Seminar NasionalPeternakan clan Peteriner 1998 PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BUAH LERAK TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN SEL BAKTERI DALAM RUMEN DOMBA SUHARYONO1 , C. HENDRATNo', dan LINAMARNIZ t Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BA TAN, Jakarta 2 Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Andalas Kantpus Lirnau Manis, Kotak Pos 79, Padang 25163 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat optimal pemberian tepung buah lerak terhadap pengaruh laju pertumbuhan sel bakteri dalaln nituen . Penelitian ini menggimakan 4 ekor domba jantan lokal yang diberi empat perlakuan tepung buali lerak yaitu 0, 4, 8, dan 12 g/ekor/hari dengan rancangan percobaan 4x4 bujur sangkar latin. Peubah yang diamati adalah massa bakteri (mg/100 ml/jam), rasio massa bakteri dan protozoa, clan persentase massa bakteri dalam cairan rumen (%). Hasil menunjukkan ballwa peningkatan pemberian tepung buah lerak 0-12 g/ekor/liari dapat meningkatkan massa bakteri, rasio pertumbuhan bakteri dan protozoa serta persentase bakteri linier. Secara keselurulian dapat disinipulkan ballwa tepung buali lerak dapat dipakai sebagai bahan defaunasi pada tingkat 12 g/ekor/hari . Kata kunci : Tepung buah lerak, bakteri, rumen domba PENDAHULUAN Pakan masih merupakan salah satu faktor yang nienyebabkan produktivitas ternak rendah, sehingga masih perlu diadakan pemberian pakan bermutu yang mamptl meningkatkan aktivitas mikroba dalam rumen. Aktivitas mikroba yang meningkat akan memberi pengaruh terhadap kecernaan pakan . Aktivitas mikroba ini berlulbungan dengan populasi mikroba yang dipengarulii oleh pakan yang dikonsumsi dan jenis ternak . Jenisjenis liiikroba dalani ninien terdiri dari bakteri, protozoa dan fungi . Tingginya populasi protozoa dalaln runien cendening menunmkan populasi bakteri dan menunlnkan produksi ternak (LENG, 1991). Protozoa nienipunyai sifat tinggal dalam nlmen lebili lama (WELLER dan PILGRIM, 1974), sebagai predator bakteri (COLEMAN, 1975), dan siklus N dalanl ninien meningkat (NOLAN dan LENG,1972) . Adanya sifat-sifat tersebut banyak peneliti yang telah nielakukan penekanan pertumbuhan protozoa (defaunasi) dalam runien . Hasil yang diperoleh nienunjukkan ballwa defaunasi memberikan positif respon (BIRD dan LENG, 1978) dan meningkatkan ketersediaan zal nutrisi yang sangat dibutuhkan (VIERA, 1986; USHIDA, 1991, IVAN, 1989) . THALIB et al. (1994) clan AMINI (1995) telah nlelakukan defaunasi dengan ekstrak buah lerak secara in vitro . Hasil yang diperoleli menunjukkan bahwa 0,1% dan 0,1 g/50 nil cairan nuneii dapat menurunkan laju pertulnbulian protozoa . Dengan meliliat kemanipuan ekstrak buah lerak, hal tersebut sangat perlu untuk dikaji lebili lanjut dengan cara studi in vivo pemberian tepung buah lerak terhadap laju pertumbuhan bakteri dalanl ninien domba . Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui manfaat buah lerak terhadap ternak dan nienentulcan tingkat penggtmaaii pemberian tepung buah lerak . 434 Seminar Nasional Peternakon dan Veteriner 1998 MATERI DAN METODE Ternak yang digunzkan untuk penelitian adalah 4 ternak domba jantan, yang berumur 12-13 bulan dengan bobot badan berkisar 13,5-15 kg yang ditempatkan di kandang metabolik. Ternak ini diberi rumput lapangan sebagai pakan basal secara ad libitum, dan diberi 50 g/ekor/hari urea multinutrien molases blok (LTNIIMB) sebagai pakan tainbalian. Perlakuan yang diberikan diberakan 4 tirgkat pemberian tepung buah lerak. Perlakuan A kontrol tanpa pemberian tepung buah lerak, perlakuan B 4 g tepung buah lerak/ekor, perlakuan C 8 g/ekor, dan perlakuan D 12 g/ekor. Cara pemberiannya lianya diberikan 1 kali dalam waktu 3 hari berturut-turut selama 1 periode. Saat pemberian dilaksanakan setelah adaptasi pakan dan ternak dipuasakan agar tepung buah lerak dapat bekerja lebili efektif. Rancangan percobaan menggunakan rancangan bujur sangkar latin 4x4. Waktu percobaan 4 bulan dibagi 4 periode, setiap periode menggunakan waktu 1 bulan . Periode pertama dilaksanakan masa adaptasi pakan 7 hari, dan sisanya untuk pengamatan . Pada periode-periode berikutnya dilaksanakan masa pendahuluan, masa adaptasi dan pengamatan . Masa pendahuluan dilaksanakan selama 12 hari, hal ini dimaksudkan agar pengaruh pakan sebelumnya sudah hilang dan hasil metabolisme akan dipengaruhi oleh pakan yang barn, kemudian dilaksanakan adaptasi selama 7 hari, sisanya untuk pengamatan. Peubah yang diamati massa bakteri rumen, laju pertumbuhan bakteri, rasio pertumbuhan bakteri dan protozoa dan persentase bakteri . Metode penentuan laju pertumbuhan bakteri dan rasio bakteri protozoa menggunakan tracer isotop ''P (HENDRATNO , 1985) . HASIL DAN PEMBAHASAN Perlakuan terhadap massa bakteri terliliat ballwa tepung buah lerak secara statistik dengan tingkat pemberian yang berbeda memberikan penganili yang sama yaitu 17,80 ; 23,46; dan 24,45 mg/100 ml, namun bila dibandingkan dengan kontrol tampak bahwa pengaruhnya sangat nyata, karena massa bakteri pada kontrol 12,81 mg/100 ml (Tabel 1). Keadaan ini disebabkan karena dalam buah lerak mengandung saponin 6,13% (THALIB et al., 1994) . NINGRAT (1995) melaporkan bahwa saponin mempunyai efek negatif terhadap protozoa runien karena sel protozoa mempunyai membran sel berbasis fosfolipid yang tidak dilindungi oleli stnuktur dinding sel sehingga senyawa saponin mampu melisis sel protozoa runien . Hal ini dijelaskan oleli WASSLER (1987) yang melaporkan ballwa senyawa saponin dapat berikatan dengan kolesterol pada membran sel dan membentuk ikatan komplek, sehingga periniabilitas sel terganggu, akibatnya sel protozoa menjadi lisis. ORSxov (1982) melaporkan bahwa protozoa di dalain rumen inemakan bakteri untuk memenuhi kebutuhan protein tubuhnya . Dengan kata lain balnva tepung buah lerak mampu menghambat pertumbuhan protozoa dan meningkatkan massa bakteri dalam rumen . RoWE et al. (1985) melaporkan bahwa defaunasi dapat meningkatkan populasi bakteri dalain rumen 2-4 kali dari populasi normal . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian in vitro yang menggunakan 0,10°K ekstrak buah lerak dapat meningkatkan populasi bakteri 200% (TIIALIB et al., 1994) . Hasil pengamatan laju pertumbulian massa bakteri dalam cairan pada 0 sampai 3 jam dan 0 sampai 9 jam tidak dipenganihi oleli perlakuan, nanum pada pengamatan 0 sampai 6 jam sangat dipenganuhi oleh pemberian tepung buali lerak. Laju pert unibulian bakteri pada kontrol diperoleh 5,14 mg/j/100 ml, sedangkan pada perlakuan B, C, dan D berturut-tunut diperoleh 1,49, 2,87, 10,17 ing/j/100 in] (Tabel 2). 435 Seminar Nasional Peternakan dan Meteriner 1998 Tabel 1 . Rataan massa bakteri dalatn cairan nunen (mg/100 ail) Masse Nikteri Perlakuan 12,62 n A : Rumput lapangan + 50 g UNUVIB/ekor 17,80 B : A + 4 g tepung buah lerak/ekor 23, . 6 C : A + 8 g tepung buah lerak/ekor 24,45 a D : A + 12 g tepung buali lerak/ekor Nilai dengan superskrip yang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan penganth perlakuan berbeda Keterangan : sangat nyata (P<0,01) Tabel 2 . Rytaan laju pertumbuhan massa bakteri dalam nunen (mg/100 ml) Waktu pengamatan (jam setelah makan) 0 ke-6 0 ke-9 0 ke-3 Rumput lapangan + 50 g UMMB/ekor 3,15' -5,14` 0,92" A: 5,25a B : A + 4 g tepung buali lerak/ekor 4,15a 1,49 b 1,63' 2,87 b 9,56' C : A + 8 g tepung buah lerak/ekor 0,66a 10,17' 3,31 a D : A + 12 g tepung buali lerak/ekor Keterangan Nilai dengan superskrip yang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01) Perlakuan Pembentukan protein mikroba dalam rumen pada perlakuan A yyitu setelah 6 jam diberi pakan terjadi penurunan, tapi pada perlakuan B, C, dan D menjadi nleningkat. Penurunan ini diduga karena jumlah protozoa yang tinggi dalam rumen, dan dilaporkan bahwa protozoa sebagai predator bakteri (COLEMAN, 1985) . Selain itu protozoa dan bakteri dalatn memenuhi kebutuhan zat makanannya mungkin berkonlpetisi . LENG (1995) ielaporkan bahwa bakteri untuk lneningkatkan pertulnbullan memerlukan zat nutrisi esensial yaitu glukosa, asam amino, asam nukleat, amonia, da11 mineral S, P, K, dan Co . Penurunan dan kenaikan pembentukan lnikroba didukung oleh hasil pengamatan rasio bakteri dan protozoa yang rendall yaitu 0,63 perlakuan A, sedangkan perlakuan B, C, dan D lebill tinggi yaitu 2,61 ; 6,10, dan 11,07 (Tabel 3) . RAMAIYUL,IS (1996) melaporkan bahwa peningkatan pemberian tepung buali lerak pada pengamatan 0 sanlpai 6 jam menunjukkan penuninan laju pertumbuhan protozoa secara linier Y = 11,34 - 0,80 . Hasil pengamatan rasio pertumbuhan bakteri dan protozoa nleningkat secara linier (Tabel 3), hal ini sesuai dengan pengmbahan level tepung buali lerak. LENG (1991) melaporkan bahwa saponin merupakan suatu senyawa yang dapat diglmakan untuk penghilangan protozoa dalanl rumen. WINUGROHo et al. (1993) nlelaporkan bahwa kandungan daging buah lerak adalah 6,13% dan biji 0,20%. Hasil penentuan persentase bakteri rumen berdasarkan hasil pengamatan nlassa bakteri dar massa protozoa dalanl rumen . Hasil ini disajikan pada Tabel 4. Pemberian tepung buah lerak dapa menaikan massa bakteri. Hal ini sangat menguntungkan bagi ternak, karena dengan tingginy< massa bakteri dapat meningkatkan kecernaan selulosa dalatn nunen. WILLIAMS (1988) melaporkai pencernaan serat kasar oleh bakteri lebill efektif daripada protozoa . Bakteri juga berfirngsi sebaga sumber protein mikroba bagi ternak ruminansia, dengan tingginya massa bakteri dalam rumel diharapkan kutersediaan protein mikroba akan nleningkat. BIRD (1991) melaporkan ballwl 436 SeminarNasionalPeternakan clan t"eteriner 1998 penghilangan protozoa akan menyebabkan tersedianya protein inikroba dall asani-asain amino yang bermanfaat bagi tern<A meningkat . Tabel 3. Rataan rasio perturnbuhan bakteri dan protozoa . Waktu pengatnatan (jam setelah makan) Perlakuan 0 1,54 ` A : Rumput lapangan + 50 g UNRAB/ekor B : A + 4 g tepung buah lerak/ekor Tabel 4. 3,34' 1,76 b C : A + 8 g tepung buah lerak/ekor D : A + 12 g tepung buah lerak/ekor Keterangan : 3 5,42 b 5,73 b 7,51 b 10,24 3 13,85 a 6 9 0,63 c 1,89 2,61 b 4,55 c 6,10 b 11,07 a 10,73 b 15,81 z Nilai dengan superskrip yang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan berbeda sangat nyata (P,--'O,01) Rataan persentase bakteri nimen (%) Waktu pengamatan (jarn setelah inakan) Perlakuan A : Rrunput lapangan + 50 g UIvIIvIB/ekor B : A + 4 g tepung buah lerak/ekor C : A + 8 g tepung buah lerak/ekor D : A + 12 g tepung buah lerak/ekor Keterangan : 0 3 6 9 58,81 ` 75,09 b 38,41 ` 63,53 b a 97,91 93,21 a 85,27 90,97 a 90,94 93,97 3 64,89 b 84,70 89,71 3 83,92 a 69,13' a 81,54 a Nilai dengan superskrip yang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan pengandh perlakuan berbeda sangat nyata (P 0,01) KESIMPULAN Pemberian tepung buah lerak pada ternak domba dapat meningkatkan laju pertumbultan bakteri . Laju pertumbullan bakteri yang lebih tinggi diperoleli pada pemberian tepung buah lerak 12 g/ekor dan 6 jam setelah diberi pakan. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasili kami berikan kepada Sdr. Titin Maryati, dan Nunik Lelananingtyas yang telah membantu dalain analisis sampel, dan Sdr. Edi Irawan Kosasill, Adul bin Eboli, dan Dedi Anshori yang telah membantu pengambilan sampel, pemberian pakan, dan perneliharaan ternak . DAFTAR PUSTAKA AMINI, D.S . 1995 . Penambahan Tepung Buah Lerak (Stgundus r (rrak DC) Dalarn Cairan Rumen Terhadap Laju Pertumbuhan Protozoa Rumen. Skripsi Fakultas Petentakan IPB Bogor. and R.A . LENG . 1978 . Th e effects of defaunation of the nunen on groxvth of cattle on low protein high energy diets. British Jounial ofNutrition 49 :163-167 . BIRD, S.H . BIRO, S.H . 1991 . The influence of the presence of protozoa on nuninant production : A Review . ht Recent Advances in Animal Nutrition in Australia. Ed . FARREL, D.J. The University of New England, Annidale . pp . 15 . 43 7 SeminarNasionalPeternakan dan Veteriner 1998 COLEMAN, G.S . 1975 . The Interrelationship Between Rumen Ciliate Protozoa And Bacteria . hi Digestion and Metabolism in The Ruminant . C.I .W Mc . DONALD, and A.C .I. WARNER editors. The University of. New England, Armidale. pp .149. 1989 . The Involment OfRumen Protozoa In Copper Metabolism and Animal Health . Ire the Roles of Protozoa and Fungi in ruminant digestion. J.V . NOLAN, R.A . LENG, and D.I . DEMEYER, editors. pp . 199-210 . Armidale, New South Wales : Penambul Books. IVAN, M. LENG, R.A . 1991 . Application of biotechnology to nutrition of animals in developing countries. FAO Animal Production and Health 90 . 59 . 1995 . A short course on the rational of molasses/urea inultinutrient blocks for supplementation of ruminants fed crop residues, poor quality forages and agroindustrial byproducts low in protein. pp . 156 . FAO. LENG, R.A. NINGRAT, R.W .S . 1995 . Studi senyawa antiprotozoa alaini Pemilihan Dosen Berprestasi UNAND, Padang . 1972 . Dynami c JOUrnal ofNutrition 27 :177-194 . NOLAN, J.V. and R.A . LENG . ORSKOV, O.R . untuk tenuak ruminansia . Makalah seminar aspects of anunonia and urea metabolism in sheep. 1982 . Protein Nutrition in Ruminants . British Academic Press, New York . 1996 . Pengaruh Pemberian Tepung Buah Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Lajt Pertumbullan Protozoa Dalam Rumen Domba Yang Mendapat Suplemen Urea Molases Multinutrier Blok . Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. RAMAiyuLiS . 1985 . Quantitative etlects British Journal ofNurition 54 : 105. RowE, J.B ., DAVIES A., and BROOME A.W .S . and digestion in sheep. of defaunation on rumen fennentatior THALIB, A., M. WINUGROHO, M. SABRANI, Y. WIDIAWATI, dan SUHERMAN . 1994 . Penggunaan ekstrak metano buall lerak (Sapindus rarak DC) urtuk menekan pertumbuhan protozoa dalam rumen. Ternak dan Lingkungan 7 (4):17. USHIDA, K., J.P. JouANY, and D.I . DEMEYER. 1991 . Effects of presence or absence of rumen protozoa on flit efficiency of utilization of concentrate and fibrous feeds . In Physiological Aspects of Digestion arc Metabolism in Ruminants. T. TSUDA, Y.SAsAICi, and R. KAWASHIMA, editors. Proceedings of Seventl International Symposium on Ruminant Physiology. Academic Press Inc. San Diego, New York London, Sydney, Tokyo, Toronto. pp . 626-645. 1986 . The 63 :1547-1560 . VIERA. D.M . role of ciliate protozoa in nutrition of the ruminant . Journal of Animal Science 1974 . Passag e of protozoa and volatile fatty acids from the rumen of t1IE sheep and from continous in vitro fermentation system . British Journal ofNutrition 32 :341-351 . WELLER, R.A . and A.F . PILGRIM. WINUGROHO, M., Y. WIDIAWATI, P. PUNARBOWO, I. HERNAMAN, B . TuRSILANINGSIH, L.B. SALMAN, A. THALIB dan M. SABRANI . 1993 . Peningkatan aktivitas fennentasi mikroba rumen dan perbaikan bobot badat domba melalui pengontrolan populasi protozoa rumen dengan klerak (Sapindus Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Petemakan Depdikbud, Yogyakarta. rarak DC). Forur