KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan

advertisement
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dapat
disimpulkan:
1.
Nilai AUC enrofloksasin terbesar yaitu pada hati 23.685,02 µg/g menit,
yang kemudian diikuti oleh ginjal 15.502,23 µg/g menit, otot dada
10.636,09 µg/g menit, dan plasma 2.465,19 µg/mL menit.
2.
Konsentrasi maksimum enrofloksasin dalam plasma, hati, ginjal, dan otot
dada broiler masing-masing sebesar 33,53 µg/mL, 14,72 µg/g, 15,42 µg/g,
14,91 µg/g dan dicapai pada waktu maksimum yaitu 5, 5, 120, dan 15 menit.
3.
Nilai waktu paruh eliminasi enrofloksasin terpanjang yaitu pada otot dada
broiler 266,13 jam, diikuti pada hati 209,54 jam, plasma 189,03 jam, dan
ginjal 71,01 jam.
4.
Volume distribusi dan Cl enrofloksasin dalam plasma masing-masing
sebesar 331,95 L/kg dan 20,28 mL/menit/kg.
5.
Profil farmakokinetik enrofloksasin dalam plasma, hati, ginjal, dan otot
dada broiler menunjukkan perbedaan dalam pola distribusi dan eliminasi
obat.
6.
Nilai-nilai parameter farmakokinetik dapat menerangkan aktifitas terapi
berdasarkan rasio PK/PD obat dalam plasma, hati, ginjal, dan otot dada.
Enrofloksasin dosis 50 mg/kg BB secara intravena memberikan nilai
efektifitas terapi yang sangat tinggi terhadap enam
macam bakteri
(Cmaks/MIC ≥ 10 dan AUC/MIC ≥ 125)
7.
Konsentrasi enrofloksasin dalam hati, ginjal, dan otot dada hingga hari ke-7
setelah pemberian obat masih tinggi melebihi BMR yang ditetapkan SNI
sebesar 0,01 µg/g.
Saran
1.
Perlu diperhatikan pengobatan secara parenteral pada broiler dalam
pemberian dosis karena memiliki tingkat residual yang cukup tinggi pada
hati, ginjal, dan otot dada.
2.
Perlu
dilakukan
penelitian
lebih
lanjut
untuk
mengetahui
profil
farmakokinetik enrofloksasin dalam jaringan broiler selain hati, ginjal, dan
otot dada yang juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
mengingat tingkat residual yang tinggi dalam jaringan.
3.
Pemberian enrofloksasin secara intravena dengan dosis tunggal memberikan
efektifitas yang sangat tinggi dengan konsentrasi obat yang cukup tinggi
melebihi nilai MIC beberapa bakteri patogen dalam waktu yang cukup lama
sehingga dapat memberi peluang adanya kemungkinan penerapan aplikasi
terapi klinis enrofloksasin dosis tunggal secara intravena pada unggas liar.
Sehubungan dengan hal itu diperlukan adanya kajian farmakoterapi lebih
lanjut.
Download