Media Pohon Ilmu Sebagai Sarana Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Widodaren Tahun Pelajaran 2013-2014 Oleh : Indarti Guru SMA Negeri 1 Widodaren ABSTRAK Guru sebagai ujung tombak pendidikan dan pengajaran, maka seorang guru mampu memberikan yang terbaik demi kemajuan anak peserta didik. Segala upaya guru dalam menyampaikan setiap materi kepada peserta didik secara baik. Namun ada kendala juga karena setiap peserta didik memiliki karakter sendirisendiri dalam menerima materi. Lebih-lebih mata pelajaran sejarah yang selalu dianggap membosankan. Pembelajaran teacher center membuat peserta didik mengantuk dan tidak menarik. Penelitian ini mengajak pembelajaran yang santai dan menarik terhadap mata pelajaran sejarah. Student center lebih diutamakan dan media sebagai sarana untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik agar mampu mengikuti dan memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu media belajar sangat penting dalam pembelajaran sejarah agar peserta didik mampu menerima pelajaran dengan baik. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media pohon ilmu dapat menjadi sarana pembelajaran peserta didik pada mata pelajaran sejarah yang selama ini dianggap pelajaran yang membosankan dan tidak menarik. Kata Kunci: Media Belajar, Pohon Ilmu A. PENDAHULUAN Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses ini tidak akan terjadi dengan sendiri melainkan ada unsur kesengajaan yang direncanakan dan adanya proses kematangan. Interaksi peserta didik dengan lingkungan disengaja oleh guru dalam mengajar. Mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran dari guru ke peserta didik, tetapi mengajar merupakan seluruh perilaku, kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh guru. Guru dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, maka kegiatan belajar mengajar harus bervariasi. Keberhasilan hasil belajar mengajar tergantung dari hasil interaksi hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik. Interaksi guru dan peserta didik tidak bersifat sepihak artinya guru bukan merupakan satusatunya subyek, melainkan peserta didik juga dapat dijadikan subyek belajar, artinya adakalanya guru mendominasi proses interaksi, JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 17 adakalanya peserta didik mendominasi proses interaksi atau sebaliknya. Jadi interkasi guru dan peserta didik harus seimbang. Pola interkasi belajar mengajar pada hakekatnya bertujuan mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai harus melibatkan tiga unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Guru, peserta didik dan materi pembelajaran harus terlibat langsung. Media pembelajaran sebagai sarana penting dalam penyampaian materi yang akan disampaikan. Motivasi dan simpati peserta didik terhadap mata pelajaran Sejarah sangat kurang. Usia anak-anak SMA secara psikologis merupakan tahapan untuk mencari identitas diri, malas belajar, dan ditambah dengan dampak negatif teknologi yang mengakibatkan anak-anak menyalahgunakan Handphone. Kondisi tersebut jangan sampai berlarut-larut, guru harus memiliki variasi pembelajaran agar bisa tercapai. Salah satunya dengan menerapkan pola interaksi antara guru, peserta didik dan materi pelajaran secara seimbang. Namun ketiga unsur tersebut tidak serta merta menjamin keberhasilan belajar peserta didik, yaitu harus ada unsur lain yang dilibatkan dalam pembelajaran namanya media pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang mengantarkan pesan dari sumber kepada penerima dalam kontek interkasi belajar mengajar, guru harus tampil untuk menggunakan dan memanfaatkannya sebagai alat bantu penyampaian materi kepada peserta didik. Oleh karena itu mata pelajaran Sejarah akan memberikan solusi yang baik bagi peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran sebagai alternative. Maka untuk menarik minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Sejarah digunakan pembelajaran melalui media Pohon Ilmu. Media ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi peserta didik agar senang dengan pelajaran Sejarah. Penelitian ini mencoba menggunakan media tersebut sebagai salah satu sarana pembelajaran sejarah agar peserta didik tidak lagi galau ataupun malas untuk belajar. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana media pohon ilmu menjadi sarana pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah ?” Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar minat peserta didik dengan menggunakan media pohon ilmu pada mata pelajaran Sejarah serta bagaimana aktivitas peserta didik dengan menggunakan media pohon ilmu pada mata pelajaran Sejarah. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi guru mata pelajaran Sejarah khususnya, yaitu : 1. Menemukan media pembelajaran baru pada mata pelajaran Sejarah JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 18 sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berjalan secara efektif. 2. Memberikan sumbangan kepada para guru bahwasanya media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas. 3. Dapat menjadi acuan bagi temanteman guru untuk berbagi ilmu. yang dirancang secara sistematis dengan cara memberdayaan teknologi dan media pembelajaran di kelas. Sehingga dikatakan bahwa media pembelajaran sangatlah penting karena sebagai fasilitasi belajar peserta didik. Pembelajaran terdiri dari suatu sistem yang terdiri dari komponankomponen diantaranya tujuan, materi, kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat penggunaan metode, alat atau media dan sumber belajar serta penilaian hasil belajar. Perlu adanya komitmen para guru untuk menekankan pada pemberdayaan teknologi pembelajaran dan media pembelajaran di kelas. Media merupakan salah satu bagian dari sistem pembelajaran, bahkan lebih spesifik lagi media dapat dikatakan sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran sehingga kedudukannya tidak dapat dipisahkan dan berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran. Maksudnya dengan kata lain kegiatan pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa media pembelajaran. Dikatakan lebih sempit lagi media adalah komponen bahan dan alat dalam sistem pembelajaran dan dalam arti luas bahwasanya media sebagai pemanfaatan secara maksimum semua komponen sistem dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Media Pembelajaran Menurut AECT dalam Dikdasmen (2004: 8) menyatakan media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikna pesan. Gagne juga menambahkan sebagai komponen dalam lingkungan peserta didik untuk merangsang agar mereka dapat belajar. Media juga berfungsi efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung tanpa keberadaan guru di kelas. Media yang diisyaratkan dapat digunakan sebagai fasilitas peserta didik dalam mempermudah dalam belajar. (Punaji, 2010: 10) Berkenaan dengan persoalan rendahnya partisipasi belajar dan kualitas hasil belajar, maka proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian penuh. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya guna meningkatkan minat dan motivasi pada peserta didik agar mutu atau kualitas belajarnya semakin maju dan semakin aktif berperan dalam aktivitas proses pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil 2. Pohon ilmu belajarnya. Salah satu upaya yang Pohon ilmu merupakan salah satu dilakkan perlu adanya pembelajaran media dalam pembelajaran kooperatif JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 19 dengan menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang peserta didik dengan memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang berbeda (Trianto, 2011: 56). Guru menyajikan materi dengan memberikan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang perlu dibahas dan dijawab. Tugas ini dikerjakan secara bersama-bersama dengan anggota kelompoknya. Setiap anggotanya akan bertanggung jawab atas jawaban yang akan diberikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Purwodarminta bahwasanya sejarah memiliki arti pohon. Pengambilan pohon ilmu karena sejarah sendiri bermakna pohon jika dilihat dari bahasa arab “syajahrotun”. Arti luasnya bahwa syajarotun adalah pohon yang nantinya memiliki ranting secara terus menerus. Ranting merupakan bagian dari pohon untuk menjadi media. Dalam pohon 1. Ranting pohon tentunya harus ada daun yang menghiasi indahnya pohon. Daunnya diambil dari potongan-potongan kertas yang nanti digabungkan dengan perekat lem diantara kertas-kertas itu. Media pohon ilmu sebagai salah satu alat peraga dalam pembelajaran kooperatif dengan melibatkan seluruh aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya pembedaan antara satu dengan yang lain. Pembelajaran dengan media ini mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama dan kompetitif. (Suprayekti, 2004 : 15) Komponen pada media pembelajaran pohon ilmu meliputi: ranting pohon; potongan kertas sebagai daun; sejumlah pertanyaan dan jawaban; lem; vas bunga. Media ranting pohon sangat mudah didapat dan tidak memakan biaya yang cukup tinggi. Lebih jelasnya dapat ditampilkan gambar sebagai berikut: Gambar 1. Ranting pohon 2. Daun JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 20 Gambar 2. Daun pohon ilmu Daun yang dimaksud adalah media pembelajaran agar dapat merupakan sejumlah pertanyaan dan mencapai tujuan pembelajaran itu jawaban yang terpotong-potong secara sendiri. Pembelajaran tidak tergantung terpisah. Kasarnya bahwa media ini pada guru melainkan memusatkan menjodohkan antara pertanyaan dengan proses pembelajaran terjadi pada jawaban. Gambarannya setiap peserta didik itu sendiri. (Sukarman, kelompok diberi potongan pertanyaan 2004: 10) dan jawaban untuk dipasangkan antara Bertolak dari media pembelajaran keduanya kemudian di lem diantara yang digunakan maka pada penelitian rantaing pohon. Merekatnya pertanyaan ini memanfaatkan ranting-ranting dan jawaban itulah dianggap sebagai pohon untuk menjadi alat dan bahan daun. Harapan pada penelitian ini dapat pembelajaran. Media ini akan membantu peserta didik dalam membawa peserta didik aktif dan menyerap dan menguasai materi yang senang terhadap pelajaran sejarah dan diberikan pengajar. tak mengalami kebosanan. Penerapan media pembelajaran yang kreatif dan inovatis, seorang C. METODE PENELITIAN peserta didik akan selalu teribat secara 1. Obyek Tindakan langsung sehingga keterlibatannya ini, Penelitian ini merupakan materi dan konsep yang akan dibahas Penelitian Tindakan Kelas (PTK). secara mudah akan dikuasai dan Adapun tindakan-tindakan yang akan diterima dengan cepat. Keberhasilan diteliti adalah sebagai berikut: pendidikan tentunya seorang guru 1. Aktivitas siswa dalam harus punya inisiatif dan daya pembelajaran dengan kreativitas untuk membantu peserta menggunakan media pohon didik mentransformasikan konsep. sejarah. Salah satu yang dapat membantu 2. Penguasaan materi dalam peserta didik dengan penggunaan kegiatan berkooperatif dan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 21 berkolaborasi dalam kelompoknya 3. Prestasi belajar siswa dengan media pembelajaran pohon sejarah 2. Setting / Subyek Penelitian Tempat penelitian : SMA Negeri 1 Widodaren Subyek penelitian : Siswa kelas XI IPA 2 Mata Pelajaran : Sejarah Kompetensi Dasar : Materi Pemerintahan Demokrasi Parlementer Tahun 1950 Tahun Pelajaran/ Semester: 2012 – 2013 / Semester II Waktu Penelitian : Bulan Pebruari – April tahun 2013 3. Metode Pengumulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah : 1. Tehnik Pengumpulan Data a. Metode obsevasi langsung, melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan siswa pada pembelajaran dimulai. Penulis mencatatnya dalam lembaran observasi sebagai hasil pengamatan. b. Dokumentasi, pengumpulan data berupa catatan-catatan mengenai masalah-masalah yang diteliti seperti data siswa dan daftar nilai siswa c. Evaluasi, digunakan untuk mengukur perkembangan prestasi belajar siswa. Dan mengukur kemampuan tiap siswa dengan menunjukkan hasil belajar, yaitu nilai yang diperoleh siswa pada materi tersebut. (Riduwan, 2002: 30) 2. Alat Pengumpulan Data a. Lembar observasi b. Pedoman penskoran hasil belajar c. Daftar nilai siswa 4. Tehnik Analisa Data Data yang telah terkumpul dari hasil pengamatan dapat dianalisa dengan menggunakan tehnik analisis komparatif dan tehnik analisis kritis. Tehnik komparatif digunakan untuk membandingkan hasil antar siklus mulai dari siklus I dan siklus II pada materi Demokrasi Parlementer tahun 1950 di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Widodaren tahun pelajaran 2012 – 2013. Tehnik analisis kritis dengan menganalisis hasil observasi, data siswa yang telah terkumpul dengan menghubungkan antara teori dengan fakta di lapangan. Langkahlangkahnya, yaitu: mengumpulkan data yang didapat, mengidentifikasi, mengklarifikasi dan menghubungkan antara teori di literatur yang mendukung kemudian menarik kesimpulan berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. 5. Kriteria Keberhasilan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 22 Harapan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi permasalahan tentang kekurangsenangannya terhadap pelajaran sejarah terutama pada materi Pemerintahan Demokrasi Parlementer Tahun 1950. Tingkat keberhasilan siswa dapat menunjukkan grafik peningkatan dimana siswa mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang dipatok 75 secara individual. Sedangkan secara klasikal dinyatakan tuntas belajar jika ada 85% dari siswa yang hasil belajar lebih dari KKM. 6. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dua siklus. Tiap silkus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dengan mendesain faktor-faktor yang diteliti. Subyek penelitian mampu memahami materi demokrasi parlementer tahun 1950 yang disajikan dalam penelitian ini. Evaluasi awal digunakan untuk mendeteksi kemampuan awal siswa sebagai nilai awal sebelum menggunakan media pembelajaran. Tanpa media ternyata pemahaman siswa terhadap materi belum sepenuhnya kelihatan peningkatan. Evaluasi dan observasi awal ini nanti digunakan untuk melakukan tindakan refleksi selanjutnya. Maka penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pemelajaran kooperatif dengan media pohon sejarah untuk memudahkan siswa dalam pemahaman materi Pemerintahan Demokrasi Parlementer Tahun 1950. Berpedoman pada refleksi awal tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan prosedur yang dikutip dari Suyadi (2011:60) dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan Kelas, meliputi : a. Tahap I Perencanaan b. Tahap II Pelaksanaan Tindakan c. Tahap III Observasi d. Tahap IV Refkelsi Secara rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dan kedua sebagai berikut : Siklus I (Pertama) 1. Guru menjelaskan materi demokrasi parlementer dengan menggunakan ceramah di hadapan siswa tanpa memanfaatkan media pembelajaran 2. Secara individu diberikan tugas pekerjaan rumah dengan soal-soal yang harus dikerjakan. 3. Guru memberikan evaluasi terhadap tugas yang dikerjakan 4. Menilai hasil belajar 5. Melakukan refleksi Siklus II (Kedua) 1. Sebelum pembelajaran guru mengelola kelas sehingga dalam kondisi kondusif. 2. Guru membentuk kelompok belajar dengan anggota 4-5 orang siswa dengan dasar perbedaan intelegent, jenis kelamin dan suku. 3. Guru memberikan penjelasan tentang materi demokrasi JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 23 perlementer dengan menggunakan media pembelajaran pohon sejarah. 4. Guru memberikan instruksi cara kerja yang kaitannya dengan media pembelajaran pohon sejarah. 5. Guru memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok dengan mengerjakan soal yang ditugaskan. 6. Kelompok telah selesai mengerjakan tugas dengan cepat maka maju ke depan untuk mempresentasikan jawabannya. 7. Kelompok yang memberikan jawaban benar maka kelompok tersebut berhak mendapat nilai 100 8. Guru memberikan penguatan dan bersama-sama siswa menarik kesimpulan materi. 9. Memberikan tes akhir secara individual untuk mengetahui ketuntasan secara individual. 10. Menilai hasil tes akhir 11. Melakukan refleksi D. PEMBAHASAN Penerapan media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah bermanfaat untuk mengetahui bahwa penelitian ini nantinya berjalan seperti yang diharapkan peneliti. Sehingga tepat sekali kiranya pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi, afektif dan psikomotor peserta didik dengan menggunakan pembelajaran kooperatif melalui media pohon ilmu. Media yang digunakan berasal dari ranting pohon yang nantinya dinamakan Media Pohon ilmu. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media pohon ilmu diperinci secara jelas di bawah ini. 1. Membuat rancangan dengan media pembelajaran pohon ilmu. 2. Guru melakukan kegiatan mengelola kelas dengan membagi kelompok dengan anggota 4-5 orang. 3. Guru menyiapkan sejumlah pertanyaan yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota kelompok. Nantinya akan dijawab dan dipelajari di rumah. 4. Pada hari H guru menyiapkan potongan pertanyaan dan jawaban secara terpisah. 5. Menyiapkan alat perekat untuk mengelem potongan kertas yang dijadikan daunnya. 6. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan media pohon ilmu. 7. Peserta didik ditugaskan untuk menyiapkan ranting pohon dari rumah. Pelaksanaan penelitian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pohon ilmu direncanakan secara matang. Pada pertemuan sebelumnya peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang berdasarkan tingkat kemampuan, perbedaan jenis kelamin dan suku/daerah. Pembentukan kelompok pada pertemuan sebelumnya bertujuan agar setiap kelompok memiliki tanggung jawab untuk membawa ranting pohon dan vas JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 24 bunga. Mereka diberi tugas rumah untuk membaca dan belajar serta menyelesaikan permasalahan yang diberikan setiap kelompok. Soal-soal yang harus diselesaikan dapat dilihat di lampiran. Penyajian dalam kelas pada hari H, peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota yang dibagi pertemuan sebelumnya. Mereka terbagi menjadi 8 kelompok yang anggotanya masing-masing 4-5 orang. Pembagian kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 : Daftar Pembagian Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Agustyan Elvry Ayang Sekar Surya Dwi Fatma Sari Fahron Wahyu H Ani Wulantika Della Ansari Putri K Enggar Febriyanti Hammidatun Nisa Anis Tri Utami Diah Pitasari Epy Nuryanti Ismiyati Marfuah Aulia Umami Dian Margharetha P Erik Bagus S Lina Septanti Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VII Lisa Nur Hidayah Moh Sholakhudin Nana Nofiana Novi Wulandari Nur Rochmawati Qoiri Lestari Reninda Oktavia Rini Indriani Risda Ismayanti Riska Riski U Rona Alvina Ryan Adi Setioko Tutut Ayu K Vivi Putri S Wisnu Rama W Yoga Sunja A Setiap kelompok membawa ranting pohon yang akan digunakan sebagai media pembelajaran beserta vas bunga untuk tempat ranting pohon. Ranting pohon yang dibawa setiap kelompok dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Ranting pohon dan vas bunga. JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 25 Guru memberikan instruksi materi dan cara kerja pembelajaran yang akan dilakukan dalam setiap kelompok. Sekaligus memberikan kertas pertanyaan-pertanyaan yang telah dipotong-potong secara terpisah dengan jawabannya. Kertas yang dipotong-potong tersebut dijodohkan antara pertanyaan dengan jawabannya. Selanjutnya kertas tersebut dilem menjadi satu dengan ranting pohon yang telah disiapkan. Prosesnya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas Proses pembelajaran ini berlangsung dengan jangka waktunya 40 menit. Setiap kelompok diberi soal dan jawaban sejumlah 20 butir, dengan asumsi bahwa satu soal bisa dikerjakan selama 2 menit dan masing-masing anak mendapat bagian jatah 4-5 butir pertanyaan. Cara bermainnya bahwa anak pertama mengerjakan antara 4-5 soal dengan waktu 8 menit selanjutnya anggota kedua dengan bagian yang sama dan seterusnya. Mereka bergantian untuk mengerjakan soal. Jika sudah selesai kelompok tersebut boleh tunjuk jari untuk dinilai dan mempresentasikan di depan kelas. Guru pengajar berkeliling untuk mempertanyakan kepada setiap kelompok apakah dalam pengerjaan menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami. Peneliti mengamati kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran dengan menggunakan media pohon ilmu. Tidak lupa juga melakukan pencatatan di lembar observasi. Penilaian afektif dan psikomotirk dapat dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kognitif dapat dilihat pada saat kelompok mengacungkan jari bahwa pekerjaannya telah selesai. Penilaian ini dapat bersifat individual atau kelompok. Selanjutnya nilai yang benar semua akan memperoleh nilai 100, salah satu dinilai 95 dan berlaku seterusnya. Setelah dinilai dan presentasi di depan kelas dapat dilihat pada gambar berikut: JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 26 Gambar 4. Hasil kerja media pembelajaran pohon ilmu Gambar 5. Hasil kelompok dipresentasikan di depan kelas Bagi yang melakukan presentasi diberikan kepada kelompok yang selesai pertama, namun tidak menutup bahwasanya kelompok lainnya diperbolehkan untuk presentasi di depan kelas. Setiap kelompok yang presentasi diberi kesempatan menjawab pertanyaan 4 – 5 permasalahan. Dilanjutkan oleh kelompok lainnya. Kegiatan pembelajaran dengan melalui media pohon ilmu mendapat antusianisme dari peserta didik. Hal ini tampak pada saat guru pengajar memberikan soal dan memberikan petunjuk cara kerjanya media pohon ilmu. Setiap kelompok sangat memperhatikan dan menyambutnya dengan senang hati. Pada saat kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan media pohon ilmu, mereka kelihatan asyik dan menikmati kegiatan dalam mengerjakannya. Kesibukannya setiap anggota kelompok menunjukkan sikap afektif dan spikomotorik dalam pembelajaran ini berhasil. Tidak ada peserta didik satupun yang mengobrol atau bermain sendiri. Ketrampilan psikomotorik terlihat saat individu dalam mencari jawaban dan menempelkan potongan-potongan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 27 kertas terlihat pada saat pembelajaran Sejarah. Jika anak-anak nyaman dalam berlangsung. Sikap afektif dapat dilihat belajarnya maka secara tidak langsung pada saat mereka aktif mencari soal minat belajar Sejarah yang tinggi. dan jawaban sementara teman lainnya Dalam hal ini sebagaian besar aktivitas membantu tanpa ada yang pembelajaran berpusat pada peserta mengkomado. Kesadaran diri dan rasa didik, yaitu peserta didik mempelajari tanggung jawab yang dimiliki setiap materi pembelajaran, berdiskusi untuk anggota tampak pada saat mereka memecahkan masalah dan tugasnya berupaya untuk mengerjakan dan masing-masing. Interaksi belajar yang menyelesaikan proses pembelajaran efektif dimungkinkan semua peserta dengan cepat dan benar. Mereka didik dapat menguasai materi secara beranggapan bahwa ini adalah tugas baik. bersama dan bukan individu yang harus Pada kegiatan pembelajaran diselesaikan secara berkelompok. Rasa dengan media pohon ilmu terjadi solidaritas ditanggung bersama, nilai persaingan sehat antar kelompok untuk bagus dan jelek milik kelompok. memperoleh predikat terbaik sehingga Pada saat melakukan pengamatan anak-anak akan terpacu untuk belajar. tampak dalam kegiatan pembelajaran Hal inilah yang akan memberikan setiap kelompok melakukan diskusi, korelasi positif dalam belajar setiap dan kerja sama. Setiap individu peserta didik. Sikap aktif yang memiliki tanggung jawab atas jatah dilakukan setiap anak dalam soal yang menjadi bagiannya. Mereka kelompoknya dengan saling berkomunikasi, saling mempresentasikan hasil belajar di melengkapi dan mengecek kebenaran depan kelas akan menjadi kelompok dari temannya yang kebagian yang terbaik. Guru memberikan menjawab. Teman lainnya membantu penghargaan kepada kelompok yang menyiapkan lem dan memegangi rantai mampu menyelesaikan dengan benar. pohon supaya tidak jatuh. Hasil pengamatan dilihat dari E. KESIMPULAN DAN SARAN aktivitas kolaboratif dan diskusi 1. Kesimpulan melalui media pohon ilmu. Anak-anak Penelitian dengan menerapkan merasa nyaman dan senang dengan metode pembelajaran kooperatif kegiatan proses pembelajaran dengan melalui media pohon ilmu dapat media pohon ilmu. Hal ini didukung disimpulkan sebagai berikut : dengan keasyikan anak-anak dalam a. Pembelajaran dengan mencari soal dan jawaban yang menggunakan media pohon ilmu disediakan. Proses tersebut dapat meningkatkan aktivitas memunculkan adanya ketertarikan belajar peserta didik. peserta didik terhadap pelajaran JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 28 b. Pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok mampu meningkatkan ketrampilan dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri atau kelompok. c. Pembelajaran dengan menggunakan media pohon ilmu mampu menjadi cara tersendiri untuk menarik minat belajar Sejarah. 2. Saran Setelah pengadakan penelitian dan pengamatan saat pembelajaran dengan menggunakan media pohon ilmu dapat disarankan sebagai berikut: a. Pembelajaran menggunakan media pohon ilmu mampu memperbaiki paradigma pembelajaran sehingga pembelajaran sejarah tidak monoton. b. Guru mampu merancang strategi baru untuk mengembangkan pembelajaran dan meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran dengan berani coba-coba berbagai pendekatan dan metode yang bervariasi, agar pembelajarn aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan peserta didik dapat terwujud. c. Guru dalam mentranfer ilmunya harus mampu memberikan secara baik melalui metode-metode yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Asmani, Basuki Jamal Ma’mur. 2011. Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press Wibawa, 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dikdasmen. Dasna, I Wayan. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dan Penyusunan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Kasihani. Model-model Pembelajaran. Malang: Univ. Negeri Malang Punaji. 2010. Pemanfaatan Media. Malang: Universitas Negeri Malang Sudjatmiko. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dikdasmen Sukarman, Heri. 2004. Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Dikdasmen Suprayekti. 2004. Interkasi Belajar Mengajar. Jakarta: Dikdasmen. Suyadi. 2011. Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press F. DAFTAR PUSTAKA JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 29 Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya KTSP. Jakarta: Group. pada Kurikulum Kencana Media JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 30 JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 17