56 evaluasi penatalaksanaan sasaran keselamatan pasien di

advertisement
EVALUASI PENATALAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI
RUMAHA SAKIT UMUM GMIM KALOORAN AMURANG
Nike S.I. Sumangkut*, Erwin Kristanto**, Jantje Pongoh**
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
** Dosen Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan membuat
layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup pengkajian risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, dan kemampuan
belajar dari suatu keadaan atau kejadian, menindaklanjuti suatu kejadian, dan menerapkan solusi
yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali. Sampai saat ini masalah keselamatan
pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah global, Joint Commission International (JCI) &
World Health Organitation (WHO) melaporkan beberapa negara terdapat 70% kejadian
kesalahan pengobatan meskipun, JCI & WHO mengeluarkan “Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions” atau 9 solusi keselamatan pasien. Kenyataannya, permasalahan keselamatan pasien
masih banyak terjadi termasuk di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki
penatalaksanaan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan teknik pemeriksaan melalui beberapa
kegiatan antara lain dengan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan Ketepatan identifikasi Pasien di Rumah Sakit Umun GMIM
Kalooran menggunakan gelang identitas dalam penerapannya, peningkatan komunikasi yang
efektif, menggunakan SBAR dengan jembatan keledai. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert) memiliki daftar obat, disimpan dalam lemari terkunci, bila digunakan
dilakukan double check. kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi di Rumah
Sakit umum GMIM kalooran Amurang, menggunakan check list dan melibatkan pasien dalam
penandaan operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Umum GMIM Kalooran Amurang, untuk hal tersebut mereka mengikuti buku panduan
handhigiene dari WHO dengan menerapkan 5 moment 6 langkah. Pengurangan risiko pasien
jatuh di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang mengatakan untuk semua pasien pada
assessment awal dilakukan penilaian risiko pasien jatuh menggunakan skor dan label pada setiap
pasien dan terus dipantau. Disarankan selalu mengingatkan pegawai rumah sakit untuk
melakukan standar keselamatan pasien bukan hanya untuk pasien tetapi juga untuk keamanan diri
sendiri dan lingkungan rumah sakit seperti kesadaran mencuci tangan sesuai dengan momen dan
prosedur.
ABSTRACT
Patient safety is a process that is run by an organization that aims to make the service to patients
safer. The process includes risk assessment, risk identification and management of patients,
reporting and analysis of incidents, and the ability to learn from a situation or event, following an
event, and apply the appropriate solutions to reduce the risk of going back. Until now the issue of
patient safety Hospital is still a global problem, the Joint Commission International (JCI) and the
World Health Organitation (WHO) reported some countries there is a 70% incidence of
medication errors though, JCI and WHO issued "Nine Life-Saving Patient Safety Solutions" or 9
of patient safety solutions. In fact, the problem of patient safety is still a lot going on, including in
Indonesia (JCI, 2011). the purpose of this research is how the management of patient safety
standards at the General Hospital GMIM Kalooran Amurang.
This research was conducted using qualitative methods implemented General Hospital GMIM
Kalooran Amurang in December 2016 - February 2017. The informants in this study amounted to
6 people with investigation techniques through several activities, among others, by triangulation.
The accuracy of identification results showed patients in the application at the General Hospital
GMIM Kalooran Amurang, increase effective communication, using the using the SBAR with
mnemonics. Increasing drug safety that need to watch (high-alert) and the certainty of preciselocation, right-procedure, right-patient surgery in a public hospital GMIM kalooran Amurang,
answers informant says to right-location, right-procedure, right-surgery and reduction in the risk
56
of health care associated infection at home GMIM Kalooran Amurang General Hospital, the
answer to this informant said they followed the guide book of the WHO hand hygiene by applying
5 6 steps moment. The reduction in risk of patients falling in the General Hospital GMIM
Kalooran Amurang, answers informant said all the patients at the initial assessment carried out a
risk assessment scores and patient falls using labels on each patient and continue to be monitored.
It is advisable to keep reminding employees of the hospitals for patient safety standards not only
for the patient but also for the safety of themselves and the hospital environment such as hand
washing awareness in accordance with the timing and procedures
PENDAHULUAN
Menindaklanjuti penemuan ini, tahun
Keselamatan pasien adalah proses yang
2004,
dijalankan
yang
Alliancefor Patient Safety, program
bertujuan membuat layanan kepada
bersama dengan berbagai negara untuk
pasien
meningkatkan keselamatan pasien di
oleh
organisasi
menjadi
lebihaman.
Proses
tersebut mencakup pengkajian risiko,
identifikasi
dan
pengelolaan
WHO
mencanangkan
World
rumah sakit.
risiko
Keselamatan pasien di Rumah
pasien, pelaporan dan analisis insiden,
Sakit sampai saat ini masih menjadi
dan
masalah
kemampuanbelajar
dari
suatu
global,
Joint
keadaan atau kejadian, menindaklanjuti
CommissionInternational (JCI) &World
suatu kejadian, dan menerapkan solusi
Health Organitation(WHO) melaporkan
yang
mengurangirisiko
beberapa negara terdapat 70%kejadian
tersebut terjadi kembali (Cinderasuci,
kesalahan pengobatan meskipun, JCI&
2012).
WHO mengeluarkan “Nine Life-Saving
tepat
untuk
American
(AHA)
Hospital
Board
PatientSafety Solutions” atau 9 solusi
Asosiation
of
Trustees
keselamatan
pasien.Kenyataannya,
mengidentifikasikan bahwa keselamatan
permasalahan keselamatan pasienmasih
dan keamanan pasien (patientsafety)
banyak terjadi termasuk di Indonesia
merupakan
(JCI, 2011).
strategis.
sebuah
juga
yang
menetapkan
Institusi
capaian peningkatan yang terukur untuk
meningkatkan
medication
target
elemen yaitu struktur, proses dan hasil
utamanya. Tahun 2000, Institute of
dengan bermacam-macam konsep dasar,
Medicine Amerika Serikat, dalam “To
program
Err Is Human, Building a Safer Health
misalnya antara lain penerapan Standar
System”
Mereka
prioritas
safety
Melaporkan
sebagai
bahwa
dalam
mutu
regulasi
Sakit
pada
yang
3
(tiga)
berwenang
Pelayanan Rumah Sakit, penerapan
pelayanan pasien rawat inap di rumah
Quality
sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak
Management,
Diharapkan
Improvement,
(KTD/Adverse
Rumah
Event).
57
Assurance,
Total
Continuous
Perizinan,
Quality
Quality
Akreditasi,
Kredensialing, Audit Medis, Indikator
Klinis,
Clinical
2) Peningkatan komunikasi yang
Governance,
International
Organization
Standarization
(ISO),
dan
efektif;
for
3) Peningkatan
lain
keamanan
obat
yang perlu diwaspadai;
sebagainya (Departemen Kesehatan RI,
4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-
2006).
prosedur, tepat-pasien operasi;
Program-program tersebut telah
5) Pengurangan
risiko
infeksi
meningkatkan mutu pelayanan rumah
terkait pelayanan kesehatan; dan
sakit baik pada aspek struktur, proses
6) Pengurangan risiko pasien jatuh.
maupun keluaran dan hasil. Namun yang
Sasaran
Keselamatan
menjadi masalah, pada pelayanan yang
(SKP)
telah berkualitas tersebut masih terjadi
diterapkan di semua rumah sakit yang
kejadian tidak diharapkan yang tidak
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi
jarang berakhir dengan tuntutan hukum.
Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini
Oleh sebab itu perlu program untuk
mengacu
lebih memperbaiki proses pelayanan,
Patient Safety Solutions dari World
karena
diharapkan
Health Organization (WHO) dalam
sebagian dapat merupakan kesalahan
Sutanto (2014) Patient Safety (2007)
dalam proses pelayanan yang sebetulnya
yang digunakan juga oleh Komite
dapat
Keselamatan
kejadian
dicegah
tidak
melalui
rencana
merupakan
kepada
syarat
Pasien
Nine
Pasien
untuk
Life-Saving
Rumah
Sakit
pelayanan yang komprehensif dengan
PERSI (KKP-RS, PERSI), dan dari
melibatkan pasien berdasarkan haknya.
Joint Commission International (JCI).
Program
Maksud
tersebut
yang
kemudian
dari
Sasaran
Keselamatan
dikenal dengan istilah Keselamatan
Pasien adalah mendorong perbaikan
Pasien (Patient Safety) (Departemen
spesifik
Kesehatan RI, 2008).
Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
dalam
keselamatan
pasien.
Dalam Permenkes 1691/ Menkes/
bermasalah dalam pelayanan kesehatan
Per/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa
dan menjelaskan bukti serta solusi dari
setiap rumah sakit wajib mengupayakan
konsensus berbasis bukti dan keahlian
pemenuhan
Keselamatan
atas permasalahan ini. Diakui bahwa
Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien
desain sistem yang baik secara intrinsik
meliputi tercapainya hal-hal sebagai
adalah untuk memberikan pelayanan
berikut :
kesehatan yang aman dan bermutu
Sasaran
1) Ketepatan identifikasi pasien;
tinggi, sedapat mungkin sasaran secara
umum difokuskan pada solusi-solusi
58
yang
menyeluruh.
Enam
sasaran
2.
Peningkatan
keselamatan pasien adalah tercapainya
Yang
Efektif
hal-hal sebagai berikut :
1.
Komunikasi
Komunikasi
efektif,
yang
tepat
Ketepatan Identifikasi Pasien
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
Kesalahan karena keliru dalam
dipahami oleh pasien, akan mengurangi
mengidentifikasi pasien dapat terjadi di
kesalahan,
dan
hampir semua aspek/tahapan diagnosis
peningkatan
keselamatan
dan pengobatan. Maksud sasaran ini
Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
adalah
kali
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
untuk
mudah terjadi kesalahan kebanyakan
identifikasi pasien sebagai individu yang
terjadi pada saat perintah diberikan
akan
secara lisan atau melalui telepon.
untuk
pengecekan
melakukan
yaitu:
pertama,
menerima
pengobatan;
dua
pelayanan
atau
kedua,
untuk
dan
kesesuaian pelayanan atau pengobatan
3.
menghasilkan
pasien.
Peningkatan Keamanan Obat yang
terhadap individu tersebut. Kebijakan
Perlu Diwaspadai (High-Alert)
dan/atau
prosedur
kolaboratif
yang
secara
Obat-obatan yang perlu diwaspadai
dikembangkan
untuk
(high-alert medications) adalah obat
memperbaiki
khususnya
proses
pada
mengidentifikasi
identifikasi,
proses
pasien
yang
sering
menyebabkan
untuk
kesalahan/kesalahan
ketika
event),
obat
yang
serius
terjadi
(sentinel
berisiko
pemberian obat, darah, atau produk
menyebabkan
darah; pengambilan darah dan spesimen
diinginkan (adverse outcome) seperti
lain untuk pemeriksaan klinis; atau
obat-obat
pemberian pengobatan atau tindakan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
lain.
prosedur
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look
memerlukan sedikitnya dua cara untuk
Alike Soun Alike/LASA). Obat-obatan
mengidentifikasi seorang pasien, seperti
yang
nama pasien, nomor rekam medis,
keselamatan pasien adalah pemberian
tanggal lahir, gelang identitas pasien
elektrolit konsentrat secara tidak sengaja
dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor
(misalnya, kalium klorida 2 meq/ml atau
kamar pasien atau lokasi tidak bisa
yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium
digunakan untuk identifikasi.
klorida lebih pekat dari 0.9%, dan
Kebijakan
dan/atau
yang
dampak
terlihat
sering disebutkan
yang
tinggi
mirip
tidak
dan
dalam isu
magnesium sulfat =50% atau lebih
pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila
perawat tidak mendapatkan orientasi
59
dengan baik di unit pelayanan pasien,
para profesional pelayanan kesehatan.
atau
tidak
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua
diorientasikan terlebih dahulu sebelum
bentuk pelayanan kesehatan termasuk
ditugaskan, atau pada keadaan gawat
infeksi saluran kemih, infeksi pada
darurat.
aliran darah (blood stream infections)
4.
bila
perawat
Kepastian
kontrak
Tepat-Lokasi,
Tepat-
dan pneumonia (sering kali dihubungkan
Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
dengan ventilasi mekanis). Pusat dari
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-
eliminasi infeksi ini maupun infeksi-
pasien pada operasi, adalah sesuatu yang
infeksi lain adalah cuci tangan (hand
mengkhawatirkan
jarang
hygiene) yang tepat. Pedoman hand
terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini
hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO,
adalah akibat dari komunikasi yang
dan berbagai organisasi nasional dan
tidak efektif atau yang tidak adekuat
internasional. Rumah sakit mempunyai
antara anggota tim bedah, kurang/tidak
proses
melibatkan pasien di dalam penandaan
mengembangkan kebijakan dan/ atau
lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur
prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
mengadopsi petunjuk hand hygiene yang
Di samping itu, asesmen pasien yang
diterima
tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
implementasi petunjuk itu di rumah
medis tidak adekuat, budaya yang tidak
sakit.
mendukung komunikasi terbuka antar
6.
dan
tidak
anggota tim bedah, permasalahan yang
kolaboratif
yang
secara
untuk
menyesuaikan
umum
dan
atau
untuk
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah
kasus
jatuh
cukup
berhubungan dengan tulisan tangan yang
bermakna sebagai penyebab cedera bagi
tidak terbaca (illegible handwritting)
pasien rawat inap. Dalam konteks
dan pemakaian singkatan adalah faktor-
populasi/masyarakat
faktor kontribusi yang sering terjadi.
pelayanan
5.
Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
fasilitasnya,
Pelayanan Kesehatan
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
yang
yang
dilayani,
disediakan,
rumah
sakit
dan
perlu
Pencegahan dan pengendalian infeksi
mengambil tindakan untuk mengurangi
merupakan tantangan terbesar dalam
risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi
tatanan
dan
bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan
untuk mengatasi
telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya
pelayanan
peningkatan
infeksi
yang
pelayanan
biaya
kesehatan,
berhubungan
kesehatan
dengan
jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
merupakan
berjalan yang digunakan oleh pasien.
keprihatinan besar bagi pasien maupun
60
Program
tersebut
harus
diterapkan
yang ada, sesuai yang disampaikan oleh
rumah sakit.
informan.
Kebijakan dan/atau prosedur yang
dikembangkan
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
memperbaiki
dengan
proses identifikasi, khususnya pada
menggunakan metode kualitatif yang
proses pengidentifikasian pasien ketika
bertujuan
mengevaluasi
pemberian obat, darah/produk darah;
penatalaksaan sasaran kselamatan pasien
pengambilan darah dan spesimen lain
di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
untuk pemeriksaan klinis; memberikan
Amurang. Penelitian ini dilakukan di
pengobatan
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
Kebijakan
Amurang. Waktu pelaksanaan penelitian
memerlukan
dilaksanakan bulan Desember 2016-
identifikasi seperti nama pasien, nomor
Febuari
data
rekam medis atau tanggal lahir untuk
wawancara
nomor kamar pasien atau lokasi tidak
untuk
2017.
dilakukan
Pengumpulan
dengan
cara
mendalam kepada 6 informan yaitu
atau
tindakan
dan/atau
lain.
prosedur
sedikitnya
dua
cara
bisa digunakan untuk identifikasi.
Direktur, Dokter, Perawat pelaksana,
Keles dkk (2015) menganalisis
Tim PPI, Apoteker. Pemilihan sampel
Pelaksanaan
pada penelitian ini berdasarkan prinsip
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
kesesuaian
Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
(appropriatness)
dan
kecukupan (adequensy)
Tondano
Standar
Sesuai
Sasaran
dengan
Akreditasi
Rumah Sakit Versi 2012. Informan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini ialah Direktur
Identifikasi Pasien Di Rumah Sakit
RumahSakit,
Umum GMIM Kalooran Amurang
Darurat, penanggung jawab keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
UGD, dokter, tenaga keperawatan di
dan
Unit
observasi
dokumen
mengenai
Gawat
Kepala
Unit
Darurat,
dan
Gawat
petugas
ketepatan identifikasi Pasien di Rumah
apoteker.Hasil penelitian menunjukkan
Sakit
Umum
GMIM
Kalooran
pelaksanaan
Amurang,dari
jawaban
informan
pasien di RSUD Dr.Sam Ratulangi
mengatakan
bahwa
ketepatan
Tondano sudah sesuai dengan standar
identifikasi Pasien di Rumah Sakit
akreditasi rumah sakit versi 2012.
Umum
Manajemen
GMIM
menggunakan
Kalooran
gelang
Amurang
identitas
dan
peranan
setelah di observasi dari data dokumen
ketepatan
patiensafety
sangat
identifikasi
memegang
penting
dalam
peningkatan mutu pelayanan. Adanya
61
insiden yang merugikan pasien akan
dengan jembatan keledai, namun dalam
menyebabkan kerugian baik bagi pasien
observasi
maupun pihak rumah sakit.
melalui telpon ditulis oleh penerima
Astuti(2013)
menganalisis
perintah
dokumen
tulisaan
perintah
ditemukan
lisan
untuk
Penerapan Manajemen Patien Safety
perintah lisan belum dikonfirmasi oleh
Dalam
Rangka
Peningkatan
Mutu
pemberi perintah dan hasil pemeriksaan
Rumah
Sakit
oleh karena dokter spesialis di Rumah
Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013.
Sakit Umum GMIM Kalooran tidak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
datang setiap hari sehingga sampai
menganalisis tujuh langkah penerapan
pasien pulang dokter yang memberi
manajemen keselamatan pasien sebagai
perintah
upaya
mengverifikasi didalam berkas rekam
Pelayanan
Di
peningkatan
mutu pelayanan
rumah sakit. Penelitian ini menggunakan
menunjukkan
telpon
belum
medis.
rancangan penelitian kualitatif. Hasil
penelitian
melalui
Keselamatan menjadi isu global dan
bahwa
terangkum dalam lima isu penting yang
penerapan manajemen pasien safety
terkait di rumah sakit yaitu: keselamatan
sudah terlaksana dengan baik, meliputi
pasien (patient safety), keselamatan
tujuh langkah penerapan manajemen
pekerja
pasien safety yang sudah terlaksana
keselamatan bangunan dan peralatan di
dengan kekurangan pada belum adanya
rumah sakit yang bisa berdampak
pertemuan rutin membahas keselamatan
terhadap
pasien, belum adanya timbal balik dari
petugas, keselamatan lingkungan (green
KKPRS,
productivity) yang berdampak terhadap
peran
independen
PMKP
dalam
secara
menjalankan
atau
petugas
keselamatan
pencemaran
kesehatan,
pasien
lingkungan
dan
dan
keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang
tugasnya.
terkait
dengan
kelangsungan
hidup
Yang
rumah sakit. Lima aspek keselamatan
EfektifDi Rumah Sakit Umum GMIM
tersebut penting untuk dilaksanakan,
Kalooran Amurang
namun harus diakui kegiatan institusi
Peningkatan
Komunikasi
Berdasarkan
hasil
mendalam
dan
mengenai
peningkatan
wawancara
observasi
rumah sakit dapat berjalan apabila ada
dokumen
pasien.
komunikasi
Pelaksanaan
Standar
Sasaran
efektif, sudah cukup baik dengan
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
menggunakan
Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
situation
background
accessment recommendation (SBAR)
Tondano
62
Sesuai
dengan
Akreditasi
Rumah Sakit Versi 2012 diteliti oleh
bahwa diperbolehkan tidak melakukan
Keles dkk (2015). Hasil penelitian
pembacaan
menunjukkan pelaksanaan pelaksanaan
memungkinkan seperti di kamar operasi
komunikasi efektif, sudah sesuai dengan
dan situasi gawat darurat di IGD atau
standar akreditasi rumah sakit versi
ICU.
2012.
kembali
bila
Penelitian
Komunikasi
efektif,
yang
tepat
observasional
tidak
berjenis
analitik,
dengan
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
rancangan penelitian cross sectional
dipahami oleh pasien, akan mengurangi
dilakukan oleh Prajani (2015) yang
kesalahan,
dan
mengevaluasi
peningkatan
keselamatan
menghasilkan
pelaksanaan
sasaran
pasien.
keselamatan pasien (SKP) pada instalasi
Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
rawat inap di RSUD Dr. Moewardi
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
Surakarta. Subjek penelitian terdiri dari
mudah
kesalahan
42 perawat pelaksana dan 60 pasien
kebanyakan terjadi pada saat perintah
rawat inap di Instalasi Rawat Inap
diberikan secara lisan atau melalui
Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
telpon. Komunikasi yang mudah terjadi
Perawat
kesalahan yang lain adalah pelaporan
pengetahuan dan dilakukan observasi
kembali
sebanyak
terjadi
hasil
pemeriksaan
kritis,
diberikan
25
kuesioner
tindakan
sasaran
seperti melaporkan hasil laboratorium
keselamatan pasien. Pasien dan keluarga
klinik cito melalui telpon ke unit
diberi kuesioner kepuasan. Hasil analisis
pelayanan.
deskriptif
Rumah
sakit
mengembangkan
menunjukkan
pengetahuan
secara
kolaboratif
perawat di Instalasi Rawat Inap Mawar
suatu
kebijakan
RSUD Dr.Moewardi Surakarta tentang
dan/atau prosedur untuk perintah lisan
sasaran
dan
kategori tinggi (57,1%), pelaksanaan
telepon
termasuk:
mencatat/
keselamatan
sasaran
secara lengkap atau hasil pemeriksaan
kategori tinggi sebesar 50,0%, serta
oleh
pasien yang merasa puas terhadap
perintah;
kemudian
pelayanan
perintah atau hasil pemeriksaan; dan
analisis
mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
hubungan signifikan antara pengetahuan
dituliskan dan dibaca ulang adalah
dan pelaksanaan sasaran keselamatan
akurat. Kebijakan dan/atau prosedur
pasien (p=0,002), selain itu juga ada
pengidentifikasian
hubungan signifikan antara pelaksanaan
menjelaskan
63
bivariat
71,7%.
pada
penerima perintah membacakan kembali
juga
sebanyak
pasien
pada
(memasukkan ke komputer) perintah
penerima
keselamatan
pasien
menunjukkan
Hasil
ada
sasaran
keselamatan
pasien
dengan
dominan
kepuasan pasien (p=0,024).
dalam upaya
keberhasilan
keselamatan dan kunci bagi terwujudnya
pelayanan yang bermutu dan aman.
Peningkatan Keamanan Obat Yang
Kedisiplinan, ketaatan terhadap standar,
Perlu Diwaspadai (High-Alert) Di
prosedur dan protokol, bekerja dalam
Rumah
tim,
Sakit
Umum
GMIM
kejujuran,
keterbukaan,
saling
Kalooran Amurang
menghargai adalah nilai dasar yang
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
harus
dan
mengenai
diperlukan dalam untuk mencapai tujuan
peningkatan keamanan obat yang perlu
yang telah ditetapkan. Seluruh tingkatan
diwaspadai
manajer
observasi
dokumen
(High-Alert) Di
Rumah
dijunjung
tinggi.
dituntut
Manajemen
untuk
memiliki
Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang
kemampuan
menemukan bahwa mereka memiliki
menjalankan
daftar obat yang dimaksudkan dan obat
Pemimpin bertugas membangun visi,
tersebut hanya berada pada ruangan
misi,
tertentu,
dilemari
perubahan, menyusun strategi sehingga
apabila
setiap komponen dalam organisasi akan
khusus
disimpan
dan
dalam
dikunci
dan
kepemimpinan
fungsi
manajerial.
mengkomunikasikan
digunakan harus double check tapi
bekerja
dalam
keselamatan (Cahyono, 2008).
observasi
dokumen
cara
dan
dengan
ide
memperhatikan
penyimpanan obat higt alert tidak sesuai
Obat-obatan menjadi bagian dari
dengan kebijakan karena kelalaian dari
rencana pengobatan pasien, manajemen
perawat
harus berperan secara kritis untuk
ruangan
yang
masih
menyimpan obat high alert diruangan.
Keles
dkk
Pelaksanaan
(2015)
memastikan keselamatan pasien. Obat-
menganalisis
obatan yang perlu diwaspadai (high-
Sasaran
alert medications) adalah obat yang
Standar
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
sering
Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
kesalahan/kesalahan
Tondano
event),
Rumah
penelitian
Sesuai
Sakit
dengan
Versi
menunjukkan
Akreditasi
2012.
Hasil
menyebabkan
obat
yang
menyebabkan
pelaksanaan
terjadi
serius
(sentinel
berisiko
dampak
yang
tinggi
tidak
diinginkan (adverse outcome) seperti
peningkatan keamanan obat yang perlu
obat-obat
diwaspadai sudah sesuai dengan standar
kedengarannya mirip Nama Obat Rupa
akreditasi rumah sakit versi 2012.
dan Ucapan Mirip (NORUM) atau Look
Powell (2004) menyatakan bahwa
yang
terlihat
Alike SoundAlike (LASA).
budaya keselamatan merupakan faktor
64
mirip
dan
Obat-obatan yang sering disebutkan
untuk mencegah pemberian yang tidak
dalam issue keselamatan pasien adalah
pemberian
elektrolit
disengaja/kurang hati-hati.
konsentrat
secara tidak sengaja (misalnya, kalium
Kepastian
klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat,
Prosedur, Tepat-Pasien Operasi Di
kalium fosfat, natrium klorida lebih
Rumah
pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat
Kalooran Amurang
=50% atau lebih pekat-). Kesalahan ini
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
bisa
dan
terjadi
bila
perawat
tidak
Tepat-Lokasi,
Sakit
observasi
Tepat-
Umum
GMIM
dokumen
mengenai
mendapatkan orientasi dengan baik di
Kepastian
unit pelayanan pasien, atau bila perawat
Prosedur,
kontrak tidak diorientasikan
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
terlebih
Tepat-Lokasi,
Tepat-Pasien
Tepat-
Operasi
dahulu sebelum ditugaskan, atau pada
Amurang,
keadaan gawat darurat. Cara yang paling
mengatakan untuk Tepat-Lokasi, Tepat-
efektif
Prosedur,
untuk
mengurangi
atau
jawaban
Di
informan
Tepat-Pasien
Operasi
Di
mengeliminasi kejadian tersebut adalah
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
dengan
Amurang
meningkatkan
pengelolaan
obat-obat
diwaspadai
proses
yang
melibatkan
check list
pasien
dalam
dan
proses
memindahkan
penandaan operasi. Dan dalam observasi
elektrolit konsentrat dari unit pelayanan
dokumen sesuai yang di sampaikan
pasien ke farmasi.
informan, mereka menggunakan standar
Rumah
termasuk
perlu
memiliki
sakit
mengembangkan
secara
kolaboratif
prosedur operasional yang di bkutikan
suatu
kebijakan
dengan check list serta data pasien yang
dan/atau prosedur untuk membuat daftar
obat-obat
yang
perlu
sudah di lakukan tindakan operasi.
diwaspadai
Keles
dkk
(2015)
menganalisis
berdasarkan data yang ada di rumah
Pelaksanaan
sakit. Kebijakan dan/atau prosedur juga
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
mengidentifikasi area mana saja yang
Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
membutuhkan
Tondano
elektrolit
konsentrat,
Standar
Sesuai
dengan
Rumah
kamar operasi serta pemberian label
penelitian
secara
dan
kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
bagaimana penyimpanannya di area
tepat-pasien operasi sudah sesuai dengan
tersebut, sehingga membatasi akses
standar akreditasi rumah sakit versi
pada
elektrolit
2012.
65
Versi
Akreditasi
seperti di instalasi gawat darurat atau
benar
Sakit
Sasaran
menunjukkan
2012.
Hasil
pelaksanaan
Keselamatan pasien merupakan
(illegiblehandwriting) dan pemakaian
tanggung jawab semua pihak yang
singkatan adalah merupakan faktor-
berkaitan dengan pemberi pelayanan
faktor kontribusi yang sering terjadi.
kesehatan.
Stakeholder
mempunyai
Rumah sakit perlu untuk secara
tanggungjawab memastikan tidak ada
kolaboratif
tindakan yang membahayakan pasien.
kebijakan dan/atau prosedur yang efektif
Masyarakat,
tenaga
di dalam mengeliminasi masalah yang
perawat, tenaga kesehatan, peneliti,
mengkhawatirkan ini. Digunakan juga
kalangan
praktek berbasis bukti, seperti yang
pasien,
dokter,
professional,
lembaga
mengembangkan
akreditasi rumah sakit dan pemerintah
digambarkan
memiliki
bersama
Checklist dari WHO Patient Safety
pasien
(2009), juga di The Joint Commission’s
dalam
tanggung
upaya
jawab
keselamatan
di
Surgical
suatu
(Ballard, 2003). Pasien safety menjadi
Universal
prioritas utama dalam layanan kesehatan
Wrong Site, WrongProcedure, Wrong
dan merupakan langkah kritis pertama
Person
untuk memperbaiki kualitas pelayanan
operasi perlu melibatkan pasien dan
serta berkaitan dengan mutu dan citra
dilakukan atas satu pada tanda yang
rumah sakit (Depkes, 2008).
dapat
Salah-lokasi,
salah
pasien
dikenali.
Preventing
Penandaan
Tanda
itu
lokasi
harus
digunakan secara konsisten di rumah
sakit dan harus dibuat oleh operator
mengkhawatirkan
/orang yang akan melakukan tindakan,
dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.
dilaksanakan saat pasien terjaga dan
Kesalahan
sadar jika memungkinkan, dan harus
yang
ini
operasi,
Surgery.
for
adalah
sesuatu
pada
salah-prosedur,
Protocol
Safety
adalah
akibat
dari
komunikasi yang tidak efektif atau tidak
adekuat
terlihat sampai saat akan disayat.
antara anggota tim bedah,
kurang/tidak melibatkan pasien di dalam
Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
penandaan lokasi (site marking), dan
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit
tidak ada prosedur untuk verifikasi
Umum GMIM Kalooran Amurang
lokasi operasi. Di samping itu pula
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
asesmen pasien yang tidak adekuat,
dan
penelaah ulang catatan medis tidak
pengurangan
adekuat, budaya yang tidak mendukung
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
komunikasi terbuka antar anggota tim
Umum GMIM
bedah, permasalahan yang berhubungan
jawaban informan mengatakan untuk hal
dengan
tersebut
resep
yang
tidak
terbaca
66
observasi
dokumen
risiko
mereka
mengenai
infeksi
Kalooran
terkait
Amurang,
mengikuti
buku
panduan
hand
dengan
higiene
menerapkan
5
dari
WHO
moment
44.000, sementara di New York 98.000
6
per tahun (IOM, 2000). Laporan tersebut
langkah. Jadi setiap petugas kesehatan di
mencerminkan
bahwa
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
pasien
diterapkan,
Amurang semua melakukan 5 momen
banyak
dan 6 langkah termasuk mengedukasi
menciptakan pelayanan kesehatan yang
setiap pasien yang masuk rumah sakit.
kurang bermutu. Menanggapi hal ini
Dalam observasi dokumen sesuai yang
Indonesia telah mendirikan KKP-RS
di sampaikan informan yang di buktikan
(Komite Keselamatan Pasien Rumah
dari data yang di kumpulkan oleh tim
Sakit) oleh PERSI (Perhimpunan Rumah
pengumpul data.
Sakit Indonesia) (Depkes, 2008).
Keles
dkk
(2015)
Pelaksanaan
menganalisis
Standar
kurang
KTD
keselamatan
sehingga
yang
akhirnya
Keselamatan pasien merupakan
Sasaran
prioritas
utama
untuk
dilaksanakan
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
terkait dengan isu mutu dan citra
Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
perumahsakitan (Depkes, 2006). WHO
Tondano
Akreditasi
(World HealthOrganitation) tahun 2004
Rumah Sakit Versi 2012 darihasil
mengumpulkan angka-angka penelitian
penelitian menunjukkan pengurangan
rumah sakit di berbagai Negara yaitu
risiko
Amerika,
Sesuai
infeksi
dengan
terkait
pelayanan
Inggris,
Denmark
dan
kesehatan belum sesuai dengan standar
Australia dan ditemukan KTD (Kejadian
akreditasi rumah sakit versi 2012.
Tidak Diharapkan) dengan rentang 3,2%
– 16,6%.
Keselamatan pasien merupakan
langkah
kritis
untuk
Pencegahan dan pengendalian
pelayanan.
infeksi merupakan tantangan terbesar
Tercermin dari laporan Institute Of
dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan
Medicine (IOM) tahun 2000 tentang
peningkatan
KTD (adverse event) di rumah sakit kota
infeksi
Utah dan Colorado sebesar 2,9% dan
pelayanan
6,6% KTD berupa meninggal dunia. Di
merupakan
kota New York KTD (adverseevent)
pasien
sebesar 3,7% dan 13,6% KTD berupa
pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya
meninggal
dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
memperbaiki
pertama
kualitas
dunia.
Angka
kematian
biaya
yang
untuk mengatasi
berhubungan
dengan
kesehatan
keprihatinan besar bagi
maupun
profesional
akibat KTD pada pasien rawat inap di
kesehatan
Amerika adalah 33,6 juta di tahun 1997,
kemih, infeksi pada aliran darah (blood
di kota Utah dan Colorado berkisar
stream
67
termasuk
para
infections)
infeksi
dan
saluran
pneumonia
(sering
kali
dihubungkan
dengan
berkas rekam medis untuk assessment
eliminasi
ulang bagi pasien yang mempunyai
infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain
resiko jatuh karna menurut mereka
adalah cuci tangan (hand hygiene) yang
beban kerja dari perawat yang tidak
tepat. Pedoman hand hygiene bisa di
sesuai dengan jumlah pasien sehingga
baca
ventilasi mekanis). Pokok
di
kepustakaan
berbagai
organisasi
WHO,
dan
untuk
nasional
dan
mereka tidak lakukan.
intemasional. Rumah sakit mempunyai
proses
kolaboratif
kebijakan
prosedur
menyesuaikan
yang
Jumlah
untuk
mengembangkan
melakukan
bermakna
dan/atau
assessment
kasus
sebagai
jatuh
ulang
cukup
penyebab cedera
pasien rawat inap. Dalam konteks
atau
populasi/masyarakat
yang
mengadopsi petunjuk hand hygiene yang
dilayani, pelayanan yang diberikan, dan
sudah
fasilitasnya,
diterima secara umum untuk
rumah
sakit
perlu
implementasi petunjuk itu di rumah
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
sakit.
mengambil tindakan untuk mengurangi
risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh Di
bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan
Rumah
telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya
Sakit
Umum
GMIM
Kalooran Amurang
jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
berjalan yang digunakan oleh pasien.
dan
Program tersebut harus diterapkan di
observasi
dokumen
mengenai
pengurangan risiko pasien jatuh di
rumah sakit.
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
Amurang,
mengatakan
jawaban
informan
Pasien
merupakan syarat untuk diterapkan di
semua rumah sakit yang diakreditasi
assessment awal dilakukan penilaian
oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
risiko pasien jatuh, jadi untuk pasien
Penyusunan
dewasa dan greriatrik menggunakan
kepadaNine Life-Saving Patient Safety
sakala mors dan anak-anak skala humty
Solutions dari WHO
dumty serta menggunakan skor dan
Safety (2007) yang digunakan juga oleh
label warna kuning yang terus di pantau
Komite Keselamatan Pasien Rumah
setiap
Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan
di
pasien
Keselamatan
pada
hari
semua
Sasaran
mana
bila
terjadi
sasaran
mengacu
Patient
perubahan maka di lakukan reasessmen,
dari Joint
tapi
dokumen
(JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan
ada bukti dalam
Pasien adalah mendorong perbaikan
dalam
observasi
ditemukan belum
68
Commission
ini
International
spesifik
dalam
keselamatan
pasien.
Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
Tondano
bermasalah dalam pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Versi 2012 diteliti oleh
dan menjelaskan bukti serta solusi dari
Keles dkk (2015). Hasil penelitian
konsensus berbasis bukti dan keahlian
menunjukkan pelaksanaan pengurangan
atas permasalahan ini. Diakui bahwa
risiko pasien jatuh belum sesuai dengan
desain sistem yang baik secara intrinsik
standar akreditasi rumah sakit versi
adalah untuk memberikan pelayanan
2012.
kesehatan yang aman dan bermutu
Hal ini diperkuat dengan teori Cahyono
tinggi, sedapat mungkin sasaran secara
(2008) bahwa nilai dan keyakinan yang
umum difokuskan pada solusi-solusi
harus dibangun meliputi pelaporan dan
yang menyeluruh.
pembahasan
Dwiyanto
(2007)
dalam
Sesuai
diharapkan
dengan
setiap
(KTD)
Akreditasi
kejadian
tanpa
tidak
bersikap
penelitiannya dengan judul “penerapan
menyalahkan,
hospital by laws dalam meningkatkan
melibatkan pasien dalam pengambilan
patient
keputusan,
safety
di
rumah
sakit”
bekerja
secara
tim,
memandang
suatu
mengungkapkan bahwa tujuan utama
permasalahan dalam kerangka sistem,
dari
adalah
berani mengungkapkan kesalahan yang
yang
terjadi. Hal ini akan memberikan rasa
oleh kesalahan akibat
nyaman kepada petugas saat melaporkan
keselamatan
mencegah
pasien
terjadinya
diakibatkan
cidera
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
insiden
melaksanakan tindakan yang seharusnya
dalam setiap insiden yang terjadi selalu
diambil. Tujuan tersebut dapat ditempuh
dicari akar permasalahan bukan semata-
dengan
mata menyalahkan pelaku.
upaya
peningkatan
mutu
pelayanan medis di rumah sakit yang
karena
Hal
ini
pemahaman
diperkuat
dengan
dilakukan secara gotongroyong oleh
pernyataan
tenaga medis, staf kesehatan fungsional
menyatakan
dengan melakukan pelayanan medis
mendiskusikan pengalaman dari hasil
yang bermutu. Pelaksanaan audit medis
analisis insiden. Diskusi dan pertemuan
di rumah sakit merupakan salah satu
secara rutin mempengaruhi pengetahuan
upaya yang efektif dan efisien untuk
staf tentang sejauh mana perkembangan
melakukan
pelaksanaan
monitoring
peningkatan
kualitas pelayanan.
Pelaksanaan
sebagai
Standar
Depkes
bahwa
(2006)
yang
tim
harus
bahwa
keamanan
sarana
berbagi
pasien
dan
pengalaman
Sasaran
tentang insiden disetiap bagian. Menurut
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
Cahyono (2008) yaitu langkah yang
69
dapat
ditempuh
program
hanya berada pada ruangan tertentu,
keselamatan pasien berjalan dengan
disimpan dalam dilemari khusus dan
optimal adalah dengan mengembangkan
dikunci dan apabila digunakan harus
sistem untuk mencegah dan mengurangi
double
kerugian.
observasi
potensial
agar
Dokumentasi
cidera
kejadian
check.
berfungsi
untuk
kemungkinan
insiden
kebijakan
yang mungkin akan terjadi sehingga
4. Kepastian
mengantisipasi
obat
Namun
high
dalam
alert
cara
penyimpanan tidak sesuai dengan
pencegahan dini dapat dilakukan.
Tepat-Lokasi,
Tepat-
Prosedur, Tepat-Pasien Operasi Di
Rumah
Sakit
Umum
Amurang,
GMIM
KESIMPULAN
Kalooran
jawaban
1. Ketepatan identifikasi Pasien dalam
informan mengatakan untuk Tepat-
penerapan di Rumah Sakit Umum
Lokasi,
GMIM Kalooran Amurang dapat
Pasien Operasi Di Rumah Sakit
dikatakan
cukup
informan
ketepatan
Rumah
Tepat-Prosedur,
Tepat-
baik,
jawaban
Umum GMIM Kalooran Amurang
mengatakan
bahwa
sudah di lakukan dengan memiliki
identifikasi
Sakit
Pasien
Umum
di
check list dan memberikan edukasi
GMIM
pada pasien.
Kalooran Amurang menggunakan
5. Pengurangan risiko infeksi terkait
gelang identitas.
2. Peningkatan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
komunikasi
yang
Umum GMIM Kalooran Amurang,
efektif, menggunakan SBAR dengan
jawaban
jembatan
dalam
untuk hal tersebut mereka mengikuti
observasi dokumen rekam medis
buku panduan hand higiene dari
untuk perintah lisan melalui telpon
WHO
didapatkan tulisan tidak terbaca
moment 6 langkah.
keledai.
Tapi
kemudian ada perintah lisan dalam
dengan
Rumah
oleh pemberi perintah
Kalooran
3. Peningkatan keamanan obat yang
Sakit
pada
Rumah
penilaian
Kalooran
Amurang
menerapkan
5
Umum
Amurang,
GMIM
jawaban
informan mengatakan semua pasien
perlu diwaspadai (High-Alert) Di
Umum
mengatakan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh di
berkas rekam belum dikonfirmasi
Sakit
informan
GMIM
assesment
risiko
awal dilakukan
pasien
jatuh
menemukan
menggunakan skala dan label pada
bahwa mereka memiliki daftar obat
setiap pasien dan terus dipantau.
yang dimaksudkan dan obat tersebut
Tapi belum ada bukti dalam Rekam
70
Medis untuk assesmen ulang pada
Agustus 2014 tentang Klasifikasi
pasien resiko jatuh.
dan
Perizinan
Rumah
Sakit.
Jakarta : Kementrian Kesehatan
_________, 2012a. Peraturan Menteri
Saran
1.
Pertahankan
dilakukan
apa
dan
pelaksanaan
2.
yang
sudah
Kesehatan
dicapai
dalam
Nomor 012 Tahun 2012 tanggal
sasaran
15 Maret 2012 tentang Akreditasi
enam
Rumah
Umum GMIM Kalooran Amurang.
Kementrian Kesehatan
perhatikan
bukti
dokumentasi
4.
Sakit.
Indonesia
keselamatan pasien di Rumah Sakit
Jakarta
__________.2012b.
:
Instrumen
dalam berkas rekam medis dalam
Akreditasi Rumah Sakit Standar
hal ini perintah lisan melalui telpon
Akreditasi.
ditulis oleh penerima perintah harus
Rumah Sakit. Edisi 1. Jakarta.
terbaca kemudian diverifikasi setiap
3.
Republik
Komite
Akreditasi
__________.2011a. Peraturan Menteri
hasil pemeriksaan oleh pemberi
Kesehatan
perintah dan hasil pemeriksaan
Menkes/ Per/ VIII/ 2011 tentang
Lakukan penyimpanan obat higt
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
alert sesuai kebijakan
Jakarta : Kementrian Kesehatan
Lakukan
asesmen
ulang
pada
RI
Nomor
1691/
__________.2011b. Standar Akreditasi
pasien bila ada perubahan kondisi
Rumah
atau
Kesehatan Republik Indonesia.
pengobatan
dengan
menggunakan sumber yang terkait
serta
lakukan
evaluasi
monitoring
tentang
Sakit.
Kementrian
Jakarta.
dan
_________. 2010. Peraturan Menteri
keberhasilan
Kesehatan
Republik
Indonesia
pengurangan cedera akibat jatuh
Nomor 340 Tahun 2010 tentang
maupun dampak yang berkaitan
klasifikasi rumah sakit. Jakarta :
secara tidak sengaja.
Kementrian Kesehatan
_________.2009.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2016. Profil Rumah Sakit
Umum
GMIM
Republik Indonesia Nomor 44
Kalooran
Tahun 2009 tentang rumah sakit.
Amurang
Jakarta : Kementrian Kesehatan
_________, 2014. Peraturan Menteri
Kesehatan
Undang-Undang
Republik
_________. 2008a. Peraturan Menteri
Indonesia
Kesehatan Republik Indonesia.
Nomor 56 Tahun 2014 tanggal 18
Nomor 129/ Menkes/II /2008
71
tentang
Standar
Pelayanan
2011.Universitas
Minimal Rumah Sakit.
Indonesia.
Jakartahttp://lontar.ui.ac.id/file?fil
_________. 2008b. Panduan Nasional
e=digital/20298696-
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
T29985Rizki%20Cinderasuci.pdf.
(Patient Safety), Jakarta
Keles, A. W., G. D Kandou, dan Ch. R.
_________.2008c. Pedoman Pelaporan
Tilaar.
2015.
Analisis
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
Pelaksanaan
Standar
(Patient Safety Incident Report).
Keselamatan
Pasien
Komite
Gawat Darurat RSUD Dr. Sam
Keselamatan
Pasien
Rumah Sakit
_________.
Sasaran
di
Unit
Ratulangi Tondano Sesuai dengan
2005.
Keputusan
Menteri Kesehatan
Akreditasi Rumah Sakit Versi
Republik
2012. JIKMU, Vol. 5/ 2, April
Indonesia. No.
Marshall dan A. Propublica. 2013.
496/MENKES/SK/IV/2005.
Kesalahan Medis di Rumah Sakit
Tentang. Pedoman Audit Medis
Penyebab Kematian ke 3 di
Di
Amerika. Scientific Journal :
Rumah
Sakit.
Jakarta
:
Kementrian Kesehatan
Arsada
Astuti, T. P. 2013. Analisis Penerapan
Mustikawati, Y. H. 2011. Analisis
Manajemen Pasien Safety Dalam
Determinan
Rangka
Cedera
Peningkatan
Mutu
dan
Kejadian
Kejadian
Nyaris
Tidak
Pelayanan Di Rumah Sakit Pku
Diharapkan di Unit Perawatan
Muhammadiyah Surakarta Tahun
Rumah
2013. Program Studi Kesehatan
Jakarta. Tesis Program Magister
Masyarakat
Ilmu keperawatan. Fakultas Ilmu
Fakultas
Kesehatan
Ilmu
Universitas
dalam
Praktik
Prajani,
Pasien
Kedokteran.
2015.
Sasaran
Evaluasi
Keselamatan
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Diharapkan
S2
Bekasi
Keperawatan
FK
UGM
Yogyakarta.
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Medika
H.
Pada Instalasi Rawat Inap Di
Dengan Metode Six Sigma di
Anna
Universitas
Pasien (SKP)
Cinderasuci, R. 2012. Perbaikan Angka
Tidak
A.
Pelaksanaan
Yogyakarta : Kanisius
Kejadian
Indah
Indonesia. Jakarta
Cahyono, S. B. 2008. Membangun
Keselamatan
Pondok
Keperawatan.
Muhammadiyah Surakarta
Budaya
Sakit
Sitomurung, G. F., S. S. Donda., O.
Tahun
Jeffry., T. Anastina dan T. Elisa.
72
2011.
Terjemahan:
Commission
Joint
The
International
Acreditation.
Standart
Hospital. 4th ed.
most
critical
unintended
consequence of CPOE and other
for
HIT. Journal of the American
PT.Gramedia
Medical
Jakarta
Informatics
Association. ;14(3):387–
Sutanto, H. 2014. Analisis Implementasi
388. [PMC free article] [PubMed]
Keselamatan Pasien Di Rumah
Yulia, S. 2010. Pengaruh Pelatihan
Sakit
Umum
Universitas
Deli
Medan.
Sumatera
Keselamatan
Utara.
terhadap
Pemahaman Perawat Pelaksana
Medan
mengenai Penerapan Keselamatan
Utarini, A. 2011. Pengembangan sistem
regulasi
Pasien
mutu
pelayanan
Pasien di Rumah Sakit Tugu Ibu
dan
Depok. Tesis. Program Magister
keselamatan yang optimal dan
Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu
responsive. UGM Jogjakarta
Keperawatan.
Weiner, J.P., T. Kfuri., K. Chan and J. B
Indonesia. Depok.
Fowles. 2007. “E-iatrogenesis”:
73
Universitas
Download