149 penerapan model pembelajaran ati dengan metode penemuan

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI DENGAN METODE
PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR
Ika Widiawati, Mujiyem Sapti, Heru Kurniawan
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
matematika dengan menggunakan model pembelajaran ATI dengan metode
Penemuan Terbimbing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari dua siklus. Analisis data menggunakan rerata dan persentase. Hasil
dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran ATI (Aptitude
Treatment Interaction) dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa pada materi akar dan pangkat pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Buluspesantren tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat ditunjukkan
berdasarkan hasil perhitungan angket motivasi belajar siswa diperoleh persentase
ketuntasan 86,6% pada siklus I dan 93,3% pada siklus II. Sedangkan hasil belajar siswa
rata-rata pada siklus I sebesar 59,06 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,7 dan
ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,67%. Hasil dari siklus II ini jelas sesuai
dengan indikator keberhasilan yang mensyaratkan dengan peresentase ketuntasan
minimal 70%.
Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar, penemuan terbimbing
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu pengetahuan manusia yang paling
bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap bagian dari hidup kita mengandung
matematika sehingga siswa membutuhkan pengalaman yang tepat untuk bisa
menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa depan
mereka. Pembelajaran yang dilakukan selama ini masih bersifat konvensional
dimana guru hanya menguasai materi yang akan disampaikan saja tanpa
menggunakan model pembelajaran tertentu dalam penyampaiannya sehingga
tidak terjalin interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Padahal interaksi
sangatlah penting dalam sebuah pembelajaran. Salah satu tolak ukur yang
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
149
menggambarkan tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar adalah hasil
belajar yang diraih siswa. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hasil
belajar akibat dari tindakan belajar yang dipengaruhi oleh tingkat kemampuan
diri siswa masing-masing. Karena itu, siswa dituntut tidak hanya pandai dalam
mengerjakan soal namun bisa berinteraksi antar guru dan siswa ataupun siswa
dan siswa, serta di dukung adanya motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan data
yang diperoleh yaitu data nilai UN SMP tahun Ajaran 2012/2013 khususnya nilai
matematika masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Hasil
wawancara dengan guru Matematika bahwa tingkat motivasi siswa di SMA N 1
Buluspesantren dalam proses pembelajaran berbeda-beda dan dikatakan
rendah. Guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar, penulis terdorong
melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran ATI (Aptitude
Treatment Interaction) dengan metode penemuan terbimbing.
Adapun prinsip metode ATI menurut Cronbach & Snow (1977) yaitu (a)
Aptitudes and instructional treatments interact in complex patterns and are
influenced by task and situation variable, (b) highly structured instructional
environments tend to be most successful with students of lower ability,
conversely, low structure environments may result in better learning for high
ability students, (c) anxious or conforming students tend to learn better in highly
structured instructional environments, non-anxious or independent students tend
to prefer low structure. ATI (Aptitude Treatment Interaction) dapat diartikan
sebagai suatu konsep atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi atau
pendekatan (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Dalam penelitian ini terbagi menjadi 3
tingkat kemampuan yaitu kemampuan rendah, sedang dan tinggi.
Menurut Suryosubroto (2009:178) metode penemuan merupakan
komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang
memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri dan reflektif. Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam
150
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Muhammad Takdir Illahi (2012:29) discovery adalah proses pembelajaran yang
menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau
generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penemuan terbimbing adalah suatu interaksi antar siswa atau guru dengan siswa
untuk memperoleh suatu informasi supaya mereka mampu mengaktualisasikan
potensi berpikir guna menghadapi persoalan yang rasional dan kritis dengan
bimbingan guru yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan siswa,
sesuai dengan penggunaan model pembelajaran ATI dalam metode penemuan
terbimbing.
Suatu penelitian akan lebih akurat jika berorientasi pada pengalaman
penelitian yang hampir serupa dengan penelitian tersebut. Fathul Aziz Supriadi
(2013) meneliti tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) terhadap belajar siswa materi pokok aljabar kelas
VIII Mts Al-Hamidy tahun pelajaran 2012/2013. Penelitiannya menyatakan
bahwa posttest yang telah diberikan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
belajar Matematika siswa, sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran
ATI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
belajar. Lia Ariani (2008)
meneliti tentang peningkatan minat dan aktivitas belajar matematika melalui
pelaksanaan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika di
SMP N 1 Pleret kelas VIIIA. Berdasarkan observasi minat belajar siswa, minat
belajar siswa siklus II mengalami peningkatan 24,08%. Berdasarkan angket minat
belajar matematika siswa, minat belajar siswa mengalami peningkatan 5,78%.
Jadi penelitian Lia dapat digunakan untuk memperkuat penelitian yang akan
diteliti saat ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindak kelas. Penelitian tindakan kelas
adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
151
pembelajaran
mereka,
dan
belajar
dari
pengalaman
mereka
sendiri
(Wiriaatmadja, 2008: 13). Menurut Kemmis dalam Suwarsih Madya (2006: 59)
empat aspek pokok dalam penelitian adalah penyusunan rencana, tindakan,
observasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Buluspesantren,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2013/2014 bertempat di desa Waluyo
Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X.3 semester I SMA N 1 Buluspesantren Tahun Ajaran
2013/2014, berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 22 siswa putri.
Menurut Juliansyah Noor (2012: 138-141), teknik pengumpulan data
merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan datanya
menggunakan metode tes, angket dan observasi. Instrumen dalam penelitian ini
berupa. (1) Tes, yaitu berupa soal essay terdiri dari 5 soal yang diujikan pada
siklus I dan II. (2) Angket. angket ini dikembangkan berdasarkan beberapa
indikator yang dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik, untuk mengetahui
tingkat motivasi siswa. (3) Observasi, yaitu untuk mengamati proses
pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ATI dengan
metode penemuan terbimbing. Dalam kegiatan ini peneliti berkolaborasi dengan
teman sejawat dan guru mata pelajaran matematika SMA N 1 Buluspesantren.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai bulan Oktober
2013. Dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilakukan selama 6x45’
(3 kali pertemuan) dan siklus II dilakukan selama 8x45’ (4 kali pertemuan). Pada
Siklus I masih banyak ditemui kekurangan yang menyebabkan penelitian ini
belum berhasil yaitu siswa belum dapat menerima kegiatan ini dengan baik,
sebagian siswa belum bisa memberikan respon positif terhadap kegiatan
pembelajaran ini, materi yang dipelajari membutuhkan daya ingat yang tinggi
sehingga siswa perlu banyak latihan soal, siswa masih belum berani berbicara di
152
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
depan kelas, kerjasama antar siswa masih cenderung pasif dan tidak mau
bertanya pada temannya. Dengan melakukan refleksi di siklus I, peneliti
merencanakan untuk siklus II yaitu perlu adanya usaha guru yang lebih intensif
lagi dalam membangkitkan motivasi siswa, guru memberikan banyak latihan soal
dan tugas terstruktur, guru memberikan nilai plus untuk siswa yang bisa
mengerjakan soal dan berani maju ke depan, ini dilakukan dengan tujuan untuk
memotivasi siswa senang matematika.
Dari hasil pengolahan data pembelajaran matematika pokok akar dan
pangkat di kelas X semester I SMA N 1 Buluspesantren dengan membandingkan
aspek peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
Motivasi siswa meningkat dari siklus I yaitu 71,50% menjadi 79,67% pada siklus II.
Hasil belajar siswa saat pra-tindakan diperoleh rerata 4,96 dengan persentase
13,33%, pada siklus I diperoleh rerata 59,73 dengan persentase ketuntasan
53,33% meningkat menjadi rerata 85,2 dengan persentase ketuntasan 86,67%.
Hasil siklus II menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari siklus I dan hasil tersebut
sudah memenuhi indikator yang diharap oleh peneliti. Berdasarkan indikator
keberhasilan pada Bab III maka penelitian ini berhenti di siklus II.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan
kesimpulan penelitian yaitu (1) penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude
Treatment Interaction) dengan metode penemuan dalam meningkatkan motivasi
belajar matematika. Hal ini dapat ditunjukkan dari lembar angket motivasi
belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar 71,50% dan meningkat pada siklus II
yaitu 79,67%, (2) penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment
Interaction) dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Buluspesantren, Kebumen pada
pokok bahasan akar, Pangkat dan Logaritma Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini
ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 59,06 dan pada
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
153
siklus II meningkat menjadi 83,7 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar
86,67%. Hasil dari siklus II ini jelas sesuai dengan indikator keberhasilan yang
mensyaratkan dengan persentase ketuntasan minimal 70%.
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah
(a) guru harus mampu menggunakan model pembelajaran baru supaya anak
tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran, (b) guru harus selalu memberikan
sikap positif atau penghargaan kepada setiap aktivitas siswa pada proses
pembelajaran, karena dapat memacu siswa untuk selalu belajar giat untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Madya, Suwarsih. 2006. Teori Dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung:
Alfabeta Group.
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian.Jakarta: Kencana Prenada Media.
Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Supriadi, Fathul Aziz. 2013. Fathul Aziz Supriadi (2013) meneliti tentang Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Aljabar Kelas Viii Mts Al-Hamidy
Tahun Pelajaran 2012/2011. Skripsi IKIP Mataram.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
154
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Download