17 Media Pohon Ilmu Sebagai Sarana Pembelajaran Sejarah di

advertisement
Media Pohon Ilmu Sebagai Sarana Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Widodaren Tahun Pelajaran 2013-2014
Oleh :
Indarti
Guru SMA Negeri 1 Widodaren
ABSTRAK
Guru sebagai ujung tombak pendidikan dan pengajaran, maka seorang
guru mampu memberikan yang terbaik demi kemajuan anak peserta didik. Segala
upaya guru dalam menyampaikan setiap materi kepada peserta didik secara baik.
Namun ada kendala juga karena setiap peserta didik memiliki karakter sendirisendiri dalam menerima materi. Lebih-lebih mata pelajaran sejarah yang selalu
dianggap membosankan. Pembelajaran teacher center membuat peserta didik
mengantuk dan tidak menarik.
Penelitian ini mengajak pembelajaran yang santai dan menarik terhadap
mata pelajaran sejarah. Student center lebih diutamakan dan media sebagai sarana
untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik agar mampu mengikuti dan
memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu media belajar sangat
penting dalam pembelajaran sejarah agar peserta didik mampu menerima
pelajaran dengan baik.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media pohon ilmu dapat menjadi
sarana pembelajaran peserta didik pada mata pelajaran sejarah yang selama ini
dianggap pelajaran yang membosankan dan tidak menarik.
Kata Kunci: Media Belajar, Pohon Ilmu
A. PENDAHULUAN
Belajar adalah sebuah proses
perubahan perilaku akibat interaksi
individu dengan lingkungan. Proses ini
tidak akan terjadi dengan sendiri
melainkan ada unsur kesengajaan yang
direncanakan dan adanya proses
kematangan.
Interaksi peserta didik dengan
lingkungan disengaja oleh guru dalam
mengajar. Mengajar tidak hanya
sekedar
menyampaikan
materi
pelajaran dari guru ke peserta didik,
tetapi mengajar merupakan seluruh
perilaku, kegiatan dan tindakan yang
dilakukan oleh guru. Guru dapat
memfasilitasi
terjadinya
proses
pembelajaran di dalam maupun di luar
kelas, maka kegiatan belajar mengajar
harus bervariasi.
Keberhasilan
hasil
belajar
mengajar tergantung dari hasil interaksi
hubungan timbal balik antara guru dan
peserta didik. Interaksi guru dan
peserta didik tidak bersifat sepihak
artinya guru bukan merupakan satusatunya subyek, melainkan peserta
didik juga dapat dijadikan subyek
belajar, artinya adakalanya guru
mendominasi
proses
interaksi,
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
17
adakalanya peserta didik mendominasi
proses interaksi atau sebaliknya. Jadi
interkasi guru dan peserta didik harus
seimbang.
Pola interkasi belajar mengajar
pada
hakekatnya
bertujuan
mengantarkan peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dapat tercapai harus
melibatkan tiga unsur penunjang dalam
proses pembelajaran. Guru, peserta
didik dan materi pembelajaran harus
terlibat langsung. Media pembelajaran
sebagai
sarana
penting
dalam
penyampaian materi yang akan
disampaikan. Motivasi dan simpati
peserta didik terhadap mata pelajaran
Sejarah sangat kurang. Usia anak-anak
SMA secara psikologis merupakan
tahapan untuk mencari identitas diri,
malas belajar, dan ditambah dengan
dampak negatif teknologi yang
mengakibatkan
anak-anak
menyalahgunakan Handphone.
Kondisi tersebut jangan sampai
berlarut-larut, guru harus memiliki
variasi pembelajaran agar bisa tercapai.
Salah satunya dengan menerapkan pola
interaksi antara guru, peserta didik dan
materi pelajaran secara seimbang.
Namun ketiga unsur tersebut tidak serta
merta menjamin keberhasilan belajar
peserta didik, yaitu harus ada unsur lain
yang dilibatkan dalam pembelajaran
namanya media pembelajaran. Media
adalah
segala
sesuatu
yang
mengantarkan pesan dari sumber
kepada penerima dalam kontek
interkasi belajar mengajar, guru harus
tampil untuk menggunakan dan
memanfaatkannya sebagai alat bantu
penyampaian materi kepada peserta
didik.
Oleh karena itu mata pelajaran
Sejarah akan memberikan solusi yang
baik bagi peserta didik dengan
menggunakan media pembelajaran
sebagai
alternative. Maka untuk
menarik minat belajar peserta didik
terhadap mata pelajaran Sejarah
digunakan pembelajaran melalui media
Pohon Ilmu. Media ini diharapkan
dapat menjadi jalan keluar bagi peserta
didik agar senang dengan pelajaran
Sejarah.
Penelitian
ini
mencoba
menggunakan media tersebut sebagai
salah satu sarana pembelajaran sejarah
agar peserta didik tidak lagi galau
ataupun malas untuk belajar. Yang
menjadi
permasalahan
adalah
bagaimana media pohon ilmu menjadi
sarana pembelajaran pada mata
pelajaran Sejarah ?”
Adapun Tujuan dari Penelitian
ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar minat peserta didik dengan
menggunakan media pohon ilmu pada
mata pelajaran Sejarah serta bagaimana
aktivitas
peserta
didik
dengan
menggunakan media pohon ilmu pada
mata pelajaran Sejarah.
Hasil penelitian diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru mata pelajaran
Sejarah khususnya, yaitu :
1. Menemukan media pembelajaran
baru pada mata pelajaran Sejarah
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
18
sehingga proses pembelajaran di
kelas dapat berjalan secara efektif.
2. Memberikan sumbangan kepada
para guru bahwasanya media
pembelajaran sangat penting dalam
proses belajar mengajar di kelas.
3. Dapat menjadi acuan bagi temanteman guru untuk berbagi ilmu.
yang dirancang secara sistematis
dengan cara memberdayaan teknologi
dan media pembelajaran di kelas.
Sehingga dikatakan bahwa media
pembelajaran sangatlah penting karena
sebagai fasilitasi belajar peserta didik.
Pembelajaran terdiri dari suatu
sistem yang terdiri dari komponankomponen diantaranya tujuan, materi,
kegiatan pembelajaran yang di
dalamnya terdapat penggunaan metode,
alat atau media dan sumber belajar
serta penilaian hasil belajar. Perlu
adanya komitmen para guru untuk
menekankan
pada
pemberdayaan
teknologi pembelajaran dan media
pembelajaran
di
kelas.
Media
merupakan salah satu bagian dari
sistem pembelajaran, bahkan lebih
spesifik lagi media dapat dikatakan
sebagai bagian integral dari kegiatan
pembelajaran sehingga kedudukannya
tidak dapat dipisahkan dan berpengaruh
terhadap jalannya proses pembelajaran.
Maksudnya dengan kata lain kegiatan
pembelajaran tidak dapat berlangsung
dengan baik tanpa media pembelajaran.
Dikatakan lebih sempit lagi media
adalah komponen bahan dan alat dalam
sistem pembelajaran dan dalam arti
luas bahwasanya media sebagai
pemanfaatan secara maksimum semua
komponen sistem dan sumber belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Media Pembelajaran
Menurut AECT dalam Dikdasmen
(2004: 8) menyatakan media adalah
segala sesuatu yang digunakan orang
untuk menyampaikna pesan. Gagne
juga menambahkan sebagai komponen
dalam lingkungan peserta didik untuk
merangsang agar mereka dapat belajar.
Media juga berfungsi efektif dalam
konteks
pembelajaran
yang
berlangsung tanpa keberadaan guru di
kelas. Media yang diisyaratkan dapat
digunakan sebagai fasilitas peserta
didik dalam mempermudah dalam
belajar. (Punaji, 2010: 10)
Berkenaan
dengan
persoalan
rendahnya partisipasi belajar dan
kualitas hasil belajar, maka proses
pembelajaran
perlu
mendapatkan
perhatian penuh. Oleh karena itu perlu
adanya
upaya-upaya
guna
meningkatkan minat dan motivasi pada
peserta didik agar mutu atau kualitas
belajarnya semakin maju dan semakin
aktif berperan dalam aktivitas proses
pembelajaran, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas hasil 2. Pohon ilmu
belajarnya. Salah satu upaya yang
Pohon ilmu merupakan salah satu
dilakkan perlu adanya pembelajaran media dalam pembelajaran kooperatif
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
19
dengan menempatkan peserta didik
dalam
kelompok
belajar
yang
beranggotakan 4-5 orang peserta didik
dengan memiliki kemampuan, jenis
kelamin, dan suku yang berbeda
(Trianto, 2011: 56). Guru menyajikan
materi dengan memberikan masalah
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dibahas dan dijawab. Tugas
ini dikerjakan secara bersama-bersama
dengan anggota kelompoknya. Setiap
anggotanya akan bertanggung jawab
atas jawaban yang akan diberikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia
dalam
Purwodarminta
bahwasanya sejarah memiliki arti
pohon. Pengambilan pohon ilmu
karena sejarah sendiri bermakna pohon
jika dilihat dari bahasa arab
“syajahrotun”. Arti luasnya bahwa
syajarotun adalah pohon yang nantinya
memiliki ranting secara terus menerus.
Ranting merupakan bagian dari pohon
untuk menjadi media. Dalam pohon
1. Ranting pohon
tentunya harus ada daun yang
menghiasi indahnya pohon. Daunnya
diambil dari potongan-potongan kertas
yang nanti digabungkan dengan perekat
lem diantara kertas-kertas itu.
Media pohon ilmu sebagai salah
satu alat peraga dalam pembelajaran
kooperatif dengan melibatkan seluruh
aktivitas seluruh peserta didik tanpa
adanya pembedaan antara satu dengan
yang lain. Pembelajaran dengan media
ini mampu menumbuhkan rasa
tanggung jawab, kerja sama dan
kompetitif. (Suprayekti, 2004 : 15)
Komponen
pada
media
pembelajaran pohon ilmu meliputi:
ranting pohon; potongan kertas sebagai
daun; sejumlah pertanyaan dan
jawaban; lem; vas bunga. Media
ranting pohon sangat mudah didapat
dan tidak memakan biaya yang cukup
tinggi.
Lebih
jelasnya
dapat
ditampilkan gambar sebagai berikut:
Gambar 1. Ranting pohon
2. Daun
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
20
Gambar 2. Daun pohon ilmu
Daun yang dimaksud adalah media pembelajaran agar dapat
merupakan sejumlah pertanyaan dan mencapai tujuan pembelajaran itu
jawaban yang terpotong-potong secara sendiri. Pembelajaran tidak tergantung
terpisah. Kasarnya bahwa media ini pada guru melainkan memusatkan
menjodohkan antara pertanyaan dengan proses pembelajaran terjadi pada
jawaban.
Gambarannya
setiap peserta didik itu sendiri. (Sukarman,
kelompok diberi potongan pertanyaan 2004: 10)
dan jawaban untuk dipasangkan antara
Bertolak dari media pembelajaran
keduanya kemudian di lem diantara yang digunakan maka pada penelitian
rantaing pohon. Merekatnya pertanyaan ini
memanfaatkan
ranting-ranting
dan jawaban itulah dianggap sebagai pohon untuk menjadi alat dan bahan
daun. Harapan pada penelitian ini dapat pembelajaran.
Media
ini
akan
membantu peserta didik dalam membawa peserta didik aktif dan
menyerap dan menguasai materi yang senang terhadap pelajaran sejarah dan
diberikan pengajar.
tak mengalami kebosanan.
Penerapan media pembelajaran
yang kreatif dan inovatis, seorang C. METODE PENELITIAN
peserta didik akan selalu teribat secara 1. Obyek Tindakan
langsung sehingga keterlibatannya ini,
Penelitian
ini
merupakan
materi dan konsep yang akan dibahas Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
secara mudah akan dikuasai dan Adapun tindakan-tindakan yang akan
diterima dengan cepat. Keberhasilan diteliti adalah sebagai berikut:
pendidikan tentunya seorang guru
1. Aktivitas
siswa
dalam
harus punya inisiatif dan daya
pembelajaran
dengan
kreativitas untuk membantu peserta
menggunakan media pohon
didik mentransformasikan konsep.
sejarah.
Salah satu yang dapat membantu
2. Penguasaan
materi
dalam
peserta didik dengan penggunaan
kegiatan berkooperatif dan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
21
berkolaborasi
dalam
kelompoknya
3. Prestasi belajar siswa dengan
media pembelajaran pohon
sejarah
2. Setting / Subyek Penelitian
Tempat penelitian : SMA Negeri 1
Widodaren
Subyek penelitian : Siswa kelas XI
IPA 2
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kompetensi Dasar :
Materi
Pemerintahan
Demokrasi
Parlementer Tahun 1950
Tahun Pelajaran/ Semester: 2012 –
2013 / Semester II
Waktu Penelitian : Bulan Pebruari
– April tahun 2013
3. Metode Pengumulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas adalah :
1. Tehnik Pengumpulan Data
a. Metode obsevasi langsung,
melakukan
pengamatan
terhadap subyek penelitian.
Metode ini digunakan untuk
mengamati kegiatan siswa
pada pembelajaran dimulai.
Penulis mencatatnya dalam
lembaran observasi sebagai
hasil pengamatan.
b. Dokumentasi, pengumpulan
data berupa catatan-catatan
mengenai
masalah-masalah
yang diteliti seperti data siswa
dan daftar nilai siswa
c.
Evaluasi, digunakan untuk
mengukur
perkembangan
prestasi belajar siswa. Dan
mengukur kemampuan tiap
siswa dengan menunjukkan
hasil belajar, yaitu nilai yang
diperoleh siswa pada materi
tersebut. (Riduwan, 2002: 30)
2. Alat Pengumpulan Data
a. Lembar observasi
b. Pedoman penskoran hasil
belajar
c. Daftar nilai siswa
4. Tehnik Analisa Data
Data yang telah terkumpul dari
hasil pengamatan dapat dianalisa
dengan menggunakan tehnik analisis
komparatif dan tehnik analisis kritis.
Tehnik komparatif digunakan untuk
membandingkan hasil antar siklus
mulai dari siklus I dan siklus II pada
materi Demokrasi Parlementer tahun
1950 di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1
Widodaren tahun pelajaran 2012 –
2013.
Tehnik analisis kritis dengan
menganalisis hasil observasi, data
siswa yang telah terkumpul dengan
menghubungkan antara teori dengan
fakta
di
lapangan.
Langkahlangkahnya, yaitu: mengumpulkan data
yang
didapat,
mengidentifikasi,
mengklarifikasi dan menghubungkan
antara teori di literatur yang
mendukung
kemudian
menarik
kesimpulan berdasarkan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan.
5. Kriteria Keberhasilan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
22
Harapan
setelah
dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas dapat
memberikan
kontribusi
dalam
mengurangi permasalahan tentang
kekurangsenangannya
terhadap
pelajaran sejarah terutama pada materi
Pemerintahan Demokrasi Parlementer
Tahun 1950. Tingkat keberhasilan
siswa dapat menunjukkan grafik
peningkatan dimana siswa mampu
memenuhi kriteria ketuntasan minimal
yang dipatok 75 secara individual.
Sedangkan secara klasikal dinyatakan
tuntas belajar jika ada 85% dari siswa
yang hasil belajar lebih dari KKM.
6. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri
dua siklus. Tiap silkus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai dengan mendesain faktor-faktor
yang diteliti. Subyek penelitian mampu
memahami
materi
demokrasi
parlementer tahun 1950 yang disajikan
dalam penelitian ini. Evaluasi awal
digunakan
untuk
mendeteksi
kemampuan awal siswa sebagai nilai
awal sebelum menggunakan media
pembelajaran. Tanpa media ternyata
pemahaman siswa terhadap materi
belum
sepenuhnya
kelihatan
peningkatan. Evaluasi dan observasi
awal ini nanti digunakan untuk
melakukan
tindakan
refleksi
selanjutnya. Maka penelitian tindakan
kelas ini menggunakan metode
pemelajaran kooperatif dengan media
pohon sejarah untuk memudahkan
siswa dalam pemahaman materi
Pemerintahan Demokrasi Parlementer
Tahun 1950.
Berpedoman pada refleksi
awal
tersebut
maka
dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan
prosedur yang dikutip dari Suyadi
(2011:60) dalam bukunya Panduan
Penelitian Tindakan Kelas, meliputi :
a. Tahap I Perencanaan
b. Tahap II Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap III Observasi
d. Tahap IV Refkelsi
Secara rinci prosedur penelitian
tindakan untuk siklus pertama dan
kedua sebagai berikut :
Siklus I (Pertama)
1. Guru
menjelaskan
materi
demokrasi parlementer dengan
menggunakan ceramah di hadapan
siswa tanpa memanfaatkan media
pembelajaran
2. Secara individu diberikan tugas
pekerjaan rumah dengan soal-soal
yang harus dikerjakan.
3. Guru
memberikan
evaluasi
terhadap tugas yang dikerjakan
4. Menilai hasil belajar
5. Melakukan refleksi
Siklus II (Kedua)
1. Sebelum
pembelajaran
guru
mengelola kelas sehingga dalam
kondisi kondusif.
2. Guru
membentuk
kelompok
belajar dengan anggota 4-5 orang
siswa dengan dasar perbedaan
intelegent, jenis kelamin dan suku.
3. Guru memberikan penjelasan
tentang
materi
demokrasi
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
23
perlementer dengan menggunakan
media pembelajaran pohon sejarah.
4. Guru memberikan instruksi cara
kerja yang kaitannya dengan media
pembelajaran pohon sejarah.
5. Guru memberikan tugas kepada
siswa secara berkelompok dengan
mengerjakan soal yang ditugaskan.
6. Kelompok
telah
selesai
mengerjakan tugas dengan cepat
maka maju ke depan untuk
mempresentasikan jawabannya.
7. Kelompok
yang memberikan
jawaban benar maka kelompok
tersebut berhak mendapat nilai 100
8. Guru memberikan penguatan dan
bersama-sama siswa menarik
kesimpulan materi.
9. Memberikan tes akhir secara
individual
untuk
mengetahui
ketuntasan secara individual.
10. Menilai hasil tes akhir
11. Melakukan refleksi
D. PEMBAHASAN
Penerapan
media
pembelajaran pada mata pelajaran
Sejarah bermanfaat untuk mengetahui
bahwa penelitian ini nantinya berjalan
seperti yang diharapkan peneliti.
Sehingga tepat sekali kiranya pada
penelitian
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan prestasi, afektif dan
psikomotor peserta didik dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
melalui media pohon ilmu.
Media yang digunakan berasal
dari ranting pohon yang nantinya
dinamakan Media Pohon ilmu. Adapun
langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan media pohon ilmu
diperinci secara jelas di bawah ini.
1. Membuat rancangan dengan media
pembelajaran pohon ilmu.
2. Guru
melakukan
kegiatan
mengelola kelas dengan membagi
kelompok dengan anggota 4-5
orang.
3. Guru
menyiapkan
sejumlah
pertanyaan yang harus dikerjakan
oleh
masing-masing
anggota
kelompok. Nantinya akan dijawab
dan dipelajari di rumah.
4. Pada hari H guru menyiapkan
potongan pertanyaan dan jawaban
secara terpisah.
5. Menyiapkan alat perekat untuk
mengelem potongan kertas yang
dijadikan daunnya.
6. Peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran dengan media pohon
ilmu.
7. Peserta didik ditugaskan untuk
menyiapkan ranting pohon dari
rumah.
Pelaksanaan
penelitian
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan media pohon ilmu
direncanakan secara matang. Pada
pertemuan sebelumnya peserta didik
dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 4-5 orang berdasarkan
tingkat kemampuan, perbedaan jenis
kelamin dan suku/daerah. Pembentukan
kelompok pada pertemuan sebelumnya
bertujuan agar setiap kelompok
memiliki tanggung jawab untuk
membawa ranting pohon dan vas
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
24
bunga. Mereka diberi tugas rumah
untuk membaca dan belajar serta
menyelesaikan permasalahan yang
diberikan setiap kelompok. Soal-soal
yang harus diselesaikan dapat dilihat di
lampiran.
Penyajian dalam kelas pada
hari H, peserta didik berkelompok
sesuai dengan anggota yang dibagi
pertemuan sebelumnya. Mereka terbagi
menjadi 8 kelompok yang anggotanya
masing-masing 4-5 orang. Pembagian
kelompok dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1 : Daftar Pembagian Kelompok
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Agustyan Elvry
Ayang Sekar Surya
Dwi Fatma Sari
Fahron Wahyu H
Ani Wulantika
Della Ansari Putri K
Enggar Febriyanti
Hammidatun Nisa
Anis Tri Utami
Diah Pitasari
Epy Nuryanti
Ismiyati Marfuah
Aulia Umami
Dian Margharetha P
Erik Bagus S
Lina Septanti
Kelompok V
Kelompok VI
Kelompok VII
Kelompok VII
Lisa Nur Hidayah
Moh Sholakhudin
Nana Nofiana
Novi Wulandari
Nur Rochmawati
Qoiri Lestari
Reninda Oktavia
Rini Indriani
Risda Ismayanti
Riska Riski U
Rona Alvina
Ryan Adi Setioko
Tutut Ayu K
Vivi Putri S
Wisnu Rama W
Yoga Sunja A
Setiap kelompok membawa
ranting pohon yang akan digunakan
sebagai media pembelajaran beserta
vas bunga untuk tempat ranting pohon.
Ranting pohon yang dibawa setiap
kelompok dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 1. Ranting pohon dan vas bunga.
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
25
Guru
memberikan
instruksi
materi dan cara kerja pembelajaran
yang akan dilakukan dalam setiap
kelompok. Sekaligus memberikan
kertas pertanyaan-pertanyaan yang
telah dipotong-potong secara terpisah
dengan jawabannya. Kertas yang
dipotong-potong tersebut dijodohkan
antara pertanyaan dengan jawabannya.
Selanjutnya kertas tersebut dilem
menjadi satu dengan ranting pohon
yang telah disiapkan. Prosesnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas
Proses
pembelajaran
ini
berlangsung dengan jangka waktunya
40 menit. Setiap kelompok diberi soal
dan jawaban sejumlah 20 butir, dengan
asumsi bahwa satu soal bisa dikerjakan
selama 2 menit dan masing-masing
anak mendapat bagian jatah 4-5 butir
pertanyaan. Cara bermainnya bahwa
anak pertama mengerjakan antara 4-5
soal dengan waktu 8 menit selanjutnya
anggota kedua dengan bagian yang
sama
dan
seterusnya.
Mereka
bergantian untuk mengerjakan soal.
Jika sudah selesai kelompok tersebut
boleh tunjuk jari untuk dinilai dan
mempresentasikan di depan kelas.
Guru pengajar berkeliling
untuk mempertanyakan kepada setiap
kelompok apakah dalam pengerjaan
menemukan kesulitan-kesulitan yang
dialami. Peneliti mengamati kelemahan
dan kelebihan dari proses pembelajaran
dengan menggunakan media pohon
ilmu. Tidak lupa juga melakukan
pencatatan di lembar observasi.
Penilaian afektif dan psikomotirk dapat
dilaksanakan
pada
saat
proses
pembelajaran berlangsung. Penilaian
kognitif dapat dilihat pada saat
kelompok mengacungkan jari bahwa
pekerjaannya telah selesai. Penilaian
ini dapat bersifat individual atau
kelompok. Selanjutnya nilai yang benar
semua akan memperoleh nilai 100,
salah satu dinilai 95 dan berlaku
seterusnya.
Setelah
dinilai
dan
presentasi di depan kelas dapat dilihat
pada gambar berikut:
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
26
Gambar 4. Hasil kerja media pembelajaran pohon ilmu
Gambar 5. Hasil kelompok dipresentasikan di depan kelas
Bagi yang melakukan presentasi
diberikan kepada kelompok yang
selesai pertama, namun tidak menutup
bahwasanya
kelompok
lainnya
diperbolehkan untuk presentasi di
depan kelas. Setiap kelompok yang
presentasi diberi kesempatan menjawab
pertanyaan 4 – 5 permasalahan.
Dilanjutkan oleh kelompok lainnya.
Kegiatan pembelajaran dengan
melalui media pohon ilmu mendapat
antusianisme dari peserta didik. Hal ini
tampak pada saat guru pengajar
memberikan soal dan memberikan
petunjuk cara kerjanya media pohon
ilmu.
Setiap
kelompok
sangat
memperhatikan dan menyambutnya
dengan senang hati. Pada saat kegiatan
pembelajaran dengan pemanfaatan
media pohon ilmu, mereka kelihatan
asyik dan menikmati kegiatan dalam
mengerjakannya. Kesibukannya setiap
anggota kelompok menunjukkan sikap
afektif dan spikomotorik dalam
pembelajaran ini berhasil.
Tidak ada peserta didik satupun
yang mengobrol atau bermain sendiri.
Ketrampilan psikomotorik terlihat saat
individu dalam mencari jawaban dan
menempelkan
potongan-potongan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
27
kertas terlihat pada saat pembelajaran Sejarah. Jika anak-anak nyaman dalam
berlangsung. Sikap afektif dapat dilihat belajarnya maka secara tidak langsung
pada saat mereka aktif mencari soal minat belajar Sejarah yang tinggi.
dan jawaban sementara teman lainnya Dalam hal ini sebagaian besar aktivitas
membantu
tanpa
ada
yang pembelajaran berpusat pada peserta
mengkomado. Kesadaran diri dan rasa didik, yaitu peserta didik mempelajari
tanggung jawab yang dimiliki setiap materi pembelajaran, berdiskusi untuk
anggota tampak pada saat mereka memecahkan masalah dan tugasnya
berupaya untuk mengerjakan dan masing-masing. Interaksi belajar yang
menyelesaikan proses pembelajaran efektif dimungkinkan semua peserta
dengan cepat dan benar. Mereka didik dapat menguasai materi secara
beranggapan bahwa ini adalah tugas baik.
bersama dan bukan individu yang harus
Pada kegiatan pembelajaran
diselesaikan secara berkelompok. Rasa dengan media pohon ilmu terjadi
solidaritas ditanggung bersama, nilai persaingan sehat antar kelompok untuk
bagus dan jelek milik kelompok.
memperoleh predikat terbaik sehingga
Pada saat melakukan pengamatan anak-anak akan terpacu untuk belajar.
tampak dalam kegiatan pembelajaran Hal inilah yang akan memberikan
setiap kelompok melakukan diskusi, korelasi positif dalam belajar setiap
dan kerja sama. Setiap individu peserta didik. Sikap aktif yang
memiliki tanggung jawab atas jatah dilakukan
setiap
anak
dalam
soal yang menjadi bagiannya. Mereka kelompoknya
dengan
saling
berkomunikasi,
saling mempresentasikan hasil belajar di
melengkapi dan mengecek kebenaran depan kelas akan menjadi kelompok
dari
temannya
yang
kebagian yang terbaik. Guru memberikan
menjawab. Teman lainnya membantu penghargaan kepada kelompok yang
menyiapkan lem dan memegangi rantai mampu menyelesaikan dengan benar.
pohon supaya tidak jatuh.
Hasil pengamatan dilihat dari E. KESIMPULAN DAN SARAN
aktivitas kolaboratif dan diskusi 1. Kesimpulan
melalui media pohon ilmu. Anak-anak
Penelitian dengan menerapkan
merasa nyaman dan senang dengan metode
pembelajaran
kooperatif
kegiatan proses pembelajaran dengan melalui media pohon ilmu dapat
media pohon ilmu. Hal ini didukung disimpulkan sebagai berikut :
dengan keasyikan anak-anak dalam a. Pembelajaran
dengan
mencari soal dan jawaban yang
menggunakan media pohon ilmu
disediakan.
Proses
tersebut
dapat meningkatkan aktivitas
memunculkan adanya ketertarikan
belajar peserta didik.
peserta didik terhadap pelajaran
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
28
b. Pembelajaran
dalam
bentuk
kelompok-kelompok
mampu
meningkatkan ketrampilan dan
rasa tanggung jawab pada diri
sendiri atau kelompok.
c. Pembelajaran
dengan
menggunakan media pohon ilmu
mampu menjadi cara tersendiri
untuk menarik minat belajar
Sejarah.
2. Saran
Setelah pengadakan penelitian
dan pengamatan saat pembelajaran
dengan menggunakan media pohon
ilmu dapat disarankan sebagai berikut:
a. Pembelajaran menggunakan media
pohon ilmu mampu memperbaiki
paradigma pembelajaran sehingga
pembelajaran
sejarah
tidak
monoton.
b. Guru mampu merancang strategi
baru
untuk
mengembangkan
pembelajaran dan meningkatkan
mutu
kegiatan
pembelajaran
dengan berani coba-coba berbagai
pendekatan dan metode yang
bervariasi, agar pembelajarn aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan
peserta didik dapat terwujud.
c. Guru dalam mentranfer ilmunya
harus mampu memberikan secara
baik melalui metode-metode yang
disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan peserta didik dan
materi yang akan diajarkan.
Asmani,
Basuki
Jamal Ma’mur. 2011.
Penelitian
Pendidikan.
Jogjakarta: DIVA Press
Wibawa, 2004. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
Dikdasmen.
Dasna, I Wayan. 2010. Penelitian
Tindakan
Kelas
dan
Penyusunan Karya Ilmiah.
Malang: Universitas Negeri
Malang.
Kasihani. Model-model Pembelajaran.
Malang: Univ. Negeri
Malang
Punaji. 2010. Pemanfaatan Media.
Malang: Universitas Negeri
Malang
Sudjatmiko. 2004. Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
Jakarta:
Dikdasmen
Sukarman, Heri. 2004. Dasar-dasar
Pembelajaran.
Jakarta:
Dikdasmen
Suprayekti. 2004. Interkasi Belajar
Mengajar.
Jakarta:
Dikdasmen.
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian
tindakan Kelas. Jogjakarta:
DIVA Press
F. DAFTAR PUSTAKA
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
29
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep,
Landasan,
dan
Implementasinya
KTSP. Jakarta:
Group.
pada Kurikulum
Kencana Media
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
30
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
17
Download