Filantropi dan Fundraising di Saat Krisis Hamid Abidin/ PIRAC Dampak Krisis pada sektor Nirlaba Dampak krisis berimbas pada sektor nirlaba karena sebagian besar sumber dana kita berasal dari industri finansial global Dampak Krisis Ekonomi Dampak krisis dibahas secara khusus dalam International Fundraising Conference akhir 2008. Berdasarkan pengalaman krisis-krisis sebelumnya, berikut perkiraan dampak krisis ekonomi saat ini terhadap kegiatan filantropi dan fundraising secara global: Membership: Membership fundraising tidak akan terpengaruh oleh gejolak pasar modal atau resesi secara general. Kalapun krisisnya cukup parah, maka penurunan pendapatannya hanya 1-2%. Namun, secara umum saat krisis justru dilihat sebagai momentum untuk pertumbuhan membership. Corporate: Perusahaan-perusahaan umumnya langsung bereaksi terhadap krisis. Mereka menarik kembali atau membatasi komitmen sumbangannya, serta menurunkan sebagian besar sumbangan yang datang dari saluransaluran marketing Major Donors: Sebagian besar donatur besar yang loyal akan mempertahankan sumbangannya, namun banyak yang bermasalah dalam memenuhi deadline komitmen pembayarannya atau jumlah sumbangan yang dijanjikan. Grassroots: Sumbangan dari masyarakat tetap akan tumbuh. Seperti halnya membership, sumbangan dari masyarakat kecil ini justru datang pada saat yang susah. Sebagian masyarakat memberikan waktunya (volunteer) dibandingkan uangannya pada masa-masa sulit. Langkah Antisipasi : Membership: Waktu yang pas untuk Investasi Corporate: Merawat hubungan; Jangan berharap sumbangan langsung; Rencanakan waktu yang tepat untuk mendapat komitmen. Major Donors: Bekerja bersama mereka untuk membantunya memenuhi komitmen pada organisasi. Fokus pada donatur yang sudah lama mendukung organisasi agar mereka tetap menjadi donatur loyal Grassroots: Coba manfaatkan kegairahan mereka menyumbang untuk mengarahkan mereka dalam skema membership, atau memperbanyak donatur untuk membantu membangun brand and dukungan Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan pengalaman krisis tahun 1997, maka filantropi diprediksi akan mengalami kecenderungan: Donasi individu/ publik tidak akan berdampak, bahkan timbul kegairahan baru untuk menyumbang Perusahaan akan mengurangi sumbangan atau mencari cara-cara baru untuk menyumbang agar tetap melaksanakan CSR-nya Donasi dari donatur besar (major donor) akan menurun karena sebagian besar mereka menginvestasikan uangnya di produk finansial Hibah lembaga donor akan berkurang atau perubahan prioritas program pada dampak krisis Realitas di Lapangan Beberapa LP ZIS yang fokus pada Zakat, infak, sedakah, wakaf, dan sumbangan perusahaan mengaku tak terpengaruh, bahkan melihat kegairahan untuk berdonasi Beberapa lembaga amal yang bertumpu pada sumbangan perusahaan mengalami kesulitan dalam menagih komitmen dan beberapa donaturnya mereschedule atau mengurangi sumbangan yang disanggupi Beberapa lembaga amal dan LSM yang menaruh dana abadi atau cadangannya di bursa mengalami kerugian Beberapa LSM mengalami kesulitan untuk menggalang dana karena lembaga donor mengurangi jumlah hibah atau menghapus program yang didanai Dana publik dan kewirausahaan sosial mulai dilirik dan dianggap sebagai sumber dana alternatif Kecenderungan lainnya… Kegiatan filantropi yang lebih terorganisir dan terkonsolidasi Penggalian sumber-sumber baru: diaspora filantropi, community filantropi, Coummunity Trust Fund, dll Pengenalan dan pemasaran isu-isu strategis kepada publik: isu konsumen, isu perempuan, isu governance/ anti korupsi, lingkungan hidup, dll Munculnya Sinergi dan Kolaborasi antar LSM dan LSM dengan LP ZIS (DD dengan YLKI dan PFI, DD dengan Yappika dan ICW, Kampanye Peduli Perempuan) Munculnya skema-skema baru dalam menggalang dukungan dan kemitraan dari perusahaan (caused related marketing) Penggunaan metode baru yang lebih modern dalam memobilisasi sumber daya (SMS, email, RBT, e-banking, dll) Munculnya kebijakan Tax Incentives, meski terbatas untuk 5 bidang: bencana nasional, pendidikan, penelitian dan pengembangan, infrstruktur sosial dan kesehatan BALIHO Flyer Peduli Perempuan Kampanye Peduli Perempuan Saatnya Meninjau Ulang Strategi Fundraising (Matrik Ansoff) Metode Lama Pengembangan Pasar (Resiko Sedang) Meneruskan cara lama (Resiko Rendah) Donatur Baru Donatur Lama Diversifikasi (Resiko Tinggi) Pengembangan Produk Metode Baru (Resiko Sedang) Saatnya Menggerakkan Kewirausahaan Sosial Motif, Metode, dan Tujuan S T A K e h O L D E r U T A M a Berbuat kebajikan Dipandu misi Nilai Sosial Penerima manfaat Tidak membayar Modal Sumbangan hibah Tenaga Kerja Pemasok Motif campuran Dipandu misi dan pasar Nilai sosial dan ekonomis Demi kepentingan pribadi, Dipandu pasar, Nilai ekonomis Disubsidi atau subsidi silang Membayar pasar Di bawah harga pasar, atau kombinasi hibah dan pasar Sesuai harga pasar Sukarela Di bawah harga pasar, atau kombinasi sukarela dan staf profesional Kompensasi pasaran Memberi sumbangan in kind Diskon khusus atau campuran sumbangan dan harga penuh Menjual sesuai pasar Murni kedermawanan dan dg Murni komersial harga sesuai Fundraising = Perubahan Falsafah Helping People Peran & Pendekatan Hero/ Penyantunan Helping People to Help Themselves Fasilitator/ Pemberdayaan Posisi Konstituen Korban Mitra/ Pendukung Donatur Donor Internasional Diversifikasi donor Minded Target Sumbangan US $ 5000 Komponen Organisasi Aktifis Rp.5000 Mix: Aktivis & Enterpreneur 13