MODUL PI_ 13 HSN-ok - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul / Tatap Muka 13
EKONOMI INDONESIA MENUJU 2013
INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN
INDUSTRI MANUFAKTUR
Pengertian Industri :
Istilah industri mempunyai 2 arti :
1. Industri dapat berarti himpunan perusahaan-perusahaan sejenis. Dalam
konteks ini sebutan industri kosmetika, misalnya berarti himpunan perusahaan
penghasil produk-produk kosmetik, industri tekstil maksudnya himpunan
pabrik atau perusahaan tekstil.
2. Industri dapat pula merujuk ke suatu sektor ekonomi yang di dalamnya
terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
atau barang setengah jadi. Kegiatan pengolahan itu sendiri dapat bersifat
masinal, elektrikal atau bahkan manual.
Dalam buku ini, istilah industri digunakan untuk kedua pengertian tadi.
Untuk yang pertama, industri dalam arti himpunan perusahaan-perusahaan yang
sejenis, kata industri akan selalu dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis
industrinya, misalnya industri kosmetika, industri pakaian jadi, industri sepatu dan
sebagainya. Sedangkan untuk yang kedua, istilah sektor industri maksudnya
adalah sektor industri pengolahan (manufacturing), yakni sebagai salah satu
sektor produksi atau lapangan usaha dalam perhitungan pendapatan nasional
menurut pendekatan industri.
1. Industri dan Industrialisasi
Sektor industri diyakini sebagai yang dapat menyimpan sektor-sektor
lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial
‘12
1
Perekonomian Indonesia
Drs. Hasanuddin Pasiama, MS.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
inovasi dalam pembuatan antara lain besi baja, kereta api dan kapal tenaga
uap. Setelah itu, revolusi industri kedua pada akhir abad ke-18 awal abad ke19 dengan berbagai perkembangan teknologi dan inovasi. Kemudian setelah
perang dunia kedua (PD II), mulai muncul berbagai teknologi baru, seperti
produksi masal dengan menggunakan assembly line, tenaga listrik, kendaraan
bermotor, penemuan berbagai barang sintetis dan revolusi telekomunikasi,
elektronik,
bio,
komputer
dan
penggunaan
robot.
Perkembangan-
perkembangan ini semua merubah pola dan meningkatkan volume
perdagangan dunia dan memacu proses industrialisasi di dunia (Pangestu dan
Aswicahyono, 1996).
Dapat dikatakan bahwa industrialisasi
merupakan suatu proses
interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spealisasi dalam produksi
dan perdagangan antar negara yang pada akhirnya sejalan dengan peningkatan
pendapatan per kapita mendorong perubahan struktur ekonomi. Hal ini dapat
dilihat dari pengalaman dari negara-negara di Eropa yang mengalami proses
industrialisasi pertama sejak revolusi industri hingga PD II dan proses kedua
sejak PD II berakhir hingga tahun 1960-an. Pengalaman dari negara-negara
tersebut menunjukkan bahwa industrialisasi merupakan suatu proses transisi
jangka panjang dari ekonomi non industri (agraris) ke ekonomi industri,
dimana secara relatif peranan sektor industri manufaktur di dalam ekonomi
semakin kuat sedangkan peranan sektor-sektor primer semakin lemah. Ini
bukan berarti bahwa sektor pertanian dan sektor pertambangan mengalami
stagnasi atau pertumbuhan negatif, tetapi akibat perubahan pola konsumsi dari
sisi AD, dan dari sisi AS seperti progres teknologi industri, secara relatif laju
pertumbuhan output di sektor industri lebih cepat dibandingkan di kedua
sektor primer tersebut. Pengalaman tersebut juga menunjukkan bahwa
bersamaan dengan industri, sektor-sektor seperti keuangan/perbankan,
transportasi dan jasa-jasa juga ikut berkembang pesat. Pola perubahan ini
disebabkan karena adanya keterkaitan yang kuat dari sisi AS (produksi),
maupun sisi AD antara sektor-sektor tersebut dengan sektor industri.
‘12
3
Perekonomian Indonesia
Drs. Hasanuddin Pasiama, MS.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
perekonomian yang bertumpu hanya pada sektor-sektor primer mampu
mencapai tingkat pendapatan perkapita diatas US$ 500 selama jangka
panjang. (Kahn, 1979).
Hanya sebagian kecil negara di dunia, dengan jumlah penduduk yang
sedikit dan kekayaan minyak atau SDA lain yang melimpah, seperti Kuwait
dan Libia, dapat berharap mencapai tingkat pendapatan perkapita yang tinggi
tanpa lewat proses industrialisasi, tetapi hanya mengandalkan pada sektor
pertambangan (minyak). Indonesia, sebagai suatu contoh, sejak industrialisasi
dilakukan 31 tahun lalu hingga krisis ekonomi terjadi pendapatan perkapita
naik cukup pesat tiap tahun. Kalau hanya mengandalkan sektor pertanian dan
sektor pertambangan (migas) Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari
200 juga orang saat ini tidak mungkin pernah bisa mencapai laju pertumbuhan
ekonomi rata-rata per tahun 7% dan tingkat pendapatan perkapita diatas
US$ 1.000 pada pertengahan tahun 1997.
Rute industrialisasi telah menunjukkan bukti-bukti keberhasilan bagi
negara-negara industri maju, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Rusia, Amerika
Serikat, Kanada, Jepang dan Australia yang telah maju terlebih dahulu sejak
abad ke-18 dan ke-19 lalu. Melihat keberhasilan ini, banyak LCD’s, termasuk
Indonesia, yang mendapatkan kemerdekaannya setelah PD II usai, mencoba
menggunakan model-model industrialisasi yang telah berhasil diterapkan di
negara-negara industri maju tersebut (Hasibuan, 1993).
Namun perlu dipahami bahwa walaupun penting bagi kelangsungan
pertumbuhan ekonomi, industrialisasi itu sendiri bukan tujuan akhir,
melainkan hanya merupakan salah satu strategi yang harus ditempuh untuk
mendukung proses pembangunan ekonomi guna mencapai tingkat pendapatan
perkapita yang tinggi (Riedel, 1992).
Beberapa Indikator :
Hasil dari suatu proses industrialisasi dapat dilihat pada tingkat makro
dan mikro. Pada tingkat makro, hasilnya dapat diukur dengan sejumlah
indikator, diantaranya :
‘12
5
Perekonomian Indonesia
Drs. Hasanuddin Pasiama, MS.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download