EVALUASI PENATALAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAHA SAKIT UMUM GMIM KALOORAN AMURANG Nike S.I. Sumangkut*, Erwin Kristanto**, Jantje Pongoh** *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado ** Dosen Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, dan kemampuan belajar dari suatu keadaan atau kejadian, menindaklanjuti suatu kejadian, dan menerapkan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali. Sampai saat ini masalah keselamatan pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah global, Joint Commission International (JCI) & World Health Organitation (WHO) melaporkan beberapa negara terdapat 70% kejadian kesalahan pengobatan meskipun, JCI & WHO mengeluarkan “Nine Life-Saving Patient Safety Solutions” atau 9 solusi keselamatan pasien. Kenyataannya, permasalahan keselamatan pasien masih banyak terjadi termasuk di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki penatalaksanaan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang pada bulan Desember 2016 – Februari 2017. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan teknik pemeriksaan melalui beberapa kegiatan antara lain dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan Ketepatan identifikasi Pasien di Rumah Sakit Umun GMIM Kalooran menggunakan gelang identitas dalam penerapannya, peningkatan komunikasi yang efektif, menggunakan SBAR dengan jembatan keledai. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert) memiliki daftar obat, disimpan dalam lemari terkunci, bila digunakan dilakukan double check. kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi di Rumah Sakit umum GMIM kalooran Amurang, menggunakan check list dan melibatkan pasien dalam penandaan operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang, untuk hal tersebut mereka mengikuti buku panduan handhigiene dari WHO dengan menerapkan 5 moment 6 langkah. Pengurangan risiko pasien jatuh di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang mengatakan untuk semua pasien pada assessment awal dilakukan penilaian risiko pasien jatuh menggunakan skor dan label pada setiap pasien dan terus dipantau. Disarankan selalu mengingatkan pegawai rumah sakit untuk melakukan standar keselamatan pasien bukan hanya untuk pasien tetapi juga untuk keamanan diri sendiri dan lingkungan rumah sakit seperti kesadaran mencuci tangan sesuai dengan momen dan prosedur. ABSTRACT Patient safety is a process that is run by an organization that aims to make the service to patients safer. The process includes risk assessment, risk identification and management of patients, reporting and analysis of incidents, and the ability to learn from a situation or event, following an event, and apply the appropriate solutions to reduce the risk of going back. Until now the issue of patient safety Hospital is still a global problem, the Joint Commission International (JCI) and the World Health Organitation (WHO) reported some countries there is a 70% incidence of medication errors though, JCI and WHO issued "Nine Life-Saving Patient Safety Solutions" or 9 of patient safety solutions. In fact, the problem of patient safety is still a lot going on, including in Indonesia (JCI, 2011). the purpose of this research is how the management of patient safety standards at the General Hospital GMIM Kalooran Amurang. This research was conducted using qualitative methods implemented General Hospital GMIM Kalooran Amurang in December 2016 - February 2017. The informants in this study amounted to 6 people with investigation techniques through several activities, among others, by triangulation. The accuracy of identification results showed patients in the application at the General Hospital GMIM Kalooran Amurang, increase effective communication, using the using the SBAR with mnemonics. Increasing drug safety that need to watch (high-alert) and the certainty of preciselocation, right-procedure, right-patient surgery in a public hospital GMIM kalooran Amurang, answers informant says to right-location, right-procedure, right-surgery and reduction in the risk 56 of health care associated infection at home GMIM Kalooran Amurang General Hospital, the answer to this informant said they followed the guide book of the WHO hand hygiene by applying 5 6 steps moment. The reduction in risk of patients falling in the General Hospital GMIM Kalooran Amurang, answers informant said all the patients at the initial assessment carried out a risk assessment scores and patient falls using labels on each patient and continue to be monitored. It is advisable to keep reminding employees of the hospitals for patient safety standards not only for the patient but also for the safety of themselves and the hospital environment such as hand washing awareness in accordance with the timing and procedures PENDAHULUAN Menindaklanjuti penemuan ini, tahun Keselamatan pasien adalah proses yang 2004, dijalankan yang Alliancefor Patient Safety, program bertujuan membuat layanan kepada bersama dengan berbagai negara untuk pasien meningkatkan keselamatan pasien di oleh organisasi menjadi lebihaman. Proses tersebut mencakup pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan WHO mencanangkan World rumah sakit. risiko Keselamatan pasien di Rumah pasien, pelaporan dan analisis insiden, Sakit sampai saat ini masih menjadi dan masalah kemampuanbelajar dari suatu global, Joint keadaan atau kejadian, menindaklanjuti CommissionInternational (JCI) &World suatu kejadian, dan menerapkan solusi Health Organitation(WHO) melaporkan yang mengurangirisiko beberapa negara terdapat 70%kejadian tersebut terjadi kembali (Cinderasuci, kesalahan pengobatan meskipun, JCI& 2012). WHO mengeluarkan “Nine Life-Saving tepat untuk American (AHA) Hospital Board PatientSafety Solutions” atau 9 solusi Asosiation of Trustees keselamatan pasien.Kenyataannya, mengidentifikasikan bahwa keselamatan permasalahan keselamatan pasienmasih dan keamanan pasien (patientsafety) banyak terjadi termasuk di Indonesia merupakan (JCI, 2011). strategis. sebuah juga yang menetapkan Institusi capaian peningkatan yang terukur untuk meningkatkan medication target elemen yaitu struktur, proses dan hasil utamanya. Tahun 2000, Institute of dengan bermacam-macam konsep dasar, Medicine Amerika Serikat, dalam “To program Err Is Human, Building a Safer Health misalnya antara lain penerapan Standar System” Mereka prioritas safety Melaporkan sebagai bahwa dalam mutu regulasi Sakit pada yang 3 (tiga) berwenang Pelayanan Rumah Sakit, penerapan pelayanan pasien rawat inap di rumah Quality sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Management, Diharapkan Improvement, (KTD/Adverse Rumah Event). 57 Assurance, Total Continuous Perizinan, Quality Quality Akreditasi, Kredensialing, Audit Medis, Indikator Klinis, Clinical 2) Peningkatan komunikasi yang Governance, International Organization Standarization (ISO), dan efektif; for 3) Peningkatan lain keamanan obat yang perlu diwaspadai; sebagainya (Departemen Kesehatan RI, 4) Kepastian tepat-lokasi, tepat- 2006). prosedur, tepat-pasien operasi; Program-program tersebut telah 5) Pengurangan risiko infeksi meningkatkan mutu pelayanan rumah terkait pelayanan kesehatan; dan sakit baik pada aspek struktur, proses 6) Pengurangan risiko pasien jatuh. maupun keluaran dan hasil. Namun yang Sasaran Keselamatan menjadi masalah, pada pelayanan yang (SKP) telah berkualitas tersebut masih terjadi diterapkan di semua rumah sakit yang kejadian tidak diharapkan yang tidak diakreditasi oleh Komisi Akreditasi jarang berakhir dengan tuntutan hukum. Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini Oleh sebab itu perlu program untuk mengacu lebih memperbaiki proses pelayanan, Patient Safety Solutions dari World karena diharapkan Health Organization (WHO) dalam sebagian dapat merupakan kesalahan Sutanto (2014) Patient Safety (2007) dalam proses pelayanan yang sebetulnya yang digunakan juga oleh Komite dapat Keselamatan kejadian dicegah tidak melalui rencana merupakan kepada syarat Pasien Nine Pasien untuk Life-Saving Rumah Sakit pelayanan yang komprehensif dengan PERSI (KKP-RS, PERSI), dan dari melibatkan pasien berdasarkan haknya. Joint Commission International (JCI). Program Maksud tersebut yang kemudian dari Sasaran Keselamatan dikenal dengan istilah Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan Pasien (Patient Safety) (Departemen spesifik Kesehatan RI, 2008). Sasaran menyoroti bagian-bagian yang dalam keselamatan pasien. Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ bermasalah dalam pelayanan kesehatan Per/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa dan menjelaskan bukti serta solusi dari setiap rumah sakit wajib mengupayakan konsensus berbasis bukti dan keahlian pemenuhan Keselamatan atas permasalahan ini. Diakui bahwa Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien desain sistem yang baik secara intrinsik meliputi tercapainya hal-hal sebagai adalah untuk memberikan pelayanan berikut : kesehatan yang aman dan bermutu Sasaran 1) Ketepatan identifikasi pasien; tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi 58 yang menyeluruh. Enam sasaran 2. Peningkatan keselamatan pasien adalah tercapainya Yang Efektif hal-hal sebagai berikut : 1. Komunikasi Komunikasi efektif, yang tepat Ketepatan Identifikasi Pasien waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang Kesalahan karena keliru dalam dipahami oleh pasien, akan mengurangi mengidentifikasi pasien dapat terjadi di kesalahan, dan hampir semua aspek/tahapan diagnosis peningkatan keselamatan dan pengobatan. Maksud sasaran ini Komunikasi dapat berbentuk elektronik, adalah kali lisan, atau tertulis. Komunikasi yang untuk mudah terjadi kesalahan kebanyakan identifikasi pasien sebagai individu yang terjadi pada saat perintah diberikan akan secara lisan atau melalui telepon. untuk pengecekan melakukan yaitu: pertama, menerima pengobatan; dua pelayanan atau kedua, untuk dan kesesuaian pelayanan atau pengobatan 3. menghasilkan pasien. Peningkatan Keamanan Obat yang terhadap individu tersebut. Kebijakan Perlu Diwaspadai (High-Alert) dan/atau prosedur kolaboratif yang secara Obat-obatan yang perlu diwaspadai dikembangkan untuk (high-alert medications) adalah obat memperbaiki khususnya proses pada mengidentifikasi identifikasi, proses pasien yang sering menyebabkan untuk kesalahan/kesalahan ketika event), obat yang serius terjadi (sentinel berisiko pemberian obat, darah, atau produk menyebabkan darah; pengambilan darah dan spesimen diinginkan (adverse outcome) seperti lain untuk pemeriksaan klinis; atau obat-obat pemberian pengobatan atau tindakan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa lain. prosedur dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look memerlukan sedikitnya dua cara untuk Alike Soun Alike/LASA). Obat-obatan mengidentifikasi seorang pasien, seperti yang nama pasien, nomor rekam medis, keselamatan pasien adalah pemberian tanggal lahir, gelang identitas pasien elektrolit konsentrat secara tidak sengaja dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor (misalnya, kalium klorida 2 meq/ml atau kamar pasien atau lokasi tidak bisa yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium digunakan untuk identifikasi. klorida lebih pekat dari 0.9%, dan Kebijakan dan/atau yang dampak terlihat sering disebutkan yang tinggi mirip tidak dan dalam isu magnesium sulfat =50% atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi 59 dengan baik di unit pelayanan pasien, para profesional pelayanan kesehatan. atau tidak Infeksi biasanya dijumpai dalam semua diorientasikan terlebih dahulu sebelum bentuk pelayanan kesehatan termasuk ditugaskan, atau pada keadaan gawat infeksi saluran kemih, infeksi pada darurat. aliran darah (blood stream infections) 4. bila perawat Kepastian kontrak Tepat-Lokasi, Tepat- dan pneumonia (sering kali dihubungkan Prosedur, Tepat-Pasien Operasi dengan ventilasi mekanis). Pusat dari Salah-lokasi, salah-prosedur, salah- eliminasi infeksi ini maupun infeksi- pasien pada operasi, adalah sesuatu yang infeksi lain adalah cuci tangan (hand mengkhawatirkan jarang hygiene) yang tepat. Pedoman hand terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, adalah akibat dari komunikasi yang dan berbagai organisasi nasional dan tidak efektif atau yang tidak adekuat internasional. Rumah sakit mempunyai antara anggota tim bedah, kurang/tidak proses melibatkan pasien di dalam penandaan mengembangkan kebijakan dan/ atau lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. mengadopsi petunjuk hand hygiene yang Di samping itu, asesmen pasien yang diterima tidak adekuat, penelaahan ulang catatan implementasi petunjuk itu di rumah medis tidak adekuat, budaya yang tidak sakit. mendukung komunikasi terbuka antar 6. dan tidak anggota tim bedah, permasalahan yang kolaboratif yang secara untuk menyesuaikan umum dan atau untuk Pengurangan Risiko Pasien Jatuh Jumlah kasus jatuh cukup berhubungan dengan tulisan tangan yang bermakna sebagai penyebab cedera bagi tidak terbaca (illegible handwritting) pasien rawat inap. Dalam konteks dan pemakaian singkatan adalah faktor- populasi/masyarakat faktor kontribusi yang sering terjadi. pelayanan 5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait fasilitasnya, Pelayanan Kesehatan mengevaluasi risiko pasien jatuh dan yang yang dilayani, disediakan, rumah sakit dan perlu Pencegahan dan pengendalian infeksi mengambil tindakan untuk mengurangi merupakan tantangan terbesar dalam risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi tatanan dan bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan untuk mengatasi telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya pelayanan peningkatan infeksi yang pelayanan biaya kesehatan, berhubungan kesehatan dengan jalan dan keseimbangan, serta alat bantu merupakan berjalan yang digunakan oleh pasien. keprihatinan besar bagi pasien maupun 60 Program tersebut harus diterapkan yang ada, sesuai yang disampaikan oleh rumah sakit. informan. Kebijakan dan/atau prosedur yang dikembangkan METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki dengan proses identifikasi, khususnya pada menggunakan metode kualitatif yang proses pengidentifikasian pasien ketika bertujuan mengevaluasi pemberian obat, darah/produk darah; penatalaksaan sasaran kselamatan pasien pengambilan darah dan spesimen lain di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran untuk pemeriksaan klinis; memberikan Amurang. Penelitian ini dilakukan di pengobatan Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Kebijakan Amurang. Waktu pelaksanaan penelitian memerlukan dilaksanakan bulan Desember 2016- identifikasi seperti nama pasien, nomor Febuari data rekam medis atau tanggal lahir untuk wawancara nomor kamar pasien atau lokasi tidak untuk 2017. dilakukan Pengumpulan dengan cara mendalam kepada 6 informan yaitu atau tindakan dan/atau lain. prosedur sedikitnya dua cara bisa digunakan untuk identifikasi. Direktur, Dokter, Perawat pelaksana, Keles dkk (2015) menganalisis Tim PPI, Apoteker. Pemilihan sampel Pelaksanaan pada penelitian ini berdasarkan prinsip Keselamatan Pasien di Unit Gawat kesesuaian Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi (appropriatness) dan kecukupan (adequensy) Tondano Standar Sesuai Sasaran dengan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. Informan HASIL DAN PEMBAHASAN dalam penelitian ini ialah Direktur Identifikasi Pasien Di Rumah Sakit RumahSakit, Umum GMIM Kalooran Amurang Darurat, penanggung jawab keperawatan Berdasarkan hasil wawancara mendalam UGD, dokter, tenaga keperawatan di dan Unit observasi dokumen mengenai Gawat Kepala Unit Darurat, dan Gawat petugas ketepatan identifikasi Pasien di Rumah apoteker.Hasil penelitian menunjukkan Sakit Umum GMIM Kalooran pelaksanaan Amurang,dari jawaban informan pasien di RSUD Dr.Sam Ratulangi mengatakan bahwa ketepatan Tondano sudah sesuai dengan standar identifikasi Pasien di Rumah Sakit akreditasi rumah sakit versi 2012. Umum Manajemen GMIM menggunakan Kalooran gelang Amurang identitas dan peranan setelah di observasi dari data dokumen ketepatan patiensafety sangat identifikasi memegang penting dalam peningkatan mutu pelayanan. Adanya 61 insiden yang merugikan pasien akan dengan jembatan keledai, namun dalam menyebabkan kerugian baik bagi pasien observasi maupun pihak rumah sakit. melalui telpon ditulis oleh penerima Astuti(2013) menganalisis perintah dokumen tulisaan perintah ditemukan lisan untuk Penerapan Manajemen Patien Safety perintah lisan belum dikonfirmasi oleh Dalam Rangka Peningkatan Mutu pemberi perintah dan hasil pemeriksaan Rumah Sakit oleh karena dokter spesialis di Rumah Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013. Sakit Umum GMIM Kalooran tidak Tujuan penelitian ini adalah untuk datang setiap hari sehingga sampai menganalisis tujuh langkah penerapan pasien pulang dokter yang memberi manajemen keselamatan pasien sebagai perintah upaya mengverifikasi didalam berkas rekam Pelayanan Di peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini menggunakan menunjukkan telpon belum medis. rancangan penelitian kualitatif. Hasil penelitian melalui Keselamatan menjadi isu global dan bahwa terangkum dalam lima isu penting yang penerapan manajemen pasien safety terkait di rumah sakit yaitu: keselamatan sudah terlaksana dengan baik, meliputi pasien (patient safety), keselamatan tujuh langkah penerapan manajemen pekerja pasien safety yang sudah terlaksana keselamatan bangunan dan peralatan di dengan kekurangan pada belum adanya rumah sakit yang bisa berdampak pertemuan rutin membahas keselamatan terhadap pasien, belum adanya timbal balik dari petugas, keselamatan lingkungan (green KKPRS, productivity) yang berdampak terhadap peran independen PMKP dalam secara menjalankan atau petugas keselamatan pencemaran kesehatan, pasien lingkungan dan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang tugasnya. terkait dengan kelangsungan hidup Yang rumah sakit. Lima aspek keselamatan EfektifDi Rumah Sakit Umum GMIM tersebut penting untuk dilaksanakan, Kalooran Amurang namun harus diakui kegiatan institusi Peningkatan Komunikasi Berdasarkan hasil mendalam dan mengenai peningkatan wawancara observasi rumah sakit dapat berjalan apabila ada dokumen pasien. komunikasi Pelaksanaan Standar Sasaran efektif, sudah cukup baik dengan Keselamatan Pasien di Unit Gawat menggunakan Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi situation background accessment recommendation (SBAR) Tondano 62 Sesuai dengan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 diteliti oleh bahwa diperbolehkan tidak melakukan Keles dkk (2015). Hasil penelitian pembacaan menunjukkan pelaksanaan pelaksanaan memungkinkan seperti di kamar operasi komunikasi efektif, sudah sesuai dengan dan situasi gawat darurat di IGD atau standar akreditasi rumah sakit versi ICU. 2012. kembali bila Penelitian Komunikasi efektif, yang tepat observasional tidak berjenis analitik, dengan waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang rancangan penelitian cross sectional dipahami oleh pasien, akan mengurangi dilakukan oleh Prajani (2015) yang kesalahan, dan mengevaluasi peningkatan keselamatan menghasilkan pelaksanaan sasaran pasien. keselamatan pasien (SKP) pada instalasi Komunikasi dapat berbentuk elektronik, rawat inap di RSUD Dr. Moewardi lisan, atau tertulis. Komunikasi yang Surakarta. Subjek penelitian terdiri dari mudah kesalahan 42 perawat pelaksana dan 60 pasien kebanyakan terjadi pada saat perintah rawat inap di Instalasi Rawat Inap diberikan secara lisan atau melalui Mawar RSUD Dr.Moewardi Surakarta. telpon. Komunikasi yang mudah terjadi Perawat kesalahan yang lain adalah pelaporan pengetahuan dan dilakukan observasi kembali sebanyak terjadi hasil pemeriksaan kritis, diberikan 25 kuesioner tindakan sasaran seperti melaporkan hasil laboratorium keselamatan pasien. Pasien dan keluarga klinik cito melalui telpon ke unit diberi kuesioner kepuasan. Hasil analisis pelayanan. deskriptif Rumah sakit mengembangkan menunjukkan pengetahuan secara kolaboratif perawat di Instalasi Rawat Inap Mawar suatu kebijakan RSUD Dr.Moewardi Surakarta tentang dan/atau prosedur untuk perintah lisan sasaran dan kategori tinggi (57,1%), pelaksanaan telepon termasuk: mencatat/ keselamatan sasaran secara lengkap atau hasil pemeriksaan kategori tinggi sebesar 50,0%, serta oleh pasien yang merasa puas terhadap perintah; kemudian pelayanan perintah atau hasil pemeriksaan; dan analisis mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah hubungan signifikan antara pengetahuan dituliskan dan dibaca ulang adalah dan pelaksanaan sasaran keselamatan akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pasien (p=0,002), selain itu juga ada pengidentifikasian hubungan signifikan antara pelaksanaan menjelaskan 63 bivariat 71,7%. pada penerima perintah membacakan kembali juga sebanyak pasien pada (memasukkan ke komputer) perintah penerima keselamatan pasien menunjukkan Hasil ada sasaran keselamatan pasien dengan dominan kepuasan pasien (p=0,024). dalam upaya keberhasilan keselamatan dan kunci bagi terwujudnya pelayanan yang bermutu dan aman. Peningkatan Keamanan Obat Yang Kedisiplinan, ketaatan terhadap standar, Perlu Diwaspadai (High-Alert) Di prosedur dan protokol, bekerja dalam Rumah tim, Sakit Umum GMIM kejujuran, keterbukaan, saling Kalooran Amurang menghargai adalah nilai dasar yang Berdasarkan hasil wawancara mendalam harus dan mengenai diperlukan dalam untuk mencapai tujuan peningkatan keamanan obat yang perlu yang telah ditetapkan. Seluruh tingkatan diwaspadai manajer observasi dokumen (High-Alert) Di Rumah dijunjung tinggi. dituntut Manajemen untuk memiliki Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang kemampuan menemukan bahwa mereka memiliki menjalankan daftar obat yang dimaksudkan dan obat Pemimpin bertugas membangun visi, tersebut hanya berada pada ruangan misi, tertentu, dilemari perubahan, menyusun strategi sehingga apabila setiap komponen dalam organisasi akan khusus disimpan dan dalam dikunci dan kepemimpinan fungsi manajerial. mengkomunikasikan digunakan harus double check tapi bekerja dalam keselamatan (Cahyono, 2008). observasi dokumen cara dan dengan ide memperhatikan penyimpanan obat higt alert tidak sesuai Obat-obatan menjadi bagian dari dengan kebijakan karena kelalaian dari rencana pengobatan pasien, manajemen perawat harus berperan secara kritis untuk ruangan yang masih menyimpan obat high alert diruangan. Keles dkk Pelaksanaan (2015) memastikan keselamatan pasien. Obat- menganalisis obatan yang perlu diwaspadai (high- Sasaran alert medications) adalah obat yang Standar Keselamatan Pasien di Unit Gawat sering Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi kesalahan/kesalahan Tondano event), Rumah penelitian Sesuai Sakit dengan Versi menunjukkan Akreditasi 2012. Hasil menyebabkan obat yang menyebabkan pelaksanaan terjadi serius (sentinel berisiko dampak yang tinggi tidak diinginkan (adverse outcome) seperti peningkatan keamanan obat yang perlu obat-obat diwaspadai sudah sesuai dengan standar kedengarannya mirip Nama Obat Rupa akreditasi rumah sakit versi 2012. dan Ucapan Mirip (NORUM) atau Look Powell (2004) menyatakan bahwa yang terlihat Alike SoundAlike (LASA). budaya keselamatan merupakan faktor 64 mirip dan Obat-obatan yang sering disebutkan untuk mencegah pemberian yang tidak dalam issue keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit disengaja/kurang hati-hati. konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium Kepastian klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, Prosedur, Tepat-Pasien Operasi Di kalium fosfat, natrium klorida lebih Rumah pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat Kalooran Amurang =50% atau lebih pekat-). Kesalahan ini Berdasarkan hasil wawancara mendalam bisa dan terjadi bila perawat tidak Tepat-Lokasi, Sakit observasi Tepat- Umum GMIM dokumen mengenai mendapatkan orientasi dengan baik di Kepastian unit pelayanan pasien, atau bila perawat Prosedur, kontrak tidak diorientasikan Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran terlebih Tepat-Lokasi, Tepat-Pasien Tepat- Operasi dahulu sebelum ditugaskan, atau pada Amurang, keadaan gawat darurat. Cara yang paling mengatakan untuk Tepat-Lokasi, Tepat- efektif Prosedur, untuk mengurangi atau jawaban Di informan Tepat-Pasien Operasi Di mengeliminasi kejadian tersebut adalah Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran dengan Amurang meningkatkan pengelolaan obat-obat diwaspadai proses yang melibatkan check list pasien dalam dan proses memindahkan penandaan operasi. Dan dalam observasi elektrolit konsentrat dari unit pelayanan dokumen sesuai yang di sampaikan pasien ke farmasi. informan, mereka menggunakan standar Rumah termasuk perlu memiliki sakit mengembangkan secara kolaboratif prosedur operasional yang di bkutikan suatu kebijakan dengan check list serta data pasien yang dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu sudah di lakukan tindakan operasi. diwaspadai Keles dkk (2015) menganalisis berdasarkan data yang ada di rumah Pelaksanaan sakit. Kebijakan dan/atau prosedur juga Keselamatan Pasien di Unit Gawat mengidentifikasi area mana saja yang Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi membutuhkan Tondano elektrolit konsentrat, Standar Sesuai dengan Rumah kamar operasi serta pemberian label penelitian secara dan kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, bagaimana penyimpanannya di area tepat-pasien operasi sudah sesuai dengan tersebut, sehingga membatasi akses standar akreditasi rumah sakit versi pada elektrolit 2012. 65 Versi Akreditasi seperti di instalasi gawat darurat atau benar Sakit Sasaran menunjukkan 2012. Hasil pelaksanaan Keselamatan pasien merupakan (illegiblehandwriting) dan pemakaian tanggung jawab semua pihak yang singkatan adalah merupakan faktor- berkaitan dengan pemberi pelayanan faktor kontribusi yang sering terjadi. kesehatan. Stakeholder mempunyai Rumah sakit perlu untuk secara tanggungjawab memastikan tidak ada kolaboratif tindakan yang membahayakan pasien. kebijakan dan/atau prosedur yang efektif Masyarakat, tenaga di dalam mengeliminasi masalah yang perawat, tenaga kesehatan, peneliti, mengkhawatirkan ini. Digunakan juga kalangan praktek berbasis bukti, seperti yang pasien, dokter, professional, lembaga mengembangkan akreditasi rumah sakit dan pemerintah digambarkan memiliki bersama Checklist dari WHO Patient Safety pasien (2009), juga di The Joint Commission’s dalam tanggung upaya jawab keselamatan di Surgical suatu (Ballard, 2003). Pasien safety menjadi Universal prioritas utama dalam layanan kesehatan Wrong Site, WrongProcedure, Wrong dan merupakan langkah kritis pertama Person untuk memperbaiki kualitas pelayanan operasi perlu melibatkan pasien dan serta berkaitan dengan mutu dan citra dilakukan atas satu pada tanda yang rumah sakit (Depkes, 2008). dapat Salah-lokasi, salah pasien dikenali. Preventing Penandaan Tanda itu lokasi harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator mengkhawatirkan /orang yang akan melakukan tindakan, dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. dilaksanakan saat pasien terjaga dan Kesalahan sadar jika memungkinkan, dan harus yang ini operasi, Surgery. for adalah sesuatu pada salah-prosedur, Protocol Safety adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat terlihat sampai saat akan disayat. antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam Pengurangan Risiko Infeksi Terkait penandaan lokasi (site marking), dan Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit tidak ada prosedur untuk verifikasi Umum GMIM Kalooran Amurang lokasi operasi. Di samping itu pula Berdasarkan hasil wawancara mendalam asesmen pasien yang tidak adekuat, dan penelaah ulang catatan medis tidak pengurangan adekuat, budaya yang tidak mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit komunikasi terbuka antar anggota tim Umum GMIM bedah, permasalahan yang berhubungan jawaban informan mengatakan untuk hal dengan tersebut resep yang tidak terbaca 66 observasi dokumen risiko mereka mengenai infeksi Kalooran terkait Amurang, mengikuti buku panduan hand dengan higiene menerapkan 5 dari WHO moment 44.000, sementara di New York 98.000 6 per tahun (IOM, 2000). Laporan tersebut langkah. Jadi setiap petugas kesehatan di mencerminkan bahwa Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran pasien diterapkan, Amurang semua melakukan 5 momen banyak dan 6 langkah termasuk mengedukasi menciptakan pelayanan kesehatan yang setiap pasien yang masuk rumah sakit. kurang bermutu. Menanggapi hal ini Dalam observasi dokumen sesuai yang Indonesia telah mendirikan KKP-RS di sampaikan informan yang di buktikan (Komite Keselamatan Pasien Rumah dari data yang di kumpulkan oleh tim Sakit) oleh PERSI (Perhimpunan Rumah pengumpul data. Sakit Indonesia) (Depkes, 2008). Keles dkk (2015) Pelaksanaan menganalisis Standar kurang KTD keselamatan sehingga yang akhirnya Keselamatan pasien merupakan Sasaran prioritas utama untuk dilaksanakan Keselamatan Pasien di Unit Gawat terkait dengan isu mutu dan citra Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi perumahsakitan (Depkes, 2006). WHO Tondano Akreditasi (World HealthOrganitation) tahun 2004 Rumah Sakit Versi 2012 darihasil mengumpulkan angka-angka penelitian penelitian menunjukkan pengurangan rumah sakit di berbagai Negara yaitu risiko Amerika, Sesuai infeksi dengan terkait pelayanan Inggris, Denmark dan kesehatan belum sesuai dengan standar Australia dan ditemukan KTD (Kejadian akreditasi rumah sakit versi 2012. Tidak Diharapkan) dengan rentang 3,2% – 16,6%. Keselamatan pasien merupakan langkah kritis untuk Pencegahan dan pengendalian pelayanan. infeksi merupakan tantangan terbesar Tercermin dari laporan Institute Of dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan Medicine (IOM) tahun 2000 tentang peningkatan KTD (adverse event) di rumah sakit kota infeksi Utah dan Colorado sebesar 2,9% dan pelayanan 6,6% KTD berupa meninggal dunia. Di merupakan kota New York KTD (adverseevent) pasien sebesar 3,7% dan 13,6% KTD berupa pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya meninggal dijumpai dalam semua bentuk pelayanan memperbaiki pertama kualitas dunia. Angka kematian biaya yang untuk mengatasi berhubungan dengan kesehatan keprihatinan besar bagi maupun profesional akibat KTD pada pasien rawat inap di kesehatan Amerika adalah 33,6 juta di tahun 1997, kemih, infeksi pada aliran darah (blood di kota Utah dan Colorado berkisar stream 67 termasuk para infections) infeksi dan saluran pneumonia (sering kali dihubungkan dengan berkas rekam medis untuk assessment eliminasi ulang bagi pasien yang mempunyai infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain resiko jatuh karna menurut mereka adalah cuci tangan (hand hygiene) yang beban kerja dari perawat yang tidak tepat. Pedoman hand hygiene bisa di sesuai dengan jumlah pasien sehingga baca ventilasi mekanis). Pokok di kepustakaan berbagai organisasi WHO, dan untuk nasional dan mereka tidak lakukan. intemasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif kebijakan prosedur menyesuaikan yang Jumlah untuk mengembangkan melakukan bermakna dan/atau assessment kasus sebagai jatuh ulang cukup penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks atau populasi/masyarakat yang mengadopsi petunjuk hand hygiene yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan sudah fasilitasnya, diterima secara umum untuk rumah sakit perlu implementasi petunjuk itu di rumah mengevaluasi risiko pasien jatuh dan sakit. mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi Pengurangan Risiko Pasien Jatuh Di bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan Rumah telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang jalan dan keseimbangan, serta alat bantu Berdasarkan hasil wawancara mendalam berjalan yang digunakan oleh pasien. dan Program tersebut harus diterapkan di observasi dokumen mengenai pengurangan risiko pasien jatuh di rumah sakit. Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang, mengatakan jawaban informan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi assessment awal dilakukan penilaian oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. risiko pasien jatuh, jadi untuk pasien Penyusunan dewasa dan greriatrik menggunakan kepadaNine Life-Saving Patient Safety sakala mors dan anak-anak skala humty Solutions dari WHO dumty serta menggunakan skor dan Safety (2007) yang digunakan juga oleh label warna kuning yang terus di pantau Komite Keselamatan Pasien Rumah setiap Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan di pasien Keselamatan pada hari semua Sasaran mana bila terjadi sasaran mengacu Patient perubahan maka di lakukan reasessmen, dari Joint tapi dokumen (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan ada bukti dalam Pasien adalah mendorong perbaikan dalam observasi ditemukan belum 68 Commission ini International spesifik dalam keselamatan pasien. Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi Sasaran menyoroti bagian-bagian yang Tondano bermasalah dalam pelayanan kesehatan Rumah Sakit Versi 2012 diteliti oleh dan menjelaskan bukti serta solusi dari Keles dkk (2015). Hasil penelitian konsensus berbasis bukti dan keahlian menunjukkan pelaksanaan pengurangan atas permasalahan ini. Diakui bahwa risiko pasien jatuh belum sesuai dengan desain sistem yang baik secara intrinsik standar akreditasi rumah sakit versi adalah untuk memberikan pelayanan 2012. kesehatan yang aman dan bermutu Hal ini diperkuat dengan teori Cahyono tinggi, sedapat mungkin sasaran secara (2008) bahwa nilai dan keyakinan yang umum difokuskan pada solusi-solusi harus dibangun meliputi pelaporan dan yang menyeluruh. pembahasan Dwiyanto (2007) dalam Sesuai diharapkan dengan setiap (KTD) Akreditasi kejadian tanpa tidak bersikap penelitiannya dengan judul “penerapan menyalahkan, hospital by laws dalam meningkatkan melibatkan pasien dalam pengambilan patient keputusan, safety di rumah sakit” bekerja secara tim, memandang suatu mengungkapkan bahwa tujuan utama permasalahan dalam kerangka sistem, dari adalah berani mengungkapkan kesalahan yang yang terjadi. Hal ini akan memberikan rasa oleh kesalahan akibat nyaman kepada petugas saat melaporkan keselamatan mencegah pasien terjadinya diakibatkan cidera melaksanakan suatu tindakan atau tidak insiden melaksanakan tindakan yang seharusnya dalam setiap insiden yang terjadi selalu diambil. Tujuan tersebut dapat ditempuh dicari akar permasalahan bukan semata- dengan mata menyalahkan pelaku. upaya peningkatan mutu pelayanan medis di rumah sakit yang karena Hal ini pemahaman diperkuat dengan dilakukan secara gotongroyong oleh pernyataan tenaga medis, staf kesehatan fungsional menyatakan dengan melakukan pelayanan medis mendiskusikan pengalaman dari hasil yang bermutu. Pelaksanaan audit medis analisis insiden. Diskusi dan pertemuan di rumah sakit merupakan salah satu secara rutin mempengaruhi pengetahuan upaya yang efektif dan efisien untuk staf tentang sejauh mana perkembangan melakukan pelaksanaan monitoring peningkatan kualitas pelayanan. Pelaksanaan sebagai Standar Depkes bahwa (2006) yang tim harus bahwa keamanan sarana berbagi pasien dan pengalaman Sasaran tentang insiden disetiap bagian. Menurut Keselamatan Pasien di Unit Gawat Cahyono (2008) yaitu langkah yang 69 dapat ditempuh program hanya berada pada ruangan tertentu, keselamatan pasien berjalan dengan disimpan dalam dilemari khusus dan optimal adalah dengan mengembangkan dikunci dan apabila digunakan harus sistem untuk mencegah dan mengurangi double kerugian. observasi potensial agar Dokumentasi cidera kejadian check. berfungsi untuk kemungkinan insiden kebijakan yang mungkin akan terjadi sehingga 4. Kepastian mengantisipasi obat Namun high dalam alert cara penyimpanan tidak sesuai dengan pencegahan dini dapat dilakukan. Tepat-Lokasi, Tepat- Prosedur, Tepat-Pasien Operasi Di Rumah Sakit Umum Amurang, GMIM KESIMPULAN Kalooran jawaban 1. Ketepatan identifikasi Pasien dalam informan mengatakan untuk Tepat- penerapan di Rumah Sakit Umum Lokasi, GMIM Kalooran Amurang dapat Pasien Operasi Di Rumah Sakit dikatakan cukup informan ketepatan Rumah Tepat-Prosedur, Tepat- baik, jawaban Umum GMIM Kalooran Amurang mengatakan bahwa sudah di lakukan dengan memiliki identifikasi Sakit Pasien Umum di check list dan memberikan edukasi GMIM pada pasien. Kalooran Amurang menggunakan 5. Pengurangan risiko infeksi terkait gelang identitas. 2. Peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit komunikasi yang Umum GMIM Kalooran Amurang, efektif, menggunakan SBAR dengan jawaban jembatan dalam untuk hal tersebut mereka mengikuti observasi dokumen rekam medis buku panduan hand higiene dari untuk perintah lisan melalui telpon WHO didapatkan tulisan tidak terbaca moment 6 langkah. keledai. Tapi kemudian ada perintah lisan dalam dengan Rumah oleh pemberi perintah Kalooran 3. Peningkatan keamanan obat yang Sakit pada Rumah penilaian Kalooran Amurang menerapkan 5 Umum Amurang, GMIM jawaban informan mengatakan semua pasien perlu diwaspadai (High-Alert) Di Umum mengatakan 6. Pengurangan risiko pasien jatuh di berkas rekam belum dikonfirmasi Sakit informan GMIM assesment risiko awal dilakukan pasien jatuh menemukan menggunakan skala dan label pada bahwa mereka memiliki daftar obat setiap pasien dan terus dipantau. yang dimaksudkan dan obat tersebut Tapi belum ada bukti dalam Rekam 70 Medis untuk assesmen ulang pada Agustus 2014 tentang Klasifikasi pasien resiko jatuh. dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta : Kementrian Kesehatan _________, 2012a. Peraturan Menteri Saran 1. Pertahankan dilakukan apa dan pelaksanaan 2. yang sudah Kesehatan dicapai dalam Nomor 012 Tahun 2012 tanggal sasaran 15 Maret 2012 tentang Akreditasi enam Rumah Umum GMIM Kalooran Amurang. Kementrian Kesehatan perhatikan bukti dokumentasi 4. Sakit. Indonesia keselamatan pasien di Rumah Sakit Jakarta __________.2012b. : Instrumen dalam berkas rekam medis dalam Akreditasi Rumah Sakit Standar hal ini perintah lisan melalui telpon Akreditasi. ditulis oleh penerima perintah harus Rumah Sakit. Edisi 1. Jakarta. terbaca kemudian diverifikasi setiap 3. Republik Komite Akreditasi __________.2011a. Peraturan Menteri hasil pemeriksaan oleh pemberi Kesehatan perintah dan hasil pemeriksaan Menkes/ Per/ VIII/ 2011 tentang Lakukan penyimpanan obat higt Keselamatan Pasien Rumah Sakit. alert sesuai kebijakan Jakarta : Kementrian Kesehatan Lakukan asesmen ulang pada RI Nomor 1691/ __________.2011b. Standar Akreditasi pasien bila ada perubahan kondisi Rumah atau Kesehatan Republik Indonesia. pengobatan dengan menggunakan sumber yang terkait serta lakukan evaluasi monitoring tentang Sakit. Kementrian Jakarta. dan _________. 2010. Peraturan Menteri keberhasilan Kesehatan Republik Indonesia pengurangan cedera akibat jatuh Nomor 340 Tahun 2010 tentang maupun dampak yang berkaitan klasifikasi rumah sakit. Jakarta : secara tidak sengaja. Kementrian Kesehatan _________.2009. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2016. Profil Rumah Sakit Umum GMIM Republik Indonesia Nomor 44 Kalooran Tahun 2009 tentang rumah sakit. Amurang Jakarta : Kementrian Kesehatan _________, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Undang-Undang Republik _________. 2008a. Peraturan Menteri Indonesia Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 56 Tahun 2014 tanggal 18 Nomor 129/ Menkes/II /2008 71 tentang Standar Pelayanan 2011.Universitas Minimal Rumah Sakit. Indonesia. Jakartahttp://lontar.ui.ac.id/file?fil _________. 2008b. Panduan Nasional e=digital/20298696- Keselamatan Pasien Rumah Sakit T29985Rizki%20Cinderasuci.pdf. (Patient Safety), Jakarta Keles, A. W., G. D Kandou, dan Ch. R. _________.2008c. Pedoman Pelaporan Tilaar. 2015. Analisis Insiden Keselamatan Pasien (IKP) Pelaksanaan Standar (Patient Safety Incident Report). Keselamatan Pasien Komite Gawat Darurat RSUD Dr. Sam Keselamatan Pasien Rumah Sakit _________. Sasaran di Unit Ratulangi Tondano Sesuai dengan 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Akreditasi Rumah Sakit Versi Republik 2012. JIKMU, Vol. 5/ 2, April Indonesia. No. Marshall dan A. Propublica. 2013. 496/MENKES/SK/IV/2005. Kesalahan Medis di Rumah Sakit Tentang. Pedoman Audit Medis Penyebab Kematian ke 3 di Di Amerika. Scientific Journal : Rumah Sakit. Jakarta : Kementrian Kesehatan Arsada Astuti, T. P. 2013. Analisis Penerapan Mustikawati, Y. H. 2011. Analisis Manajemen Pasien Safety Dalam Determinan Rangka Cedera Peningkatan Mutu dan Kejadian Kejadian Nyaris Tidak Pelayanan Di Rumah Sakit Pku Diharapkan di Unit Perawatan Muhammadiyah Surakarta Tahun Rumah 2013. Program Studi Kesehatan Jakarta. Tesis Program Magister Masyarakat Ilmu keperawatan. Fakultas Ilmu Fakultas Kesehatan Ilmu Universitas dalam Praktik Prajani, Pasien Kedokteran. 2015. Sasaran Evaluasi Keselamatan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Diharapkan S2 Bekasi Keperawatan FK UGM Yogyakarta. Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Medika H. Pada Instalasi Rawat Inap Di Dengan Metode Six Sigma di Anna Universitas Pasien (SKP) Cinderasuci, R. 2012. Perbaikan Angka Tidak A. Pelaksanaan Yogyakarta : Kanisius Kejadian Indah Indonesia. Jakarta Cahyono, S. B. 2008. Membangun Keselamatan Pondok Keperawatan. Muhammadiyah Surakarta Budaya Sakit Sitomurung, G. F., S. S. Donda., O. Tahun Jeffry., T. Anastina dan T. Elisa. 72 2011. Terjemahan: Commission Joint The International Acreditation. Standart Hospital. 4th ed. most critical unintended consequence of CPOE and other for HIT. Journal of the American PT.Gramedia Medical Jakarta Informatics Association. ;14(3):387– Sutanto, H. 2014. Analisis Implementasi 388. [PMC free article] [PubMed] Keselamatan Pasien Di Rumah Yulia, S. 2010. Pengaruh Pelatihan Sakit Umum Universitas Deli Medan. Sumatera Keselamatan Utara. terhadap Pemahaman Perawat Pelaksana Medan mengenai Penerapan Keselamatan Utarini, A. 2011. Pengembangan sistem regulasi Pasien mutu pelayanan Pasien di Rumah Sakit Tugu Ibu dan Depok. Tesis. Program Magister keselamatan yang optimal dan Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu responsive. UGM Jogjakarta Keperawatan. Weiner, J.P., T. Kfuri., K. Chan and J. B Indonesia. Depok. Fowles. 2007. “E-iatrogenesis”: 73 Universitas