10Pilihan Stategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang

advertisement
10
Pilihan Stategi Industrialisasi
Memasuki Milenium Ketiga
yang Berpihak pada Penguatan
Ekonomi Rakyat
Pendahuluan
Sebenarnya judul makalah yang diminta panitia kepada saya adalah
“Peluang Rakyat Dalam Pembangunan Ekonomi Mewujudkan Pemerataan
dan Kemakmuran Bangsa Memasuki Milenium Ketiga”. Menurut saya,
persoalan pokok bangsa kita bukan lagi masalah apakah ada tidaknya peluang
rakyat, tetapi yang terpenting, bahkan menjadi tantangan, adalah bagaimana
pembangunan dilaksanakan agar memberi peluang sebesar-besarnya bagi
penguatan ekonomi rakyat. Atas pemikiran yang demikian, maka saya memilih
judul di atas untuk saya sampaikan dan untuk kita diskusikan bersama.
Memasuki milenium ketiga (abad ke-21), pembangunan nasional sedang
memasuki era industrialisasi, menyusul negara-negara lain yang telah lebih dulu
memasuki industrialisasi. Bertepatan dengan era industrialisasi yang akan kita
laksanakan, globalisasi perekonomian telah dan akan mengalami penguatan,
terutama didorong oleh upaya liberalisasi perdagangan internasional dan
integrasi ekonomi kawasan. Dalam memasuki era yang demikian, bagi kita
sebagai bangsa Indonesia, masalah pilihan strategi industrialisasi, termasuk
di dalamnya tahapan industrialisasi dan industri unggulan setiap tahapan,
adalah sangat penting. Pertama, strategi industrialisasi yang kita pilih harus
merupakan cara yang kita tempuh untuk membangun bangsa. Hal ini berarti,
yang menjadi tolok ukur bagi ketepatan pilihan strategi industrialisasi adalah
manfaatnya bagi rakyat dan bukan dari segi kepentingan bisnis (pengusaha)
semata.
Kedua, pilihan strategi industrialisasi yang akan kita tempuh akan
menentukan posisi bangsa Indonesia dalam perekonomian dunia; apakah
sebagai aktor penting atau aktor pembantu (bagian dari strategi industrialisasi
negara lain). Hal ini penting karena dewasa ini cukup kuat godaan untuk
masuk dalam perangkap skenario industrialisasi negara lain yang belum tentu
bermanfaat bagi kita.
Ketiga, strategi industrialisasi yang menjadi pilihan dan keputusan
pemerintah akan mengarahkan investasi dan anggaran pemerintah, alokasi
R3_bab_10_edited.indd 135
02/04/2010 17:21:53
Pilihan Strategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang Berpihak pada
Penguatan Ekonomi Rakyat
investasi swasta dan sumber daya yang ada di masyarakat. Oleh karena itu,
pilihan tersebut hendaknya mampu sebagai sektor pemimpin (leading sector)
bagi perekonomian rakyat.
Keempat, era industrialisasi harus merupakan kelanjutan pembangunan
sebelumnya. Hal ini penting, agar investasi yang telah kita lakukan pada PJP-I
(yang sebagian dibiayai oleh utang luar negeri) tidak menjadi mubazir. Dalam
hal ini, saya tidak percaya pada isu lompatan pembangunan. Disamping akan
membuat mubazir investasi sebelumnya, juga dapat menciptakan kondisi
“gamang” bagi masyarakat dan pemerintah.
Dengan keempat pertimbangan pemikiran di atas, makalah ini selanjutnya
akan menguraikan dimana perekonomian kita saat ini, yang dilanjutkan
dengan pilihan dan tahapan industrialisasi. Kemudian, bagian terakhir
akan menguraikan bagaimana memperkuat ekonomi rakyat dalam strategi
industrialisasi yang menjadi pilihan.
Perubahan Struktur Perekonomian Nasional
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJP-I) telah mengubah
struktur perekonomian nasional. Bila pada tahun 1969 pangsa sektor
pertanian primer dalam PDB masih sekitar 40 persen, maka pada tahun 1995
pangsanya hanya 16 persen. Sementara itu, pangsa sektor industri dalam PDB
telah meningkat dari sekitar 10 persen pada tahun 1969 menjadi sekitar 23
persen pada tahun 1995.
Perubahan struktur perekonomian nasional yang demikian, telah
memungkinkan meningkatnya pendapatan penduduk Indonesia. Ratarata pertumbuhan ekonomi sekitar 7,2 persen per tahun selama PJP-I telah
meningkatkan pendapatan per kapita dari US$ 70 pada tahun 1969, menjadi
US$ 1,023 pada tahun 1996. Seiring dengan peningkatan pendapatan
tersebut, telah terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari sekitar 54
persen pada awal PJP-I menjadi 15 persen pada akhir PJP-I.
Namun demikian, di balik prestasi pembangunan tersebut perekonomian
Indonesia ternyata masih menampilkan sisi yang kurang menggembirakan
dan kondisi yang perlu menjadi pertimbangan utama dalam memilih strategi
industrialisasi.
Pertama, perubahan struktur perekonomian (pangsa sektor) ternyata
tidak di ikuti oleh perubahan penyerapan tenaga kerja yang seimbang. Sektor
pertanian primer yang pangsanya dalam PDB telah turun menjadi 16 persen
136
Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
R3_bab_10_edited.indd 136
02/04/2010 17:21:53
Pilihan Strategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang Berpihak pada
Penguatan Ekonomi Rakyat
masih menyerap sekitar 50 persen angkatan kerja nasional. Hal ini berarti
sekitar 50 persen (± 50 juta orang) angkatan kerja nasional hanya menerima
16 persen pendapatan (PDB) nasional.
Kedua, secara nasional maupun regional, kita masih berhadapan dengan
kesenjangan pembangunan dan pendapatan yaitu antara Kawasan Barat
Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia, serta antara wilayah perkotaan
(urban area) dan wilayah pedesaan (rural area). Bahkan ada kecenderungan
terjadi pelepasan kaitan (decoupling) antara perkembangan sektor perkotaan
dengan sektor pedesaan. Ketimpangan tersebut bukan karena miskin sumber
daya, akan tetapi lebih disebabkan oleh sumber daya yang justru melimpah
namun belum termanfaatkan dan nilai tambah yang tercipta belum dinikmati
oleh masyarakat pedesaan.
Ketiga, bila ditelusuri lebih lanjut, ternyata meningkatnya pangsa sektor
industri dalam PDB disebabkan oleh semakin besarnya kontribusi industri
non-migas, dimana industri non-migas tersebut didominasi oleh industri
pengolahan hasil pertanian (agroindustri). Sebagian besar nilai tambah,
nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja dari industri nonmigas berasal dari
agroindustri. Selain itu, angka pengganda nilai tambah agroindustri masih
meningkat, yang berarti belum mencapai tingkat pertumbuhan kapasitas
yang menurun (levelling-off).
Ketiga kondisi obyektif perekonomian Indonesia tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar angkatan kerja dan penduduk masih menggantungkan
hidupnya pada kegiatan ekonomi yang berbasis pertanian, Kemudian,
sebagian besar ekspor industri non-migas (ekspor utama Indonesia) juga
berasal dari agroindustri. Hal ini berarti bahwa perekonomian nasional secara
keseluruhan masih berada pada kegiatan ekonomi yang berbasis pertanian.
Pilihan dan Tahapan Industrialisasi
Dengan struktur perekonomian nasional, baik dari segi PDB maupun
penyerapan tenaga kerja, yang masih berada pada kegiatan ekonomi yang
berbasis pertanian mempunyai implikasi dalam pilihan industrialisasi.
Untuk meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan, dan
memperbesar ekspor tanpa harus berkonsekuensi pada peningkatan impor,
maka pilihan strategi industrialisasi yang tepat adalah industrialisasi pertanian
atau sering juga kita sebut dengan istilah membangun pertanian dengan
pendekatan sistem agribisnis. Artinya, kita sekaligus membangun industri
hulu pertanian (industri pembibitan, industri alsin, industri agrokimia, dan
Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
R3_bab_10_edited.indd 137
137
02/04/2010 17:21:53
Pilihan Strategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang Berpihak pada
Penguatan Ekonomi Rakyat
lain-lain), pertanian primer (usahatani), industri hilir pertanian (agroindustri)
beserta kegiatan perdagangannya, dan mengembangkan industri jasa yang
menunjang industrialisasi pertanian. Bukan seperti pada PJP-I yang lalu,
dimana pembangunan pertanian yang kita laksanakan hanya terfokus pada
pembangunan pertanian primer.
Untuk mengefektifkan sekaligus mempercepat industrialisasi pertanian,
kita perlu menjadikan agroindustri sebagai sektor pemimpin (the leading
sector). Mempercepat pengembangan agroindustri akan secara otomatis
menarik pertumbuhan pertanian primer sebagai penyedia bahan baku dan
pertumbuhan pertanian primer ini akan menarik pertumbuhan industri hulu
pertanian.
Industrialisasi pertanian dengan agroindustri sebagai sektor pemimpin
di Indonesia masih mampu bertumbuh dan bahkan dapat menempatkan
Indonesia sebagai aktor penting dalam era perdagangan bebas. Dari sisi
penawaran (supply side), kita memiliki sumber daya yang melimpah (baru
termanfaatkan sekitar 40 persen), dan pendalaman struktur agroindustri ke
lebih hilir juga masih terbuka luas. Selain itu, kita telah memiliki infrastruktur,
fasilitas, kelembagaan (yang kita bangun pada PJP-I lalu) yang diperlukan
untuk mendukung industrialisasi pertanian. Kemudian dari sisi permintaan
(demand side), produk agroindustri memiliki potensi dan prospek pasar yang
cukup besar di masa yang akan datang. Keberhasilan industrialisasi di negara
lain dan liberalisasi perdagangan secara internasional akan meningkatkan
pendapatan masyarakat dunia. Meningkatnya pendapatan tersebut akan
meningkatkan permintaan produk yang bersifat memiliki elastisitas
permintaan terhadap peru bahan pendapatan yang tinggi (income elastic
demand), seperti produk agroindustri. Sementara itu, dengan intensifnya
industrialisasi (bukan berbasis pertanian) pada hampir setiap negara, akan
mengalihkan sumber daya mereka dari kegiatan ekonomi berbasis pertanian
ke industri yang bersangkutan, sehingga produksi industri-industri pertanian
akan menurun atau tidak kompetitif lagi. Hal ini akan membuka peluang
bagi Indonesia untuk memperbesar pangsa pasar pada pasar produk pertanian
dan agroindustri internasional.
Percepatan industrialisasi pertanian selama 25 tahun ke depan (PJPII) akan memperkuat landasan bagi industrialisasi tahap ketiga (PJP-III),
yang mungkin tidak harus lagi berbasis pertanian sebagai prioritas utama.
Percepatan pengembangan agroindustri akan menarik pertumbuhan kegiatan
pertanian yang tersebar luas di seluruh penjuru tanah air sedemikian rupa,
138
Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
R3_bab_10_edited.indd 138
02/04/2010 17:21:53
Pilihan Strategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang Berpihak pada
Penguatan Ekonomi Rakyat
sehingga dapat meningkatkan pendapatan penduduk secara lebih merata.
Peningkatan pendapatan yang disertai dengan pemerataan pendapatan
merupakan landasan penting bagi industrialisasi tahap kedua. Selain itu,
pengembangan agroindustri dapat menjadi landasan yang kokoh bagi era.
industrialisasi berikutnya. Bila selama PJP-II kita berhasil mengembangkan
agroindustri perkaretan, seperti industri ban otomotif dan barang-barang karet
kebutuhan otomotif lainnya; mengembangkan agroindustri minyak sawit
yang dapat menghasilkan minyak pelumas dan bahan bakar otomotif; maka
tidak mustahil Indonesia dapat menguasai pasar ban otomotif dan minyak
pelumas internasional. Dan kalaupun kita memasuki era kedua industrialisasi,
yang mengunggulkan industri otomotif, kita tetap akan mampu berkompetisi
karena ban dan komponen karet lainnya telah kita kuasai.
Dengan pemikiran di atas, hendaknya selama PJP-II ini kita perlu
memprioritaskan agroindustri sebagai sektor pemimpin, Baru setelah itu,
kita memprioritaskan industri-industri unggulan berikutnya, yang mungkin
tidak lagi berbasis pertanian. Hal ini bukan berarti pengembangan basis
industri yang tidak berbasis pertanian tidak perlu dilakukan selama PJP-II.
Bahkan harus. Sementara kita mempercepat industrialisasi pertanian, kita
juga harus mempersiapkan basis industri berikutnya melalui penelitian dan
pengembangan untuk menemukan teknologi yang lebih efisien dan kalau
boleh melampaui apa yang telah dicapai negara lain. Sehingga pada saat
memasuki komersialisasi (PJP-IH), kita mampu bersaing dan berakar di
dalam negeri.
Penguatan Ekonomi Rakyat dalam Industrialisasi Pertanian
Di masa lalu (PJP-I), sebagian besar rakyat kita hanya berada pada
mata rantai yang memberikan nilai tambah terkecil (pertanian primer)
dalam keseluruhan kegiatan ekonomi yang berbasis pertanian, mulai dari
industri hulu hingga ke hilir; sehingga wajar saja kalau pendapatan petard
kita tetap terendah. Sementara, mereka yang menguasai mata rantai kegiatan
ekonomi yang memberikan nilai tambah terbesar seperti industri hulu dan
hilir pertanian beserta kegiatan perdagangannya, mampu berkembang dan
menjadi konglomerat yang kita kenal dewasa ini. Oleh sebab itu, kita perlu
memperkuat ekonomi rakyat agar mampu merebut nilai tambah yang besar.
Dalam upaya penguatan ekonomi rakyat industrialisasi pertanian
merupakan syarat keharusan (necessary condition), yang menjamin iklim makro
yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat yang sebagian besar masih
Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
R3_bab_10_edited.indd 139
139
02/04/2010 17:21:53
Pilihan Strategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang Berpihak pada
Penguatan Ekonomi Rakyat
berada pada kegiatan ekonomi berbasis pertanian, Untuk penguatan ekonomi
rakyat secara riil, diperlukan syarat kecukupan (sufficient condition) berupa
pengembangan organisasi bisnis petani yang dapat merebut nilai tambah yang
tercipta pada setiap mata rantai ekonomi dalam industrialisasi pertanian.
Pengembangan organisasi bisnis petani yang dimaksudkan adalah
pengembangan koperasi agribisnis dan pengembangan jaringan bisnis
(business network) koperasi. Pengembangan koperasi agribisnis ini bukan hanya
pengembangan koperasi pada mata rantai pertanian primer (sebagaimana
KUD selama ini), tetapi lebih di utamakan agar koperasi mampu menjadi
aktor utama, baik pada industri hulu pertanian, industri hilir (agroindustri)
pertanian maupun kegiatan perdagangannya. Kita berharap, melalui
pengembangan koperasi agribisnis selama PJP-II, industri hulu pertanian,
agroindustri, dan perdagangan produknya secara bertahap dapat dikuasai oleh
petani melalui koperasi, baik melalui aliansi pemilikan antar koperasi, aliansi
koperasi dengan BUMN maupun aliansi koperasi dengan perusahaan swasta.
Dengan pengembangan koperasi agribisnis dan jaringan bisnis yang
demikian, diharapkan nilai tambah yang tercipta dalam kegiatan ekonomi
berbasis pertanian mulai dari hulu hingga ke hilir, dapat di nikmati oleh
petani. Demikian juga manfaat peningkatan permintaan produk agroindustri
dan manfaat teknologi baru, sebagian besar dapat jatuh ke tangan petani.
Dengan keadaan yang demikian, secara bertahap petani dan organisasi
lainnya akan mampu membiayai sendiri pengembangan bisnisnya, karena
disamping mereka telah memiliki dana yang cukup untuk kegiatan penelitian
dan pengembangan, juga sadar bahwa manfaatnya juga dinikmati oleh para
petani itu sendiri.
Kesimpulan
Sampai saat ini dan diperkirakan sampai akhir PJP-II, sebagian besar
rakyat Indonesia masih berada dan hidup dari kegiatan ekonomi yang
berbasis pertanian (agribisnis). Oleh karena itu, untuk mengembangkan
perekonomian rakyat dalam memasuki era industrialisasi maka industrialisasi
pertanian yang menjadikan agroindustri sebagai sektor pemimpin menjadi
pilihan yang paling efektif dan efisien. Untuk memperkuat ekonomi rakyat,
industrialisasi pertanian tersebut merupakan syarat keharusan (necessary
condition). Artinya, pilihan industrialisasi pertanian sebagai strategi
industrialisasi baru menjamin bahwa sumber daya akan mengalir kepada
sektor ekonomi yang berbasis pertanian dan belum menjamin bahwa manfaat
140
Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
R3_bab_10_edited.indd 140
02/04/2010 17:21:53
Pilihan Strategi Industrialisasi Memasuki Milenium Ketiga yang Berpihak pada
Penguatan Ekonomi Rakyat
ekonomi dari industrialisasi akan dinikmati oleh para petani. Oleh karena
itu, diperlukan syarat kecukupan (sufficient condition) berupa pengembangan
organisasi bisnis petani yaitu koperasi dan jaringan koperasi agribisnis. Visi
pengembangan koperasi agribisnis ini adalah menjadikan koperasi agribisnis
menjadi aktor utama, baik pada industri hulu maupun pada industri hilir
pertanian (agroindustri).
Percepatan industrialisasi pertanian dan diikuti dengan pengembangan
koperasi agribisnis selama PJP-II diharapkan mampu mempersiapkan kita
untuk memasuki industrialisasi tahap kedua dengan memberi prioritas pada
industri yang mungkin tidak lagi harus berbasis pertanian.
Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
R3_bab_10_edited.indd 141
141
02/04/2010 17:21:53
R3_bab_10_edited.indd 142
02/04/2010 17:21:54
Download