Document

advertisement
SUFISM AND
ISLAM
DASAR FILSAFAT
 Sufi
mengeksplor kedalaman dan
keluasan pengalaman manusia dan
berusaha mengubahnya ke tahap
spiritual yang lebih tinggi
 Setiap manusia memilihi dorongan untuk
berevolusi secara spiritual, namun
mendapatkan tantangan dari insting
kebinatangan, dorongan ketubuhan, dan
motif motif yang berfokus pada diri
sendiri.
DASAR FILSAFAT




Kebanyakan manusia tidak menyadari
bahwa ia menghadapi konflik ini di dalam
dirinya, dan berusaha melarikan diri melalui
obat-obatan, alkohol dan hiburan lainnya.
Praktek sufisme sangat bervariasi.
Asal katanya dalam bahasa Arab memiliki
berbagai arti, “kesucian”, “wol”, “barisan”
Semua Sufi mencari kesucian di luar maupun
di dalam diri.
Istilah
 Beberapa
istilah untuk orang yang
menjalankan Sufisme:



Sufi
Dervish/darwis--: bahasa Persia untuk pintu
karena berada di “pintu” batas antara dunia
material dan spiritual.
Fakir bahasa Arab untuk kemiskinan, karena
gaya hidupnya yang sederhana; dan “inner
poverty”/ kurang terikat dengan apa pun
selain Tuhan.
Konsep Manusia
 Sufisme
meyakini bahwa ada orang
orang yang sudah berevolusi secara
spiritual, guru guru spiritual yang
bijaksana, yang mengetahui apa yang
penting dalam hidup ini, sehingga tahu
bagaimana mengajarkan muridnya untuk
membangkitkan dirinya kembali ke
kondisi dasarnya untuk menjadi manusia
yang seutuhnya (real human being)
Tujuan Ajaran
 Menurut
Al-Ghazali: tujuan utamanya bukan
untuk menjelaskan perilaku, tapi untuk
menyebarkan pengetahuan yang
bermanfaat; yaitu pengetahuan yang dapat
membantu kita memahami diri sendiri,
kepribadian kita, dan keterbatasannya; serta
untuk merasakan cahaya kebaikan spiritual
yang ada di dalam setiap orang.
 Diajarkan Melalui berbagai bentuk: cerita,
puisi, ritual, latihan , bacaan dan pelajaran,
gerakan ritual dan do’a.
Prinsip Dasar
1.
2.
3.
4.
(Arasteh&Sheikh, 1989)
Cara mencapai kebenaran Tuhan ada
sebanyak jumlah individu, semuanya melibatkan
mengubah ego dan pelayanan kepada mahluk.
Kita dapat hidup secara harmonis dengan orang
lain hanya bila kita mengembangkan rasa
keadilan di dalam diri. Ini hanya terjadi bila kita
mengurangi keegoisan dan kesombongan.
Cinta adalah prinsip dasar dalam moralitas.
Cinta lahir dari mengatasi diri sendiri dan
diekspresikan dengan melayani orang lain.
Kebenaran yang utama adalah pengetahuan
tentang diri sendiri. Pengetahuan kemudian
menjadi matang sebagai pengetahuan akan
Tuhan.
Sejarah
 Sufisme
dianggap sebagai inti mistikal dari
Islam dan muntuh 100 tahun setelah Islam
menjadi kekuatan agama yang besar.
 Paling banyak di Timur tengah, negara
negara Muslim, juga di India, Eropa dan
Amerika.
 Bentuknya seringkali disesuaikan dengan
budaya yang ada di daerah dimana
Sufisme berkembang.
Islam
 Arti
bahasa: Damai, ketundukan.
 3 makna dasar:
1.
2.
3.
Ketundukan semua makhluk pada Sang
Pencipta
Ketundukan manusia kepada Firman
Tuhan yang di turunkan melalui semua
Rasul-Nya.
Ketundukan pengikut Rasul Muhammad
SAW kepada firman Allah yang diturunkan
melaluinya.
Islam dan Sufisme




Wahyu pertama diturunkan kepada Muhammad di
tahun 610 M. Qur’an adah kitab suci yang
merupakan penutup dari agama monoteisme awal,
seperti yang diturunkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa.
Islam mengajarkan ritual eksoterik yang juga
mendukung pengembangan dunia dalam diri
(esoterik) yang banyak ditekankan pada Sufisme.
Sufisme tanpa Islam seperti lilin menyala tanpa
lampion pelindung.
Islam mengajarkan pola hidup yang menekankan
kejujuran, kedermawanan, pelayanan dan
kekuatan lain yang membentuk dasar yang kokoh
untuk praktek spiritual
Konsep Utama
 Merupakan
cara untuk merasakan kondisi
spiritual lebih dari kondisi sadar biasa
yang terbatas.
 Yang sudah merasakannya
menggambarkannya sebagai
pemahaman yang lebih mendalam,
keterkaitan dengan kebenaran
Empat Tahap dari Praktek Sufi
(Ibn Arabi)
1.
Shariah (aturan agama)


2.
Pondasi dasar, etika dan moral sebagai
pedoman hidup
Jalan yang jelas dan mudah diikuti semua
orang
Tariqah (jalan spiritual)


Praktek Sufisme bagaikan jalan di gurun yang
tidak cukup jelas, harus mengenalnya dengan
baik atau mendapatkan guru/syeikh untuk
menjalaninya
Membersihkan dan mensucikan dari dalam diri
Empat Tahap dari Praktek Sufi
(Ibn Arabi)
3.
Haqiqah (inti kebenaran)

4.
Pemahaman personal terhadap makna
yang lebih dalam akan praktek dan ajaran
shariah dan tariqah.
Ma’rifah (gnosis: insight akan agama)


Suatu pemahaman mendalam lebih dari
haqiqah.
Pemahaman akan realitas yang dimiliki
para nabi dan orang sholeh
Empat Tahap dari Praktek Sufi
(Ibn Arabi)
Ibnu ‘Arabi menjelaskan bahwa:
 Syariah “yours and mine”: menjamin hak
individu dan hubungan etik antara
manusia



Bentuk luaran dari ajaran, sesuatu yang
dilakukan
Murid diberi tahu apa yang harus dilakukan
tanpa banyak penjelasan
Prakteknya cenderung dangkal dan
mekanis
Empat Tahap dari Praktek Sufi
(Ibn Arabi)
 Tariqa
“mine is yours and yours is mine”:
memperlakukan sesama bagaikan
saudara dan memberikan apa yang
dimiliki untuk saudaranya
 Mencakup makna dan fungsi yang
mendalam dari praktek agama
 Bermaksud mengembangkan hati yang
dapat berdo’a
Empat Tahap dari Praktek Sufi
(Ibn Arabi)
 Haqiqah
“no mine and no yours”:
menyadari bahwa semuanya berasal dari
Allah, dan manusia hanya diberi
kesempatan mengurus segala
yang”dimilikinya”.



Mewakili pengalaman yang berkembang
dengan latihan
Butuh bertahun tahun untuk mendalaminya
Pengalaman membawa tahap yang lebih
dalam pada makna dan kehidupan
Empat Tahap dari Praktek Sufi
(Ibn Arabi)
 Ma’rifat
“no me and no you”: semuanya
adalah kekuasaan Tuhan


Pemahaman sepenuhnya dari praktek
Individu sudah ter-transformasi dan
mencapai tahap pengetahuan dan
kebijaksanaan
 Semakin
meningkat dalam tahap maka
apa yang dilakukan pada tahap yang
awal tidak dianggap cukup.
Beberapa disiplin dalam
Sufisme
 Pengabdian
 Pelayanan
Mengingat Tuhan
 Komunitas

 Keempat
hal di atas saling berhubungan
dan mendukung.
Pengabdian





Sufisme: jalan dari hati
Cinta terhadap Tuhan merupakan dasar dari
jalan ini.
Tuhan akan membimbing manusia yang
berusaha mencintai-Nya .
Cinta adalah satu satunya kekuatan yang
mengubah batasan batasan nalar.
Cinta adalah kapasitas yang terus meluas
hingga menyadari bahwa sebenarnya semua
mahluk dicintai dan mencintai
Pelayanan





Sangat terkait dnegan pengabdian
Saat menyadari bahwa setiap hati ada Tuhan,
maka suatu yang esensial dalam perjalanan
spiritual, untuk melayani orang lain.
Pelayanan yang paling baik adalah membantu
mengobati sakit hati pada orang lain.
Dengan perkataan dan perbuatan yang baik
akan menghaluskan hati orang lain.
Mengabaikan keberadaan Tuhan di hati orang
lain adalah sesuatu yang memisahkan kita
dengan kedekatan dengan Tuhan.
Mengingat Tuhan (Dzikrullah)
 Dzikrullah
memberi energi pada
pengabdian dan pelayanan.
 Do’a (Sholat) adalah praktek mengingat
Tuhan, juga dengan meditasi, kata kata
spiritual dan kajian spiritual.
 Dzikrullah yang umum dilakukan adalah
mengulang ulang 99 nama Tuhan
(Asma’ul Husna)
Komunitas
 Kelompok
SUFI bagaikan keluarga
 Guru sebagai orang tua, para murid
bagaikan saudara.
 Komunitas SUFI yang ideal, menggantikan
persaingan antar saudara dan pola asuh
yang salah di bayak keluarga, dengan
kesempatan untuk mempraktekkan dan
mengalami sabar, kasih sayang, dan
pelayanan
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)




Nafs: self/ego, jiwa, intisari, natur.
Suatu proses yang hidup dan bukan struktur
yang menetap.
Proses yang terjadi dari interaksi antara tubuh
dan jiwa.
Berbagai tipe Jiwa






The Tyrannical/Narcisistic Self
The Regretful Self
The Inspired Self
The Serene Self
The Self Pleasing to God
The Pure Self
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)

The Tyrannical/Narcisistic Self







Merupakan tahap dimana jiwa yang mendorong
kepada kejahatan
Berusaha mendominasi manusia dan mengontrol pikiran
dan perilaku
Individu sangat mementingkan diri sendiri, tidak ada
moral atau rasa kasih
Dibentuk dari dorongan dan kecenderungan yang tidak
disadari
Al Ghazali menyebutnya sebagai babi dan anjing
dari jiwa
Kemarahan, Tamak, dorongan sensual,
kecemburuan, rasa iri adalah contoh dari tahap
ini.
Tidak menyadari bahwa dirinya perlu berubah
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)

The Regretful Self
 Mulai melihat diri dengan lebih jelas untuk
pertama kalinya.
 Menyadari efek buruk dari jiwa yang
mementingkan diri sendiri
 Mulai menyesali diri, dapat sangat
menyalahkan diri dan menghakimi.
 Masih didominasi keinginan, namun terkadang
menyadari kebutuhan spiritual yang lebih tinggi.
 Mulai muncul keinginan untuk berubah menjadi
lebih baik.
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)

The Inspired Self (jiwa yang terinspirasi)
 Bisa menikmati sholat, meditasi, dan
berbagai aktifitas spiritual.
 Termotivasi oleh hal yang ideal seperti kasih
sayang, pelayanan dan nilai moral.
 Belum terbebas dari keinginan dan ego,
namun
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)
 The




Serene Self (Jiwa yang damai)
Pencari spiritualitas di tahap ini dalam
kondisi damai, pertarungan di tahap
sebelumnya sudah selesai.
Tidak lagi terikat kelekatan pada dunia dan
keinginan keinginan.
Ditandai dengan Rasa syukur dan
kepercayaan.
Membuat individu lebih dekat dengan
Tuhan
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)

The Pleased Self


Merasa puas tidak hanya akan kebaikan yang
diterimanya, tapi juga kesulitan dan cobaan
dalam hidup, menyadari semuanya dari Tuhan
The Self-Pleasing to God



Menyadari semua kekuatan untuk bertindak
berasal dari tuhan, dan tidak dapat berbuat
apa pun tanpa kekuatan Tuhan.
Tidak lagi takut ataupun meminta apa pun
Mencapai penyatuan antara diri dan jiwa
KONSEP JIWA (The Nafs/Self)
 The






Pure Self (Jiwa yang Suci)
Ini adalah tahap terakhir
Telah mentransendenkan diri sepenuhnya
Tidak ada lagi ego
Tidak ada tuhan selain Tuhan
Disebut juga tahap Fana
Keterpisahan hanyalah ilusi
Annihilation and Return

Annihilation (hilang sepenuhnya),



tahap penyatuan (fana) dimana sepertinya
identitas seseorang menyatu dengan realitas.
Disintegrasi dengan konsep diri yang sempit.
Return atau persistence (baqa),


dimana seseorang merupakan bagian dari
dunia namun tidak memedulikan posisi maupun
kenikmatan duniawi.
Integrasi dengan diri spiritual, menjadi manusia
yang seutuhnya
DINAMIKA KEPRIBADIAN

PERTUMBUHAN PSIKOLOGIS
Pertumbuhan ini tidak linear seperti dalam tahap
perkembangan pada umumnya. Setiap orang
memiliki pola yang berbeda.
 Tahap Kebangkitan awal
 Kesabaran dan Rasa Syukur
 Ketakutan dan Harapan
 Self-Denial and Poverty
 Keyakinan pada Tuhan
 Cinta, Kerinduan, Intimasi, dan Kepuasan
DINAMIKA KEPRIBADIAN
 Niat,
kejujuran, dan kebenaran
 Kontemplasi dan Menilai Diri
(Muhasabah)

Mengingat kematian
Hambatan dalam
Pertumbuhan
 Nafs
 Heedlessness

(Ketidakacuhan/Pelupa)
Manusia seringkali melupakan siapa dirinya
sejatinya.
Struktur
 Tubuh


Tubuh adalah kendaraan dan jiwa adalah
pengendaranya
Memperhatikan tubuh tanpa didominasi
oleh tubuh
Struktur

Hubungan Sosial


Penting untuk perjalanan spiritual
8 tanggungjawab pertemanan (AL-Ghazali):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bantuan materi
Dukungan personal
Penghargaan
Pujian dan perhatian
Memaafkan
Mendo’akan
Kesetiaan
Menghindarkan dari ketidaknyamanan
Struktur : Will (Kehendak)
Tujuannya membuatnya seiring dengan
kehendak Tuhan
 Kehendak Tuhan hukum dasar dari alam
(Sunnatullah)



Islam:ketundukan pada kehendak Tuhan
Kedamaian yang muncul dari bersandar pada
Cinta Tuhan
Kehendak bebas bagian dari bawaan
manusia

Namun manusia seringkali justru
menggunakannya untuk hal yang tidak sesuai
dengan kesehatan fisik, mental dan spiritual.
Struktur: Emosi
 Emosi:


Efek terhadap perilaku merupakan hal
yang lebih penting dari emosi yang
mendasarinya
Perlu sangat peduli dan sadar setiap saat
akan pikiran dan perasaan kita.
Struktur: Intelek

Al Ghazali: empat tahap perkembangan
1.
2.
3.
4.
Dorongan untuk memahami keingintahuan
dan kebutuhan untuk merasa kompeten.
Axiomatic intellect: kapasitas untuk
memahami hubungan logis
Empirical knowledge: yang dipelajari dari
benda eksternal dan kejadian
Intelek yang sudah maju: bentuk yang lebih
tinggi dari dorongan untuk memahami.
Mencakup hati dan otak. Integrasi dalam
pemahaman tentang diri, dunia dan
spiritualitas
Struktur:Self
 Dua


penjelasan:
Self sebagai kumpulan dari berbagai peran
yang ditentukan oleh sosial, self didalam
masyarakat
Self sebagai true self, inti dari keberadaaan
seseorang, berbeda namun bagian dari
identitas yang lebih besar.
 Sufi
menyarankan murid untuk mengubah
personal self dari sosial self ke true self.
Struktur: Guru



Dalam Sufi, Guru dan murid saling
berkomunikasi secara kejiwaan, guru
menyalurkan energi dan inspirasi yang lebih
tinggi, murid menerima dan mengalami
kemajuan.
Semakin maju, maka peran guru berkurang.
Guru adalah “dokter “ bagi jiwa,
menyediakan atmosfir cinta dan
kepercayaan
Struktur: Guru



Pembimbing sangat dibutuhkan karena
kedewasaan dunia tidak dapat dicapai
sendirian.
Pembimbing harus sudah mengeksplorasi
dirinya sendiri dan mampu memimpin orang
lain untuk mengeksplor kedalaman
spiritualnya.
Salah satu syarat seorang guru adalah
seseorang yang sudah menjalankan apa
yang diajarkannya.
Penelitian



Praktek Dzikir ada yang disertai dengan
tetabuhan seperti drum yang dapat
menginduksi aktifitas gelombang Theta,
meningkatkan mood dan imunitas
Chanting (pengucapan do’a), adalah
meditasi vokal, mengaktifkan kesembuhan
alami dan menurunkan penyakit jantung.
Memiliki banyak kemiripan dengan
pendekatan Barat dalam psikoterapi
Perkembangan terakhir
 Psikologi
Islam semakin banyak
dikembangkan
 Berbagai tulisan tentang Islam dan
Psikoanalisa
 Teks Sufi China
 Jurnal tentang Ibnu ‘Arabi
 Jurnal tentang Rumi
Download