upaya meningkatkan hasil belajar menulis teks berita melalui

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS BERITA
MELALUI METODE ATI KELAS VIII. F SMPN 2 SIGLI
NANDA SAPUTRA
Dosen Tetap STIT PGMI Al-Hilal Sigli
Jl. Lingkar Keuniree Sigli Kabupaten Pidie Propinsi Aceh
E-mail: [email protected]
Abstract
Abstrak
This study used the classroom action
research which have eight grade students as
the population of SMP Negeri 2 Sigli, such
a large number of 36 students. This
research was conducted by 2 cycles. The
first tests (TO) the students got the avarage
scores only 58,6, it means that only 9
students who have completed the subject
essues. Besides that, the first cycle the
students reached the average scores of
75,94. Furthermoere, in the second cycle
the students average scores was better than
that of ≥ 80 or it increased 97,2%
classincally. Mean while, individually
students score have improved each cycle.
Although at the and of the evaluation is still
one students who have < 7,0.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
permasalahan siswa kurang kreatif dalam
menuangkan ide dalam menuis teks berita,
terdapat
satu
permasalahan,
yaitu
bagaimana penerapan model pembelajaran
ATI terhadap kemampuan menulis teks
berita. Metode penelitian ini menggunakan
PTK. Populasi yaitu siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Sigli yang berjumlah 36 siswa.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus.
Pada tes awal (TO) perolehan nilai rata-rata
siswa hanya mencapai 58,6 atau hanya 9
orang yang tuntas, sedangkan pada siklus 1
perolehan nilai rata-rata sebesar 75,94.
Selanjutnya perolehan nilai siswa pada
siklus 2 cukup baik, yaitu lebih dari 85%
siswa mendapat nilai ≥ 8,0 dan perolehan
rata-rata mencapai 81,78 yaitu meningkat
sebesar
97,2%
ketuntasan
klasikal.
Sementara itu, secara individual nilai siswa
mengalami peningkatan tiap siklusnya.
Meskipun pada akhir evaluasi masih ada
satu orang siswa yang mendapat nilai < 7,0.
Keywords: learn, write, text message,
Aptitude Treatment Interaction (ATI).
Kata kunci: belajar, menulis, teks berita,
Aptitude Treatment Interaction (ATI).
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
86
I. Pendahuluan
pemahaman, dan penerapan informasi),
A. Latar Belakang Masalah
peningkatan kompetensi (keterampilan
Pendidikan merupakan sejumlah
pengalaman
atau
dan penerimaan secara sadar terhadap
memahami
nilai, sikap, penghargaan, dan perasaan,
sesuatu yang sebelumnya tidak mereka
serta kemauan untuk berbuat atau
pahami. Pengalaman itu terjadi karena
merespons sesuatu rangsangan. Proses
adanya interaksi antara seseorang atau
perubahan (belajar) dapat terjadi dengan
kelompok
disengaja atau tidak disengaja.
kelompok
Interaksi
dari
seseorang
intelektual dan sosial), serta pemilihan
untuk
dapat
dengan
itu
lingkungannya.
menimbulkan
proses
Belajar
perubahan (belajar) pada manusia dan
kegiatan
selanjutnya
lingkungan
proses
perubahan
menghasilkan
(development)
seseorang
dalam
alamiah.
Ada
pada pemikiran bahwa anak akan
kelompok
yang
yang
sendiri
kehidupan
dalam
Psikologi pendidikan merupakan
dunia
mengalami
melalui
kecendrungan dewasa ini untuk kembali
lingkungannya, (Ambarjaya, 2012:7).
sebuah
baik
perkembangan
bagi
atau
itu
lebih
besar
dengan
belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak “mengalami” apa
yang
dipelajarinya,
bukan
dukungan banyak pihak. Didalamnya
“mengetahui”nya. Pembelajaran yang
terdapat
berorientasi target penguasaan materi
peserta
administrator,
didik,
orang
pendidik,
tua,
dan
terbukti
berhasil
masyarakat, karena begitu banyaknya
“mengingat”
pihak
gagal
yang
terlibat
dalam
dunia
dalam
jangka
dalam
kompetisi
pendek,
membekali
tetapi
anak
pendidikan tersebut, sudah seharusnya
memecahkan
setiap pihak dapat memahami berbagai
kehidupan jangka panjang dan itulah
perilaku setiap individu sehingga dapat
yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita,
menunjukkannya
(Riyanto, 2009:159).
dalam
dunia
pendidikan dengan efektif.
Seperti
Ambarjaya (2012:7) mengatakan
bahwa
proses
belajar
akan
bersama,
memiliki
persoalan
yang
dalam
sudah
diketahui
masing-masing
individu
tingkat
intelegensi
yang
menghasilkan perubahan dalam ranah
berbeda, karena perbedaan tersebut,
kognitif
antara individu tidak mungkin sama
(penalaran,
penafsiran,
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
87
kemampuannya
memecahkan
(aptitude)
suatu
dalam
dan
yang
keterampilan
dihadapi. Dari kenyataan yang ada di
hubungannya
lapangan diketahui bahwa di antara
keterampilan
siswa
beraneka
terdapat
persoalan
membaca
perbedaan
dalam
menulis.
Setiap
erat
sekali
itu
dengan
lainnya
ragam.
ketiga
dengan
cara
Menyimak
dan
kemampuan sehingga dijumpai di setiap
membaca berhubungan erat sebagai alat
kelas adanya kelompok siswa yang
untuk menerima komunikasi, sedangkan
memiliki kemampuan kelompok tinggi,
berbicara dan menulis berhubungan erat
sedang,
Untuk
dalam hal mengekspresikan makna.
mengapresiasi
Menulis menuntut pengalaman, waktu,
siswa
dalam
kesempatan,
dalam
rangka
khusus,
dan pengajaran langsung
prestasi
akademik/
menjadi
seorang
hasil belajar maka seorang guru harus
1994:8).
dan
rendah.
mengakomodasi
perbedaan
dan
individual
pemmbelajaran
mengoptimalkan
pandai–pandai
keterampilan
penulis (Tarigan
model
Penelitian dilakukan pada siswa
pembelajaran. Pengembangan model
kelas VIII.F dikarenakan siswa kelas
pembelajaran merupakan hal penting
VIII.F
sebagai solusi dari masalah peningkatan
menulis teks berita, siswa belum bisa
hasil belajar.
mentransformasikan
Dalam
memilih
latihan,
peningkatan
kualitas
pendidikan, bahasa Indonesia sebagai
salah satu mata pelajaran yang diajarkan
terdapat
kelemahan
dalam
ide-ide
atau
konsep yang ada dalam pikiran ke
dalam sebuah tulisan.
Berdasarkan
wawancara
yang
pada jenjang pendidikan formal sangat
dilakukan oleh peneliti dengan guru
memegang peranan penting. Menyadari
bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Sigli,
pentingnya bahasa indonesia sebagai
yaitu ibu Rasyidah yang mengajar siswa
salah
untuk
kelas VIII.F,diperoleh gambaran bahwa
berkomunikasi dan sebagai penopang
sebagian besar siswa kelas VIII.F SMP
pengembangan ilmu pengetahuan.
Negeri 2 Sigli kurang serius dalam
satu
alat
pemersatu
Keterampilan berbahasa dalam
kurikulum
mencakup
keterampilan
disekolah
empat
segi,
menyimak,
belajar menulis teks berita, sehingga
biasanya
hasil belajarnya pun tergolong rendah.
yaitu
Menurut guru bahasa Indonesia SMP
berbicara,
Negeri
nilai rata–rata ulangan harian
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
88
siswa dibawah standar yang diharapkan
masing kelompok diberikan perlakuan
yaitu dibawah dari 65 %, KKM untuk
(treatment) yang
pelajaran menulis sebesar 75. Penulis
atau sesuai
dan guru menduga model pembelajaran
kelompok
yang digunakan selama ini belum
kemampuan
efektif. Hal ini yang menyebabkan
diberikan yaitu belajar mandiri (self
rendahnya
learning),
hasil
belajar
bahasa
siswa
bagi
VIII.F SMP 2 Sigli. Oleh karena itu
diberikan
diperlukan
dengan metode
untuk
yang
Bagi
memiliki
tinggi, treatment
berkemampuan
tindakan
cocok
karakteristiknya.
Indonesia siswa, khusunya siswa kelas
suatu
dipandang
yang
kelompok siswa
sedang
dan
pembelajaran
rendah
reguler
pemberian
memperbaiki proses pembelajaran dan
untuk
diharapkan terjadinya peningkatan hasil
berkemampuan
belajar
diperlukan diberikan special treatment,
bahasa
Indonesia.
Sejalan
dengan hal tersebut, faktor
yang
kelompok
tugas,
yaitu
berupa
siswa
rendah
yang
apabila
pembelajaran
dalam
diidentifikasi penyebab rendahnya hasil
bentuk re-teaching (pengulangan
belajar
siswa
dan
maupun
proses
tutorial yang diberikan di luar jam
pembelajaran,
maka
untuk
pelajaran.
mengantisipasinya
dilakukan
suatu
diimplementasikan model ATI akan
Sehingga
inovasi dalam penentuan pembelajaran
dapat
yang tepat sehingga dapat mencapai
siswa kelas VIII.F SMP Negeri 2 Sigli.
hasil
belajar
siswa
yang
optimal.
meningkatkan
dengan
Penelitian
hasil
mengenai
belajar
model
Ada suatu model pembelajaran yang
pembelajaran ATI sebelumnya pernah
berisikan
juga dilakukan oleh Ni Made Pirayanti
sejumlah
pembelajaran atau (treatment)
strategi
yang
(2012)
dalam
penelitiannya
yang
efektif digunakan untuk siswa tertentu
berjudul “pengaruh penerapan model
sesuai dengan perbedaan kemampuan
pembelajaran ATI terhadap hasil belajar
(aptitude)
TIK
siswa
yakni
model
pembelajaran ATI.
Model pembelajaran ATI ini
siswa
Laboratorium
kelas
VIII
Undika
SMP
Singaraja”,
menyatakan bahwa menunjukan bahwa
siswa dibagi menjadi tiga kelompok,
hasil
belajar
yaitu kelompok siswa berkemampuan
pembelajaran
tinggi, sedang, dan rendah. Masing-
model
siswa
ATI
dengan model
lebih tinggi dari
pembelajaran
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
konvensional.
89
Hasil
penelitian
lainnya
mendukung diterapkan
model
yang
meningkatkan kemampuan siswa kelas
ini
VIII dalam menulis teks berita di SMP
adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nur Rohma (2007) dalam penelitiannya
yang berjudul “implementasi model
pembelajaran
ATI
pada
materi
pertidaksamaan
linier
satu
variabel
Negeri 2 Sigli.
II. Kajian Teoritis
A. Pengertian Model Pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction
Menurut
Nurdin
(2005:
37),
kelas VII B SMP 2 Sigli”, menyatakan
Secara subtantif dan teoritik Aptitude
bahwa model pembelajaran ATI Efektif
Treatment
dan dapat digunakan sebagai alternatif
diartikan sebagai suatu konsep atau
dalam proses pembelajaran matematika
pendekatan yang memiliki sejumlah
di kelas dengan siswa yang mempunyai
strategi
kemampuan berbeda.
digunakan
Berdasarkan hasil uraian di atas,
maka salah satu upaya yang dianggap
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
untuk
dapat
yang
efektif
individu
tertentu
sesuai dengan kemampuannya masingmasing.
Dipandang
dapat memecahkan masalah tersebut
adalah
Interaction(ATI)
pembelajaran
dari
sudut
(Teoritik),
Aptitude
pembelajaran ATI sebagai salah satu
Treatment Interaction(ATI) merupakan
model pembelajaran yang menangani
sebuah
individu
berisikan
tertentu
sesuai
dengan
konsep
atau
model
sejumlah
yang
strategi
kemampuannya masing-masing.
pembelajaran (treatment) yang sedikit
B. Rumusan Masalah
banyaknya efektif digunakan untuk
Bagaimana
penerapan
model
siswa
tertentu
sesuai
dengan
pembelajaran ATI terhadap kemampuan
karakteristik kemampuannya. Didasari
menulis teks berita siswa kelas VIII.F
oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi
SMP Negeri 2 Sigli?
akademik/hasil belajar dapat dicapai
melalui
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
model
bagaimana
pembelajaran
penerapan
ATI
dalam
penyesuaian
pembelajaran
(treatment)
antara
dengan
perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Sejalan dengan pengertian di atas,
Cronbach
yang
dikutip
Syafruddin
Nurdin mengemukakan bahwa Aptitude
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
90
Treatment Interaction (ATI) approach
pengaturan kondisi pembelajaran di
adalah
kelas atau dengan kata lain, prestasi
sebuah
berusaha
pendekatan
mencari
dan
yang
menemukan
akademik/hasil
belajar
yang
perlakuan-perlakuan (treatment) yang
diperoleh siswa tergantung kepada
cocok dengan perbedaan (aptitude)
bagaimana kondisi pembelajaran
kemampuan siswa, yaitu perlakuan
yang dikembangkan guru di kelas.
(treatments)
yang
secara
optimal
diterapkan untuk siswa yang berbeda
B. langkah-langkah
Pembelajaran
Model
Aptitude
Treatment
Interaction (ATI)
tingkat kemampuannya.
Berdasarkan
pengertian
yang
dikemukakan di atas, dapat diperoleh
makna esensial dari Aptitude Treatment
Interaction (ATI) approach, sebagai
ATIapproach
merupakan
suatu konsep atau model yang
berisikan
sejumlah
pembelajaran
efektif
strategi
(treatment)
digunakan
untuk
yang
siswa
tertentu sesuai dengan perbedaan
model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) di atas maka dapat
diadaptasi
beberapa
langkah
yang
2. Sebagai sebuah kerangka teoritik
ATI approach berasumsi bahwa
optimalisasi prestasi akademik/hasil
belajar akan tercipta bila mana
perlakuan-perlakuan
pembelajaran
dalam
disesuaikan
sedemikian rupa dengan perbedaan
kemampuan (aptitude) siswa.
3. Terdapat hubungan timbal balik
prestasi
1. Melaksanakan
pengukuran
kemampuan masing-masing siswa
melalui tes kemampuan (aptitude
testing). Hal ini dilakukan guna
untuk mendapatkan data yang jelas
tentang karakteristik kemampuan
(aptitude) siswa.
kemampuannya.
antara
prinsip-prinsip
dilakukan dalam pembelajaran, yaitu:
berikut
1. Model
Berdasarkan
akademik/hasil
2. Membagi
siswa
atau
mengelompokkan siswa menjadi
tiga
kelompok
sesuai
dengan
klasifikasi yang didapatkan dari
hasil
aptitude
Pengelompokan
siswa
testing.
tersebut
diberi label tinggi, sedang dan
rendah.
3. Memberikan perlakuan (treatment)
kepada masing-masing kelompok
belajar yangdicapai siswa dengan
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
91
(tinggi, sedang dan rendah) dalam
secara regular. Hal ini dimaksudkan
pembelajaran.
agar
4. Bagi
kelompok
psikologis
siswa
yang
berkemampuan rendah tidak merasa
(aptitude)
diperlakukan sebagai siswa nomor
tinggi, perlakuan (treatment) yang
dua di kelas. Re-teaching-Tutorial
diberikan yaitu belajar mandiri (self
dipilih sebagai perlakuan khusus
learning) dengan
untuk kelompok rendah, didasarkan
memiliki
modul
siswa
secara
kemampuan
atau
menggunakan
buku-buku
yang
pada pertimbangan bahwa mereka
relevan. Pemilihan belajar mandiri
lambat dan sulit dalam memahami
melalui modul didasari anggapan
secara menguasai bahan pelajaran.
bahwa siswa akan lebih baik jika
Oleh karena itu kelompok ini harus
dilakukan dengan cara sendiri yang
mendapat apersiasi khusus berupa
terfokus langsung pada penguasaan
bimbingan dan bantuan belajar
tujuan khusus atau seluruh tujuan.
dalam
Dengan
dengan
pelajaran kembali melalui tambahan
menggunakan modul siswa dapat
jam pelajaran (re-teaching) dan
mengontrol
tutorial (tutoring), sehingga dengan
kata
lain
kecepatan
masing-
bentuk
masing, serta maju sesuai dengan
cara
kemampuannya.
menguasai
5. Bagi
kelompok
siswa
yang
demikian
pengulangan
mereka
pelajaran
bisa
yang
diberikan. Karena seperti diketahui
berkemampuan sedang dan rendah
bahwa
diberikan pembelajaran regular atau
pembelajaran atau program tutoring
pembelajaran
adalah untuk memberikan bantuan
konvensional
sebagaimana mestinya.
6. Bagi
kelompok
mempunyai
siswa
kemampuan
salah
satu
dalam pembelajaran kepada siswa
yang
yang lambat, sulit dan gagal dalam
rendah
belajar,
agar
diberikan special treatment, yaitu
prestasi
akademik/hasil
berupa pembelajaran dalam bentuk
secara optimal.
re-teaching dan tutorial. Perlakuan
(treatment)
dapat
mencapai
belajar
C. Fungsi dan Tujuan Menulis
setelah
Fungsi utama menulis adalah
mereka bersama-sama kelompok
sebagai alat komunikasi yang tidak
sedang
diberikan
tujuan
mengikuti
pembelajaran
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
92
langsung, sangat penting bagi pendidik
yang
karena
mengamati dan mencatat, (Djojosuroto,
memudahkan
para
pelajar
berpikir, serta dapat menolong kita
berpikir secara kritis, dan juga dapat
memudahkan
kita
menikmati
memperdalam
merasakan
dan
hubungan-hubungan,
daya
tanggap
diinginkan
dengan
jalan
2010:46).
Observasi
mengamati
proses
dilakukan
aktivitas
untuk
siswa
pembelajaran
selama
berlangsung.
atau
Untuk mendapatkan data mengenai
persepsi kita, memecahkan maalah-
aktivitas siswa tersebut, maka dibuat
masalah yang kita hadapi, menyusun
pedoman observasi dengan komponen
urutan bagi pengalaman.
dan deskriptor sesuai dengan kelompok.
Untuk pertemuan siklus pertama dan
D. Pengertian Berita
Chaer (2010:11) mengungkapkan
kedua,
siswa
kelompok
1
belajar
bahwa berita adalah suatu peristiwa atau
mandiri dengan menggunakan modul
kejadian di dalam masyarakat, lalu
selama 1x40 menit dan pada akhir
kejadian atau peristiwa itu diulangi
pelajaran
dalam bentuk kata-kata yang disiarkan
mendapatkan penjelasan secara umum
secara tertulis dalam media tulis (surat
siswa
bergabung
untuk
dari guru mata pelajaran dan membahas
kabar, majalah, dll), atau dalam media
soal latihan bersama kelompok 2 dan 3.
suara (radio,dsb), atau juga dalam
Sedangkan tes akhir dilakukan pada
media suara dan gambar (televisi).
akhir siklus kedua.
Observasi yang dilakukan dalam
III. Metodologi Penelitian
penelitian
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan tes.
atau
pengamatan
data dalam suatu penelitian, merupakan
hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
perhatian
observasi
langsung, dimana observer mengamati
secara langsung kegiatan pembelajaran
diperoleh dari lembar observasi diberi
digunakan dalam rangka pengumpulan
penuh
adalah
yang dilakukan peneliti. Data yang
A. Observasi
Observasi
ini
untuk
menyadari
skor 1 untuk deskriptor yang tampak
dan diberi skor 0 untuk deskriptor yang
tidak tampak, kemudian dihitung nilai
untuk setiap komponen pada setiap
pertemuan dengan rumus:
adanya sesuatu rangsangan tertentu
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
93
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑝𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑝𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
IV. Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil
penelitian
ditemukan bahwa pembelajaran menulis
B. Tes
Tes yang dilakukan terdiri dari dua
melalui
model
Aptitude
(ATI)
macam tes yaitu tes awal (prasiklus) dan tes
Interaction
akhir pada siklus II. Tes tersebut berbentuk
keterampilan siswa dalam menulis teks
tes uraian dan merupakan tes tertulis.
berita.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Nurgiyantoro, (2012:112) Tes prasiklus
dengan
adalah jenis tes kemampuan awal yang
pembelajaran
dilakukan sebelum peserta didik mengalami
dilaksanakan sebanyak dua siklus.
model
dapat
Treatment
ATI
menulis
meningkatkan
khususnya
teks
pada
berita
Tiap siklus dilaksanakan 1 kali
proses belajar dalam suatu mata pelajaran.
untuk
pertemuan. Pelaksanaan penelitian dimulai
mengetahui kemampuan peserta didik yang
pada tanggal 29 April 2013. Setelah
berkenaan dengan kompetensi atau bahan
penggunaan model ATI diterapkan terjadi
ajar yang akan dipelajarinya. Informasi
peningkatan kemampuan siswa khususnya
yang diperoleh dari pemberian pretes dapat
dalam pembelajaran menulis, yaitu menulis
dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan
teks berita. Pada tes awal (TO) perolehan
dalam
nilai rata-rata siswa hanya mencapai 58,6
Tes
prasikus
dimaksudkan
melaksanakan
kegiatan
atau hanya 9 orang yang tuntas, sedangkan
pembelajaran.
Tes awal dilakukan sebelum siswa
diberi perlakuan. Tes ini digunakan
untuk
mendapat
gambaran
tingkat
kemampuan siswa, kemudian digunakan
sebagai acuan untuk mengelompokan
pada siklus 1 perolehan nilai rata-rata
sebesar 75,94 atau mengalami peningkatan
sebanyak
72,2%. Selanjutnya perolehan
nilai siswa pada siklus 2 cukup baik, yaitu
lebih dari 85% siswa mendapat nilai ≥ 8,0
dan perolehan rata-rata mencapai 81,78
siswa pada kelompok tinggi, sedang,
siswa
dan
akhir
Sementara itu, secara individual nilai siswa
diberikan pada akhir dari penerapan
mengalami peningkatan tiap siklusnya.
model
ini
Meskipun pada akhir evaluasi masih ada
mendapatkan
satu orang siswa yang mendapat nilai < 7,0.
gambaran hasil belajar siswa secara
Hal ini disebabkan oleh kemampuan dan
keseluruhan
minat belajar siswa yang rendah, selain itu
rendah.
Sedangkan
pembelajaran
digunakan
untuk
setelah
ATI.
tes
Tes
mengalami
penerapan model pembelajaran ATI.
tuntas
belajar
secara
klasikal.
siswa tersebut juga sering absen di kelas.
Jika dilihat dari keberhasilan secara klasikal
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
94
setelah diterapkan model pembelajaran ATI
keterampilan menulis. Dalam pelaksanaan
siswa kelas VIII SMPN 2 Sigli
telah
pembelajaran, kelompok sedang dan rendah
mencapai standar ketuntasan yaitu lebih
ditugaskan untuk membuat teks berita
dari 85% siswa di kelas sudah mendapatkan
dengan tema yang telah ditentukan.
nilai ≥ 70 untuk menulis teks berita.
V. Penutup
Meningkatnya nilai yang diperoleh
siswa pada tiap siklus, merupakan dampak
dari
penggunaan
diterapkan
oleh
model
guru
ATI
dalam
yang
proses
pembelajaran. Dengan melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran secara langsung
serta memberikan perlakuan yang sesuai
dengan kemampuan siswa selama proses
pembelajaran
berlangsung,
guru
dapat
melihat sekaligus menilai siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang atau rendah.
Dengan mengetahui tingkat kemampuan
siswa, guru akan lebih mudah untuk
memberikan perlakuan kepada setiap siswa.
Sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, selama proses belajar mengajar
siswa kelompok tinggi, perlakuan yang
diberikan
adalah belajar menggunakan
modul, sedangkan siswa kelompok sedang
dan rendah melakukan kegiatan yang
berbeda dengan kelompok tinggi. Selama
pelaksanaan tindakan siklus 1 hingga siklus
2, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
siswa kelompok sedang dan rendah sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar
terutama keterampilan menulis. Dalam
pelaksanaan
pembelajaran,
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan
dianalisis dalampenelitian ini maka dapat
disimpulkan bahwa hasil dari penelitian
menyatakan hasil belajar siswa khususnya
pada keterampilan menulis dengan model
pembelajaran ATI dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks berita pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Sigli. Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
adanya
perbedaan menulis teks berita antarindividu
dengan model pembelajaran ATI dan siswa
yang diajar dengan metode konvensional.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
model
pembelajaran
ATI
memiliki
pengaruh dan efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis teks berita.
Model ATI merupakan suatu model
pembelajaran
yang
dapat
mengukur
kemampuan siswa melalui tes kemampuan,
serta membagi siswa atau mengelompokkan
siswa menjadi tiga kelompok memberikan
perlakuan
(treatment)
kepada
masing-
masing kelompok (tinggi, sedang dan
rendah) dalam pembelajaran.
kelompok
sedang dan rendah sebagai upaya untuk
meningkatkan
hasil
belajar,
terutama
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
95
proses pembelajaranpun dapat berjalan
B. Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian ini,
dengan efektif.
disarankan kepada guru SMP Negeri 2 Sigli
yang mengajar khususnya mengajar bahasa
Indonesia pada mata pelajaran menulis teks
berita, agar dapat menggunakan model
pembelajaran
ATI
pada
pembelajaran
menulis teks berita, hal ini dilakukan
sebagai penentuan tingkat
kemampuan
siswa secara individu, sehingga dapat
memberikan
perlakuan
menyampaikan
materi
dalam
pelajaran
yang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Selain
itu,
untuk
penelitian
selanjutnya model pembelajaran ATI dapat
dikembangkan
kemampuan
lagi
dengan
menulis
meneliti
yang lain. Pada
umumnya model pembelajaran ATI bisa di
aplikasikan dalam pembelajaran yang lain,
tidak hanya terpaku kepada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
Peneliti harus lebih fokus dalam
mengamati
berlangsung
proses
pembelajaran
terhadap
yang
masing-masing
kelompok. Khususnya kelompok rendah
yang masih kebanyakan siswa tidak aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu,
bahan ajar yang digunakan untuk kelompok
tinggi hendaknya memakai modul. Durasi
waktu
juga
perlu
diperhatikan,
agar
pembelajaran yang akan disampaikan dapat
tersampaikan
semuanya
sesuai
dengan
waktu yang telah ditentukan, sehingga
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
96
Daftar Pustaka
Akhadiah, S.
dkk. 2002.Pembinaan
Kemampuan Menulis
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Erlangga.p14.
Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi
Pendidikan
Pengajaran. Jogjakarta: CAPS.
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arsyad. 2010. Media Pembelajaran.
Jakarta:
Kharisma Putra
Utama Offset.
Chaer, Abdul. 2010. BahasaJurnalistik.
Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati,. Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran.
Jakarta:
PT
RINEKA CIPTA.
Djojosuroto, kinayati. & M.L.A,
Sumaryati. 2010. Prinsip-prinsip
Dasar Penelitian Bahasa &
Sastra. Bandung: NUANSA.
Djuanda, D. (2008). Pembelajaran
Keterampilan
Berbahasa
Indonesia di Sekolah Dasar.
Bandung: Pustaka Latifah.
Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: GP Press Group.
Lestari,
Erma.
2010.
Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X.3 PadaMata
Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Tanjung Raja
Melalui Model Pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction
(ATI). tidak dipublikasikan.
Berbasis Kompetensi.
Quantum Teaching.
Jakarta:
Pirayanti, Ni Made. 2012. Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction
(ATI) terhadap hasil belajar TIK
siswa
kelas
VII
Sekolah
Menengah Pertama Laboratorium
Undika
Singaraja.
tidak
dipublikasikan.
Riyanto, Yatim. 2012. Pradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Penanda Media Group.
Rohma, Nur. 2007. Implementasi Model
Pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) pada materi
pertidaksamaan
linier
satu
variabel kelas VII B Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3
Lumajang. tidak di publikasikan.
Sanjaya, Wina. 2011.
Tindakan Kelas.
Kencana.
Penelitian
Jakarta:
Suryosubroto, S. 2009. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: kencana
Nurdin, Syafruddin. 2005. Model
Pembelajaran
yang
Memperhatikan
Keragaman
Individu Siswa dalam Kurikulum
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |
97
Download