BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat penjualan produk dan jasanya secara maksimal. Kemajuan setiap perusahaan sangat bergantung dari sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat berasal dari finansial seperti modal dan nonfinansial seperti sumber daya manusia (tenaga kerja). Sekarang ini sumber daya manusia memiliki pengaruh yang sangat besar untuk kemajuan perusahaan karena dasar dari penggerak perusahaan adalah para karyawan perusahaan tersebut. Seperti diketahui, karyawan perlu mendapatkan perhatian dari perusahaan agar dapat memberikan hasil kerja yang optimal dan mengurangi tingkat keinginan untuk berpindah (turnover intention). Riset tentang turnover intention karyawan telah menjadi salah satu perhatian penting dalam manajemen sumber daya manusia baik dari perspektif toritis maupun praktis. Dari perspektif teoritis, pemahaman dasar penyebab turnover telah memberikan wawasan pada bagaimana cara mengendalikan fenomena tersebut. Sementara dari persepsi praktis, adalah pada bagaimana cara menekan tingkat turnover karyawan yang memiliki ketrampilan karena sangat dibutuhkan. Hal tersebut dapat mengurangi biaya penempatan kembali, dan mempertahankan karyawan yang memiliki ketrampilan serta pengalaman dalam organisasi (Winkler & Janger, 1998 dalam Sih Darmi & Herry Subagyo, 2005). 1 Dalam dua dasawarsa terakhir ini , konsep komitmen telah memainkan peranan penting dalam filosofi manajemen sumber daya manusia maupun perilaku organisasi, oleh karena itu suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang bukan saja berkualitas tetapi juga memiliki loyalitas yang tinggi. Salah satu cara untuk mencapai taraf ini adalah dengan menumbuhkan komitmen di dalam diri sumber daya manusia. Komitmen meupakan konsep manajemen yang menempatkan sumber daya manusia sebagai figur sentral dalam organisasi. Tanpa adanya komitmen sukar mengharapkan partisipasi aktif dan mendalam dari sumber daya manusia. Komitmen merupakan area terpenting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kinerja tim. Dalam sebuah tim harus diciptakan adanya keinginan bersama dari para anggota tim untuk mencapai tujuan. Komitmen organisasional juga memberikan kontribusi dalam memprediksi variabel-variabel penting organisasi yang berhubungan dengan turnover. Seperti dalam studi yang dilakukan Meyer (1993) dalam Sih Darmi & Herry Subagyo (2005), bahwa komitmen organisasional berhubungan secara signifikan dengan intensi meninggalkan jabatan (turnover intention) dan aktivitas dalam organisasi. Komitmen organisasional merupakan prediktor bagi voluntary turnover, yaitu keinginan karyawan untuk meninggalkan organisasi karena alasan sukarela yang dapat dihindarkan dengan alasan berupa gaji, kondisi kerja, atasan atau ada organisasi lain yang dirasakan lebih baik. Selanjutnya akan dibahas mengenai hubungan antara komitmen organisasional dalam hubungannya dengan keadilan distributif dan prosedural. Keadilan distributif didefinisikan sebagai persepsi karyawan 2 tentang keadilan pendistribusian sumberdaya-sumberdaya organisasi, sedangkan keadilan prosedural berhubungan dengan keadilan dan kelayakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengalokasi keputusan-keputusan dalam organisasi (Cunlon,1993; dalam Sih Darmi & Herry Subagyo). Skarlicki & Folger, (1997) dalam Sih Darmi & Herry Subagyo menemukan bahwa ketidakadilan dalam pendistribusian hasil-hasil organisasi akan mendorong karyawan untuk melakukan tindakan balas dendam (retialiatory behavior), seperti tindakan merusak peralatan atau proses kerja, mengambil perlengkapan tanpa izin, dan lain sebagainya. Sebaliknya, apabila karyawan mempersepsikan bahwa kontribusi mereka terhadap organisasi seimbang dengan imbalan yang mereka terima, maka para karyawan cenderung memberikan reaksireaksi positif seperti kepuasan dan komitmen. Dengan banyaknya penelitian yang mendukung dan menolak bahwa keadilan distributif dan prosedural merupakan faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional, dan turnover intention, maka dalam penelitian ini akan dibuktikan lagi secara empiris. Melihat begitu pentingnya peranan keadilan distributif dan prosedural memprediksi dan menjelaskan beberapa variabel perilaku individu dalam organisasi maka penulis berkeinginan untuk mengetahui PENGARUH KEADILAN DISTRIBUTIF DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN MEDIATOR KOMITMEN ORGANISASIONAL. I.2. Perumusan Masalah 1. Apakah komitmen organisasional memperkuat atau memperlemah pengaruh antara keadilan distributif terhadap turover intention? 3 2. Apakah komitmen organisasional memperkuat atau memperlemah pengaruh antara keadilan prosedural terhadap turover intention? I.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk melihat bahwa komitmen organisasional sebagai mediator akan memperkuat atau memperlemah pengaruh antara kealian distributif terhadap turnover intention. 2. Untuk melihat bahwa komitmen organisasional sebagai mediator akan memperkuat atau memperlemah pengaruh antara kealian prosedural terhadap turnover intention. I.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Penulis Penelitian ini akan memperdalam pemahaman penulis tentang pengaruh keadilan distributif dan prosedural terhadap turnover intention dengan mediator komitmen organisasional. 2. Bagi organisasi atau intansi terkait. Memberikan informasi kepada PT TELKOM KENDATEL Yogyakarta agar dapat lebih bersikap adil terhadap karyawannya, sehingga karyawan dapat memberikan loyalitasnya. 4 3. Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala berpikir pembaca, serta dapat menarik minat pembaca untuk meneliti dari aspek tersebut. I.5. Batasan Masalah 1. Intansi atau organisasi yang diteliti adalah PT TELKOM KENDATEL Yogyakarta. 2. Waktu penelitian adalah 11 Februari – 29 Februari 2008. 3. Sampel yang diambil berasal dari karyawan yang bekerja pada PT TELKOM KENDATEL Yogyakarta. Karakteristik responden yang diteliti adalah jenis kelamin, usia pekerja, lama bekerja, pendidikan, dan beberapa instrumen pertanyaan seputar masalah keadilan distributif dan prosedural, komitmen organisasi, dan turnover intention. 4. Responden yang diteliti adalah responden yang telah bekerja minimal selama 1 tahun pada PT TELKOM KENDATEL Yogyakarta. 5. Keadilan distributif adalah persepsi karyawan tentang keadilan pendistribusian sumberdaya-sumberdaya organisasi, sedangkan keadilan prosedural berhubungan dengan keadilan dan kelayakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengalokasi keputusan-keputusan dalam organisasi (Cunlon,1993; dalam Sih Darmi & Herry Subagyo,2005). 6. Komitmen organisasi adalah sikap yang meninjukkan ”loyalitas” karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi 5 mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya (Luthans,1995; dalam N.H. Setiadi). 7. Turnover intention dapat diartikan sebagai keluarnya seseorang pekerjaannya (meninggalkan jabatan (Sih Darmi & Herry Subagyo,2005). 6 dari