BAB IX

advertisement
BIAYA STANDAR
TIU:
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mendiskusikan sistem biaya standar.
TIK :
1. Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mengetahui definisi biaya
standar.
2. Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat memahami manfaat dan
kelemahan dari biaya standar.
3. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat mendiskusikan tentang prosedur
penentuan biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.
1. DIFINISI BIAYA STANDAR
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai
kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain
tertentu.
Biaya standar mendasarkan pada pengeluaran biaya waktu yang lalu diambil rataratanya dengan ini dibuat penyesuaian-penyesuaian dengan mempertimbangkan taksiran
unsur biaya diwaktu yang akan datang. Standar normal ini menitik beratkan pada
pengukuran-pengukuran dan pengambilan keputusan untuk waktu relatif panjang ,
sehingga dengan dasar ini dapat dibuat suatu rencana yang bisa merangsang kerja dari
para pegawai.
Sehingga biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah
informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatankegiatan perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan.
Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang
sesungguhnya terjadi dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya
sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar.
2. MANFAAT DAN KELEMAHAN BIAYA STANDAR
1. Manfaat Biaya Standar
1. Biaya standar ditentukan lebih realitis, sehingga dapat merangsang pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan efektif.
2. Dengan menganalisa penyimpangan yang terjadi memungkinkan manajer bertindak
sesuai dengan petunjuk alat yang efektif untuk mengontrol aktifitas perusahaan.
3. Dimungkinkan adanya perbaikan atas bagian yang terjadi penyimpangan, sehingga
menekan biaya.
4. Dalam penentuan standar diperlukan perencanaan yang matang, sehingga sekaligus
dapat disusun perencanaan yang sebaik-baiknya atas kegiatan perusahaan.
5. Sebagai alat untuk membantu mengambil keputusan yang lebih tepat karena biaya
harus dapat diperinci dalam bagiannya yang variabel dan fixed.
6. Karena dapat diperinci cara standar lebih mudah kepengurusan administrasinya
sehingga biaya administrasi dapat ditekan.
2. Kelemahan Biaya Standar
1. Tingkat ketepatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat.
2. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam
jangka waktu pendek.
3. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedankan perbaikan standar jarang
sekali dilakukan.
4. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan.
3. PROSEDUR PENENTUAN BIAYA STANDAR
Berikut akan dibahas prosedur penentuan biaya standar yang dibagi dalam tiga
bagian antara lain:
1. Biaya Bahan Baku Standar
Berdasarkan catatan yang lampau atau memang diadakan penyelidikan secara
tehnis, untuk produk yang menggunakan material dengan satuan ukuran tertentu. Jumlah
material yang digunakan tergantung dari berapa besar unit barang jadi yang
diproduksi dikalikan dengan kesatuan ukuran material yang digunakan. Kesatuan
ukuran material yang digunakan persatuan barang jadi disebut kuantitas standar.
Pada saat standar dibuat, harga material yang berlaku pada waktu tersebut atau
harga yang merupakan harga normal waktu yang akan datang dapat dipakai sebagai harga
standard untuk material yang digunakan dalam produksi.
Harga standar tersebut dikalikan dengan kwantitas standard, akan dicatat sebagai
biaya daripada barang dalam proses. Jumlah ini ditransfer ke persediaan barang jadi dan
menjadi harga pokok dari penjualannya.
2. Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur yaitu jam tenaga kerja standar dan
tarif upah standar.
Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu
untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari (menunggu bahan baku , reparasi
dan pemeliharaan mesin) dan faktor-faktor kelelahan kerja. Tidaklah mungkin seorang
pekerja memiliki tingkat kecepatan yang sama dalam setiap menit selama 7 jam kerja.
Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang
dijalankan , tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per
jam yang diperkirakan akan dibayar.
3. Biaya Overhead Pabrik Standard
Biaya overhead pabrik ada berbagai macam kapasitas yang perlu diketahui antara
lain:
a. Kapasitas normal yaitu kapasitas yang sering digunakan dalam keadaan normal,
biasanya diambil dari fleksibel budget yang dibuat untuk beberapa range kapasitas.
b. Kapasitas standar yaitu tingkat kegiatan produksi yang dipakai sesuai dengan standar
yang telah ditentukan untuk membuat satu kesatuan barang yang dihasilkan. Terdiri
dar biaya tetap dan biaya variabel.
c. Kapasitas sesungguhnya yaitu kapasitas yang benar-benar terpakai dalam
mengerjakan pesanan tertentu.
Tarif biaya overhead pabrik standar dihitung dengan membagi jumlah biaya
overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Manfaat utama tarif biaya overhead pabrik standar ini, meliputi unsur biaya overhead
pabrik tetap dan variabel adalah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan.
Biaya overhead pabrik standar bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif
dipisahkan kedalam unsur tetap dan variabel.
Ada beberapa macam biaya overhead pabrik antara lain:
1. Biaya overhead standar yaitu merupakan hasil kali dari standar overhead rate
dengan jam kerja standar.
2. Biaya overhead sesungguhnya yaitu merupakan macam- mengerjakan pesanan
tertentu.
3. Biaya overhead applied yaitu biaya yang diperhitungkan dari jam sesungguhnya
yang digunakan dikalikan standar rate yang berlaku.
4. Biaya overhead yang dibudgetkan adalah biaya yang ditetapkan (diperhitungkan)
terhadap produk yang berdasarkan pada kapasitas tertentu
1.4. ANALISA SELISIH BIAYA PRODUKSI
Tujuan Instruksionanal Khusus (TIK):
Pada akhir kuliah ini mahasiswa dapat mendiskusikan perbedaan selisih pada biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
1.4.1. Analisa Selisih Biaya Bahan Baku langsung
Ada tiga model selisih pada biaya bahan baku langsung antara lain:
1. Model Satu selisih (The One-Way Model)
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
tidak dipecah kedalam
selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang
merupakan gabungan antara selisih harga dan selisih kuantitas.
St
= (Hst × Kst) – (Hs × Ks)
Dimana :
St
= Selisih total
Hst = Harga standar
Kst = Kuantitas standar
Hs = Harga sesungguhnya
Ks = Kuantitas sesungguhnya
2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
dipecah menjadi dua
macam selisih yaitu selisih harga dan selisih kuantitas.
a. Selisih Harga,
SH = (Hst – Hs) x Ks
b. Selisih Kuantitas,
SK = (Kst - Ks) x Hst
3. Model Tiga Selisih (The Three-Way Model)
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi tiga macam
selisih antara lain:
a. Selisih Harga,
SH = (Hst – Hs) x Kst
b. Selisih Kuantitas,
SK = (Kst – Ks) x Hst
c. Selisih Harga/Kuantitas, SHK = (Hst – Hs) x (Kst – Ks).
1.4.2. Analisa selisih Biaya Tenaga kerja Langsung
Ada tiga 3 model analisa selisih biaya tenaga kerja langsung antara lain :
1. Model satu selisih (The One-Way Model)
Selisih antara biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan biaya tenaga
kerja langsung standar tidak dipecah kedalam selisih tarif upah dan selisih jam
kerja.
Selisih BTKL = (JK std x Tarip std) – (JK ss x Tarip ss)
Dimana:
JK std
= Jam kerja standar
JK ss
= Jam kerja sesungguhnya
Tarip std = Tarip upah standar
Tarip ss
= Tarip upah sesungguhnya
2. Metode Dua Selisih (The Two-Way Model)
Selisih biaya tenaga kerja dipecah antara lain :
a. Selisih Tarip Upah = (Tarip std – Tarip ss) x JK ss
b. Selisih Efisiensi Upah = (JK std - JK ss) x Tarip std
3. Metode Tiga Selisih (The Three-Way Model)
Selisih biaya tenaga kerja dipecah antara lain :
a. Selisih tarip upah = (Tarip std – Tarip ss) x JK std
b. Selisih efisiensi upah= (JK std –JK ss) x Tarip std
c. Selisih tarip/efisiensi upah
= (JK std – JK ss) x (Tarip std – Tarip ss)
1.4.3. Selisih Biaya Overhead Pabrik
Perhitungan selisih biaya overhead pabrik berbeda dengan perhitungan selisih
biaya bahan baku lang dan biaya tenaga kerja langsung. Perhitungan tarip biaya
overhead
pabrik
adalah
menggunakan
kapasitas
normal,
sedangkan
pembebanan biaya overhead ke pabrik kepada produk menggunakan kapasitas
sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar, analisis
selisih biaya overhead pabrik dipengaruhi oleh kapasitas standar.
Ada 4 model analisis selisih biaya overhead pabrik antara lain:
1. Model Satu Selisih
Selisih total BOP :
BOP sesungguhnya
xx
BOP yang dibebankan ke produk
xx
Selisih total BOP
xx
2. Model Dua Selisih
Selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi 2
macam yaitu:
a. Selisih terkendalikan (Controllable Variance):
BOP sesungguhnya
xx
BOP tetap pada kapasitas normal
xx
BOP variabel sesungguhnya
xx
BOP variabel pada jam standar
xx
Selisih terkendali
xx
b. Selisih Volume (volume variance)
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal
xx
Jam tenaga kerja standar
xx
Selisih volume
xx
Tarip BOP tetap
xx x
Selisih Volume
xx
3. Model Tiga Selisih
Selisih BOP yang dihitung dengan model satu
selisih dapat dipecah
menjadi 3 macam selisih yaitu
a. Selisih Pengeluaran (Spending Variance).
BOP Sesungguhnya
xx
BOP tetap pada kapasitas normal
xx
BOP variabel sesungguhnya
xx
BOP variabel yang dianggarkan pada
Jam sesungguhnya dicapai
xx
Selisih pengeluaran
xx
b. Selisih Kapasitas (idle capacity)
Kapasitas normal
xx
Kapasitas sesungguhnya
xx
Kapasitas tidak terpakai
xx
Tarip BOP tetap
xx
Selisih kapasitas
xx
c. Selisih Efisiensi (Efficiency Variance)
Jam standar
xx
Jam sesungguhnya
xx
Selisih efisiensi
xx
Tarif BOP total
xx
Selisih efisiensi
xx
4. Model Empat Selisih
Model empat selisih merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model
ini selisih efisiensi dalam model tiga selisih dipecah menjadi dua selisih
yaitu selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.
a. Selisih pengeluaran
b. Selisih kapasitas
c. Selisih efisiensi variabel = selisih efisiensi x tarif BOP variabel
d. Selisih efisiensi tetap = selisih efisiensi x tarif
BOP tetap
CONTOH :
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut
standar sbb:
Biaya bahan baku 5 kg @ Rp. 1.000
Rp. 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp. 500
Rp.10.000
Biaya overhead pabrik:
Variabel 20 jam @ Rp. 400
Rp. 8.000
Tetap
Rp. 6.000+
20 jam @ Rp. 300
Jumlah
Rp. 29.000
Kapasitas normal produksi perbulan 5.200 jam kerja langsung. Transaksi
yang terjadi dalam bulan Januari 2008 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @ Rp. 1.100.
2. Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari
2008 adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp. 1.100
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam kerja @ Rp 475
c. BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Atas dasar data diatas diminta:
1. Analisis selisih biaya bahan baku
2. Analisis selisih biaya tenaga kerja
3. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Penyelesaian :
1. Analisis selisih biaya bahan baku
a. Model satu selisih
= (HSt x KSt) – (HS x KS)
(Rp.1.000x (5 x250 kg) – (Rp.1.100x1.050 kg)
= Rp.1.250.000 – Rp. 1.155.000 = Rp.95.000 L
b. Model dua selisih
- Selisih harga biaya bahan baku =
-
(HSt – HS) x KS = (Rp. 1.000 – Rp. 1.100) x 1.050 kg = Rp. 105.000 R
- Selisih kuantitas biaya bahan baku =
- (Kst – KS) x Hst = (1.250 kg – 1.050 kg) x Rp. 1.000 = Rp. 200.000 L
c. Model tiga selisih
- Selisih harga biaya bahan baku =
(HSt – HS) x KSt = (Rp 1.000 – Rp. 1.100) x 1.250 kg = Rp.125.000 R
- Selisih kuantitas biaya bahan baku =
(Kst – KS) x Hst = (1.250 kg – 1.050 kg) x Rp. 1.000 = Rp. 200.000 L
- Selisih harga/kuantitas biaya bahan baku =
(Hst – HS) x (Kst – Ks) =(Rp.1.000-Rp.1.100)x(1250–1050)=Rp.20.000 L
2. Analisis biaya tenaga kerja
a. Model satu selisih
SBTK= ( Jst x Tst) – (JS x TS)
= (5.000xRp.500)–(5.100xRp.475) = Rp.2.500.000 – Rp. 2.422.500
= Rp.77.500L
b. Model dua selisih
- Selisih tarip upah = (Ts – Tst) x Js = (Rp.500 – Rp. 475) x 5.100 JTKL=Rp.127.500 L
Selisih efisiensi upah =(Jst –Js) x Tst
= (5.000 JTKL -5.100KL)xRp.500=Rp.50.000 R
c. Model tiga selisih
- Selisih tarif upah= (TS- TSt) x JSt = (Rp.500–Rp.475)x5.000 JTKL=Rp.125.000 L
- Selisih efisiensi upah=(Jst –Js) x Tst = (5.000JTKL–5.100JTKL )xRp.500
=Rp.50.000 R
- Selisih tarif/efisiensi upah = (Tst – TS) x (Jst – Js)
=(Rp.500 – Rp.475) x (5000 – 5100) = Rp. 2.500 R
3. Analisis biaya overhead pabrik
a. Model satu selisih
Selisih total biaya overhead pabrik:
BOP sesungguhnya
Rp.3.650.000
BOP yang dibebankan:
250x20jamx 700
Selisih total BOP
3.500.000Rp. 150.000 R
b. Model dua selisih
-Selisih Terkendali (Controllable):
BOP sesungguhnya
Rp. 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal:
5.200 x Rp. 300
BOP variabel sesungguhnya
1.560.000
Rp. 2.090.000
BOP variabel pada jam standar:
-
5.000 jam x Rp.400
Rp. 2.000.000
Selisih terkendali
Rp. 90.000R
Selisih Volume (Volume Variance):
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal
5.200 jam
Jam tenaga kerja standar
5.000 jam
Selisih volume
200 jam
Tarif BOP tetap
Rp.300/jam
Selisih volume
Rp.60.000 R
c. Model tiga selisih
- Selisih Pengeluaran (Spending Variance):
BOP sesungguhnya
Rp. 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal:
5.200 x Rp.300
Rp 1.560.000
BOP variabel sesungguhn
Rp. 2.090.000
BOP variabel yang dianggarkan pada
Jam yang sesungguhnya dicapai:
5100 jam x Rp.400
Rp. 2.040.000
Selisih pengeluaran
Rp.
50.000 R
- Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Kapasitas normal
5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya
5.100 jam
Kapasitas yang tidak terpakai
100 jam
Tarif BOP tetap
Rp. 300/jam x
Selisih kapasitas
Rp. 30.000 R
- Selisih Efisiensi
Jam standar
5.000 jam
Jam sesungguhnya
5.100 jam
Selisih efisiensi100 jam
Tarif BOP
Rp.700/jam
Selisih efisiensi
Rp.70.000/jamR
d. Model Empat Selisih
- Selisih pengeluaran
Rp. 50.000 R
- Selisih kapasitas
Rp. 30.000 R
- Selisih efisiensi variabel 100jamxRp400
Rp40.000 R
- Selish efisiensi tetap 100 jam x Rp.300
Rp.30.000R
Total selisih BOP
Rp.150.000R
1.5. AKUNTANSI BIAYA STANDAR
Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat mendiskusikan perbedaan sistem
akutansi biaya standar dengan metode ganda (partial plan) dan metode tunggal
(single plan).
Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi dua metode
yaitu:
1.5.1. Metode Ganda (Partial Plan)
Karakteristik metode ganda adalah:
1. Rekening Barang Dalam Proses dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan
biaya standar. Metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya
dan persediaan produk jadi dicatat pada harga harga pokok standar. Harga pokok
penjualan dicatat pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode
akuntansi, setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan
harga pokok produk jadinyang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang
dalam proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut
merupakan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku
besar.
Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda:
Berdasarkan data dalam contoh 1, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang
dibuat untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya, biata produksi standar dan
selisih
1. Pencatatan biaya bahan baku
BDP biaya bahan baku
Rp. 1.155.000
Persediaan bahan baku
Rp.1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050kg @ Rp1.000 = Rp1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
BDP biaya tenaga kerja langsung
Gaji dan upah
Rp. 2.422.500
Rp.2.422.500
(Pembebanan biaya tenaga kerja sesungguhnya 5.100jam @ Rp 475 = Rp.
2.422.500)
3. Pencatatan Biaya overhead pabrik
Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan menggunakan salah satu metode
berikut ini:
Metode 1.
a. Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai Rek. Yang dikredit Rp3.650.000
b. Pembebanab BOP sesungguhya ke rekening BDP
BDP BOP
Rp.3.650.000
BOP sesungguhnya
Rp.3.650.000
Metode 2.
a. Pencatatan BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya
Rp.3.650.000
Berbagai rek. Dikredit
Rp.3.650.000
b. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif standar (5.100 jam x Rp700
= Rp.3.570.000)
BDP BOP
Rp. 3.570.000
BOP yang dibebankan
Rp.3.570.000
c. Penutupan rekening BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
BOP yang sesungguhnya
Rp.3.570.000
4. Pencatatan harga pokok produk jadi
Persediaan produk jadi
Rp.7.250.000
BDP BBB
Rp.1.250.000
BDP BTK
Rp.2.500.000
BDP BOP
Rp.3.500.000
- Biaya bahan baku =Rp5.000x250 un=Rp.1.250.000
Biaya tenagakerja=Rp10.000 x 250u = Rp.2.500.000
- BOP (Rp8.000 + Rp6.000) x 250 u = Rp.3.500.000
5. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya
dengan biaya standar.
a. Selisih bahan baku
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
BDP biaya bahan baku
RP. 95.000
Selisih kuantitas bahan baku
Rp.200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih efisiensi upah
Rp. 50.000
BDP biaya tenaga kerja
Rp. 77.500
Selisih tarip upah
Rp.127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
1. Jika pencatatan BOP menggunakan metode I
Selisih pengeluaran
Rp. 50.000
Selisih kapasitas
Rp. 30.000
Selisih efisiensi
Rp. 70.000
BDP BOP
Rp.150.000
2. Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
Dengan model tiga selisih dicatat sebagai berikut:
- Selisih efisiensi
Rp. 70.000
BDP BOP
Rp. 70.000
- Selisih pengeluaran
Rp. 50.000
Selisih kapasitas
Rp. 30.000
BOP sesungguhnya
Rp. 80.000
1.5.2. Metode Tunggal (SINGLE PLAN)
Berdasarkan data dalam contoh 1, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat
untuk mencatat biaya bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan
mencatat biaya overhead pabrik
.1. Mencatat Biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Hutang dagang
Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP
bahan baku
Selisih Harga bahan baku
Persediaan bahan baku
Selisih Kuantitas
Rp. 1.250.000
Rp.
105.000
Rp
. 1.155.000
Rp
200.000
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
BDP Biaya Tenaga Kerja
Rp. 2.500.000
Selisih efisiensi
Rp.
50.000
Gaji dan upah
Rp. 2.422.500
Selisih tarif
Rp.
127.500
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
a.Metode dua selisih
Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis selisih biaya overhead
pabrik maka prosedur pencatatan sbb:
1. Mencatat pembebanan BOP
BDP BOP
Rp. 3.500.000*
BOP yang dibebankan
Rp.3.500.000
*250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya
BOP Sesungguhnya
Rp3.650.000
Berbagai rek.dikredit
Rp 3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening
BOP sesungguhnya:
BOP yang dibebankan
Rp. 3.500.000
BOP sesungguhnya
Rp.3.500.000
4. Mencatat selisih BOP yaitu:
Selisih terkendali
Rp. 90.000
Selisih volume
Rp. 60.000
BOP sesungguhnya
Rp. 150.000
b. Metode tiga selisih
1. Pencatatan pembebanan BOP kepada
produk:
BDP BOP ( 5.000JamxRp.700) Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi
.RP
BOP yang dibebankan
Rp 3.570.000*
*5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya
70.000
Rp. 3.650.000
Berbagai rek. dkredit Rp.3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening
BOP sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp.3.570.000
4. Mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran
Rp.50.000
Selisih kapasitas
Rp.30.000
BOP sesungguhnya
Rp.80.000
c. Metode Empat Selisih:
Perbedaan metode empat selisih denhan metode tiga selisih terletak pada
selisih efisiensi, maka pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan
bengan membentuk rekening selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi
tetap.
BDP
BOP
Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi variabel Rp.
40.000
Selisih efisiensi tetap
30.000
Rp.
BOP yang dibebankan
Rp.3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan
mengkredit rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi
sebesar = produk jadi yang di transfer x harga pokok standar per satuan.
Persedian produkjadi
Rp. 7.250.000 *
BDP BBB
Rp. 1.250.000
BDP TKL
Rp. 2.500.000
BDP BOP
Rp. 3.500.000
*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000
1.6. RANGKUMAN
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan biaya yang
seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk mmbiayai kegiatan tertentu, dibawah
kondisi asumsi ekonomi, efisiensi dan faktor lain tertentu. Sistem biaya standar dirancang untuk
pengendalian biaya. Sistem ini hanya cocok digunakan dalam pusat pertanggung jawaban yang
sebagian besar biayanya berupa engineered expanse.
Sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua: metode gada dan metode tunggal.
Dalam metode ganda, rekening Barang Dalam Proses dicatat dua macam yaitu biaya
sesungguhnya dan biaya standar. Dalam metode ganda, selisih biaya sesungguhnya dan biaya
standar baru dapat ditentukan pada akhir akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung
berdasarkan keluaran. Dalam metode tunggal, rekening Barang Dalam Proses dicatat pada satu
macam biaya, yaitu biaya standar. Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standar ditentukan sepanjang periode akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi.
1.7. LATIHAN SOAL
1. PT GUNUNG TINGGI telah menerapkan sistem harga pokok standar. Harga pokok
perunitnya adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung 5 kg @ Rp. 100
= Rp.500
Upah langsung 3 kg @ Rp 100
=Rp.300
Biaya tidak langsung 3 jam @ Rp.50
=Rp.150
Rp.950
Biaya tidak langsung didasarkan atas kapasitas normal 12.000 jam dan pada kapasitas ini biaya
tidak langsung variabel adalah sebesar Rp. 360.000 Data yang sesungguhnya pada tahun 2009
adalah sebagai berikut:
a. Pembelian bahan baku langsung 20.000kg @ Rp110
b. Pemakaian bahan baku langsung 19.250kg
c. Jam kerja langsung 11.000 jam dengan upah perjam rata-rata Rp.95
d. Biaya tidak langsung (BOP) Rp. 495.000
e. Jumlah produksi 3.500 unit
Dari data diatas saudara diminta untuk menghitung antara lain :
1. Analisa selisih biaya bahan baku
2. Analisa selisih biaya tenaga kerja
3. Analisa selisih BOP
4. Buatlah jurnal dengan metode parsial plan
5. Buatlah jurnal dengan metode single plan
LATIHAN
Perusahaan AMELA menghasilkan produk meja kayu unik, berikut ini adalah standar untuk
menghasilkan satu unit produk tersebut.

Kayu 0,25 m3 dengan harga Rp.750.000/m3

Aktual kayu yang digunakan adalah 260 m3 untuk 1.000 unit

Tenaga kerja 2 jam tenaga kerja langsung dengan biaya upah Rp. 50.000/jam, untuk
1.000 unit dibutuhkan 1.900 jam kerja dengan biaya upah Rp.50.000/jam

Biaya overhead yang dibebankan Rp.330.000.000 /bulan dengan tarif overhead pabrik
Rp.16.500/jam tenaga kerja langsung

Biaya overhead yang dikeluarkan : biaya penyusutan mesin Rp.150.000.000/bulan, biaya
listrik Rp.75.000.000, biaya tenaga kerja tidak langsung Rp.100.000.000, bahan baku
tidak langsung Rp.30.000.000

Perusahaan berencana membuat 1.000 unit meja dan membeli 300 m3 kayu dengan
harga Rp.800.000/m3
Diminta :
a. Hitung Analisa Selisih Biaya Bahan Baku
b. Hitung Analisa Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
c. Hitung Analisih Selisih Biaya Overhead pabrik
Penyelesaian :
1.
Analisis selisih biaya bahan baku
a. Model satu selisih
= (HSt x KSt) – (HS x KS)
= (Rp.750.000 X(0,25m3 x1.000 unit) – (Rp.750.000 – 260m3)
= Rp.187.500.000 – Rp.208.000 = Rp.20.500.000 R
b. Model dua selisih

Selisih harga biaya bahan baku =
(HSt – HS) x KS = (Rp.750.000 – Rp.800.000) x 260 m3 = Rp. 13.000.000 R

Selisih kuantitas biaya bahan baku =
(Kst – KS) x Hst = (250m3 – 260m3 ) x Rp. 750.000 = Rp. 7.500.000 R
c. Model tiga selisih

Selisih harga biaya bahan baku =
(HSt – HS) x KSt = (Rp.750.000– Rp.800.000) x 250m3 = Rp. 12.500.000R

Selisih kuantitas biaya bahan baku =
(Kst – KS) x Hst = (250m3 – 260m3) x Rp. 750.000 = Rp. 7.500.000 R
- Selisih harga/kuantitas biaya bahan baku =
(Hst – HS) x (Kst – Ks)
=(Rp.750.000 -Rp.800.000 )x(250–260)=Rp.500.000 R
2. Analisis biaya tenaga kerja
a. Model satu selisih
SBTK= ( Jst x Tst) – (JS x TS)
= (2.000 JTKL x Rp.50.000)–(1.900 JTKL x Rp.50.000)
= Rp.100.00.000 – Rp. 95.000.000
= Rp.5.000.000L
b. Model dua selisih
- Selisih tarip upah
= (Tst – Ts) x Js = (Rp.50.000 – Rp. 50.000) x 1.900 JTKL=0
Selisih efisiensi upah
=(Jst –Js) x Tst
= (2.000 JTKL -1.900 JTKL) x Rp.50.000=Rp.5.000.000 L
c. Model tiga selisih
- Selisih tarif upah= (TS- TSt) x JSt = (Rp.50.000–Rp.50.000) x 2.000 JTKL=0
- Selisih efisiensi upah=(Jst –Js) x Tst = (2.000JTKL–1.900JTKL )xRp.50.000
=Rp.5.000.000 L
- Selisih tarif/efisiensi upah = (Tst – TS) x (Jst – Js)
=(Rp.50.000 – Rp.50.000) x (2.000 – 1.900) = 0
3. Analisis biaya overhead pabrik
a. Model satu selisih
BOP sesungguhnya*
Rp.355.000.000
BOP yang dibebankan
Rp.330.000.000 -
Selisih total BOP
Rp. 25.000.000 R
*BOP sesungguhnya : Biaya penyusutan mesin =
Rp.150.000.000
Biaya Listrik
Rp. 75.000.000
Biaya TKTL
Rp.100.000.000
Biaya BBTL
Rp. 30.000.000
Rp.355.000.000
Jurnal transaksi terkait :
1. Jurnal Pembelian bahan baku
Persediaan Bahan (300 x Rp.750.000)
Selisih Harga bahan (300 x Rp.50.000)
Utang Dagang (300 x Rp.800.000)
225.000.000
15.000.000
240.000.000
2. Jurnal Pemakaian bahan baku
BDP – Biaya BB (250 x Rp.750.000)
Selisih Pemakaian Bahan (10 x Rp.750.000)
Persediaan bahan (260 x Rp.750.000)
187.500.000
7.500.000
195.000.000
3. Pembayaran upah Tenaga Kerja
Gaji dan Upah (1.900 x Rp.50.000)
95.000.000
Kas (1.900 x Rp.50.000)
95.000.000
4. Pembebanan Tenaga kerja Langsung
BDP – BTKL (2x1.000x Rp.50.000)
100.000.000
Selisih penggunaan JTK (100xRp.50.000
5.000.000
Gaji dan Upah (1.900 x Rp.50.000)
95.000.000
5. Pembebanan biaya Overhead pabrik
BDP - BOP
330.000.000
BOP Yang dibebankan
330.000.000
6. Pembayaran dan pembebanan Biaya Overhead pabrik sesungguhnya
BOP
355.000.000
Kas
100.000.000
Perlengkapan
30.000.000
Akumulasi Penyusutan
150.000.000
Utang listrik
75.000.000
7. Pencatatan over/under BOP
BOP yang dibebankan
330.000.000
Selisih BOP
25.000.000
BOP sesungguhnya
355.000.000
8. Pencatatan penyelesaian produk
Barang Jadi (137.500.000+100.000.000
567.500.000
+330.000.000
Barang Dalam proses
567.500.000
9. Menutup selisih/varian
Selisih penggunaan JTKL (100x Rp.50.000)
5.000.000
Harga Pokok penjualan (200xRp.50.000)
42.500.000
+ (10xRp.750.000) + Rp.25.000.000
Selisih harga bahan baku(300xRp.50.000)
15.000.000
Selisih pemakaian bahan baku(10xRp.750.000)
7.500.000
Selisih Biaya overhead
25.000.000
TUGAS DI KELAS KUMPULKAN
1. Perusahaan Boneka Angry Duck menggunakan biaya standar untuk menghitung biaya
produksinya. Sesuai standar, produk tipe Angry Merah membutuhkan 0,5 m2 kain flanel
dengan harga Rp.25.000/m2. Selama bulan Januari diproduksi 9.500 unit boneka merah,
sedangkan pembelian bulan Januari 6.000 m2 bahan dengan harga Rp.144.000.000. data
penggunaan bahan baku adalah 4.800 m2 untuk bulan Januari
Diminta :
a. Hitunglah biaya pemakaian bahan aktual
b. Hitunglah biaya pemakaian bahan standar
c. Hitunglah selisih / varian bahan baku
d. Buatlah jurnal dengan metode standar
2. Perusahaan Boneka Angry Duck menggunakan biaya standar untuk menghitung biaya
produksinya. Sesuai standar, produk tipe Angry Kuning membutuhkan ¾ jam tenaga kerja
dengan biaya standar Rp.10.000/jam. Selama bulan Januari diproduksi 9.500 unit boneka
kuning, sedangkan produksi aktual membutuhkan 7.200 jam kerja dengan total biaya
Rp.74.812.500
Diminta :
a. Hitunglah biaya upah tenaga kerja aktual
b. Hitunglah biaya upah tenaga kerja standar
c. Hitunglah selisih /varian tenaga kerja
d. Buatlah jurnal terkait dengan transaksi tersebut
Download