artikel ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X
IPA 4 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI
OLEH
1. Nazri Afandi (RRA1C309010)
2. Drs. Maison, M.Si., Ph.D
3. Haerul Pathoni, S.Pd., M.PFis
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X
IPA 4 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI
Oleh
1. Nazri Afandi (RRA1C309010)
2. Drs. Maison, M.Si., Ph.D
3. Haerul Pathoni, S.Pd., M.PFis
ABSTRAK
Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Model Project Based Learning
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya aktivitas siswa dan rendahnya
hasil belajar siswa pada proses pembelajaran fisika di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1
Muaro Jambi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika di kelas
X, penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa dikarenakan siswa kurang mau
berpartisipasi aktif pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa
cenderung hanya mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan guru.
Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dilakukan upaya dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran
berbasis proyek ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada
materi alat-alat optik di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan
dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan melalui rubrik penilaian proyek yang
mengacu kepada penilaian autentik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dan
pengamatan terhadap aktivitas siswa melalui lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai ratarata persentase aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I, rata-rata
persentase aktivitas siswa adalah 49,05%. dan nilai rata-rata hasil belajar 60,33
dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 1 kelompok (16,67%). Rata-rata
persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 64,88% pada siklus II dan nilai ratarata hasil belajar 70,00 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 2 kelompok
(33,33%). Kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,24% dan nilai ratarata hasil belajar 80,00 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 5 kelompok
(83,33%).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar fisika siswa pada materi alat-alat optik di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1
Muaro Jambi.
I. Pendahuluan
Proses pendidikan ialah suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output.
Input merupakan siswa yang akan melaksanakan aktivitas belajar, Proses berupa
kegiatan dari belajar mengajar, Sedangkan output merupakan hasil dari proses
yang dilaksanakan (Sudjana, 2010). Dalam belajar fisika, konsep dan prinsipprinsipnya ada yang bersifat konkrit dan ada juga yang bersifat abstrak, sehingga
sebagian konsep dan prinsip-prinsipnya tidak dapat diterima secara prosedural tanpa
pemahaman dan penalaran.
Kecendrungan pembelajaran fisika yang terjadi adalah siswa mempelajari fisika
dengan menghafal rumus, teori dan hukum. Selama proses KBM siswa hanya duduk
dan mendengar materi yang disampaikan oleh guru kemudian mencatat dan
mengerjakan soal yang diberikan. Hal ini menyebabkan proses KBM didominasi oleh
guru yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif. Akibatnya hanya sebagian siswa
saja yang dapat memahami pelajaran yang diberikan.
Melihat kondisi ini perlu dipilih dan digunakan model pembelajaran fisika agar
aktivitas belajar siswa meningkat yang akan memicu meningkatnya hasil belajar yang
diperoleh siswa.. Dengan memilih, memahami dan menggunakan model-model
belajar ini, diharapkan para guru dapat membelajarkan siswa secara efisien dan
efektif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar
adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Thomas, dkk,
dalam Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Wena, 2012) menyatakan bahwa
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran proyek ini
dapan membuat siswa menjadi lebih kreatif dan termotivasi.
II.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian belajar
Menurut Hanafiah dan Suhana (2012) Pengertian belajar telah mengalami
perkembangan sejalan dengan perkembangan cara pandang para ilmuwan. Banyak
teori dan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian dari belajar
ini, misalnya seperti yang diungkapkan Trianto (2013) bahwa belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku yang relatif lebih baik di karenakan pengalaman dan
latihan. Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada
diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
2.2 Aktivitas Belajar
Salah satu hal yang sangat diperlukan dalam belajar fisika yaitu adanya
aktivitas. Tanpa adanya aktivitas maka proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Terlepas dari kegiatan mendengar, mencatat
dan mengerjakan latihan masih banyak lagi aktivitas yang harus diterapkan dalam
proses pembelajaran.
2.3 Model Pembelajaran
2.3.1 Pengertian model pembelajaran
Menurut Trianto (2013), “ Secara umum model dapat diartikan sebagai suatu
objek atau konsep yang di gunakan untuk mempresentasekan suatu hal. Sesuatu yang
nyata dan konversi untuk sebuah bentuk yang lebih konprehensip. Sebagai contoh,
model pesawat terbang yang terbuat dari kayu, plastik, dan lem adalah model nyata
dari pesawat terbang”.
2.3.2 Model pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Thomas, Mergendoller & Michaelson dalam Ngalimun (2013)
“Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) merupakan sebuah model
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatankegiatan yang kompleks”. Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji
hubungan antara informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa
untuk merefleksi apa yang dipelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek
nyata. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu
disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam suatu investigasi pemecahan dan kegiatan
tugas-tugas lainnya (Wena, 2012).
Menurut Gaer dalam Naglimun (2013) “Pembelajaran Berbasis Proyek
memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermakna untuk pembelajar usia dewasa, seperti siswa yang sedang
belajar di sekolah ataupun yang sedang mengikuti pelatihan transisional untuk
memasuki lapangan kerja”. Proyek-proyek ini dimulai dari yang sederhana dengan
mengamati kemudian sudah bisa mengkomunikasikannya secara singkat dari hasil
pengamatannya,
meningkat
pada
proyek
yang
lebih
mengukur/menghitung selanjutnya menganalisis (Dananjaya, 2010).
tinggi
yaitu
2.4 Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2010), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang ingin dicapai dalam proses
belajar mengajar adalah perubahan tingkah laku orang yang belajar. Hasil belajar
tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan
diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya. Selanjutnya Arikunto (2010) mengemukakan bahwa, “Hasil belajar
secara garis besar dibagi atas tiga kategori yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.4.1 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Autentik
Penilaian perlu dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. Penilaian
yang dilakukan bertujuan agar dapat diketahui apakah tujuan pembelajaran sudah
tercapai, jika belum maka akan dilakukan perbaikan. Penilaian pada pembelajaran
berbasis proyek yaitu menggunakan penilaian autentik yang mengacu pada
Permendikbud No.66 tahun 2013 yaitu penilaian yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Penilaian autentik yang sangat berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran, dengan demikian penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dari
awal sampai akhir proses.
III.
METODE PENGEMBANGAN
3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus I, siklus
II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi
fisika yang mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti bertindak lansung
sebagai pengajar dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang berlangsung untuk
mengamati dan melaksanakan proses pembelajaran. Pada setiap siklus memiliki
tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang
dikemukakan oleh Iskandar (2011) yaitu : 1) Perencanaan (planning), 2)
Pelaksanaan Tindakan (acting), 3) Observasi dan evaluasi, 4) Analisis dan Refleksi
(reflecting).
3.2 Analisis Data
Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Analisis
kualitatif untuk data hasil observasi mengenai keaktifan belajar siswa dihitung
dengan rumus:
(3.1)
Data kualitatif yang digunakan adalah hasil penilaian proyek dengan
menggunakan rubrik penilaian proyek. Penilaian yang digunakan adalah penilaian
autentik yang mengacu pada sistem penilaian kurikulum 2013 dengan rumus sebagai
berikut:
(3.2)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Siklus I
Kelompok
1
2
3
4
5
6
4.1.2
Perolehan Nilai
2,40
2,60
2,80
3,20
1,82
1,62
KKM
2,99
2,99
2,99
2,99
2,99
2,99
Kriteria Ketuntasan
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Perolehan Nilai
3,20
2,80
3,20
2,40
2,80
2,40
KKM
2,99
2,99
2,99
2,99
2,99
2,99
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Perolehan Nilai
3,60
3,20
3,30
3,20
3,22
2,80
KKM
2,99
2,99
2,99
2,99
2,99
2,99
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Siklus II
Kelompok
1
2
3
4
5
6
4.1.3
Perolehan Skor
60
65
70
80
46
41
Perolehan Skor
80
70
80
60
70
60
Siklus III
Kelompok
1
2
3
4
5
6
Perolehan Skor
90
80
80
80
80
70
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah selesai mengumpulkan data dari aktivitas belajar siswa diperoleh
peningkatan pada setiap langkah-langkah kegiatan yang diamanti. Peningkatan
aktivitas belajar siswa dapat di lihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Peningkatan aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar
No
Aktivitas yang
diamati
Siklus I
Siklus II
Jumlah persent Jumlah
Siklus III
persen Jumlah
Perse
I
II
III
IV
Pembukaan
1. Langkah 1
2. Langkah 2
Kegiatan Awal
3. Langkah 3
4. Langkah 4
5. Langkah 5
6. Langkah 6
Kegiatan Inti
7. Langkah 7
8. Langkah 8
9. Langkah 9
10. Langkah 10
11. Langkah 11
12. Langkah 12
13. Langkah 13
14. Langkah 14
Kegiatan Penutup
15. Langkah 15
16. Langkah 16
17. Langkah 17
siswa
ase
siswa
tase
siswa
ntase
22
20
73%
67%
28
25
93%
83%
27
26
90%
86%
15
15
20
8
50%
50%
67%
27%
20
21
20
13
67%
50%
67%
43%
28
24
28
19
93%
80%
93%
63%
10
23
21
10
20
25
14
9
33%
77%
70%
33%
67%
83%
47%
30%
11
23
21
22
20
25
19
13
37%
77%
70%
73%
67%
83%
47%
63%
15
30
24
17
25
25
26
30
50%
100%
80%
57%
83%
83%
86%
100%
11
15
10
37%
50%
33%
15
24
16
50%
80%
53%
20
26
20
67%
86%
67%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tidak semua langkah-langkah pada
proses pembelajaran project based learning mengalami peningkatan. Namun secara
secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran project based
learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 1
Muaro Jambi khususnya pada alat-alat optik.
Rincian mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari
penerapan model pembelajaran project based learning dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut ini:
Tabel 4.12 Rata-rata Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
Variabel yang diamati
Rata-rata aktivitas belajar
siswa
Jumlah atau persentase
Siklus I
Siklus II
49,05 %
64,88 %
Siklus IIII
80,24 %
Dari tabel 4.12 dapat dilihat dengan jelas bahwa telah terjadi peningkatan
yang signifikan pada aktivitas belajar siswa tiap siklusnya. Maka terbukti bahwa
penggunaan model pembelajaran project based learning dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 1
Muaro Jambi.
Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka hasil belajar siswa pun
turut meningkat. Rincian mengenai hasil belajar siswa pada dengan menggunakan
penilaian autentik pada produk tugas proyek di setiap siklus dapat dilihat pada tabel
4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus
Jumlah
Siklus I
Nilai rata-rata semua kelompok siswa
60,33
(60,33%)
Jumlah kelompok siswa yang berhasil
1
Jumlah kelompok siswa yang belum 5
berhasil
No Variabel yang diamati
1
2
3
Siklus II
70,00
(73,33%)
3
3
Siklus III
80
(80,00%)
5
1
Dari tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa setiap siklus terdapat peningkatan
hasil belajar yang semakin baik. Hasil ini membuktikan bahwa dengan meningkatnya
aktivitas siswa maka hasil belajar siswa pun juga meningkat.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aktivitas dan hasisl
belajar fisika siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Peningkatan aktivitas
siswa dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang rata-rata persentasenya
meningkat pada tiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa
adalah 49,05%. Rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 64,88% pada
siklus II dan mengalami peningkatan lagi pada siklus III menjadi 80,24%.
Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sejalan dengan peningkatan
hasil penilaian terhadap proyek yang dibuat siswa tiap akhir siklus pembelajaran,
dimana siklus I nilai rata-rata hasil belajar semua kelompok siswa adalah 60,33
dengan jumlah kelompok siswa yang berhasil sebanyak 1 kelompok, meningkat pada
siklus II menjadi 70,00 dengan jumlah kelompok siswa yang berhasil sebanyak 2
kelompok, kemudian meningkat darstis pada siklus III menjadi 80,00 dengan jumlah
kelompok siswa yang berhasil sebanyak 5 kelompok.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diatas serta untuk lebih
meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal:
1. Diharapkan kepada guru fisika dapat menerapkan model project based learning
sebagai salah satu alternatif pemilihan model pembelajaran fisika pada siswa
kelas X IPA SMA.
2. Penelitian ini masih terbatas pada aktivitas belajar fisika siswa, diharapkan
berlanjut pada kreativitas dan sikap ilmiah siswa agar tidak bergantung pada salah
satu aspek penilaian saja.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
Rineka Cipta
Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Hanfah, N. dan Suhasana, C. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.
Rafika Aditama
Ilyas, S. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Isjoni. 2012. Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gunung Persada (GP) Press
Jakarta
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswara Pressindo
Serway, Raymond A. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Penerbit Salemba
Teknika
Sudjana, N. 2008. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Utomo, Pristiadi. 2009. FISIKA untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Ganeca Exact
Azka Press.
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara
Download