.
SMA 3 periode
(23+24+25)/3 = 24
(24+25+26)/3 = 25
(25+26+27)/3 = 26
(26+27=28)/3 = 27
(27+28+29)/3 = 28
(28+29+30)/3 = 29
SMA 4 Periode
(23+24+25+26)/4 = 24.5
(24+25+26+27)/4 = 25.5
(25+26+27+28)/4 = 26.5
(26+27+28+29)/4 = 27.5
(27+28+29+30)/4 = 28.5
Exponential Moving Average
XMA merupakan penyempurnaan dari metode
SMA. Seperti kita ketahui bahwa pembobotan
SMA
merupakan
penyebab
yang
mengakibatkan terjadinya keterlambatan
sinyal perubahan trend. Pemberian bobot pada
XMA sama seperti juga pada WMA,
melibatkan periode. Hanya saja perbedaannya
jika pada WMA semakin panjang periode
yang kita gunakan maka semakin besar bobot
nilai terakhirnya, maka pada XMA terjadi
sebaliknya yaitu semakin panjang periode
yang kita pakai maka semakin kecil
pembobotan nilai terakhir yang kita pakai.
Secara matematis XMA kita tuliskan dalam
bentuk sebagai berikut


2
XMA  
 CureentPr ice  Pr everiousXMA  Pr everiousXMA
 periode  1

contoh perhitungannya. Dibawah ini adalah
perhitungan XMA 6 periode:
Tabel 2.2 Nilai Perhitungan Dari XMA
No
Data
Preverious XMA
XMA
1
25
2
24
3
28
4
24
5
26
6
27
25,666667
26,047619
7
29
26,047619
26,891155
8
30
26,891155
27,779396
9
31
27,779396
28,699567
10
30
28,699567
29,071119
11
29
29,071119
29,050799
12
31
29,050799
29,607713
nilai previous XMA tersebut adalah nilai
SMA. Jadi, nilai XMA untuk data pertama
adalah sama persis dengan nilai SMA. Dalam
contoh diatas besarnya adalah 25,666667.
Diperoleh dari (25+24+28+24+26+27)/6 =
25,666667.XMA pada nomor 6 diperoleh dari
rumus diatas yaitu :
 2

XMA  
 27  25,666667   25,666667
 6 1

C. Weighted Moving Average
Pada SMA, bobot setiap harga baik dua
minggu lalu atau pun dua hari yang lalu
memiliki bobot penilaian yang sama. Pada
WMA data terakhir memiliki bobot yang lebih
besar nilainya dibandingkan harga-harga
sebelumnya. Pembobotan nilai pada WMA
akan tergantung pada panjang periode yang
kita tetapkan. Semakin panjang periode yang
ditetapkan, maka semakin besar pula
pembobotan yang diberikan pada data terbaru.
Perhatikan tabel sederhana dibawah:
7
8
21
20
7
8
147
160
36
844
= 844 / 36 =
23,44
2.4 Naïve Bayes
Metode Bayes merupakan pendekatan statistik
untuk melakukan inferensi induksi pada
persoalan klasifikasi. Metode ini menggunakan
probabilitas bersyarat sebagai dasarnya. Dalam
ilmu statistik, probabilitas bersyarat dinyatakan
seperti gambar 2.1.
Tabel 2.3 Pembobotan Pada Tabel Terbaru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Data
Bobot
WMA
untuk 2
periode
20
25
28
23
24
22
21
20
19
1
2
Bobot
WMA
untuk 5
periode
Bobot
WMA
untuk 7
periode
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
Nah, dari sini terlihat pada WMA dengan 2
periode, maka dua data terakhirlah yanga akan
dihitung. Semakin besar periode maka data
terakhir
akan
semakin
besar
bobot
penilaiannya.
Dalam bentuk matematis, WMA dirumuskan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Fungsi Metode Bayesian
Probabilitas X di dalam Y adalah probabilitas
interseksi X dan Y dari probabilitas Y, atau
dengan bahasa lain P(X|Y) adalah prosentase
banyaknya X di dalam Y.
Selain data seperti diatas metode Naive Bayes
juga dapat menangani data berupa numerik.
Untuk menangani data numerik metode Naive
Bayes menggunakan asumsi distribusi normal.
Rumus seperti di dibawah ini :


3.
Tabel 2.4 WMA untuk 8 periode
Bobot
1
2
3
4
5
6
25
26
23
27
29
23
1
2
3
4
5
6
Data x
Bobot
25
52
69
108
145
138
  w2
1
e 2
2 
2
Sebagai contoh, mari kita hitung WMA untuk
8 periode pada Tabel 2.6 :
Data
1 n
xi   2

n  1 i 1
f ( w) 
  data  bobot  

WMA  


bobot



No
1 n
 xi
n i 1
WMA untuk 8
periode
1.
Perancangan dan Pembuatan Sistem
Dalam bab ini diarahkan pada langkahlangkah perencanaan proyek akhir yang
meliputi perencanaan perangkat lunak secara
keseluruhan, yang merupakan pokok dari
bahasan utama proyek akhir. Prosedur
perancangan sistem secara umum untuk
pembangunan sistem pakar pada Java dengan
Moving Average dan klasifikasi dengan naiv
bayes untuk Peramalan cuaca ini terdiri atas
beberapa
tahap,
antara
lain
meliputi
perancangan :
Data
Perancangan data yang dimaksudkan adalah
perancangan data-data yang berkaitan dengan
pembuatan perangkat lunak, meliputi :
a.
Data input
2.
3.
Termasuk
di
dalamnya
data-data
penunjang sebagai inputan pembuatan
sistem.
b. Data output
Dari data input di atas, bagaimana sistem
akan menggunakannya hingga didapatkan
data baru sebagai output sistem
Proses
Perancangan proses yang dimaksudkan adalah
bagaimana sistem akan bekerja, proses-proses
apa yang digunakan, mulai dari masuknya
data input yang kemudian diproses oleh
sistem hingga menjadi data output.
Antarmuka
Perancangan antarmuka disini mengandung
penjelasan tentang struktur data yang kita
gunakan dalam sistem yang kita buat.
3.1. Rancangan Kerja System
Proyek akhir ini dimaksudkan untuk membuat
suatu peramalan dengan memasukkan suatu jenis
bulan seperti januari,februari, dst. Dan nantinya
akan diproses dari data yang ada dan dilakukan
perhitugan dalam proses moving average yang
telah dibagi menjadi 3 yaitu Simple Moving
Average (SMA), Exponetial Moving Average
(XMA), Weighted Moving Average yang didapat
nilai-nilainya yang kemudian hasil nilainya
diproses ke dalam perhitungan naive bayes dengan
menggunakan data training dalam waktu 1 tahun
atau 365 hari sehingga dari ketiga moving average
tersebut didapatkan error terkecil yang kemudian
akan diperoleh hasil cuaca yang di dapat.
3.2. Rancangan Kerja System
Proses text mining digunakan untuk mencari
kata kunci/keyword. Proses ini sangat dibutuhkan
untuk mencari perwakilan dari sebuah dokumen.
Untuk mendapatkan kata kunci dari sebuah
dokumen, maka harus melewati tahapan – tahapan
proses dibawah ini. Khusus untuk dokumen
berbahasa Indonesia tahapan prosesnya adalah
Tokenizing, Filtering, Stemming, dan Counting.
3.2.1 Moving Average
Metode moving average berfungsi untuk
membuat suatu nilai input dari naive bayes yang
kemudian dijadikan pembanding dalam suatu
error dalam naive bayes, dan hasil error terkecil
akan dijadikan dalam hasil output dalam bentuk
cuaca yang telah didapat. Untuk proses diagram
alur akan ditampilkan pada gambar 3.3
Baca Database
numerik?
Jadikan pengkondisian
numerik
Cari nilai tekanan,
kecepatan angin, suhu,
dan kelembaban
Proses Perhitungan:
1. Simpel Moving Average (SMA)
2. Exponential Moving Average (EMA)
3. Weighted Moving Average (WMA)
Tampilkan perhitungan Tekanan, arah
angin, kec angin, suhu, kelembaban
Gambar 3.4 Diagram alir Moving Average
3.2.2 Preprocessing
1. Baca Database
Pada tahap ini sistem mengambil nilai data
training dari database.
2. Cek Database apakah ada yang kosong
atau sudah terisi semua.
Pada tahap ini data yang sudah diambil
dari database dicek kelengkapan isinya.
a. Apabila sudah terisi semua maka
selesai
b. Apablia ada yang kosong maka lanjut
ke tahap 3. Dalam hal ini biasanya
yang kosong data pada attribut
tekanan, kecepatan angin, suhu,
kelembaban yaitu data yang berupa
numerik.
3. Isi data yang kosong dengan nilai normal
yang sudah ditentukan sebelumnya.
akan dibuat pada proyek ini adalah sebagai
berikut :
Apakah
ada data
kosong?
Baca database
Header
Proses Hitung
Ya
Tidak
Mean = Jumlah nilai /
jumlah data bernilai
Tampilan data
Tampilan
bayes
Tampilan
hasil
Tampilan Moving Average
Isi data kosong dengan
nilai mean
Selesai
Gambar 3.7 Rancanagan Tampilan Software
Tampilan muka untuk tampilan awal
aplikasi merupakan halaman login. Halaman ini
terbagi menjadi dua bagian utama yaitu :
Gambar 3.5 Gambar Alur Preprosesing
3.2.3 Naive Bayes
Metode ini berfungsi untuk mencari nilai
probabilitas tiap faktor resiko sehingga nantinya
hasilnya akan dijadikan perhitungan untuk
menentukan apakah berawan – cerah, berawan,
berawan – hujan.
Apakah
Data
Numerik?
Baca Database
Tidak
1.
Bagian header : untuk menampilkan
header tampilan. Header ini menampilkan
judul dari TA
2.
Tampilan Data : untuk menampilkan data
yang training yang digunakan sebagai
acuan untuk melakukan peramalan.
3.
Proses data : untuk melakukan proses
data atau perhitungan untuk memperoleh
hasil yang akan diinginkan.
4.
Tampilan Bayes : Untuk perhitungan nilai
dari Naive bayes yang telah dihitung
5.
Tampilan Moving Average: Untuk
menampilkan hitungan dari Simple
Moving Average, Exponential Moving
Average, Weighted Moving Average.
6.
Tampilan Hasil : untuk menampilkan
hasil yang diinginkan seperti nilai finess
terbesar dan kemudian dibandingkan
dengan data iklim/cuaca yang telah ada,
mana nilai fitness yang mendekati iklim
tersebut sehingga akan keluar iklim/cuaca
yang diinginkan.
Ya
Cari nilai probabilitas
dari masing-masing
parameter setiap
kategori
Cari nilai mean dari
masing-masing
parameter setiap
kategori
Tabel Probabilitas
Cari nilai standart
deviasi dari masingmasing parameter
setiap kategori
4.
Tabel Mean dan
Standart Deviasi
Gambar 3.6 Gambar Alur Naive Bayes
3.2.4 Rancangan Antarmuka
Rancangan Antarmuka adalah Rancangan
tentang tampilan yang akan dilihat oleh user dari
proyek ini. Adapun rancangan antarmuka yang
Uji Coba dan Analisa
4.1 Hasil Running Program
Aplikasi ini menampikan suatu proses
peramalan cuaca yang diperoleh dari perhitungan
nilai SMA,EMA,WMA dari data training sebanyak
365 hari atau 1 tahun yang kemudian telah
didapatkan kemudian dilakukan proses perhitungan
naive bayes untuk mendapatkan nilai mean,
standard deviasi dan probabilitas. Kemudian
dilakukan perhitungan lagi untuk mendapatkan
kesimpulan dari inputan hasil SMA, WMA, EMA
yang kemudian dilakukan perhitungan nilai error
terkecil dari proses tersebut sehingga mendapatkan
hasil cuaca yang telah di dapat.
4.1.1. Analisa Tampilan Hasil Setelah ditekan
Button Hitung
Setelah ditekan tombol hitung akan keluar
perhitungan SMA, WMA dan EMA yang telah
dproses dari data training yang ada dan kemudian
akan dproses dilanjutkan di bayes untuk mencari
nilai mean, standard deviasi dan probabilitas yang
akan didapatkan 3 hasil kesimpulan yang telah
ada dan kemudian diperoleh hasil kesimpulan 3
output dari 3 inputan SMA, EMA, WMA.
Gambar 4.1 Tampilan Setelah Dilakukan
Proses Hitung
Analisa Sistem
Dari beberapa percobaan dari proses di atas,
ada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil cuaca
karena nilai suatu data training dari Cerah –
Berawan yang sangat sedikit jadi nilai untuk
menghasilkan nilai Cerah – Berawan sangatlah
susah. dalam perhitungan moving average
sehingga hasil yang diperoleh juga tidak terlalu
jauh antara satu sama lain meskipun rumus yang
dgunakan berbeda sehingga terkadang hasil cuaca
setelah dipakai dalam inputan dalam bayes ketiga
moving average antara SMA, EMA, dan WMA
mempunyai hasil cuaca yang sama jadi terkadang
untuk penggambilan kesimpulan cuacanya juga
sama semua jadi untuk nilai pembanding diantara
ketiga moving average tersebut menggunakan
nilai error terkecil untuk menghasilkan hasil
cuaca yang ditentukan. Setelah itu kita dapat
mengetahui cuaca yang telah diramalkan pada
tanggal berapa dan bulan berapa yang akan
diramallkan.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Program pada Proyek Akhir ini sudah
meramalkan cuaca dengan hasil berupa Cerah Berawan, Berawan, dan Berawan – hujan pada
tahun 2011 khusunya pada daerah surabaya mulai
tanggal 1 januari – 31 Desember 2011
5.2 Saran
1 Dalam peggunaan data tersebut bisa
meramalkan juga pada tahun setelah 2011.
2 Dalam
peramalan
tersebut
bisa
menggukan
metode
lain
untuk
menggunakannya
3 Datanya bisa berupa real time jadi bisa
dilakukan proses online untuk meramalkan
suatu cuaca tersebut
6. Daftar Pustaka
1. BMKG Juanda Surabaya
2. http://nuansaallina.files.wordpress.com/2
008/05/moving-average.pdf
3. Arna Fahriza , “Peramalan Time Series”,
PENS-ITS, Surabaya.
4. http://belajarforex.com/walking-lamb/6moving-average-ma.html
Download