BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Opini masyarakat tentang pemerintahan gencar disiarkan di berbagai media baik konvensional maupun new media. Opini menjadi salah satu pertimbangan penting dalam membantu pemerintah mengembangkan dan mempertahankan eksistensi lembaga kepemerintahan. Memahami opini masyarakat merupakan syarat mendasar dalam pekerjaan humas, sebab ia berkaitan dengan persepsi dan citra di mata stakeholders. Dalam rangka membangun opini positif di mata masyarakat, salah satu yang bisa ditempuh humas adalah dengan membuat media kehumasan. Untuk itu humas Pemerintah Provinsi Banten memanfaatkan website humasprotokol.bantenprov.go.id sebagai salah satu alat media komunikasinya. Sebagai provinsi yang baru dibentuk pada tahun 2000, Banten kerap mendapat pemberitaan negatif seputar kinerja pemerintah, monopoli kekuasaan keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah, Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta juga program kebijakan pemerintah yang buruk. Seperti yang dilansir pada judul pemberitaan media online berikut ini, “Banten Provinsi 15 Terkorup”1 dan “Kinerja Pemerintah Buruk”2 Pemberitaan seperti ini menggambarkan bahwa kinerja pemerintah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dampak secara tidak langsung adalah ketidakpercayaan masyarakat akan pemimpinnya dan menjadi ancaman terhadap roda Pemerintahan Provinsi Banten. Humas dipahami sebagai sebuah fungsi yang dapat mengiring pandangan positif kepada publiknya, terhadap organisasi atau perusahaan yang diwakilinya. Seperti dikutip dalam pemberitaan media online, Komari, Kepala Biro Humas Provinsi Banten, menyebutkan tentang tugas dan fungsi humas pemerintah: “Tupoksi Humas berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2011 yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, mengelola informasi yang akan dikomunikasikan kepada masyarakat secara cepat, tepat, akurat, proposional dan menarik, menyampaikan informasi kebijakan, program dan kegiatan pemerintah secara lengkap, utuh, tepat dan benar kepada masyarakat, memberikan pemahaman kesamaan visi, misi dan persepsi antara masyarakat dan pemerintah, menampung 1 Banten Provinsi 15 Terkorup. Terarsip dalam http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=60806. Diakses 22 Februari 2012. 2 (6 Desember 2012). Kinerja Pemerintah Buruk. Terarsip dalam ttp://nasional.kompas.com/read/2012/12/06/01472458/Kinerja.Pemerintah.Buruk. Diakses 22 Februari 2012. 1 aspirasi publik sebagai masukan dalam mengevaluasi kebijakan, program dan kegiatan pemerintah.”3 Tak hanya membawa pandangan positif kepada publik, Shockley-zalabak mengatakan bahwa praktisi humas ditantang untuk berpikir mengenai reputasi yang pantas bagi organisasi yang diwakilinya4. Adanya reputasi akan mempengaruhi hubungan antara institusi pemerintah dan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Andreassen dalam jurnal Silva dan Batista, mengungkapkan bahwa reputasi pemerintah adalah penentu utama loyalitas rakyat5. Reputasi yang baik dapat memperlancar berbagai bentuk pelayanan publik dari institusi pemerintah kepada masyarakat. Untuk memperoleh itu semua humas memanfaatkan media internet sebagai akses publikasi yang mudah dicapai oleh seluruh publik sasarannya. Seperti yang diungkapkan Ardianto6 bahwa kini dunia humas memasuki masa keemasan, karena teknologi internet telah membawa praktisi humas mampu mencapai publik sasaran secara langsung, tanpa intervensi pihak-pihak lain, seperti redaksi atau wartawan di media massa, yang biasanya bertindak sebagai penjaga gawang dan melakukan penyensoran terhadap pesan informasi humas bagi publik (khalayak). Jumlah pengguna internet yang selalu megalami peningkatan tiap tahunnya menjadi alasan humas institusi pemerintah memanfaatkan media baru ini. Data menunjukkan pada bulan Desember 2011, jumlah penduduk dunia diperkirakan 6.930.055.154 orang, dari jumlah tersebut 2.267.233.742 orang atau sekitar 32,7% tercatat sebagai pengguna internet7 dan benua Asia tercatat sebagai pengguna internet tertinggi sebanyak 1.016.799.076 dibanding benua lain 1.250.434.666. Sedangkan untuk tiap negara di benua Asia, Indonesia menempati posisi ke-4 dari 10 negara di Asia dalam 3 Biro Humas Banten Bentuk Forum Kehumasan Aparatur. Terarsip dalam http://sentanaonline.com/detail_news/main/670/1/11/02/2011/Biro-Humas-Banten-Bentuk-Forum-KehumasanAparatur--, Diakses 10 Februari 2012. 4 Pamela Shockley Zalaback.(2001).Fundamentals of Organizational Communication: Knowledge, Sensitivity, Skills, Values.Boston: A Pearson Education Company. Hal.366. 5 Rui Da Silva & Luciano Batista. (2007). Boosting Government Reputation Throught CRM. Journal of Public Sector Management, 20(7). Hal.590. Terarsip dalam http://dx.doi.org/10.1108/09513550710823506, Diakses 15 Juni 2013. 6 Elvinaro Ardianto, Lukianti Komala dan Siti Karlinah.(2007).Komunikasi Massa.Bandung:Simbiosa Reakatama Media. Hal.67. 7 Internet World Stats. (31 Desember 2011). Internet Usage Statistics: World Internet Users and Population Stats. Terarsip dalam http://www.internetworldstats.com/stats.htm. Diakses April 2, 2013. 2 memanfaatkan media internet, yakni 55 juta pengguna internet8. Untuk domain (.id) posisi nama domain (.go.id9) menempati urutan ke-5 dari delapan nama domain (.id). Pembangunan situs website bagi pemerintah daerah di Indonesia pun merupakan implementasi dari Instruksi Presiden No.3 tahun 2003, yang isinya menggalakan pemanfaatan teknologi informasi (internet) dalam menunjang aktivitas pemerintahannya, baik pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah menuju terwujudnya e-government di Indonesia. Kegiatan ini pula tercantum pada Peraturan Gubernur No. 24 tahun 2008 mengenai Tugas dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Website humasprotokol.bantenprov.go.id dibentuk untuk melaksanakan peraturan yang sudah ada serta mengimbangi pemberitaan media konvensional. Website humas Banten merupakan salah satu media kehumasan, dimana ketika media cetak atau pun media penyiaran tidak cukup menampung pemberitaan yang beredar di masyarakat. Ditambah aplikasi visual, audio atau audio visual bisa terjadi dalam satu aktivitas pada sebuah website, sehingga memudahkan bagi praktisi humas dalam menyampaika informasi secara bersamaan. Namun keberadaan website masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Biro Humas Banten. Terlihat pada aplikasi komentar pembaca yang dinon-aktifkan. Situs web yang di-launching pada tahun 2010 ini memberikan gambaran baru mengenai informasi kegiatan pemerintah dan juga pencitraan baru yang dibentuk melalui media internet. Adapun situs web Pemerintah Daerah Banten yang mempunyai alamat URL di : http://www.humasprotokol.bantenprov.go.id ini mempunyai jumlah total pengunjung sebanyak 104.343, dan total pengunjung per hari sejumlah 56510 (data bulan Juni 2012), yang bisa dibilang sering dikunjungi oleh pembaca, website ini pula cukup baik dalam melakukan updating dan upgrading informasi secara berkala (periodik), sehingga peneliti menganggap situs web ini layak untuk dijadikan obyek penelitian. Kemudian pada tahun 2012 menjadi momen terpenting bagi Provinsi Banten, yakni pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten. Dengan adanya pelantikan kepala pemerintahan yang baru, menjadi awal bagi Pemerintah Provinsi Banten untuk mengubah reputasi negatif yang dianggap melenceng dari nilai-nilai organisasi. Sehingga peneliti 8 Internet World Stats. (31 Desember 2011). Asia Top Internet Countries. Terarsip dalam http://www.internetworldstats.com/stats3.htm. Diakses 11 April 2012. 9 Nama domain adalah alamat internet dari lembaga pemerintahan pusat dan daerah yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik, menunjukkan lokasi tertentu dalam internet. 10 Rehan, wawancara, 13 Juni 2012 3 ingin melihat komunikasi dan reputasi yang dilakukan Biro Humas Provinsi Banten pada website di tahun 2012. Penelitian ini juga menjadi menarik untuk dilakukan karena, pertama mengingat begitu penting dampak yang ditimbulkan dari sebuah reputasi, maka peneliti ingin mengetahui gambaran yang dilakukan oleh Biro Humas Pemerintah Provinsi Banten dalam upayanya membangun reputasi Pemerintah Provinsi Banten. Kedua, karena penggunaan website humas Banten masih sangat baru, akan menjadi tantangan tersendiri bagi humas untuk memanfaatkan website sebagai sarana membangun komunikasi dan reputasi Pemprov Banten. B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana Humas Pemerintah Provinsi Banten membangun komunikasi dan reputasi melalui website humasprotokol.bantenprov.go.id. periode Januari – Juni 2012? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latarbelakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dan manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Tujuan Untuk mendeskripsikan website humasprotokol.bantenprov.go.id yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam membangun reputasi Pemerintah Provinsi Banten. 2. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya penelitian mengenai pemanfaatan website oleh humas. D. Kerangka Pemikirian Berangkat dari latar belakang permasalahan penelitian di atas, terdapat beberapa kerangka pemikiran yang digunakan untuk membantu memahami permasalahan. Secara garis besar uraian kerangka pemikiran dalam penilitian adalah sebagai berikut. Pertama, mengetahui fungsi, tugas dan tujuan humas pemerintah sebagai kerangka yang membedakan praktik humas institusi pemerintah dan perusahaan atau swasta. Pada 4 dasarnya aktivitas yang dilakukan humas institusi pemerintah dan perusahaan tak jauh berbeda, yang membedakannya adalah ruang lingkup humas pemerintah yang lebih mengarah pada pelayanan publik. Penjelasan upaya humas institusi pemerintah dalam peningkatan reputasi menjadi bagian pentinng dalam kajian ini. Reputasi yang kokoh muncul ketika identitas dan citra organisasi menjadi terkait. Upaya peningkatan reputasi memiliki nilai positif bagi praktisi humas pemerintah. Dalam kajian ini, reputasi institusi pemerintah yang kuat berjalan seiring tersebarluasnya informasi tentang berbagai pelayanan publik. Pada bagian ini juga akan dijelaskan mengenai konsep reputasi bagi intitusi pemerintahan dan yang membedakanya dengan perusahaan. Kemudian fungsi media bagi humas pemerintah adalah pengaruh yang merasuk dari media yang hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Pemahaman tentang fungsi media, akan memudahkan bagi organisasi untuk memilih klasifikasi informasi. Fungsi media menajdi jembatan dalam mewujudkan strategi komunikasi yang dilakukan oleh humas pemerintahan. Keempat, pemanfaatan internet oleh humas pemerintah. Pemanfaatan internet dianggap penting mengingat jumlah pengguna di indonesia semakin bertambah, sehingga humas pemerintah perlu mengetahui manfaat internet dalam kegiatan kehumasannya. Mengetahui pemanfaatan internet juga akan menambah wawasan bagi praktisi humas mengenai kelebihan dan kelemahan yang terjadi pada media baru bagi organisasinya. Sehingga praktisi humas sudah mengetahui apa yang ingin dilakukan dalam melakukan aktifitas di media internet. Kelima, upaya humas pemerintah membangun komunikasi dan reputasi pemerintah melalui website. Website dalam beberapa tahun ini telah mengubah cara berpikir organisasi berinteraksi dengan publik yang berkepentingan. Hal ini dinilai mempunyai potensi untuk meningkatkan proses komunikasi dan reputasi pemerintah. Pengembangan sebuah website, humas perlu memperhatikan konten, navigasi dan interaktivitas dalam website. Dengan mempertimbangkan kepercayaan, kehandalan dan kualitas website, sehingga pengunjung atau pembaca dapat membangun sebuah reputasi dan komunikasi pemerintah melalui website. D.1. Fungsi, Tugas dan Tujuan Humas Pemerintah Keberadaan unit kehumasan di sebuah lembaga atau instansi pemerintah merupakan suatu keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan kegiatan instansi bersangkutan dan memperlancar jalannya interaksi 5 dengan pemangku kepentingan. Jika mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor.12/Kep/M.Pan/08/2007 tentang pedoman umum hubungan pemerintah di lingkungan instansi pemerintah, humas pemerintah adalah aktivitas lembaga atau individu yang melakukan fungsi manajemen dalam bidang komunikasi dan informasi kepada publik pemangku kepentingan dan sebaliknya. Dengan kata lain humas pemerintah adalah unit organisasi dalam suatu lembaga kepemerintahan yang melakukan fungsi manajemen komunikasi dan informasi. Humas pemerintahan merupakan pemberi informan kepada masyarakat sekaligus penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Tugas pemerintah sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks. Sehingga terdapat beberapa karakteristik mengapa humas pemerintah perlu diterapkan dan dikembangkan secara profesional11: 1. Program pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam; 2. Seringkali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang berkesinambungan. sekalipun, Melibatkan karena generasi ke sifatnya yang generasi. integral Bahkan dan program pemerintah cenderung di bayar dengan ‘harga sosial’ yang tinggi. Programprogram pemerintah seringkali tidak dapat menghindari perlunya ‘pengorbanan’ sosial masyarakat. Di sinilah perlunya pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi dan emansipasi masyarakat; 3. Program pemerintah selalu mendapat controlling/ pengawasan dari berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai permasalahan mereka sebagai warga masyarakat. Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas hubungan masyarakat (humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada publikasi layanan atau demi meningkatkan pelayanan umum12. 11 Aldina Rani Lestari. (2010). Kelembagaan dan Peran Humas Pemerintah (Studi Kasus Peran Biro Humas Kementrian Keuangan Republik Indonesia Dalam Era Keterbukaan Informasi). SKRIPSI S1. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM Yogyakarta. Hal. 21. 12 Ibid. 6 Fungsi pokok humas pemerintah tak jauh berbeda dengan humas di perusahaan swasta atau lembaga yang lain. Yang membedakan hanya ruang lingkup humas pemerintah yang harus disesuaikan dengan jenis dan sifat lembaganya yang lebih mengarah pada pelayanan publik secara luas. Humas pemerintah berfungsi memberikan informasi kepada publik eksternal dan internal. Pada humas pemerintahan, yang menjadi publik internal hanya mencakup pimpinan, karyawan (pegawai) beserta keluarganya. Sedangkan untuk publik eksternal adalah mereka yang secara langsung atau tidak langsung akan berhubungan atau terkena terpaan kebijakan yang telah atau akan dikeluarkan oleh pemerintah daerah bersangkutan. Berikut fungsi internal dan eksternal humas pemerintah. Tabel 1.1. Fungsi internal dan eksternal humas pemerintah Fungsi internal 1. Menjaga dan membina hubungan baik antara seluruh unit dalam instansinya 2. Menyebarkan dan menanamkan prinsip serta program kerja dari instansi kepada karyawan dan teman sejawat demi realisasi tujuan. 3. Meningkatkan partisipasi dan kerjasama antar unit Fungsi Eksternal 1. Memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan instansi 2. Memperhatikan dan mengolah tanggapan dan opini masyarakat yang disampaikan melalui media massa 3. Menyelenggarakan hubungan baik dengan media massa, menampung umpan ballik dari masyarakat untuk disampaikan kepada pemimpin Humas mempunyai fungsi timbal-balik, internal dan eksternal. Fungsi-fungsi ini mengharuskan humas, unuk mengetahui apa yang terjadi di dalam lembaganya, termasuk ketentuan kebijakan, serta membina hubungan yang baik antara organisasi dengan masyarakat dan media massa. Satu hal yang tidak mungkin dilakukan adalah jika humas hanya difungsikan pada satu sisi tanpa mengembangkan sisi lainnya. Fungsi pokok humas pemerintah antara lain13: 1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah 2. Memberikan pelayanan/ menyebar luaskan informasi dalam rangka meyakinkan masyarakat (misalnya menterjemahkan kebijakan pemerintah) 3. Menerima/ menampung informasi dari masyarakat 4. Menjadi jembatan/komunikator aktif dalam rangka komunikasi dua arah 5. Ikut menciptakan iklim untuk mengamankan politik pembangunan. 13 Idi Dimyati, Yoki Yusanto, Andin Nesia, Mia Dwianna, & Ika Kartika. (2007). Mengelola Humas Pemerintah: Tinjauan Ringkas Biro Humas Pemerintah Provinsi Banten. Serang: Biro Humas Setda Pemprov Banten.Hal.16. 7 Untuk dapat melaksanakan tugas dari fungsi kehumasan dengan baik, seorang praktisi humas harus memiliki kemampuan untuk menguasai permasalahan yang dihadapi oleh instansinya, sehingga humas perlu megetahui tujuan dari lembaga yang diwakilinya. Keseluruhan tujuan program hubungan masyarakat pemerintah, apapun tingkatan pemerintah setidaknya mempunyai tiga hal yang sama14: 1) Menginformasikan konstituensi tentang aktivitas badan pemerintahan. 2) Memastikan kerja sama aktif dalam program pemerintah (contohnya, pemberian suara), serta kepatuhan program yang berkaitan dengan peraturan (sebagai contoh, pemakaian sabuk kursi yang diamanatkan dan peraturan anti rokok), dan 3) Memupuk dukungan warga negara bagi kebijakan dan program yang dibuat (contohnya, bantuan luar negeri, dan kesejahteraan). Sedangkan tujuan humas pemerintahan menurut Damyati15 akan berbeda di tiap daerah, sesuai ketentuan dan kesepakatan oleh semua orang yang ada dalam suatu organisasi. Untuk memenuhi pelaksanaan fungsi dan tujuan, humas pemerintah memiliki serangkaian tugas dalam menginformasikan organisasi yang diwakilinya. Tugas utama kegiatan humas adalah memasyarakatkan (sosialisasi) berbagai kebijakan, program, dan produk hukum pemerintah provinsi yang ditempuh melalui kegiatan penyebarluasan informasi dalam bentuk penerangan dan publikasi, menghimpun bahan informasi, dan menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai lembaga negara/LSM/Media16. Dalam melaksanakan tugas utamanya, humas perlu memiliki beberapa kemampuan untuk mempelajari pemangku kepentingan. Menurut John D. Millett17 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan tugas utama humas, yaitu: 1) Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration). 2) Kegiatan memberikan nasihat atau sumbangan saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advertising the public about what is should desire). 14 Scott M.Cutlip, Allen M.Center & Glen M.Broom.(2005). Effective Public Relations Edisi Kedelapan. Jakarta:Indeks. Hal.389. 15 Idi Dimyati. Op.Cit. Hal.9. 16 Ibid.Hal.63. 17 Rosady Ruslan. (2002). Manajemen Humas dan Komunikasi. Jakarta : Pt.Raja Grafindo Persada. Hal.341342. 8 3) Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public ad governent official). 4) Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing). Humas pada Pemerintahan Daerah (Pemda) pada hakikatnya sama saja dengan humas pada pemerintahan pusat dalam hal pengorganisasian dan mekanisme kerja, bedanya hanya dalam ruang lingkup18. Manajemen dan pengelolaan yang dilakukan humas pemda disesuaikan dengan lingkup daerahnya masing-masing. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan, maka ruang lingkup kegiatan humas pemerintah diantaranya19: 1. Membina pengertian pada khalayak terhadap kebijaksanaan pemerintah. Maka khalayak sasaran terdiri dari publik internal dan eksternal. 2. Menyelenggarakan dokumentasi kegiatan pokok aparatur pemerintah, khususnya berkenaan dengan pemberiaan pelayanan kepada masyarakat dan yang telah di release untuk publikasi. 3. Memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat publik. 4. Mengumpulkan data dan informasi yang datang dari berbagai sumber. 5. Melakukan analisis terhadap permasalahan yang telah diklasifikasikan. 6. Produk kegiatan humas merupakan informasi yang mengandung penjelasanpenjelasan atas fakta pendapat atau sikap yang akan dikomunikasikan. Konsep dan definisi yang sudah diuraikan di atas, menjelaskan bahwa fungsi humas pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan informasi kepada publik mengenai kegiatan yang dilakukan instansi pemerintah, mengamati dan mempelajari keinginan masyarakat, serta membina hubungan yang baik dengan publik dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Tak dapat dipungkiri, gambaran humas pemerintah masih digambarkan negatif oleh publik. Seperti yang diungkapkan Gatot dalam kutipan wawancaranya pada media online, bahwa humas pemerintah masih dibayangi 12 stigma negatif, diantaranya cenderung birokratis dalam pengambilan keputusan dan lamban 18 19 Ibid.Hal.8. Idi Dimyati. Op.Cit. Hal. 18 9 dalam melakukan respon20. Tak hanya itu, humas pemerintah hanya dianggap sebagai sebuah karir yang tidak mempunyai kompetensi untuk itu21. Stigma negatif inilah yang menjadikan fungsi humas pemerintah tidak berjalan semestinya. Namun stigma negatif ini dapat diubah, jika humas pemerintah melakukan fungsi ini secara profesional. D.2. Upaya Humas Pemerintah dalam Peningkatan Reputasi Setiap institusi pemerintah selalu memberikan pelayanan yang secara umum sama, meliputi pendidikan, jaminan sosial, hukum dan kesehatan. Masalah yang telah disebutkan dalam latar belakang memberikan suatu perhatian bahwa institusi pemerintah sebagai sebuah kelompok lemah. Fomburn, dalam Silva dan Batista, menjelaskan bahwa suatu reputasi yang baik akan meningkatkan kepercayaan institusi pemerintah22. Upaya perwujudan reputasi yang baik akan mempengaruhi hubungan antara institusi pemerintah dan masyarakat. Reputasi yang baik dapat memperlancar berbagai bentuk pelayanan publik dari institusi pemerintah kepada masyarakat. Setiap upaya peningkatan reputasi yang baik sebenarnya dapat dilakukan di sektor swasta maupun institusi pemerintah Studi Passow23, seperti yang dikutip dalam jurnal Silva dan Batista, mengidentifikasi banyak kesamaan antara upaya peningkatan reputasi yang baik pda institusi pemerintah dan swasta, misalnya pemerintahan memiliki staf, bergantung pada sumber daya serta perilaku pendukung, memiliki visi dan konsep strategis, dan pentingnya tanggung jawab sosial yang lebih besar dibanding untuk satu pribadi. Dengan kata lain, secara umum upaya peningkatan reputasi yang baik di sektor institusi pemerintah maupun swasta berjalan dalam alur logika yang sama. Silva dan Batista24 berasumsi bahwa reputasi pemerintah adalah keseluruhan gambaran stakeholders pemerintah dari waktu ke waktu. Dari penjelasan di atas reputasi relevan dengan berbagai jenis organisasi bahkan bagi negara dan individu. Reputasi yang kokoh terbentuk melalui identitas organisasi yang khas, proyeksi citra-citra publik yang konsisten, dan komunikasi yang positif pada segenap jenis stakeholders. Seperti yang 20 Setiady Dwi. (2013). Humas plat merah memiliki banyak stigma negatif. Terarsip dalam http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/02/13/145294/Humas-Plat-Merah-Miliki-BanyakStigma-Negatif. Diakses 25 Juli 2013. 21 Badan koordinasi Kehumasan Pemerintah. (t.thn.). Kompetensi Kehumasan untuk Memperkuat Fungsi dalam Menyampaikan Pesan kepada Publik. Terarsip dalam http://bakohumas.kominfo.go.id/news.php?id=1157. Diakses 4 Juli 2013. 22 Rui Da Silva & Luciano Batista.Loc.Cit.Hal.594. 23 Ibid. Hal.595. 24 Ibid. 10 dikatakan Argenti25 dasar sebuah reputasi kokoh muncul ketika identitas dan citra organisasi menjadi terkait. Reputasi yang kokoh terbentuk dari proses pencitraan yang saling berpadu dengan identitas yang kuat. Citra atau image diidentifikasikan organisasi yang terlihat melalui mata stakeholders mereka—publik yang memberikan dan menerima pengaruh dari keputusan organisasi. Grunig26 mendefinisikan bahwa penggunaan istilah citra itu sendiri oleh praktisi humas merujuk kepada konsep yang berbeda. Karena citra dibentuk dari persepsi para stakeholders, maka humas perlu mengetahui panduan dalam meningkatkan citra. Menurut Wasesa27, humas harus terlebih dahulu memetakan terlebih dahulu posisi organnisasi kedalam persepsi masyarakat. Dari situ humas mengambil langkah awal yang kemudian disinkronasisikan dengan visi organisasi. Sebelum memulai sebuah program kehumasan, humas harus mengenal terlebih dahulu audiens yang akan jadi program humas. Pada saat humas menyiapkan program masyarakat, humas harus fokus pada titik pengembangan tertentu. Fokus inilah yang akan menentukan bagaimana humas mengkomunikasikan program. Dengan fokus, audiens menjadi lebih mudah menilai informasi sebuah program. Untuk melakukan komunikasi yang diperlukan adalah kreativitas. Konsistensi merupakan hal penting karena menyangkut kemampuan humas untuk mengubah citra. Keseluruhan dari bentuk citra di atas merupakan bagian dari fungsi seorang humas. Di mana seorang humas harus mampu membentuk citra yang baik di mata publiknya. Sutanjo menjelaskan, keberhasilan sebuah organisasi dalam menciptakan citranya tergantung dari berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu melalui28: Citra organisasi yang diciptakan berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang telah diberikan atau diterima, dan sebagaimana diinginkan oleh kelompok khalayak sasarannya. Manfaat yang ditampilkan melalui kualitas atau kuantitas pelayanan cukup realistis dan mengesankan bagi khalayaknya. Citra yang baik tersebut telah dipresentasikan tersebut berdasarkan kemampuan organisasi, kebanggaan, nilai-nilai kepercayaan, kejujuran dan mudah dimengerti oleh publik sebagai khalayak sasaran. 25 Paul A. Argenti. (2009). Corporate Communication Fifth Edition. New York: Mc Graw Hill. Hal.83. Pamela Shockley Zalaback. Op.Cit. Hal. 365. 27 Silih Agung Wasesa. (2002). Strategi Public Relations.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 30. 28 Rosady Ruslan. Op.Cit. Hal.325. 26 11 Citra yang baik muncul dari akibat penilaian atau tanggapan publik terhadap berbagai aktivitas, empati, prestasi dan reputasi organisasi selama melakukan berbagai kegiatannya. Citra baik organisasi lainnya yang dapat timbul dari aspek yang menampilkan keseriusannya dalam tanggung jawab sosial organisasi yang lebih peduli pada kelestarian lingkungan hidup, menggunakan teknologi ramah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Sedangkan, identitas dalam membentuk reputasi diidentifikasikan upaya merepresentasikan keberadaan organisasi melalui banyak prasarana. Argenti berpendapat bahwa29: “Identitas merupakan salah satu bagian manajemen sebuah organisasi yang dapat mengontrol keseluruhan hal positif dalam sebuah identitas perusahaan yang didefinisikan dari visi institusi yang menginspirasi, teliti dalam branding perusahaan (yang berfokus pada nama dan logo), serta konsistensi dan terpadu terhadap presentasi sendiri.” Identitas berperan mengambil fungsi tersendiri agar setiap institusi baik swasta maupun pemerintah agar pengorganisasian mereka tidak dari keluar jalur dari visi dan misi yang ditetapkan. Identitas sebuah organisasi merupakan manifestasi nyata dari kenyataan organisasi yang disampaikan melalui nama, logo, moto, produk, jasa, bangunan, alat tulis, dan seragam yang diciptakan dan dikomunikasikan ke berbagai stakeholders. Identitas yang terbentuk kemudian diimplementasikan secara konsisten dan mungkin dengan mengoptimalkan melalui tatap muka secara langsung. Interaksi kepada masyarakat juga merupakan sebuah komunikasi yang dapat dirasakan. Kemudian stakeholders menjadikannya sebagai dasar persepsi mereka, berdasarkan pesan nyata yang dikirim oleh organisasi. Jika gambar tersebut akurat mencerminkan realitas organisasi, bahwa program identitas tersebut sukses. Dengan demikian, identitas organisasi harus mencerminkan konstruk yang positif, kuat, dan memberi impresi yang membekas dan dalam. Citra dan identitas yang baik memperkuat fungsi komunikasi organisasi. Reputasi yang kokoh (solid reputation) terbentuk melalui identitas organisasi yang khas, proyeksi citra-citra publik yang konsisten, dan komunikasi persuasi yang positif pada segenap jenis stakeholders. Reputasi merupakan kristalisasi dari citra, yang dibangun oleh masyarakat berdasarkan pengalaman—langsung atau tidak langsung—dan kinerja organisasi. 29 Paul A Argenti.Op.Cit.Hal.70-71. 12 Reputasi berbeda dari citra karena dibangun dari waktu ke waktu bukan hanya persepsi pada suatu titik waktu tertentu. Ini juga berbeda dari identitas karena merupakan produk dari stakeholders baik internal maupun ekternal, sedangkan identitas dibangun oleh organisasi itu sendiri. Bagan 1.1 dibawah ini menampilkan hubungan antara identitas, citra dan reputasi. Bagan 1.1. Reputation Framework (Argenti, 2007:70) Dalam gambar di atas menjelaskan rangka dalam mewujudkan sebuah reputasi organisasi. Untuk mengetahui dimana organisasi berdiri dan karena reputasi dibentuk oleh persepsi stakeholders, maka organisasi harus terlebih dahulu mengungkap apa yang akan mereka persepsikan dan kemudian memeriksa apakah mereka bertepatan dengan identitas organisasi dan nilai-nilai. Ketika persepsi dan identitas berada dalam keselarasan akan terbentuk hasil reputasi yang kuat. Pada dasarnya pekerjaan humas bermuara pada upaya membentuk reputasi bagi lembaganya masing-masing. Sebagai sebuah pijakan awal, usaha humas dalam membangun sebuah reputasi pemerintahan bisa dibilang sebagai usaha yang cukup keras, karena berhadapan dengan publik dan memiliki kepentingan yang cukup kompleks. Dimayati menjelaskan, dalam skala mikro, setidaknya humas berupaya menunjukkan reputasi institusi pemerintah kepada khalayak30. Akan tetapi, jika kerja humas itu berskala makro tentu saja memerlukan perhatian khusus. Humas yang berskala makro, pelaksanaanya memerlukan penanganan yang jauh lebih terencana, rapi dan terpadu. Oleh karena itu, upaya memasyarakatkan reputasi lembaga menjadi perhatian khusus humas institusi pemerintah. 30 Idi Dimyati. Op.Cit. Hal. 19. 13 Upaya pembentukan reputasi memiliki nilai positif bagi praktisi humas pemerintah. Abimbola dan Kocak31 mengungkapkan bahwa keseluruhan tujuan peningkatan reputasi untuk mengoptimalkan masyarakat untuk berperilaku positif terhadap organisasi berdasarkan pengalaman mereka atau orang lain. Charles J.Fombrun32, dalam jurnal Hardjana, berpendapat jika reputasi perusahaan yang kokoh telah menyebarluaskan informasi tentang produk apa yang harus dibeli, di organisasi mana orang harus bekerja, dan pada saham apa harus berinvestasi kepada masyarakat. Dalam kajian ini, pendapat Fomburn dapat dipahami bahwa reputasi institusi pemerintah yang kuat berjalan seiring tersebarluasnya informasi tentang berbagai pelayanan publik. Balmer33, seperti yang dikutip dalam jurnal Abimbola dan Kocak, menyebutkan reputasi mengacu pada pertimbangan nilai tentang kualitas organisasi, kepercayaan dan kehandalan yang dibangun dari waktu ke waktu. Goodman memberi penjelasan singkat apa yang dianggap menjadi pilar reputasi organisasi. Sebuah organisasi dengan reputasi yang baik biasanya34: Menjual produk dan layanan yang handal dan inovatif. Trainning dan motivasi karyawan dianggap sebagai tempat yang bagus untuk bekerja. Menawarkan investasi jangka panjang yang baik bagi para pemegang saham. Mitra produktif dengan pemerintah dalam hal mempengaruhi kepentingan publik. Perlindungan dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat tempatnya beropreasi. D.3 Fungsi Media bagi Humas Institusi Pemerintah Secara sederhana, sebuah media komunikasi merupakan suatu alat perantara yang digunakan dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. DeVito mengatakan, bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi pokok35. McQuail menyebutkan media seringkali dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif karena kemampuanya melakukan satu atau lebih dari beberapa hal. Seperti, menarik dan 31 Temi Abimbola & Akin Kocak. (2007). Brand, Organization Identity and Reputation: SMEs as Expressive Organizations. Journal of Marketing, 10.Hal. 423. Terarsip dalam www.emeraldinsight.com/1352-2752.htm. Diakses 15 Juli 2013. 32 Andre A. Hardjana. (2008). Komunikasi dalam Manajemen Reputasi Korporasi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1). Hal.9. 33 Temi Abimbola & Akin Kocak. Loc.Cit. Hal. 423. 34 Michael B.Goodman & Peter B.Hirsch. (2010). Corporate Communicaton, Strategic Adaptation for Global Practice. New York: Business Expert Press. Hal.123. 35 Marhaeni Fajar. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.Yogyakarta:Graha Ilmu. Hal.238. 14 mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi pilihan sikap, serta mendefinisikan dan memberntuk persepsi realitas. Pemahaman tentang fungsi media, akan memudahkan bagi organisasi untuk memilih klasifikasi informasi. Begitu banyaknya fungsi media komunikasi yang dirangkum oleh beberapa ahli komunikasi diantaranya, Laswell dalam Severin dan Tankard36 mencatat ada 3 fungsi media yakni pengamatan lingkungan, korelasi bagianbagian dalam masyarakat untuk merespon lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Wright dalam Severin dan Tankard37 membagi media komunikasi berdasar sifat dasar pemirsa, sifat dasar pengalaman komunikasi dan sifat dasar pemberi informasi. Selain fungsi yang dikemukakan Laswell, Wright menambahkan fungsi keempat yaitu hiburan. Sedangkan DeVito38 membagi enam fungsi penting media, yakni fungsi menghibur, fungsi meyakinkan, menginformasikan, menganugrahkan status, fungsi membius dan menciptakan rasa kebersatuan. Dari beberapa fungsi media komunikasi, namun secara garis besar fungsi pokok komunikasi yang dilakukan oleh humas39, diantaranya adalah: Fungsi menyiarkan informasi (to inform) Penyampai informasi yang berkaitan dengan peristiwa, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain atau suatu event tertentu. Menurut De Vito, sebagian besar informasi yang kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media. Pesan yang informatif merupakan pesan yang bersifat baru baik berupa data, gambar, faka, opini dan komentar yang memberikan pemahaman baru atau wawasan terhadap sesuatu. Humas pemerintah bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada khalayak publik mengenai kebijakan dan langkah-langkah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah. Humas juga mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antara lembaga/instansi dengan publiknya dan memberikan pengertian kepada publiknya tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah tempat humas itu berada dan berfungsi. Pemerintah dipandang sebagai “urusan publik”, 36 Werner J Severin & James W Tankard.(2008). Teori Komunikasi Sejarah: Metode & Terapan di dalam Media Massa Edisi kelima.Jakarta: Kencana.Hal.386. 37 Ibid. 38 Marhaeni Fajar.Op.Cit. Hal.237. 39 Rosady Ruslan.Op.Cit.Hal. 82. 15 sehingga warga sebagai individu atau kelompok kepentingan dengan benar memandang bahwa adalah hak mereka untuk mengetahui apa yang dikerjakan pemerintah. Melalui fungsi ini, media dapat membantu khalayak untuk mendapatkan informasi dari mana saja. Media telah menjadi penghubung masyarakat antarwaktu dan tempat. Fungsi meyakinkan (to persuade) Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menginformasikan, namun fungsin yang tak kalah pentingnya adalah meyakinkan (to persuade). Fungsi ini dapat mempengaruhi pendapat, pikiran dan bahkan perlikau masyarakat. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan terkadang tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka praktisi humas lebih suka untuk memersuasi para stakeholdersnya. Sebab dengan fungsi persuasi ini akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar untuk para stakeholders. Persuasi dapat datang dalam banyak bentuk, misalnya : a) mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan, atau nilai seseorang; b) mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; c) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan d) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. Fungsi mendidik (to educate) Berfungsi mendidik dengan menyampaikan pengetahuan dalam bentuk tajuk, artikel, laporan khusus atau cerita yang memiiki misi pendidikan. Berfungsi mendidik apabila pesannya dapat menambah pengembangan intelektual, pembentukan watak, penambahan keterampilan/kemahiran bagi khalayaknya serta mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Fungsi media yang sudah dijelaskan di atas memberi gambaran bahwa media yang di bawakan dan dijalankan oleh humas tidak akan lepas dari fungsi media ini. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai fungsi dan tujuan humas pemerintah, media menjadi jembatan dalam mewujudkan strategi yang akan dilakukan oleh humas. Fungsi-fungsi yang dijalankan oleh praktisi humas mempunyai nilai positif untuk organisasi yang diwakilinya. 16 Fungsi menyiarkan informasi (to inform) membantu komunikan mengenal kegiatan atau sosialisasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Tak hanya itu, fungsi menyiarkan informasi memberikan gambaran produk-produk yang mencerminkan sebuah perusahaan yang dikelolanya. Keberadaan fungsi meyakinkan (to persuade) mendapat perhatian penting bagi praktisi kehumasan. Fungsi ini menjadi kunci, bagaimana komunikan menerima pesan tak hanya untuk sekedar diketahui, tetapi juga mengubah sikap dan keyakinan. Bagi sejumlah praktisi humas, fungsi meyakinkan menjadi senjata utama, dimana ketika sedang mengalami krisis. Dalam kegiatan kehumasan terutama praktisi humas pemerintah, fungsi mendidik menjadi sebuah strategi tersendiri, sebab dengan adanya fungsi edukatif, humas membantu komunikan dalam menangani masalah sosial yang dihadapi. Masalah seperti kegiatan pendidikan yang bisa terjadi ketika menyampaikan sebuah pesan. Bagi media kehumasan, fungsi meyakinkan dan menginformasikan mendapat perhatian yang besar terutama konten yang ditampilkan. D.3. Pemanfaatan Internet oleh Humas Institusi Pemerintah Internet seperti yang diketahui adalah bentuk konvergensi dari berbagai media tradisional. McQuail40 berpendapat bahwa internet adalah media massa yang memiliki banyak konfigurasi komunikasi yang berbeda-beda. Bentuknya yang bervariasi menunjukkan terjadinya keterpautan antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa dalam dimensi yang berbeda. Dalam kajian ini, proses komunikasi yang terjadi melalui internet memunculkan hubungan yang berbeda sesuai dengan pendapat Goodman41: “Internet memiliki pengaruh transformatif dalam komunikasi lembaga dari awal hingga bentuk yang sekarang sebagai web 2.0. Pengaruh yang meluas tidak hanya untuk memperkenalkan beragam saluran komunikasi yang baru, tetapi inti dari apa yang dianggap sebagai sebuah komunikasi lembaga.” Untuk pemanfaatan media baru di Indonesia, Iriantara, melihat bagaimana manfaat internet—sebagai salah satu media baru—dalam pandangan responden 227 usaha kecil dan menengah di 12 kota di Indonesia dari sebuah laporan penelitian yang dilakukan untuk Ford Foundation42. Laporan tersebut memperlihatkan bagaimana internet memberi manfaat untuk 40 Dennis McQuail.(2004). McQuail’s Reader in Mass Communication Theory. London: Sage Publications. Hal.137. 41 Michael B Goodman.Op.Cit. Hal.43. 42 Yosal Iriantara. (2005). Media relations: Konsep, Pendekatan, dan Praktik.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Hal.124. 17 tiga bidang kegiatan utama yakni komunikasi, penelitian dan promosi. Manfaat lain yang penting bagi humas, karena terkait dengan citra, adalah untuk meningkatkan kredibilitas. Seperti pada gambar berikut ini: Komunikasi Riset Promosi Jumlah Responden Belum banyak manfaatnya Peningkatan kredibilitas Lain-lain 0 20 40 60 80 100 120 140 Bagan 1.2. Laporan pemanfaatan internet oleh Ford Foundation Penelitian yang dilakukan oleh Ford Foundation terebut memberikan wawasan bahwa internet paling banyak dimanfaatkan sebagai media komunikasi. Namun, tujuan pemanfaatan yang lain pun tidak bisa diabaikan. Pemanfaatan dari internet itu sendiri banyak menguntungkan oleh praktisi humas. Setidaknya tujuan sasaran kegiatan humas itu sendiri bisa dilakukan secara bersamaan. Pemaparan pemanfaatan internet tersebut memberikan penjelasan mengenai kegiatan humas dalam media internet. Kegiatan ini memberikan kemudahan praktisi humas dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam sebuah organisasi. Dengan media internet, humas dapat memainkan peranan yang besar baik dalam menyebarkan informasi, mengkomunikasikan kebijakan, mempromosikan suatu produk dan jasa, serta menjaga dan membangun citra yang disandang. Sekarang ini, organisasi menggunakan internet sebagai sarana potensial komunikasi kepada seluruh pemangku kepentingan mereka. Dari sisi humas yang memanfaatkannya sebagai media, internet dapat digunakan untuk memberikan informasi-informasi yang terkait dengan keberadaan dan kebijakan organisasi. Keberadaan internet, menurut pendapat yang dikemukakan Yahya Kurniawan43 memiliki manfaat, yaitu: 1. Naiknya citra organisasi, citra atau dengan kata lain harga diri organisasi adallah suatu hal yang penting. Jika suatu organisasi memiliki citra yang baik, maka akan mudah bagi mereka untuk membangun suatu relasi bisnis. 43 Yahya Kurniawan. (2001). Microsoft Access 2003. Jakarta: Pt. Elex Media Komputindo Hal. 80. 18 2. Peningkatan customer service. Dengan menampilkan informasi detail tentang barang atau jasa yang akan dijual. Konsumen kini tidak harus bersusah payah menelepon atau mencari tahu untuk menanyakan tentang spesifikasi suatu barang atau jasa. Adanya fasilitas e-mail dan download terhadap suatu file, yang sangat membantu konsumen dalam memperoleh dukungan terhadap produk (jasa atau barang) yang akan dibeli (diperoleh). 3. Ekspansi tak terbatas, karena internet tidak dibatasi oleh batas-batas geografis dan waktu. Maka suatu organisasi dapat membentangkan sayapnya selebar mungkin untuk menjangkau konsumen di seluruh penjuru dunia. Namun, pemanfaatan internet perlu dipahami bahwa memiliki dampak yang positif dan negatif bagi perusahan atau organisasi. Hiebert menyatakan bahwa kekuatan internet pada perusahaan, organisasi dan administrasi pemerintah untuk mendekati arus informasi yang transparan dengan rasa baru44. Namun, bagai dua sisi mata uang, internet pula memberikan dampak negatif bagi organisasi, hal penting mengenai internet adalah suara satu orang sama berartinya dengan suara perusahaan terbesar. Hal yang menakutkan mengenai internet, bagi banyak perusahaan, adalah suara satu orang dapat berpotensi merusak perusahaan terbesar 45. Penjelesan mengenai keberadaan internet sebagai bentuk media baru memberikan peluang bagi organisasi dengan memberikan komunikasi yang berbeda yang bisa ditujukan kepada siapa saja. Setiap organisasi mempunyai kesempatan yang sama dengan menunjukkan identitas dirinya dan menginformasikan setiap jenis kegiatannya tanpa perlu pengawasan. Keberadaan internet yang merupakan bentuk konvergensi pun menjadi alat bagi sebuah organisasi memanfaatkan kecanggihan yang diberikan oleh media baru. Setiap humas sebuah organisasi bisa meningkatkan two-way communications melalui fitur yang disediakan media baru. Tak terbatas pada aplikasi interaktifitas yang bisa begitu cepat mendapat respon, sama seperti media lainnya, internet pula menunjang variasi aplikasi yang bisa digunakan dengan bebas. 44 Angelica Evans, Jane Twomey & Scott Talan. (2011). Twitter as a Public Relations Tool. Journal of Public Relations, 5.Hal.2. 45 Henry Lieberman. (t.thn.). Build Corporate Trust By Trusting The Internet. Terarsip dalam http://prsay.prsa.org/index.php/2012/01/26/how-to-build-strong-corporate-trust/. Diakses 2 Februari 2012. 19 D.4. Upaya Humas Institusi Pemerintah Membangun Komunikasi dan Reputasi melalui Website Bila dikaitkan dengan kegiatan humas, sarana komunikasi menjadi hal penting dalam menyampaikan pesan demi tercapainya tujuan. Menurut Robert D.Ross46, bahwa komunikasi merupaka alat yang penting dalam fungsi humas. Publik mengakui dan menghargai suatu kinerja yang baik dalam kegiatan komunikasi secara efektif, dan sekaligus kinerja tersebut untuk menarik perhatian publik serta tujuan penting lainnya dari fungsi humas. Artinya aktivitas utama humas adalah melakukan fungsi manajemen komunikasi antara institusi dengan stakeholders. Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra positif, kepercayaan dan membina hubungan. Dengan kata lain membangun identitas dan citra institusi pemerintahan . Secara mendasar untuk menciptakan humas yang baik tersebut berasal dari penilaian kinerja, pengakuan dan pengharagaan yang baik. Salah satu fasilitas internet yang paling populer adalah website. Adanya internet akan menguntungkan humas, terlebih lagi jika lembaga tersebut sudah memiliki website, maka tidak ada batas penghalang lagi dan humas dapat menyampaikan berbagai pesan atau informasi kepada target publiknya47. Salah satu aplikasi turunan media online adalah website. Sedangkan media online sendiri adalah sebuah media yang berbasis pada teknologi komputer dan internet48. Kelleher49 mendefinisikan website merupakan bagian dari sebuah internet, seperti yang diungkapkan berikut: “Web merupakan kumpulan sumber daya (resources) yang tersedia untuk mengambil browser web. Sumber daya (misalnya halaman web) sering diformat dengan hypertext, yang memungkinkan pengguna mengklik pada gambar sumber daya yang lain. Uniform Resources Locators (URLs) adalah alamat internet untuk sebuah web. Sumber daya juga mdapat berupa file audio atau animasi 3D atau video, serta teks, dan gambar. Tetapi penting untuk menyadari bahwa web merupakan bagian dari internet.” Situs the web adalah alat hyperteks yang memberi kesempatan pada individu untuk mencari dan menampilkan data berdasarkan kata-kata kunci50. The web bisa menelusuri hubungan, menemukan informasi yang relevan dan menampilkannya di layar monitor 46 Ruslan. Op.Cit Hal.83. Bob Julius Onggo.(2003).Cyber Public Relations.Jakarta: Pt.Media Elex Komputindo.Hal.4. 48 Febrian K, M.Pratama. (2004). Pengelolaan Media Online E-Government Pemerintah Daerah di Indonesia (Studi Kasus Manajemen Redaksional Situs Web Pemerintah Propinsi DIY). SKRIPSI S1. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM Yogyakarta. Hal.35. 49 Tom Kelleher. (2007). Public Relations Online (Lasting Concepts for Changing Media). London: Sage Publications.Hal.5. 50 Ana Nadhya Abrar.(2003). Teknologi Komunikasi (Perspektif Ilmu Komunikasi). Yogyakarta: Lesfi.Hal.160 47 20 computer, meskipun ia harus melompat dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak heran bila ada orang yang mengatakan bahwa the web merupakan wahana yang potensial untuk menciptakan demokrasi51. Dalam hubungannya yang sangat nyata, tujuan demokrasi itu sendiri erat kaitannya dengan tujuan humas institusi pemerintahan. Peran website terakit dengan tugas pokok humas pemerintahan diantaranya memberikan informasi kepada masyarakat. Sehingga tercapainya tujuan dari humas pemerintahan. Situs website telah menjadi citra organisasi yang layak dan sebagai alat peningkatan identitas dan citra organisasi. Hal ini digunakan untuk menunjukkan corporate citizenship, tanggung jawab sosial, dan untuk memajukan kebijakan dan kadang mempengaruhi perilaku masyarakat. Seperti pada penelitian Esrock dan Leichty52 yang menganalisis 500 perusahaan secara acak. Mereka mengungkapkan bahwa 82 persen situs menangani setidaknya satu masalah tanggung jawab sosial perusahaan. Lebih dari setengah situs berhubungan dengan keterlibatan masyarakat, masalah lingkungan, dan pendidikan. Walther, et.al.53 mengungkapkan bahwa world wide web atau laman dinilai mempunyai potensi untuk meningkatkan proses komunikasi organisasi. Zinkhan dalam jurnal Corporate Image: A Conceptual For Strategic Planning juga menyatakan hal serupa bahwa munculnya world wide web sebagai media komunikasi telah, dalam beberapa tahun, mengubah cara berpikir tentang organisasi berinteraksi dengan publik yang berkepentingan54. Jelasnya media komunikasi yang digunakan humas, dipahami dalam konteks pemilihan media yang sesuai dengan publik yang dikelola hubungannya oleh suatu organisasi. Sifat pergeseran ke komunikasi berbasis website, tampak begitu meresap untuk mencoba mengidentifikasi fitur yang menonjol dari pergeseran ini secara independen. Untuk membatasi itu semua, Goodman55 mengisolasi tujuh aspek yang berbeda dari revolusi ini, masing-masing memiliki arti mendalam untuk komunikasi strategis, yakni: Multi Modal. Web memberikan komunikasi dalam teks, audio, bentuk visual, data dan spreadsheet, format video dan widget, dan tanggapan dalam bentuk audiovisual. 51 Ibid.Hal.107. Augstine S Ihator.(2004). Corporate Communication: Reflections on Twentieth Century Change. Journal of Corporate Communication, 9(9).Hal.251. 53 Ati Harmoni.(2011). Adopsi Laman untuk Komunikasi CSR oleh Perusahaan Tambang di Indonesia, 4. Hal.E-55. 54 George M. Zinkhan. Corporate Image: A Conceptual For Strategic Planning. Hal.5. 55 Michael B Goodman. Op.Cit. Hal.45. 52 21 Time-agnostic. Informasi dapat disampaikan secara real-time, waktu tertunda, atau sampel yang diperlukan oleh penerima. Platform-independent. Sifat komunikasi tidak tergantung pada perangkat pengirim yang terlibat. Perangkat mobile seperti ponsel, PDA dan laptop serta perangkat tetap desktop. Tampilan layar dan panel lift semua sama-sama tersedia untuk konten digital. Automated. Dengan semakin canggih, search and storage, informasi dapat dicairkan dalam menanggapi pencarian, disampaikan melalui peringatan, RSS feed atau melalui link yang tersedia. Transparent. Blog, media sosial dan paltform lainnya seperti twitter menciptakan “contact portofolios” yang membuat komunikasi langsung transparan kepada semua pengguna. Selain itu komentar dan tanggapan sistem dalam platform ini terlihat dari semua peserta. User-generated. Tempat kerja wiki, sistem pemungutan suara dan mesin prediksi adalah puncak gunung konten user generated yang dikembangkan oleh pemangku kepentingan dari karyawan kepada pelanggan. Accretives/searchable. Pengguna platform media sosial memecah hambatan antara media dan memungkinkan untuk informasi/komunikasi topik tertentu untuk menciptakan pengetahuan yang dicari secara akumulasi. Ketujuh variabel ini memberikan peluang baru yang menarik untuk komunikasi organisasi sebagai bagian dari strategi organisasi dalam mengembangkan situs website sendiri. Namun strategi ini pun juga menciptakan perangkap baru bagi organisasi yang berusaha untuk mengontrol pesan mereka. Holzshiag dalam Goodman56 berpendapat bahwa yang harus dilakukan oleh pengembangan website adalah pengetahuan tentang kegunaan, fitur tatap muka, dan desain yang mendukung interaktivitas. Sedangkan Goodman57 menambahkan hambatan dalam mengembangkan model taktis pada website yaitu: Konten yang tidak mencerminkan pesan strategis perusahaan Navigasi dan identitas visual yang tidak konsisten di seluruh situs perusahaan, secara keseluruhan. 56 57 Kehilangan kontrol yang dibawa oleh interaktivitas. Ibid. Hal. 129. Ibid. 22 Pada situs website yang dikelola oleh pemerintahan, Kominfo dalam buku panduan penyelenggaraan situs web pemerintah daerah memberikan gambaran kunci bentuk dasar situs website pemerintah. Pertama fungsi, aksesbilitas, kegunaan. Desain situs web pemerintah daerah adalah profesional, menarik dan berguna. Berita atau artikel yang ditujukan kepada masyarakat disajikan secara jelas dan mudah dimengerti. Kedua, bekerjasama. Situs web pemerintah harus saling bekerjasama untuk menyatukan visi dan misi pemerintah. Semua dokumen pemerintah harus memiliki URL yang tetap. Ketiga, isi yang efektif. Pengunjung memiliki hal untuk mengharapkan isi situs web dengan data terbaru dan tepat. Keempat, komunikasi dua arah. Komunikasi yang disediakan website berbentuk dua arah (interaktif). Kelima, evaluasi kesuksesan. Situs web harus memiliki sistem untuk mengevaluasi kesuksesan dan menentukan apakah websitenya memenuhi kebutuhan pengunjung. Situs harus mengumpulkan minimal statistik angka pengguna dan jumlah halama. Keenam, kemudahan menemukan situs. Pihak humas pemerintah mempromosikan situs webnya ke mesin pencari. Serta mensosialisasikannya melalui pemberitaan lewat pers dan brosur. Ketujuh, pelayanan yang diatur dengan baik. Humas harus menggunakan sumber yang terpercaya; strategi yang jelas, tujuan dan target pengguna. Bagi seorang praktisi humas pemerintah pemanfaatan website tak hanya sekedar membangun komunikasi suatu pemerintahan tetapi juga meningkatkan reputasi. Balmer58, seperti yang dikutip dalam jurnal Abimbola dan Kocak, menyebutkan reputasi mengacu pada pertimbangan nilai tentang kepercayaan, kehandalan dan kualitas organisasi yang dibangun dari waktu ke waktu. Meningkatkan reputasi suatu pemerintahan melalui website, perlu menjalan operasinya dalam mengambil respek dari para stakeholders-nya. Kesan pertama dari website akan menentukan langkah yang diambil oleh pengunjung situs selanjutnya. Kesan pertama inilah yang mengubah para pengunjung percaya pada situs website. Pengunjung melewati serangkaian proses logika untuk menemukan identitas organisasi yang dapat dipercaya berdasarkan presentasi tampilan dan desain website seperti nama, logo dan moto. Tak hanya itu, kecepatan membuka laman juga menjadi salah satu kesan ketika berkkunjung. Jika kesan pertama tidak baik, maka pengunjung akan beralih ke website lainnya bahkan bisa saja pengunjung tidak akan mengunjungi website tersebut dua kali. 58 Temi Abimbola & Akin Kocak. Loc.Cit. Hal. 423. 23 Website yang sudah mendapat kepercayaan pengunjung perlu meningkatkan kehandalan yang ada dalam website. Pengunjung akan mendapatkan kenyamanan dalam mengoperasikan website yang dikunjunginya. Kehandalan dalam sebuah website dilihat dari ketersediaan prasarana dan fasilitas, navigasi serta layout, dan rubrikasi yang mendukung. Kehandalan yang didapat website akan menjadi memudahkan pengunjung untuk mengoperasikan website. Website yang lengkap dengan fasilitasnya membuat pengunjung intens mengunjungi website. Tak hanya dari aplikasi serta fitur yang disediakan, sebuah website harus memiliki kualitas isi website. Dengan tersedianya kualitas isi website pengunjung dapat mengetahui kualitas organisasi yang diwakilinya. Kualitas isi dari sebuah website humas, tidak akan lepas dari strategi komunikasi yang dilakukannya. Salah satu yang dapat digunakan adalah komunikasi yang transparan. Kegiatan ini tidak hanya semata-mata memberi informasi ‘apa’ tetapi juga ‘mengapa’. Dengan kata lain, dalam meningkatkan reputasi pemerintahan humas perlu menciptakan tentang alasan dibalik suatu aktivitas tersebut. Maka diharapkan pengunjung akan lebih memahami dan mendukung institusi pemerintahan. Selain itu, dalam mengembangkan kualitas isi sebuah website humas, humas perlu memenuhi fungsi pokok dari humas pemerintah itu sendiri. Dalam rangka memenuhi fungsi pokok humas, humas juga perlu memaparkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, baik secara internal ataupun ekternal. Karena apa pun bentuknya, segala yang dilakukan oleh pemerintah merupakan komunikasi bagi identitas institusi. Dengan memaparkan kegiatan tersebut dalam website, pengunjung dapat mengetahui berbagai informasi yang disediakan dalam website. Tak hanya mengetahu, pemahaman dari komunikasi tersebut dapat membantu menjelaskan perubahan persepsi tentang identitas dan citra pemerntahan. Maka dari itu isi informasi pada sebuah website humas meliputi informasi kegiatan acara khusus, peliputan kegiatan internal, kebijakan-kebijakan dan kegiatan promosi. Dalam memahami reputasi perlu diawali dengan pengetahuan mengenai beberapa definisi. Reputasi institusi pemerintahan dibentuk dari perpaduan seseorang dengan keseluruhan informasi yang diperolehnya. Perpaduan tersebut dapat diwujudkan dengan adanya komunikasi. Humas perlu melakukan strategi komunikasi dalam upayanya meningkatkan reputasi pemerintahan. Untuk itu humas harus memahami ukuran dalam menilai reputasi. Abratt 24 dan Kleyn59 mengutip intisari dari para ahli dalam menilai reputasi sebuah organisasi. Dimensi yang digunakan untuk menilai reputasi organisasi meliputi praktik lingkungan, kepemimpinan dan praktik manajemen yang baik termasuk reputasi pribadi dari manajemen puncak, investasi dalam tata pemerintahan yang baik, pengembangan kompetensi, termasuk pelatihan dan kompensasi yang relevan, terlibat dalam tanggug jawab secara sosial dan menampilkan nilai-nilai etika yang tinggi. Kata kunci lain untuk mendapatkan reputasi yang positif adalah dilihat dari atasan yang baik, untuk menghormati hak pekerja dan menggaji dan memberi penghargaan yang tepat. E. Kerangka Konsep Pembahasan ini secara sederhana berusaha memaparkan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di atas sehingga melahirkan sejumlah konsep penting sebagai pedoman analisis ini. Kerangka konsep ini memudahkan pembaca untuk memahami batasan-batasan yang ada dalam penelitian ini. Berikut adalah penjabaran kerangka konsep penelitian ini: Upaya Biro Humas Pemprov. Banten dalam Membangun Komunikasi dan Reputasi Biro Humas pemerintah Provinsi Banten merupakan satuan kerja pemerintah provinsi Banten. Keberadaannya sebagai instrumen strategis pemprov Banten, menopang kerja pemprov berinteraksi dengan masyarakat. Keahlian menjalankan fungsi humas secara profesional, mampu mensosialisasikan berbagai kebijakan, produk hukum, dan program kehumasan. Sosialisasi mengenai kebijakan pemerintah dan produk hukum, dikaji dan diteliti untuk pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya. Adanya program kehumasan merupakan refleksi dari informasi dan opini publik masyarakat. Sehingga program yang dikembangkan oleh humas Banten merupakan bagian strategi komunikasi. Keberadaan humas Pemprov Banten bersinggungan dengan usaha pencitraan dan reputasi yang diinginkan oleh instansi pemerintahan. Dasar dari sebuah reputasi yang kokoh muncul ketika identitas dan citra organisasi menjadi terkait. Humas harus terlebih dahulu memetakan terlebih dahulu posisi organnisasi kedalam persepsi masyarakat. Dari situ humas mengambil langkah awal yang kemudian disinkronasisikan dengan visi organisasi. Sebelum memulai sebuah 59 Rusell Abratt dan Nicola Kleyn.(2012). Corporate Identity, Corporate Branding and Corporate Reputations. Journal of Europe Marketing, 46. Hal.1058. 25 program kehumasan, humas harus mengenal terlebih dahulu audiens yang akan jadi program humas. Pada saat humas menyiapkan program masyarakat, humas harus fokus pada titik pengembangan tertentu. Fokus inilah yang akan menentukan bagaimana humas mengkomunikasikan program. Dengan fokus, audiens menjadi lebih mudah menilai informasi sebuah program. Untuk melakukan komunikasi yang diperlukan adalah kreativitas. Konsistensi merupakan hal penting karena menyangkut kemampuan humas untuk mengubah citra. Reputasi mengacu pada pertimbangan kualitas, kepercayaan dan kehandalan dari sebuah organisasi. Untuk mendapat pertimbangan tersebut, sebuah organisasi harus memiliki praktik lingkungan yang baik; kepempimpinan dan praktik manajemen yang baik; pengembangan kompetensi; terlibat dalam tanggungjawab sosial dan nilai etika yang tinggi; dan memberi penghargaan yang tepat. Pemanfaatan Website Sebagai Sarana Media Kehumasan Pemprov Banten Media kehumasan merupakan alat-alat komunikasi yang dimanfaatkan oleh humas dalam menyampaikan pesannya kepada publik internal atau eksternal. Ragam media yang digunakan oleh humas, ditentukan oleh keadaan suatu institusi yang mewakilinya. Mengetahui jenis media kehumasan dapat mengenal karateristik dari suatu institusi. Melalui media kehumasan, praktisi humas mempunyai sarana dalam menyampaikan pesan institusi pemerintahan kepada publik. Memanfaatkan media kehumasan akan cukup strategis bagi humas institusi pemprov Banten sebagai media komunikasi, promosi, dan reputasi. Website humas pemerintah merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan oleh humas pemerintah. Website humasprotokol.bantenprov.go.id merupakan sub induk dari portal provinsi Banten, yang digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi oleh humas Provinsi Banten yang diwujudkan melalui pesan yang disampaikan. Konten dalam website mencerminkan pesan strategis dan karakteristik kegiatan organisasi yang diwakilinya. Navigasi, konten dinamis (fitur) dan tampilan (visualisasi) yang konsisten menunjukkan identitas humas Banten dan kekayaan fitur website yang disediakan oleh humas. Sedangkan pada interaktivas menunjukkan sikap kontrol humas dalam website. Konsep mengenai website humas pemerintah akan dihubungkan dengan upaya komunikasi dan reputasi yang dilakukan oleh humas Pemprov Banten. 26 F. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penggunaan jenis penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika dari sebuah organisasi. Dalam menganallisis dinamika sebuah organisasi penelitian kualitatif cukup peka dalam mengetahui bagaimana dan mengapa perubahan itu terjadi, seperti yang diungkapkan Cassel dan Symon60: “Dinamika organisasi dan perubahannya merupakan bidang menarik dalam melakukan sebuah penelitian organisasi, dan hanya metode kualitatif yang cukup sensitif untuk menganalisis rincian perubahaannya, sedangkan metode kuantitatif hanya mampu ‘menilai perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu, tetapi tidak bisa mengatakan bagaimana (proses apa yang terlibat) atau mengapa (dari segi keadaan dan stakeholders)’.” Tujuan dari semua penelitian kualitatif ini sama seperti yang diungkapkan Forman dan Damschroder61, untuk memahami fenomena, bukan untuk meembuat generalisasi dari sampel dari populasi penelitian yang didasarkan pada inferensi statistik. Metode yang digunakan adalah analisis isi kualitatif (qualitative analysis of content). Kajian isi sendiri menurut Weber dalam Moleong62 adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Pada mulanya, analisis isi kuantitatif memang lebih dikenal dalam penelitian. Namun perkembangannya di tahun 1952, versi awal dari analisis isi kualitatif merupakan sebuah alaternatif dimana analisis isi kuantitatif hanya bisa untuk menghitung jumlah kata-kata. Berelson sendiri pun menulis beberapa pertanyaan penelitian memerlukan pendekatan yang lebih secara kualitatif63. Karena tidak semua persoalaan dapat dilihat secara kuantitatif. Tujuan dari analisis isi kualitatif sendiri senada dengan penelitian secara kualitatif, yaitu, melebihi dari sekedar meghitung kata-kata atau mengeluarkan isi obyektif dari teks untuk memeriksa makna, tema dan pola yang mungkin nyata atau laten dalam teks 60 Florin Kohlbacher. The Use of Qualitative Content Analysis in Case Study Research. Forum Qualitative Sozialforschung / Forum: Qualitative Social Research, 7(1). Terarsip dalam http://www.qualitativeresearch.net/index.php/fqs/article/%20view/75/153January%202006. Diakses 20 Juli 2013. 61 Jane Forman & Laura Damshroder. (2008). Qualitative Content Analysis. Journal Empirical Methods, 11. Hal.41. 62 Lexy J.Moleong.(2004).Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Pt Remaja Rodakarya.Hal.21. 63 Margrit Schreier. (2012). Qualitative Content Analysis in Practice. London: Sage Publications.Hal.17. 27 tertentu64. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memahami realitas sosial secara subyektif tetapi bersifat keilmuan. Analisis isi kualitataif bersifat sistematis, tapi tidak kaku seperti analisis kuantitatif. Sehingga peneliti menilai bahwa analisis isi kualitatif merupakan metode yang tepat untuk mengetahui dinamikan organisasi melalui website yang tidak hanya mampu mengidentifikasikan pesan-pesan manifest (tampak), melainkan juga pesan laten. Pada analisis isi kualitatif, terdapat tiga tipe unit yang sangat penting, yakni unit analisis (unit of analysis), unit pengkodean (unit of coding) dan unit konteks (context unit)65. Unit of analysis biasanya lebih luas dibanding unit of coding, dan setiap unit of analysis akan mengandung unit of coding. Unit of coding merupakan bagian dari unit analisis yang dapat diinterpretasikan dengan cara yang berarti sehubungan dan kategori dan subkategori yang pas atau relevan. Sedangkan untuk memahami context units adalah bagian dari bahan yang dibutuhkan untuk memahami arti dari suatu unit of coding. F.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah website humas provinsi Banten, yang beralamat di www.humasprotokol.bantenprov.go.id. Periode penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga Juni 2012. Periode ini dipilih agar pengamatan dapat dilakukan sejak awal pergantian pimpinan gubernur dan wakil gubernur yang baru. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruh elemen-elemen website yang dikelompokkan menurut jenisnya (foto/gambar dan artikel). Tidak semua artikel dan foto dalam website akan dtieliti. Peneliti memilih beberapa sampel yang akan dilihat karakteristiknya dan menarik untuk diteliti. F.2. Unit Analisis Unit isi (content unit) merupakan unit terbesar dari yang diteliti. Unit isi dipakai untuk menguji atau mempertimbangkan referensi-referensi yang dicatat dalam konteks yang lebih besar. Satuan unit analisis yang sudah ditentukan kemudian dikaji untuk memperjelas bagian yang ditekankan dalam penelitian. Bagian yang ditekankan dalam penelitian ini disebut unit kajian. Peneliti akan membagi dua unit kajian, yakni unit kajian 64 65 Yan Zhang & Barbara M Wildmuth. Qualitative Analysis of Content. Schreier.Op.Cit.Hal.129. 28 substansi dan unit kajian teknis. Berikut akan dijelaskan unit kajian dan definisi konsep penelitian ini. Tabel 1.2 Unit Kajian dan Definisi Konsep No 1. Unit kajian substansi Reputasi Definisi Konsep Peneliti ingin mengungkapkan upaya pembangunan reputasi Pemprov. 2. Promosi Peneliti ingin mengetahui berbagai kegiatan promosi yang dilakukan oleh Pemprov Banten. 3. Kegiatan acara khusus Pada poin ini peneliti ingin mengetahui acara kegiatan khusus yang dirancang oleh humas Pemprov. Banten. 4. Kebijakan pemerintah Melalui unit kajian ini peneliti ingin mengetahui berbagai kebijakan Pemprov Banten. 5. No 6. Kegiatan Community Peneliti ingin mengetahui kegiatan yang dilakukan antara Relations pemerintah dan kelompok komunitas. Unit Kajian Teknis Rubrikasi Definisi Konsep Peneliti ingin mengetahui proses rubrikasi dari website milik humas Pemprov Banten yang meliputi arsip, berita, agenda terbaru, e-learning, sambutan gubernur, dan informasi PPID. 7. Visualisasi dan desain Peneliti ingin mengetahui aplikasi tampilan situs website yang terdiri atas animasi, aplikasi visual (gambar), audio, audio visual (video) serta penempatan layout dan navigasi menu. 8. Kecepatan informasi Pada poin ini, peneliti ingin mengetahui kecepatan loading tampilan website secara utuh yang diukur dalam bilangan detik. 9. Teknik Penulisan Melalui unit kajian ini peneliti akan melihat bagaimana penulis mengemas isi pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Terdapat tiga pendekatan dalam penelitian ini yakni pendekatan informatif, persuasif dan edukatif. 10. Prasarana pendukung Peneliti ingin melihat apakah website menyediakan prasarana informasi pendukung informasi kepada pengunjung dan pembaca. Prasarana pendukung informasi dapat berupa aplikasi 29 download, mesin pencari otomatis, dan tag cloud. F.3. Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah elemen-elemen yang ada pada website humasprotokol.bantenprov.go.id di tahun 2012. Sedangkan company profile, didapat dari hasil wawancara yang juga akan menjadi sumber data tambahan bagi penelitian ini. Berdasarkan uraian sumber data di atas, secara umum langkah-langkah pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut: Membuat coding sheet (lembar koding) sebagai alat bantu penelitian. Untuk memudahkan dalam pengisian coding sheet, terdapat coding book yang memudahkan peneliti memahami apa yang dimaksud dalam coding sheet. Melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselediki pada website humasprotokol.bantenprov.go.id. Beberapa unit kajian diatas dijabarkan menjadi coding sheet yang memuat beberapa poin penilaian. Melakukan wawancara dengan Biro Humas Pemprov Banten untuk mendapatkan data tambahan seputar profil website humaprotokol.Bantenprov.go.id. F.4. Teknik Analisis Data Dalam analisis isi kualitatif, teknik analisis data sama halnya dengan teknik analisis kualitatif pada umumnya. Data yang diperoleh melalui pemahaman secara tekstual dan visual dimasukkan dalam lembar coding sheet. Data-data yang telah ditemukan dianalisis. Hasil analisis yang sudah diidentifikasikan kemudian dideskripsikan dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, analisis data akan berasal dari website humasprotokol.bantenprov.go.id. Data yang sudah diperoleh merupakan hasil koding yang sudah ditentukan unit kajiannya. Data tersebut kemudian diidentifikasikan dan dideskripsikan berdasarkan kajian teoritis yang sesuai dengan alur kerangka pemikiran dan kerangka konsep. Sedangkan untuk hasil wawancara digunakan untuk mendapat data company profile humas Banten. 30