bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I.
Konsep penelitian
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan Latin
berasal dari kata
Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berpangkal dari akar kata dalam
bahasa latin Communico yang artinya membagi.
Jadi komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Untuk itu suatu percakapan bisa
komunikatif apabila kedua belah pihak yang melakukan percakapan mengerti
bahasa yang digunakan dan makna dari bahan yang dibicarakan.
Pengertian secara umum komunikasi diatas hanya pada tahap memberikan
informasi tetapi lebih dalam lagi, yaitu orang lain bersedia menerima suatu faham
atau keyakinan, sehingga ia mau melakukan perbuatan atau kegiatan.
Menurut Carl I. Hovland, science of communication atau ilmu
komunikasi sebagai ”a systematic attempt to formulate in rigorous the
principles by which information is transmitted and opinions and attiudes
are formed” atau dapat diartikan sebagai upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Effendy (2005;4)
Dari definisi diatas menunjukan bahwa objek komunikasi bukan hanya
menyampaikan informasi tetapi juga membentuk pendapat umum (public opinion)
dan sikap publik (public attitude).
7
8
Pengertian komunikasi menurut A.X.F.
Dance.
The
Communication Theory mengartikan komunikasi dalam kerangka
psikologi behaviorisme sebagai ”usaha menimbulkan respons melalui
lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang tersebut bertindak
sebagai stimuli. Komala (2009;74)
Sedangkan menurut Raymond S. Ross. Persuasion: Comunication and
Interpersonal Relations mendefinisikan komunikasi sebagai : ”Proses
transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan lambang secara
kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan
dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang
dimaksud sumber. Komala (2009;74)
Dari pengertian-pengertian komunikasi menurut beberapa ahli tersebut,
penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah upaya yang sistematis dalam
penyampaian informasi atau proses transaksional yang meliputi pemisahan dan
pemilihan lambang secara kognitif dengan tujuan pembentukan pendapat dan
sikap yang sama dengan yang di maksud sumber.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat berjalan secara
efektif, Harold Laswell
mengatakan bahwa cara baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut :
Who Says What In Which
Channel to Whom wit What effect ?. Pendapat tersebut menunjukan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
itu yakni :
Komunikator (communicator, source, Sender), Pesan (message),
Media (Channel, Media), Komunikan (Communicant, Communicatee, Receiver,
receipient), Efek (effect, impact, influence). Effendy (2005;10)
9
2.
Proses Komunikasi
Kata ”Proses” berasal dari bahasa Latin yang berarti ”Bergerak Maju” atau
”Tindakan”. Suatu proses meliputi gerak maju yang berlangsung secara terus
menerus.
Suatu proses merupakan rangkaian dan tindakan.
Dimanapun
berbanding lurus dengan pertumbuhan waktu. Suatu komunikasi terjadi, jika
komunikasi merupakan proses, pergerakan: yang bergerak maju dalam waktu
yang sama.
Suatu aspek yang penting dalam semua ”proses” adalah hubungan timbal
balik. Mereka bereaksi terhadap yang lain – saling mempengaruhi yang lain, yang
satu mengubah yang lain.
Suatu ”proses” adalah suatu golongan sistem yang meliputi variabelvariabel (atau unsur-unsur) yang saling tergantung satu sama lain. Suatu ”proses”
bisa berarti sebuah ”sistem”. Terdapat struktur, bentuk untuk suatu ”proses”.
Keseluruhan sistem ini meliputi unsur-unsur yang bekerja bersama-sama sebagai
suatu kesatuan (atau golongan) dan jadi menghasilkan (atau memproduksi) suatu
hasil.
Menurut Effendi (2005;11),
proses komunikasi terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna dan lainnya yang secara langsung
10
mampu ”menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan kepada komunikator kepada
komunikan.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses Komunikasi sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua itu seperti
surat, telepon, teleks, suratkabar, majalah, radio, televisi, film, media
online/internet.
™ Aspek-aspek ”Proses” menurut Komala (2009;84) adalah :
1. Terjadi dalam suatu waktu dan bergerak maju pada saat yang sama.
2. Dinamis – berubah secara konstan.
3. Menghasilkan perubahan atau menghasilkan suatu hasil.
4. Meliputi hubungan timbal balik, tiap komunikator mempengaruhi yang
lainnya.
5. Meliputi sebuah grup unsur-unsur yang berhubungan dan bekerja dalam
satu kesatuan sistem.
™ Proses komunikasi dapat dilihat dari model komunikasi yang terdiri dari
komponen komunikasi. Komala (2009;88)
1. Sumber
Langkah pertama, Baik individu atau kelompok, yang dilakukan
sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan
11
seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan
landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
2. Komunikator
Komunikator merupakan pengirim pesan yaitu manusia yang
mengambil inisiatif dalam berkomunikasi.
Dilihat dari jumlahnya,
komunikator dapat terdiri dari satu orang, banyak orang dalam pengertian
lebih dari satu orang, serta massa. Vardiansyah (2004:19)
3. Pesan
Langkah kedua, dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding,
yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud katakata, tanda-tanda, lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan
informasi yang diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan
atau
message
adalah
alat-alat
dimana
sumber
mengekspresikan
gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tertulis ataupun prilaku
nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
4. Media
Langkah ketiga, sumber menyampaikan pesan kepada penerima
dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu
tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel
atau saluran, yaitu alat-alat umtuk menyampaikan pesan.
Saluran
komunikasi untuk lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon.
Sedangkan saluran komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis
12
ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti :
televisi, kaset, video atau OHP.
5. Komunikan
Langkah keempat,
perhatian dialihkan kepenerima pesan.
Dalam proses ini penerima melakukan encoding, yaitu memberikan
penafsiran/interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya.
Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding
dan hanya terjadi dalam pikiran penerima.
Penerimalah yang akan
mementukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula
memberikan respons terhadap pesan tersebut.
6. Efek
Langkah
terakhir,
feedback
atau
umpan
balik
yang
memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah
disampaikannya kepada penerima. Umpan balik dapat dijadikan landasan
untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.
Berdasarkan penjelasan proses komunikasi diatas penulis memberikan
kesimpulan bahwa proses komunikasi merupakan penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan kata-kata, tandatanda, atau lambang-lambang (symbol) sebagai media pertama dan lambanglambang (symbol) tersebut disampaikan melalui alat atau saluran sebagai media
kedua. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai urut-urutan peristiwa yang
13
terjadi ketika
manusia
menyampaikan pesannya kepada
manusia
lain.
Vardiansyah (2004;84).
Menurut penulis dari pengertian tentang proses komunikasi tersebut bahwa
urut-urutan yang dimaksud disini adalah proses ketika manusia melakukan
tahapan-tahapan komunikasi yaitu proses dimulai dari komunikator yang memiliki
motif komunikasi hingga pesan tersebut sampai pada komunikan dan memiliki
efek tertentu. Proses komunikasi merupakan proses dari unsur-unsur komunikasi
yaitu sumber, komunikator, pesan, media, komunikan, efek, feedback/umpan
balik, noise/gangguan/hambatan.
3.
Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa
Inggris bersumber pada perkataan Latin organization yang berasal dari kata kerja
bahasa Latin pula, organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting
of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi).
Effendi (2005;114)
Menurut Effendi (2005;115), korelasi antara ilmu komunikasi dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yang
terlibat dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.
Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi,
metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana
prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
14
Istilah komunikasi organisasi menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut :
Katz dan khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi
merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti
dalam suatu organisasi. Organisasi itu sendiri adalah sebagai suatu sistem
terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi
ini menjadi produk atau jasa dari sistem dan mengeluarkan produk atau
jasa ini kepada lingkungan. Komala (2009;198)
Defenisi komunikasi organisasi menurut Farace, monge, dan
Russel, 1977,hlm. 4 adalah proses mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan
organisasi berfungsi. Face dan Faules (2006;34)
Sedangkan definisi komunikasi organisasi menurut Pace dan
Faules (2006;33) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang
menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi.
Berdasarkan definisi komunikasi organisasi menurut para ahli diatas,
penulis menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah arus informasi
dimana
terjadinya
proses
menyebarkan informasi,
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan
dan
sehingga terjadi proses penciptaan makna yang
bertujuan mengubah organisasi.
3.1
Komunikasi Internal dan Komunikasi Eksternal Dalam suatu
Organisasi
Komunikasi organisasi terbagi atas dua, yaitu komunikasi
internal dan komunikasi eksternal.
15
1.
Komunikasi Internal
Di tempat dimana hubungan internal tercipta sehat, maka sistem
komunikasi internal yang berhasil selalu dibangun dengan sengaja. Namun
tidak berhenti disitu saja, sebab aplikasi sebuah sistem komunikasi dalam
dunia nyata menjadi kunci utama keberhasilan membangun sehatnya
hubungan internal antar anggota dan bagian dalam organisasi tersebut.
Lawrence D. Brennan mendifinisikan komunikasi internal
sebagai pertukaran gagasan diantara para administrator dan
karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan
terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara
vertikal dan horizontal di dalam perusahaan atau jawatan yang
menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).
Effendi (2005;122).
Menurut Effendi (2005;122) Komunikasi internal dapat dibagi
menjadi dua dimensi dan dua jenis, yaitu :
a. Dimensi komunikasi internal
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan
komunikasi horizontal.
ƒ
Dimensi komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah
dan dari bawah ke atas, adalah komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (twoway traffic communication).
ƒ
Dimensi komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar,
antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan,
dan sebagainya.
16
b. Jenis komunikasi internal
Komunikasi
internal
meliputi
berbagai
cara
yang
dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni:
ƒ
Jenis komunikasi persona (personal comunication)
Komunikasi persona ialah komunikasi antara dua orang dan dapat
berlangsung dengan dua cara yaitu, komunikasi tatap muka (face to fae
communication) dan komunikasi bermedia (mediated communication)
ƒ
Jenis komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan
sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil,
dapat juga besar tetapi jumlahnya tidak ditentukan dengan perhitungan
secara eksak, namun di tentukan berdasarkan ciri dan sifat komunikasi
dalam hubungannya dengan proses komunikasi.
Komunikasi
kelompok terbagi menjadi dua yaitu, komunikasi kelompok kecil dan
komunikasi kelompok besar.
2.
Komunikasi eksternal
Komunikasi
eksternal
adalah
komunikasi
antara
pimpinan
organisasi dengan khalayak di luar organisasi.Komunikasi eksternal terdiri
atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada
khalayak dan dari khalayak kepada organisasi, yaitu :
17
•
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak umumnya bersifat
informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa
memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin.
•
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik
sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Jika informasi yang disebarkan kepada khlayak itu menimbulkan efek
yang sifatnya kontroversial (menyebabkan ada yang pro dan kontra di
kalangan khalayak), maka ini disebut opini publik (publik opinion).
Opini publik ini sering sekali merugikan organisasi. Karenannya harus
diusahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak
menimbulkan permasalahan.
4.
Strategi Komunikasi
4.1
Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi merupakan upaya pimpinan organisasi untuk bisa
melaksanakan
menghilangkan
suatu
program
komunikasi
pendapat-pendapat
negatif
dengan
tentang
upaya
organisasi
untuk
dan
meningkatkan citra positif organisai dimata publiknya. Untuk itu strategi
komunikasi merupakan strategi yang dilakukan pemimpin organisai dan
atau unsur lain dalam organisai untuk menyampaikan pesan kepada
18
publiknya baik internal maupun eksternal dengan tujuan untuk
meningkatkan/ membangun citra positif.
Menurut Effendi (2005;32) dalam bukunya Komunikasi
teori dan Praktek strategi komunikasi adalah perpaduan
perencanaan komunikasi (communication planning) dengan
manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini
harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara
praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi
dan kondisi.
Menurut Mulyana (2007;131) strategi komunikasi adalah
manajemen perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan menyeluruh
komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu
tujuan.
Berdasarkan pengertian-pengertian strategi komunikasi tersebut,
penulis mengambil kesimpulan bahwa strategi komunikasi adalah
perpaduan
menyeluruh
perencanaan
dengan
komunikasi
manajemen
(communication
komunikasi
planning)
(communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Seperti telah dijelaskan pada
bab sebelumnya bahwa strategi komunikasi mempunyai tiga tujuan sentral
yaitu sebagai, to secure understanding, to establish acceptance, dan to
motivate action.
Dapat dijelaskan, memastikan bahwa komunikan
mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan
menerima, maka penerimaanya itu harus dibina dan pada akhirnya
kegiatan dimotivasikan. Strategi komunikasi diharapkan tidak terbentuk
kata-kata yang abstrak bagi target sasaran tetapi bisa menjadi konkret
19
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pribadi sehingga pesan yang
disampaikan oleh komunikator bisa dimengerti dan bisa dilaksanakan oleh
komunikan.
4.2
Korelasi Antar Komponen Dalam Strategi Komunikasi
Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka
menyusun strategi komunikasi akan lebih baik jika diperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan
penghambat pada setiap komponennya.
Komponen dalam strategi komunikasi menurut Effendi (2005;3539) adalah :
•
Mengenali sasaran Komunikasi
Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita harus tahu siapa-siapa
yang akan menjadi sasaran komunikasi kita itu.
Apapun tujuan
komunikasi, metodenya, dan banyaknya sasaran, faktor-faktor yang
perlu diketahui pada diri komunikan adalah:
-
Faktor kerangka refgerensi
Kerangka referensi seseorang akan berbeda dengan orang lain.
Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil
dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup,
status sosial, ideologi, cita-cita dan sebagainya.
20
-
Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini adalah situasi komunikasi
pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi disini adalah state of
personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunika
•
Pemilihan Media Komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan
dipergunakan.
Mana yang terbaik dari sekian banyak media
komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masingmasing media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Menurut Machfoedz (2010;6), macam media komunikasi adalah
sebagai berikut:
a. Media/saluran komunikasi langsung
Dalam saluran komunikasi langsung, dua atau lebih orang saling
berkomunikasi secara langsung. Komunikasi dapat berupa tatap
muka, melalui telefon, atau melalui surat. Saluran komunikasi
langsung merupakan saluran yang efektif karena memungkinkan
untuk berbicara dan memberikan umpan balik secara langsung.
21
b. Media/saluran komunikasi tidak langsung
Media/saluran komunikasi tidak langsung adalah media pembawa
pesan tanpa kontak pribadi maupun umpan balik.
Saluran ini
meliputi media (media cetak, media siaran, dan media pamer),
suasana (lingkungan yang didesain agar menciptakan atau
memperkuat kecendrungan konsumen untuk membeli produk), dan
peristiwa (event) adalah pertunjukan yang ditampilkan untuk
mengkomunikasikan pesan kepada khalayak sasaran.
•
Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik
yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau
teknik instruksi.
•
Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Faktor penting pada diri komunikator bila ia melancarkan serangan
komunikasi adalah daya tarik sumber (source attractiveness) dan
kredibilitas sumber (source credibility).
-
Daya tarik sumber
Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan
mampu mengubah sikap, opini, dan prilaku komunikan melalui
mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain, komunikan
merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehingga
22
komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh
komunikator.
-
Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah
kepercayaan komunikan pada komunikator.
Kepercayaan ini
banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki
seorang komunikator.
Dari kedua faktor tersebut, sorang komunikator dalam menghadapi
komunikan harus bersikap empatik (emphaty), yaitu kemampuan
seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada orang lain.
Dengan kata lain dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Sedangkan komponen dari strategi komunikasi menurut Friedrich
dan Dixon (2009:30), antara lain adalah :
•
Pengetahuan Situasional
Pengetahuan situasional adalah informasi yang di miliki (di
kumpulkan) tentang syarat-syarat agar komunikasi sukses dalam
konteks tertentu. Peluang kesuksesan komunikasi akan meningkat jika
kita tahu hal-hal yang tepat.
•
Penentuan Tujuan
Setiap situasi komunikasi dapat dilihat sebagai aktivitas penentuan
tujuan. Kita akan lebih mungkin sukses dalam berkomunkasi jika kita
menentukan tujuan yang jelas dan tepat.
23
•
Kompetensi Komunikasi
Ketika kita merancang komunikasi strategis, harus memperhatikan
sejumlah faktor seperti tipe pesan, saluran, gaya penyampaian.
•
Manajemen kecemasan
Kontrol atas kecemasan adalah unsur yang penting dalam komunikasi
strategis yang efektif.
Menyangkut pada komunikator sebagai
penyampaian pesan ke komunikan.
Dan berdasarkan hal tersebut
komponen strategi komunikasi
menurut penulis adalah penentuan tujuan, mengenali sasaran komunikasi
(khalayak), pemilihan media komunikasi, Pengkajian tujuan pesan
komunikasi, dan peranan komunikator dalam komunikasi. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa suatu strategi komunikasi bisa berhasil jika
memperhatikan
tujuan
dari
komunikasi
yang
dilakukan
dan
memperhatikan ”to secure understanding”, memastikan bahwa komunikan
mengerti pesan yang ia terima ”to establih acceptance”, bila pesan telah
diterima dan dimengerti maka pesan tersebut harus dibina ”to motivate
action” kemudian di motivasi untuk mampu melaksanakan pesan tersebut.
5.
Citra
5.1
Pengertian Citra
Citra merupakan tujuan utama sebuah perusahaan, dan sekaligus
merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai. Terciptanya suatu
24
citra perusahaan (corporate image) yang baik dimata khalayak atau
publiknya akan banyak menguntungkan.
Citra merupakan hal terpenting bagi perusahaan, karena citra
perusahaan merupakan gambaran dan penilaian dari berbagai aktivitas
suatu perusahaan dimata publiknya yang berdasarkan pengetahuan,
tanggapan serta pengalaman-pengalaman dan dapat berupa citra positif
maupun citra negatif. Kesan yang baik berarti masyarakat memberikan
citra positif terhadap perusahaan yang tentunya akan menguntungkan
perusahaan, sebaliknya kesan yang buruk berarti masyarakat memberikan
citra negatif yang secara tidak langsung akan merugikan perusahaan.
Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi
wujudnya bisa dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda
respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat
luas terhadap perusahaan dilihat sebagai sebuah badan usaha atau
personelnya yang baik, dipercaya, profesional dan dapat
diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Ardianto
(2008:131)
Kotler (1995) secara luas mendefinisikan citra sebagai
jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesankesan yang dipunyai seseorang pada suatu objek. Objek yang
dimaksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang
lain yang dia ketahui. Jika objek itu berupa organisasi, berarti
seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan atas organisasi dari
seseorang merupakan citra. Ardianto (2008:134)
Citra berkaitan erat dengan suatu penilaian, tanggapan,
opini, kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol tertentu
terhadap bentuk pelayanan barang atau jasa dari pihak publik
sebagai khalayak sasarannya. Secara garis besar, citra adalah
seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu
objek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu objek
atau ditentukan oleh citra objek tersebut yang menampilkan
kondisi terbaiknya. Ruslan (2003:71)
25
Berdasarkan definisi citra menurut para ahli diatas, penulis
menyimpulkan
bahwa
citra
adalah
penilaian
publik
terhadap
perusahaan/lembaga berdasarkan pada keyakinan-keyakinan, gambarangambaran, dan kesan-kesan terhadap lembaga atau tanggapan, opini,
kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol tertentu terhadap bentuk
pelayanan barang atau jasa dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya.
Perusahaan dituntut untuk dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, berupa opini dan persepsi yang baik terhadap citra perusahaan
dan sebaliknya perusahaan juga harus dapat memberikan pelayanan yang
baik. Dikatakan bahwa citra merupakan opini dan persepsi yang diberikan
publik bagi perusahaan/lembaga sehingga dapat dijelaskan bahwa persepsi
adalah kenyataan bagi seseorang, bagaimana seseorang memandang pesan
atau simbol yang disampaikan. Dalam persepsi, seseorang pada umumnya
harus membuat interpretasi sehingga tahu betul yang dimaksud dengan
komunikasi yang diperoleh tersebut.
Interpretasi memegang peranan
penting di dalam proses komunikasi untuk mengetahui apakah komunikasi
itu mencapai tujuannya. Interpretasi dapat dikatakan merupakan ungkapan
dari susunan mentalitas atau buah pikir yang teratur, yang berasal dari
kejiwaan atau mental seseorang. Rumanti (2005:113)
5.2
Peran Citra Bagi Suatu Organisai
Citra perusahaan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi
kelangsungan hidup sebuah perusahaan atau lembaga. Perusahaan yang
26
memiliki citra positif di mata publiknya, maka akan meningkatkan rasa
percaya terhadap keberadaan perusahaan tersebut.
Empat peran citra bagi suatu organisasi menurut Gronroos (1990)
yang penulis kutip dari Elvinaro (2009:135-136) adalah :
•
Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran
eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi
dari mulut ke mulut.
Citra mempunyai dampak pada adanya
pengharapan. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi
untuk berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-orang
lebih mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.
•
Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada
kegiatan perusahaan.
Kualitas teknis dan khususnya kualitas
fungsional dilihat melalui saringan ini, jika citra baik, maka citra
menjadi
pelindung
sedangkan
citra
yang
negatif
akan
menimbulkan perasaan konsumen tidak puas dan marah dengan
pelayanan yang buruk.
•
Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen.
Ketika konsumen membangun harapan dan realitas pengalaman
dalam bentuk kualitas pelayanan teknis dan fungsional, kualitas
yang dirasakan menghasilkan perubahan citra.
•
Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.
perkataan lain, citra mempunyai dampak internal.
Dengan
Citra yang
27
kurang nyata dan jelas mungkin akan mempengaruhi sikap
karyawan terhadap organisasi.
Citra dari suatu lembaga/organisasi dan bentuk pelayanan jasa lain
sebagainya yang hendak dicapai dalam sistem pasar terbuka pada era
globalisasi serta kompetitif sekarang ini tidak terlepas dari peningkatan
bentuk kualitas jasa pelayanan, nilai kepercayaan dari publiknya, serta
goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan oleh lembaga/perusahaan yang
bersangkutan.
5.3
Jenis – Jenis Citra
Menurut Jefkins (1995), yang penulis kutip dalam Ardianto
(2008:136-138) ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia
aktivitas hubungan masyarakat (PR), yaitu ;
•
Citra bayangan (mirror image)
Citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama para
pimpinannya yang tidak percaya “apa dan bagaimana” kesan orang
luar terhadap perusahaan yang dipimpinnya itu, tidak selamanya
selalu dalam posisi baik.
Setelah diadakan studi tentang
tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan
antara yang diharapakan dengan kenyataan citra dilapangan, bisa
terjadi justru mencerminkan “citra” negatifnya yang muncul.
28
•
Citra kini (current image)
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan/organisasi, atau hal lain yang berkaitan dengan
produknya.
Kemungkinan, ada kemungkinan berdasarkan pada
pengalaman dan informasi diterima yang kurang baik, sehingga
dalam posisi tersebut, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice),
dan hingga muncul kesalahpahaman (misunderstanding) yang
menyebabkan citra kini yang ditanggapai secara tidak adil, atau
bahkan kesan yang negatif diperolehnya.
•
Citra yang diinginkan (wish image)
Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh
pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, supaya produk
yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness),
menyenangkan, dan diterima dengan kesan yang selalu positif
diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.
•
Citra perusahaan (corporate image)
Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan
sebagai tujuan utamanya, bagaimana citra perusahaan (corporate
image) yang positif lebih dikenal serta diterima oleh publiknya,
mungkin tentang sejarahnya, kualitasnya pelayanan prima,
keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan
tanggung jawab sosial (social care) sebagainya. Dalam hal ini,
pihak Humas/PR berupaya atau bahkan ikut bertanggung jawab
29
untuk
mempertahankan
citra
perusahaan,
agar
mampu
mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi (liquid) untuk
berkompetisi di pasar bursa saham.
•
Citra serbaneka (multiple image)
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan diatas,
misalnya bagaimana pihak Humas/PR-nya akan menampilkan
pengenalan (awareness) terhadap identitas, atribut logo, brand’s
name, seragam (unni-form) para front liner, sosok gedung, dekorasi
lobby kantor, dan penampilan para profesionalnya, kemudian di
unifikasikan atau diidentikan ke dalam suatu citra serbaneka
(multiple image) yang diintregrasikan terhadap citra perusahaan
(corporate image).
•
Citra Penampilan (performance image)
Citra penampilan lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja
atau
penampilan
diri
(performance
image)
para
citra
harus
professional pada pada perusahaan bersangkutan.
5.4
Strategi Membangun Citra
Sebelum
membangun
citra
pada
perusahaan,
dikembangkan berdasarkan pada perkembangan bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan. Perusahaan yang baru tumbuh akan membutuhkan pencitraan
yang berbeda dari perusahaan yang sudah masuk dalam tingkat
kematangan. Mengacu pada pola pertumbuhan yang dibuat oleh Boston
30
Consulting Group dalam BCG Matrix, maka citra yang harus dibentuk
pada tiap tahapan sangat berbeda. Secara detail, bisa kita jabarkan citra
yang harus dibentuk menurut Wasesa dan Macnamara dalam strategi PR
(2010:56-59) adalah sebagai berikut :
•
Question Marks
Pada tahap ini perusahaan baru saja berdiri sehingga pertumbuhan
produktivitasnya termasuk tinggi, tapi masih rendah pangsa
pasarnya. Pada titik ini citra harus dibentuk untuk memberikan
edukasi kepada publik mengenai visi perusahaan, serta manfaatnya
bagi publik.
•
Stars
Pada tahap ini perusahaan mulai mengalami pertumbuhan pasar yang
baik. Bukan sekedar pertumbuhan produk yang baik, penguasaan
pasar pun semakin bertambah besar.
Pada tahap ini citra harus
dikembangkan untuk memberikan pemahaman kepada publik bahwa
perusahaan memiliki tanggung jawab publik yang kuat. Citra produk
juga diarahkan pada aspek-aspek yang menyangkut keamanan dan
kenyamanan konsumen dalam menggunakan produk, dan fungsi
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Tugas pencitraan disini,
selain membangun memperkuat brand awareness, juga mulai
memperkuat ekuitas merk.
31
•
Cash Cow
Pada tahap ini kejenuhan mulai masuk keperusahaan. Sekalipun
perusahaan masih memilki market share yang tinggi, tapi
pertumbuhan
pasar
yang
dikuasainya
sudah
sulit
untuk
dikembangkan. Pada tahap ini citra harus dikembangkan kembali.
Loyalitas konsumen terhadap perusahaan juga harus dibangun.
•
Dog
Pada tahap ini tidak mudah dalam pembentukan citra perusahaan
karena perusahaan berada pada posisi di mana baik pangsa pasar
maupun pertumbuhan pasarnya berada pada titik terendah. Pada
tahap ini, citra harus mampu mengawal manajemen dalam
melakukan revitalisasi usaha.
Merek-merek harus dilahirkan
kembali sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.
Berdasarkan penjelasan mengenai tahap-tahap pembentukan citra
tersebut penulis menyimpulkan bahwa penbentukan citra pada suatu
organisasi atau perusahaan harus dilakukan secara terus menerus
(kontinue), baik pada saat mulai berdirinya perusahaan, pada saat
perusahaan mengalami kesuksesan, stabil, atau perusahaan mengalamami
masa yang sulit.
Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa tugas PR adalah
membuat publik menjadi paham, dan akan lebih baik lagi kalau
masyarakat bisa berubah prilakunya karena program pencitraan yang kita
32
bangun. Fungsi utama PR adalah membangun understanding yaitu publik
paham dengan pesan yang kita sampaikan, artinya bukan sekedar tahu, tapi
juga meliputi kesadaran akan pesan yang kita buat, sikap penerimaan yang
positif, dan prilaku yang menunjukan dukungan terhadap pesan yang kita
sampaikan.
Tahapan pencitraan yang harus dibangun menurut Macnamara dan
Wasesa ( 2010:96-98) adalah melalui konsep 3A’s, antara lain yaitu :
•
Awareness
Tahap dimana perusahaan atau organisasi kita baru dikenal,
dimana orang baru aware bahwa perusahaan kita ada. Pada tahap
ini
bagaimana PR bisa membangun sikap positif masyarakat
terhadap perusahaan atau organisasi yang sedang dicitrakan.
•
Attitude
Sikap adalah bagaimana penerimaan publik terhadap pesan yang
kita sampaikan. Pesan yg tidak sekali lempar, melainkan susunan
beberapa pesan hingga mampu menjadi sebuah arti yang dalamnya
terkandung tujuan perusahaan atau organisasi yang kita citrakan.
Awareness yang positif belum tentu memiliki sikap yang positif.
Pekerjaan PR untuk meningkatkan status awareness yang positif,
kemudian diikuti dengan sikap yang positif pula.
Sikap bisa
menerima terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi ataupun
perusahaan kita.
33
•
Action
Seberapa jauh kerja PR bisa diapresiasi memang sebetulnya
berhubungan dengan prilaku masyarakat yang menjadi audiensi
target. Karena prilaku adalah nyata, tidak perlu alat ukur macammacam untuk mengetahuinya. Kita bisa melihat sebuah prilaku
secara kasat mata.
Berdasarkan penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa
membamgun citra sebuah perusahaan atau organisasi harus dilakukan dari
awal mula berdirinya perusahaan atau organisasi tersebut dan masyarakat
sudah mulai tahu keberadaannya. Membangun citra tidak hanya sekedar
memberikan pesan-pesan positif kepada masyarakat tetapi bagaimana
menjadikan pesan-pesan tersebut berdampak pada sikap dan prilaku positif
masyarakat terhadap perusahaan atau organisasi.
Berikut ini adalah cara-cara yang dilakukan dalam membangun
image positif sebuah perusahaan Kraft Jacobs Suchard, Rumania yang
dilakukan oleh tim PR Kraft Jacobs Suchard, tujuannya ingin menjadi
pemimpin pasar permen di Rumania, yang penulis kutif dari Oliver
(2006:57) adalah :
•
Melibatkan berbagai kelompok masyarakat dan badan sosial dalam
program
pendidikannya
sehingga
identitas yang jelas di Rumania.
mengembangkan
sebuah
34
•
Melibatkan para ahli di bidangnya untuk berbicara atas nama
perusahaan dan membangun identitas yang jelas.
•
Menikmati profile media yang tinggi (memanfaatkan beragam
media) yang meningkatkan reputasi perusahaan, terutama melalui
karya-karyanya untuk anak-anak dan orang tua mereka.
Sehingga berdasarkan hal tersebut diatas penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa salah satu cara membangun image positif adalah :
•
Perusahaan harus memiliki tujuan dari citra apa yang ingin dicapai
dengan memberikan identitas yang jelas pada perusahaan (citra apa
yang ingin dibangun).
•
Mengikutsertakan orang-orang yang berkompeten dibidangnya
sehingga dapat mendukung dalam setiap kegiatan kehumasan yang
dilakukan, Hal ini bertujuan lebih memberikan kepercayaan kepada
publik terhadap program yang dilakukan.
•
Menjadikan Media sebagai saluran penting bagi penyebaran
informasi di dalam setiap kegiatan kehumasan baik melalui media
massa atau media cetak.
6.
Peran Public Relations (PR) dalam Membangun Citra Perusahaan
Public Relations (PR) adalah salah satu sub bidang ilmu komunikasi,
kendati secara praktis, komunkiasi adalah backbone (tulang punggung) kegiatan
PR. PR adalah ”jembatan” antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya,
35
terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan
dengan publiknya. Adanya saling pengertian antara organisasi atau perusahaan
dengan publiknya akan dapat membentuk citra positif organisasi atau perusahaan
tersebut dimata publiknya. Tercapainya mutual understanding tersebut diperlukan
strategi-strategi komunikasi agar kegiatan-kegiatan PR yang dilakukan sesuai
dengan yang diharapkan.
Menurut definisi kamus terbitan Institut of Public Relations (IPR),
yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan
bulan Novemver 1987, ”humas adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya”. Anggoro (2005;1-2)
Sedangkan menurut Denny Griswold, uitgever van Public
Relations News, New York, PR merupakan fungsi manajemen yang
mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
organisasi dengan interes publik dan melaksanakan program tindakan
(komunikasi) untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian publik.
Rumanti (2005;9).
Pengertian Public Relations (PR) menurut Sukatendel (1990)
adalah metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra
organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Ardianto
(2008;3).
Berdasarkan definisi Public Relations menurut para ahli diatas penulis
menyimpulkan bahwa Public Relations (PR) adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dengan melaksanakan
program tindakan (komunikasi) untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian
publik agar tercapai citra positif dari mitra organisasi dan segenap khalayaknya.
36
6.1
Public atau Khalayak Eksternal PR/Humas
Istilah publik dalam Public Relations berarti khalayak sasaran dari
kegiatan public relations. Setiap organisasi atau perusahaan tidak bisa
dipisahkan dengan khalayaknya/publiknya. Organisasi atau perusahaan
pasti selalu berhubungan dengan khalayaknya. Namun demikian, dewasa
ini praktisi humas sudah harus memfokuskan pekerjaannya pada khalayak
tertentu saja, ini berarti tidak semua khalayak harus dilayani. Khalayak
humas, yaitu kelompok atau orang-orang yang berhubungan atau
berkomunikasi dengan perusahaan, baik khalayak internal maupun
eksternal, pada dasarnya sangat luas dan tidak mungkin semuanya bisa
dilayani. Publik eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap
perusahaan.
Setiap organisasi/perusahaan memiliki khalayak yang berbedabeda. Tetapi dapat diidentifikasi setidaknya ada sembilan khalayak utama
menurut Anggoro (2005;19) yang paling sering menjadi subjek khalayak
dari berbagai macam organisasi secara umum.
Kesembilan khalayak tersebut antara lain adalah :
•
Masyarakat luas
Tidak semua masyarakat umum menjadi khalayak, akan tetapi
sebagian kecil diantaranya.
Segmen masyarakat yang menjadi
khalayak bagi suatu organisasi jelas berbeda dengan khalayak
organisasi yang lain.
•
Calon Pegawai/Anggota
37
Mereka bisa berada di organisasi lain (masih menjadi anggota atau
pegawai disitu) atau bisa juga juga di lembaga-lembaga pendidikan
yang lain.
•
Pegawai/Anggota
Meliputi semua orang yang bekerja atau menunjang suatu organisasi.
•
Mitra Usaha/Pemasok
Yakni, yang menyuplai jasa-jasa seperti air bersih dan energi, serta
pemasok yang menyuplai berbagai macam bahan baku dan komponen
produksi.
•
Investor
Di tingkat paling sederhana, unsure pasar uang atau masyarakat
keuangan adalah bank kecil local atau berbagai lembaga simpan
pinjam seperti bank perkreditan rakyat.
•
Distributor
Mereka yang menangani fungsi perantara antara produsen dan
konsumen.
•
Konsumen
Merupakan konsumen sebagai khalayak pembeli atau juga khalayak
pemakai produk/jasa perusahaan.
•
Pemimpin Pendapat Umum
Mereka terdiri dari orang-orang berpengaruh
sehingga setiap
pendapatnya dapat menentukan naik turunnya atau bahkan jatuh
bangunnya organisasi.
38
•
Pemerintah
Mengingat kedudukannya sebagai pemegang kuasa dan actor ekonomi
terpenting di suatu Negara maka setiap organisasi/perusahaan,
khususnya yang berskala besar, perlu menciptakan unit humas yang
khusus berhubungan dengan pihak pemerintah.
Berdasarkan pengertian publik atau khalayak PR tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa public atau khalayak baik internal maupun
eksternal sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup suatu organisasi
atau perusahaan. PR sangat berperan penting dalam membina hubungan
yang baik antara organisasi dengan khalayaknya. Namun PR harus lebih
selektif lagi dalam memilih khalayak mana saja yang akan mendapatkan
prioritas, dalam hal ini setiap perusahaan akan berbeda dalam melihat
khalayak yang akan menjadi prioritasnya.
Syafana Islamic School
berdasarkan apa yang penulis amati dalam kegiatan komunikasinya
khalayak eksternal yang lebih mendapatkan prioritas adalah, konsumen,
masyarakat sekitar, dan pemerintah.
II.2. Difinisi Konseptual
Defnisi untuk penelitian Strategi Komunikasi Syafana Islamic School
Gading Serpong Dalam Membangun citra Positif secara terori/konsep terbagi
dalam beberapa definisi sebagai berikut:
39
•
Strategi komunikasi merupakan suatu cara supaya pesan yang
disampaikan komunikator bisa diterima dengan menggunakan
media yang sesuai sehingga memberikan efek yang dapat
dilaksanakan.
•
Citra Positif adalah penilaian positif khalayak terhadap segala
bentuk kegiatan/program komunikasi yang dilakukan sehingga
menimbulkan citra positif terhadap organisasi/perusahaan secara
keseluruhan.
II.3. Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi konsep merupakan penjelasan atau kegiatan yang
dilaksanakan pada saat penelitian yang dimaksud. Untuk penelitian ini
operasionalnya sebagai berikut:
•
Strategi Komunikasi adalah program/kegiatan komunikasi yang
terencana yang dilakukan syafana dalam setiap tahunnya bertujuan
untuk meningkatkan citra positif sekolah.
•
Citra positif adalah kumpulan berbagai persepsi positif publik
eksternal Syafana Islamic School dari program komunikasi yang
dilakukan.
II.4. Kerangka Pemikiran
Setiap organisasi dimanapun selalu berharap dapat mencapai tujuannya
secara efektif dan efesien. Dimana unsur yang paling penting dan perlu dipahami
oleh Pimpinan Organisasi adalah komunikasi. Dengan komunikasi baik melalui
40
surat, tatap muka, atau melalui media, organisasi dapat menyampaikan informasi
kepada bawahannya atau masyarakat secara jelas dan tepat dengan strategistrategi yang dilakukan dengan tujuan pesan yang disampaikan sesuai dengan apa
yang diharapkan yaitu membangun citra yang positif.
Untuk mampu berkomunikasi yang efektif dan efesien seorang harus
mampu memperhatikan unsur-unsur komunikasi dan faktor utama supaya
komunikasi mencapai tujuan. Unsur-unsur komunikasi yang harus diperhatikan
adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (tujuan yang ingin di
capai).
Selain itu seorang pimpinan harus mampu memberikan informasi yang
jelas dan tepat, mempunyai daya persuasif dan mampu menciptakan jalinan
hubungan dengan instansi terkait dan tokoh-tokoh masyarakat dalam upaya
memudahkan untuk mencapai tujuan organisasi yaitu membangun citra yang
positif Syafana Islamic School.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat penulis simpulkan kerangka
pemikiran dapat dilihat model kerangka pemikiran pada gambar 1 berikut ini:
41
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
Syafana Islamic School
Gading Serpong
KOMUNIKASI
EKSTERNAL
Program/Kegiatan Komunikasi
STRATEGI KOMUIKASI
Penentuan
Tujuan
Sasaran
Komunikasi
Media
TujuanPesan
Komuikasi
CITRA POSITIF
Komunikator
Download