Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI Oleh : VERA MUTIA NIM. EA1D08002 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013 Page - 1 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI Oleh VERA MUTIA Program Studi Bimbingan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang di maksud untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di kelas X melalui manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat, dan cara melatih sikap rendah diri di SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Dalam penelitian ini ingin menjawab tentang kualitas persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi dengan jumlah sampel 82 orang (teknik random sampling). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada indikator (1) manfaat mengikuti bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (75%), (2) keterampilan mengungkapkan pendapat berada pada kualitas baik (77%), dan (3) melatih sikap rendah diri berada kualitas baik (78%), dengan demikian persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi sudah baik. Dengan adanya hasil penelitian yang telah terungkap, diharapkan dapat menghasilkan implikasi terhadap pelaksanaan bimbingan konseling terutama ditempat dilaksanakannya penelitian ini meliputi : Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan dan penting diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa, kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh keberadaan atau rendahnya intelegensi, sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka yang tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai. Kata Kunci : Persepsi, Bimbingan kelompok I. Pendahuluan Latar belakang Kelompok dalam bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individuindividu karena satu sama lain hal alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan/unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling bergabung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan unit ini. Interaksi dalam anggota satuan ini harus bermakna, semakin tinggi gradasi semakin besarlah kadar kebersamaan dalam kelompok ini. Batasan Masalah Manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat, dan melatih sikap rendah diri. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Rumusan Masalah Bagaimanakah persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok berkenaan dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat, cara melatih sikap rendah diri siswa di SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Tujuan Penelitian Untuk mengungkapkan kualitas persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok berkenaan dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan Page - 2 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi mengungkapkan pendapat, berkenaan cara melatih sikap rendah diri siswa di SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Manfaat Penelitian Memudahkan dan membantu para guru sebagai masukan untuk mempermudah berkomunikasi dalam memecahkan masalah belajar siswa. Anggapan Dasar Siswa telah diberikan pengarahan tentang bimbingan kelompok, dan pemahaman guru membentuk karakteristik keterampilan siswa yang diharapkan terbentuk melalui bimbingan kelompok. Pertanyaan Penelitian Pada kualitas manakah persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok berkenaan dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat, dan cara melatih sikap rendah diri siswa di SMA Negeri 6 Muaro Jambi?. Defenisi Operasional Persepsi, diartikan sebagai : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan, dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalaui panca indranya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:759). Bimbingan kelompok adalah salah satu bentuk bantuan yang dilaksanakan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran. II. Tinjauan Pustaka Persepsi berasal dari kata perseption, menurut Echols dan Shadily (1996:424) diartikan dengan penglihatan, tanggapan daya memahami/menanggapi. Senada dengan itu, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:759), persepsi diartikan sebagai : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan, dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalaui panca indranya. Pengertian bimbingan kelompok bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang para ahli. Dalam pelaksanaannya, bimbingan kelompok sangat ditentukan oleh timbulnya dinamika kelompok. Bila dinamika kelompok berkembang dengan baik dan lancar, maka kegiatan bimbingan kelompok akan berhasil. Menurut Prayitno (1995:23) dinamika kelompok merupakan “jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok”. Tanpa adanya dinamika kelompok tujuan kelompok tidak akan tercapai. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, bergerak, berkembang, ditandai dengan adanya interaksi dan komunikasi antara sesama anggota kelompok. Menurut Winkel (2991:508-514) terdapat keterampilan-keterampilan yang didapatkan anggota kelompok melalui kegiatan belajar kelompok diantaranya : 1) Dapat menilai keterkaitan dalam melibatkan diri dengan orang lain dalam hal ini anggota kelompok lainnya melalui; - Sikap-sikap saling menerima ciri/karakteristik kepribadian seseorang - Saling memberi dukungan - Binaan dan meningkatkan keterampilan keterikatan satu sama lainnya - Sikap rela untuk bekerja kooperatif - Kemampuan mendorong norma perilaku yang dianggap pantas melalui penunjukan sikap dan perilaku yang tepat. - Penumbuhan suasana saling pengertian dan penerimaan diri yang tepat. 2) Penunjukan sikap-sikap kepemimpinan yang dapat ditunjukan dari pengaruh mempengaruhi/penggnaan kekuasaan yang tepat. Keterampilan-keterampilan ini apabila sudah dibiasakan terhadap siswa dapat mendorong sikap yang lebih mandiri pada diri siswa, yang pada akhirnya dapat lebih memudahkan pengentasan masalah dan pengembangan kepribadian siswa yang baik. Page - 3 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Reason dalam Liliweri (1997:22) mengemukakan “untuk menyusun ide atau pendapat perlu diperhatikan tiga faktor, yaitu : 1) Memperhatikan Tata Bahasa Tata bahasa merupakan aturan-aturan yang dipergunakan dalam menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi. Aturan-aturan tersebut mengatur penutur agar dia berbahasa secara baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif. Beberapa syarat tata bahasa yang perlu diperhatikan adalah : 1) memilih kata, 2) menyusun kalimat dengan baik dan benar, 3) menggunakan ejaan dengan tepat, dan 4) memakai imbuhan yang beraturan. 2) Mengenal pengetahuan orang Pengetahuan orang yang diajak berbicara atau mengemukakan pendapat perlu dimiliki oleh seseorang yang akan mengemukakan pendapatnya. Sebab dengan mengetahui orang lain ini, pembicara akan dapat menyusun pesan / pendapat dengan tepat. 3) Mengenai situasi dan konteks Untuk dapat mengemukakan pendapat, tepat dan dapat dimengerti orang lain, maka pembicara harus mengenal situasi dan konteks pembicaraan. Sebab, pendapat yang dikemukakan oleh seseorang akan bermakna hanya apabila sesuai dengan situasi sosial tertentu. Situasi tidak sekedar tempat melainkan menggambarkan keadaan yang menggambarkan suasana kebathinan manusia. III. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan suatu keadaan atau situasi tertentu sesuai keadaan dilapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutja, dkk (2010:78) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan keadaan subjek saat itu atau menggambarkan lapangan bagaimana adanya. Rumus atau formula analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus persentase ( % ) untuk data tunggal menurut Sudja, dkk ( 2010:106 ) : fx x100% P fn Keterangan : P : Persentase yang di hitung ∑fx : Jumlah Frekuensi yang diperoleh dari yang menjawab ∑fn : Jumlah frekuensi dari keseluruhan data Sedangkan untuk perhitungan bobot untuk skala yang berbeda yaitu item yang positif dan item yang negatif, menggunakan formula menurut Sutja, dkk (2010:108) adalah sebagai berikut : fb x100% P n (i) bi) Keterangan : p : Persentase yang dihitung fb : Jumlah bobot dari frekuensi data yang diperoleh n : Banyaknya data (subjek) i : Banyaknya item (soal) bi : Bobot ideal Page - 4 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi IV. Hasil dan Pembahasan Deskripsi Data Deskripsi data dari hasil temuan dilapangan berdasarkan jawaban angket dari para responden tentang persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Hasil Penelitian Hasil penelitian secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok, yang berkaitan dengan manfaat mengikuti bimbingan kelompok, keterampilan mengungkapkan pendapat dan melatih sikap rendah diri berada pada kualitas baik (77%). 1. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok Secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok dengan diskriptor kemampuan mengungkap, mendegar dan memecahkan masalah berada pada kualitas baik (75%) artinya persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok di kelas X SMA Negeri 6 Muaro Jambi sudah baik. 2. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang keterampilan mengungkapkan pendapat Secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang keterampilan mengungkapkan pendapat dengan deskriptor memberikan pertanyaan, memberikan nilai (angka), persaingan, dan tahap bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (77%) artinya persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang keterampilan mengungkapkan pendapat di kelas X SMA Negeri 6 Muaro Jambi sudah baik 3. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang melatih sikap rendah diri Secara umum persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang melatih sikap rendah diri dengan deskriptor sikap kepemimpinan, rencana, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut berada pada kualitas baik (78%) artinya persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di kelas X SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang melatih sikap rendah diri dengan deskriptor sikap kepemimpinan, rencana, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut sudah baik. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok Hasil penelitian dari jawaban siswa tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang manfaat mengikuti bimbingan kelompok dengan deskriptor kemampuan mengungkap, mendegar dan memecahkan masalah berada pada kualitas baik (75%), hal ini dimungkinkan siswa merasa bermanfaat mengikuti bimbingan kelompok karena siswa dapat atau mampu mengungkap masalah, mendengar dan dapat memecahkan masalah baik pribadi maupun masalah teman. Terdapat beragam manfaat dari pelaksanaan bimbingan kelompok yang diadakan terhadap siswa untuk memecahkan atau bahkan pengembangan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut akhirnya dapat berupa keterampilan-keterampilan Page - 5 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (2991:508-514) terdapat keterampilan-keterampilan yang didapatkan anggota kelompok melalui kegiatan belajar kelompok diantaranya : 1) Dapat menilai keterkaitan dalam melibatkan diri dengan orang lain dalam hal ini anggota kelompok lainnya melalui; a. Sikap-sikap saling menerima ciri/karakteristik kepribadian seseorang b. Saling memberi dukungan c. Binaan dan meningkatkan keterampilan keterikatan satu sama lainnya d. Sikap rela untuk bekerja kooperatif e. Kemampuan mendorong norma perilaku yang dianggap pantas melalui penunjukan sikap dan perilaku yang tepat. f. Penumbuhan suasana saling pengertian dan penerimaan diri yang tepat. 2) Penunjukan sikap-sikap kepemimpinan yang dapat ditunjukan dari pengaruh mempengaruhi/penggnaan kekuasaan yang tepat. Keterampilan-keterampilan ini apabila sudah dibiasakan terhadap siswa dapat mendorong sikap yang lebih mandiri pada diri siswa, yang pada akhirnya dapat lebih memudahkan pengentasan masalah dan pengembangan kepribadian siswa yang baik. 2. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang keterampilan mengungkapkan pendapat Hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang indikator keterampilan mengungkapkan pendapat dengan deskriptor memberikan pertanyaan, memberikan nilai (angka), persaingan, dan tahap bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (77%). Hal ini disebabkan karena siswa dapat melatih terutama keterampilan mengungkapkan pendapat didepan forum atau dihadapan teman sejawat. Untuk itu guru seyogyanya menjadi pendukung utama prakarsa siswa untuk mengadakan kegiatan yang sifatnya kreatif dan inovatif misalnya membentuk kelompok-kelompok kecil untuk penanganan masalah siswa yang dapat dipecahkan melalui bimbingan kelompok. Guru dapat menggunakan bermacam-macam cara untuk merangsang daya pikir siswa atau stimulus Dedi Supriadi (1989:180) diantaranya : 1) Memberikan Pertanyaan Setiap siswa terangsang pikiran untuk menjawab pertanyaan dengan baik. 2) Memberi Angka Setiap murid pasti ingin mencapai angka yang baik dan berusaha dengan sekuat tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan motivasi. 3) Persaingan Persaingan sering mempertinggi hasil belajar baik persaingan individu maupun persaingan antar kelompok. Penyampaian pendapat, gagasan, ide dan pemikiran tersebut dapat dimengerti oleh orang lain, membutuhkan keterampilan dari si pembicara. Pendapat yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain akan dapat dimengerti oleh orang tersebut apabila penyampaiannya benar dan mudah dimengerti. Untuk dapat menyampaikan pendapat yang dapat dimengerti oleh orang lain ini membutuhkan keterampilan dari pembicara. Selanjutnya Reason dalam Liliweri (1997:22) mengemukakan “untuk menyusun ide atau pendapat perlu diperhatikan tiga faktor, yaitu : 1) Memperhatikan Tata Bahasa Page - 6 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Tata bahasa merupakan aturan-aturan yang dipergunakan dalam menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi. Aturan-aturan tersebut mengatur penutur agar dia berbahasa secara baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif. Beberapa syarat tata bahasa yang perlu diperhatikan adalah : 1) memilih kata, 2) menyusun kalimat dengan baik dan benar, 3) menggunakan ejaan dengan tepat, dan 4) memakai imbuhan yang beraturan. 2) Mengenal pengetahuan orang Pengetahuan orang yang diajak berbicara atau mengemukakan pendapat perlu dimiliki oleh seseorang yang akan mengemukakan pendapatnya. Sebab dengan mengetahui orang lain ini, pembicara akan dapat menyusun pesan / pendapat dengan tepat. 3) Mengenai situasi dan konteks Untuk dapat mengemukakan pendapat, tepat dan dapat dimengerti orang lain, maka pembicara harus mengenal situasi dan konteks pembicaraan. Sebab, pendapat yang dikemukakan oleh seseorang akan bermakna hanya apabila sesuai dengan situasi sosial tertentu. Situasi tidak sekedar tempat melainkan menggambarkan keadaan yang menggambarkan suasana kebathinan manusia. Dari beberapa pendapat diatas bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas informasi penyampaian yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dengan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. 3. Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok tentang melatih sikap rendah diri Hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang membahas tentang indikator melatih sikap rendah diri dengan deskriptor sikap kepemimpinan, rencana, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut berada pada persentase (80%) atau berada pada kualitas baik. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan bimbingan kelompok siswa rata-rata dapat melatih sikap rendah diri siswa. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan kepercayaan diri yaitu ada empat macam, menurut (James Neill, 2005:68) yaitu : 1) Self-concept : bagaiman anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda melihat potret diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan. 2) Self-esteem : sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda, sejauhmana anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau berharga dari Page - 7 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri anda. 3) Self efficacy : sejauh mana anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). ini yang disebut dengan general self-efficacy. atau juga, sejauhmana anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. ini yang disebut dengan specific self-efficacy. 4) Self-confidence: sejauhmana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan selfefficacy. Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai (James Neill, 2005:98) berikut : a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh. b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang) c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal) f. Canggung dalam menghadapi orang g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis i. Terlalu perfeksionisj. Terlalu sensitif (perasa) Orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya. Penempaan kepercayaan diri siswa dapat dilakukan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat atas. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga kertika harapan itu tidak terwujud, ia akan tetap mampu melihat sisi positif dirinya di situasi yang terjadi. Upaya meningkatkan kepercayaan diri juga dapat dilakukan dengan cara : evaluasi diri secara objektif, beri penghargaan yang jujur terhadap diri, berfikir secara positif, gunakan kata-kata yang dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri, berani mengambil resiko, belajar mensyukuri nikmat tuhan, dan menetapkan tujuan yang nyata. Page - 8 Artikel Ilmiah Mahasiswa FKIP Universitas Jambi V. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Manfaat mengikuti bimbingan kelompok berada pada kualitas baik (75%). 2. Keterampilan mengungkapkan pendapat berada pada kualitas baik (77%) 3. Melatih sikap rendah diri berada pada kualitas baik (78%) Saran – saran 1. Manfaat mengikuti bimbingan kelompok. Oleh karena itu guru selaku orang tua kedua harus dapat memahami dan mengajarkan secara perlahan-lahan bahwa dengan bimbingan kelompok dapat melatih kemampuan mengungkap, mendegar dan memecahkan masalah siswa. 2. Keterampilan mengungkapkan pendapat di, oleh karena itu guru hendaknya dapat lebih memperhatikan proses bimbingan kelompok dan banyak memberikan ilmu tambahan sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat terutama siswa dapat memberikan pertanyaan, memberikan nilai (angka), persaingan, dan tahap bimbingan kelompok. 3. Melatih sikap rendah diri, oleh karena itu guru diharapkan dapat lebih meningkatkan perannya dalam melatih siswa untuk selalu rendah diri terutama pada pelaksanaan bimbingan kelompok di kelas. Daftar Pustaka Ahmadi. A.W, Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Anonim. 1995. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Seri Panduan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Buku II.Jakarta : DEPDIKBUD Arikunto Suharsimi. 1990. Prosedur Penelitian. Jakarta. Bina Aksara Hafzan, 2000. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Oleh Siswa SPK. KESREM 042/GAPU Jambi. Skripsi. Padang : FKIP UNAND Karta Dinata. S. dkk. 1989. Bimbingan di Sekolah Dasar. PGSM Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional. RI Moeliono, dkk. 1990. Kamus Besar bahasa Indonesia. PT Balai Pustaka Jakarta Mustakim. 2001. Psikologi Pendidikan. Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang. Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Prayitno, A. dkk. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Dijen Dikti Depdikbud. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling, Padang : Universitas Negeri Padang Sarah Litvinoff. 2010.10 Langkah membangun kepercayaan diri. CiputatTanggerang: KARISMA Publishing Group. Sukardi, Dewa Ketut. 1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan Guru. Jakarta : Rineka Cipta Sutja Akmal, dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi : Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling FKIP Unja Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Page - 9