Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDAMPINGAN KELUARGA DAN PARAMEDIS
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER
YANG MENDAPAT TERAPI PALIATIF
( Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya )
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh
SUKARNIK
S. 541208085
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa atas kehadirat
dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
dengan judul “ Perbedaan pengaruh pendampingan keluarga dan paramedis
terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di
Puskesmas medokan Ayu Surabaya “ sebagai salah satu persyaratan dalam
mencapai derajat Magister di Bidang Pendidikan Profesi kesehatan pada Program
Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal tesis ini tidak
dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari banyak pihak. Untuk itu dengan
segala hormat penulis menyampaikan terma kasih Kepada :
1. Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S, selalu Rektor Universitas Negeri Sebelas
Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
menempuh studi lanjut.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
fasilitas kepada saya dalam menyesesaikan studi.
3. Dr. Hari Wujoso, dr.Sp.F,M.M, selaku Ketua Program Studi Kedokteran
Keluarga Universitas Negeri sebelas Maret Surakarta, yang banyak telah
memberikan fasilitas serta kebijakan dalam proses pendidikan.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Prof. Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, phD, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu serta penuh kesabran dalam memberikan
arahan serta bimbingan dalam penulisan tesis ini.
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, , selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu serta penuh kesabran dalam memberikan arahan serta
bimbingan dalam penulisan tesis ini.
6. Seluruh dosen pascasarjan yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya
untuk kemajuan penulis.
7. Bapak / Ibu Kepala Puskesmas beserta stafnya Medokan Ayu Surabaya
yang telah memberikan tempat penelitian dan dukungan pada saya.
8. Teman – teman seperjuangan di pascasarjana yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, tetap semangat.
9. Dan tak lupa pada sekeluarga yang mendukung
semangat dan
mendampingi dalam mengejakan penelian ini
Penulisan menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan usulan
tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaiakan usulan tesis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga usulan tesis ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surabaya, Agustus 2014
commit to user
vi
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sukarnik. S541208085.2014. Perbedaan Pengaruh Dan Paramedis Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi Paliatif di
Surabaya. TESIS. Pembimbing I : Prof. Bhisma Murti,dr.,MPH.,Msc.,PhD,
Pembimbing II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga, Program pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
ABSTRAK
Latar belakang :Penyakit yang tergolong belum dapat disembuhkan adalah
penyakit kanker, degeneratif, paruobstruksikronis, cystic fibrosis, stroke,
parkinson, penyakit genetika dan infeksi. Menghadapi kenyataan yang tidak
mudah ini penderita penyakit terminal selain memerlukan pengobatan untuk
fisiknya, juga memerlukan dukungan terhadap kebutuhan psikologis, social dan
spiritualnya, supaya penderita dapat tetap mempunyai kualitas hidup yang baik
sehingga kalaupun benar-benar tidak mengalami kesembuhan, penderita tetap
dapat melewatkan akhir kehidupannya , sejahtera, beriman dan bermartabat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pendampingan
keluargadanpara medic terhadap tingkat kecemasan penderita paliatif Di
Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.
Penelitian : Penelitihan ini merupakan penelitian observasional Analitik dengan
cross sectional. Populasi sumber dalam penelitian ini adalah Semua penderita
Puskesmas Medokan Ayu Surabaya sebanyak 30 orang .Sampel dalam penelitian
ini adalah Semua penderita kanker 30 orang. Teknik menggunakan teknik total
Sampling. instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan regresi logistic berganda.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negatif dan secara
statistic signifikan antara pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan pada
pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,29; CI 95% = 0,05 – 2,94, p =
0,035).Terdapatpengaruh negative antara pendampingan paramedis dengan
tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,39; CI
95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026). Model regresi logistic menunjukkan variable bebas
(Tingkat Cemasan )secara bersama – sama mampu menjelaskan Pendampingan
keluargadan pendampingan paramedis.
Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah Perbedaan pengaruh
pendampingan keluarga dan pendampingan paramedic akan menurunkan pada
tingkat kecemasan orang menderita penyakit kanker.
Kata Kunci :Pengaruh pendampingan keluarga, pendampingan paramedis, tingkat
kecemasan, pasienkanker.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sukarnik. S541208085.2014. THE DIFFERENT EFFECT OF FAMILY AND
PARAMEDIC FACILITATIONS ON ANXIETY LEVEL IN CANCER
PATIENTS RECEIVING PALLIATIVE THERAPY. THESIS. Supervisor I :
Prof. Bhisma Murti,dr.,MPH.,Msc.,PhD, Supervisor II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
Family Medical Magister, Postgraduate Program Sebelas Maret University
ABSTRACT
Background: The diseases belonging to intractable ones are cancer, degenerative,
chronic obstructive pulmonary, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, genetic and
infectious. Facing this difficult reality, the patients with terminal diseases in
addition to requiring physical treatment also requires support for their
psychological, social and spiritual needs in order to keep having a good quality of
life so that despite no recovery, the patients remain to be able to pass through their
end of life, prosperous, have faith and self-esteem. This research aimed to analyze
the effect of family and paramedic facilitations on anxiety level of palliative
patients in Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Method: This study was an analytical observational research with cross-sectional
design. The source population in this research was all patients of Puskesmas
Medokan Ayu Surabaya consisting of 30 persons. The sample of research was all
cancer patients consisting of 30 persons. The sampling technique used was total
sampling. The research instrument used was questionnaire. Technique of
analyzing data used was a multiple logistic regression.
Result: The result of research showed that there was a statistically significant
negative effect of family facilitation on anxiety level in cancer patients receiving
palliative therapy (OR 0.29; CI 95% = 0.04 – 2.38, p = 0.026). The logistic
regression model showed that independent variable (Anxiety Level) could
simultaneously explain family and paramedical facilitations.
Conclusion: The conclusion of research was that the different effect of family and
paramedic facilitations would decrease anxiety level of people with cancer
disease.
Keywords: The effect of family facilitation, paramedic facilitation, anxiety level,
cancer patient.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGEASAHAN PEMBIMBING ....................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6
1. Pendampingan.................................................................................... 6
a. Pendampingan Keluarga ............................................................... 8
1. Pengertian ............................................................................. 8
2. Fungsi ................................................................................... 10
3. Tugas .................................................................................... 11
b. Pendampingan Paramedis ............................................................. 16
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Cemas ................................................................................................ 17
a. Pengertian ..................................................................................... 17
b. Gejala ............................................................................................ 20
c. Faktor ............................................................................................ 22
3. Kanker................................................................................................ 24
4. Paliati ................................................................................................. 33
a. Pengertian ..................................................................................... 33
b. Tujuan ........................................................................................... 35
c. Peran ............................................................................................. 36
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 43
C. Kerangka Berfikir................................................................................... 48
D. Hipotesis................................................................................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 51
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 51
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 51
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 51
D. Kerangka Penelitian ............................................................................... 53
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 54
F. Instrumen Penelitian............................................................................... 55
G. Prosedur Pengelolaan Data..................................................................... 59
H. Teknik Analisa Data ............................................................................... 60
BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN ..................................................... 62
A. Deskripsi Karakteristik Responden ........................................................ 62
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Karakteristik Responden Umum................................................... 62
2.
Karakteristik Responden Khusus.................................................. 64
B. Pegujian Hipotesis ................................................................................. 65
1.
Pengaruh Pendampingan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan 65
2.
Pengaruh Pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasan 66
3.
Analisis Multivariabel................................................................... 66
C. Pembahasan ............................................................................................ 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 72
A. Kesimpulan............................................................................................. 72
B. Saran ...................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Terapi Paliatif Holistik .............................................................. 39
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir....................................................................... 49
Tabel 2.3 Kerangka Penelitian .................................................................... 53
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Umur................................................... 62
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Status .................................................. 63
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Pekerjaan ............................................ 63
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Jenis Kelamin ..................................... 63
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Pendampingan Keluarga..................... 64
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Pendampingan Paramedis................... 64
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Tingkat Kecemasan ............................ 65
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Pendampingan Keluarga
Terhadap Tingkat kecemasan ..................................................... 65
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Pendampingan Paramedis
Terhadap Tingkat kecemasan ..................................................... 66
Tabel 4.10 Analisis Multivariabe................................................................ l66
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Keluarga ................................................................................ 12
Gambar 2.2 Proses Perkembangan Kanker............................................... 26
Gambar 2.3 Perkembang Sel Kanker ........................................................ 27
Gambar 2.4 Sel Sel Kanker....................................................................... 29
Gambar 2.5 Type Kanker ......................................................................... 30
Gambar 2.6 Type Sel Kanker.................................................................... 31
Gambar 2.7 Perkembangan Sel Kanker ................................................... 32
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ..................................................... 77
Lampiran 2 Surat Ijin penelitian ................................................................. 77
Lampiran 3 Kuesioner................................................................................. 78
Lampiran 4 Lembar Permohonan Responden............................................. 83
Lampiran 5 Lembar persetujuan Responden............................................... 84
Lampiran 6 Rekapitulasi data Umum ......................................................... 85
Lampiran 7 Rekapitulasi Pendampingan Paramedis................................... 86
Lampiran 8 Rekapitulasi Pendampingan Keluarga..................................... 87
Lampiran 9 Rekapitulasi Tingkat Kecemasan ............................................ 88
Lampiran 10 Data Penelitian....................................................................... 89
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabititas Variabel Pendampingan Keluarga ...... 93
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabititas Variabel Pendampingan Paramedis ... 95
Lampiran 13 Hasil Uji Reliabititas Variabel Tingkat Kecemasan.............. 96
Lampiran 14 Hasil Logistic Regression...................................................... 97
Lampiran 15 Kartu Konsultasi Penyusunan Tesis ...................................... 104
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tidaklah mudah bagi siapapun untuk menerima kenyataan bahwa
penyakit yang diderita adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan
(incurable), terlebih bila sudah berada pada tahap terminal (stadium lanjut),
sebab itu berarti prognosisnya adalah kematian. Penyakit yang tergolong
belum dapat disembuhkan adalah penyakit kanker, degeneratif, paru
obstruksi kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung/heart
failure, penyakit genetika dan infeksi seperti HIV/AIDS (SK Menkes:
812/Menkes/SK/VII/2007).
Menghadapi kenyataan yang tidak mudah ini penderita penyakit
terminal selain memerlukan pengobatan untuk fisiknya, juga memerlukan
dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritualnya, supaya
penderita dapat tetap mempunyai kualitas hidup yang baik sehingga
kalaupun benar-benar tidak mengalami kesembuhan, penderita tetap dapat
melewatkan akhir kehidupannya dengan tenang, sejahtera, beriman dan
bermartabat.( Daniati,2013).
Perawatan pada penderita paliatif (dari bahasa Latin “'palliare” untuk
jubah) adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang
berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada
berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan. Tujuannya
adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan
kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks.
(Daniati,2013).
Bagi penderita di samping masalah-masalah fisik akan muncul pula
respon psikologis seperti rasa tak berdaya, sedih, takut, cemas, marah, putus
asa dan sebagainya. Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu
pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan
yang menyertai suatu konflik atau ancaman atau fenomena yang sangat
tidak menyenangkan serta ada hubungannya berbagai perasaan yang
sifatnya difuss, yang sering bergabung atau disertai gejala jasmani.
(Hawari,D,2013).
Tingkat kecemasan menurut Stuart & Sudden (1998), dapat terbagi
menjadi 4, yaitu kecemasan ringan atau mild anxiety yaitu suatu kecemasan
yang masih ringan, kecemasan sedang atau moderate yaitu suatu
kemampuan yang menyempit, ada gangguan atau hambatan dalam
perbaikan dirinya, terjadi peningkatan respirasi dan denyut nadi, kecemasan
berat atau severe yaitu adanya perasaan-perasaan canggung terhadap waktu
atau perhatian, persepsi menurun, tidak konsentrasi, kesulitan komunikasi,
hyperventilasi, tachicardi, mual dan sulit kepala, dan yang terakhir adalah
panik atau panic yaitu individu sangat kacau sehingga berbahaya bagi diri
maupun orang lain. Tidak mampu bertindak, berkomunikasi dan berfungsi
secara aktif. (Hawari,D,2013).
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persoalan yang berkaitan dengan penyakit terminal tidak hanya
berhenti pada kecemasan penderita tetapi juga keluarga penderita. Selama
merawat anggota keluarganya, mereka mengalami kelelahan fisik dan
gejolak psikologis yang tidak ringan. Ketika kemudian penderita meninggal
dunia mereka akan merasakan kehilangan yang besar (bereavement) dan
kesedihan
(grief)
sehingga
mereka
juga
memerlukan
pendampingan.(BPKB,JawaTimur,2001).
Pendampingan pada penderita tidak dapat dipisahkan dari kejadian
perawatan secara keseluruhan. Ini merupakan suatu bagian dari proses
keperawatan. Pendampingan pada pasien penderita paliatif akan berhasil
jika pasien membutuhkan pendampingan penting yang dibutuhkannya.
Pendampingan pasien diatur secara individual. Kebutuhan perawatan dan
pendampingan pasien secara spesifik akan menentukan cara intervensi dari
perawat. .(BPKB,JawaTimur,2001).
Selain dari perawat, sudah sewajarnya jika keluarga pada umumnya
lebih dekat dengan pasien daripada perawat. Karena hubungan ini sudah
terjalin dalam waktu yang lebih panjang dan tidak hanya terbatas pada
hubungan pemberian bantuan. Disamping itu keluarga mengenal pasien
bukan sebagai orang luar (lain). (Margaret,I,2013).
Suatu hubungan yang baik antara yang membutuhkan perawatan dan
yang memberikan perawatan penting bagi pendampingan pasien yang baik.
Jadi mengikutsertakan keluarga maupun non keluarga akan bermanfaat bagi
pasien. Oleh karena itu penting sekali untuk mengikutsertakan keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
maupun non keluarga sebagai pendamping untuk mengontrol tingkat
kecemasan penderita. (Hawari,D,2013).
Dari uraian latar belakang di atas, peneliti hendak meneliti tentang
“Perbedaan Pengaruh Pendampingan Keluarga Dan Paramedik Terhadap
Tingkat Kecemasan pada Pasien Kanker yang mendapat Terapi Paliatif Di
Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah yang terdiri dari:
1.
Apakah terdapat pengaruh pendampingan keluarga terhadap tingkat
Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi Paliatif Di
Puskesmas Medoan Ayu Surabaya?
2.
Apakah terdapat pengaruh pendampingan paramedik terhadap tingkat
kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di
Puskesmas Medoan Ayu Surabaya?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh pendampingan keluarga dan paramedik
terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi
paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Tujuan Khusus
a. Menganalisis
pendampingan
Keluarga
Terhadap
Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi Paliatif Di
Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.
b. Menganalisis
pendampingan
paramedik
Terhadap
Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di
Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.
c. Menganalisis pengaruh pendampingan keluarga dan paramedik
terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Mendapat
Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan
wawasan bagi ilmu kesehatan mengenai pentingnya pendampingan
keluarga dan paramedic terhadap tingkat kecemasan Pada Pasien
Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu
Surabaya.
2.
Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan yang berharga
bagi Pasien Kanker Yang Mendapat Terapi paliatif, keluarga penderita,
para medis maupun konselor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDAMPINGAN
PendampinganmerupaKan suatu aktivfitas yang dilakukan dan dapat
bermakna pembinaan,pengajaran pengarahan dalam kelompok yanglebih
berkonotasi pada pengusai, mengendalikan dan mengontrol . kat
pendampingan lebih bermaknapada kebersamaan, kesejajaran , samping
menyamping, dan karena kedudukan antara keduanya ( Pendampingan dan
yang didampingi ) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasa dan
bawahan. Hal ini bahwa implikasi bahwa peran pendampinganhanya
sebatas pada memberi alternatif, saran dan bantuankonsultatif dan tidak
pada pengambilan keputusan. ( BPKB, Jawa Timur, 2001 )
Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas)
yang diberikan pendamping kepada klien dalam mengidentifikasi
kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif
dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kemandirian klien secara
berkelanjutan dapat diwujudkan (Direktorat Bantuan Sosial, 2007: 4).
Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan atau
kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangaka pemenuhan
kebutuhan dan pemecahan permasalahan kelompok. Pendampingan
diupayahkan untukmenumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar
masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri.
commit to user
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu
maupun kelompok yang berangakat dari kebutuhan dan kemampuan yang
didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari,
oleh danuntuk anggota kelompok serta mengembangkan kesetiakawan dan
soladiritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia
yangutuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Peran pendampingan
Kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu
mengatasi permasalahan
pendampingan
secara sendirian dan pendampingan adalah
kelompok.
Dikatakan
pendampingan
karena
yang
melakukan kegiatan pemecahan masalah itu bukan pendamping.
Pendamping hanya berperan untuk mefasilitasi bagaimana memecahkan
masalah secara bersama – sama dengan masyarakat, mulai dari tahap
mengidentifikasi permasalahan, mencarai alternatif pemecahan masalah
sampai dengan implimentasi.
Dalam upaya pemecahan masalah, peran pendampingan hanya sebatas
pada memberikan alternatif – alternatif yang dapat mengimplimentasikan.
Dan kelompok pendampingan dapat memilih alternatif mana yang sesuai
untuk diambil. Pendampingan perannya hanya sebatas memberikan
pencerahan berfikir berdasarkan hubungan sebab akibat yang logis, artinya
kelompok pendampingan disadarkan bahwa setiap alternatif yang diambil
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
senantiasa ada konsekwensinya.
Diharapkan konsekwensi tersebut
bersifat positif pada kelompoknya.
Dalam rangka pendampingan ini, hubungan yang dibangun oleh
pendamping adalah hubungan konsultatif dan parisitatif. Dengan adanya
hunungan itu, maka peran yang dapat dimainkan oelh pendamping dalam
melaksanakan fungsi
pendampingan adalah peran motivator, peran
fasilitator dan peran katalisator (BPKB Jawa Timur, 2001 ).
A. PENDAMPINGAN KELUARGA.
1. Pengertian Keluarga Secara Umum
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau
lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masingmasing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.dan
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masing-masing
dan
menciptakan
serta
mempertahankan
suatu
kebudayaan.
Devinisi keluarga menurut Burgess dkk dalam friedman (1998)
yang berorientasi pada tradisi dan digunakan secara luas :
1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, dan adopsi
2. Para anggota keluarga biasanya tinggal di dalam satu rumah, atau jika
meraka hidup terpisah, maka merka akan menggangap itu sebagai
keluarga mereka
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikas antara satu dengan
yang lainnya
4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama dengan
beberapa cirri unik tersendiri.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Fungsi Dari Keluarga
A. Fungsi Secara Biologis
a.
Untuk Meneruskan Keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c.
Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga
B. Fungsi Secara Psikologis
a.
Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga.
b. Memberikan perhatian untuk anggota keluarga.
c.
Membina kepribadian.
d. Memberikan identitas keluarga.
C. Fungsi Sosialisasi
a.
Mengajarkan sosialisasi kepada anak.
b. Membentuk norma-norma yang baik kepada anak.
c.
Meneruskan nilai-nilai budaya.
D. Fungsi Secara Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.
b. Pengaturan
penggunaan
penghasilan
untuk
memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan
depan,sebagai jaminan hari tua.
commit to user
anak di masa
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Fungsi Secara Pendidikan
a. Menyekolahkan
anak
pengetahuan,keterampilan,
untuk
dan
membentuk
memberikan
anak
sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
b.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan
mempersiapkan anak untuk memenuhi perannya sebagai
orang dewasa.
c.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Tugas Keluarga
a.
Menjaga fisik setiap anggota keluarga dari gangguan.
b. Sosialisasi antar setiap anggota keluarga
c.
Memberikan pengarahan kepada anak untuk mengikuti norma
– norma yang ada
d. Menempatkan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1 Keluarga

Pengertian Keluarga secara Struktural: Keluarga didefenisikan
berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti
orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Defenisi ini memfokuskan pada
siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat
muncul pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families of
origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of
procreation), dan keluarga batih (extended family).

Pengertian Keluarga secara Fungsional: Keluarga didefenisikan
dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi
psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi
pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran
tertentu. Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan
oleh keluarga.
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id

Pengertian Keluarga secara Transaksional: Keluarga didefenisikan
sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilakuperilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family
identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita
masa depan. Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga
melaksanakan fungsinya.(Abu&Nur, 2001: 176)
Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat,
keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu (Soerjono,
2004: 23):
a)
Keluarga batih berperan sebagipelindung bagi pribadi-pribadi
yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh
dalam wadah tersebut.
b) Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil
memenuhi kebutuhan anggotanya.
c) Keluarga
batih
menumbuhkan
dasar-dasar
bagi
kaidah-kaidah
pergaulan hidup.
d) Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses
sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan
mematuhi
kaidah-kaidah
dan
nilai-nilai
yang
berlaku
dalam
masyarakat. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang
terbentuk
dari
suatu
hubungan
seksyang
tetap,
untuk
menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan
pemeliharaan anak.
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and
Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu:
1)Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2)Susunan
kelembagaan
yang
berkenaan
dengan
hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3)Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4)Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
kelompok
yang
mempunyai
kebutuhan-kebutuhan
ekonomi
ketentuan
khusus
terhadap
yang
berkaitan
dengan
kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5)Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang
walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap
kelompok kelompok keluarga.
Hubungan dalam keluarga
Hubungan keluarga merupakan suatu ikatan dalam keluarga yang
terbentuk melalui masyarakat. Ada tiga jenis hubungan keluarga yang
dikemukakan oleh Robert R.Bell (Ihromi, 2004: 91), yaitu:
a) Kerabat dekat (conventional kin) yaitu terdiri dari individu yang
terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau
perkawinan, seperti suami istri, orang tua-anak, dan antar-saudara
(siblings).
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Kerabat jauh (discretionary kin) yaitu terdiri dari individu yang
terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau
perkawinan, tetapi ikatan keluarganya lebih lemah daripada
keluarga dekat. Anggota kerabat jauh kadang-kadang tidak
menyadari adanya hubungan keluarga tersebut. Hubungan yang
terjadi di antara mereka biasanya karena kepentingan pribadi dan
bukan karena adanya kewajiban sebagai anggota keluarga.
Biasanya mereka terdiri atas paman dan bibi, keponakan dan
sepupu.
c) Orang yangdianggap kerabat (fictive kin) yaitu seseorang
dianggap anggota kerabat karena ada hubungan yang khusus,
misalnya hubungan antar teman akrab.
Ciri keluarga yang mempunyai kekuatan untuk kesejahteraan
Anak Supartini (2004), antara lain:
1) Komitmen yang kuat untuk kesejahteraan anggota keluarga.
2) Selalu memberi penghargaan dan dorongan terhadap anggota keluarga.
3) Ada upaya untuk meluangkan waktu bersama.
4) Komunikasi dan interaksi yang positif antar anggota keluarga.
5) Ada kejelasan aturan, nilai dan keyakinan.
6) Strategi koping yang positif.
7) Selalu berpikir positif terhadap segala perilaku anggota keluarga.
8) Kemampuan memecahkan masalah secara positif.
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9) Fleksibel dan mudah beradaptasi dalam menjalani peran untuk
memenuhi kebutuhan.
10) Selalu ada keseimbangan antara kepentingan pekerjaan dan kepentingan
anggotakeluarga.
Friedman(1986),
dalam
Setyowati
dan
Murwani
(2008)mengidentifikasilima fungsi dasar keluarga, yaitu fungsiafektif,
fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomidan fungsi perawatan
kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan menjelaskan bahwa keluarga
berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi statuskesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
B. PENDAMPINGAN PARAMEDIS
Paramedisadalah Tenaga Kesehatan Sarjana Muda, menengah dan
rendah sebagaimana tersebut dalam pasal 2 nomor II Undang-Undang No.
6 tahun 1963 (Lembaran-Negara tahun 1963 No. 79) tentang Tenaga
Kesehatan. (Pasal 1 UU Nomor 18 Tahun 1964 Tentang Wajib Kerja
Tenaga Paramedis).
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Paramedis adalah profesi medis, biasanya anggota layanan medis
darurat, yang terutama menyediakan perawatan gawat darurat dan trauma
lanjut prarumah sakit.
Menurut UU Tahun 1964 No. 18 Tentang Wajib Kerja Tenaga Para
Medis Pasal 1, maka tenaga paramedis dimaksud tenaga kesehatan Sarjana
Muda, menengah dan rendah, antara lain :
1.di bidang farmasi :asisten apoteker dan sebagainya,
2.di bidang kebidanan : bidan dan sebagainya,
3.di bidang perawatan : perawat, phisieterapis dan sebagainya,
4.di bidang kesehatan masyarakat :penilik kesehatan, nutrisionis dan lainlain,
5.di bidang-bidang kesehatan lain (umpama untuk laboratorium, analis).
Paramedis bertugas mempersiapkan perawatan gawat darurat segera,
krisis intervensi, stabilisasi penyelamatan hidup, dan mengangkut pasien
yang sakit atau terluka ke fasilitas perawatan gawat darurat dan bedah
seperti rumah sakit dan pusat trauma bila memungkinkan
2. CEMAS
1. Pengertian Kecemasan
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah
dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai
bagian dari kehidupansehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan
yang sifatnya umum,dimana seseorang merasa ketakutan atau
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya
(SutardjoWiramihardja, 2005:66).
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang
pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan
reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan
seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan
gejala- gejala lain dari berbagaigangguan emosi (Savitri Ramaiah,
2003:10).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti
Widuri,2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu
yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
di lakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun
cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan
menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Kecemasan
merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang
menggelisahkan
sebagai
reaksi
umum
dari
ketidak
mampuanmengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104).
Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu
mengalami
kecemasan
karena
adanya
ketidakpastian
dimasa
mendatang.Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak
menyenangkan yang akan terjadi.
Sedangkan Siti Sundari (2004:62) memahami kecemasan
sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman
terhadap kesehatan. Nevid Jeffrey S,Rathus Spencer A, & Greene
Beverly (2005:163) memberikan pengertian tentang kecemasan
sebagai
suatu
keadaan
emosional
yang
mempunyai
ciri
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan,
dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya.
Kecemasan
juga
merupakan
kekuatan
yang
besar
dalam
menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang
ataupun yang terganggu. Kedua- duanya merupakan pernyataan,
penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut
(Singgih D. Gunarsa, 2008:27).
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas
bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu
yang sangatmengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena
adanya
ketidakpastian
dimasa
mendatang
bahwasesuatu yang buruk akan terjadi.
commit to user
serta
ketakutan
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena
adanya ancaman terhadap kesehatan. Individu- individu yang
tergolong
normal
kadang
kala
mengalami
kecemasan
yang
menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang berupa
gejala- gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada
individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi
individu yang mengidap penyakit mental yang parah
Gejala- gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah :jari tangan
dingin,detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepalapusing,
nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.
Gejala yang bersifat mental adalah ketakutan merasa akan
ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram,
ingin lari dari kenyataan (SitiSundari,2004:62).
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya
perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas
dantidak menyenangkan. Gejala - gejala kecemasan yang muncul
dapat berbeda pada masing - Masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb
(Fitri Fauziah& Julianti Widury,2007:74) menyebutkan bahwa takut
dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan
adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang
jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan
konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi
individu. Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada
didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek
yang nyata atau keadaan yang benar -benar ada. Kholil Lur Rochman,
(2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan
antara lain :
a. Ada saja hal- hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap
b. kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut
merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal - hal yang tidak
jelas.
c. Adanya emosi - emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka
marah dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak,
sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
d. Diikuti oleh bermacam - macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion
of persecution (delusi yang dikejar - kejar).
e. Sering merasa mual dan muntah - muntah, badan terasa sangat
lelah, banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
f. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan
tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
Nevid Jeffrey S, Spencer A, &GreeneBeverly(2005:164)
Mengklasifikasikan gejala- gejala kecemasan dalam tiga jenis
gejala, diantaranya yaitu :
a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak
kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau
tersinggung.
c. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,
terguncang, melekat dan dependen
d. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu,
perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi
dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan
segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit
berkonsentrasi.
3. Faktor - faktor Penyebab Kecemasan
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan
sebagian besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang.
Peristiwa - peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat
munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (2003:11)
Ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan,
diantaranyayaitu :
a.
Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara
Berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini
disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan
pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap
lingkungannya.
b.
Emosi yang ditekan Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak
mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam
hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau
frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c.
Sebab - sebab fisik Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi
dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam
kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih
dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi - kondisi ini, perubahanperubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan.
Zakiah Daradjat(Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan
beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yangmengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasatakut, karena sumbernya
terlihat jelas didalam pikiran
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan
halhalyang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan
ini seringpula menyertai gejala- gejala gangguan mental, yang
kadangkadangterlihat dalam bentuk yang umum.
c.Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa
bentuk.Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan
takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
3. KANKER
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel sel yang tumbuh secara terus - menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi
karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif)
sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan
umumnya fatal jika dibiarkan. Pertumbuhan sel - sel kanker akaN
menyebabkan jaringan menjadi besar dan disebut sebagai tumor. Tumor
merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau
benjolan dalam tubuh. Sel - sel kanker yang tumbuh cepat dan menyebar
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Penjalarannya
kejaringan
lain
disebut
sebagai
metastasis.
Kanker
mempunyai
karakteristik yang berbeda - beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada
yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.
Kanker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan
dapat manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal
dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam
perkembangannya.Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menimbulkan kematian (familiy’s doctor, 2006).
Hal ini sejalan dengan defenisi dari american cancer society yang
mengatakan kanker sebagai kelompok penyakit yang ditandai oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (kaplan,
salis & patterson, 1993).
Sel kanker berbahaya karena dapat menyebabkan kematian baik
secara langsung maupun tidak langsung (laszlo dalam sarafino, 1998).Sel
kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker pada umumnya cepat
menjadi besar.Sel kanker menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga
dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkram
alat tubuh yang terkena. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar
(metatasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh
kanker baru di tempat lain.
Penyeberan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya
dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi
terganggu.Umumnya, sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di
sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan atau pun gejala, bila
sudah ada keluhan atau gejala biasanya penyakit berada pada taraf stadium
lanjut.Awalnya kanker tidak menimbulkan keluhan karena hanya
melibatkan beberapa sel. Bila sel kanker bertambah, maka keadaan
bergantung kepada orang yang terkena.Misalnya, pada usus berongga
besar, tumor harus mencapai ukuran besar sebelum memicu keluhan
(familiy’s doctor, 2006).Pada tarafstadium lanjut sel kanker menyebar
sampai ke organ vital seperti otak atau paru lalu mengambil nutrisi yang
dibutuhkan oleh organ tersebut, akibatnya organ itu rusak dan
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mati.Penyakit kanker sendiri dapat melemahkan penderitanya, penyakit
tersebut serta pengobatannya dapat menurunkan gairah hidup dan
kemampuan tubuh untuk melawan penyakit (laszlo dalam sarafino, 1998).
Gambar 2.2 Proses Perkembangan Kanker
"Ini sungguh hebat. Banyak hal yang kita tahu soal kanker
berlawanan sebab studi tentang kanker kebanyakan menggunakan sel
tumor yang diisolasi. Sekarang kami menempatkan sel-sel kanker kembali
dalam lingkungan stromal Kami melihat bagaimana sel kanker secara
kritis tergantung pada fibroblasts demi kelangsungan hidup mereka,"
ungkap Dr. Lisanti.(mkn)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3 Perkembangan Sel Kanker
Ketika sel normal (A) rusak atau tua (2), mereka mengalami apoptosis (1);
sel kanker (B) menghindari apoptosis dan terus membelah diri.
Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu
penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker
dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai
sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan
yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak
kanker daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin;
pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat
berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker).
Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28
digilib.uns.ac.id
bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah ke organ lain.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker
sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian.
Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi terdiagnosa kanker.
Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum
adalah kanker prostat (33% dari seluruh kasus kanker), kanker paru-paru
(13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker kandung kemih (7%), dan
"cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-paru
adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker
kolon dan rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%).
Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah
kanker yang paling umum (32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh
kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum (11%), kanker
endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan
kasus kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian
kanker), diikuti oleh kanker payudara (15%), kanker kolon dan rektum
(10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas (6%).
Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker
menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung.
Penyebab utama kanker di negara tersebut adalah pola hidup yang tidak
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak sehat.
Pada tanaman, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/
bakteri tertantu. Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia
sangat berbeda.
Gambar 2.4 Sel Sel Kanker
Kanker terjadi saat sel-sel dalam tubuh membelah diri diluar kendali. Sel-sel
abnormal ini kemudian menyerang jaringan terdekat, atau berpindah ke daerah
yang jauh dengan cara masuk ke dalam pembuluh darah atau sistem limpatik.
Agar tubuh manusia berfungsi secara normal, setiap organ tubuh harus
memiliki sejumlah sel tertentu. Sel-sel ini dalam sebagian besar organ, memiliki
usia yang pendek, dan untuk menjaga fungsi tubuh, sel-sel ini harus digantikan
melalui proses pembelahan sel.
Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama dunia dan terhitung
sekitar 7,6 juta (13%) angka kematian di tahun 2008.
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tipe utama kanker yang menjadi penyebab utama kematian akibat kanker
adalah:
01 KANKER
02 KANKER PERUT
03 KANKER HATI
PARU-PARU
menyebabkan 736,000
menyebabkan 695,000 juta
menyebabkan 1,3
juta kematian per tahun
kematian per tahun
juta kematian per
tahun
04 KANKER
05 KANKER
KOLOKTERAL
PAYUDARA
menyebabkan
menyebabkan 458,000
608,000 kematian
kematian per tahun
per tahun
Gambar 2.5 Type Kanker
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lebih dari 70% dari seluruh kematian akibat kanker pada tahun 2008
terjadi di negara berpendapatan rendah hingga menengah. Kematian akibat kanker
terus meningkat, dengan perkiraan sekitar 13,1 juta jiwa sekarat pada tahun
2030.
Tipe kanker yang paling sering ditemui di seluruh dunia adalah:
PRIA: Esofagus / Kerongkongan; ParuParu; Hati; Perut; Prostat
WANITA: Paru-Paru; Payudara;
Perut; Kolokteral; Servikal/ Mulut
Rahim
DIANTARA PRIA
DIANTARA WANITA
(urutan penyebab kematian global):
(urutan penyebab kematian global):
01 Paru-paru
01 Payudara
02 Hati
02 Paru-paru
03 Perut
03 Kolorektal
04 Kolorektal
04 Servikal/Mulut Rahim
05 Esofagus/Kerongkongan
06 Prostat
05 Perut
commit to06user
Hati
Gambar 2.6 Type Sel Kanker
perpustakaan.uns.ac.id
32
digilib.uns.ac.id
Seperlima kanker di seluruh dunia terjadi akibat infeksi kronis, terutama dari
virus Hepatitis B HBV (penyebab kanker hati), Human Papilloma Viruses HPV
(penyebab kanker serviks/mulut rahim), Helicobacter Pylori (Penyebab kanker
perut), Schistosomes (penyebab kanker kandung kemih), The Liver Fluke
(kelenjar empedu) dan HIV (Kaposi sarcoma dan limpoma).
Klasifikasi
Gambar 2.7 Perkembangan sel kanker
Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel
tempat terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar
dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel
basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker
kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:

Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti
kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ
pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit,
commit to user
karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma
perpustakaan.uns.ac.id
33
digilib.uns.ac.id
hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker
testiskular dan kanker tiroid.

Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti
osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot
seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan
jaringan penghantar atau pendukung lainnya.

Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel
darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki
kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.

Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan
dalam sistem kekebalantubuh
4.
PALIATI
4.1. Falsafah perawatan paliatif
Didasari pada falsafah bahwa setiap penderita mempunyai hak
untuk mendapatperawatan yang terbaik sampai akhir hayatnya, maka bagi
penderita kanker yangpenyakitnya tidak berangsur sembuh, perawatan
diberikan untuk mengurangipenderitaanya, sehingga kualitas hidup tetap
dapat dipertahankan dan meninggaldengan tenang dalam imam(Djauzi et al.,
2003, hal 2)
4.2. Definisi paliatif
Definisi awal dari Definisi awal dari pengobatan paliatif mulai
dikenal diInggris pada tahun 1987 (Doyle, 1998, h. 3).“Palliative medicine
is the study and management of patients withactive, progressive,
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
faradvanced disease for whom the prognosis islimited and the focus of care
is the quality of life”.(Pengobatan paliatif merupakan suatu studi dan
penanganan terhadappasien-pasien dengan penyakit yang aktif, progresif
dan lama yangmana prognosisnya terbatas dan fokus perawatannya adalah
padakualitas hidup).
Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendefinisikan perawatan
paliatif. (Djauzi et al., 2003, h. 2) sebagai berikut:“Semua tindakan aktif
guna
meringankan
beban
penderita,
terutama
yangtak
mungkin
disembuhkan.Tindakan aktif yang dimaksud antara lainmenghilangkan
nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikandalam aspek
psikologis, sosial dan spiritual”
Pengertian perawat paliatif merupakan bagian penting dalam
perawatan pasien penderita kanker yang dapat dilakukan secara sederhana.
Seringkali priroritas utama pasien adalah kualitas hidup dan bukan
kesembuhan dari penyakitnya. Pasien lebih cenderung untuk memilih hidup
yang singkat namun bahagia daripada hidup yang panjang tapi dengan
banyak keterbatasan. Mayoritas pasien kanker berada dalam stadium lanjut
ketika terdiagnosis. Bagi mereka, pilihan terapi yang realistis hanyalah
penghilang nyeri dan perawatan paliatif. Pendekatan perawatan paliatif yang
efektif
dapat
meningkatkan
kualitas
hidup
dari
pasien
penderita
kanker.(Rsajidi, S,I, 2010)
Definisi Who tentang perawatan paliatif adalah pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghadapi masalah terkait
dengan penyakit yang mengancam nyawa,
melalui pencegahan dan mengurangi penderitaan dengan cara identifikasi
dini, periksaan yang baik dan terapi rasa sakit dan masalah lainnya, fisik,
psikososial dan spiritual.(Rsajidi, S,I, 2010)
4.3. Tujuan perawatan paliatif
Masih menurut WHO, tujuan perawatan paliatif adalah untuk
mencapaikualitas hidup maksimal bagi penderita dan keluarga. Perawatan
paliatf tidakhanya diberikan bagi penderita menjelang akhir hayatnya,
namun sudah dapatdimulai segera setelah diagnosis penyakit (kanker) di
tegakkan, dan dilaksanakanbersama dengan pengobatan kuratif. Lebih lanjut
lagi, Organisasi KesehatanDunia menekankan bahwa pelayanan paliatif
berpijak pada pola dasar (Djauzi etal., 2003, h.. 2-3), berikut ini :
1. Meningkatkan kulaitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses
normalPeran Pekerja Sosial ..., Angga Yusarga, FISIP UI, 2009
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5. Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga
Sehingga dari uraian diatas, jelas bahwa pemanfaatan sistem
perawatan medismemegang peranan penting untuk diterapkan dalam prinsip
perawatan paliatif(Djauzi et al., 2003, h. 7)
Perawatan paliatif menyangkut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36
digilib.uns.ac.id
 Mengurangi atau menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu.
 Membuat pasien mengerti bahwa proses hidup dan mati adalah sesuatu
yang wajar.
 Tidak bermaksud untuk mempercepat ataupun menundah kematian.
 Mengitregrasikan aspek psikologi dan spiritual dari perawatan pasien.
 Menawarakan sistem pendukung untuk membantu pasien hidup seaktif
mungkin sampai saat kematian.
 Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga agar dapat
menerima kenyataan dan meyikapi penyakit pasien dengan baik.
 Menggunakan pendekatan kelompok untuk mengetahui kebutuhan pasien
dan keluarganya, termasuk konseling.
 Meningkatkan kualitas hidup dan dapat juga mempengaruhi perjalanan
penyakit secara positif.
 Dapat diterapkan dini saat perjalanan penyakit, digabungkan dengan
terapi lainnya yang berusaha untuk memperpanjang hidup, seperti
kemoterapi da radioterapi termasuk usaha untuk mengetahui dan
mengatasi komplikasi klinis yang menggangu.
(Rsajidi,I, 2010 )
4.4. Peranan perawatan paliatif penyakit kanker
Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium
lanjut tidak mendapatkan perawatan yang memadai, namun semua alasan itu
pada akhirnya berakar pada commit
konsep to
terapi
useryang eksklusif pada penyembuhan
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyakit dan memperpanjang nyawa daripada meningkatkan kualitas hidup
dan mengurangi penderitaan. Itulah mengapa seringkali keputusan untuk
mengambil tindakan paliatif baru dialkukan setelah segala usaha
penyembuhan penyakit ternya tidakefektif dan kematian tidak terelakkan.
Pada hal seharusnya perawatan paliatif dilakukan seacra integral denga
perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut.
Perawatan pada penderita paliatif (dari bahasa Latin “'palliare” untuk
jubah) adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang
berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada
berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan
dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan. Tujuannya
adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan
kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks.
(Daniati,2013).
Seiring dengan perkenmbangan bidang ilmu ini, lapangan kerja dari
perawatan paliatif yang dulunya hanya berfokus pada memberikan
kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas menjadi perawatan
holistik yang menyakup aspek fisik, sosial, psikologis dan spiritual dalam
mengahadpi kanker. Peubahan perspektif ini dikarenakan semakin hari
semakin banyak penderita kanker sebagai sebuah penyakit kronis sehingga
tuntunan untuk suatu perkembangan adalah mutlak adanya.
(Rsajidi,I, 2010)
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disuatu pusat penanggulangan penyakit kanker, biasanya penderita terbanyak
adalah pasien stadium paliatif. Dianut pengertian bahwa (Djauzi et al., 2003, h. 4):
1) Kelanjutan dan kesinambungan perawatan adalah hal yang sangat pentingdan
diutamakan. Tim paliatif harus dikenal oleh penderta dan keluarga,dan
berperan sebagai sumber unformasi dan sumber dukungan mental
2) Nyeri dan gejala lain dievaluasi secara cermat dan didokumentasi
sehinggaperkembangannya dapat dikontrol. Protokol untuk pengawasan
perawatandi rumah diberikan kepada pelaku rawat (care giver)
3) Tim paliatf harus dapat menganalisis dan menentukan prioritaspenyelesaian,
bila ada masalah yang tekait dengan pasien, keluarga, danupaya
medisPerawatan
di
rumah
penderita
harus
dipersiapkan
dengan
matang.Penyuluhan kepada penderita dan keluarga telah dimulai sejak
penderitaberkonsultasi dengan pihak rumah sakit. Tim perawat dan terapis
untukperawatan
di
rumah
segera
dipersiapkan,
termasuk
jadwal
kunjunganrumah. Ikatan antara rumah Sakit dengan penderita di rumah
selaluterjalin, lebih baik lagi, bila dokter keluarga menjadi jembatan
dalamikatan ini
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1. Terapi paliatif Holistik mencakup berbagai aspek kehidupan
Pelayanan
perawatan paliatif
Tujuan perawatan
Stadium Awal
Diskusikan
Stadium Tengah
Meninjau kembali
Stadium Ahkir
Menilai pemahanan
dignosis, prognosis, pemahanan pasien
pasien akan
perjalanan penyakit
didiagnosis,
tentang prognosis,
dan terapi penyakit, meninjau kembali
perjalanan penyakit,
bicarakan tentang
keberhasilan dan
dan prognosis :
tujuan perawatan
keuntungan bagi
mrninjau kembali
pasien, harapan dan
rasio beban untuk
tujuan perawatan dan
harapan akan terapi
pengobatan penyakit,
merekomendasikan
yang diberikan
meninjau kembali
perubahan yang
tujuan perawatan dan
sesuai : pasien
harapan :
membantu secara
mempersiapkan
eskplisit rencana
pasien dan keluarga
untuk kematian yang
pasien untuk
baik : mendorong
pergeseran tujuan :
penyelesaian tugas –
mendorong
tugas penting dan
memperhatikan tugas
meningkatkan
– tugas penting,
perhatian pada
hubungan dan perihal hubungan keluarga
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Program Dukungan
keuangan.
dan urusan keuangan.
Menyarakan pasien
Menyarankan pasien
Menyarankan pasien
untuk
untuk melakukan
untuk mengikuti
mendaftarkan
kunjungan perawatan
program perawatan
program perawatan
paliatif teratur,
paliatif dirumah sakit
paliatif dan
mem,pertimbangakan atau di rumah, kasus
menyediakan
program perawatan
manajemen jasa,
perawatan rumah
paliatif di rumah
rumah perawatan atau
dan layanan
sakit atau di rumah,
PACE :
manajemen kasus (
rumah perawatan
mempertimbangkan
Jika ada )
rehabilitasi subakut,
penempatan panti
jasa manajemen
jompo denga rumah
kasus dan PACE.
perawatan atau
perawatan paliatif jika
perawatan rumah
pasien kewalahan.
Perencanaan
Menyarakan pasien
Meyarakan pasien
Menyarankan pasien
Keuangan
untuk mencari
untuk menilai
untuk meninaju
bantuan dalam
kembali kecakupan
semua sumber daya
merencanakan
perencanaan
keuangan dan
keuangan,
keuangan, perawatan
kebutuhan :
perawatan kangja
medis, perawatan
commit to user
menginformasikan
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
panjang, kebutuhan
rumah, obat –
pasein dan keluarga
asuransi dan
obatan, perawatan
tentang pilihan
memulai
jangka panjang dan
keuangan untuk
pengalihan aset jika dukungan kebutuhan
perawatan pribadi dan
pasien sedang
jangka panjang (
keluarga :
mempertimbangkan mempertimbangkan
misalnya hospis dan
aplikasi medis
perawatan hospis dan bantuan medis ) jika
masa depan :
kelayakan medicaid.
sumber daya tidak
merujuk pasien ke
memadai untuk
pengacara yang
memenuhi kebutuhan
berpengalaman
: secara eksplisit
dalam isu – isu
merekomendasikan
kesehatan
perawatan hospis dan
meninjau kembali
keuntungannya :
mempertimbangkan
kelayakan
pertolongan medis.
Dukungan
Menginformasikan
Mendorong
Keluarga
pasien dan keluarga dukungan atau
dari luar kota untuk
tentang kelompok
konseling bagi
mengunjungi :
dukungan / untuk
perawat keluarga :
mengirim pengasuh
commit to user
Mendorong keluarga
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membentuk tim
memastikan bahwa
kepada kelompok –
paliatif, bertanya
para pengasuh
kelompok dukungan
mengenai
memiliki informasi
penyakit tertentu atau
kebutuhan
tentang sumber daya
konseling :
dukungan praktik (
praktis, stres,
menanyakan secara
Misalnya
depresi, dan
rutin tentang
trasportasi, obat
kecakupan perawatan kesehatan,
dan pearawatan
medis :
kesejahteraan dan
pribadi )
mengidentifikasi
kebutuhan praktis
mendengarkan
sumber daya
pengasuh :
kekhawatiran
dukungan praktis :
menawarkan sumber
merekomendasikan
daya untuk perawat
bantuan dari keluarga pengganti setelah
dan teman :
kematian, mengirim
meningkatkan
kartu belasungkawa
kemungkinan rumah
dan menghubungi
perawatan dan
setelah 1-2 minggu :
mendiskusikan
mempertahankan
manfaatnya :
kontak sesekali
mendengarkan
setelah kematian
kekhwatiran.
pasien, mendengarkan
kekhwatiran.
(Rsajidi, I, 2010)
commit to user
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A. PENELITIHAN YANG RELEVAN
Bayu azwary (2013) Dalam Judul :Peran paramedis dalam meningkatkan
Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas pembantu kampung kasai
Kecamatan pulau derawan kabupaten berau. Pelaksanaan kesehatan yang
dilakukan oleh paramedis sudah bisa dibilang Sangat baik, ini terbukti dari respon
positif yang diberikan dari warga kampung Kasai Terhadap kinerja dan pengaruh
yang diberikan paramedis yang bertugas Pada puskesmas pembantu untuk
menyelenggarakan
pertolongan
kesehatan
Kepada
setiap
warga
yang
membutuhkan. Dari pelaksanaan suatu kegiatan pasti Terdapat pula factor -Faktor
yang mempengaruhi kegiatan tersebut, adapun yang Menjadi faktor penghambat
ialah minimnya tenaga paramedis yang bekerja pada Puskesmas pembantu dimana
diketahui hanya dua petugas dan harus melayani Seluruh warga kampung kasai
yang berjumlah sekitar 3.180 jiwahal ini saNgat Mengambat terciptanya
pelayanan kesehatan yang optimal dan yang menjadi Faktor pendukung ialah
kesigapan paramedis dalam menangani masyarakat yang Memerlukan pengobatan
meskipun diluar ruang tempat kerja paramedis tersebut.
Dewi Utami, Annisa Andriyani dan Siti Fatmawati (2013) dengan judul
“Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada
Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan kemoterapi
pada pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini termasuk
penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah pasien kanker serviks sebanyak 95 responden yang diambil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
44
digilib.uns.ac.id
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengambilan data
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan
dalam peneltian ini adalah analisa bivariat yaitu Kendall Tau. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa Ada hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD Dr.
Moewardi. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga,
maka akan semakin rendah tingkat kecemasan pasien.
Yuliati, SKp., MM (2013 ) Dengan Judul : Dukungan sosial keluarga adalah
pemberian bantuan baik moril maupun material dari keluarga kepada orang yang
berarti baginya sehingga orang tersebut merasa dihargai, dicintai, dan bernilai.
Tingkat kecemasan pasien kanker dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya
dukungan sosial keluarga yang diterima pasien tersebut selama menjalani
perawatan di rumah sakit. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan sosial keluarga dan tingkat kecemasan pasien kanker di
Ruang Unit Rawat Inap Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Metode
Penelitian : Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan
kuantitatif dan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien kanker yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta, baik rawat inap maupun rawat jalan pada tahun 2013. Tekhnik
pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 33 responden. Analisis
data untuk univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi, bivariat dengan
mengunakan Chi Kuadrat. Hasil Penelitian : Sebagian besar responden cemas
ringan (54,4%), berusia 36 - 45 tahun (69,7%%), perempuan (63,6%), menikah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45
digilib.uns.ac.id
(84,8%), sekolah menengah pertama (63,6%), pegawai swasta (33,3%),
mendapatkan dukungan sosial keluarga (51,5%). Hasil uji statistik menunjukkan
terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dan tingkat kecemasan pasien
kanker (p < 0,05). Kesimpulan : Disarankan agar keluarga dapat memberikan
dukungan yang optimal kepada pasien kanker baik dukungan moril maupun
material sehingga tingkat kecemasan pada pasien kanker tersebut dapat berkurang.
Diana Susilowati ( 2012 ) Dengan Judul : Kemoterapi adalah pengobatan
kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon. Prevalensi kanker di
indonesia tahun 2012 mencapai 23.310 kasus dan dikirakan pada tahun 2030
meningkat menjadi 26 juta orang yang terkena kanker, Penderita kanker yang
menjalani kemoterapi mengalami kendala terhadap dirinya sendiri yang merasa
putus asa dan tidak bisa sembuh, karena itulah dukungan keluarga dan koping
pasien terhadap pengobatan kemoterapi sangatlah penting agar pengobatan
kemoterapi pertama kali dapat berjalan dengan lancar dan sempurna. Tujuan
:Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan koping pasien terhadap
tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi pertama kali di
Rumah Sakit Dharmais Jakarta Barat 2014. Metode Penelitian : Sampel yang
digunakan adalah pasien kanker rawat singkat dewasa sebanyak 31 orang
responden dengan teknik total sampling. Metode yang digunakan adalah deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian : Sebagian besar
responden dukungan keluarga sudah baik (54.8%), koping pasien (58.1%),
sebagian besar pasien mengalami tingkat kecemasan ringan sebesar ( 67.7%).
Sehingga menunjukan adanya hubungan yang signifikan tentang pasien yang
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendapat dukungan keluarga dan koping pasien baik maka tingkat kecemasannya
akan ringan. Hasil analisis menggambarkan ada hubungan dukungan keluarga dan
koping pasien terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker dewasa yang
mendapat kemoterapi pertama kali dengan p value < 0,05. Kesimpulan: Perawat
harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien
khususnya tentang dukungan keluarga dan koping pasien dalam upaya
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan mendapat kemoterapi
pertama kali.
Ningning Sri Ningsuh (2011) Dalam Judul : Pengalaman Perawat dalam
memberikan perawatan paliatif pada anak dengan kanker di wilayah Jakarta.
Perawatan paliatif banyak pada anak dengan kanker yang berfokus untuk
mengatasi keluhan yang timbul, tidak mengobati dan meningkatkan kulaitas hidup
anak diakhir kehidupannya.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi deskriptif. Sebanyak 7 perawat yang memberikan
perawatan paliatif , data dikumpulkan melalui wawancara dan dianalisa dengan
metode Collaizi. Hasil penelitian mengidentifikasi 6 tema yaitu memahami prinsip
perawatan paliatif, cara memberikan perawatan paliatif, kepuasan dalam
memberikan perawatan paliatif, tantangan dalam memberikan perawatan paliatif,
upaya mengatasi tantangan serta harapan dan kebutuhan untuk meningkatkan
perawan paliatif. Direkomendasikan untuk pelatihan perawatan paliatif pada tim
paliatif dan untuk meningkatkan akses pelayanan dengan memperbanyak pusat
perawatan paliatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47
digilib.uns.ac.id
Lia Karisma Saraswati (2011) Dalam Judul : Pengaruh promosi keehatan
terhadap pengetahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam deteksi
dini kanker serviks. Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda
Negara-negara di dunia khususnya Negara berkembang.Di Indonesia (2008)
kejadian kanker serviks sebanyak 100 kasus per 100 ribu penduduk.Jumlah
pengidap penyakit yang sering berakhir kematian ini di Solo, Jawa Tengah
tergolong tinggi (2 per 100 ibu). Deteksi dini dan pengobatan prakanker serviks
perlu menjadi prioritas .upaya deteksi dini dengan cara pap smear atau IVA
belum banyak diketahui masyarakat luas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap penegtahuan tentang kanker
serviks dan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks.Metode
penelitian berbentuk kuasi eksperimen dengan rancangan non-randomized pretest-post-test group design.Dari populasi sebanyak 127 ibu usia 20 – 60 tahun di
Mojosongo RW 22 Surakarta, diambil sampel sebanyak 58 responden dengan
teknik Multistat Cluster Sampling.
Sampel dipisahkan dalam 2 kelompok ,
pertama diberi promosi kesehatan dengan leaflet dan kedua dengan film. Pretest
dan posttest dengan angket dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan
partisipasi sebelum dan sesudah promosi kesehatan. Data dianalisis dengan Uji
Peringkat Bertanda Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisisdiperoleh hasil sebagai
berikut : (1). Terdapat peningkatan pengetahuan (p = 0,000) dan partisipasi (p =
0,000) yang signifikan pada kelompok yang diberi penyuluhan dengan leaflet. (2).
Terdapat peningkatan pengetahuan (p = 0,000) dan partisipasi (p = 0,000) yang
signifikan pada kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan film. (3).
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengetahuan (p = 0,000) dan partisipasi (p = 0,000) kelompok yang diberi
promosi kesehatan dengan film lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diberi
promosi kesehatan dengan leaflet. Kesimpulan : promosi kesehatan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam
program deteksi dini kanker serviks. Promosi kesehatan dengan menggunakan
film memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan leaflet.
B. KERANGKA BERPIKIR
Dukungan atau pendampingan keluarga dan paramedis tentang perbedaab
pengaruh terhadap pernderita paliatif yang berkaitan dengan pengalaman dan
masa kerja di lapangan seseorang akan membuat dirinya dalam kegiatan kerja
yang dilakukan sehingga akan melaksanakan sesuai dengan dukungan , motivasi
dan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan. Pendampingan merupakan kegiatan
untuk membantu individu maupun kelompok yang berangakat dari kebutuhan dan
kemampuan yang didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan
komunikasi dari, oleh dan untuk anggota kelompok serta mengembangkan
kesetiakawan dan soladiritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran
sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Keluarga da peramedis yang mempunyai pengalaman, pengetahuan yang
baik serta bisa memotivasi dalam melakukan pendekatan, maka akan
menghasilkan tujuan baik dengan demikian halnya dalam mendukungan dan
mendampingi pasien yang memiliki penyakit parah sehingga rasa kecemasan
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan berkurang karena adanya dukungan dari kedua belah pihal baik dari keluarga
dan paramedis.
Secara Skematis Kerangka Berfikir dapat dilihat pada gambar 2.2,
Pasien Kanker Terapi Paliatif
Pendampingan Keluarga
Pendampingan Paramedis
Latiahan
Ketidakkesenangan
Pemulihan
Tingkat Penjelasan
Kehidupan
Sekarang
Penjelasan
Kepercayaan
Pasien Kepada
Pemberihan
Pelayanan
Penjelasan
yang
Melibatkan
Ketetapan
Kondisi
Pasien
Tingkat Kecemasan
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
C. HIPOTESIS
1. Terdapat pengaruh pendampingan keluarga terhadap tingkat kecemasan
pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif Di Puskesmas Medokan
Ayu Surabaya.
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Terdapat pengaruh pendampingan paramedis terhadap tingkat kecemasan
pasien kanker yang mendapat terapi paliatif Di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya.
3. Terdapat pengaruh pendampingan keluarga dan paramedis terhadap tingkat
kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas
Medokan Ayu Surabaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitihan ini adalah penelitianobservasionalpenelitihan ini
merupakan penelitihan cross sectional yang menggunakan manusia pada
popupasi terjangkau dengan semua sampel. Perlakukan yang diberikan yaitu
pendampingan keluarga dan bersama dengan paramedis dengan keluaran
berupa nilai tingkat kecemasan.(Murti,2010).
B.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi penelitian
Penelitihan ini dilaksanakan Di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni 2014 – juli 2014.
C.
Populasi Dan Sampel
1.
Populasi
Populasi sumber dalam penelitian ini adalah Semua penderita
kanker Di PuskesmasMedokan Ayu Surabaya sebanyak 30 orang.
Sedang papulasi sasaran adalah semua penderita kanker.
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
52
Sampel
Sampel dipilih dari seluruh populasi sumber menurut ukuran
sampel untuk analisis multivariat (Murti, 2010).Sampel dalam
penelitian ini adalah Semua penderita kanker Di Puskesmas Medoan
Ayu Surabaya.
3.
Jenis Sampel
Pada penelitian ini menggunakan teknik totalSampling.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
D.
digilib.uns.ac.id
53
Kerangka Penelitihan
Populasi
Penderita paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya
sebanyak 30 orang
Total
sampling
Sampel
Penderita paliatif Di Puskesmas Medoan Ayu Surabaya sebanyak
30 orang
Pendampingan keluarga
Pendampingan peramedis
Tingkat kecemasan
Analisis Data
Regresi Logistik Ganda
Penyajian Data
Tabel Distirbusi Frekuensi
Kesimpulan
Gambar 3.1. Kerangka Pengaruh Pendampingan terhadap Tingkat
Kecemasan Penderita Paliatif Di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
E.
digilib.uns.ac.id
54
Definisi Operasional Variabel
1.
Variabel Penelitian
a.
Variabel independen (Pendampingan )
1) Pendampingan Keluarga
2) Pendampinan Paramedis
b.
2.
Variabel depende dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan
Definisi Variabel
a.
Pendampingan keluarga adalah suatu proses pemberian kemudahan
(fasilitas)
yang
diberikan
keluarga
kepada
pasien
dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta
mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga kemandirian pasien secara berkelanjutan dapat
diwujudkan.
b.
Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran
: dikotomi
Pendampingan
paramaedis
adalah
suatu
proses
pemberian
kemudahan (fasilitas) yang diberikan oleh paramedis kepada pasien
dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta
mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga kemandirian pasien secara berkelanjutan dapat
diwujudkan.
Alat ukur
: Kuesioner
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Skala pengukuran
c.
: dikotomi
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realitas.
F.
Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran
: dikotomi
Instrumen Penelitihan
a.
Validitas Isi
Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa
apakah item – item pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah
dengan isi dari masing – masing variabel yang diteliti, khususnya
variabel – variabel komposit seperti pengetahuan keluarga dan
paramedis. Isi masing – masing variabel tersebut dinilai kesesuaiannya
dengan defenisi variabel sebagai hasil sintesis dari teori – teori yang
relevan, yang umumnya digunakan oleh peneliti dalam penelitihan
serupa sebelumnya dan pakar di bidang penelitihan tersebut.
Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel
menurut penelitihan sebelumnya dan pakar, selanjutnya isi dari masing
– masing variabel dijabarkan dalam sejumlah kisi – kisi. Selanjutnya
kisi – kisi tersebut dituangkan dalam pertanyaan – pertanyaan
kuesioner.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
56
Validitas Muka.
Penelitihan ini digunakan alat ukur kuesioner, dengan
memperhatikan tata – bahasa, susunan item – item pertanyaan, sehingga
masing – masing item pertanyaan dapat dipahami oleh sunjek
penelitihan dengan benar.
Pada prinsipnya untuk memastikan validitas muka, peneliti
mengkaji sejauh mana item – item pertanyaan dalam kuesioner telah
disusun dengan kalimat yang baik, jelas, tidak terlalu panjang dan setiap
pertanyaan hanya menanyakan sebuah pertanyaan. Dengan demikian
masing – masing item pertanyaan tidak menimbulkan multi – tafsir dan
jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang sesungguhnya.
c.
Validitas Kontruk
Berdasarkan
dari
tinajuan
sejumlah
teori,
peneliti
ini
memastikan bahwa variabel – variabel yang diteliti diukur dengan benar
sesuai dengan teori yang relevan dan tidak sesuai dengan teori – teori
yang tidak relevan.
d.
Validitas Kriteria
Validitas kriteria suatu pengukuran sebuah alat ukur dengan
membandingkannya secara kualitatif dengan alat ukur standart emas,
karena dalam penelitian ini tidak ada standart emasnya, maka dibautkan
instrumen baru dengan cara menjadikan sintesis - sintesis dari kajian
teori sebagai patokan dalam penuangan dalam pembuatan kuesioner.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Karena instrumen ini belum bersifat baku, maka dilakukan uji validitas
dan rehabilitas ini dilakukan sebelum pengambilan data dan menggunakan
ukuran sampel sebayak 10 pasien kanker.
1.
Uji Reliabilitas.
Pengukuran variabel yang konsisten harus menunjukkan 2 aspek
reabilitas ( 1 ) konsistensi internal dan (2) Stabilitas. Aspek konsistensi
internal merujuk kepadakorelasi antar item – item pertanyaan yang
masing – masing bertujuan untuk mengukur suatu variabel komposit
yang sama. Konsistensi internal yang akan diukur secara kuantitatif
dalam penelitian ini dari masing – masing variabel komposit meliputi :
(1) Item – total Correlation, (2) Split – half – reliability.
2.
Konsistensi Internal.
a.
Korelasi Item – Total.
Dalam penelitian ini akan dinilai korelasi item – item (
Item-Total correlation ) yaitu suatu indikator yang menunjukkan
kekuatan korelasi antara masing – masing item dan total
pengukuran dikurangi dengan item yang bersangkutan. Karena
dikurangi dengan item yang bersangkutan, maka korelasi item –
total disebut juga korelasi item – sisa ( item-rest correlation ).
Suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika memiliki korelasi
item-total ≥ 0.20. item yang berkorelasi lebih rendah tidak akan
digunakan, jika perlu diganti dengan membuat item baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
58
Reliabilitas Belah – Paroh
Dalam penelitian ini akan dinilai reliabilitas belah-paroh
(Split-half
reliability)
yaitu
penilaian
konsistensi
internal
(Homogenitas) alat ukur denga cara membagi item – item secara
random ke dalam dua bagian alat
ukur, lalu mengkorelasikan
kedua bagian tersebut. Jika alat ukur memiliki konsistensi internal,
maka kedua bagian akan berkorelasi tinggi Reliabilitas BelahParoh yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah Alpha (α )
Cronbach.
Alat ukur menunjukan konsistensi internal jika memiliki
alpha Cronbach ≥0.60. makin tinggi alpha Cronbach, makin baik (
Konsisten 0 alat ukut. Tetapi ada beberapa keadaan dimana alpha
cronbach tinggi tidak menunjukkan alat ukur yang baik. Pertama
nilai alpha Cronbach tergantung dari besarnya korelasi antar item
dan jumlah item di dalam alat ukur. Jika jumlah item pertanyaan
alat ukur banyak, alpha Cronbach akan meningkat, meskipun tidak
berarti alat ukur tersebut baik.
c.
Stabilitas.
Stabilitas Alat ukur yang reliabel menunjukkan konsistensi
internal dan stabilitas ketika digunakan untuk mengukur variabel
subjek penelitan pada kondisi yang identik. Stabilitas (disebut juga
Reprodusibilitas) alat ukur yang akan dinilai dalam penelitan ini
adalah stabilitas pengukuran pada dua kesempatan yang dipisahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
oleh internal waktu yang berbeda (Test-retest reliability). Stabilitas
pengukuran dikatakan cukup jika hasil pengukuran dari dua waktu
menghasilkan korelasi pearson (r)≥ 0.50.
Dengan program statistik seperti SPSS dan Stata dapat
dihitung korelasi item – total, alpha Ctonbach dan korelasi pearson
untuk test-retest reliability
G.
Prosedur Pengolahan data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner, selanjutnya dilakukan
pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1.
Edit (Editing)meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas.
Setelah data terkumpul dan sebelum diolah data tersebut
dilakukan pengeditan terlebih dahulu oleh penelitian untuk menghindari
kesalahan atau hal – hal yang.
2.
Kode (coding)
Memberikan kode pada semua variabel untuk membedakan
karakter sehingga mempermudah analisa dan pengolahan data.
3.
Skor (Scoring)
Pemberian
untuk
pertanyaan
–
pertanyaan
mengenai
pendampingan meliputi ya atau tidak dengan niali yang terrendah
adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 1 untuk setiap pertanyaan dengan
kategori sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Tabel 3.1. Skor pengumpulan data
Bentuk pertanyaan
Favorable
Unvaforable
4.
ya
1
0
Nilai
tidak
0
1
Tabulasi Tabulating )
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data.
Membuat tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam table
dan mengatur angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam
berbagai katagori.
H.
Teknik analisis data
Model analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
logistik berganda. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu
pendampingan keluarga (X1 ) Pendampingan Paramedis ( X2 ) dan serta
satu variabel terikat yaitu Tingkat Kecemasan pasien kanker ( Y ). Setelah
data terkumpul selanjutnya akan dilakukan analis data dengan menggunakan
analisis regresi logistik ganda. Analisis regresi dalam penelitian ini akan
digunakan dalam pengukuran pendampingan keluarga dan pendampingan
paramedis terhadap tingkat kecemasan pasien kanker yang mendapat terapi
paliatif. Hubungan variabel yang diteliti kemudian di analisis dengan model
regresi logistik ganda dengan persamaan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Y  a  b1X 1  b 2 X 2
Keterangan :
Y
: Tingkat Kecemasan
X1 : Pendampingan Keluarga
X2 : Pendampingan paramedis.
Pengaruh pendampingan ditujukan oleh keefisiensi regensi b1 dan b2
kemaknaan stalitet b1 dan b2 diuji dengan uji yang hasilnya ditujukan oleh
nilai P.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi karakteristik umum responden.
Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis perbedaan pengaruh
pendampingan keluarga dan paramedic terhadap tingkat kecemasan pada
pasien kanker yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya.
Responden yang terpilih sebagai sampel adalah semua pasien di
Puskesmas Medokan Ayu.Secara umum deskripsi data pribadi responden.
Berdasarkan hasil penelitian sampel dengan menggunakan teknik Total
Sampling diperoleh 30 responden ( Pasien Kanker ). Secara umum deskripsi
data pribadi responden terdiri dari usia, status, pekerjaan, jenis kelamin.
1.
Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Umur
Jumlah
30 – 40 Tahun
6
40 – 50 Tahun
7
≥ 50 Tahun
17
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
%
20
23.33
56.66
100
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas umur 30 – 40 Tahun sebanyak 6 orang (20%), umur
40 – 50 Tahun sebanyak 7 orang (23.33%). Dan umur ≥ 50 tahun
sebanyak 17 orangcommit
(56.66%).
to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
b. Status
Tabel 4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Status
Status Pernikahan
Jumlah
Menikah 1 Kali
28
Menikah > 1 Kali
2
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
Dari Tabel 4.2
%
93.33
6.66
100
dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas status menikah 1 kali sebanyak 28 orang dan status
menikah > 1 kali sebanyak 2 orang (6.66%)
c. Pekerjaan
Tabel 4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Jumlah
Ibu Rumah Tangga
10
Swasta / wiraswata
15
PNS
5
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
Dari Tabel 4.3
%
33.33
50
16.66
100
dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas IRT sebanyak 10 orang (33.33%), Swasta / wiraswata
sebanyak 15 orang (50%) dan PNS sebanyak 5 orang (16.66%).
d. Jenis kelamin
Tabel 4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki – laki
4
Perempuan
26
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
commit to user
%
13.33
86.66
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Dari Tabel 4.4
dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas Laki – laki sebanyak 4 orang (13.33%), dan perempuan
sebanyak 26 orang (86.66 %).
2.
Karakteristik Responden
a. Pendampingan Keluarga
Tabel4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendampingan
Keluargadi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Pendampingan keluarga
Jumlah
Baik
12
Buruk
18
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
%
40
60
100
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas Pendampingan keluarga baik sebanyak 12 orang (40%)
dan buruk sebanyak 18 orang (60%).
b. PendampinganParamedis
Tabel.4.6. Karakteristik Responden berdasarkan Pendampingan
paramedisdi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Pendampingan Paramedis
Jumlah
Baik
16
Buruk
14
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
%
53,33
46,66
100
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas Pendampingan Paramedis baik
(60%) dan buruk sebanyak 12 orang ( 40%).
commit to user
sebanyak 18orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
c. Tingkat kecemasan
Tabel.4.7. Karakteristik Responden berdasarkan Pendampingan
paramedisdi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Tingkat kecemasan
Jumlah
Ringan
10
Sedang
7
Berat
13
Jumlah
30
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
%
33.33
23.33
43.33
100
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 30 responden
mayoritas tingkat kecemasan ringan sebanyak 10 orang (33.33%),
sedang sebanyak 7 orang (23.33%) dan berat sebanyak 13 orang
(43.33%).
B.
Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh pendampingan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan
Tabel 4.8. Tabulasi silang Pengaruh pendampingan Keluarga terhadap
Tingkat Kecemasan di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Pendampingan
keluarga
Tinggi
Rendah
Tingkat Kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
Total
OR
N
%
N %
N
%
N
%
3
10 3 10
5 16.7 11 36.7 0.524
7 23.3 4 13.3 8 26.3 19 63.3
10 33.3 7 23.3 13 43 30 100
P
0.001
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
Dari Tabel 4.8di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden
Pendampingan keluarga baik dengan tingkat kecemasan ringan ada 3
orang, lalu sedang ada 3 orang dan yang berat ada 5 orang. Kemudian
pendampingan keluarga buruk dengan tingkat kecemasan ringan ada7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
orang lalu sedang ada 4 orang dan yang berat 8 orang. Dari tabel di atas
juga dapat dilihat bahwa p- <0,0001.
2. Pengaruh Pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasan.
Tabel 4.9. Tabulasi silang Pengaruh pendampingan Paramedis terhadap
Tingkat Kecemasandi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Pendampingan
paramedis
Tinggi
Rendah
Tingkat Kecemasan
Ringan
Sedang
N
%
N
%
5 16.7 3 10
4 13.3 5 16.7
9 30 8 26.7
Berat
N
%
6
20
7 23.3
13 43.3
Sumber : Data Primer hasil penelitian 2014
Total
OR
N
%
11 36.7 0.818
19 63.3
30 100
P
0.001
Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden
Pendampingan Paramedis baik dengan tingkat kecemasan ringan ada 5
orang, lalu sedang ada 3 orang dan yang berat ada 6 orang. Kemudian
pendampingan paramedis buruk dengan tingkat kecemasan ringan ada
4 orang lalu sedang ada 5 orang dan yang berat 7 orang. Dari tabel di
atas juga dapat dilihat bahwa p- 0,0001.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariate dalam penelitian ini adalah regresi logistic
ganda dengan taraf signifikansi 95 %. Hasil analisis multivariate sebagai
berikut :
Tabel 4.10. Analisis mengenai pengaruh pendampingan keluarga dan
paramedic terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker
yang mendapat terapi paliatif di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Variabel
Pendampingan keluarga
Pendampingan paramedik
N obervasi=40
-2 log likelihood=36.7
Nagelkerke R2=6.8%
Koefisien
regresi
-1.24
-0.93
OR
0.29
0.39
CI 95%
Batas Batas
bawah atas
0.04
2.38
0.05
2.94
P
0.025
0.036
Dari Tabel 4.10di atas menjelaskan hasil analisis multivariate
tentang
hubungan
Pendampingan
keluarga
dengan
tingkat
kecemasan.Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara
Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan. (OR 0,29;CI 95% =
0,05 – 2,94, p = 0,035).Pasien yang mendapat pendampingan keluarga
yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,29 kali lebih rendah
kecemasannya.
4. Pengaruh Pendampingan Paramedis terhadap Tingkat Kecemasan.
Dari Tabel 4.10atas menjelaskan hasil analisis multivariate
tentang
hubungan
Pendampingan
paramedis
dengan
tingkat
kecemasan.Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara
Pendampingan paramedisdengan tingkat kecemasan. (OR 0,39;CI 95%
= 0,04 – 2,38, p = 0,026). Pasien yang mendapat pendampingan
paramedis yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,39 kali lebih rendah
kecemasannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
C.
digilib.uns.ac.id
68
Pembahasan
1.
Pengaruh Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan.
Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara
Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan. (OR 0,29;CI 95%
= 0,05 – 2,94, p = 0,035). Pasien yang mendapat pendampingan
keluarga yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,29 kali lebih rendah
kecemasannya. Keluarga merupakan lingkungan dimana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu.Keluarga
didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu
rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah
karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.Keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah disebut
keluarga batih.Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam
masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu,
yaitu (Soerjono, 2004: 23).
Pendampingan merupakan suatu proses pemberian kemudahan
yang diberikan pendampingan kepada klien dalam mengidentifikasi
kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya
inisiatif dalam prosespengambilan keputusan, sehingga kemandirian
klien secara berkelanjutan dapat diwujudkan. Pendampingan berarti
bantuan dari pihak luar, baik perorangan atau kelompok untuk
menambahkan kesadaran dalam rangaka pemenuhan kebutuhan dan
pemecahan
permasalahan kelompok.Pendampingan
commit to user
diupayahkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat
yang didampingi dapat hidup secara mandiri.
Fungsi dasar keluarga, yaitu fungsiafektif, fungsi sosialisasi,
fungsi
reproduksi,
fungsi
ekonomidan
fungsi
perawatan
kesehatan.Fungsi perawatan kesehatan menjelaskan bahwa keluarga
berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi statuskesehatan
keluarga.Kesanggupan
keluarga
melaksanakan
pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
2.
Pengaruh Pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan.
Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh/hubungan antara
Pendampingan paramedis dengan tingkat kecemasan. (OR 0,39;CI
95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026). Pasien yang mendapat pendampingan
paramedis yang tinggi mempunyai kemungkinan 0,39 kali lebih
rendah kecemasannya. Suatu hubungan yang baik antara yang
membutuhkan perawat dan yang memberikan perawatan penting bagi
pendampingan pasien yang baik. Jadi mengikut sertakan keluarga
maupun non keluarga akan bermanfaat bagi pasien. Oleh karena itu
penting sekali untuk mengikut sertakan keluarga maupun
commit to user
non
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
keluarga sebagai pendampingan untuk mengontrol tingkat kecemasan
penderita.
Pendampingan pada penderita tidak dapat dipisahkan dari
kejadian perawatan secara keseluruhan. Ini merupakan suatu bagian
dari proses keperawatan. Pendampingan pada pasien penderita paliatif
akan berhasil jika pasien membutuhkan pendampingan penting yang
dibutuhkannya.
Pendampingan
pasien
diatur
secara
individual.Kebutuhan perawatan dan pendampingan pasien secara
spesifikan menentukan cara intervensi dari perawat.
Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit
stadium lanjut tidak mendapatkan perawatan yang memadai, namun
semua alasan itu pada akhirnya berakar pada konsep terapi yang
eksklusif pada penyembuhan penyakit dan memperpanjang nyawa
daripada
meningkatkan
kualitas
hidup
dan
mengurangi
penderitaan.Itulah mengapa seringkali keputusan untuk mengambil
tindakan paliatif baru dialkukan setelah segala usaha penyembuhan
penyakit ternya tidakefektif dan kematian tidak terelakkan.Pada hal
seharusnya perawatan paliatif dilakukan seacra integral denga
perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut.
Seiring dengan perkenmbangan bidang ilmu ini, lapangan kerja
dari perawatan paliatif yang dulunya hanya berfokus pada
memberikan kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas
menjadi perawatan holistik yang menyakup aspek fisik, sosial,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
psikologis dan spiritual dalam mengahadpi kanker. Peubahan
perspektif ini dikarenakan semakin hari semakin banyak penderita
kanker sebagai sebuah penyakit kronis sehingga tuntunan untuk suatu
perkembangan adalah mutlak adanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan,
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.
Terdapat Pengaruh negatif dan secara statistic signifikan antara
pendampingan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker
yang mendapat terapi paliatif. (OR 0,29;CI 95% = 0,05 – 2,94, p =
0,035).
2.
Terdapat Pengaruh negatif antara pendampingan paramedis dengan
tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat terapi paliatif.
(OR 0,39;CI 95% = 0,04 – 2,38, p = 0,026).
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan,
penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya
Saran bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebagai penyedia
pelayanan kesehatan khususnya kepada penderita penyakit-penyakit
kronis, hendaknya dibuat suatu program peningkatan kompetensi
dengan pendidikan dan penyuluhan terhadap petugas kesehatan
mengenai bagaimana merawat penderita penyakit kronis yang sulit
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
untuk disembuhkan dengan cara yang lebih tepat dengan pendekatan
secara psikologis dan spiritual untuk lebih meningkatkan kualitas hidup
penderita agar tumbuh kepercayaan diri dan memiliki konsep diri yang
positif.
2.
Bagi Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Saran bagi pelayanan kesehatan di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan secara optimal
khususnya di poli paliatifterhadap penderita maupun keluarga penderita
agar diperoleh kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita sehingga
tidak stress dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Dan
senantiasa memberikan support kepada keluarga penderita dalam
menghadapi keluarganya yang menderita penyakit kronis.
3.
Bagi Paramedis / Pelayanan Kesehatan
Upaya untuk memberikan pendampingan terhadap keluarga dan
pasien yang mengalami penyakit kronis khususnya yang sudah tidak
responsive terhadap pengobatan kuratif harus selalu dioptimalkan
dengan ditingkatkannya program-program kesehatan seperti terapi
paliatif agar kualitas hidup pasien maupun keluarga lebih meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
74
Bagi Keluarga
Selalu
berupaya
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
kesadaran akan pentingnya kualitas hidup pasien denganmemberikan
pendampingan secara baik dan menjaga keseimbangan antara
psikologis dan spiritual sehingga pasien akan lebih siap dan tidak
mengalami stress dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.
5.
Bagi Peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai
tambahan masukan dan sumber bagi peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian dengan jumlah variabel yang lebih bervariasi dan
dengan jumlah sampel yang lebih banyak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
Download