Peranan Legislatif dalam Mendukung Perwujudan Ketahanan Pangan

advertisement
Peranan Legislatif dalam
Mendukung Perwujudan
Ketahanan Pangan
Oleh :
Dr. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si
Pimpinan Komisi IV DPR RI
Disampaikan dalam Lokakarya Penas XV Tahun 2017 di Aula Kejaksaan Tinggi Aceh pada Tanggal 7 Mei 2017
Gambar. Pendekatan
Sistem Dalam Menuju
Indonesia Yang Maju, AdilMakmur, dan Berdaulat
INDONESIA SAAT INI
DINAMIKA GLOBAL
 Kenaikan Penduduk
 Kemajuan IPTEK
 Global Climate Change
 Multipolar World
A. EKONOMI
•
• PDB/Kapita = $ 4.200Kapasitas
• Teknologi = Kelas – 3
• Koefisien Gini = 0,42
• IPM = Rendah
• LH = Buruk – Sedang
•
•
•
•
•
B. SOSBUD
Pertumbuhan
> 7%/Tahun
• Kesehatan & Gizi
Pemerataan
• Pendidikan
income
• Revolusi Mental
Daya Saing
• IMTAQ
Kedaulatan
Pangan dan Energi D. LINGKUNGAN
Infrastuktur
Moneter & fiskal • RTRW
• Pengendalian
C. POLHUKAM pencemaran
• Konservasi
biodiversity
• Good Governance
• Mitigasi
• Masyarakat
& Adaptasi Bencana
Meritokrasi
Alam
•Berdaulat politik
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
INDONESIA MAJU, ADIL,
MAKMUR DAN
BERDAULAT
• PDB/Kapita >$ 11,750
• KapasitasTeknologi =
Kelas – 1
• Koefisien Gini < 0,3
• IPM = Tinggi
• Kualitas LH = BaikSangat Baik
POTENSI
PEMBANGUNAN
INDIKATOR MAKRO PERTANIAN TAHUN 2011-2017
Indikator Makro
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017 *)
Pertumbuhan PDB
Pertanian (%)
3,47
4,58
3,85
3,85
3,31
3,25
3,25
Penyerapan Tenaga
Kerja (juta orang)
39,1
39,6
39,22
38,97
37,75
37,77
37,77
104,58
105,24
104,95
102,04
102,83
101,40
99,80
22,77
17,66
15,84
15,16
13,58
6,09
10,92
9.614,5
1.243,6
9.728,9
1.621,7
6.949,2 13.357,9 12.366,4
1.616,6 2.237,5 2.147,1
21.464,6
1.638,1
21.464,6
1.638,1
Nilai Tukar Petani
Neraca Perdagangan
Pertanian (US$
miliar)
Investasi
PMDN (Rp miliar)
PMA (US$ juta)
Keterangan :
*) PDB = BPS, 2017
TK = SAKERNAS, Agustus 2016
NTP Bulan Maret 2017
Neraca Perdagangan Data diolah Pusdatin, Desember 2016
Investasi BKPM 2016
Sumber : Kementan Per April 2017
• Indonesia negara ARCHIPELAGO, luas daratan sekitar 1.890.739 km2 &
lautan 6.315.222 km2 (BIG,2016)  karakteristik beragam
• Tantangan yang dihadapi adalah pemenuhan kebutuhan pangan untuk 255
juta jiwa dengan pertumbuhan 1,49%/th, sementara GAP antara
konversi lahan dengan pencetakan lahan baru semakin besar
• Indeks kelaparan Indonesia (Global Hunger Index) 2016, masuk katagori
“Serius” dengan skor 21,9 jauh dibawah malaysia dengan skor 9,7
• 7,6% dari populasi Indonesia mengalami kekurangan gizi, dan 36,4% dari
populasi anak usia balita mengalami kuntet/stunted growth (world bank,
2017)
Analisis Situasional Pangan Nasional
FOOD, FUEL, FEED
PASAR INTERNASIONAL
LAHAN
Konversi lahan
meningkat
Penguasaan pasar internasional oleh
sekelompok korporasi
Diversifikasi
Konsumsi pangan
lambat
Kualitas lahan turun
TEKNOLOGI
KELEMBAGAAN
SUPPLY
PASAR
DEMAND
Pendapatan
masyarakat
meningkat
Permodalan
Organisasi petani
Institusi pendukung
SARPRAS
Penyediaan sarpras yg
kurang
Harga fluktuatif
Pertumbuhan
penduduk
meningkat
LUAS BAKU LAHAN PERTANIAN 62,50 Jt Ha
Sawah
Baku
Jt Ha
Realisasi
Jt Ha
Target
Jt Ha
Sawah
8.11
15.50
24.33
Tegal/
Kebun
12.01
0
12.01
Ladang/H
uma
5.02
5.02
10.04
Lahan
Tidur
11.68
0
35.16
Lahan
Perkebun
an
23.48
23.48
38.01
Ladang
Pengemb
alaan
2.19
2.19
3.19
Total
62.50
46.19
114.74
Uraian
Luas: 8.11 Jt Ha
Sawah Irigasi
4,1
Luas
Jt ha
2x Tanam
Perlu normalisasi
Non Irigasi
4,0
Luas
Jt ha
1x Tanam
Ladang
Pengembalaan
Huma/Ladang
Luas: 5.02 Jt Ha
1x Tanam
Luas 2,19 Jt Ha
Lahan Tidur
Perlu embung
Luas: 11.68 Jt Ha
0x Tanam
Perlu embung
Regulasi tanah terlantar
PP 11/2010 psl 9-13
Sumber: BPS (2014) & Kementan (2017)
5,74%
Bawang
Padi
2016
: 79,1 jt ton
…………………..……............…
2016 : 1,3 jt ton
2015 : 75,4 jt ton
2015 : 1,2 jt ton
2016 : 0,56 jt ton
…………………..……..............…
2015 : 0,54 jt ton
3,92%
3,93%
Telur Unggas
2016 : 1,91 jt ton
Daging Unggas
2016 : 2,14 jt ton
……...............………………..……
2015 : 1,84 jt ton
Cabai
2016 : 23,2 jt ton
…………………..……….....
2015 : 19,6 jt ton
…………………………………
Daging Sapi/kerbau
-8,06%
Jagung
………………........……..……
…………………………………
3,7%
9,95%
18,10%
……………..............………..……
2015 : 2,06 jt ton
2016 : 2,1 jt ton
…………………..……........…
2015 : 1,9 jt ton
…………………………………
4,97%
5,02%
Daging Kambing/Domba
2016 : 0,11 jt ton
…………………..………........
2015 : 0,10 jt ton
7
Sumber : Kementan per April 2017
Capaian PPH Konsumsi 2010-2014
Sumber data : Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan, BKP 2014
• Secara umum, capaian PPH masih belum mencapai target Renstra 20102014, namun sudah melebihi target Roadmap Diversifikasi Pangan 20102015.
• Target Renstra menggunakan capaian PPH 95 pada tahun 2015,
sedangkan Roadmap Diversifikasi pangan menggunakan capaian PPH 95
pada tahun 2025.
Capaian PPH Konsumsi 2012-2016
2012
Uraian
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
T
R
2013
T
2014
R
T
2015
R
T
2016
R
T
R
89.8 83.5 91.5 81.4 82.5 83.4 84.1 85.2 86.2 86.0
Sumber: Susenas 2012-2016 BPS. diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran
oleh BKP
• Secara umum, capaian PPH masih belum mencapai target Renstra 20102014, namun sudah melebihi target Roadmap Diversifikasi Pangan 20102015.
• Target Renstra menggunakan capaian PPH 95 pada tahun 2015,
sedangkan Roadmap Diversifikasi pangan menggunakan capaian PPH 95
pada tahun 2025.
Perkembangan Penduduk Rawan Pangan
Secara umum, persentase penduduk rawan pangan relatif tetap, namun
demikian persentase penduduk tahan pangan cenderung menurun. Hal ini
diduga karena pendapatan/peningkatan pendapatan masyarakat tidak
dimbangi dengan peningkatan konsumsi pangan.
Sumber data : Susenas BPS, Kementan (2017) diolah
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT
TERWUJUDNYA
KETAHANAN PANGAN
Ketergantungan pada
bahan pangan tertentu;
sebaran produksi
pangan tidak merata
Konversi lahan
pertanian yang masih
tinggi
Lahan pertanian
semakin menyempit;
fragmentasi lahan;
degradasi lahan
Keterbatasan akses
permodalan dan
pembiayaan; teknologi
informasi
Kapasitas SDM yang
masih harus
ditingkatkan
Adopsi inovasi teknologi
masih relatif rendah
Sarana dan prasarana
produksi pertanian
masih perlu ditingkatkan
Penerapan teknologi
pengolahan dan
pascapanen masih
konvensional
Perlu dukungan dan
pengawalan Pemasaran
dan distirbusi produk
pertanian
Langkah Strategis Mewujudkan Ketahanan Pangan
KEBIJAKAN
NASIONAL
EKSTENSIFIKASI, INTENSIFIKASI, DIVERSIFIKASI
AIr
Lahan
Perbenihan dan
Pembibitan
Pupuk
PELAYANAN &
FASILITAS
Langkah Pokok
Pembangunan Pertanian
SDA
SDM
SISTEM AGRIBISNIS
Pertanian
MODAL
TEKNOLOGI
KELEMBA
GAAN
ON
HULU
HILIR
FARM
LINGKUNGAN
STRATEGIS
PASAR GLOBAL
1
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
2
PERLUASAN AREAL TANAM
3
PENGAMANAN PRODUKSI
PENGUATAN
4 KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN
Manajemen
Tanam
Infrastruktur
Sarpras
Kelembagan,
SDM
FASILITASI
PROGRAM
KEGIATAN:
 APBN
 Subsidi
 APBD
 Kredit
 Swasta
 Swadaya
PERSAINGAN
KOMODITAS
OTONOMI DAERAH
PERAN DPR RI : FUNGSI PENGAWASAN,FUNGSI ANGGARAN,
FUNGSI LEGISLASI
K
E
T
A
H
A
N
A
N
P
A
N
G
A
N
Peranan DPR RI dalam Mendukung Mewujudkan Ketahanan Pangan
KEWAJIBAN PEMERINTAH
Mengelola stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok
Mengelola cadangan pangan pokok pemerintah
Mengelola distribusi pangan pokok
Mewujudkan pemenuhan pangan yang bergizi kepada masyarakat
[P. 13]
Peranan Komisi IV DPR RI Bidang Legislasi [1]
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
(UU SBT)
Mengatur mengenai tata budidaya tanaman pertanian yang baik dari
penanaman hingga pengolahan pascapanen agar menghasilkan produk
pertanian yang berkualitas dan efisien
Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
Mengatur mengenai fungsi dan tugas tenaga penyluh dalam meningkatkan
kapasitas petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan dan
masyarakat sekitar hutan
Undang-Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
Mengatur mengenai sistem dan proses dalam merencanakan dan
menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina,
mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya
secara berkelanjutan.
Peranan Komisi IV DPR RI Bidang Legislasi [2]
Undang-Undang No 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura
Mengatur mengenai pengelolaan usahatani tanaman hortikultura sehingga dapat
bersaing dengan produk hortikultura Impor. Serta mengatur batas maksimum
investasi PMA bidang hortikultura sebesar 30%
Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
Mengatur mengenai pengelolaan dan penyelenggaraan pangan untuk mencapai
ketahanan pangan secara mandiri dan berdaulat dengan mengoptimalkan
diversifikasi pangan melalui pangan lokal. Serta mengamanatkan untuk
membentuk kelembagaan pangan
Undang-Undang No 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani
Mengatur mengenai strategi perlindungan dan pemberdayaan petani yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui asuransi
usahatani, unit khusus pertanian di sektor perbankan untuk memberikan
akses perbankan serta permodalan, konsolidasi lahan pertanian
Peranan Komisi IV DPR RI Bidang Legislasi [3]
Undang-undang No 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
Mengatur mengenai perlindungan, pengelolaan, konservasi, rehabilitasi,
memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan dan dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
UU No 32Tahun 2014 tentang Kelautan
Sebagai cetak biru pembangunan kelautan Indonesia
UU No 41Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Untuk menjamin ketersediaan produksi hewan ternak dan produk hewan
baik segar maupun olahan dengan memperioritaskan produksi lokal
Peranan Komisi IV DPR RI bidang Anggaran
ANGGARAN
(Rp 000)
2009
9.820.774.535
2010
8.038.049.108
2011
17.601.456.589
2012
18.843.722.214
2013
17.819.545.212
2014
15.470.610.980
2015
32.797.980.657
2016
31.507.186.127
APBNP 2016
27.635.526.063
APBN 2017
22.107.123.492
Program dan Kegiatan Terkait,
diantaranya :












UPSUS Pajale dan Siwab
Rastra
Bantuan alsintan
Bantuan benih dan pupuk
Bantuan sarana dan prasarana
Pengembangan Usaha Pangan
Masyarakat (toko tani indonesia)
Kawasan Rumah Pangan Lestari
Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (LDPM)
Kawasan Mandiri Pangan (KMP)
Pengawasan Keamanan dan Mutu
Pangan Segar
Peningkatan kesejahteraan petani
kecil
Bantuan akses permodalan
Penutup
PENUTUP
Ketahanan pangan sebagai landasan mewujudkan masyarakat yang sejahtera
memerlukan kontribusi secara maksimal seluruh stakeholder dan masyarakat, yang
sebagai suatu sistem harus diperkuat oleh subsistem-subsistem pendukung melalui
sinkronisasi dan pengintegrasian pengamatan dalam mengambil suatu tindakan dan
kebijakan.
Perlu merumuskan strategi komprehensif dan integratif yang mampu mengikuti dinamika
dalam pembangunan pertanian, dan membentuk kelembagaan pangan yang kuat yang
berfungsi sebagai stabilisator harga dan pasokan pangan serta penguatan institusiinstitusi pangan lokal di tingkat desa yang dilakukan secara profesional
Pemerintah perlu melakukan pemetaan terhadap potensi hasil pertanian di masingmasing daerah yang akan dikembangkan, dan menetapkan kawasan pertanian
berdasarkan kearifan lokal
Merubah paradigma dan kebijakan Pertanian dari fokus kepada ekstensifikasi dan
intensifikasi menjadi diversifikasi pangan melalui pengembangan bahan pangan
alternatif sesuai karakteristik daerah/wilayah
Memperbaiki tata kelola pertanian, infrastruktur dan sarana prasarana produksi
pertanian, serta penguatan kelembagaan petani merupakan titik kritis dalam upaya
mewujudkan ketahanan pangan nasional
Terima kasih
Komisi IV DPR RI
Bidang Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan
dan Perikanan , dan Ketahanan Pangan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Jl. Jend Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270
Download