BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi dan Enterprise Organisasi merupakan penataan sekumpulan orang secara disengaja yang berguna untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Organisasi harus memiliki tujuan dalam mengembangkan bisnis yang ada di organisasi. Pertama, organisasi memiliki tujuan yang terdefinisi. Tujuan ini biasanya dituangkan ke dalam sasaran-sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi. Kedua, sebuah organisasi terdiri dari orang-orang atau sumber daya manusia yang dapat melaksanakan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Ketiga, sebuah organisasi memiliki suatu bentuk struktur yang mengatur hak dan kewajiban para anggota nya dalam melaksanakan pekerjaan organisasi (Robbins 2010, p18). Pendekatan untuk melakukan strategi organisasi terdapat dua macam, yaitu menggunakan struktur organisasi terbuka dan fleksibel. Kedua, menggunakan struktur organisasi tradisional. Tetapi kebanyakan organisasi masa kini menerapkan struktur yang terbuka dan fleksibel, dimana tidak terdapat batasan-batasan pekerjaan yang kaku dan strata jabatan yang tegas. Contohnya seperti yang diterapkan Google, dengan pengaturan kerja yang fleksibel, tugas diberikan berbasis proyek, sistem komunikasi yang terbuka, dan kedekatan hubungan dengan para pemasok organisasi. Akan tetapi, terlepas dari pendekatan mana yang akan dipilih, paling penting yaitu suatu struktur kerja yang nyata mutlak diperlukan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien (Robbins 2010, p18). Kesimpulan yang dapat diambil dari teori yaitu, organisasi merupakan suatu kegiatan bersama, bertukar pikiran, bertukar ilmu, mengeluarkan pendapat, dan mau terlibat dengan peraturan yang ada untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Organisasi terbentuk karena adanya dorongan mencapai tujuan bersama, persamaan tujuan dan menyatukan beberapa individu ke dalam suatu kelompok dimana mereka dituntut untuk bekerja sama agar mencapai tujuan yang diinginkan. Elemen-elemen organisasi meliputi anggota, struktur organisasi, aturan, dan tujuan bersama. 5 6 Sebuah atau beberapa organisasi bisnis atau bagian dari organisasi yang melakukan aktivitasnya dinamakan enterprise, khususnya kegiatan bisnis agar memperoleh apa yang menjadi tujuannya dengan berdasarkan proses dan sumber daya yang dimiliki (Bernard, 2012, p31). 2.2 Visi dan Misi Organisasi bisnis yang unggul selalu memperhatikan visi dan misi nya. ketika visi dan misi perusahaan sudah jelas dan tertata, maka organisasi bersangkutan akan mudah untuk menyusun budaya kerja, nilai dasar, dan strategi bisnisnya. Dalam memperbincangkan visi dan misi, pertama kali harus tahu awal nya. Gagalnya organisasi dalam menyusun visi dan misi lantaran dari awal organisasi bersangkutan telah gagal dalam mengartikan visi dan misi. Visi dan misi sebatas dipahami sebagai rangkaian kata-kata yang harus ada di organisasi, tanpa tahu apa substansi dari rangkaian kata-kata tersebut. Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin dibangun, sedangkan misi yaitu alasan utama mengapa organisasi didirikan. Visi akan memuat cita-cita, keinginan, kemauan, dambaan, harapan, atau kerinduan (Agung 2007, p89). Sementara itu, misi memuat panggilan, makna dan mandat. Organisasi-organisasi unggul kelas dunia dapat dijadikan referensi tentang keberhasilan mereka mentransformasikan nilai penting dari visi dan misi yang kemudian mejadi jiwa dan roh organisasi yang bersangkutan (Agung 2007, p90). 2.3 Strategi Organisasi Terhadap Bisnis Untuk menjalankan bisnis, perusahaan membutuhkan strategi organisasi dan strategi bisnis yang akan dijalankan. Strategi organisasi merupakan gambaran organisasi untuk menentukan, mendefinisikan, mengkoordinasikan dan mengontrol proses kerja, karena strategi organisasi merupakan perencanaan yang akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai “Bagaimana perusahaan mengatur organisasi yang telah ada untuk mencapai tujuan dan pengimplementasian strategi bisnis?” (Pearlson 2009, p34). 7 Setelah melakukan strategi organisasi, perusahaan akan membuat strategi bisnis sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi terhadap ketentuan yang telah dilakukan pada saat membahas tentang strategi organisasi. Srategi bisnis dilakukan untuk memberitahukan tentang perencanaan, bagaimana bisnis dapat berjalan dengan baik dan diharapkan bisa mencapai sasaran sesuai keinginan (Pearlson 2009, p26). 2.3.1 Strategi Sistem Informasi strategi sistem informasi adalah sistem komputer pada setiap level yang ada pada organisasi yang mengubah tujuan, operasi, produk, pelayanan, atau hubungan antar lingkungan untuk membantu organisasi mengumpulkan keuntungan yang kompetitif (Laudon, 2004, p91). Strategi sistem informasi adalah sistem yang membantu sebuah organisasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif melalui kontribusinya terhadap strategi tujuan dari organisasi dan atau kemampuan untuk meningkatkan performance dan produktifitas secara signifikan (Turban, 2005, p15). Jadi penulisan karya ilmiah ini akan mengadopsi pengertian dari strategi sistem informasi menurut Tuban yaitu Sistem yang membantu sebuah organisasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif melalui kontribusinya terhadap strategi tujuan dari organisasi itu sendiri untuk meningkatkan perfomance dan produktivitas secara signifikan. 2.3.2 Strategi Teknologi Informasi Strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penempatan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi (Ward dan Peppard, 2002, p44). 2.4 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Perusahaan membutuhkan suatu sistem dan teknologi informasi pada era ini agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu suatu perusahaan harus menerapkan strategi sistem dan teknologi informasi. Sebelum menerapkan strategi sistem dan 8 teknologi informasi sebaiknya dilakukan perencanaan agar strategi sistem dan teknologi informasi dapat berjalan dengan baik dan membantu kemajuan perusahaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang meilibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, termasuk alokasi sumber daya yang diperlukan, jadwal kerja serta tindakantindakan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Robbins and Coulter, 2005, p160). Untuk menerapkan strategi sistem dan teknologi informasi dilakukan melalui langkah-langkah kompetitif dan pendekatan-pendekatan bisnis yang digunakan oleh manager untuk menarik dan memuaskan pelanggan, bersaing, mengembangkan bisnis, melaksanakan operasional sehari-hari dan mencapai tujuan yang ditargetkan (Thomson & Strickland, 2005,p1). Dalam melakukan proses bisnisnya suatu perusahaan harus memiliki sistem. Sistem merupakan sekelompok objek yang terdiri dari orang, sumber, konsep dan prosedur yang berinteraksi untuk menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan (Satzinger, Jackson, dan Burd 2008, p6). Selain itu pula untuk berinterakasi dan melakukan suatu proses perusahaan akan membutuhkan informasi yang merupakan data yang telah di organisasikan sehingga data tersebut telah memiliki arti dan nilai untuk pengguna (Rainer, p10). Suatu perusahaan yang besar akan memiliki berbagai jenis informasi dan informasi tersebut mungkin hanya dapat digunakan atau diakses oleh pihak khusus. Untuk itu diperlukan sistem informasi. Dengan adanya sistem informasi, maka segala informasi yang ada di perusahaan dapat dikumpulkan, diproses, disimpan, dianalisa ,dan digunakan untuk tujuan tertentu (Rainer p38). Untuk penerapan strategi sistem informasi maka akan dibutuhkan suatu alat bantu yang berbasis computer untuk membantu pekerjaan yang membutuhkan informasi, dengan mendukung informasi tersebut agar mampu memberi nilai lebih untuk perusahaan dan membantu kebutuhan proses informasi dalam perusahaan. Hal ini adalah teknologi informasi. 9 2.5 Management Information System Perusahaan tentu saja harus memiliki suatu pihak yang mampu mengkoordinasi dan mengawasi aktifitas pekerja sehingga aktifitas mereka dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien. Pihak yang dimaksud adalah manager (Robins & Couter 2012, p36). Agar proses yang dilakukan manager ini dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan suatu sistem yaitu Management information system yang merupakan sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia untuk user dengan kebutuhan yang sama. 2.6 Metodologi Penelitian Survei Metode penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran (Santoso, Gempur, 2005, p1). Metode penelitian adalah cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. (Sarwono 2006, p15). Jadi menurut penjelasan diatas maka disimpulkan bahwa metodologi penelitian survei dipergunakan untuk menemukan masalah dan mencari solusi-solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. 2.7 Manufaktur Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar (Heizer, dkk 2005). Teknik manufacturing merupakan perancangan proses produksi sebuah produk. Teknik produksi atau manufaktur mempelajari semua hal yang berhubungan dengan proses produksi, termasuk beberapa fungsi dibawah ini (Turner, 2000:53), yaitu : 1. Mengevaluasi dapat tidaknya suatu produk diproduksi. 10 2. Memilih jenis dan menentukan parameter dari proses produksi tersebut, seperti komponen yang digunakan, alat potong, kedalaman pemotongan dan lain-lain. 3. Merancang peralatan pembantu pekerjaan yang berfungsi untuk menjamin dan mengatur posisi dari benda kerja pada saat berlangsungnya proses produksi. 4. Mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk produksi sebuah komponen dari sebuah produk. 5. Menjamin kualitas dari produk yang diproduksi. Disamping beberapa fungsi diatas terdapat beberapa aktifitas yang termasuk operasi produksi yang berhubungan dengan perencanaan dan control produksi adalah membuat analisa persediaan dan membuat perencanaan kebutuhan komponen. Saat ini perkembangan danperubahan teknik produksi ini sangat cepat. Untuk meningkatkannya lagi merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Dimasa yang akan datang seorang engineer akan menghabiskan 5%-25% dari waktunya untuk mempelajari teknologi baru. Komputerisasi, sistem pengendalian yang terintegrasi dan koordinasi kegiatan manufaktur merupakan area yang sangat cepat mengalami perubahan. 2.8 Supply Chain Management (SCM) Supply Chain adalah suatu arus atas material, informasi, uang, dan layanan dari pemasok yang berupa barang mentah melalui pabrik dan gudang yang kemudian sampai pada pelanggan (Reiner 2011, p331). Fungsi dari supply chain management (SCM) adalah untuk merencanakan, mengatur, dan mengoptimasi segala jenis aktifitas yang dilakukan dalam supply chain. Tujuan dari sistem supply chain management adalah untuk mengurangi masalah atau gangguan dalam supply chain. 11 2.9 ICT (Information Communications Technology) Informasi, komunikasi, dan teknologi merupakan peran penting dalam perusahaan dan ketiga hal tersebut hatus saling terintegrasi. Untuk melakukan prosesnya suatu perusahaan tentu saja harus melakukan komunikasi, untuk melakukan komunikasi dibutuhkan informasi, dan agar kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah maka dibutuhkanlah teknologi. Komunikasi merupakan suatu proses sosial dimana setiap individual menyatakan pesan untuk memberi arti pada kehidupan mereka. Proses ini adalah proses yang dilakukan secara terus menerus dan manusia tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi dengan orang lain (West and Turner 2007 p5). Arti ICT itu sendiri adalah Information and Communication Technology yang mengarah kepada kombinasi atas pembangungan dan servis industri untuk menangkap, membagi, dan menampilkan data dan informasi secara elektronik (OECD 2002 :18 SAITIS 2000:3). ICT merupakan suatu proses digital dan penggabungan informasi dari penggunaan elektronik komputer. Hal yang dilakukan seperti penyimpanan, pengambilan, pengubahan, dan penyebaran informasi (Ifueko Omoigui Okauru, 2011). Suatu pembelajaran, desain, pengembangan, aplikasi, implementasi, mendukung atau mengatur sistem informasi berbasis komputer. (Chandler, Daniel; Munday, Rod, iaugust 2012). Suatu pembangunan yang berhubungan dengan pemakaian komputer dan peralatan komunikasi untuk menyimpan, mengambil, menyebar, dan memperbanyak data. (Daintith, John, ed. 2009). 2.10 Critical Failure Factors Research Dalam beberapa dekade terakhir ini banyak penelitian yang dilakukan mengenai critical success factor maupun critical failure factor dalam mengimpletansikan IT dalam sebuah perusahaan. Faktor-faktor tersebut merupakan penentu apakah implementasi yang akan dilakukan dalam sebuah perusahaan akan berjalan dengan lancar ataupun akan mengalami kegagalan. Berikut adalah tabel 2.1 dimana merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan mengenai critical failure factor dalam implementasi IT di dalam perusahaan : 12 Tabel 2.1 Critical Failure Factors No. Critical Failure Factors in the IT-enablement of a supply chain 1. Lack of change management 2. Excessive customization 3. Dilemma of internal integration 4. Poor understanding of business implication and requirements 5. Poor data quality 6. Lack of top management support 7. Hidden cost 8. Misalignment of IT with business 9. Limited training Sumber: An ISM-based Analysis Journal Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Misalignment of IT with businesss dan poor data quality merupakan salah satu critical failure factor dalam implementasi IT. Poor data quality tersebut dialami perusahaan ketika komunikasi yang terjalin dalam perusahaan tidak berjalan secara efektif dan Misalignment of IT with Business dialami perusahaan ketika IT Infrastructure dalam perusahaan tidak sesuai dengan visi misi perusahaan yang akan dicapai. 2.11 Entreprise Architecture Enterprise Architecture dapat membantu organisasi dalam membangun suatu perencanaan dan mengambil keputusan. Enterprise Architecture adalah suatu analisis dan dokumentasi dari sebuah perusahaan pada keadaan saat ini (Current Architecture) dan keadaan masa depan (Future Architecture) dari perspektif strategi, bisnis, dan teknologi yang terintegrasi. EA dapat dikatakan sebagai blueprint dari seluruh sistem informasi dan hubungannya dalam seluruh bagian perusahaan (Bernard, 2005). EA = S + B + T Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology 13 2.11.1 Current Architecture Current Architecture merupakan kumpulan dari artifak EA dan mendokumentasikan komponen EA yang sudah ada. Current EA merupakan suatu hal yang penting di dalam perusahaan karena dapat menetapkan sumber daya (termasuk IT) yang digunakan di dalam line of business untuk membantu mencapai tujuan strategi. 2.11.2 Future Architecture Future Architecture merupakan bentuk kompenen EA baru yang telah dimodifikasi dan telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk lebih fokus dalam pencapaian atau untuk memberikan dukungan berupa gagasan berupa strategi baru, persyaratan operasional atau solusi dalam pengembangan teknologi. Gambar 2.1 Current-Future Architecture View 2.11.3 Framework EA Framework EA yaitu informasi dari struktur organisasi untuk mendefinisikan dan ruang lingkup dari arsitektur. Framework EA terdiri dari : 1. Goals & Initiatives 2. Process & Services 3. Data & Information 14 4. System & Application 5. Networks & Infrastructure Pada EA framework terdapat artifak-artifak yang merupakan dokumentasi yang menggambarkan komponen, termasuk laporan, diagram, grafik, spreadsheet, file video, dan jenis – jenis informasi yang dapat dicatat. 1. EA Goals & Initiatives Goals & Initiatives berada pada level atas dari EA3 Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan arah stategis (strategic direction), tujuan (goals), initiatives, serta memberikan penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa TI akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas dari tujuan dan misi perusahaan, pernyataan singkat dan jelas dari keberhasilan visi. Gambar 2.2 Enterprise Architecture EA3 Cube( Goals & Initiatives ) Berikut merupakan artifak dari Goals and Initiatives : S–1 Strategic Plan Perencanaan strategi yang membutuhkan kebijakan tingkat tinggi dan dokumen perencanaan perusahaan yang menggunakan arah strategi kompetitif, dan tujuan terpenting mengadakan program program proyek (inisiatif strategis) yang menjadi 15 rencana strategis dalam mencakup periode masa depan perusahaan untuk 3-5 tahun mendatang. Penjelasan : Rencana strategi dibutuhkan artefak EA komposit yang saling berkaitan dan mengarahkan tujuan (goals) perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa datang dengan membuat beberapa perencanaan seperti: 1. Memberikan pernyataan visi dan misi yang singkat yang mengarah pada tujuan dan arah perusahaan. 2. Mengembangkan pernyataan arah strategis yang sesuai dengan tujuan perusahaan, memastikan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnis, memungkinkan untuk fleksiblitas dalam menjalankan bisnis, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif. 3. Merangkum hasil dari analisis SWOT yang didasarkan pada pernyataan arah tujuan strategis dan mengidentifikasi kekuatan perusahaan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hal ini akan lebih rinci dibahas pada S-2 SWOT analysis. 4. Merangkum asumsi situasi dan perencanaan untuk “konsep operasi” yang terdapat di dalam skenario CONOPS yang mendukung pada arah strategi perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup kegiatan perusahaan saat ini yang menggambarkan pada tingkat tinggi koordinasi kegiatan yang sedang berlangsung. S-2 SWOT Analysis Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) disebut juga dengan analisis KEKEPAN (KEkuatan, KElemahan, Peluang, ANcaman) digunakan untuk menilai segala kekuatan dan kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan, kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi (Jogiyanto 2005, p47). Analisis SWOT ini dilakukan dengan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Agar dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara bersamaan serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini terbagi dalam 4 komponen dasar yaitu: 16 S Strengths : merupakan kekuatan dari organisasi. W Weakness : merupakan kelemahan dari organisasi. O Opportunity : merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang. T Threat : merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa mendatang. (Rangkuti 2006,p18-p19). Gambar 2.3 Analisis SWOT Matriks SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi (Rangkuti 2006,p31). Cara membuat Matriks SWOT adalah dengan menggunakan faktor faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah dijelaskan dalam table EFAS dan IFAS, yaitu dengan mentransfer peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta mentrasfer kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS kedalam sel yang sesuai dalam matriks SWOT 17 (seperti tertera dalam tabel). Kemudian dengan membandingkan faktor faktor strategis tersebut selalu diberikan empat set kemungkinan alternative strategi (SO,ST,WO,WT) : a. Strategis SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesarbesarnya. b. Strategi ST : strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategis WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategis WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Tabel 2.2 Diagram SWOT S-3 Concept of Operations Scenarios Konsep skenario operasi berisikan narasi dokumen yang menjelaskan bagaimana kegiatan perusahaan beroperasi saat ini atau kegiatan operasi beberapa tahun yang akan datang dengan beberapa faktor-faktor tertentu internal dan external yang di identifikasi dalam analisis SWOT dengan asumsi perencanaan. 18 S-4 Operation Diagram Sebuah konsep operasi (CONOPS) diagram yang digambarkan dengan gambaran tingkat tinggi grafis dari rincian fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan, atau dari beberapa wilayah tertentu. 2. EA Product & Services Product & services berada pada level kedua dari EA3 framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa dari enterprise dan merupakan kontribusi dari dari teknologi yang mendukung proses bisnis perusahaan. Istilah “business services” digunakan untuk proses yang berarti dan prosedur untuk menyelesaikan misi dan tujuan dari perusahaan, apakah itu untuk bersaing di sektor swasta, menyediakan pelayanan umum, edukasi, memberikan pelayanan medis, memberikan kemampuan pertahanan. Perencanaan strategis membantu secara langsung dan memprioritaskan berbagai layanan bisnis dan aktivitas pengiriman produk didalam perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan bergerak secara kolektif berdasarkan arah strategis yang sudah ditetapkan dalam rencana strategis. Gambar 2.4 Enterprise Architecture EA3 Cube (Product & Services) 19 B-3 Swim Lane Process Diagram Stakeholder menunjukkan bagaimana diagram aktivitas para bagian divisi (orangorang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang terlibat dengan lini proses bisnis, dan waktu interaksi yang diperlihatkan pada diagram dengan menggunakan format “swim lane” untuk mengatur barisan stakeholder, dan jangka waktu menurut kolom serta overlay kegiatan dengan simbology flowchart. Gambar 2.5: contoh Swim Lane Process Diagram B-4 Business Process Diagram Diagram proses bisnis yang menunjukkan rincian dari suatu kegiatan dan saling berhubungan dengan orang lain. Diagram D-4 mengikuti IDEF-0 yaitu teknik pemodelan untuk menunjukkan data input, kontrol, output, dan mekanisme untuk setiap langkah dalam proses kegiatan bisnis. Gambar 2.6 Business Process Diagram 20 B-6 Use case narrative & diagram Sebuah narasi use case dengan pemodelan terpadu language (UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder (actor), dan aturan bisnis di dalam interaksi mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi pengembangan dan perencanaan Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram 3. EA Data & Information Data & information berada pada level ketiga dari EA3 framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui dokumen strategi teknologi informasi yang diikat kedalam perencanaan strategi teknologi informasi atau perencanaan bisnis. Tujuan strategi teknologi informasi adalah untuk membangun sebuah pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah, serta menyebarkan informasi ke seluruh perusahaan. 21 Gambar 2.7 Enterprise Architecture EA3 Cube (Data & Information) D-5 Logical Data Model Model data semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur tradisional dan simbology (diagram hubungan entitas) atau dapat menggunakan metode object-oriented dan simbology dari bahasa pemodelan (UML) yang menghasilkan diagram kelas atau diagram object. Gambar 2.8 Logical Data Model D-2 Activity/Entity Matrix Matriks kegiatan entitas adalah pemetaan yang dikembangkan oleh entitas data yang terkait dengan kegiatan usaha. Sering disebut “CRUD” matrix karena mengidentifikasi jenis 22 dasar dari transformasi yang dilakukan pada data (create, read, update, delete) melalui proses bisnis. D-3 Data Dictionary Database menyediakan daftar komprehensif dari entitas data yang dikumpulkan oleh perusahaan, termasuk standard bidang atribut, kunci, dan hubungan. D-4 Object State Transition Diagram Diagram state transition menggunakan notasi dari UML untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup objek data tertentu. Diagram ini menunjukkan suatu perubahan atribut, penghubung, dan behavior dari objek yang merupakan hasil dari sebuah aktivitas system internal dan eksternal yang memicu suatu perubahan. Gambar 2.9 Contoh Object State Transition Diagram 4. EA Systems and Applications System & applications berada pada level keempat dari EA3 framework dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan aplikasi yang digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan TI 23 tergantung pada perubahan di tingkat atas dari EA3 framework (business services atau information flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem atau aplikasi yang tercermin dalam arsitektur masa depan. Gambar 2.10 Enterprise Architecture EA3 Cube (Systems and Applications) SA-2 System Communication Description Artefak S-2 tampilan diagram pada S-1 Sistem dengan memberikan deskripsi tentang bagaimana data dikomunikasikan antara sistem di seluruh perusahaan, dan termasuk spesifik tentang jaringan, dan media. Gambar 2.11 Contoh System Communication Diagram 24 SA-4 System Data Flow Diagram Data flow diagram Sistem ini lebih dikenal sebagai "Data flow diagram" dan dimaksudkan untuk menunjukkan proses dalam suatu sistem pertukaran data, dan bagaimana pertukaran terjadi. Artefak SA-4 menunjukkan Diagram-4 B Proses Bisnis, dan untuk menunjukkan detail tambahan. Gambar 2.12 Contoh System Data Flow Diagram 5. EA Networks and Infrastructure Network & infrastucture berada pada level kelima dan merupakan level bawah dari EA3 framework dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host sistem, aplikasi, website, dan database (basis data). 25 Gambar 2.13 Enterprise Architecture EA3 Cube (Networks and Infrastructure) NI-1 Network Connectivity Diagram Konektivitas jaringan diagram menunjukkan koneksi fisik antara suara perusahaan, data, dan jaringan video termasuk eksternal wide area network (WAN) dan local area network (LAN) juga disebut "extranet" dan "intranet". 26 Gambar 2.14 Contoh Network Connectivity Diagram 6. Security/Standards/Workforce Security Keamanan adalah hal yang paling efektif bila bagian integral dari program manajemen EA dan metodologi dokumentasi. Sebuah Program Keamanan yang komperehensif TI telah fokus pada beberapa elemen yang termasuk: informasi, personil, operasi dan fasilitas. Agar lebih efektif, keamanan TI harus bekerja di semua tingkat dari kerangka EA dan di dalam semua komponen EA. Artifak yang digunakan adalah : 27 Security Plan Rencana keamanan menyediakan baik deskripsi tingkat tinggi dan rinci program keamanan yang berlaku di seluruh perusahaan. Ini termasuk fisik, data, personal dan unsur-unsur keamanan operasional dan prosedur. Standards Salah satu fungsi paling penting dari EA adalah menyediakan standar teknologi yang terkait di semua tingkatan dari kerangka EA. EA harus dapat diterima internasional, nasional, dan standar industri dalam rangka untuk mempromosikan penggunaan non-proprietary commercial solution dalam komponen EA. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan integrasi komponen EA, serta lebih baik mendukung komponen yang digantikan atau dikeluarkan bila diperlukan. Technology Forecast Sebuah ramalan teknologi mendukung dan menghubungkan dengan ST-1teknologi standar profil. Sebuah dokumen ramalan teknologi diharapkan merubah semua standar yang ada di dalam ST-1 artifak. Dimana masa yang terjadi sekarang atau yang terjadi kapan saja. 1. Diharapkan merubah suatu teknologi yang berhubungan dengan standard dan konvensi. 2. Identifikasi critical teknologi standar, kelemahan dan dampak dari perubahan sebuah arsitektur. 3. Berisi prediksi spesifik tentang ketersediaan suatu kemunculan standar, dan hubungan tentang spesifik suatu sistem atau kerangka elemen aplikasi. 28 Tabel 2.4 Contoh Technology Forecast Technology Forecast Forecast Area Short Term (next 12 Months) Mid-Term (12-24 Months) Macrovox GT Basic Operating System will be supported until late 2007 Macrovox GT-2 will be launched in early 2006 Operating Systems Office Automation Suite Kona Big Suite upgrade finished in early 2005 Desktop PCs Gell 2000 became standard in 2004, installed in 70% of desktops; will be 100% in mid-2005 15” color CRTs being replace to 21” color LCDs as desktops are replaced 100% in mid 2005 5 Gigabyte PCMCIA type 2 card available Desktop Monitor Persistent Storage Kona Big Suite II is due out in late 2005, will provide xml data exchange between application and a bundled graphics and photo editor Gell 2000 units will remain LCD units will remain 10GB card expected Long Term (2-3 Years Away) Linux is gaining in capability and reability, should consider migration to Linux in mid 2007 as an alternative to macrovox GT update Kona Project X is going to incorporate a database application Conduct vendor fly off in early 2006 based on updated application and performance requirements Conduct vendor will fly in early 2006 based on desktop PC compability and user requirements 40+GB cards Workforce Salah satu sumber daya terbesar yang dimiliki perusahaan adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa staf TI terkait keterampilan, dan persyaratan pelatihan yang mengidentifikasikan beberapa level dalam kerangka EA dan solusi yang sesuai adalah yang tercermin dalam arsitektur masa depan. Rencana tenaga kerja TI mungkin adalah cara terbaik untuk mengartikulasikan bagaimana modal manusia akan dipekerjakan dalam memungkinkan kemampuan teknologi, yang mendasari layanan bisnis dan arus informasi. Artifak yang digunakan antara lain : 1. Workforce Plan Workforce plan memberikan penjelasan tentang bagaimana sumber daya manusia di perusahaan tersebut di kelola perusahaan dengan baik dan dapat mencapai ke tingkatan yang lebih tinggi di dalam perusahaan. Workforce plan termasuk strategi untuk 29 perekrutan ,retention, dan pengembangan profesional pada tingkatan eksekutif, manajemen, dan staf di dalam perusahaan. 2. Organization Chart Struktur organisasi menunjukkan bagaimana posisi dan personal organisasi di diagram hirarkis dan format matriks. Struktur organisasi membantu untuk menunjukkan lini otoritas, hubungan kerja, serta kepemilikan sumber daya, produk dan proses. Gambar 2.15 Contoh Organization Chart 30 2.12 Analisis 5 Persaingan Menurut Porter Perusahaan menggunakan model Porter ini untuk mengembangkan strategi agar selalu berada di puncak persaingan. Model Porter ini juga mendemonstrasikan bagaimana IT dapat membuat perusahaan menjadi lebih berkompetitif. Model ini menunjukan 5 kekuatan utama dalam perusahaan yang sangat harus diperhatikan yaitu: 1. Ancaman masuknya pendatang baru Ancaman atas adanya pendatang baru akan tinggi jika perusahaan tidak mempunyai batasan atas masuknya pendatang baru. Batasan ini dapat berupa jasa pelayanan atau produk yang tidak dimiliki perusahaan lain. Jika perusahaan tidak memiliki batasan, maka adanya pendatang baru menjadi ancaman yang dapat mengurangi pendapatan. 2. Kekuatan tawar menawar dari pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok akan tinggi jika pembeli tidak memiliki banyak pilihan pemasok. Kekuatan tawar menawar pemasok akan rendah jika pembeli memiliki banyak pilihan pemasok. Karena itu akan lebih baik jika perusahaan memiliki banyak pilihan supplier sehingga perusahaan berada dalam posisi yang kuat untuk tawar menawar harga serta kualitas barang. 3. Kekuatan tawar menawar dari pelanggan Kekuatan tawar menawar pelanggan akan tinggi jika pelanggan memiliki banyak pilihan penjual. Sedangkan bila pelanggan tidak memiliki banyak pilihan pembili maka kekuatan tawar menawar pelanggan akan rendah. Hal ini dipengaruhi oleh perusahaan untuk mempengaruhi tawar menawar terhadap pembeli 4. Ancaman adanya barang atau jasa pengganti Jika terdapat banyak barang pengganti maka barang pengganti tersebut memiliki nilai ancaman yang besar bagi perusahaan dan akan kecil jika tidak terdapat banyak barang pengganti. Pelanggan akan beralih pada barang pengganti yang lebih mudah didapat dan murah serta dengan kualitas yang bagus. Untuk itu perusahaan harus dapat terus memberikan harga yang murah,pelayanan yang mudah, dan kualitas yang bagus agar pelanggan tidak beralih ke barang pengganti. 31 5. Ancaman pesaing dalam sesama industri Ancaman pesaing akan tinggi jika persaingan sedang ketat terhadap banyak pesain yang ada dalam sesama industri. Ancaman pesaing akan rendah jika tidak terdapat banyak pesaing dan persaingan tidak ketat. Perusahaan harus mampu menjaga segala informasi tentang strategi bisnis yang ada agar tidak digunakan oleh pesaing. Karena jika perusahaan pesaing mempunyai strategi yang sama maka akan muncul persaingan.(Reiner, p45) Gambar 2.16 Ancaman Pesaing Sesama Industri 2.13 Analisis PEST (Political, Economical, Sociocultural, and Technological) PEST merupakan sebuah alat bantu analisa yang digunakan untuk mengenalisa lingkungan (environment) sebelum sebuah perusahaan memulai proses pemasaran. Di dalam organisasi pemasaran, ada beberapa lingkungan yang menyokong organisasi tersebut (Carpenter dan Sanders, 2007, p92), diantaranya : 1. Lingkungan internal, seperti karyawan, teknologi, upah, keuangan, dll. 2. Lingkungan mikro, seperti konsumen, agen dan distributor,pemasok,kompetitor, dll. 3. Lingkungan makro, seperti politik (termasuk hukum), ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. 32 Hal- hal yang disebutkan diatas dapat mempengaruhi PEST. Yang termasuk dalam PEST itu sendiri adalah : 1. Faktor Politik (Political Factor) Politik memiliki pengaruh yang cukup besar terutama pada penetapan regulasi, dan kekuatan pembelanjaan (spending power) dari konsumen dan bisnis lainnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor politik ini. 1. Kestabilan lingkungan politik 2. Kebijakan pemerintah yang mengatur regulasi dan pajak dari bisnis, 3. Posisi pemerintah dari etika marketing, 4. Kebijakan pemerintah dalam mengatur ekonomi, 5. Pandangan pemerintah terhadap budaya dan agama, 6. Partisipasi pemenrintah dalam perjanjian dagang, seperti EU, NAFTA, ASEAN, atau yang lainnya. 2. Faktor Ekonomi ( Economic Factors ) Pemasar hanya mempertimbangkan keadaan ekonomi dagang jangka pendek dan panjang. Hal – hal yang harus dipertimbangkan antara lain : 1. Tingkat suku bunga dan tingkat inflasi. 2. Prospek jangka panjang ekonomi berdasarkan GDP (Gross Domestic Product). 3. Faktor Sosial dan Budaya (Sociocultural Factors) Keadaan sosial dan budaya dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, dan memiliki pengaruh yang berbeda pada tiap negara. 1. Dominasi agama. 2. Penerimaan konsumen terhadap produk dan jasa dari luar negeri. 3. Pengaruh bahasa terutama penanaman produk ketika masuk ke pasar. 4. Rentang waktu yang diperoleh pelanggan untuk mendapat kepuasan. 5. Peranan pria dan wanita di dalam masyarakat. 6. Lama hidup dari populasi dan kesejahteraan masyarakat. 7. Tanggapan masyarakat terhadap masalah alam. 33 4. Faktor Teknologi ( Technological Factors ) Teknologi memiliki peranan vital dalam meningkatkan kemampuan bersaing. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain : 1. Teknologi membuat produk dan jasa menjadi murah, dan meningkatkan kualitas, 2. Teknologi menawarkan produk dan jasa yang inovatif seperti internet banking, mobile, 3. Teknologi mempengaruhi jalur distribusi, seperti internet, tiket penerbangan, lelang, 4. Teknologi memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam berkomunikasi dengan konsumen, seperti melalui CRM, dan lain – lain. 2.14 RFID (Radio Frequency Identification) Untuk mendukung prosesnya supply chain dibutuhan suatu alat bantu yang mempermudah alur barang dan informasi agar proses alur barang dapat dengan cepat dan tepat sampai pada pihak yang dituju. Maka dari itu digunakanlah RFID (Radio Frequency Identification). Teknologi RFID memungkinkan pelacakan benda fisik tanpa keterlibatan manusia secara langsung. Melalui berbagai inisiatif, seperti misalnya pada Wal-Mart. RFID telah menunjukkan nilai yang besar untuk otomatisasi operasi bisnis (Miles, 2010, p113). Teknologi Auto-ID termasuk kode bar, pembaca karakter optik dan beberapa teknologi biometrik, seperti scan retina. Teknologi auto-ID telah digunakan untuk mengurangi jumlah waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk input data secara manual dan untuk meningkatkan akurasi data. Beberapa teknologi auto-ID, seperti sistem bar code, sering membutuhkan seseorang untuk secara manual memindai label atau tag untuk menangkap data. RFID ini dirancang untuk memungkinkan pembaca untuk menangkap data pada tag dan mengirimkan ke sistem-tanpa komputer membutuhkan orang untuk terlibat. Berikut merupakan beberapa contoh dari komponen RFID : 1. Tag RFID adalah microchip kecil yang menempel ke antena, biasanya tertanam sebagai bagian dari label tempel yang dapat memiliki kode bar dan informasi terbacamanusia yang tercetak di atasnya. tag bisa read-only atau read-write dan membawa kode identifikasi unik (EPC). Ukuran mulai dari telapak seseorang untuk kepala peniti, yang berisi chip frekuensi radio kecil digabungkan ke mikroprosesor. Frekuensi radio 34 yang digunakan untuk mentransfer data. Tag berisi memori portabel (biasanya 8k ke 256k) dalam read-only atau read / write modus dan biasanya melekat pada item tertentu. dalam beberapa situasi, transciver dan tag beroperasi sebagai satu kesatuan. 2. RFID Reader merupakan hardware yang mentransmisikan dan menerima sinyal radio dari tag RFID. pembaca commnicate melalui antena yang menyertainya. Pembaca frekuensi radio yang digunakan untuk mengirim informasi ke tag dan menerima kembali data dari tag. Pembaca berkomunikasi dengan tag melalui antena, menerima perintah dari perangkat lunak aplikasi, mengubah gelombang radio menjadi informasi digital, dan menyediakan pasokan listrik untuk tag pasif. 3. Aplikasi perangkat lunak untuk melakukan fungsi tertentu, seperti melacak produk dan persediaan, menempatkan menata ulang, atau mengeluarkan intructions untuk memperlengkapi (Poirier & McCollumn, 2005, p7).