Bedah Karya Buku Sederhana

advertisement
Bedah Karya Buku
Sederhana
Wasisto Raharjo Jati
Kelas Menengah dalam Dua Arus Utama
Pemikiran
 Perspektif
Weberian : Kelas Menengah adalah
kelompok masyarakat yang bertumpu
kepemilikan properti dan ketrampilan yang
dimiliki (Weber,1978:303 cited in Pattinasarany, 2016)
 Perspektif
Marxian : Kelas Menengah adalah
kelompok masyarakat yang punya dan
menggunakan alat produksi, tanpa pekerja
(Wright, 1997:91 cited in Pattinasarany, 2016).
Siapa Kelas Menengah Muslim Indonesia ?

Kelas menengah muslim Indonesia adalah kelompok kelas
menengah yang menggunakan prinsip, norma, dan nilai
Islam sebagai identitas politik individu dan kelompok yang
berkembang sesuai peristiwa politik saat itu (Hal XIV).

Kelas menengah muslim ini muncul sebagai bentuk
diskriminasi dan alienasi terhadap umat Islam yang
kemudian memicu aktivitas borjuasi, edukasi,filantropi
sebagai simbol kebangkitan politik (Hal XV, Hal XXV, Hal
XXVI, Hal XXIX),

Konteks Santrinisasi dan Resantrisasi kelas menengah
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kelompok
kelas menengah muslim di Indonesia (Hal XXVII).
Genealogi dan Tipologi Kelas Menengah
Muslim Indonesia 1.0

Konteks Calling & Asketisme Dunia menjadi analisis awal melihat
kemunculan kelas menengah muslim Indonesia (Hal 38-40).
Namun adanya konteks filantropi yang membedakan dengan
kelas menengah Barat (Hal 37).

Genealogi awal Kelas Menengah Muslim Indonesia ditempuh
melalui tiga aspek : 1) Perdagangan, 2) Haji, 3) Pendidikan
(jaringan & transmisi) (Hal 41-45 & Hal 49-53).

Anggota Kelompok Kelas Menengah : Kelompok Santri, Pedagang
Muslim, dan Pemuka Agama.
Genealogi Kelas Menengah Muslim 2.0

Transformasi “Islam Politik” menuju “Islam Sipil” dalam
Kelas Menengah Muslim saat Orde Baru berkuasa (Hal 5860).

Pembentukan kelas menengah baru dimulai dari jalur
intelektualisme dan modernisasi (Hal.60)

Gelombang intelekualisme dimulai munculnya kelompok
epistemik kampus dan berbasis masjid (majlis ta’lim)
(Hal.61-65)

Gelombang modernisasi dimulai dengan
berbagai macam produk syariah dan Islami
munculnya
Genealogi Kelas Menengah Muslim 3.0

Konteks kelas menengah muslim Indonesia dipengaruhi
dua hal 1) Islam sebagai modal kultural yakni komoditisasi
nilai,norma, dan perilaku Islam sebagai modal sosial, 2)
islam sebagai praktik kelas yakni upaya menjaga konteks
ummah dalam eksklusifitas maupun juga komunalitas (Hal
71).

Penerimaan nilai Islam di kalangan kelas menengah
muslim
dibagi
dua
yakni
1)
pemahaman
emosional/fungsional 2) pemahaman spiritual (Hal 69-70).
Islam Populer di Kalangan Kelas
Menengah Muslim

Pengertian Islam Populer dipahami dalam dua perspektif
yakni 1)perspektif kulturalis, 2) perspektif skriptualis

Perspektif kulturalis yakni upaya untuk menginklusifkan
nilai-nilai Islam yang beradaptasi dengan nilai-nilai
modern

Perspektif skriptualis yakni upaya meneguhkan nilai Islam
sebagai bentuk kesatuan amar ma’ruf nahi munkar.
Menjadi Saleh Secara Sosial dan Politis
sebagai Kelas Menengah Muslim

Berkembangnya Islam sebagai agama sipil menjadi konteks
Indonesia menjadikan nilai dan norma Islam sebagai nilai
bersama (Hal 93)

Munculnya urban sufisme menjadi parameter penting
melihat kesalehan sosial dengan cara sedekah, majelis
ta’lim,maupun juga peribadatan

Urban Sufisme kemudian menciptakan adanya simbolisasi
penting bahwa praktik religiositas berkembang menjadi
simbol politik identitas (Bab 4 dan 5)
KESIMPULAN

Kelas Menengah Muslim Indonesia masih berupaya
membangun eksistensi dan representasi politis
dengan upaya “beradaptasi” dengan modernitas

Peran aktif kelas menengah dalam politik informal
justru lebih aktif sebagai kelompok kepentingan
maupun kelompok penekan

Simbolisasi Islami itu merupakan bagian soliditas
kelompok dalam kesehariannya.
Download