1 ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP

advertisement
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
ARTIKEL ILMIAH
PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
DI SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI
Oleh :
VERA MUTIA
NIM. EA1D08002
PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
Page - 1
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
DI SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI
Oleh
VERA MUTIA
Program Studi Bimbingan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang di maksud
untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di kelas X
melalui manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan
pendapat, dan cara melatih sikap rendah diri di SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Dalam
penelitian ini ingin menjawab tentang kualitas persepsi siswa terhadap layanan
bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi dengan jumlah sampel 82 orang
(teknik random sampling).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada indikator (1) manfaat
mengikuti bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (75%), (2) keterampilan
mengungkapkan pendapat berada pada kualitas baik (77%), dan (3) melatih sikap
rendah diri berada kualitas baik (78%), dengan demikian persepsi siswa terhadap
layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi sudah baik.
Dengan adanya hasil penelitian yang telah terungkap, diharapkan dapat
menghasilkan implikasi terhadap pelaksanaan bimbingan konseling terutama ditempat
dilaksanakannya penelitian ini meliputi : Bimbingan kelompok merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan dan penting diselenggarakan disekolah. Pengalaman
menunjukkan bahwa, kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh keberadaan atau rendahnya intelegensi, sering kegagalan itu
terjadi disebabkan mereka yang tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai.
Kata Kunci : Persepsi, Bimbingan kelompok
I. Pendahuluan
Latar belakang
Kelompok dalam bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individuindividu karena satu sama lain hal alasan tergabung bersama, melainkan suatu
satuan/unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan
berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling bergabung
dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis
dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan unit ini. Interaksi dalam anggota
satuan ini harus bermakna, semakin tinggi gradasi semakin besarlah kadar kebersamaan
dalam kelompok ini.
Batasan Masalah
Manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat, dan
melatih sikap rendah diri. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 6
Muaro Jambi.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok berkenaan dengan
manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat, cara
melatih sikap rendah diri siswa di SMA Negeri 6 Muaro Jambi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengungkapkan kualitas persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok
berkenaan dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan
Page - 2
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
mengungkapkan pendapat, berkenaan cara melatih sikap rendah diri siswa di SMA
Negeri 6 Muaro Jambi.
Manfaat Penelitian
Memudahkan dan membantu para guru sebagai masukan untuk mempermudah
berkomunikasi dalam memecahkan masalah belajar siswa.
Anggapan Dasar
Siswa telah diberikan pengarahan tentang bimbingan kelompok, dan pemahaman guru
membentuk karakteristik keterampilan siswa yang diharapkan terbentuk melalui
bimbingan kelompok.
Pertanyaan Penelitian
Pada kualitas manakah persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok berkenaan
dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan
pendapat, dan cara melatih sikap rendah diri siswa di SMA Negeri 6 Muaro Jambi?.
Defenisi Operasional
Persepsi, diartikan sebagai : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan,
dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalaui panca indranya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1995:759). Bimbingan kelompok adalah salah satu bentuk bantuan
yang dilaksanakan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran.
II. Tinjauan Pustaka
Persepsi berasal dari kata perseption, menurut Echols dan Shadily (1996:424)
diartikan dengan penglihatan, tanggapan daya memahami/menanggapi. Senada dengan
itu, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:759), persepsi diartikan sebagai :
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan, dan proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalaui panca indranya.
Pengertian bimbingan kelompok bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang
para ahli. Dalam pelaksanaannya, bimbingan kelompok sangat ditentukan oleh
timbulnya dinamika kelompok. Bila dinamika kelompok berkembang dengan baik dan
lancar, maka kegiatan bimbingan kelompok akan berhasil. Menurut Prayitno (1995:23)
dinamika kelompok merupakan “jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu
kelompok”. Tanpa adanya dinamika kelompok tujuan kelompok tidak akan tercapai.
Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, bergerak, berkembang, ditandai dengan
adanya interaksi dan komunikasi antara sesama anggota kelompok.
Menurut Winkel (2991:508-514) terdapat keterampilan-keterampilan yang
didapatkan anggota kelompok melalui kegiatan belajar kelompok diantaranya :
1) Dapat menilai keterkaitan dalam melibatkan diri dengan orang lain dalam hal ini
anggota kelompok lainnya melalui;
- Sikap-sikap saling menerima ciri/karakteristik kepribadian seseorang
- Saling memberi dukungan
- Binaan dan meningkatkan keterampilan keterikatan satu sama lainnya
- Sikap rela untuk bekerja kooperatif
- Kemampuan mendorong norma perilaku yang dianggap pantas melalui
penunjukan sikap dan perilaku yang tepat.
- Penumbuhan suasana saling pengertian dan penerimaan diri yang tepat.
2) Penunjukan sikap-sikap kepemimpinan yang dapat ditunjukan dari pengaruh
mempengaruhi/penggnaan kekuasaan yang tepat.
Keterampilan-keterampilan ini apabila sudah dibiasakan terhadap siswa dapat
mendorong sikap yang lebih mandiri pada diri siswa, yang pada akhirnya dapat lebih
memudahkan pengentasan masalah dan pengembangan kepribadian siswa yang baik.
Page - 3
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Reason dalam Liliweri (1997:22) mengemukakan “untuk menyusun ide atau
pendapat perlu diperhatikan tiga faktor, yaitu :
1) Memperhatikan Tata Bahasa
Tata bahasa merupakan aturan-aturan yang dipergunakan dalam menjadikan bahasa
sebagai alat komunikasi. Aturan-aturan tersebut mengatur penutur agar dia
berbahasa secara baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif.
Beberapa syarat tata bahasa yang perlu diperhatikan adalah : 1) memilih kata, 2)
menyusun kalimat dengan baik dan benar, 3) menggunakan ejaan dengan tepat, dan
4) memakai imbuhan yang beraturan.
2) Mengenal pengetahuan orang
Pengetahuan orang yang diajak berbicara atau mengemukakan pendapat perlu
dimiliki oleh seseorang yang akan mengemukakan pendapatnya. Sebab dengan
mengetahui orang lain ini, pembicara akan dapat menyusun pesan / pendapat dengan
tepat.
3) Mengenai situasi dan konteks
Untuk dapat mengemukakan pendapat, tepat dan dapat dimengerti orang lain, maka
pembicara harus mengenal situasi dan konteks pembicaraan. Sebab, pendapat yang
dikemukakan oleh seseorang akan bermakna hanya apabila sesuai dengan situasi
sosial tertentu. Situasi tidak sekedar tempat melainkan menggambarkan keadaan
yang menggambarkan suasana kebathinan manusia.
III. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan
suatu keadaan atau situasi tertentu sesuai keadaan dilapangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sutja, dkk (2010:78) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha menggambarkan keadaan subjek saat itu atau menggambarkan
lapangan bagaimana adanya.
Rumus atau formula analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus persentase ( % ) untuk data tunggal menurut Sudja, dkk (
2010:106 ) :
 fx x100%
P
 fn
Keterangan :
P
: Persentase yang di hitung
∑fx : Jumlah Frekuensi yang diperoleh dari yang menjawab
∑fn : Jumlah frekuensi dari keseluruhan data
Sedangkan untuk perhitungan bobot untuk skala yang berbeda yaitu item yang
positif dan item yang negatif, menggunakan formula menurut Sutja, dkk (2010:108)
adalah sebagai berikut :
 fb x100%
P
 n (i) bi)
Keterangan :
p : Persentase yang dihitung
fb : Jumlah bobot dari frekuensi data yang diperoleh
n : Banyaknya data (subjek)
i : Banyaknya item (soal)
bi : Bobot ideal
Page - 4
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
IV. Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Data
Deskripsi data dari hasil temuan dilapangan berdasarkan jawaban angket dari para
responden tentang persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA
Negeri 6 Muaro Jambi.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan
kelompok, yang berkaitan dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok,
keterampilan mengungkapkan pendapat dan melatih sikap rendah diri berada pada
kualitas baik (77%).
1. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang manfaat mengikuti
bimbingan kelompok
Secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA
Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang manfaat mengikuti bimbingan
kelompok dengan diskriptor kemampuan mengungkap, mendegar dan memecahkan
masalah berada pada kualitas baik (75%) artinya persepsi siswa terhadap layanan
bimbingan kelompok tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok di kelas X
SMA Negeri 6 Muaro Jambi sudah baik.
2. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang keterampilan
mengungkapkan pendapat
Secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA
Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang keterampilan mengungkapkan
pendapat dengan deskriptor memberikan pertanyaan, memberikan nilai (angka),
persaingan, dan tahap bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (77%) artinya
persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang keterampilan
mengungkapkan pendapat di kelas X SMA Negeri 6 Muaro Jambi sudah baik
3. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang melatih sikap rendah
diri
Secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA
Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang melatih sikap rendah diri dengan
deskriptor sikap kepemimpinan, rencana, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, analisis
hasil evaluasi dan tindak lanjut berada pada kualitas baik (78%) artinya persepsi
siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di kelas X SMA Negeri 6 Muaro
Jambi yang membahas tentang melatih sikap rendah diri dengan deskriptor sikap
kepemimpinan, rencana, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan
tindak lanjut sudah baik.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang manfaat mengikuti
bimbingan kelompok
Hasil penelitian dari jawaban siswa tentang manfaat mengikuti bimbingan
kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang manfaat
mengikuti bimbingan kelompok dengan deskriptor kemampuan mengungkap,
mendegar dan memecahkan masalah berada pada kualitas baik (75%), hal ini
dimungkinkan siswa merasa bermanfaat mengikuti bimbingan kelompok karena
siswa dapat atau mampu mengungkap masalah, mendengar dan dapat memecahkan
masalah baik pribadi maupun masalah teman.
Terdapat beragam manfaat dari pelaksanaan bimbingan kelompok yang
diadakan terhadap siswa untuk memecahkan atau bahkan pengembangan masalah.
Kemampuan-kemampuan tersebut akhirnya dapat berupa keterampilan-keterampilan
Page - 5
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (2991:508-514) terdapat
keterampilan-keterampilan yang didapatkan anggota kelompok melalui kegiatan
belajar kelompok diantaranya :
1) Dapat menilai keterkaitan dalam melibatkan diri dengan orang lain dalam hal ini
anggota kelompok lainnya melalui;
a. Sikap-sikap saling menerima ciri/karakteristik kepribadian seseorang
b. Saling memberi dukungan
c. Binaan dan meningkatkan keterampilan keterikatan satu sama lainnya
d. Sikap rela untuk bekerja kooperatif
e. Kemampuan mendorong norma perilaku yang dianggap pantas melalui
penunjukan sikap dan perilaku yang tepat.
f. Penumbuhan suasana saling pengertian dan penerimaan diri yang tepat.
2) Penunjukan sikap-sikap kepemimpinan yang dapat ditunjukan dari pengaruh
mempengaruhi/penggnaan kekuasaan yang tepat.
Keterampilan-keterampilan ini apabila sudah dibiasakan terhadap siswa
dapat mendorong sikap yang lebih mandiri pada diri siswa, yang pada akhirnya
dapat lebih memudahkan pengentasan masalah dan pengembangan kepribadian
siswa yang baik.
2. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang keterampilan
mengungkapkan pendapat
Hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap layanan bimbingan
kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang indikator
keterampilan mengungkapkan pendapat dengan deskriptor memberikan pertanyaan,
memberikan nilai (angka), persaingan, dan tahap bimbingan kelompok berada pada
kualitas baik (77%). Hal ini disebabkan karena siswa dapat melatih terutama
keterampilan mengungkapkan pendapat didepan forum atau dihadapan teman
sejawat. Untuk itu guru seyogyanya menjadi pendukung utama prakarsa siswa untuk
mengadakan kegiatan yang sifatnya kreatif dan inovatif misalnya membentuk
kelompok-kelompok kecil untuk penanganan masalah siswa yang dapat dipecahkan
melalui bimbingan kelompok. Guru dapat menggunakan bermacam-macam cara
untuk merangsang daya pikir siswa atau stimulus Dedi Supriadi (1989:180)
diantaranya :
1) Memberikan Pertanyaan
Setiap siswa terangsang pikiran untuk menjawab pertanyaan dengan baik.
2) Memberi Angka
Setiap murid pasti ingin mencapai angka yang baik dan berusaha dengan sekuat
tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan motivasi.
3) Persaingan
Persaingan sering mempertinggi hasil belajar baik persaingan individu maupun
persaingan antar kelompok.
Penyampaian pendapat, gagasan, ide dan pemikiran tersebut dapat
dimengerti oleh orang lain, membutuhkan keterampilan dari si pembicara. Pendapat
yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain akan dapat dimengerti oleh
orang tersebut apabila penyampaiannya benar dan mudah dimengerti. Untuk dapat
menyampaikan pendapat yang dapat dimengerti oleh orang lain ini membutuhkan
keterampilan dari pembicara.
Selanjutnya Reason dalam Liliweri (1997:22) mengemukakan “untuk
menyusun ide atau pendapat perlu diperhatikan tiga faktor, yaitu :
1) Memperhatikan Tata Bahasa
Page - 6
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Tata bahasa merupakan aturan-aturan yang dipergunakan dalam menjadikan
bahasa sebagai alat komunikasi. Aturan-aturan tersebut mengatur penutur agar
dia berbahasa secara baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif.
Beberapa syarat tata bahasa yang perlu diperhatikan adalah : 1) memilih kata, 2)
menyusun kalimat dengan baik dan benar, 3) menggunakan ejaan dengan tepat,
dan 4) memakai imbuhan yang beraturan.
2) Mengenal pengetahuan orang
Pengetahuan orang yang diajak berbicara atau mengemukakan pendapat perlu
dimiliki oleh seseorang yang akan mengemukakan pendapatnya. Sebab dengan
mengetahui orang lain ini, pembicara akan dapat menyusun pesan / pendapat
dengan tepat.
3) Mengenai situasi dan konteks
Untuk dapat mengemukakan pendapat, tepat dan dapat dimengerti orang lain,
maka pembicara harus mengenal situasi dan konteks pembicaraan. Sebab,
pendapat yang dikemukakan oleh seseorang akan bermakna hanya apabila sesuai
dengan situasi sosial tertentu. Situasi tidak sekedar tempat melainkan
menggambarkan keadaan yang menggambarkan suasana kebathinan manusia.
Dari beberapa pendapat diatas bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Isi kegiatan
bimbingan kelompok terdiri atas informasi penyampaian yang berkenaan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dengan masalah sosial yang tidak disajikan
dalam bentuk pelajaran.
3. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang melatih sikap rendah
diri
Hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap layanan bimbingan
kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang indikator melatih
sikap rendah diri dengan deskriptor sikap kepemimpinan, rencana, pelaksanaan
kegiatan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut berada pada persentase
(80%) atau berada pada kualitas baik. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok siswa rata-rata dapat melatih sikap rendah diri
siswa.
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka
sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka
tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling
(2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang
memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu
tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang
percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan
persoalan kepercayaan diri yaitu ada empat macam, menurut (James Neill, 2005:68)
yaitu :
1) Self-concept : bagaiman anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan,
bagaimana anda melihat potret diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda
mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2) Self-esteem : sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda,
sejauhmana anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau berharga dari
Page - 7
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat
atau berharga di dalam diri anda.
3) Self efficacy : sejauh mana anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda
miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil
yang bagus (to succeed). ini yang disebut dengan general self-efficacy. atau
juga, sejauhmana anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam
menangani urusan tertentu. ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4) Self-confidence: sejauhmana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas
kemampuan anda dan sejauh mana anda bisa merasakan adanya “kepantasan”
untuk berhasil. self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan selfefficacy.
Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan
bahwa kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang,
dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi
keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam
mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Ketika ini dikaitkan dengan
praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah
kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai (James Neill,
2005:98) berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan
secara sungguh sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
(tidak optimal)
f. Canggung dalam menghadapi orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan yang meyakinkan
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
i. Terlalu perfeksionisj. Terlalu sensitif (perasa)
Orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya
pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya
kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi
sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa
dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya. Penempaan
kepercayaan diri siswa dapat dilakukan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat
dasar hingga tingkat atas.
Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga kertika
harapan itu tidak terwujud, ia akan tetap mampu melihat sisi positif dirinya di
situasi yang terjadi. Upaya meningkatkan kepercayaan diri juga dapat dilakukan
dengan cara : evaluasi diri secara objektif, beri penghargaan yang jujur terhadap
diri, berfikir secara positif, gunakan kata-kata yang dapat meningkatkan rasa
kepercayaan diri, berani mengambil resiko, belajar mensyukuri nikmat tuhan,
dan menetapkan tujuan yang nyata.
Page - 8
Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
V. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Manfaat mengikuti bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (75%).
2. Keterampilan mengungkapkan pendapat berada pada kualitas baik (77%)
3. Melatih sikap rendah diri berada pada kualitas baik (78%)
Saran – saran
1. Manfaat mengikuti bimbingan kelompok. Oleh karena itu guru selaku orang tua
kedua harus dapat memahami dan mengajarkan secara perlahan-lahan bahwa
dengan bimbingan kelompok dapat melatih kemampuan mengungkap, mendegar
dan memecahkan masalah siswa.
2. Keterampilan mengungkapkan pendapat di, oleh karena itu guru hendaknya dapat
lebih memperhatikan proses bimbingan kelompok dan banyak memberikan ilmu
tambahan sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengemukakan
pendapat terutama siswa dapat memberikan pertanyaan, memberikan nilai (angka),
persaingan, dan tahap bimbingan kelompok.
3. Melatih sikap rendah diri, oleh karena itu guru diharapkan dapat lebih meningkatkan
perannya dalam melatih siswa untuk selalu rendah diri terutama pada pelaksanaan
bimbingan kelompok di kelas.
Daftar Pustaka
Ahmadi. A.W, Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Anonim. 1995. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Seri
Panduan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Buku II.Jakarta :
DEPDIKBUD
Arikunto Suharsimi. 1990. Prosedur Penelitian. Jakarta. Bina Aksara
Hafzan, 2000. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Oleh Siswa SPK.
KESREM 042/GAPU Jambi. Skripsi. Padang : FKIP UNAND
Karta Dinata. S. dkk. 1989. Bimbingan di Sekolah Dasar. PGSM Dikdasmen
Departemen Pendidikan Nasional. RI
Moeliono, dkk. 1990. Kamus Besar bahasa Indonesia. PT Balai Pustaka Jakarta
Mustakim. 2001. Psikologi Pendidikan. Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang.
Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Prayitno, A. dkk. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Dijen Dikti
Depdikbud.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling, Padang : Universitas Negeri Padang
Sarah Litvinoff. 2010.10 Langkah membangun kepercayaan diri. CiputatTanggerang: KARISMA Publishing Group.
Sukardi, Dewa Ketut. 1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan Guru. Jakarta : Rineka
Cipta
Sutja Akmal, dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi : Program Ekstensi
Bimbingan dan Konseling FKIP Unja
Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Page - 9
Download