1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran bidang sosial yang
diajarkan di sekolah menengah atas (SMA). Mata pelajaran ekonomi juga diujikan dalam
ujian nasional. Berdasarkan data Antaranews (2015) rata-rata nilai ujian nasional pada
tahun 2015 tingkat SMA/ SMK/ MA meningkat sebesar 0,3 poin dari tahun sebelumnya,
namun mata pelajaran pada program studi IPS, khususnya nilai rata-rata mata pelajaran
ekonomi justru menurun sebesar 2,18 poin (Antaranews, 2015).
Menurut Yusuf (2011) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
yaitu efikasi diri, motivasi berprestasi, dan strategi belajar berdasarkan regulasi diri. Faktor
yang paling signifikan dalam meningkatkan prestasi akademik adalah efikasi diri (Yusuf,
2011; Motlagh, Amrai, Yazdani, Abderahim, & Souri, 2011). Yazici, Seyis, & Altun
(2011) mengungkapkan status sosial ekonomi, usia, gender, dan efikasi diri mempengaruhi
prestasi, namun prediktor yang signifikan bagi prestasi akademik adalah usia, gender, dan
efikasi diri.
Berdasarkan data yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, Peneliti
kemudian melakukan survey lebih lanjut mengenai prestasi mata pelajaran ekonomi siswa
di SMA N Y. Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran ekonomi, siswa yang
masih memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) mencapai hingga
separuh jumlah siswa di kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi siswa dalam mata
pelajaran ekonomi tergolong rendah. Peneliti kemudian melakukan survey lebih lanjut,
survey dilakukan pada tanggal 30 Juli 2015 kepada sepuluh siswa kelas XI IPS di SMA N
Y. Data yang diperoleh diantaranya siswa merasa belum yakin bahwa ia mampu memenuhi
1
2
standar ketuntasan minimal, tidak yakin dapat mengikuti pelajaran ekonomi di kelas,
merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas, belum dapat memahami dan mengerjakan soal
yang sulit, mengurangi usaha, dan enggan mencoba ketika dihadapkan pada materi atau
soal yang sulit.
Data tersebut menunjukkan keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam
menyelesaikan berbagai tugas akademik dalam mata pelajaran ekonomi masih rendah.
Keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya ini disebut sebagai efikasi
diri. Efikasi diri adalah adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk
menguasai dan melaksanakan serangkaian tugas dengan sukses (Bandura, 1997). Efikasi
diri merupakan komponen yang penting bagi kesuksesan pembelajaran (Zimmerman dalam
Hsieh, Sullivan, Guerra, 2007).
Bandura (1997) menyatakan efikasi diri sangat penting. Inti dari keberfungsian
manusia adalah keyakinannya mengenai efikasi diri (Artino, 2012). Penilaian efikasi diri
tidak begitu mempedulikan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang.
Pertimbangan penting dalam efikasi diri yaitu keyakinan seseorang bahwa ia mampu,
terlepas dari kemampuan dan keterampilan apa yang mereka miliki (Bandura, 1986).
Seseorang yang yakin bahwa ia mampu melakukan tindakan yang berpengaruh bagi
perubahan lingkungannya, memiliki kecenderungan yang lebih untuk bertindak dan sukses,
daripada mereka dengan efikasi diri yang rendah (Feist & Feist, 2008).
Sekolah merupakan tempat yang berfungsi mengembangkan efikasi diri siswa.
Pengalaman efikasi diri di sekolah mampu meningkatkan inisiatif, motivasi, sikap belajar,
serta kesejahteraan guru dan siswa. Efikasi diri di sekolah dapat meningkatkan rasa
kesatuan sebagai komunitas pendidikan di sekolah (Band, Edelstein & Jerussalem dalam
Jerusalem & Hessling, 2009). Efikasi diri berpengaruh terhadap intensi motivasional,
efikasi diri di masa depan, dan atribusi terhadap persepsi kegagalan. Siswa dengan efikasi
3
diri yang lebih tinggi menganggap bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha.
Siswa dengan efikasi diri yang rendah menganggap bahwa kegagalan disebabkan oleh
kemampuan diri yang rendah (Chase, 2001).
Perkembangan efikasi diri penting bagi siswa SMA, yang dalam klasifikasi usianya,
termasuk ke dalam tahapan remaja akhir. Siswa SMA mulai belajar bertanggungjawab
terhadap berbagai hal. Seiring dengan tanggungjawab yang perlu diselesaikan, maka
diperlukan keyakinan terhadap kemampuan diri untuk memenuhi berbagai tanggungjawab
tersebut (Bandura, 1986).
Aspek yang penting dalam efikasi diri yaitu penilaian efikasi diri mencakup area
yang khusus. Seseorang menilai kemampuannya berdasarkan fungsi pada bidang khusus
(Artino, 2012). Efikasi diri bukan merupakan konsep global atau dapat digeneralisasikan.
Tinggi rendahnya efikasi diri seseorang dipengaruhi oleh situasi tertentu. Seseorang
mungkin dapat memiliki efikasi diri yang tinggi pada situasi tertentu namun rendah pada
situasi yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut efikasi diri diklasifikasikan dalam area
khusus (Feist & Feist, 2008).
Penelitian ini akan memfokuskan efikasi diri pada bidang akademik. Efikasi diri
memiliki korelasi positif dengan kinerja akademik siswa. Kinerja akademik siswa akan
meningkat apabila pengalaman efikasi diri siswa di sekolah ditingkatkan (Shkullaku,
2013). Penelitian lain mengungkapkan bahwa efikasi diri berpengaruh pada keberhasilan
dan prestasi akademik siswa (Tilfarlioglu & Ciftci, 2011; Tenaw, 2013).
Efikasi diri akademik merupakan konteks spesifik yang berfokus pada keyakinan
seseorang mengenai kemampuannya terkait dengan tugas akademik (Khan, 2013).
Chemers, Hu, & Gracia (2001) menyatakan efikasi diri akademik adalah kepercayaan diri
siswa untuk menguasai mata pelajaran tertentu. Penelitian ini memfokuskan efikasi diri
akademik dalam mata pelajaran ekonomi. Efikasi diri akademik dalam mata pelajaran
4
ekonomi adalah keyakinan siswa terhadap kemampuannya untuk menguasai dan
melaksanakan serangkaian tugas akademik pada mata pelajaran ekonomi dengan sukses.
Siswa dengan efikasi diri akademik yang tinggi menunjukkan kinerja akademik yang
lebih baik. Efikasi diri akademik juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja
akademik siswa (Chemers, Hu, & Garcia, 2001).
Efikasi diri akademik merupakan
prediktor dan mediator yang lebih baik untuk prestasi (Ferla, Valcke, & Cai, 2009). Hasil
meta-analisis dari 100 studi yang dilakukan selama 20 tahun, menemukan bahwa dari 9
konstruk umum psikososial yang sering diteliti, efikasi diri akademik merupakan prediktor
utama terkuat bagi prestasi dan kinerja akademik siswa (Robbins et al., dalam Artino,
2006). Berdasarkan fakta tersebut, mengembangkan efikasi diri akademik siswa
merupakan tujuan yang berarti bagi pendidik atau guru.
Salah satu faktor yang mempengaruhi efikasi diri siswa adalah metode pembelajaran
(Schunk; Schunk & Gunn dalam Schunk & Pajares, 2001). Penelitian yang dilaksanakan
dalam konteks pembelajaran sosial menemukan bahwa metode yang digunakan dalam
pengajaran dapat meningkatkan efikasi diri untuk belajar (Sewell & George, 2000). Sejauh
ini, masih banyak kelas bidang studi sosial yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional dalam proses belajar mengajar (Santrock, 2011). Demikian juga di Indonesia,
metode pembelajaran yang diterapkan masih konvensional dan bersifat transfer of
knowledge, guru merupakan pihak yang lebih aktif sedangkan siswa cenderung pasif
(Universitas Negeri Yogyakarta, 2013).
Metode pembelajaran di sekolah seharusnya tidak hanya mengajarkan keterampilan
dan pengetahuan. Sebagian besar guru hanya berfokus mengajarkan pada siswa mengenai
berbagai keterampilan dan pengetahuan saja. Hasil penelitian selama tiga puluh tahun
terakhir mengenai efikasi diri menyatakan keterampilan yang dimiliki tidak menjamin
siswa bersedia dan termotivasi untuk menerapkannya (Schunk, 1991). Metode
5
pembelajaran di sekolah sebaiknya membantu siswa untuk membangun keyakinan dirinya
terhadap kemampuan yang mereka miliki, sehingga siswa termotivasi dan mau
menerapkan keterampilan dan kemampuannya (Bandura, 1986).
Penelitian oleh Darnon, Buchs & Desbar (2012) menemukan bahwa metode
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan efikasi diri akademik siswa adalah metode
pembelajaran jigsaw. Metode pembelajaran jigsaw adalah metode pembelajaran yang
menempatkan maksimal enam siswa dalam kelompok kecil, untuk mengerjakan tugas atau
memahami materi yang telah dipecah menjadi bagian-bagian (Slavin, 2009). Darnon,
Buchs & Desbar (2012) melakukan penelitian kepada tiga puluh tiga siswa laki-laki yang
mengikuti kelas bahasa perancis dan matematika dengan kurikulum vokasional. Seluruh
subjek mengikuti 4 sesi pembelajaran dengan metode jigsaw dan tradisional. Sebelum dan
sesudah sesi, dilakukan pengukuran terhadap efikasi diri akademik matematika dan bahasa
perancis. Hasilnya, efikasi diri siswa meningkat hanya pada sesi dengan metode
pembelajaran jigsaw.
Berdasarkan uraian pada paragraf sebelumnya salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi adalah efikasi diri akademik. Metode pembelajaran yang efektif meningkatkan
efikasi diri akademik adalah metode pembelajaran jigsaw. Penelitian ini akan menguji
pengaruh metode pembelajaran jigsaw terhadap efikasi diri akademik siswa khususnya
dalam mata pelajaran ekonomi.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu menguji secara empirik pengaruh metode pembelajaran,
terhadap efikasi diri akademik siswa dalam mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri Y.
6
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara Teoritis
Menambah referensi dalam bidang psikologi pendidikan terutama dalam kajian
mengenai pengaruh metode pembelajaran terhadap efikasi diri akademik siswa SMA.
2. Manfaat secara Praktis
Apabila hipotesis penelitian teruji penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru
mata pelajaran ekonomi SMA untuk meningkatkan efikasi diri akademik siswa melalui
metode pembelajaran. Sebaliknya apabila hipotesis penelitian tidak teruji hasil penelitian
ini dapat memberi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Download