urgensi maintenance software atau sistem

advertisement
TUGAS AKHIR MAKALAH MATA KULIAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“URGENSI MAINTENANCE SOFTWARE ATAU SISTEM INFORMASI
DIDALAM PERUSAHAAN”
DOSEN
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
ANGKATAN E-47
Noni Noerkaisar
P056131797.E47
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Persaingan bisnis yang semakin ketat pada era globalisasi saat ini dilatarbelakangi
oleh kemajuan teknologi khususnya pada bidang IT, sehingga harus didukung dengan
penerapan sistem informasi yang lebih baik. Sistem informasi yang baik adalah suatu
sistem terpadu atau kombinasi teratur dari seluruh elemen yang ada, baik individu,
hardware, software maupun jaringaan komunikasi, untuk meyediakan informasi yang
berguna dalam mendukung kegiatan operasional dan fungsi pengambilan keputusan dari
sebuah organisasi. Sistem informasi bertujuan untuk mendukung kinerja perusahaan,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial,
dan memperkuat posisi kompetitif perusahaan. Banyaknya manfaat yang diberikan oleh
sistem informasi membuat perusahaan berbondong – bondong berinvestasi dan beralih
menggunakan
teknologi
informasi
untuk
membantu
memecahkan
masalah
mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan yang terintegrasi, yang melintasi
berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan
proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan sistem informasi di perusahaan yang
semakin pesat dan sangat terkait dengan penggunaan software, menjadikan issue
mengenai sustainability ikut turut berkembang. Resiko dari pengabaian mengenai issue
ini akan berpotensi merusak stabilitas, peningkatan dan umur hidup sistem yang ada di
lapangan. Oleh karena itu, audit atas pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi
semakin dibutuhkan sehingga sistem yang dimiliki efektif dalam menyelesaikan
pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja. Disamping itu saat ini kesadaraan atas
pentingnya pengendalian sistem informasi di kalangan manajemen perusahaan semakin
tinggi.
1.2
Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
mengetahui urgensi maintenance didalam software atau sistem informasi.
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan
sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bisa
dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh
yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang
terdapat di dalamnya (O’Brien, 2010).
Sementara itu, Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki definisi sebagai bagian
dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti
biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi
lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini
umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang
bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya
sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Adapun tujuan umum Sistem Informasi Manajemen, yaitu :
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Menyediakan informasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa
membantu percepatan tanpa meninggalkan keakuratan, sehingga bisa
meningkatkan nilai jual perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar.
Keempat tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi
suatu
masalah,
menyelesaikan
masalah,
dan
mengevaluasi
kinerja
(informasi
akuntansidibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
2.2
Software Maintenance
Menurut McCall, 1997 kriteria yang mempengaruhi kualitas software terbagi menjadi
tiga aspek penting yaitu :
1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations).
2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product Revision)
3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product
Transition).
Dengan beragamnya tujuan perawatan perangkat lunak, maka jenis perawatan
perangkat lunak dapat dibagi menjadi empat pula, yaitu perawatan perbaikan (correction),
perawatan peningkatan kinerja (improvement), perawatan penyesuaian (adaptation), dan
perawatan pencegahan (prevention). Akan tetapi, secara umum, jenis perawatan perangkat
lunak dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar, yaitu perawatan perbaikan
(correction) dan perawatan peningkatan (enhancement). Perawatan jenis kedua mencakup
perawatan improvement, adaptation, dan prevention.
2.3
Aspek Kegiatan Maintenance
Aktivitas pemeliharaan yang pertama terjadi karena asumsi yang salah pada saat uji
coba yaitu kesalahan-kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar.
Menurut O’Brien (2005) bahwa dibutuhkan pembagian kegiatan maintenance ke dalam
empat aspek. Pemeliharaan perangkat lunak dapat dibedakan menjadi:

Adaptive, diartikan sebagai modifikasi sistem untuk mengatasi perubahan lingkungan
software. Aktivitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan
perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat
lunak yang telah dibuat.

Perfective, diartikan sebagai tindakan baru implementasi atau perubahan pengguna
peralatan yang mana memperhatikan fungsi tambahan untuk software. Aktivitas ini
terjadi pada saat perangkat lunak yang telah dibuat dan dilakukan uji cobs kemudian
dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan oleh user mungkin timbul permintaan
tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai.

Corrective, diartikan sebagai deteksi dan perbaikan masalah, yang ditemukan oleh
pengguna. Aktivitas ini terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh
pamakai baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran
yang tidak sesuai.

Preventive, diartikan sebagai peningkatan kemampuan software atau reabilitas untuk
menghindari masalah di masa yang akan datang. Pemeliharaan yang terakhir
dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak atau perangkat keras di masa
mendatang, umpamanya penambahan fungsifungsi atau melengkapi fungsi-fungsi
yang telah ada.
2.4
Maintenance Planning Activity
Aktivitas penting untuk maintenance perangkat lunak adalah perencanaan. Jika tahap
development berlangsung 1-2 tahun, maka fase maintenance berlangsung selama bertahuntahun. Memperkirakan secara akurat sumber daya yang digunakan adalah elemen kunci
dalam rencana maintenance. Sumber daya yang didalamnya termasuk biaya harus
dimasukkan dalam rencana anggaran proyek. Rencana maintenance harus dimulai dengan
membuat atau menentukan tujuan kualitas perangkat lunak. Konsep dan perencanaan
maintenance :
• Mengandung ruang lingkup (scope) maintenance perangkat lunak.
• Proses setelah perangkat lunak selesai.
• Harus diketahui siapa yang akan melakukan maintenance.
• Perkiraan biaya maintenance siklus hidup perangkat lunak.
2.5
Teknik-teknik Maintenance:
Software maintenance yang efektif dilakukan dengan teknik yang spesifik atau khusus
untuk maintenance. Beberapa teknik praktis yang biasa diapakai maintener akan dijelaskan di
bawah ini.
1.
Program Comprehension
Programmers menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan mengerti program
dalam rangka mengimplementasikan perubahan. Code browsers merupakan tools
kunci dalam program comprehension. Dokumentasi yang singkat dan jelas dapat
membantu dalam program comprehension. Berdasarkan atas pentingnya subtopic ini,
maka IEEE Computer Society mengadakan pelatihan yang diadakan setiap tahunnya
mengenai program comprehension.
2.
Re-engineering
Reengineering biasanya tidak dilakukan untuk meningkatkan kemudahan melakukan
maintenance (maintainability) namun untuk mengganti legacy system yang sudah
berumur. Arnold [Arn92] membahas topic ini secara luas meliputi konsep, tools,
teknik, studi kasus, dan resiko dan keuntungan re-engineering. Refactoring atau
transformasi program yang mengorganisasi ulang (reorganisasi) tanpa mengubah
perilaku sistem sekarang digunakan dalam reverse engineering untuk meningkatkan
struktur program berorientasi objek.
3.
Reverse engineering
Reverse
engineering
adalah
proses
menganalisa
subjek
sistem
untuk
mengindentifikasi komponen sistem dan hubungan yang terjadi di dalamnya untuk di
representasikan dalam bentuk lain atau pada level abstraksi yang lebih tinggi. Reverse
engineering dilkukan secar pasif, artinya tidak mengubah sistem atau menghasilkan sistem
yang baru. Sebuah usaha reverse engineering sederhana mungkin menghasilkan sesuatu yang
disebut graphs dan control flow graphs dari source code. Jenis dari reverse engineering
antaralain redocumentation dan design recovery [DT97]. Date Reverse Engineering
mempunyai pengaruh penting beberapa tahun belakangan. Topic Reverse engineering
menjadi bahan diskusi dalam acara tahunan Working Conference on Reverse Engineering
(WCRE).
4.
Impact Analysis
Impact analysis mengidentifikasi keseluruhan sistem dan produk sistem yang
dipengaruhi oleh permintaan perubahan (change request) dan membuat perkiraan sumber
daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan. Dilakukan setelah permintaan perubahan
(change request) diterima oleh configuration management process. Beberapa hal penting
tentang impact analisis:
Menentukan ruang lingkup perubahan untuk perencanaan dan implementasi.
Membuat perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
secara akurat.
Menganalisa untung / rugi perubahan yang diminta.
Melkukan komunikasi dengan bagian lain tentang kompleks tidaknya perubahan
yang dilakukan.
BAB III
PEMBAHASAN
Suatu software atau sistem informasi dibeli atau dibuat oleh suatu organisasi dengan
harga yang tinggi sehingga ketika suatu software rusak maka akan membutuhkan biaya
tambahan jika harus mengganti software tersebut. Software maintanence juga menjadi bagian
dari keberlangsungan sebuah software (software sustainment).
Software yang dapat di
maintenance akan mendukung perusahaan dalam memecahkan solusi sesuai dengan
perubahan lingkungan bisnis. Bila suatu software tidak dapat di maintenance maka sofrware
tersbut tidak dapat mendukung kinerja dari perusahaan atau pengguna. Oleh karena itu,
software maintenance menjadi sangat penting karena memberikan porsi yang besar dalam
biaya lifecycle keseluruhan dan ketidakmampuan untuk melakukan perubahan software
secara cepat dan reliable, yang berarti bahwa jika hal tersebut tidak dapat terpenuhi, maka
perusahan akan kehilangan peluang bisnis yang dimiliki.
Berdasarkan uraian diatas maka, terdapat beberapa alasan pentingnya pemeliharaan
software atau system maintenance:
1. Mengurangi pengeluaran dalam bidang investasi teknologi.
2. Dapat membantu perusahaan memecahkan masalah dengan tetap mengikuti
perubahan lingkungan dan prosedur yang terjadi.
3. Membuat software tersebut menjadi kategori software berkualitas.
4. Agar dapat mengambil peluang bisnis yang ada, dengan maintenance software atau
sistem informasi, akan mengevaluasi sistem yang ada dan memodifikasinya, bila
sebuah sistem usang atau rusak maka organisasi tidak akan dapat mengambil peluang
bisnis yang ada dengan proses yang efektif dan efisien.
5. Memperbaiki Kesalahan, maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan
permasalahan yang muncul saat sistem dioperasikan. Maintenace dapat digunakan
untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman atau kelemahan selama proses
pengembangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, sehingga kesalahan
tersebut dapat diperbaiki.
6. Menjamin dan meningkatkan kinerja sistem, kajian pasca implementasi sistem
merupakan salah satu aktivitas maintenance yang meliputi tinjauan sistem secara
periodik. Tinjauan periodik atau audit sistem dilakukan untuk menjamin sistem
berjalan dengan baik, dengan cara memonitor sistem secara terus-menerus terhadap
potensi masalah atau perlunya perubahan terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user
menemukan errors pada saat sistem digunakan, maka user dapat memberi umpan
balik atau feedback kepada spesialis informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal
ini yang menjadikan system maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena
system
maintenance
akan
senantiasa
memastikan
sistem
baru
yang
di
implementasikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan penggunaanya
melalui mekanisme umpan balik.
7. Menjaga system update dengan modifikasi sistem, selain sebagai proses perbaikan
kesalahan dan kajian pasca implementasi, system maintenance juga meliputi proses
modifikasi terhadap sistem yang telah dibangun karena adanya perubahan dalam
organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system maintenance menjaga
kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-modifikasi sistem yang
dilakukan.
8. Menjaga agar software tidak menjadi using.
Keusangan software atau sistem informasi akan merugikan organisasi, organisasi
menjadi tidak optimal dalam memanfaatkan software pun menghasilkan kinerja yang
tidak optimal, sehingga proses maintenance menjaga hal ini agar keusangan tidak
terjadi.
9. Mencegah error disaat pengoperasian, karena bila kerusakan saat pengoperasiaan
akan mengeluarkan biaya hingga 200 kali lipat atau 1000 kali lipat.
10. Untuk memfasilitasi kebutuhan maintenance di masa mendatang agar biayanya tidak
terlalu mahal, segala sesuatunya dipersiapkan dari sekarang, misal; coding, database
restructuring
BAB IV
KESIMPULAN
Biaya pemeliharaan perangkat lunak telah terus menerus naik selama 25 tahun
terakhir. Membuat beberapa perusahaan membelanjakan 80% atau lebih dari anggaran sistem
mereka pada pemeliharaan perangkat lunak. Melihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk membangun sebuah sistem informasi baru, membuat perusahaan harus bisa
memelihara atau maintenance sistem informasi yang telah dimiliki atau dibeli untuk dapat
memberikan penghematan bagi perusahaan dalam hal biaya. Dengan adanya proses
maintenance yang dilakukan secara rutin dan berkala, perusahaan dapat dengan mudah
melakukan penyesuaian terhadap lingkungan bisnis yang terus berkembangan dan
memanfaatkan peluang bisnis yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu
pentingnya pemeliharaan (maintenance) dan pengembangan suatu software atau sistem
bertujuan agar software selalu dalam keadaan siap pakai.
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien, James A. dan Marakas, George M. 2011. Management Information Systems, 10th
Edition. McGraw-Hill/ Irwin : New York.
Analisa.
2010.
Urgensi
Maintaibility
dari
Suatu
Software.
http://analisa.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/08/01/apa-urgensi-maintainability-dari-suatusoftware/. Diakses 2 Februari 2014.
Hertati, komala. 2013. Urgensi Maintenance Software (Dalam Konteks Implementasi Suatu
Sistem Informasi Di Organisasi). http://komala.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2013/10/03/UrgensiMaintenance–Software Dalam-Konteks-Implementasi-Suatu-Sistem–Informasi-Di-Organisasi/.
Diakses 2 Februari 2014.
Aknesia, Vharessa. 2013. Urgensi Maintenance didalam Software atau Sistem Informasi.
Http://Vharessa.Blogstudent.Mb.Ipb.Ac.Id/2013/10/03/
Software-Atau-Sistem /. Diakses 2 Februari 2014.
Urgensi-Maintenance-Didalam-
Download