15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sebelum kita dapat membahas tentang pengaruh yang bisa dihasilkan dari
strategi Manajemen Sumber Daya Manusia maka kita perlu mengetahui terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah proses mempekerjakan seseorang, melatih mereka,
mengkompensasi mereka, mengembangkan kebijakan yang berhubungan dengan
mereka, dan mengembangkan strategi untuk membuat mereka bertahan pada
perusahaan atau organisasi.(Jonathan H. Westover 2014:1)
Menurut Hasibuan, 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah
sebuah seni bagaimana kita memanfaatkan sumber daya manusia dan juga sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien.
2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan yang dilakukan oleh Manajemen Sumber Daya Manusia
menentukan juga performa dari divisi lainnya maka perusahaan perlu menjalankan
fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik. Beberapa
fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia (Jonathan H. Westover 2014: 2-3)
adalah :
1. Staffing
Perusahaan memerlukan banyak orang untuk menyelesaikan pekerjaan dari
proses bisnis mereka. Maka dari itu salah satu fungsi dari Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) adalah staffing yaitu hal yang meliputi penarikan karyawan baru,
dari memasang iklan lowongan pekerjaan, bernegosiasi dalam deskripsi pekerjaan
dan jumlah gaji. Dalam staffing ada 3 proses yang penting yaitu:
•
Mengidentifikasi seberapa banyak karyawan yang dibutuhkan
•
Recruitment, mencari karyawan yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan
•
Selection, dalam tahap ini pelamar akan di wawancara dan di pilih, tahap ini
juga akan membicarakan kompensasi yang akan diberikan nantinya.
15
16
2. Mengembangkan kebijakan di tempat kerja
Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing untuk memastikan
keadilan dan keberlangsungan perusahaan. Beberapa contoh kebijakan yang dibuat
oleh manajer Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah :
•
Kebijakan tentang kedisiplinan Karyawan
•
Waktu liburan
•
Seragam kerja
•
Etika dalam bekerja
•
Penggunaan fasilitas perusahaan
3. Kompensasi dan Keuntungan
Manajer Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang profesional harus
bisa menentukan kompensasi yang adil, sesuai dengan standar industri pada saat ini,
dan cukup tinggi untuk memotivasi Karyawan untuk tetap bekerja pada perusahaan
tersebut. Beberapa contoh kompensasi atau keuntungannya adalah :
•
Jaminan Kesehatan
•
Gaji
•
Perencanaan Pensiun
•
Waktu liburan
•
Izin Sakit
•
Bonus setiap pencapaian target
•
Penggantian biaya kuliah atau sekolah anak
4. Pelatihan dan Pengembangan
Setelah melakukan proses perekrutan manajer Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) harus bisa meyakinkan bahwa Karyawan baru tersebut tidak hanya
berkompeten melainkan terus berkembang dan mempelajari ilmu yang baru sehingga
dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi lagi. Beberapa contoh pelatihan
dan pengembangan yang dapat dilakukan perusahaan:
• Pelatihan peningkatan kemampuan sesuai dengan pekerjaan seperti pelatihan
pemrograman komputer
• Pelatihan komunikasi atau Public Speaking
• Pelatihan pembangunan kelompok
• Pelatihan tentang peningkatan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan dan
hukum yang diterapkan
17
5. Hukum
Manajer Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) harus mengetahui hukumhukum yang berlaku pada Negara tersebut yang mempengaruhi Karyawan
perusahaan seperti :
• Hukum Diskriminasi
• Kewajiban memenuhi keperluan kesehatan dan keamanan Karyawan
• Kebutuhan kompensasi seperti Upah Minimum Regional (UMR)
• Hukum Karyawan seperti perlakuan terhadap Karyawan, jam kerja
Karyawan, dan lain sebagainya
Hukum-Hukum tersebut selalu berubah dan terus diperbaharui untuk menjamin
kesejahteraan karyawan maka dari itu agar perusahaan tidak terlibat dalam masalah
ketidak sejahteraan Karyawan seorang manajer Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) harus selalu tanggap terhadap perubahan hukum yang terjadi.
6. Proteksi Karyawan
Keamanan adalah salah satu hal utama yang harus selalu diperhatikan, beberapa
macam keamanan yang perlu diperhatikan seperti :
• Bahaya dari bahan kimia saat produksi
• Ruang udara dalam tempat kerja apakah panas atau sudah sesuai dengan
standar
• Melindungi data-data privasi karyawan yang dipegang oleh perusahaan
7. Komunikasi
Manajer Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) memiliki tugas lain selain
tugas-tugas utama diatas yaitu membangun komunikasi yang baik dan membangun
relasi yang baik, memberikan arahan yang baik pada Karyawan itulah kunci
kesuksesan dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada perusahaan
8. Tanggap terhadap Faktor Eksternal
Selain mengatur hal-hal internal perusahaan, seorang manajer Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) harus bisa melihat apakah ada tekanan-tekanan dari
luar perusahaan yang dapat berpengaruhpada organisasi seperti:
• Globalisasi dan Offshoring
• Perubahan hukum Karyawan
• Biaya Kesehatan Karyawan yang meningkat
• Perkembangan Teknologi
18
• Keberagaman Karyawan yang berbeda budaya
2.3 Pengembangan Karir
2.3.1 Pengertian Pengembangan Karir
Menurut Mondy (2010:228) pengembangan karir adalah pendekatan
formal yang digunakan perusahaan untuk memastikan bahwa orang-orang
dengan
kualifikasi
dan
pengalaman
yang
tepat,
tersedia
saat
dibutuhkan.Pengembangan karir merupakan kesempatan bagi karyawan untuk
naik jabatan dalam jenjang organisasi.
Menurut
Veithzal
Rivai
(2004:290)
mengemukakan
bahwa
”Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu
yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan”
2.3.2
Tujuan Pengembangan Karir
Menurut Anwar Prabu Mangunegara (2005:77) adapun tujuan
pengembangan karir adalah sebagai berikut :
1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan
Perusahaan akan memberikan kenaikan jabatan ketika tujuan perusahaan
tercapai, dengan tercapainya tujuan perusahaan dan karyawan diberikan
kenaikan jabatan maka karyawan juga mendapatkan pencapaian tujuan
individunya yaitu pengembangan karir.
2. Membantu karyawan menyadari kemampuan potensi mereka
Pengembangan karir membuat karyawan menyadari bahwa dirinya memiliki
potensi yang besar dalam perusahaan, diketahui dari kenaikan jabatan,
pemberian tanggung jawab yang lebih besar, dan lain sebagainya.
3. Memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan
Dengan diberikannya kenaikan jabatan maka karyawan merasa senang
dalam bekerja pada perusahaan tersebut.
4. Mengurangi turnover intention dan biaya kekaryawanan
Pengembangan karir dapat mengurangi pengaruhterjadinya turnover
intention sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya akibat adanya
turnover intention
5. Mengurangi kejenuhan
19
Pengembangan karir dapat menghindarkan karyawan dari kejenuhan dalam
bekerja pada posisi jabatannya tersebut.
2.3.3
Bentuk-bentuk Pengembangan karir
Masing-masing organisasi membentuk pengembangan karir tergantung
pada jalur karir yang direncanakan, jalur karir dibuat tergantung pada kebutuhan
dan situasi perusahaan itu sendiri, umumnya yang dilakukan perusahaan adalah
pendidikan dan pelatihan, promosi serta mutasi.Menurut Bambang Wahyudi
(2007:166) bentuk-bentuk pengembangan karir ini terdiri dari :
1. Pendidikan
dan
pelatihan
adalah
suatu
kegiatan
perusahaan
yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai keinginan dari
perusahaan yang bersangkutan.Pelatihan sebagai bagian dari pendidikan
yang
menyangkut proses belajar untuk mempeoleh dan meningkatkan
keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari
pada teori. Menurut Veithzal Rivai (2004:226) ”Pelatihan adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja dimasa
mendatang”.
2. Mutasi
Menurut Bambang Wahyudi (2007:166), mutasi personal posisi atau
personal transfer diartikan sebagai suatu perubahan posisi atau jabatan atau
pekerjaan atau tempat kerja dari seseorang tenaga kerja yang dilakukan baik
secara vertikal maupun horizontal. Mutasi secara vertikal adalah karyawan
dipindahkan pada posisi jabatan dan pekerjaan yang lebih tinggi atau rendah
dari sebelumnya. Sedangkan mutasi horizontal adalah terjadinya perubahan
posisi jabatan dan pekerjaan akan tetapi masih dalam level tingkat yang
sama”.
•
Mutasi Vertikal terdiri atas:
1. Promosi
Suatu promosi diartiakan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan
dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini
biasanya akan di ikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak serta
20
status social seseorang. Promosi ini mempunyai bentuk-bentuk sebagai
berikut:
• Promosi sementara
Promosi sementara atau dikenal sebagai Temporary Promotion
merupakan suatu bentuk promosi yang dilaksanakan untuk jangka waktu
sementara. Bentuk promosi ini biasanya digunakan apabila organisasi
harus mengisi suatu jabatan yang kosong untuk sementara waktu karena
pejabat yang bersangkutan sakit, cuti, atau alasan lain. Promosi
sementara ini tidak diikuti dengan perubahan pendapatan bagi karyawan
tersebut.
• Promosi Tetap
Suatu promosi tetap atau Permanent Promotion adalah suatu bentuk
promosi yang berlangsung dalam jangka waktu relatif lama dan bersifat
pasti.
•
Mutasi Horizontal terdiri atas:
1. Job Rotation
Suatu job rotation atau perputaran jabatan mearupakan suatu bentuk
mutasi personal dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan
seorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Bentuknya
adalah tour of area, tour of duty dan rehabilitasi.
2. Production Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditujukan untuk mengisi kekosongan
pekerja pada suatu posisi/jabatan/pekerjaan tertentu yang harus segera diisi
agar kontinuitas produksi dan peningkatannya dapat terjamin.
3. Remedial Transfer
Merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk
menempatkan seorang tenaga kerja pada jabatan/posisi/pekerjaan yang sesuai
dengan kondisi kerja yang bersangkutan.
•
Demosi
Demosi merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan
pangkat/posisi/jabatan/pekerjaan ke tingkat yang lebih rendah.
21
1. Penangguhan Kenaikan Pangkat
Penangguhan
kenaikan
pangkat
terjadi
sebagai
akibat
dari
ketidakmampuan seorang tenaga kerja melaksanakan tugas dalam
jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau terkena hukuman pidana.
2. Pembebas tugasan
Pembebas tugasan atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan
bentuk mutasi vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan
seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaannya, tetapi masih
mempearoleh pendapatan secara penuh.
3. Pemberhentian
Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang
paling
akhir
berupa
pemberhentian
seorang
tenaga
kerja
dari
posisi/jabatan/pekerjaan yang sekaligus diikuti dengan pemutusan
hubungan
kerja
dan
pemberhentian
pembayaran
pendapatannya
(upah/gaji).
2.3.4
Faktor Pengembangan Karir
Sondang P. Siagian (2006:215) menjabarkan faktor- faktor yang
mempengaruhi pengembangan karir seseorangsebagai berikut
1. Prestasi kerja yang memuaskan
Prestasi kerja merupakan indikasi pengembangan karir seseorang,
tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi seorang pekerja
untuk diusulkan oleh atasannya untuk dipromosikan.
2. Pengenalan oleh pihak lain
3. Berbagai pihak yang berwenang memutuskan layak tidaknya
seseorang dipromosikan seperti atasan langsung dan pimpinan
bagian kekaryawanan yang mengetahui kemampuan dan prestasi
kerja karyawan.
4. Pembimbing dan sponsor
Pembimbing adalah orang yang memberikan nasehat-nasehat atau
saran-saran kepada karyawan dalam upaya mengembangkan
karirnya.Sedangkan sponsor
adalah seorang yang di dalam
perusahaan yang dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan
untuk mengembangkan karirnya.
22
5. Dukungan para bawahan
Dukungan dari karyawan mensukseskan tugas manajer
6. Kesempatan untuk bertumbuh
Kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan
kemampuannya, baik melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga
melanjutkan jenjang pendidikannya
7. Berhenti atas permintaan dan kemauan sendiri
Merupakan
keputusan
dari
diri
sendiri
yang
memberikan
kesempatan lebih besar untuk mengembangkan karir
2.3.5
Implementasi Pengembangan Karir
Ada beberapa langkah dasar dalam mengimplementasi pengembangan
karir menurut Byars dan Rue (2006:202-205) yaitu :
• Individual Assesment
Penilaian kinerja yang berfokus pada individu, mulai dari
kemampuan, hobi dan juga tujuan karir mereka.
• Assesment by the Organization
Penilaian
yang
diberikan
organisasi
kepada
karyawan
perusahaan melalui beberapa sumber seperti : Catatan penilaian
kinerja, Latar Belakang Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan lainlain. Penilaian seperti ini sebaiknya dilakukan langsung oleh pihakpihak yang sering berhubungan langsung dengan karyawan tersebut.
• Communication of Career Option
Untuk bisa memenuhi keinginan karyawan dalam mencapai
rencana karirnya, karyawan harus tahu apa saja pilihan-pilihan yang
diberikan perusahaan kepada karyawan untuk mengembangkan karir
mereka. Jalur Karir atau Career Pathing adalah teknik yang
menunjukkan bagaimana seorang karyawan bisa berpindah dari
pekerjaan ke pekerjaan lain di dalam organisasi misalnya dari
karyawan menjadi seorang supervisor.
23
2.4. Kompensasi
2.4.1
Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah semua pemberian dari perusahaan yang berbentuk
fisik seperti uang atau barang ataupun non fisik seperti pujian dan lain
sebagainya yang diteriman oleh karyawan sebagai imbalan atas kinerja yang
baik dari karyawan tersebut , Hasibuan (2009:118).
Menurut Nawawi (2005:419) kompensasi adalah penghargaan yang
diberikan pada para Karyawan yang telah berkontribusi dalam mewujudkan
tujuan dari perusahaan atau organisasi, melalui kegiatan yang disebut bekerja.
Gaji merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan secara
rutin oleh perusahaan terhadap Karyawan. Gaji juga dipandang sebagai indicator
untuk mengetahui status Karyawan dalam organisasi, termasuk dalam
bermasyarakat (Raymond, 2011:29)
2.4.2
Tujuan Kompensasi
Menurut Malayu
S.P. Hasibuan
(2009:120) tujuan pemberian
kompensasi antara lain adalah :
• Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi maka Karyawan terjalin kerja sama
dengan perusahaan dimana Karyawan harus bekerja dengan baik
sehingga perusahaan akan memberikan kompensasi yang sesuai
dengan kinerja Karyawan tersebut.
• Motivasi
Semakin besar kompensasi yang diberikan kepada Karyawan semakin
besar juga motivasi Karyawan dalam bekerja untuk mendapatkan
kompensasi tersebut
• Stabilitas Karyawan
Dengan pemberian kompensasi yang sesuai dengan kinerja Karyawan
maka Karyawan merasa adil dan mendapatkan kompensasi sesuai
dengan yang diharpkannya, hal ini dapat memperkecil keinginan
karyawan untuk melakukan turnover intention
24
Disiplin
Pemberian kompensasi membuat Karyawan lebih disiplin dalam
bekerja agar bisa mendapatkan kompensasi, Karyawan menjadi lebih
takut untuk berkinerja buruk karena tidak akan diberikan kompensasi
sehingga Karyawan menjadi lebih disiplin.
2.4.3
Bentuk Kompensasi
Menurut Triton (2007:125), kompensasi yang diberikan kepada
karyawan berdasarkan sifat penerimaannya dapat dibedakan dalam dua jenis,
yaitu :
•
Kompensasi yang bersifat finansial. Kompensasi yang bersifat finansial
adalah kompensasi diberikan kepada Karyawan dalam bentuk finansial
ataupun non finansial seperti gaji atau upah, bonus,
•
Kompensasi yang bersifat non- finansial adalah, Strategi perusahaan dalam
menjaga kenyamanan Karyawan dalam bekerja di perusahaan yaitu dengan
cara menyelenggarakan kegiatan acara hiburan bagi para Karyawan seperti
program wisata, menyediakan fasilitas kantin dan tempat ibadah, dan lain
sebagainya.
Sedangkan menurut Triton (2007:126), berdasarkan mekanisme
penerimaannya, kompensasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
•
Kompensasi langsung, yaitu kompensasi yang diterima langsung oleh
Karyawan sesuai dengan kinerjanya
•
Kompensasi pelengkap atau tidak langsung yaitu yang tidak diterima secara
langsung oleh karyawan dan tidak berhubungan dengan kinerjanya
2.4.4
Sistem Kompensasi
Menurut Hasibuan (2009:124), sistem pembayaran kompensasi yang
umum diterapkan diantaranya : sistem waktu, sistem hasil (output) dan sistem
borongan. Untuk lebih jelasnya sistem kompensasi diuraikan sebagai berikut :
1. Sistem Waktu
Dalam Sistem Waktu , kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu
seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Sistem waktu ini diterapkan jika
prestasi kerja
sulit diukur perunitnya,
dan
bagi karyawan
tetap
kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara periodic setiap bulannya.
25
Kebaikan sistem waktu ialah administrasi pengupahan mudah dan besarnya
kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem waktu ialah yang
malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian.
2. Sistem hasil (output)
Besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan
pekerja, seperti per potong, meter, liter dan kilogram. Dalam sistem hasil
(output), besarnya kompensasi yang dibayar selalu didasarkan kepada
banyaknya
hasil
yang
dikerjakan
bukan
kepada
lamanya
waktu
mengerjakannya. Kebaikan sistem ini memberikan kesempatan kepada
karyawan yang bekerja bersungguh-sungguh serta berprestasi baik akan
memperoleh balas jasa yang lebih besar. Kelemahan sistem hasil ini ialah
kualiatas barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang
mampu balas jasanya kecil, sehingga kurang manusiawi.
3. Sistem Borongan
Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas
volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Dalam sistem borongan ini
pekerja biasa mendapat balas jasa besar atau kecil tergantung atas
kecermatan kalkulasi mereka.
2.5 Motivasi
2.5.1
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang
merangsang untuk melakukan tindakan (Winardi, 2000:312).
Menurut Robbins (2007) motivasi merupakan lamanya proses seseorang
untuk mengupayakan hal yang dimilikinya untuk mencapai sasarannya.
Motivasi menurut Marihot Tua E. H. (2002) yaitu faktor-faktor yang
mengarahkan dan mendorong seseorang untuk bisa melakukan suatu kegiatan
dengan usaha yang keras atau lemah.
26
2.5.2
Teori Motivasi
1. Teori Maslow
Robbins (2001:208) Kebutuhan Maslow, Maslow menyatakan bahwa
manusia dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar mereka
yang sudah ada sejak lahir. Hipotesis Maslow mengatakan bahwa lima
jenjang kebutuhan yang ada dalam diri manusia terdiri dari :
Gambar 2.1 Teori Hirarki Maslow
(Sumber : Peneliti 2015)
• Fisiologis, antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kebutuhan
jasmani lain.
• Keamanan, antara lain kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan
terhadap kerugian fisik dan emosional.
• Sosial, antara lain kasih sayang, rasa saling memiliki, diterima-baik,
persahabatan.
• Penghargaan, antara lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga
diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan diri luar seperti
misalnya status, pengakuan dan perhatian.
27
• Aktualisasi Diri, merupakan dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai
ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan
kebutuhan diri.
2. Teori X & Y
Robbins (2001:210-211), Pada dasarnya yang satu negatif, yang ditandai
sebagai Teori X, dan yang lain positif, yang ditandai dengan Teori Y.
Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang manajer adalah sebagai
berikut:
• Karyawan tidak menyukai pekerjaan dan lebih mengarah kepada menghindari
pekerjaan.
• Karena karyawan perlu terus diawasi dan diarahkan bahkan diberikan
ganjaran jika tidak mengerjakan hal yang telah diperintahkan
• Karyawan akan terus mencari alasan untuk menghindari tanggung jawab
• Kebanyakan karyawan lebih mementingkan keamanan dan kenyamanan kerja
dibandingkan dengan semangat kerja yang tinggi.
Perbedaan sangat jauh dengan pandangan negatif mengenai nasib
manusia ini, McGregor mencatat empat asumsi positif, yang disebutnya
sebagai teori Y
• Karyawan dapat dengan senang hati bekerja karena menurutnya bekerja
adalah sama halnya dengan bermain.
• Orang-orang akan berkomitmen pada diri mereka sendiri dimana saat mereka
tidak di awasi pun mereka akan mengawasi diri mereka sendiri agar tetap
produktif
• Rata-rata orang dapat menerima apa yang terjadi bahkan menanggung
tanggung jawab yang seharusnya bukan merupakan tanggung jawabnya.
• Kemampuan untuk mengambil keputusan yang inovatif
3. Teori Dua-Faktor Herzberg
Herzberg dan kawan-kawan mengembangkan teori Herzberg untuk
mencari tahu hal-hal yang menjadi sumber kepuasan dan ketikpuasan kerja.
(Noermijati, 2008)
28
Didasarkan pada hasil penelitian tersebut, Herzberg mencapai dua
kesimpulan :
1.
Beberapa kondisi yang harus ada agar karyawan merasa puas. Namun
hal tersebut tidak membentuk motivasi yang kuat. Herzberg menyebut
kondisi ini sebagai maintenance factor, karena kondisi itu diperlukan
untuk memelihara tingkat kepuasan yang layak. Herzberg menyebutkan
sepuluh faktor pemeliharaan / hygiene factor sebagai berikut: kebijakan
perusahaan dan administrasi, supervisi, hubungan interpersonal dengan
supervisor, hubungan interpersonal dengan bawahan, hubungan dengan
rekan kerja, gaji,keamanan kerja,kehidupan pribadi,kondisi kerja, status.
2.
Beberapa kondisi kerja membentuk tingkat motivasi dan kepuasan kerja
yang tinggi. Namun jika kondisi ini tidak ada, kondisi tersebut tidak
membuktikan munculnya ketidakpuasan (Gerstmann,2001). Herzberg
menjelaskan
enam
faktor
motivator
sebagai
berikut:
prestasi,
penghargaan, kenaikan pangkat, pekerjaan itu sendiri, pertumbuhan
pribadi, tanggung jawab
2.5.3
Jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis menurut
Malayu S. P Hasibuan (2006:150), yaitu:
• Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan
meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang
baik-baik saja.
• Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjannya
kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini
semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat,
karena takut dihukum.
29
2.6. Turnover intention
2.6.1
Pengertian Turnover intention
Harnoto (2002:2) menyatakan, “turnover intention adalah tingkat keinginan
untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbul nya turnover
intention ini dan di antara nya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik”. Pendapat tersebut juga relatif sama dengan pendapat yang telah di
ungkapkan sebelum nya, bahwa turnover intention pada dasarnya adalah keinginan
untuk meninggalkan (keluar) dari perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
turnover intention adalah keinginan untuk keluar dari organisasi.
2.6.2
Jenis Turnover
Tabel 2.2 Jenis Turnover
Turnover secara tidak sukarela
Turnover secara sukarela
Karyawan meninggalkan perusahaan atas
Pemecatan karena kelalaian karyawan
seperti melanggar peraturan dan kinerja
yang kurang baik
Turnover Fungsional
Karyawan dengan kemampuan rendah
meninggalkan perusahaan, sehingga
perusahaan bisa berjalan dengan lebih
baik tanpa harus terganggu dengan
kinerja buruk dari karyawan tersebut
dasar keinginan sendiri, mungkin karena
alasan-alasan pribadi atau adanya faktorfaktor seperti lingkungan dan lain
sebagainya
Turnover Disfungsional
Karyawan dengan kemampuan yang
tinggi atau baik meninggalkan
perusahaan, sehingga perusahaan akan
lebih sulit untuk berjalan karena
kekurangan salah satu tenaga ahli yang
mereka miliki
30
Turnover yang tidak dapat
Turnover yang dapat dikendalikan
dikendalikan
Keinginan turnover intention yang
Keinginan turnover intention muncul
muncul bukan disebabkan oleh pihak
disebabkan oleh pihak perusahaan seperti
perusahaan
pengelolaan karyawan yang kuran baik,
dan lain sebagainya
Sumber : Griffeth & Hom (2001:4)
2.6.3
Pengaruh Turnover bagi perusahaan
Mobley (1996) dikutip dari Rosamey Elleke Langitan, 2010 mengakui
bahwa turnover intention dapat berpengaruh positif, dengan adanya turnover
maka perusahaan dapat meregenerasi susunan Karyawannya dimana perusahaan
dapat menggantikan posisi dari Karyawan yang kurang berkompeten di
bidangnya dengan karyawan baru yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi
dari karyawan terdahulunya.
Tidak hanya pengaruh positif tetapi turnover memiliki pengaruh negatif
bagi perusahaan yaitu banyaknya biaya yang perlu di keluarkan untuk pelatihan
dan pengembangan karyawan baru, biaya pemasangan iklan untuk merekrut
karyawan baru, serta manajemen perusahaan dapat terlihat buruk oleh para client
yang bisa berpengaruhpada kurangnya rasa percaya untuk terus menjalin kerja
sama dengan perusahaan tersebut karena manajemen internalnya saja buruk
sehingga kinerja perusahaan tersebut juga menurun dan berpengaruhpada
objektif client yang tidak tercapai. Sehingga turnover di perusahaan merupakan
hal yang sangat perlu diperhatikan demi perkembangan perusahaan.
2.6.4
Faktor penyebab Turnover intention
Sebuah organisasi yang tidak begitu memperhatikan kesejahteraan
karyawannya dapat menyebabkan karyawan tersebut kurang nyaman untuk
bekerja di perusahaan tersebut. Untuk menghindari hal tersebut maka kita perlu
mengetahui apa saja penyebab dari Turnover intention di perusahaan.
Menurut
(Novliadi,
2007:10-12)
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi terjadinya turnover intention yang berkaitan satu dengan yang
lainnya, yaitu:
31
1. Usia
Turnover intention lebih sering terjadi pada karyawan yang berusia lebih
muda hal itu disebabkan karena mereka masih memiliki kesempatan yang
besar dalam mengembangkan karir mereka, sehingga mereka cenderung
berpindah tempat kerja untuk mencari pengalaman ataupun mencari tempat
kerja yang nyaman.
2. Lama Kerja
Karyawan yang sudah bekerja lama di sebuah perusahaan biasanya sudah
menjadi loyal dan itu sebuah pertanda bahwa karyawan tersebut nyaman
bekerja pada perusahaan tersebut sehingga tidak lagi berkeinginan untuk
melakukan turnover intention, sedangkan sebaliknya terhadap karyawan
yang baru bekerja sebentar di perusahaan tersebut, hal ini biasa disebabkan
dari sosialisasi awal di perusahaan yang kurang baik.
3. Tingkat pendidikan dan intellegensi
Karyawan yang memiliki tingkat pendidikan dan intellegensi yang tinggi
akan lebih jarang untuk muncul keinginan melakukan turnover intention,
sedangkan karyawan dengan tingkat pendidikan dan intellegensi rendah
lebih sering untuk muncul keinginan melakukan turnover intention.
Hal itu disebabkan karena karyawan akan melihat tugas yang berat dan
tanggung jawab yang berat yang diberikan kepadanya menjadi tekanan pada
dirinya dalam bekerja di perusahaan sedangkan karyawan dengan tingkat
pendidikan dan intellegensi tinggi akan menganggap hal tersebut sebagai
peluang, atau karyawan tersebut mulai dipercayai oleh perusahaan.
4. Keterikatan terhadap perusahaan
Pekerja yang terikat pada perusahaan akan sulit untuk muncul keinginan
melakukan turnover intention dikarenakan karyawan tersebut sudah merasa
sangat nyaman bekerja di perusahaan tersebut, sudah memiliki sense of
belonging atau rasa memiliki, merasa bahwa perusahaan memberikan
pengaruhpositif bagi dirinya, merasa bahwa dengan bekerja pada perusahaan
tersebut mewakili nilai-nilai yang dipegang dalam hidup karyawan tersebut
dan juga dapat mencapai tujuan hidupnya dengan bekerja pada perusahaan
tersebut. Jika karyawan tidak memiliki keterikatan seperti itu maka akan
lebih sering muncul keinginan untuk melakukan turnover intention.
32
2.6.5
Indikasi Turnover intention
Menurut Harnoto (2002:2) tanda-tanda akan terjadinya turnover
intention dalam perusahaan dapat dilihat dari perubahan perilaku yang terjadi
pada karyawan tersebut yang meliputi hal-hal berikut :
1. Meningkatnya absensi
Karyawan semakin sering melakukan absensi
2. Kehilangan motivasi bekerja
Karyawan sudah tidak semangat dalam bekerja, tidak fokus dalam
pekerjaannya, karena tujuan utama dalam mengerjakan pekerjaannya sudah
tidak ada, melainkan hanya memikirkan tempat kerja lain yang lebih nyaman
dari perusahaan sekarang.
3. Peningkatan pelanggaran kerja
Karyawan semakin sering melakukan pelanggaran yang disengaja seperti
semakin tidak tepat waktu, sering meninggalkan tempat kerja bukan untuk
kepentingan perusahaan.
4. Peningkatan protes terhadap atasan
Karyawan semakin sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan
baru perusahaan untuk karyawan terutama kebijakan tentang kompensasi
bagi karyawan.
5. Perilaku positif karyawan yang meningkat tajam
Hal ini hanya berlaku pada karyawan yang bersifat positif, dimana saat ia
ingin meninggalkan tempat kerjanya, ia merasa masih memiliki tanggung
jawab di detik-detik terakhir ia bekerja sehingga ia harus bekerja lebih
maksimal dari biasanya agar meninggalkan kesan baik juga di perusahaan.
33
2.6.6
Biaya Turnover intention
Teble 2.3 Biaya Turnover
Langsung
Biaya perekrutan
Biaya pemasangan iklan lowongan
pekerjaan
Tidak Langsung
Kehilangan pengetahuan dari Karyawan
yang baru keluar
Kehilangan produktivitas ketika
Karyawan yang baru keluar bisa bekerja
lebih cepat
Karyawan yang kehilangan motivasi
Biaya orientasi dan pelatihan karyawan
sebelum keluar menurun
baru
produktivitasnya sehingga perusahaan
juga menurutn produktivitasnya
Biaya pemutusan hubungan kerja
Biaya pengetesan
Kerugian akan Rahasia cara kerja dan
Waktu untuk melakukan wawancara
material yang digunakan perusahaan yang
terhadap Karyawan baru
dibawa pergi oleh Karyawan yang ingin
Waktu untuk merekrut dan melatih
keluar dari perusahaan tersebut
Karyawan baru
Sumber : Jonathan H, Westover 2014:86)
34
2.7 Kerangka Pemikiran
Intention
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber : Peneliti 2015
2.8 Hipotesis
•
T-1
Ho : tidak ada pengaruh antara pengembangan karir terhadap turnover intention
Ha : ada pengaruh yang antara pengembangan karir terhadap turnover intention
•
T-2
Ho : tidak ada pengaruh antara kompensasi terhadap turnover intention
Ha : ada pengaruh antara kompensasi terhadap turnover intention
•
T-3
Ho : tidak ada pengaruh antara Motivasi terhadap turnover intention
Ha : ada pengaruh antara Motivasi terhadap turnover intention
35
•
T-4
Ho : tidak ada pengaruh antara pengembangan karir, kompensasi dan motivasi
terhadap turnover intention
Ha : ada pengaruh antara pengembangan karir, kompensasi dan motivasi
terhadap turnover intention
Download