STANDAR COSTING (HARGA POKOK STANDARD) Manfaat / tujuan standar costing : 1. Perencanaan budget 2. Pengendalian biaya 3. Penentuan harga pokok persediaan 4. Penentuan harga jual 5. Pengambilan keputusan STANDAR : Pengeluaran yang seharusnya dikeluarkan dalam rangka menghasilkan 1 unit output barang atau jasa selama 1 periode tertentu. BUDGET : Pengeluaran yang seharusnya dikeluarkan dalam rangka menghasilkan sejumlah output barng / jasa selama 1 periode tertentu. Dalam menentukan standard harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : 1. Faktor tingkat harga 2. Faktor tingkat prestasi 3. Faktor tingkat produksi JENIS-JENIS STANDARD : 1. Berdasarkan faktor tingkat harga, terdiri dari : a. STANDARD IDEAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga bahan baku, tenaga kerja, BOP yang paling rendah atau menguntungkan. b. STANDARD NORMAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga normal atau tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi di dalam siklus bisnis. c. STANDARD CURRENT : tingkat harga yang diharapkan akan terjadi di dalam periode akuntansi pemakai standard. d. STANDARD DASAR : tingkat harga yang diharapkan didasarkan pada anggaran tingkat harga yang diharapkan terjadi pada tahun pertama pemakaian standard. 2. Berdasarkan faktor tingkat prestasi, terdiri dari : 1. Standard Teoritis / Standard Ideal 2. Standard Normal 3. Standard Rata-rata masa lalu 4. Standard Terbaik yang dicapai. 3. Berdasarkan faktor tingkat produksi, terdiri dari : 1. Standard Kapasitas Teoritis 2. Standard Kapasitas Praktis 3. Standard Kapasitas Normal 4. Standard Kapasitas Sesungguhnya yang diharapkan. PENENTUAN HARGA POKOK STANDARD STANDARD COST dapat digunakan pada : 1. Job Order Costing 2. Process Costing (1) STANDAR BIAYA BAHAN, terdiri dari : a. Standar Harga b. Standar Kwantitas / Fisik (2) STANDAR BIAYA TENAGA KERJA, terdiri dari : a. Standar Tarif b. Standar Waktu / Efisiensi (3) STANDAR BIAYA OVERHEAD PABRIK : Penentuan tarif BOP didasarkan pad Budget dan Hasil yang digunakan. BUDGET HARGA BOP = ___________________ BUDGET BASIC CONTOH : Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode tertentu yaitu : Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,- = Rp. 20.000,- / unit output T.K. langsung 2 jam @ Rp. 8.000,- = Rp. 16.000,- / unit output Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi yaitu : - Unit barang yang diproduksi 10.000 unit - Biaya bahan baku Rp. 270.000,- Bahan baku yang dibeli dan digunakan 50.000 kg - Harga bahan baku / kg Rp. 5.000,- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 171.600,- Jam Kerja sesungguhnya 22.000 jam - Biaya tenaga kerja per jam Rp. 7.800,- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya 55.000 kg Diminta : Hitunglah : 1. Selisih biaya bahan baku 2. Selisih biaya tenaga kerja 3. Jurnal a. Untuk mencatat pembelian bahan baku b. Mencatat penggunaan bahan baku c. Mencatat upah gaji JAWAB : 1.A.Selisih harga = (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg = Rp.20.000.000,- (TM/UF). B.Selisih Kwantitas = {50.000 kg – (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,2. Selisih Tenaga Kerja : A. Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam = Rp.4.400.000,- (M/F). B. Selisih Efisiensi = (22.000 Jam – 20.000 Jam) x Rp. 8.000,= Rp.16.000.000,- (TM). 3. Jurnal : a. Mencatat pembelian bahan baku Bahan Baku Selisih Harga Hitung Dagang b. Mencatat penggunan bahan baku B.D.P Selisih Efisiensi Bahan Baku c. Mencatat upah dan gaji B.D.P Selisih efisiensi tenaga kerja Selisih tarif tenaga kerja Hitung upah / gaji Rp.275.000.000,Rp 32.000.000,- (dari yang dibeli) Rp.297.000.000,Rp.200.000.000,Rp. 16.000.000,Rp.250.000.000,Rp.160.000.000,Rp. 16.000.000,Rp. 4.400.000,Rp.171.600.000,- Buku Besar BAHAN BAKU Kwantitas pembelian ssg X Harga STD/Unit Kwantitas pengguna ssg X Harga STD/ unit Rp. 275.000.000,- Rp. 250.000.000,B.D.P Kwantitas STD yg dipakai X Harga STD/Unit Rp. 200.000.000,Rp. 160.000.000,Selisih harga bahan baku Kwantitas pembelian ssg X Harga/Unit Rp. 22.000.000,Selisih efisiensi bahan baku Selisih kwantitas yang dipakai X Harga STD/ Unit Rp. 50.000.000,Selisih efisiensi tenaga kerja Selisih jam kerja X tarif STD/Unit Rp. 16.000.000,Selisih tarif tenaga kerja Jam kerja ssg X selisih per unit Rp. 4.400.000,ANALISA VARIANCE / SELISIH Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen biaya yaitu : a. Selisih bahan b. Selisih tenaga kerja c. Selisih BOP Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnya. SELISIH pada umumnya terdapat 2 jenis : 1. Selisih menguntung (favorable) Standard > sesungguhnya 2. Selisih tidak menguntungkan (unfavorable) Standard < sesungguhnya PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS SELISIH (PROSEDUR PENCATATAN SELISIH) REKENING SELISIH DEBIT Unfavorable (tidak menguntungka) KREDIT Favorable (menguntungkan) KETENTUAN-KETENTUAN DALAM MENCATAT SELISIH BAHAN BAKU LANGSUNG a. Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP. b. Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga pada saat bahan baku diterima. c. Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan variance dicatat pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi. UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG a. Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan BOP dengan menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard. b. Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif sesungguhnya) dengan biaya standard. c. Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya. JURNAL : METODE I A. Untuk mencatat pembelian bahan baku. Persediaan bahan baku (harga STD X Kwantitas ssg) Variance harga bahan baku (unfavorable) Hutang B. Untuk mencatat pemakaian bahan baku. B.D.P (tarif STD X STD Kwant) Selisih Kwantitas (favorable) Persediaan bahan baku (tarif STD X Kwant ssg) CONTOH UNTUK TENAGA KERJA LANGSUNG xxx xxx xxx xxx xxx xxx A. Mencatat upah / gaji harus dibayar : Upah / gaji (jam kerja ssg X tarif ssg) Hutang upah / gaji B. Mencatat alokasi upah / gaji dan selisih : B.D.P (jam STD X tarif STD) Selisih tarif (UF) Selisih efisiensi (UF) Upah / gaji xxx xxx xxx xxx xxx xxx BIAYA STANDARD OVERHEAD PABRIK DAN ANALISA VARIANCE Selisih BOP terdiri dari : a. Metode 2 selisih 1. Selisih Terkendali (Controllable Variance) Formulasi : FOH Actual Budget FOH (jam STD) - Fixed Cost xxx - Variable Cost xxx *) Cost Variance 2. Selisih Volume (Volume Variance) Formulasi : Budget FOH (jam STD) FOH dibebankan ke produksi (Jam STD X tarif STD FOH) Volume Variance xxx xxx xxx**) xxx xxx Note : *) Hitung dari jam STD X Tarif variable FOH **) Nilai harus sama Metode 2 selisih : a. Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + Sel. Eff. Variable b. Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap b. Metode 3 Selisih : 1. Selisih Pengeluaran (Spending Variance) Formulasi : FOH Actual xxx **) (Fav / Unfav) xxx (Fav / Unfav) Budget FOH (jam ssg) - Fixed Cost - Variable cost xxx xxx*) xxx**) xxx Spending Variance 2. Selisih Kapasitas Menggangur (idle Capacity Variance) Formulasi : Actual jam kerja X tarif STD FOH dibebankan ke produksi (jam ssg X tarif FOH STD) Idle Capacity Variance xxx 3. Selisih Kapasitas Menggangur (Efficiency Variance) Formulasi : Actual jam kerja X tarif STD FOH yang dibebankan ke produksi xxx (jam STD X tarif STD) Eff. Variance (Fav / Unfav) xxx xxx (Fav / Unfav) xxx xxx (Fav / Unfav) Note : *) Perhitungan = jumlah ssg X tarif variable **) Nilainya harus sama c. Metode 4 Selisih metode 4 selisih terdiri dari semua komponen yang ada dalam metode 3 selisih, hanya saja selisih efisiensi dianalisa lebih rinci (detail), selisih pengeluaran atau selisih kapasitas menganggur adalah sama dalam kedua metode tersebut. Pada metode 4 variance, selisih efisiensi dianalisa berdasarkan komponen biaya tetap dan komponen biaya variable. 1. Selisih Pengeluaran (Spending variance) (lihat : pada metode 3 selisih) 2. Selisih Kapasitas Menganggur idem 3. Selisih Efisiensi Biaya Tetap (Fixed Eff. Variance) Formulasi : Actual Jam kerja X tarif STD tetap STD jam kerja X tarif STD tetap Fixed eff. Variance 4. Selisih Eff. Biaya Tidak Tetap (Variable Eff. Variance) Formulasi : Actual Jam kerja X tarif STD tetap xxx xxx xxx xxx (Fav / Unfav) STD jam kerja X tarif STD tetap Variable eff. Variance xxx xxx (Fav / Unfav) Metode 2 Selisih : a. Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + sel. Eff. Variable b. Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap Total selisih (metode 1 selisih) : Sel. Pengeluaran + sel. Kapasitas + sel. Efisiensi (tetap / variable). METODE PENCATATAN STANDARD COSTING (PROSEDUR AKUNTANSI SISTEM HARGA POKOK STANDARD) Ada 2 metode pencatatan : 1. Metode Partial Plan 2. Metode Single Plan METODE PARTIAL PLAN Adalah cara pencatatan dimana biaya produksi dibebankan ke rekening BDP di sebelah debet dengan biaya sesungguhnya tetapi di sebelah kredit dengan biaya standard. B.D.P Biaya Sesungguhnya Biaya Standard Selisih Barang Jadi Biaya STD Rekening Selisih Sel. (TM) Sel. (M) Cara pencatatan : 1. Persediaan awal / akhir barang dalam proses dicatat dengan standard cost 2. Pembelian bahan, upah dan overhead pabrik yang terjadi dicatat dengan biaya sesungguhnya. 3. Pemakaian bahan pembebanan upah dan pembebanan BOP dengan biaya sesungguhnya. 4. Barang jadi dicatat dengan standard cost 5. Harga pokok penjualan dicatat dengan standard cost 6. Mencatat selisih. Bahan BDP – Bahan B.SS% B. SS% 0> Persd. Awal 0> B. std B. SS% 0> Persd. Akhir std Upah & Gaji B.SS% B. SS% BDP – Upah 0> Persd. Awal 0> B. std B. std B. SS% 0> P. akhir std BOP SS% B.SS% B. SS% Barang jadi BDP – BOP HP. B. std Penj. 0> Persd. Awal 0> B. std B. std B. SS% 0> P. akhir std Persediaan BDP B. Standard Selisih B. Standard 0 0 (2) Metode Single Plan : Adalah cara pencatatan dimana biaya produksi dibebankan kerekening Barang Dalam Proses disebelah Debet dan sebelah Kridit dengan biaya standard. Barang Dalam Proses Biaya Standard Biaya Standard Barang Jadi Biaya Standard Pada metode ini selisih dicatat pada setiap biaya terjadi. Perbedaan pencatatan single plan dan partial plan terletak pada Pengakuan selisih. Pada single Plan selisih dicatat / diakui pada saat biaya terjadi, sedangkan pada partikel plan selisih dicatat / diakui pada saat rekening Barang Dalam Proses, ditutup ke Rekening Barang Jadi (Umumnya pada akhir periode). Contoh Soal : Biaya standard per unit : Bahan 2 kg @ Rp. 50,Upah 3 Jam @ Rp. 75,BOP Variabel 3 jam @ Rp. 30,- = Rp. 90,- Rp. 100,Rp. 225,- Tetap 3 jam @ Rp. 40,- = Rp. 120,Rp. 210,Rp. 535,- Transaksi : (1) Persediaan Awal Barang Dalam Proses 100 unit (100% bahan, 75% biaya konversi). (2) Pembelian bahan 2500 kg @ Rp. 54,- sedangkan pemakaian 2100 kg. (3) Upah 2750 jam @ Rp. 70,- = Rp. 192.500,(4) Overhead sesungguhnya Rp. 200.000,(5) Produk dimasukkan dalam proses 1000 unit, produk selesai 950 unit dan persediaan akhir 150 unit (100% bahan dan 60% biaya konversi). (6) Penjualan 900 unit @ Rp. 800,(7) Kapasitas normal 1000 unit atau 3000 jam kerja. Diminta : Susunlah transaksi tersebut diatas ke dalam ayat jurnal. a. Metode Partial Plan b. Metode Single Plan Jawab : PARTIAL PLAN (1) BDP – Bahan (100 X 100% X Rp. 100) BDP – Upah (100 X 75% X Rp. 225) BDP – BOP (100 X 75% X Rp. 210) Persediaan BDP Rp. Rp. Rp. 10.000,16.875,15.750,Rp. (2) Bahan (2500 X Rp. 54) Kas / Hutang Rp. 135.000,- (3) BDP – Bahan (2100 X Rp. 54) Rp. 113.400,- (4) BDP dan Gaji Hutang Upah dan Gaji Rp. 192.500,- (5) BDP – Upah Upah dan Gaji Rp. 192.500,- (6) BOP sesungguhnya Rupa-rupa rekening di Kredit Rp. (7) BDP – BOP Rp. (8) Barang Jadi (950 X Rp. 535) BDP – Bahan (950 X Rp. 100) BDP – Upah (950 X Rp. 225) 42.625,- Rp. 135.000,Rp. 113.400,- Rp. 192.500,Rp. 192.500,- 200.000,Rp. 200.000,- Rp. 200.000,- 508.250,Rp. 95.000,Rp. 213.750,- BDP – BOP (950 X Rp. 210) Rp. 199.500,- (9) Persediaan BDP BDP – Bahan (150 X 100% X Rp. 100) BDP – Upah (150 X 60% X Rp. 225) BDP – BOP (150 X 60% X Rp. 210) Rp. (10) Harga Pokok Penjualan (900 X Rp. 100) Barang Jadi Rp. (11) Kas / Piutang (900 X Rp. 800) Penjualan Rp. 54.150,Rp. Rp. Rp. 15.000,20.250,18.900,- 481.500,Rp. 481.500,720.000,Rp. 720.000,- (12) Pencatatan Variance Bahan Selisih harga (Rp. 54 – Rp. 50) X 21.00 Selisih kwant (2100 - 2000) X Rp. 50 BDP – Bahan Rp. Rp. 8.400,5.000,Rp. 13.400,- (13) Pencatatan selisih upah BDP – Upah Selisih tarif (Rp. 70 – Rp. 750 X 2750) Selisih eff (2750 - 2895) X Rp. 75 Rp. 24.625,Rp. 13.750,Rp. 10.875,- (14) Pencatatan selisih BOP (misal metode 2 selisih) Selisih volume (TM) BDP – BOP Selisih terkendali (M) Rp. Rp. 4.200,2.650,- Rp. 6.850,- Ekuivalen Produksi (EP) Bahan = 100 (0%) + 950 – 100 + 150 (100%) = 850 + 150 = 100 unit 2 kg = 2000 kg Konversi = 100 (25%) + 950 – 100 + 150 (60%) = 25 + 850 + 90 = 965 jam kerja 3 jam = 2.895 jam kerja BDP – Bahan 10.000 113.400 95.000 15.000 F 13.400 BDP – Upah 16.875 129.500 F 24.625 213.750 20.250 BDP - BOP 15.750 200.000 F 2.650 199.500 18.900 123.400 123.400 234.000 234.000 218.400 218.400 JAWAB : METODE SINGLE PLAN (1) BDP – Bahan (100 X 100% X Rp. 100) BDP – Upah (100 X 75% X Rp. 225) BDP – BOP (100 X 75% X Rp. 210) Persediaan BDP Rp. Rp. Rp. 10.000,16.875,15.750,Rp. 42.625,- Bahan (2500 X Rp. 50) Selisih harga (Rp. 54 – Rp. 50 X 2500) Hutang / Kas (2500 X Rp. 54) Rp. Rp. 125.000,10.000,Rp. 135.000,- BDP – Bahan (2000 X Rp. 50) Selisih Kuantitas (2100 - 2000) X Rp. 50 Bahan (2100 X Rp. 50) Rp. Rp. 100.000,50.000,Rp. 105.000,- (2) Pencatatan Bahan Untuk pencatatan bahan ada 3 metode a. Selisih dicatat saat dibeli b. Selisih dicatat saat dipakai c. Selisih dicatat saat dibeli dan dipakai METODE I (SELISIH DICATAT SAAT DIBELI) METODE II (SELISIH DICATAT SAAT DIPAKAI) Bahan (2500 X Rp. 54) Hutang / Kas Rp. BDP – Bahan (2000 X Rp. 50) Selisih Harga (Rp. 54 – Rp. 50) X 2100 Selisih Kwant (2100 - 2000) X 50 Bahan (2100 X Rp. 54) Rp. Rp. Rp. 135.000,Rp. 135.000,100.000,8.400,5.000,- Rp. 113.400,- METODE III (SELISIH DICATAT SAAT DIBELI DAN DIPAKAI) Bahan (2500 X Rp. 50) Rp. Selisih Harga Pembalian (Rp. 54 – Rp. 50) X 2500 Hutang / Kas 125.000,Rp. 10.000,Rp. 135.000,- BDP – Bahan (2000 X Rp. 50) Selisih Kwant (2100 - 2000) X Rp. 50 Bahan (2100 X Rp. 50) Rp. Rp. 100.000,5.000,- Selisih Harga Bahan (Rp. 54 – Rp. 50) X 2100 Selisih Harga Pembelian Rp. 8.400,- (3) Upah dan Gaji Hutang Upah dan Gaji Rp. (4) BDP – Upah (2895 X Rp. 75) Selisih Tarif (Rp. 70 – Rp. 75) X 2750 Selisih Eff (2750 - 2895) X Rp. 75,Upah dan Gaji Rp. (5) BOP sesungguhnya Sundry Account Rp. (6) BDP – BOP (2895 X Rp. 70) Selisih volume Selisih terkendali BOP sesungguhnya Rp. Rp. (7) Barang jadi (950 X Rp. 535) BDP – Bahan (950 X Rp. 100) BDP – Upah (950 X Rp. 225) BDP – BOP (950 X Rp. 210) Rp. 105.000,Rp. 8.400,- 192.500,Rp. 192.500,217.125,Rp. 13.750,Rp. 10.875,Rp. 192.500,200.000,Rp. 200.000,202.650,4.200,Rp. 6.850,Rp. 200.000,- Rp. 508.250,Rp. 95.000,Rp. 213.750,Rp. 199.500,- (8) Persediaan BDP BDP – Bahan (150 X 100% X Rp. 100) BDP – Upah (150 X 60% X Rp. 225) BDP – BOP (150 X 60% X Rp. 210) Rp. 508.250,- (9) Harga Pokok Penjualan Barang Jadi (900 X Rp. 535) Rp. 481.500,- (10) Kas / Piutang (750 X Rp. 800) Penjualan Rp. 720.000,- Rp. 15.000,Rp. 20.250,Rp. 199.500,Rp. 481.500,Rp. 720.000,-