cost accounting materi-7 biaya overhead pabrik

advertisement
Novera KM
COST ACCOUNTING
MATERI-7
BIAYA OVERHEAD PABRIK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Biaya Overhead Pabrik digolongkan dalam tiga cara:
1.
Menurut sifatnya
2.
Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan.
3.
Menurut hubungannya dengan Departemen
Penggolongan BOP menurut sifatnya
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan,
BOP adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
Biaya produksi yang termasuk BOP dikelompokkan menjadi
beberapa golongan:
a.
Biaya Bahan Penolong
 tidak menjadi bagian produk jadi atau meskipun
menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil
bila dibandingkan dengan harga pokok produk
tersebut.
Contoh : di percetakan: bahan perekat, tinta koreksi.
di perusahaan kertas: soda, kaporit, bahan warna, dll.
b.
c.
Biaya reparasi & pemeliharaan
 berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya
bahan
habis pakai (factorysupplies), harga perolehan jasa dari
pihak luar perusahaan untuk
perbaikan & pemeliharaan
bangunan pabrik, mesin dan equipment & aktiva tetap lain
yang digunakan untuk keperluan pabrik.
Biaya tenaga kerja tidak langsung
 tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik
yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk atau pesanan tertentu.
terdiri dari :
1.
2.
karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti
gudang, dept.pembangkit listrik, bengkel.
Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi
seperti kepala dept.produksi, kary.administrasi pabrik, mandor
 Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah,
tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja tidak langsung tersebut.
d.
e.
f.
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap
aktiva tetap.
 antara lain terdiri dari biaya-biaya depresiasi
mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat
kerja dan aset tetap lain yang digunakan di pabrik.
Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
 antara lain terdiri dari biaya asuransi gedung,
asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan,
asuransi kecelakaan karyawan dan lain-lain.
Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai.
 contoh: biaya listrik PLN
Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume produksi
Dibagi menjadi tiga golongan:
1.
Biaya overhead pabrik tetap  BOP yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu.
2.
Biaya overhead pabrik variabel  BOP yang
berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
3.
Biaya overhead pabrik semivariabel  BOP yang
berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik menurut
hubungannya dengan Departemen
Digolongkan menjadi dua kelompok:
1.
BOP langsung departemen  BOP yang terjadi
dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya
dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh: gaji
mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin
dan biaya bahan penolong.
2.
BOP tidak langsung departemen  BOP yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan
dan asuransi gedung pabrik (apabila gedung pabrik
digunakan oleh beberapa departemen produksi).
ALASAN PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KEPADA
PRODUK ATAS DASAR TARIF YANG DITENTUKAN DI MUKA
(PADA JOB ORDER COSTING)
1.
Pembebanan BOP atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan
berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk
yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang
lain.
Fluktuasi dapat terjadi karena:


Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke
bulan  produk yang dihasilkan pada bulan yang
volume produksinya rendah akan dibebani BOP
tetap per satuan yang tinggi, demikian pula
sebaliknya.
Perubahan tingkat efisiensi produksi


2.
Adanya BOP yang terjadi secara sporadik, menyebar
tidak merata salama jangka waktu setahun., contoh
reparasi mesin besar-besaran pada satu bulan tertentu.
BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktuwaktu tertentu.. Contoh: pembayaran PBB setiap Mei
setiap tahun, THR, dll.
Pada job order costing, manajemen memerlukan
informasi harga pokok produksi per satuan pada saat
pesanan selesai dikerjakan, sementara terdapat
elemen BOP yang baru dapat diketahui jumlahnya
pada akhir setiap bulan atau akhir tahun.
LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN
TARIF BOP
Tiga langkah penentuan tarif BOP:
1.
Menyusun anggaran Biaya Overhead Pabrik
2.
Memilih dasar pembebanan Biaya Overhead
Pabrik kepada produk
3.
Menghitung tarif Biaya Overhead Pabrik
Menyusun Anggaran Biaya Overhead
Pabrik



Harus memperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas)
yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya
overhead pabrik.
Kapasitas teoritis  kapasitas pabrik atau
departemen untuk menghasilkan produk pada
kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu.
Tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai
dasar pembuatan anggaran BOP:
1.
2.
3.
Kapasitas Praktis
Kapasitas Normal
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
KAPASITAS PRAKTIS
Adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugiankerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
hambatan-hambatan intern perusahaan.
Contoh hambatan intern perusahaan: penghentian pabrik
yang tidak dapat dihindari karena adanya reparasi
mesin, tertundanya kedatangan bahan baku dan suku
cadang, hari-hari libur, ketidakefisienan, dll.
Merupakan pendekatan jangka panjang, titik berat pada
kapasitas fisik pabrik.
KAPASITAS NORMAL



Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi
dan menjual produknya dalam jangka panjang
Merupakan kapasitas teoritis dikurangi dengan
kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat
dihindari karena hambatan-hambatan intern
perusahaan dan trend penjualan di masa yang
akan datang.
Merupakan pendekatan jangka panjang, titik berat
pada kapasitas fisik pabrik.
KAPASITAS SESUNGGUHNYA YANG
DIHARAPKAN




Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan
dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.
Menggunakan ramalan penjualan tahun yang akan datang
sebagai dasar penentuan kapasitas.
Merupakan pendekatan jangka pendek
Kelemahan penggunaan kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan sebagai dasar penentuan tarif BOP:
1.
2.
Berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif
BOP dari tahun ke tahun.
Akibat perbedaan yang besar pada tarif BOP, maka
biaya-biaya akibat adanya fasilitas yang menganggur
dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam harga pokok
produksi.
Memilih Dasar Pembebanan BOP
kepada Produk

Beberapa macam dasar yang dapat digunakan untuk
membebankan BOP kepada produk:
1.
2.
3.
4.
5.
Satuan Produk
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jam Tenaga Kerja Langsung
Jam Mesin
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
dasar pembebanan BOP:

1.
2.
Harus diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya
dalam Departemen Produksi.
Harus diperhatikan sifat BOP yang dominan tersebut dan
eratnya hubungan sifat tersebut dengan dasar pembebanan
yang akan dipakai
SATUAN PRODUK
Taksiran BOP
Taksiran jumlah
satuan produk
yang dihasilkan


=
Tarif BOP per
satuan
Contoh:
Taksiran BOP 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000
Taksiran jumlah produk yg akan dihasilkan selama tahun anggaran tersebut
= 4.000 unit.
Tarif BOP per satuan = (Rp 2.000.000 : 4.000 unit) = Rp 500 per unit
produk.
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi
satu macam produk.
BIAYA BAHAN BAKU
Taksiran BOP
Taksiran Biaya
Bahan Baku yang
dipakai


X 100% =
Persentase BOP
dari Biaya
Bahan Baku
yang dipakai
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran
Rp 2.000.000
Taksiran Biaya Bahan Baku 1 tahun anggaran Rp 4.000.000
Taksiran BOP = (Rp 2.000.000 : Rp 4.000.000) x 100% = 50% dari
biaya bahan baku yang dipakai.
Metode ini terbatas pemakaiannya, karena semakin besar biaya
bahan baku yang dikeluarkan dalam pengolahan produk semakin
besar pula BOP yang dibebankan kepadanya.
BIAYA TENAGA KERJA
Taksiran BOP
Taksiran Biaya
Tenaga Kerja
Langsung


X
100% =
Persentase BOP
dari Biaya
Tenaga Kerja
Langsung
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000
Taksiran biaya Tenaga Kerja Langsung 1 tahun anggaran = Rp 5.000.000
Tarif BOP sebesar : (Rp 2.000.000 : Rp 5.000.000) x 100% = 40% dari
biaya tenaga kerja langsung yang dipakai.
Kelemahan metode ini:
1.
2.
BOP harus dipandang sebagai tambahan nilai produk.
Jumlah biaya tenaga kerja langsung merupakan jumlah total upah dengan
tarif tinggi dan rendah
JAM TENAGA KERJA LANGSUNG
Taksiran BOP
Taksiran jam
tenaga kerja


=
Tarif biaya
overhead per jam
tenaga kerja
langsung
Apabila BOP mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga
kerja langsung.
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama tahun anggaran tersebut =
2.000 jam
Tarif BOP sebesar : (Rp 2.000.000: 2.000) = Rp 1.000 per jam tenaga
kerja langsung
JAM MESIN
Taksiran BOP
Taksiran jam
kerja mesin


=
Tarif BOP per jam
mesin
Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin, maka
dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam mesin.
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000
Taksiran jam mesin selama tahun anggaran tersebut = 10.000 jam
mesin
Tarif BOP sebesar : (Rp 2.000.000 : 10.000) = Rp 200 per jam
mesin
MENGHITUNG TARIF BIAYA
OVERHEAD PABRIK


Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam
periode anggaran ditentukan, anggaran Biaya
Overhead Pabrik telah disusun, serta dasar
pembebanan telah dipilih dan diperkirakan, maka
langkah terakhir adalah menghitung tarif BOP dengan
rumus sebagai berikut:
BOP dianggarkan
= Tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan
Utk keperluan analisis selisih, tarif BOP harus dipecah
menjadi tarif BOP Tetap & Tarif BOP Variabel
Contoh Perhitungan tarif BOP
PT Eliona Sari memproduksi produknya berdasarkan
pesanan. Dalam penentuan tarif BOPnya, telah
disusun anggaran BOP seperti data di bawah. BOP
dibebankan kepada produk berdasarkan jam
mesin. Anggaran BOP tersebut disusun pada
kapasitas normal sebanyak 80.000 jam mesin.
Perhitungannya adalah sbb:
PT ELIONA SARI
ANGGARAN BOP UNTUK TAHUN 19X1
ATAS DASAR KAPASITAS NORMAL 80.000 JAM MESIN
No.Rekening
Jenis Biaya
Tetap/Variabel
5101
5102
5103
5104
B. Bahan Penolong
B. Listrik
B. Bahan Bakar
B. Tenaga Kerja Tidak Langsung
5105
5106
B. Kesejahteraan kary.
B. Reparasi & Pmlhrn.
5107
5108
Biaya Asuransi gedung
Biaya Depresiasi
V
V
V
V
T
T
V
T
T
T
Rp 1.050.000
1.500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
1.500.000
750.000
500.000
600.000
800.000
V
T
Rp 5.800.000
5.400.000
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
Tarif BOP Variabel = Rp 5.800.000 : 80.000 =
Tarif BOP Tetap = Rp 5.400.000 : 80.000 =
Tarif BOP Total =
Rp 11.200.000
Rp 72,50 per jam mesin
Rp 67,50 per jam mesin
Rp 140,00 per jam mesin
PEMBEBANAN BOP KEPADA PRODUK
ATAS DASAR TARIF


Tarif BOP yang telah ditentukan di muka, digunakan untuk
membebankan BOP kepada produk yang diproduksi.
Jika perusahaan menggunakan metode Full Costing:

Produk akan dibebani BOP dengan tarif BOP variabel & tarif
BOP tetap. Contoh : jam mesin tahun 19X1 = 75.000, maka BOP
dibebankan = (Rp 140 x 75.000) = Rp 10.500.000


Jurnal : Barang Dalam Proses-BOP
BOP yg dibebankan
10.500.000
10.500.000
Jika perusahaan menggunakan metode Variable Costing:


Produk akan dibebani BOP dengan tarif BOP variabel saja
Contoh : BOP dibebankan = (Rp 72,50 x 75.000)=Rp 5.437.500
Jurnal : Barang Dalam Proses-BOP
5.437.500
BOP variabel yang dibebankan
5.437.500
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA


BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk
dibandingkan dengan BOP yang dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka.
Selisih yang terjadi antara BOP yang dibebankan
dengan BOP yang sesungguhnya terjadi
merupakan BOP yang lebih atau kurang
dibebankan (over or underapplied factory
overhead cost)
PT ELIONA SARI
BOP YANG SESUNGGUHNYA TERJADI TAHUN 19X1
PADA KAPASITAS SESUNGGUHNYA YANG DICAPAI : 75.000 JAM MESIN
No.Rekening
Jenis Biaya
Tetap/Variabel
5101
5102
5103
5104
B. Bahan Penolong
B. Listrik
B. Bahan Bakar
B. Tenaga Kerja Tidak Langsung
5105
5106
B. Kesejahteraan kary.
B. Reparasi & Pmlhrn.
5107
5108
Biaya Asuransi gedung
Biaya Depresiasi
V
V
V
V
T
T
V
T
T
T
Rp 1.100.000
1.450.000
750.000
1.500.000
2.000.000
1.500.000
500.000
500.000
600.000
800.000
V
T
Rp 5.300.000
5.400.000
Jumlah
Jumlah Total
Jumlah
Rp 10.700.000
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA DALAM
METODE FULL COSTING


Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 10.700.000
Persediaan Bahan Penolong
1.100.000
Persediaan Bahan Bakar
750.000
Gaji & Upah
3.500.000
Persediaan Suku Cadang
500.000
Asuransi dibayar di muka
600.000
Akumulasi Depresiasi Mesin
800.000
Kas
3.450.000
Catatan :
Kas terdiri dari : Biaya listrik, biaya kesejahteraan karyawan dan
biaya reparasi & pemeliharaan.
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA DALAM
METODE VARIABLE COSTING

Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
10.700.000
Persediaan Bahan Penolong
1.100.000
Persediaan Bahan Bakar
750.000
Gaji & Upah
3.500.000
Persediaan Suku Cadang
500.000
Asuransi dibayar di muka
600.000
Akumulasi Depresiasi Mesin
800.000
Kas

3.450.000
Jurnal untuk mencatat pemisahan BOP sesungguhnya terjadi menurut
perilakunya:
BOP Variabel sesungguhnya
5.300.000
BOP Tetap sesungguhnya
5.400.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
10.700.000
Perhitungan & Analisis Selisih BOP dengan
metode Full Costing



Pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan selisih BOP yang
dibebankan kepada produk sbb:
BOP dibebankan kpd produk:
75.000 jam mesin x Rp 140
Rp 10.500.000
BOP sesungguhnya
10.700.000
Selisih Biaya Overhead Pabrik (slsh kurang)
200.000
Jurnal untuk menutup rekening BOP yang dibebankan:
BOP yang dibebankan
10.500.000
BOP Sesungguhnya
Jurnal untuk selisih BOP:
Selisih BOP
BOP Sesungguhnya
10.500.000
200.000
200.000

Selisih BOP sebesar Rp 200.000 tsb dapat dipecah
dalam 2 macam selisih:
1.
2.
Selisih Anggaran (Budget Variance)
 menunjukkan perbedaan antara biaya yang
sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya
yang seharusnya dikeluarkan menurut
anggaran.
Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
 merupakan perbedaan antara BOP tetap yang
dianggarkan dengan BOP tetap yang dibebankan
kepada produk.
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH BOP
DENGAN METODE VARIABLE COSTING

Pada akhir periode akuntansi dilakukan perhitungan BOP yang lebih atau
kurang dibebankan kepada produk sbb:
BOP variabel yang dibebankan kepada produk:
75.000 jam mesin x Rp 72,50

Rp 5.437.500
BOP variabel yang sesungguhnya
5.300.000
Selisih BOP Variabel (selisih lebih)
Rp 137.500
Jurnal untuk menutup rekening BOP yg dibebankan:
BOP Variabel yang dibebankan
5.437.500
BOP Variabel sesungguhnya

5.437.500
Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
BOP Variabel sesungguhnya
Selisih BOP variabel
137.500
137.500
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP

1.
2.
Perlakuan terhadap selisih BOP:
Jika karena kesalahan dalam penghitungan tarif BOP,
atau keadaan yang tidak berhubungan dengan
efisiensi operasi  selisih dibagi rata ke dalam
rekening Persediaan Barang Dalam Proses,
Persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan.
Jika disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau
kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas
normal  selisih diperlakukan sebagai pengurang
atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan.

Namun demikian perlakuan selisih sebagai
pengurang atau penambah HPP seringkali
digunakan oleh perusahaan tanpa memperhatikan
penyebab terjadinya selisih karena:
1.
2.
3.
Manajemen tidak pernah mencoba menentukan
penyebab terjadinya selisih BOP
Jumlah selisih relatif kecil bila dibandingkan dengan
saldo rekening-rekening yang akan dibebani dengan
pembagian selisih tersebut.
Saldo rekening BDP dan Barang Jadi biasanya relatif
kecil bila dibandingkan dengan HPP.
Download