perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN PENGARUH PENDAMPINGAN KELUARGA DAN PARAMEDIS TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER YANG MENDAPAT TERAPI PALIATIF ( Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya ) Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh SUKARNIK S. 541208085 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGATAR Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa atas kehadirat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul “ Perbedaan pengaruh pendampingan keluarga dan paramedis terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas medokan Ayu Surabaya “ sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai derajat Magister di Bidang Pendidikan Profesi kesehatan pada Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal tesis ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari banyak pihak. Untuk itu dengan segala hormat penulis menyampaikan terma kasih Kepada : 1. Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S, selalu Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menempuh studi lanjut. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan fasilitas kepada saya dalam menyesesaikan studi. 3. Dr. Hari Wujoso, dr.Sp.F,M.M, selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Negeri sebelas Maret Surakarta, yang banyak telah memberikan fasilitas serta kebijakan dalam proses pendidikan. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Prof. Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, phD, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta penuh kesabran dalam memberikan arahan serta bimbingan dalam penulisan tesis ini. 5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, , selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta penuh kesabran dalam memberikan arahan serta bimbingan dalam penulisan tesis ini. 6. Seluruh dosen pascasarjan yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya untuk kemajuan penulis. 7. Bapak / Ibu Kepala Puskesmas beserta stafnya Medokan Ayu Surabaya yang telah memberikan tempat penelitian dan dukungan pada saya. 8. Teman – teman seperjuangan di pascasarjana yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tetap semangat. 9. Dan tak lupa pada sekeluarga yang mendukung semangat dan mendampingi dalam mengejakan penelian ini Penulisan menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan usulan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaiakan usulan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga usulan tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Surabaya, Agustus 2014 commit to user vi Penulis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sukarnik. S541208085.2014. Perbedaan Pengaruh Dan Paramedis Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi Paliatif di Surabaya. TESIS. Pembimbing I : Prof. Bhisma Murti,dr.,MPH.,Msc.,PhD, Pembimbing II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Latar belakang :Penyakit yang tergolong belum dapat disembuhkan adalah penyakit kanker, degeneratif, paruobstruksikronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, penyakit genetika dan infeksi. Menghadapi kenyataan yang tidak mudah ini penderita penyakit terminal selain memerlukan pengobatan untuk fisiknya, juga memerlukan dukungan terhadap kebutuhan psikologis, social dan spiritualnya, supaya penderita dapat tetap mempunyai kualitas hidup yang baik sehingga kalaupun benar-benar tidak mengalami kesembuhan, penderita tetap dapat melewatkan akhir kehidupannya , sejahtera, beriman dan bermartabat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pendampingan keluargadanpara medic terhadap tingkat kecemasan penderita paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. Penelitian : Penelitihan ini merupakan penelitian observasional Analitik dengan cross sectional. Populasi sumber dalam penelitian ini adalah Semua penderita Puskesmas Medokan Ayu Surabaya sebanyak 30 orang .Sampel dalam penelitian ini adalah Semua penderita kanker 30 orang. Teknik menggunakan teknik total Sampling. instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan regresi logistic berganda. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negatif dan secara statistic signifikan antara pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,29; CI 95% = 0,05 – 2,94, p = 0,035).Terdapatpengaruh negative antara pendampingan paramedis dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,39; CI 95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026). Model regresi logistic menunjukkan variable bebas (Tingkat Cemasan )secara bersama – sama mampu menjelaskan Pendampingan keluargadan pendampingan paramedis. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah Perbedaan pengaruh pendampingan keluarga dan pendampingan paramedic akan menurunkan pada tingkat kecemasan orang menderita penyakit kanker. Kata Kunci :Pengaruh pendampingan keluarga, pendampingan paramedis, tingkat kecemasan, pasienkanker. commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sukarnik. S541208085.2014. THE DIFFERENT EFFECT OF FAMILY AND PARAMEDIC FACILITATIONS ON ANXIETY LEVEL IN CANCER PATIENTS RECEIVING PALLIATIVE THERAPY. THESIS. Supervisor I : Prof. Bhisma Murti,dr.,MPH.,Msc.,PhD, Supervisor II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Family Medical Magister, Postgraduate Program Sebelas Maret University ABSTRACT Background: The diseases belonging to intractable ones are cancer, degenerative, chronic obstructive pulmonary, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, genetic and infectious. Facing this difficult reality, the patients with terminal diseases in addition to requiring physical treatment also requires support for their psychological, social and spiritual needs in order to keep having a good quality of life so that despite no recovery, the patients remain to be able to pass through their end of life, prosperous, have faith and self-esteem. This research aimed to analyze the effect of family and paramedic facilitations on anxiety level of palliative patients in Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Method: This study was an analytical observational research with cross-sectional design. The source population in this research was all patients of Puskesmas Medokan Ayu Surabaya consisting of 30 persons. The sample of research was all cancer patients consisting of 30 persons. The sampling technique used was total sampling. The research instrument used was questionnaire. Technique of analyzing data used was a multiple logistic regression. Result: The result of research showed that there was a statistically significant negative effect of family facilitation on anxiety level in cancer patients receiving palliative therapy (OR 0.29; CI 95% = 0.04 – 2.38, p = 0.026). The logistic regression model showed that independent variable (Anxiety Level) could simultaneously explain family and paramedical facilitations. Conclusion: The conclusion of research was that the different effect of family and paramedic facilitations would decrease anxiety level of people with cancer disease. Keywords: The effect of family facilitation, paramedic facilitation, anxiety level, cancer patient. commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i LEMBAR PENGEASAHAN PEMBIMBING ....................................... ii KATA PENGANTAR .............................................................................. iii ABSTRAK ................................................................................................ v ABSTRACT ............................................................................................... vi DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6 1. Pendampingan.................................................................................... 6 a. Pendampingan Keluarga ............................................................... 8 1. Pengertian ............................................................................. 8 2. Fungsi ................................................................................... 10 3. Tugas .................................................................................... 11 b. Pendampingan Paramedis ............................................................. 16 commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Cemas ................................................................................................ 17 a. Pengertian ..................................................................................... 17 b. Gejala ............................................................................................ 20 c. Faktor ............................................................................................ 22 3. Kanker................................................................................................ 24 4. Paliati ................................................................................................. 33 a. Pengertian ..................................................................................... 33 b. Tujuan ........................................................................................... 35 c. Peran ............................................................................................. 36 B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 43 C. Kerangka Berfikir................................................................................... 48 D. Hipotesis................................................................................................. 49 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 51 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 51 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 51 C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 51 D. Kerangka Penelitian ............................................................................... 53 E. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 54 F. Instrumen Penelitian............................................................................... 55 G. Prosedur Pengelolaan Data..................................................................... 59 H. Teknik Analisa Data ............................................................................... 60 BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN ..................................................... 62 A. Deskripsi Karakteristik Responden ........................................................ 62 commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Karakteristik Responden Umum................................................... 62 2. Karakteristik Responden Khusus.................................................. 64 B. Pegujian Hipotesis ................................................................................. 65 1. Pengaruh Pendampingan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan 65 2. Pengaruh Pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasan 66 3. Analisis Multivariabel................................................................... 66 C. Pembahasan ............................................................................................ 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 72 A. Kesimpulan............................................................................................. 72 B. Saran ...................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Terapi Paliatif Holistik .............................................................. 39 Tabel 2.2 Kerangka Berpikir....................................................................... 49 Tabel 2.3 Kerangka Penelitian .................................................................... 53 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Umur................................................... 62 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Status .................................................. 63 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Pekerjaan ............................................ 63 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Jenis Kelamin ..................................... 63 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Pendampingan Keluarga..................... 64 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Pendampingan Paramedis................... 64 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Tingkat Kecemasan ............................ 65 Tabel 4.8 Karakteristik Responden Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat kecemasan ..................................................... 65 Tabel 4.9 Karakteristik Responden Pendampingan Paramedis Terhadap Tingkat kecemasan ..................................................... 66 Tabel 4.10 Analisis Multivariabe................................................................ l66 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Keluarga ................................................................................ 12 Gambar 2.2 Proses Perkembangan Kanker............................................... 26 Gambar 2.3 Perkembang Sel Kanker ........................................................ 27 Gambar 2.4 Sel Sel Kanker....................................................................... 29 Gambar 2.5 Type Kanker ......................................................................... 30 Gambar 2.6 Type Sel Kanker.................................................................... 31 Gambar 2.7 Perkembangan Sel Kanker ................................................... 32 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ..................................................... 77 Lampiran 2 Surat Ijin penelitian ................................................................. 77 Lampiran 3 Kuesioner................................................................................. 78 Lampiran 4 Lembar Permohonan Responden............................................. 83 Lampiran 5 Lembar persetujuan Responden............................................... 84 Lampiran 6 Rekapitulasi data Umum ......................................................... 85 Lampiran 7 Rekapitulasi Pendampingan Paramedis................................... 86 Lampiran 8 Rekapitulasi Pendampingan Keluarga..................................... 87 Lampiran 9 Rekapitulasi Tingkat Kecemasan ............................................ 88 Lampiran 10 Data Penelitian....................................................................... 89 Lampiran 11 Hasil Uji Reliabititas Variabel Pendampingan Keluarga ...... 93 Lampiran 12 Hasil Uji Reliabititas Variabel Pendampingan Paramedis ... 95 Lampiran 13 Hasil Uji Reliabititas Variabel Tingkat Kecemasan.............. 96 Lampiran 14 Hasil Logistic Regression...................................................... 97 Lampiran 15 Kartu Konsultasi Penyusunan Tesis ...................................... 104 commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidaklah mudah bagi siapapun untuk menerima kenyataan bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan (incurable), terlebih bila sudah berada pada tahap terminal (stadium lanjut), sebab itu berarti prognosisnya adalah kematian. Penyakit yang tergolong belum dapat disembuhkan adalah penyakit kanker, degeneratif, paru obstruksi kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan infeksi seperti HIV/AIDS (SK Menkes: 812/Menkes/SK/VII/2007). Menghadapi kenyataan yang tidak mudah ini penderita penyakit terminal selain memerlukan pengobatan untuk fisiknya, juga memerlukan dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritualnya, supaya penderita dapat tetap mempunyai kualitas hidup yang baik sehingga kalaupun benar-benar tidak mengalami kesembuhan, penderita tetap dapat melewatkan akhir kehidupannya dengan tenang, sejahtera, beriman dan bermartabat.( Daniati,2013). Perawatan pada penderita paliatif (dari bahasa Latin “'palliare” untuk jubah) adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id 2 digilib.uns.ac.id dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan. Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks. (Daniati,2013). Bagi penderita di samping masalah-masalah fisik akan muncul pula respon psikologis seperti rasa tak berdaya, sedih, takut, cemas, marah, putus asa dan sebagainya. Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada hubungannya berbagai perasaan yang sifatnya difuss, yang sering bergabung atau disertai gejala jasmani. (Hawari,D,2013). Tingkat kecemasan menurut Stuart & Sudden (1998), dapat terbagi menjadi 4, yaitu kecemasan ringan atau mild anxiety yaitu suatu kecemasan yang masih ringan, kecemasan sedang atau moderate yaitu suatu kemampuan yang menyempit, ada gangguan atau hambatan dalam perbaikan dirinya, terjadi peningkatan respirasi dan denyut nadi, kecemasan berat atau severe yaitu adanya perasaan-perasaan canggung terhadap waktu atau perhatian, persepsi menurun, tidak konsentrasi, kesulitan komunikasi, hyperventilasi, tachicardi, mual dan sulit kepala, dan yang terakhir adalah panik atau panic yaitu individu sangat kacau sehingga berbahaya bagi diri maupun orang lain. Tidak mampu bertindak, berkomunikasi dan berfungsi secara aktif. (Hawari,D,2013). commit to user 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Persoalan yang berkaitan dengan penyakit terminal tidak hanya berhenti pada kecemasan penderita tetapi juga keluarga penderita. Selama merawat anggota keluarganya, mereka mengalami kelelahan fisik dan gejolak psikologis yang tidak ringan. Ketika kemudian penderita meninggal dunia mereka akan merasakan kehilangan yang besar (bereavement) dan kesedihan (grief) sehingga mereka juga memerlukan pendampingan.(BPKB,JawaTimur,2001). Pendampingan pada penderita tidak dapat dipisahkan dari kejadian perawatan secara keseluruhan. Ini merupakan suatu bagian dari proses keperawatan. Pendampingan pada pasien penderita paliatif akan berhasil jika pasien membutuhkan pendampingan penting yang dibutuhkannya. Pendampingan pasien diatur secara individual. Kebutuhan perawatan dan pendampingan pasien secara spesifik akan menentukan cara intervensi dari perawat. .(BPKB,JawaTimur,2001). Selain dari perawat, sudah sewajarnya jika keluarga pada umumnya lebih dekat dengan pasien daripada perawat. Karena hubungan ini sudah terjalin dalam waktu yang lebih panjang dan tidak hanya terbatas pada hubungan pemberian bantuan. Disamping itu keluarga mengenal pasien bukan sebagai orang luar (lain). (Margaret,I,2013). Suatu hubungan yang baik antara yang membutuhkan perawatan dan yang memberikan perawatan penting bagi pendampingan pasien yang baik. Jadi mengikutsertakan keluarga maupun non keluarga akan bermanfaat bagi pasien. Oleh karena itu penting sekali untuk mengikutsertakan keluarga commit to user perpustakaan.uns.ac.id 4 digilib.uns.ac.id maupun non keluarga sebagai pendamping untuk mengontrol tingkat kecemasan penderita. (Hawari,D,2013). Dari uraian latar belakang di atas, peneliti hendak meneliti tentang “Perbedaan Pengaruh Pendampingan Keluarga Dan Paramedik Terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Kanker yang mendapat Terapi Paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yang terdiri dari: 1. Apakah terdapat pengaruh pendampingan keluarga terhadap tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi Paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya? 2. Apakah terdapat pengaruh pendampingan paramedik terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh pendampingan keluarga dan paramedik terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi Paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. b. Menganalisis pendampingan paramedik Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. c. Menganalisis pengaruh pendampingan keluarga dan paramedik terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan wawasan bagi ilmu kesehatan mengenai pentingnya pendampingan keluarga dan paramedic terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. 2. Manfaat Praktis Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan yang berharga bagi Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif, keluarga penderita, para medis maupun konselor. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. PENDAMPINGAN PendampinganmerupaKan suatu aktivfitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan,pengajaran pengarahan dalam kelompok yanglebih berkonotasi pada pengusai, mengendalikan dan mengontrol . kat pendampingan lebih bermaknapada kebersamaan, kesejajaran , samping menyamping, dan karena kedudukan antara keduanya ( Pendampingan dan yang didampingi ) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasa dan bawahan. Hal ini bahwa implikasi bahwa peran pendampinganhanya sebatas pada memberi alternatif, saran dan bantuankonsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan. ( BPKB, Jawa Timur, 2001 ) Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas) yang diberikan pendamping kepada klien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kemandirian klien secara berkelanjutan dapat diwujudkan (Direktorat Bantuan Sosial, 2007: 4). Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan atau kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangaka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan kelompok. Pendampingan diupayahkan untukmenumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri. commit to user 6 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok yang berangakat dari kebutuhan dan kemampuan yang didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh danuntuk anggota kelompok serta mengembangkan kesetiakawan dan soladiritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yangutuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peran pendampingan Kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi permasalahan pendampingan secara sendirian dan pendampingan adalah kelompok. Dikatakan pendampingan karena yang melakukan kegiatan pemecahan masalah itu bukan pendamping. Pendamping hanya berperan untuk mefasilitasi bagaimana memecahkan masalah secara bersama – sama dengan masyarakat, mulai dari tahap mengidentifikasi permasalahan, mencarai alternatif pemecahan masalah sampai dengan implimentasi. Dalam upaya pemecahan masalah, peran pendampingan hanya sebatas pada memberikan alternatif – alternatif yang dapat mengimplimentasikan. Dan kelompok pendampingan dapat memilih alternatif mana yang sesuai untuk diambil. Pendampingan perannya hanya sebatas memberikan pencerahan berfikir berdasarkan hubungan sebab akibat yang logis, artinya kelompok pendampingan disadarkan bahwa setiap alternatif yang diambil commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id senantiasa ada konsekwensinya. Diharapkan konsekwensi tersebut bersifat positif pada kelompoknya. Dalam rangka pendampingan ini, hubungan yang dibangun oleh pendamping adalah hubungan konsultatif dan parisitatif. Dengan adanya hunungan itu, maka peran yang dapat dimainkan oelh pendamping dalam melaksanakan fungsi pendampingan adalah peran motivator, peran fasilitator dan peran katalisator (BPKB Jawa Timur, 2001 ). A. PENDAMPINGAN KELUARGA. 1. Pengertian Keluarga Secara Umum Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masingmasing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.dan Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya commit to user 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Devinisi keluarga menurut Burgess dkk dalam friedman (1998) yang berorientasi pada tradisi dan digunakan secara luas : 1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan adopsi 2. Para anggota keluarga biasanya tinggal di dalam satu rumah, atau jika meraka hidup terpisah, maka merka akan menggangap itu sebagai keluarga mereka 3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikas antara satu dengan yang lainnya 4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama dengan beberapa cirri unik tersendiri. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Fungsi Dari Keluarga A. Fungsi Secara Biologis a. Untuk Meneruskan Keturunan. b. Memelihara dan membesarkan anak. c. Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga B. Fungsi Secara Psikologis a. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga. b. Memberikan perhatian untuk anggota keluarga. c. Membina kepribadian. d. Memberikan identitas keluarga. C. Fungsi Sosialisasi a. Mengajarkan sosialisasi kepada anak. b. Membentuk norma-norma yang baik kepada anak. c. Meneruskan nilai-nilai budaya. D. Fungsi Secara Ekonomi a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga. b. Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan depan,sebagai jaminan hari tua. commit to user anak di masa 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id E. Fungsi Secara Pendidikan a. Menyekolahkan anak pengetahuan,keterampilan, untuk dan membentuk memberikan anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan anak untuk memenuhi perannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. 3. Tugas Keluarga a. Menjaga fisik setiap anggota keluarga dari gangguan. b. Sosialisasi antar setiap anggota keluarga c. Memberikan pengarahan kepada anak untuk mengikuti norma – norma yang ada d. Menempatkan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 2.1 Keluarga Pengertian Keluarga secara Struktural: Keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Defenisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families of origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga batih (extended family). Pengertian Keluarga secara Fungsional: Keluarga didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga. commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pengertian Keluarga secara Transaksional: Keluarga didefenisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilakuperilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.(Abu&Nur, 2001: 176) Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu (Soerjono, 2004: 23): a) Keluarga batih berperan sebagipelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut. b) Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggotanya. c) Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup. d) Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seksyang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu: 1)Keluarga merupakan hubungan perkawinan. 2)Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. 3)Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan. 4)Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan ekonomi ketentuan khusus terhadap yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 5)Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok kelompok keluarga. Hubungan dalam keluarga Hubungan keluarga merupakan suatu ikatan dalam keluarga yang terbentuk melalui masyarakat. Ada tiga jenis hubungan keluarga yang dikemukakan oleh Robert R.Bell (Ihromi, 2004: 91), yaitu: a) Kerabat dekat (conventional kin) yaitu terdiri dari individu yang terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau perkawinan, seperti suami istri, orang tua-anak, dan antar-saudara (siblings). commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b) Kerabat jauh (discretionary kin) yaitu terdiri dari individu yang terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau perkawinan, tetapi ikatan keluarganya lebih lemah daripada keluarga dekat. Anggota kerabat jauh kadang-kadang tidak menyadari adanya hubungan keluarga tersebut. Hubungan yang terjadi di antara mereka biasanya karena kepentingan pribadi dan bukan karena adanya kewajiban sebagai anggota keluarga. Biasanya mereka terdiri atas paman dan bibi, keponakan dan sepupu. c) Orang yangdianggap kerabat (fictive kin) yaitu seseorang dianggap anggota kerabat karena ada hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar teman akrab. Ciri keluarga yang mempunyai kekuatan untuk kesejahteraan Anak Supartini (2004), antara lain: 1) Komitmen yang kuat untuk kesejahteraan anggota keluarga. 2) Selalu memberi penghargaan dan dorongan terhadap anggota keluarga. 3) Ada upaya untuk meluangkan waktu bersama. 4) Komunikasi dan interaksi yang positif antar anggota keluarga. 5) Ada kejelasan aturan, nilai dan keyakinan. 6) Strategi koping yang positif. 7) Selalu berpikir positif terhadap segala perilaku anggota keluarga. 8) Kemampuan memecahkan masalah secara positif. commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 9) Fleksibel dan mudah beradaptasi dalam menjalani peran untuk memenuhi kebutuhan. 10) Selalu ada keseimbangan antara kepentingan pekerjaan dan kepentingan anggotakeluarga. Friedman(1986), dalam Setyowati dan Murwani (2008)mengidentifikasilima fungsi dasar keluarga, yaitu fungsiafektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomidan fungsi perawatan kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan menjelaskan bahwa keluarga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi statuskesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. B. PENDAMPINGAN PARAMEDIS Paramedisadalah Tenaga Kesehatan Sarjana Muda, menengah dan rendah sebagaimana tersebut dalam pasal 2 nomor II Undang-Undang No. 6 tahun 1963 (Lembaran-Negara tahun 1963 No. 79) tentang Tenaga Kesehatan. (Pasal 1 UU Nomor 18 Tahun 1964 Tentang Wajib Kerja Tenaga Paramedis). commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Paramedis adalah profesi medis, biasanya anggota layanan medis darurat, yang terutama menyediakan perawatan gawat darurat dan trauma lanjut prarumah sakit. Menurut UU Tahun 1964 No. 18 Tentang Wajib Kerja Tenaga Para Medis Pasal 1, maka tenaga paramedis dimaksud tenaga kesehatan Sarjana Muda, menengah dan rendah, antara lain : 1.di bidang farmasi :asisten apoteker dan sebagainya, 2.di bidang kebidanan : bidan dan sebagainya, 3.di bidang perawatan : perawat, phisieterapis dan sebagainya, 4.di bidang kesehatan masyarakat :penilik kesehatan, nutrisionis dan lainlain, 5.di bidang-bidang kesehatan lain (umpama untuk laboratorium, analis). Paramedis bertugas mempersiapkan perawatan gawat darurat segera, krisis intervensi, stabilisasi penyelamatan hidup, dan mengangkut pasien yang sakit atau terluka ke fasilitas perawatan gawat darurat dan bedah seperti rumah sakit dan pusat trauma bila memungkinkan 2. CEMAS 1. Pengertian Kecemasan Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupansehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum,dimana seseorang merasa ketakutan atau commit to user 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (SutardjoWiramihardja, 2005:66). Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala- gejala lain dari berbagaigangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10). Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah di lakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidak mampuanmengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104). Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan commit to user 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang.Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Siti Sundari (2004:62) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan. Nevid Jeffrey S,Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua- duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa, 2008:27). Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangatmengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang bahwasesuatu yang buruk akan terjadi. commit to user serta ketakutan 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Gejala-gejala Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan. Individu- individu yang tergolong normal kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang berupa gejala- gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah Gejala- gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah :jari tangan dingin,detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepalapusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (SitiSundari,2004:62). Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak menyenangkan. Gejala - gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing - Masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah& Julianti Widury,2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu. Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar -benar ada. Kholil Lur Rochman, (2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain : a. Ada saja hal- hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap b. kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal - hal yang tidak jelas. c. Adanya emosi - emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi. d. Diikuti oleh bermacam - macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi yang dikejar - kejar). e. Sering merasa mual dan muntah - muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare. f. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi. Nevid Jeffrey S, Spencer A, &GreeneBeverly(2005:164) Mengklasifikasikan gejala- gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu : a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung. c. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen d. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi. 3. Faktor - faktor Penyebab Kecemasan Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa - peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) Ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranyayaitu : a. Lingkungan Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara Berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan commit to user perpustakaan.uns.ac.id 23 digilib.uns.ac.id kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya. b. Emosi yang ditekan Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama. c. Sebab - sebab fisik Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi - kondisi ini, perubahanperubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Zakiah Daradjat(Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu : a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yangmengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasatakut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan halhalyang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini seringpula menyertai gejala- gejala gangguan mental, yang kadangkadangterlihat dalam bentuk yang umum. c.Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya. 3. KANKER Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel sel yang tumbuh secara terus - menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan. Pertumbuhan sel - sel kanker akaN menyebabkan jaringan menjadi besar dan disebut sebagai tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau benjolan dalam tubuh. Sel - sel kanker yang tumbuh cepat dan menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Penjalarannya kejaringan lain disebut sebagai metastasis. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda - beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara. Kanker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya.Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan kematian (familiy’s doctor, 2006). Hal ini sejalan dengan defenisi dari american cancer society yang mengatakan kanker sebagai kelompok penyakit yang ditandai oleh commit to user perpustakaan.uns.ac.id 25 digilib.uns.ac.id pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (kaplan, salis & patterson, 1993). Sel kanker berbahaya karena dapat menyebabkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung (laszlo dalam sarafino, 1998).Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker pada umumnya cepat menjadi besar.Sel kanker menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkram alat tubuh yang terkena. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar (metatasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyeberan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu.Umumnya, sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan atau pun gejala, bila sudah ada keluhan atau gejala biasanya penyakit berada pada taraf stadium lanjut.Awalnya kanker tidak menimbulkan keluhan karena hanya melibatkan beberapa sel. Bila sel kanker bertambah, maka keadaan bergantung kepada orang yang terkena.Misalnya, pada usus berongga besar, tumor harus mencapai ukuran besar sebelum memicu keluhan (familiy’s doctor, 2006).Pada tarafstadium lanjut sel kanker menyebar sampai ke organ vital seperti otak atau paru lalu mengambil nutrisi yang dibutuhkan oleh organ tersebut, akibatnya organ itu rusak dan commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mati.Penyakit kanker sendiri dapat melemahkan penderitanya, penyakit tersebut serta pengobatannya dapat menurunkan gairah hidup dan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit (laszlo dalam sarafino, 1998). Gambar 2.2 Proses Perkembangan Kanker "Ini sungguh hebat. Banyak hal yang kita tahu soal kanker berlawanan sebab studi tentang kanker kebanyakan menggunakan sel tumor yang diisolasi. Sekarang kami menempatkan sel-sel kanker kembali dalam lingkungan stromal Kami melihat bagaimana sel kanker secara kritis tergantung pada fibroblasts demi kelangsungan hidup mereka," ungkap Dr. Lisanti.(mkn) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 27 digilib.uns.ac.id Gambar 2.3 Perkembangan Sel Kanker Ketika sel normal (A) rusak atau tua (2), mereka mengalami apoptosis (1); sel kanker (B) menghindari apoptosis dan terus membelah diri. Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun commit to user perpustakaan.uns.ac.id 28 digilib.uns.ac.id bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ lain. Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian. Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi terdiagnosa kanker. Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker kandung kemih (7%), dan "cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%). Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum (32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum (11%), kanker endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker payudara (15%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas (6%). Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung. Penyebab utama kanker di negara tersebut adalah pola hidup yang tidak commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak sehat. Pada tanaman, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/ bakteri tertantu. Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia sangat berbeda. Gambar 2.4 Sel Sel Kanker Kanker terjadi saat sel-sel dalam tubuh membelah diri diluar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian menyerang jaringan terdekat, atau berpindah ke daerah yang jauh dengan cara masuk ke dalam pembuluh darah atau sistem limpatik. Agar tubuh manusia berfungsi secara normal, setiap organ tubuh harus memiliki sejumlah sel tertentu. Sel-sel ini dalam sebagian besar organ, memiliki usia yang pendek, dan untuk menjaga fungsi tubuh, sel-sel ini harus digantikan melalui proses pembelahan sel. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama dunia dan terhitung sekitar 7,6 juta (13%) angka kematian di tahun 2008. commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tipe utama kanker yang menjadi penyebab utama kematian akibat kanker adalah: 01 KANKER 02 KANKER PERUT 03 KANKER HATI PARU-PARU menyebabkan 736,000 menyebabkan 695,000 juta menyebabkan 1,3 juta kematian per tahun kematian per tahun juta kematian per tahun 04 KANKER 05 KANKER KOLOKTERAL PAYUDARA menyebabkan menyebabkan 458,000 608,000 kematian kematian per tahun per tahun Gambar 2.5 Type Kanker commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Lebih dari 70% dari seluruh kematian akibat kanker pada tahun 2008 terjadi di negara berpendapatan rendah hingga menengah. Kematian akibat kanker terus meningkat, dengan perkiraan sekitar 13,1 juta jiwa sekarat pada tahun 2030. Tipe kanker yang paling sering ditemui di seluruh dunia adalah: PRIA: Esofagus / Kerongkongan; ParuParu; Hati; Perut; Prostat WANITA: Paru-Paru; Payudara; Perut; Kolokteral; Servikal/ Mulut Rahim DIANTARA PRIA DIANTARA WANITA (urutan penyebab kematian global): (urutan penyebab kematian global): 01 Paru-paru 01 Payudara 02 Hati 02 Paru-paru 03 Perut 03 Kolorektal 04 Kolorektal 04 Servikal/Mulut Rahim 05 Esofagus/Kerongkongan 06 Prostat 05 Perut commit to06user Hati Gambar 2.6 Type Sel Kanker perpustakaan.uns.ac.id 32 digilib.uns.ac.id Seperlima kanker di seluruh dunia terjadi akibat infeksi kronis, terutama dari virus Hepatitis B HBV (penyebab kanker hati), Human Papilloma Viruses HPV (penyebab kanker serviks/mulut rahim), Helicobacter Pylori (Penyebab kanker perut), Schistosomes (penyebab kanker kandung kemih), The Liver Fluke (kelenjar empedu) dan HIV (Kaposi sarcoma dan limpoma). Klasifikasi Gambar 2.7 Perkembangan sel kanker Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya: Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, commit to user karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma perpustakaan.uns.ac.id 33 digilib.uns.ac.id hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid. Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya. Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah. Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem kekebalantubuh 4. PALIATI 4.1. Falsafah perawatan paliatif Didasari pada falsafah bahwa setiap penderita mempunyai hak untuk mendapatperawatan yang terbaik sampai akhir hayatnya, maka bagi penderita kanker yangpenyakitnya tidak berangsur sembuh, perawatan diberikan untuk mengurangipenderitaanya, sehingga kualitas hidup tetap dapat dipertahankan dan meninggaldengan tenang dalam imam(Djauzi et al., 2003, hal 2) 4.2. Definisi paliatif Definisi awal dari Definisi awal dari pengobatan paliatif mulai dikenal diInggris pada tahun 1987 (Doyle, 1998, h. 3).“Palliative medicine is the study and management of patients withactive, progressive, commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id faradvanced disease for whom the prognosis islimited and the focus of care is the quality of life”.(Pengobatan paliatif merupakan suatu studi dan penanganan terhadappasien-pasien dengan penyakit yang aktif, progresif dan lama yangmana prognosisnya terbatas dan fokus perawatannya adalah padakualitas hidup). Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendefinisikan perawatan paliatif. (Djauzi et al., 2003, h. 2) sebagai berikut:“Semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yangtak mungkin disembuhkan.Tindakan aktif yang dimaksud antara lainmenghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikandalam aspek psikologis, sosial dan spiritual” Pengertian perawat paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien penderita kanker yang dapat dilakukan secara sederhana. Seringkali priroritas utama pasien adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakitnya. Pasien lebih cenderung untuk memilih hidup yang singkat namun bahagia daripada hidup yang panjang tapi dengan banyak keterbatasan. Mayoritas pasien kanker berada dalam stadium lanjut ketika terdiagnosis. Bagi mereka, pilihan terapi yang realistis hanyalah penghilang nyeri dan perawatan paliatif. Pendekatan perawatan paliatif yang efektif dapat meningkatkan kualitas hidup dari pasien penderita kanker.(Rsajidi, S,I, 2010) Definisi Who tentang perawatan paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menghadapi masalah terkait dengan penyakit yang mengancam nyawa, melalui pencegahan dan mengurangi penderitaan dengan cara identifikasi dini, periksaan yang baik dan terapi rasa sakit dan masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual.(Rsajidi, S,I, 2010) 4.3. Tujuan perawatan paliatif Masih menurut WHO, tujuan perawatan paliatif adalah untuk mencapaikualitas hidup maksimal bagi penderita dan keluarga. Perawatan paliatf tidakhanya diberikan bagi penderita menjelang akhir hayatnya, namun sudah dapatdimulai segera setelah diagnosis penyakit (kanker) di tegakkan, dan dilaksanakanbersama dengan pengobatan kuratif. Lebih lanjut lagi, Organisasi KesehatanDunia menekankan bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar (Djauzi etal., 2003, h.. 2-3), berikut ini : 1. Meningkatkan kulaitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normalPeran Pekerja Sosial ..., Angga Yusarga, FISIP UI, 2009 2. Tidak mempercepat atau menunda kematian 3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu 4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual 5. Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya 6. Mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga Sehingga dari uraian diatas, jelas bahwa pemanfaatan sistem perawatan medismemegang peranan penting untuk diterapkan dalam prinsip perawatan paliatif(Djauzi et al., 2003, h. 7) Perawatan paliatif menyangkut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id 36 digilib.uns.ac.id Mengurangi atau menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu. Membuat pasien mengerti bahwa proses hidup dan mati adalah sesuatu yang wajar. Tidak bermaksud untuk mempercepat ataupun menundah kematian. Mengitregrasikan aspek psikologi dan spiritual dari perawatan pasien. Menawarakan sistem pendukung untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat kematian. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga agar dapat menerima kenyataan dan meyikapi penyakit pasien dengan baik. Menggunakan pendekatan kelompok untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk konseling. Meningkatkan kualitas hidup dan dapat juga mempengaruhi perjalanan penyakit secara positif. Dapat diterapkan dini saat perjalanan penyakit, digabungkan dengan terapi lainnya yang berusaha untuk memperpanjang hidup, seperti kemoterapi da radioterapi termasuk usaha untuk mengetahui dan mengatasi komplikasi klinis yang menggangu. (Rsajidi,I, 2010 ) 4.4. Peranan perawatan paliatif penyakit kanker Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar pada commit konsep to terapi useryang eksklusif pada penyembuhan 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penyakit dan memperpanjang nyawa daripada meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan. Itulah mengapa seringkali keputusan untuk mengambil tindakan paliatif baru dialkukan setelah segala usaha penyembuhan penyakit ternya tidakefektif dan kematian tidak terelakkan. Pada hal seharusnya perawatan paliatif dilakukan seacra integral denga perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut. Perawatan pada penderita paliatif (dari bahasa Latin “'palliare” untuk jubah) adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan. Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks. (Daniati,2013). Seiring dengan perkenmbangan bidang ilmu ini, lapangan kerja dari perawatan paliatif yang dulunya hanya berfokus pada memberikan kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas menjadi perawatan holistik yang menyakup aspek fisik, sosial, psikologis dan spiritual dalam mengahadpi kanker. Peubahan perspektif ini dikarenakan semakin hari semakin banyak penderita kanker sebagai sebuah penyakit kronis sehingga tuntunan untuk suatu perkembangan adalah mutlak adanya. (Rsajidi,I, 2010) commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Disuatu pusat penanggulangan penyakit kanker, biasanya penderita terbanyak adalah pasien stadium paliatif. Dianut pengertian bahwa (Djauzi et al., 2003, h. 4): 1) Kelanjutan dan kesinambungan perawatan adalah hal yang sangat pentingdan diutamakan. Tim paliatif harus dikenal oleh penderta dan keluarga,dan berperan sebagai sumber unformasi dan sumber dukungan mental 2) Nyeri dan gejala lain dievaluasi secara cermat dan didokumentasi sehinggaperkembangannya dapat dikontrol. Protokol untuk pengawasan perawatandi rumah diberikan kepada pelaku rawat (care giver) 3) Tim paliatf harus dapat menganalisis dan menentukan prioritaspenyelesaian, bila ada masalah yang tekait dengan pasien, keluarga, danupaya medisPerawatan di rumah penderita harus dipersiapkan dengan matang.Penyuluhan kepada penderita dan keluarga telah dimulai sejak penderitaberkonsultasi dengan pihak rumah sakit. Tim perawat dan terapis untukperawatan di rumah segera dipersiapkan, termasuk jadwal kunjunganrumah. Ikatan antara rumah Sakit dengan penderita di rumah selaluterjalin, lebih baik lagi, bila dokter keluarga menjadi jembatan dalamikatan ini commit to user 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 1. Terapi paliatif Holistik mencakup berbagai aspek kehidupan Pelayanan perawatan paliatif Tujuan perawatan Stadium Awal Diskusikan Stadium Tengah Meninjau kembali Stadium Ahkir Menilai pemahanan dignosis, prognosis, pemahanan pasien pasien akan perjalanan penyakit didiagnosis, tentang prognosis, dan terapi penyakit, meninjau kembali perjalanan penyakit, bicarakan tentang keberhasilan dan dan prognosis : tujuan perawatan keuntungan bagi mrninjau kembali pasien, harapan dan rasio beban untuk tujuan perawatan dan harapan akan terapi pengobatan penyakit, merekomendasikan yang diberikan meninjau kembali perubahan yang tujuan perawatan dan sesuai : pasien harapan : membantu secara mempersiapkan eskplisit rencana pasien dan keluarga untuk kematian yang pasien untuk baik : mendorong pergeseran tujuan : penyelesaian tugas – mendorong tugas penting dan memperhatikan tugas meningkatkan – tugas penting, perhatian pada hubungan dan perihal hubungan keluarga commit to user 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Program Dukungan keuangan. dan urusan keuangan. Menyarakan pasien Menyarankan pasien Menyarankan pasien untuk untuk melakukan untuk mengikuti mendaftarkan kunjungan perawatan program perawatan program perawatan paliatif teratur, paliatif dirumah sakit paliatif dan mem,pertimbangakan atau di rumah, kasus menyediakan program perawatan manajemen jasa, perawatan rumah paliatif di rumah rumah perawatan atau dan layanan sakit atau di rumah, PACE : manajemen kasus ( rumah perawatan mempertimbangkan Jika ada ) rehabilitasi subakut, penempatan panti jasa manajemen jompo denga rumah kasus dan PACE. perawatan atau perawatan paliatif jika perawatan rumah pasien kewalahan. Perencanaan Menyarakan pasien Meyarakan pasien Menyarankan pasien Keuangan untuk mencari untuk menilai untuk meninaju bantuan dalam kembali kecakupan semua sumber daya merencanakan perencanaan keuangan dan keuangan, keuangan, perawatan kebutuhan : perawatan kangja medis, perawatan commit to user menginformasikan 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id panjang, kebutuhan rumah, obat – pasein dan keluarga asuransi dan obatan, perawatan tentang pilihan memulai jangka panjang dan keuangan untuk pengalihan aset jika dukungan kebutuhan perawatan pribadi dan pasien sedang jangka panjang ( keluarga : mempertimbangkan mempertimbangkan misalnya hospis dan aplikasi medis perawatan hospis dan bantuan medis ) jika masa depan : kelayakan medicaid. sumber daya tidak merujuk pasien ke memadai untuk pengacara yang memenuhi kebutuhan berpengalaman : secara eksplisit dalam isu – isu merekomendasikan kesehatan perawatan hospis dan meninjau kembali keuntungannya : mempertimbangkan kelayakan pertolongan medis. Dukungan Menginformasikan Mendorong Keluarga pasien dan keluarga dukungan atau dari luar kota untuk tentang kelompok konseling bagi mengunjungi : dukungan / untuk perawat keluarga : mengirim pengasuh commit to user Mendorong keluarga 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id membentuk tim memastikan bahwa kepada kelompok – paliatif, bertanya para pengasuh kelompok dukungan mengenai memiliki informasi penyakit tertentu atau kebutuhan tentang sumber daya konseling : dukungan praktik ( praktis, stres, menanyakan secara Misalnya depresi, dan rutin tentang trasportasi, obat kecakupan perawatan kesehatan, dan pearawatan medis : kesejahteraan dan pribadi ) mengidentifikasi kebutuhan praktis mendengarkan sumber daya pengasuh : kekhawatiran dukungan praktis : menawarkan sumber merekomendasikan daya untuk perawat bantuan dari keluarga pengganti setelah dan teman : kematian, mengirim meningkatkan kartu belasungkawa kemungkinan rumah dan menghubungi perawatan dan setelah 1-2 minggu : mendiskusikan mempertahankan manfaatnya : kontak sesekali mendengarkan setelah kematian kekhwatiran. pasien, mendengarkan kekhwatiran. (Rsajidi, I, 2010) commit to user 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id A. PENELITIHAN YANG RELEVAN Bayu azwary (2013) Dalam Judul :Peran paramedis dalam meningkatkan Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas pembantu kampung kasai Kecamatan pulau derawan kabupaten berau. Pelaksanaan kesehatan yang dilakukan oleh paramedis sudah bisa dibilang Sangat baik, ini terbukti dari respon positif yang diberikan dari warga kampung Kasai Terhadap kinerja dan pengaruh yang diberikan paramedis yang bertugas Pada puskesmas pembantu untuk menyelenggarakan pertolongan kesehatan Kepada setiap warga yang membutuhkan. Dari pelaksanaan suatu kegiatan pasti Terdapat pula factor -Faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut, adapun yang Menjadi faktor penghambat ialah minimnya tenaga paramedis yang bekerja pada Puskesmas pembantu dimana diketahui hanya dua petugas dan harus melayani Seluruh warga kampung kasai yang berjumlah sekitar 3.180 jiwahal ini saNgat Mengambat terciptanya pelayanan kesehatan yang optimal dan yang menjadi Faktor pendukung ialah kesigapan paramedis dalam menangani masyarakat yang Memerlukan pengobatan meskipun diluar ruang tempat kerja paramedis tersebut. Dewi Utami, Annisa Andriyani dan Siti Fatmawati (2013) dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien kanker serviks sebanyak 95 responden yang diambil commit to user perpustakaan.uns.ac.id 44 digilib.uns.ac.id dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltian ini adalah analisa bivariat yaitu Kendall Tau. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga, maka akan semakin rendah tingkat kecemasan pasien. Yuliati, SKp., MM (2013 ) Dengan Judul : Dukungan sosial keluarga adalah pemberian bantuan baik moril maupun material dari keluarga kepada orang yang berarti baginya sehingga orang tersebut merasa dihargai, dicintai, dan bernilai. Tingkat kecemasan pasien kanker dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya dukungan sosial keluarga yang diterima pasien tersebut selama menjalani perawatan di rumah sakit. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dan tingkat kecemasan pasien kanker di Ruang Unit Rawat Inap Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Metode Penelitian : Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, baik rawat inap maupun rawat jalan pada tahun 2013. Tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 33 responden. Analisis data untuk univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi, bivariat dengan mengunakan Chi Kuadrat. Hasil Penelitian : Sebagian besar responden cemas ringan (54,4%), berusia 36 - 45 tahun (69,7%%), perempuan (63,6%), menikah commit to user perpustakaan.uns.ac.id 45 digilib.uns.ac.id (84,8%), sekolah menengah pertama (63,6%), pegawai swasta (33,3%), mendapatkan dukungan sosial keluarga (51,5%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dan tingkat kecemasan pasien kanker (p < 0,05). Kesimpulan : Disarankan agar keluarga dapat memberikan dukungan yang optimal kepada pasien kanker baik dukungan moril maupun material sehingga tingkat kecemasan pada pasien kanker tersebut dapat berkurang. Diana Susilowati ( 2012 ) Dengan Judul : Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon. Prevalensi kanker di indonesia tahun 2012 mencapai 23.310 kasus dan dikirakan pada tahun 2030 meningkat menjadi 26 juta orang yang terkena kanker, Penderita kanker yang menjalani kemoterapi mengalami kendala terhadap dirinya sendiri yang merasa putus asa dan tidak bisa sembuh, karena itulah dukungan keluarga dan koping pasien terhadap pengobatan kemoterapi sangatlah penting agar pengobatan kemoterapi pertama kali dapat berjalan dengan lancar dan sempurna. Tujuan :Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan koping pasien terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi pertama kali di Rumah Sakit Dharmais Jakarta Barat 2014. Metode Penelitian : Sampel yang digunakan adalah pasien kanker rawat singkat dewasa sebanyak 31 orang responden dengan teknik total sampling. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian : Sebagian besar responden dukungan keluarga sudah baik (54.8%), koping pasien (58.1%), sebagian besar pasien mengalami tingkat kecemasan ringan sebesar ( 67.7%). Sehingga menunjukan adanya hubungan yang signifikan tentang pasien yang commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mendapat dukungan keluarga dan koping pasien baik maka tingkat kecemasannya akan ringan. Hasil analisis menggambarkan ada hubungan dukungan keluarga dan koping pasien terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker dewasa yang mendapat kemoterapi pertama kali dengan p value < 0,05. Kesimpulan: Perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien khususnya tentang dukungan keluarga dan koping pasien dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan mendapat kemoterapi pertama kali. Ningning Sri Ningsuh (2011) Dalam Judul : Pengalaman Perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada anak dengan kanker di wilayah Jakarta. Perawatan paliatif banyak pada anak dengan kanker yang berfokus untuk mengatasi keluhan yang timbul, tidak mengobati dan meningkatkan kulaitas hidup anak diakhir kehidupannya.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Sebanyak 7 perawat yang memberikan perawatan paliatif , data dikumpulkan melalui wawancara dan dianalisa dengan metode Collaizi. Hasil penelitian mengidentifikasi 6 tema yaitu memahami prinsip perawatan paliatif, cara memberikan perawatan paliatif, kepuasan dalam memberikan perawatan paliatif, tantangan dalam memberikan perawatan paliatif, upaya mengatasi tantangan serta harapan dan kebutuhan untuk meningkatkan perawan paliatif. Direkomendasikan untuk pelatihan perawatan paliatif pada tim paliatif dan untuk meningkatkan akses pelayanan dengan memperbanyak pusat perawatan paliatif. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 47 digilib.uns.ac.id Lia Karisma Saraswati (2011) Dalam Judul : Pengaruh promosi keehatan terhadap pengetahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam deteksi dini kanker serviks. Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda Negara-negara di dunia khususnya Negara berkembang.Di Indonesia (2008) kejadian kanker serviks sebanyak 100 kasus per 100 ribu penduduk.Jumlah pengidap penyakit yang sering berakhir kematian ini di Solo, Jawa Tengah tergolong tinggi (2 per 100 ibu). Deteksi dini dan pengobatan prakanker serviks perlu menjadi prioritas .upaya deteksi dini dengan cara pap smear atau IVA belum banyak diketahui masyarakat luas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap penegtahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks.Metode penelitian berbentuk kuasi eksperimen dengan rancangan non-randomized pretest-post-test group design.Dari populasi sebanyak 127 ibu usia 20 – 60 tahun di Mojosongo RW 22 Surakarta, diambil sampel sebanyak 58 responden dengan teknik Multistat Cluster Sampling. Sampel dipisahkan dalam 2 kelompok , pertama diberi promosi kesehatan dengan leaflet dan kedua dengan film. Pretest dan posttest dengan angket dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan partisipasi sebelum dan sesudah promosi kesehatan. Data dianalisis dengan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisisdiperoleh hasil sebagai berikut : (1). Terdapat peningkatan pengetahuan (p = 0,000) dan partisipasi (p = 0,000) yang signifikan pada kelompok yang diberi penyuluhan dengan leaflet. (2). Terdapat peningkatan pengetahuan (p = 0,000) dan partisipasi (p = 0,000) yang signifikan pada kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan film. (3). commit to user 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pengetahuan (p = 0,000) dan partisipasi (p = 0,000) kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan film lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan leaflet. Kesimpulan : promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. Promosi kesehatan dengan menggunakan film memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan leaflet. B. KERANGKA BERPIKIR Dukungan atau pendampingan keluarga dan paramedis tentang perbedaab pengaruh terhadap pernderita paliatif yang berkaitan dengan pengalaman dan masa kerja di lapangan seseorang akan membuat dirinya dalam kegiatan kerja yang dilakukan sehingga akan melaksanakan sesuai dengan dukungan , motivasi dan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan. Pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok yang berangakat dari kebutuhan dan kemampuan yang didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh dan untuk anggota kelompok serta mengembangkan kesetiakawan dan soladiritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Keluarga da peramedis yang mempunyai pengalaman, pengetahuan yang baik serta bisa memotivasi dalam melakukan pendekatan, maka akan menghasilkan tujuan baik dengan demikian halnya dalam mendukungan dan mendampingi pasien yang memiliki penyakit parah sehingga rasa kecemasan commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id akan berkurang karena adanya dukungan dari kedua belah pihal baik dari keluarga dan paramedis. Secara Skematis Kerangka Berfikir dapat dilihat pada gambar 2.2, Pasien Kanker Terapi Paliatif Pendampingan Keluarga Pendampingan Paramedis Latiahan Ketidakkesenangan Pemulihan Tingkat Penjelasan Kehidupan Sekarang Penjelasan Kepercayaan Pasien Kepada Pemberihan Pelayanan Penjelasan yang Melibatkan Ketetapan Kondisi Pasien Tingkat Kecemasan Gambar 2.2 Kerangka Berfikir C. HIPOTESIS 1. Terdapat pengaruh pendampingan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. commit to user 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Terdapat pengaruh pendampingan paramedis terhadap tingkat kecemasan pasien kanker yang mendapat terapi paliatif Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. 3. Terdapat pengaruh pendampingan keluarga dan paramedis terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitihan ini adalah penelitianobservasionalpenelitihan ini merupakan penelitihan cross sectional yang menggunakan manusia pada popupasi terjangkau dengan semua sampel. Perlakukan yang diberikan yaitu pendampingan keluarga dan bersama dengan paramedis dengan keluaran berupa nilai tingkat kecemasan.(Murti,2010). B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitihan ini dilaksanakan Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni 2014 – juli 2014. C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi sumber dalam penelitian ini adalah Semua penderita kanker Di PuskesmasMedokan Ayu Surabaya sebanyak 30 orang. Sedang papulasi sasaran adalah semua penderita kanker. commit to user 51 perpustakaan.uns.ac.id 2. digilib.uns.ac.id 52 Sampel Sampel dipilih dari seluruh populasi sumber menurut ukuran sampel untuk analisis multivariat (Murti, 2010).Sampel dalam penelitian ini adalah Semua penderita kanker Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya. 3. Jenis Sampel Pada penelitian ini menggunakan teknik totalSampling. commit to user perpustakaan.uns.ac.id D. digilib.uns.ac.id 53 Kerangka Penelitihan Populasi Penderita paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya sebanyak 30 orang Total sampling Sampel Penderita paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya sebanyak 30 orang Pendampingan keluarga Pendampingan peramedis Tingkat kecemasan Analisis Data Regresi Logistik Ganda Penyajian Data Tabel Distirbusi Frekuensi Kesimpulan Gambar 3.1. Kerangka Pengaruh Pendampingan terhadap Tingkat Kecemasan Penderita Paliatif Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya commit to user perpustakaan.uns.ac.id E. digilib.uns.ac.id 54 Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian a. Variabel independen (Pendampingan ) 1) Pendampingan Keluarga 2) Pendampinan Paramedis b. 2. Variabel depende dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan Definisi Variabel a. Pendampingan keluarga adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas) yang diberikan keluarga kepada pasien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kemandirian pasien secara berkelanjutan dapat diwujudkan. b. Alat ukur : Kuesioner Skala pengukuran : dikotomi Pendampingan paramaedis adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas) yang diberikan oleh paramedis kepada pasien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kemandirian pasien secara berkelanjutan dapat diwujudkan. Alat ukur : Kuesioner commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 Skala pengukuran c. : dikotomi Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. F. Alat ukur : Kuesioner Skala pengukuran : dikotomi Instrumen Penelitihan a. Validitas Isi Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa apakah item – item pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah dengan isi dari masing – masing variabel yang diteliti, khususnya variabel – variabel komposit seperti pengetahuan keluarga dan paramedis. Isi masing – masing variabel tersebut dinilai kesesuaiannya dengan defenisi variabel sebagai hasil sintesis dari teori – teori yang relevan, yang umumnya digunakan oleh peneliti dalam penelitihan serupa sebelumnya dan pakar di bidang penelitihan tersebut. Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel menurut penelitihan sebelumnya dan pakar, selanjutnya isi dari masing – masing variabel dijabarkan dalam sejumlah kisi – kisi. Selanjutnya kisi – kisi tersebut dituangkan dalam pertanyaan – pertanyaan kuesioner. commit to user perpustakaan.uns.ac.id b. digilib.uns.ac.id 56 Validitas Muka. Penelitihan ini digunakan alat ukur kuesioner, dengan memperhatikan tata – bahasa, susunan item – item pertanyaan, sehingga masing – masing item pertanyaan dapat dipahami oleh sunjek penelitihan dengan benar. Pada prinsipnya untuk memastikan validitas muka, peneliti mengkaji sejauh mana item – item pertanyaan dalam kuesioner telah disusun dengan kalimat yang baik, jelas, tidak terlalu panjang dan setiap pertanyaan hanya menanyakan sebuah pertanyaan. Dengan demikian masing – masing item pertanyaan tidak menimbulkan multi – tafsir dan jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang sesungguhnya. c. Validitas Kontruk Berdasarkan dari tinajuan sejumlah teori, peneliti ini memastikan bahwa variabel – variabel yang diteliti diukur dengan benar sesuai dengan teori yang relevan dan tidak sesuai dengan teori – teori yang tidak relevan. d. Validitas Kriteria Validitas kriteria suatu pengukuran sebuah alat ukur dengan membandingkannya secara kualitatif dengan alat ukur standart emas, karena dalam penelitian ini tidak ada standart emasnya, maka dibautkan instrumen baru dengan cara menjadikan sintesis - sintesis dari kajian teori sebagai patokan dalam penuangan dalam pembuatan kuesioner. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 Karena instrumen ini belum bersifat baku, maka dilakukan uji validitas dan rehabilitas ini dilakukan sebelum pengambilan data dan menggunakan ukuran sampel sebayak 10 pasien kanker. 1. Uji Reliabilitas. Pengukuran variabel yang konsisten harus menunjukkan 2 aspek reabilitas ( 1 ) konsistensi internal dan (2) Stabilitas. Aspek konsistensi internal merujuk kepadakorelasi antar item – item pertanyaan yang masing – masing bertujuan untuk mengukur suatu variabel komposit yang sama. Konsistensi internal yang akan diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini dari masing – masing variabel komposit meliputi : (1) Item – total Correlation, (2) Split – half – reliability. 2. Konsistensi Internal. a. Korelasi Item – Total. Dalam penelitian ini akan dinilai korelasi item – item ( Item-Total correlation ) yaitu suatu indikator yang menunjukkan kekuatan korelasi antara masing – masing item dan total pengukuran dikurangi dengan item yang bersangkutan. Karena dikurangi dengan item yang bersangkutan, maka korelasi item – total disebut juga korelasi item – sisa ( item-rest correlation ). Suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika memiliki korelasi item-total ≥ 0.20. item yang berkorelasi lebih rendah tidak akan digunakan, jika perlu diganti dengan membuat item baru. commit to user perpustakaan.uns.ac.id b. digilib.uns.ac.id 58 Reliabilitas Belah – Paroh Dalam penelitian ini akan dinilai reliabilitas belah-paroh (Split-half reliability) yaitu penilaian konsistensi internal (Homogenitas) alat ukur denga cara membagi item – item secara random ke dalam dua bagian alat ukur, lalu mengkorelasikan kedua bagian tersebut. Jika alat ukur memiliki konsistensi internal, maka kedua bagian akan berkorelasi tinggi Reliabilitas BelahParoh yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah Alpha (α ) Cronbach. Alat ukur menunjukan konsistensi internal jika memiliki alpha Cronbach ≥0.60. makin tinggi alpha Cronbach, makin baik ( Konsisten 0 alat ukut. Tetapi ada beberapa keadaan dimana alpha cronbach tinggi tidak menunjukkan alat ukur yang baik. Pertama nilai alpha Cronbach tergantung dari besarnya korelasi antar item dan jumlah item di dalam alat ukur. Jika jumlah item pertanyaan alat ukur banyak, alpha Cronbach akan meningkat, meskipun tidak berarti alat ukur tersebut baik. c. Stabilitas. Stabilitas Alat ukur yang reliabel menunjukkan konsistensi internal dan stabilitas ketika digunakan untuk mengukur variabel subjek penelitan pada kondisi yang identik. Stabilitas (disebut juga Reprodusibilitas) alat ukur yang akan dinilai dalam penelitan ini adalah stabilitas pengukuran pada dua kesempatan yang dipisahkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 oleh internal waktu yang berbeda (Test-retest reliability). Stabilitas pengukuran dikatakan cukup jika hasil pengukuran dari dua waktu menghasilkan korelasi pearson (r)≥ 0.50. Dengan program statistik seperti SPSS dan Stata dapat dihitung korelasi item – total, alpha Ctonbach dan korelasi pearson untuk test-retest reliability G. Prosedur Pengolahan data Setelah data terkumpul melalui kuesioner, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut : 1. Edit (Editing)meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas. Setelah data terkumpul dan sebelum diolah data tersebut dilakukan pengeditan terlebih dahulu oleh penelitian untuk menghindari kesalahan atau hal – hal yang. 2. Kode (coding) Memberikan kode pada semua variabel untuk membedakan karakter sehingga mempermudah analisa dan pengolahan data. 3. Skor (Scoring) Pemberian untuk pertanyaan – pertanyaan mengenai pendampingan meliputi ya atau tidak dengan niali yang terrendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 1 untuk setiap pertanyaan dengan kategori sebagai berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 Tabel 3.1. Skor pengumpulan data Bentuk pertanyaan Favorable Unvaforable 4. ya 1 0 Nilai tidak 0 1 Tabulasi Tabulating ) Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam table dan mengatur angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai katagori. H. Teknik analisis data Model analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik berganda. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu pendampingan keluarga (X1 ) Pendampingan Paramedis ( X2 ) dan serta satu variabel terikat yaitu Tingkat Kecemasan pasien kanker ( Y ). Setelah data terkumpul selanjutnya akan dilakukan analis data dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Analisis regresi dalam penelitian ini akan digunakan dalam pengukuran pendampingan keluarga dan pendampingan paramedis terhadap tingkat kecemasan pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. Hubungan variabel yang diteliti kemudian di analisis dengan model regresi logistik ganda dengan persamaan sebagai berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 Y a b1X 1 b 2 X 2 Keterangan : Y : Tingkat Kecemasan X1 : Pendampingan Keluarga X2 : Pendampingan paramedis. Pengaruh pendampingan ditujukan oleh keefisiensi regensi b1 dan b2 kemaknaan stalitet b1 dan b2 diuji dengan uji yang hasilnya ditujukan oleh nilai P. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi karakteristik umum responden. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis perbedaan pengaruh pendampingan keluarga dan paramedic terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Responden yang terpilih sebagai sampel adalah semua pasien di Puskesmas Medokan Ayu.Secara umum deskripsi data pribadi responden. Berdasarkan hasil penelitian sampel dengan menggunakan teknik Total Sampling diperoleh 30 responden ( Pasien Kanker ). Secara umum deskripsi data pribadi responden terdiri dari usia, status, pekerjaan, jenis kelamin. 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Umur Jumlah 30 – 40 Tahun 6 40 – 50 Tahun 7 ≥ 50 Tahun 17 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 % 20 23.33 56.66 100 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas umur 30 – 40 Tahun sebanyak 6 orang (20%), umur 40 – 50 Tahun sebanyak 7 orang (23.33%). Dan umur ≥ 50 tahun sebanyak 17 orangcommit (56.66%). to user 62 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 b. Status Tabel 4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Status Status Pernikahan Jumlah Menikah 1 Kali 28 Menikah > 1 Kali 2 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 Dari Tabel 4.2 % 93.33 6.66 100 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas status menikah 1 kali sebanyak 28 orang dan status menikah > 1 kali sebanyak 2 orang (6.66%) c. Pekerjaan Tabel 4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Ibu Rumah Tangga 10 Swasta / wiraswata 15 PNS 5 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 Dari Tabel 4.3 % 33.33 50 16.66 100 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas IRT sebanyak 10 orang (33.33%), Swasta / wiraswata sebanyak 15 orang (50%) dan PNS sebanyak 5 orang (16.66%). d. Jenis kelamin Tabel 4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Laki – laki 4 Perempuan 26 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 commit to user % 13.33 86.66 100 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas Laki – laki sebanyak 4 orang (13.33%), dan perempuan sebanyak 26 orang (86.66 %). 2. Karakteristik Responden a. Pendampingan Keluarga Tabel4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendampingan Keluargadi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Pendampingan keluarga Jumlah Baik 12 Buruk 18 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 % 40 60 100 Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas Pendampingan keluarga baik sebanyak 12 orang (40%) dan buruk sebanyak 18 orang (60%). b. PendampinganParamedis Tabel.4.6. Karakteristik Responden berdasarkan Pendampingan paramedisdi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Pendampingan Paramedis Jumlah Baik 16 Buruk 14 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 % 53,33 46,66 100 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas Pendampingan Paramedis baik (60%) dan buruk sebanyak 12 orang ( 40%). commit to user sebanyak 18orang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 c. Tingkat kecemasan Tabel.4.7. Karakteristik Responden berdasarkan Pendampingan paramedisdi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Tingkat kecemasan Jumlah Ringan 10 Sedang 7 Berat 13 Jumlah 30 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 % 33.33 23.33 43.33 100 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas tingkat kecemasan ringan sebanyak 10 orang (33.33%), sedang sebanyak 7 orang (23.33%) dan berat sebanyak 13 orang (43.33%). B. Pengujian Hipotesis 1. Pengaruh pendampingan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.8. Tabulasi silang Pengaruh pendampingan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Pendampingan keluarga Tinggi Rendah Tingkat Kecemasan Ringan Sedang Berat Total OR N % N % N % N % 3 10 3 10 5 16.7 11 36.7 0.524 7 23.3 4 13.3 8 26.3 19 63.3 10 33.3 7 23.3 13 43 30 100 P 0.001 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 Dari Tabel 4.8di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden Pendampingan keluarga baik dengan tingkat kecemasan ringan ada 3 orang, lalu sedang ada 3 orang dan yang berat ada 5 orang. Kemudian pendampingan keluarga buruk dengan tingkat kecemasan ringan ada7 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 orang lalu sedang ada 4 orang dan yang berat 8 orang. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa p- <0,0001. 2. Pengaruh Pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasan. Tabel 4.9. Tabulasi silang Pengaruh pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasandi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Pendampingan paramedis Tinggi Rendah Tingkat Kecemasan Ringan Sedang N % N % 5 16.7 3 10 4 13.3 5 16.7 9 30 8 26.7 Berat N % 6 20 7 23.3 13 43.3 Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014 Total OR N % 11 36.7 0.818 19 63.3 30 100 P 0.001 Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden Pendampingan Paramedis baik dengan tingkat kecemasan ringan ada 5 orang, lalu sedang ada 3 orang dan yang berat ada 6 orang. Kemudian pendampingan paramedis buruk dengan tingkat kecemasan ringan ada 4 orang lalu sedang ada 5 orang dan yang berat 7 orang. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa p- 0,0001. 3. Analisis Multivariat Analisis multivariate dalam penelitian ini adalah regresi logistic ganda dengan taraf signifikansi 95 %. Hasil analisis multivariate sebagai berikut : Tabel 4.10. Analisis mengenai pengaruh pendampingan keluarga dan paramedic terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Variabel Pendampingan keluarga Pendampingan paramedik N obervasi=40 -2 log likelihood=36.7 Nagelkerke R2=6.8% Koefisien regresi -1.24 -0.93 OR 0.29 0.39 CI 95% Batas Batas bawah atas 0.04 2.38 0.05 2.94 P 0.025 0.036 Dari Tabel 4.10di atas menjelaskan hasil analisis multivariate tentang hubungan Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan.Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan. (OR 0,29;CI 95% = 0,05 – 2,94, p = 0,035).Pasien yang mendapat pendampingan keluarga yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,29 kali lebih rendah kecemasannya. 4. Pengaruh Pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasan. Dari Tabel 4.10atas menjelaskan hasil analisis multivariate tentang hubungan Pendampingan paramedis dengan tingkat kecemasan.Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara Pendampingan paramedisdengan tingkat kecemasan. (OR 0,39;CI 95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026). Pasien yang mendapat pendampingan paramedis yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,39 kali lebih rendah kecemasannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id C. digilib.uns.ac.id 68 Pembahasan 1. Pengaruh Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan. (OR 0,29;CI 95% = 0,05 – 2,94, p = 0,035). Pasien yang mendapat pendampingan keluarga yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,29 kali lebih rendah kecemasannya. Keluarga merupakan lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu.Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih.Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu (Soerjono, 2004: 23). Pendampingan merupakan suatu proses pemberian kemudahan yang diberikan pendampingan kepada klien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam prosespengambilan keputusan, sehingga kemandirian klien secara berkelanjutan dapat diwujudkan. Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan atau kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangaka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan kelompok.Pendampingan commit to user diupayahkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri. Fungsi dasar keluarga, yaitu fungsiafektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomidan fungsi perawatan kesehatan.Fungsi perawatan kesehatan menjelaskan bahwa keluarga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi statuskesehatan keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. 2. Pengaruh Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara Pendampingan paramedis dengan tingkat kecemasan. (OR 0,39;CI 95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026). Pasien yang mendapat pendampingan paramedis yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,39 kali lebih rendah kecemasannya. Suatu hubungan yang baik antara yang membutuhkan perawat dan yang memberikan perawatan penting bagi pendampingan pasien yang baik. Jadi mengikut sertakan keluarga maupun non keluarga akan bermanfaat bagi pasien. Oleh karena itu penting sekali untuk mengikut sertakan keluarga maupun commit to user non perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 keluarga sebagai pendampingan untuk mengontrol tingkat kecemasan penderita. Pendampingan pada penderita tidak dapat dipisahkan dari kejadian perawatan secara keseluruhan. Ini merupakan suatu bagian dari proses keperawatan. Pendampingan pada pasien penderita paliatif akan berhasil jika pasien membutuhkan pendampingan penting yang dibutuhkannya. Pendampingan pasien diatur secara individual.Kebutuhan perawatan dan pendampingan pasien secara spesifikan menentukan cara intervensi dari perawat. Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar pada konsep terapi yang eksklusif pada penyembuhan penyakit dan memperpanjang nyawa daripada meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan.Itulah mengapa seringkali keputusan untuk mengambil tindakan paliatif baru dialkukan setelah segala usaha penyembuhan penyakit ternya tidakefektif dan kematian tidak terelakkan.Pada hal seharusnya perawatan paliatif dilakukan seacra integral denga perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut. Seiring dengan perkenmbangan bidang ilmu ini, lapangan kerja dari perawatan paliatif yang dulunya hanya berfokus pada memberikan kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas menjadi perawatan holistik yang menyakup aspek fisik, sosial, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 psikologis dan spiritual dalam mengahadpi kanker. Peubahan perspektif ini dikarenakan semakin hari semakin banyak penderita kanker sebagai sebuah penyakit kronis sehingga tuntunan untuk suatu perkembangan adalah mutlak adanya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat Pengaruh negatif dan secara statistic signifikan antara pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,29;CI 95% = 0,05 – 2,94, p = 0,035). 2. Terdapat Pengaruh negatif antara pendampingan paramedis dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,39;CI 95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026). B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya Saran bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebagai penyedia pelayanan kesehatan khususnya kepada penderita penyakit-penyakit kronis, hendaknya dibuat suatu program peningkatan kompetensi dengan pendidikan dan penyuluhan terhadap petugas kesehatan mengenai bagaimana merawat penderita penyakit kronis yang sulit commit to user 72 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 untuk disembuhkan dengan cara yang lebih tepat dengan pendekatan secara psikologis dan spiritual untuk lebih meningkatkan kualitas hidup penderita agar tumbuh kepercayaan diri dan memiliki konsep diri yang positif. 2. Bagi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Saran bagi pelayanan kesehatan di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan secara optimal khususnya di poli paliatifterhadap penderita maupun keluarga penderita agar diperoleh kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita sehingga tidak stress dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Dan senantiasa memberikan support kepada keluarga penderita dalam menghadapi keluarganya yang menderita penyakit kronis. 3. Bagi Paramedis / Pelayanan Kesehatan Upaya untuk memberikan pendampingan terhadap keluarga dan pasien yang mengalami penyakit kronis khususnya yang sudah tidak responsive terhadap pengobatan kuratif harus selalu dioptimalkan dengan ditingkatkannya program-program kesehatan seperti terapi paliatif agar kualitas hidup pasien maupun keluarga lebih meningkat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 4. digilib.uns.ac.id 74 Bagi Keluarga Selalu berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kualitas hidup pasien denganmemberikan pendampingan secara baik dan menjaga keseimbangan antara psikologis dan spiritual sehingga pasien akan lebih siap dan tidak mengalami stress dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. 5. Bagi Peneliti selanjutnya Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan masukan dan sumber bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan jumlah variabel yang lebih bervariasi dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user