BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut Oetomo (2006: 7), perencanaan adalah proses dimana manajer memikirkan dan menetapkan sasaran sebagai tindakan berdasarkan beberapa metode yang diperlukan untuk mencapainya. Proses tersebut merupakan suatu cara sistematik yang diterapkan untuk melakukan kegiatan. Menurut Terry dan Rue (2003: 9), perencanaan adalah menentukan tujuantujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah proses menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan bagaimana pencapaiannya. 2.1.2 Pengertian Strategi Menurut Rangkuti (2006: 183), strategi adalah perencanaan induk yang komprenhensif yang menjelaskan tentang bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut David (2006: 16), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya organisasi dalam jumlah yang besar. Strategi juga mempengaruhi kemakmuran organisasi dalam jangka panjang. Strategi memilih konsekuensi yang multi fungsi dan multi dimensi serta perlu mempertimbangkan faktor – faktor eksternal dan internal yang dihadapi organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Strategi adalah bagaimana langkahlangkah untuk mencapai tujuan dari jangka pendek maupun jangka panjang. 2.1.3 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2008: 29), Sistem adalah sekelompok yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. 5 6 Sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi, yaitu: 1. Input (masukan), meliputi menangkap, dan mengumpulkan elemen yang memasuki system untuk dapat diproses. 2. Processing (proses), meliputi proses perubahan yang mengubah input menjadi output. 3. Output (keluaran atau hasil), meliputi perpindahan elemen yang telah dihasilkan oleh proses perubahan ke dalam tujuan akhirnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan komponen yang memiliki berbeda fungsi namun saling berkaitan untuk melakukan satu tujuan yang sama. 2.1.4 Pengertian Informasi Menurut Stair dan Reynolds (2011), informasi adalah kumpulan fakta – fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah selain dari fakta itu sendiri. Menurut Turban dan Rainier (2008: 7), informasi merujuk pada data yang telah diorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai kepada penerima. Contohnya IPK adalah data, tetapi nama mahasiswa yang dipasangkan dengan nilai IPKnya adalah informasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan suatu data yang telah diolah dan dapat digunakan untuk tujuan tertentu bagi para penggunanya. 2.1.5 Pengertian Perencanaan Strategi Menurut David (2006: 5), perencanaan strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan pendapat Anthony dan Govindarajan (2005) suatu proses manajemen yang sistematis yang didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan sumber daya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun mendatang Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencaan strategi merupakan suatu yang digunakan untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi untuk mencapai tujuannya. 7 2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Menurut Turban dan Rainier (2008: 6), sistem informasi digunakan untuk mendapatkan informasi, orang, waktu, dan format yang benar. Ini disebabkan karena mempunyai fungsi untuk memberikan informasi yang berguna. Menurut O’Brien (2008: 32), Sistem Informasi adalah sistem yang menerima sumber daya (data) sebagai input dan memprosesnya menjadi produk (informasi) sebagai outputnya Menurut Laudon (2007: 14), dapat didefinisikan secara teknikal sebagai sekumpulan komponen yang saling terhubung yang mengumpulkan atau mendapatkan, proses, penyimpanan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan control dalam organisasi.Selain itu, dapat juga membantu manajer dan karyawan lainnya untuk menganalisa masalah, memvisualisasikan subyek yang kompleks, dan membuat suatu produk baru. Sehingga disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kegiatan yang terdiri atas mengumpulkan, memproses, mengubah, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu yang ditunjang dengan orang, hardware, software, jaringan, dan sumber daya data. 2.1.7 Pengertian Strategi Sistem Informasi Menurut Ward and Peppard (2003), Strategi Sistem Informasi adalah proses mengidentifikasi portofolio aplikasi komputer yang akan diimplementasikan dan selaras dengan strategi organisasi dan mampu menciptakan keunggulan kompetitif organisasi. Menurut O’Brien (2008: 17), Strategi Sistem Informasi adalah Sistem Informasi yang menyediakan perusahaan dengan produk yang kompetitif dan layanan yang memberikan suatu keuntungan strategis dari para pesaingnya di pasar. Juga, Sistem Informasi yang mempromosikan inovasi bisnis, meningkatkan proses bisnis dan membangun sumber informasi strategi bagi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi sistem informasi merupakan sebuah aplikasi yang dapat memberi keuntungan strategis dalam persaingan. 8 2.1.8 Pengertian Teknologi Menurut O’Brien (2008: 9), teknologi merupakan Konsep – konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yang meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan teknologi berbasis internet. Menurut Miarso (2007: 131), teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Teknologi merupakan konsep yang meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan teknologi berbasis internet untuk memenuhi kebutuhan manusia. 2.1.9 Pengertian Teknologi Informasi Menurut O’Brien (2008: 9), teknologi informasi adalah konsep – konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan teknologi berbasis internet. Menurut Brian et al (2009: 3), teknologi informasi adalah istilah yang umum untuk mendeskripsikan teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi. Menurut Miftahul Maulana dan Dana Indra Sensuse (2011, p1), pengembangan manajemen dan keorganisasian yang didukung dengan sistem informasi berbasis komputer merupakan instrumen strategis yang dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi. Hal ini karena dukungan teknologi informasi (TI) dapat memudahkan mekanisme pengambilan keputusan yang akurat, dapat dipercaya, cepat, dan ekonomis. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan bagian dari sistem informasi Teknologi informasi sendiri terdiri atas tiga hal penting yaitu: 1. Perangkat keras (hardware) 2. Perangkat lunak (software) 3. Jaringan komunikasi (network) Dengan kata lain informasi terdiri dari: 1. Manusia 9 2. Teknologi informasi 3. Pengumpulan, pengolahan, pemindahan dan penyebaran data Sehingga disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan suatu konsep untuk pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi yang digunakan oleh orang-orang untuk bekerja dengan informasi yang terdiri atas teknologi informasi yang bersifat nyata maupun tidak nyata. 2.1.10 Pengertian Strategi Teknologi Informasi Menurut Tozer (1996: 8), strategi Teknologi Informasi adalah mengenai solusi-solusi teknologi yang mendukung sistem dan terkadang mendukung kebutuhan bisnis secara langsung. Strategi Teknologi Informasi meliputi seluruh aspek dalam satu kesatuan, seperti kabel-kabel, sistem perangkat lunak yang membentuk lingkungan dimana Sistem Informasi tersebut berjalan. Menurut Ward dan Peppard (2003: 44), strategi teknologi informasi berkonsentrasi untuk mendukung bagaimana memenuhi permintaan organisai dengan menggunakan teknologi.Strategi teknologi informasi mengarah pada perlengkapan kemampuan teknologi informasi dan sumber daya serta layanan seperti operasi teknologi informasi, pembangunan sistem dan dukungan terhadap pengguna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi teknologi informasi merupakan bagaimana organisasi memenuhi kebutuhannya dengan teknologi. 2.1.11 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi Menurut Martin (2005), perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi adalah suatu proses membangun kesesuaian yang cocok antara sarana – sarana organisasi dan sumber – sumber dayanya dan perubahan pasarnya dan peluang – peluang dari pemanfaatan teknologi. Perusahaan membutuhkan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi untuk : 1. Menyediakan pemahaman mengenai sistem dan teknologi informasi agar dapat digunakan secara efektif dan efisien kepada manajemen tingkat tinggi dan ahli – ahli dalam bidang teknologi informasi. 2. Dapat mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada pihak – pihak yang berada dalam perusahaan tersebut. 10 3. Membantu para manajer tingkat atas dan para ahli dalam bidang teknologi informasi dalam perusahaan untuk membuat keputusan yang mendasar mengenai bagaimana sistem dan teknologi informasi akan diarahkan untuk membantu bisnis perusahaan. 4. Perusahaan menjadi siap untuk menghadapi perubahaan yang terjadi. 5. Dapat membantu mengalokasikan sumber daya dan menentukan prioritas untuk proyek – proyek sistem dan teknologi informasi yang penting dan bermanfaat bagi organisasi. 6. Dapat menjadi alamat komunikasi yang baik terhadap manajemen puncak. Perencanaan Strategis SI/TI digunakan untuk menyelaraskan antara kebutuhan strategi bisnis dan strategi SI/TI untuk mendapatkan nilai tambah dari suatu organisasi dari segi keunggulan kompetitif. Proses identifikasi kebutuhan informasi Perencanaan Strategis Sistem Informasi dimulai terlebih dahulu dari lingkungan organisasi yang memuat visi, misi, dan tujuan organisasi, dilanjutkan kepada identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi, serta identifikasi internal dan eksternal SI/TI lingkungan organisasi, yang kemudian proses penentuan peluang SI/TI dapat dilaksanakan ketika kebutuhan informasi yang didrive dari tujuan organisasi telah semuanya teridentifikasi. Hasil dari Perencanaan Strategis SI/TI ini menjawab permasalahan pemanfaatan SI/TI suatu organisasi, adapun hasil identifikasi dari perencenaan strategis sistem informasi adalah terbentuknya portofolio aplikasi SI/TI. (Wedhasmara, 2007) 2.1.12 Pengertian Bisnis Menurut Madura (2001: 2), bisnis atau perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bisnis merupakan bagaimana perusahaan/individu memperoleh keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 2.1.13 Pengertian Strategi Bisnis Menurut Rangkuti (2006: 7), strategi bisnis adalah strategi fungsional yang berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis. 11 Menurut Wheelen dan Hunger (2006: 15), strategi bisnis biasanya terjadi di setiap unit bisnis atau tingkatan produk. Strategi bisnis ini juga menekankan peningkatan posisi produk atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis diterapkan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang banyak dari produk maupun jasa yang telah di produksi. 2.2 Teori Khusus Sub bab ini berisi teori pendukung yang di ambil dari buku Enterprise Architecture EA3 by Bernard dalam penulisan skripsi perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. Sub bab ini berisikan tentang teori pendukung dalam penulisan penulisan skripsi perencanaan strategi dan teknologi informasi. 2.2.1 Pengertian Enterprise Architecture Berdasarkan pendapat Bernard (2005: 31-36), enterprise architecture adalah bagaimana cara membuat penglihatan abstrak sebuah organisasi (perusahaan) yang membantu orang di dalam perusahaan tersebut untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Enterprise architecture melebihi perencanaan teknologi, dengan menambahkan perencanaan strategis sebagai pendorong utama dari perusahaan Menurut Gronlund (2009), Enterprise Architecture (EA) adalah satu praktek manajemen untuk memaksimalkan kontribusi dari sumber daya perusahaan, investasi TI, dan aktivitas pembangunan sistem untuk mencapai tujuan kinerjanya. Menurut Ali Ibrahim (2011), Enterprise Architecture adalah sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi. Gambar 2.1 Enterprise Architecture EA3 Cube 12 Dapat disimpulkan bahwa EA merupakan pendekatan untuk mengelola lebih baik sumber daya bisnis dan teknologi untuk mencapai tujuan strategis dengan memperhatikan berbagai variabel seperti politik, budaya, lingkungan eksternal, teknis dan lainnya. 2.2.2 Tujuan Enterprise Architecture Menurut Mertz (2010:16), Enterprise Architecture memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Berfungsi untuk memberikan gambaran besar dari organisasi, dengan cara mendokumentasikan artefak yang ada, untuk memungkinkan para stakeholders untuk membuat keputusan berkualitas mengenai trade-off. 2. Menetapkan komunikasi lebih dekat dengan bisnis, dengan menangani kebutuhan bisnis, kebutuhan infrastruktur teknologi dan memberikan umpan balik pada kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk memenuhi persyaratan. 3. Menetapkan dan menegakkan standar dan prinsip-prinsip, yang mempertahankan dan meluruskan arsitektur untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan strategi perusahaan. 2.2.3 EA Sebagai Framework Metode Dokumentasi Menurut Bernard (2005: 31), pengertian Enterprise Architecture Framework atau EA Framework merupakan analisis dan dokumentasi dari sebuah enterprise didalam keadaan yang sedang terjadi sekarang maupun dimasa yang akan datang, dengan mengintegrasikan strategi, bisnis, dan pandangan teknologi. Gambar 2.2 Framework EA 13 Dapat dilihat bahwa EA sebagai metode dokumentasi menyediakan : Current Views : dokumen yang berisi tentang strategi apa yang dilakukan saat ini, proses bisnis saat ini , dan juga sumber daya saat ini. Future Views : dokumen yang berisi tentang komponen enterprise architecture yang dibutuhkan oleh enterprise untuk mendukung strategi inisiatif baru, kebutuhan operasional atau solusi teknologi. Future architecture harus menjalankan rencana perubahan dari komponen enterprise architecture dalam jangka waktu pendek (1-3 tahun kedepan), sama baiknya dengan perubahan dari enterprise architecture yang merupakan hasil dari implementasi dari scenario jangka panjang yang direncanakan dalam jangka waktu 4-10 tahun kedepan. EA Management Plan & Transition Plans : merupakan suatu gambaran yang menjelaskan mengenai suatu perusahaan saat ini dan perusahaan di masa mendatang yang dibuat secara rinci dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan atau tidak, termasuk bagaimana cara mengembangkan rencana yang diinginkan. Menurut Minoli (p55), umumnya framework merupakan suatu metode yang rinci dan terdiri atas set alat pendukung yang menjelaskan isi dari framework. Framework memberikan panduan tentang bagaimana menggambarkan suatu arsitektur, dan biasanya tidak memberikan panduan tentang bagaimana membangun atau menerapkan arsitektur tertentu atau bagaimana menggembangkan dan memperoleh sistem atau sistem dari suatu sistem. Kemudian Tim Westbrock (p6) menambahkan bahwa Enterprise Architecture (EA) adalah disiplin manajemen strategis yang menciptakan sebuah pandangan holistik dari proses bisnis, sistem, informasi dan teknologi dari perusahaan yang dirancang dan dioptimalkan untuk menciptakan nilai pemegang saham dengan mencapai kedua strategi bisnis jangka panjang serta saat tujuan bisnis. Dapat diambil kesimpulan bahwa Enterprise Architecture Framework merupakan suatu gambaran yang menjelaskan keadaan suatu perusahaan saat ini dan perusahaan dimasa yang akan datang yang dibuat secara rinci dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan tidak, termasuk bagaimana cara mengembangkan rencana yang diinginkan. 14 2.2.4 Komponen dan Artefak Enterprise Architecture Menurut Bernard (2005: 111), Komponen EA adalah sumber yang berubah-ubah yang menyediakan kemampuan dari setiap tingkat dari sebuah framework, sedangkan Artefak EA merupakan dokumentasi produk dari setiap komponen EA seperti teks dokumen, diagram, spreadsheet, briefing slides¸ atau video klip. Maka komponen EA merupakan sumber yang bisa membantu dalam analisa dan pembuatan EA framework dan artefak EA adalah berbagai hal yang mampu mendukung pendokumentasian segala kegiatan dari pembuatan EA framework. Gambar 2.3 EA Component 2.2.4.1 EA Current Architecture Current Architecture adalah arsitektur yang ada pada saat sekarang, gambaran ini digunakan sebagai dasar untuk pembanding dengan rancangan masa depan. 2.2.4.2 EA Future Architecture EA Future Architecture adalah komponen yang sudah diperbaiki atau dimodifikasi agar bisa mengurangi atau memperbaiki kekurangan pada sistem. 15 Gambar 2.4 Drivers of Change EA tidak bisa merefleksikan perubahan diatas pada arsitektur masa depan kecuali: Tim kepemimpinan perusahaan menyediakan perubahan pada strategic direction and goal. Line of business of manager dan program manager menyediakan perubahan pada bisnis proses dan prioritas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang baru. Support staff mengidentifikasi teknologi yang berjalan dan solusi untuk kebutuhan bisnis baru. 2.2.5 Analisis PEST (Political, Economy, Social, Technology) Menurut Ward dan Preppard (2002: 70-72), analisis PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran atau ide. Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan. 1. Faktor Politik Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan. 2. Faktor Ekonomi 16 Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembelian dari pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. 3. Faktor Sosial Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada. 4. Faktor Teknologi Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis. Tabel 2.1 Analisis PEST Politik Sosial Pajak/Tarif Tren gaya hidup Perundang-undangan Tingkah laku konsumen Tekanan atau adanya lobby Tingkat pendidikan group tertentu. Angka kelahiran dan kematian Situasi politik dan keamanan Tingkat penghasilan Pengelompokkan unsur Ekonomi Teknologi Situasi ekonomi dalam negeri Bunga pinjaman Tingkat inflasi Penemuan teknologi baru Upah regional Teknologi informasi Nilai tukar mata asing Hak paten teknologi Transfer teknologi Industri yang menggunakan R&D 2.2.6 Pengertian Analisis Lima Daya Saing Porter Berdasarkan pendapat Porter (2008: 23), daya saing porter adalah kerangka kerja bisnis yang digunakan untuk mengembangkan berbagai strategi bagi perusahaan agar dapat meningkatkan kemampuan bersaingnya. 17 Kelima kekuatan pesaing tersebut bersamaan menentukan intensitas persaingan dan kemampuan dalam industri. Kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan sesuatu yang sangat penting. Gambar 2.5 Lima Daya Saing Porter Model ini merupakan metode analisis yang digunakan oleh orang-orang yang menjalankan bisnis atau fungsi-fungsi utama bisnis, untuk mendapatkan posisi kompetitif . Paradigma seperti ini sangat penting untuk mendapatkan peran kompetitif sistem informasi, dimana strategi yang menentukan bagaimana sistem informasi harus dijalankan. Pada waktu yang sama, sistem informasi membuat strategi dan cara baru untuk dapat berkompetisi dalam industri. Lima kekuatan persaingan tersebut antara lain : a. Kekuatan pembeli Kekuatan pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota industri. Faktor yang mempengaruhi kekuatan daya saing pembeli apabila : Pembeli melakukan pembelian dalam jumlah yang besar. Produk yang dibeli dari industri adalah standard dan tidak berdiferensiasi. Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan insentif yang besar untuk mengurangi biaya pembelian. Produk industri tidak menghemat uang pembeli 18 Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri. b. Persaingan Industri Persaingan industri merupakan kompetisi yang sama antara perusahaan yang memiliki pengaruh besar terhadap para pesaingnya yang dapat mendorong perlawanan untuk menjadi lebih baik. Untuk mendalami persaingan industri ini, diperlukan adanya suatu pemahaman. Pemahaman yang dimaksud antara lain : Ukuran industri Pasar dan kinerja keuangan Perusahaan yang dominan Strategi kompetitif yang bisa digunakan Kompetisi yang diperlukan Implikasi global Trend saat ini atau yang akan datang Persaingan diantara pesaing yang ada mengambil bentuk yang sama dalam memperebutkan posisi dengan menggunakan cara seperti : kompetisi harga, pengenalan produk, dan persaingan. c. Kekuatan pemasok Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk peserta dalam industri dengan meningkatkan harga atau mengurangi mutu barang atau jasa yang dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh dapat menekan suatu industri yang tidak dapat menuntut kenaikan biaya melalui harga jualnya d. Ancaman pendatang baru Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas yang baru, keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada pada pendatang baru agar dapat diperkirakan. e. Ancaman produk pengganti Produk perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan produk dari industri lain yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen untuk memilih. Suatu 19 produk dapat menjadi substitusi atau pengganti bagi produk lain jika konsumen menganggap produk-produk tersebut mempunyai fungsi yang serupa. Tekanan persaingan dari produk substitusi akan mendorong suatu perusahaan menjalankan strategi untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka berbeda daripada produk substitusi melalui berbagai bentuk strategi diferensiasi seperti harga yang bersaing, kualitas yang berbeda, pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen atau kombinasi. 2.2.7 Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman dengan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan. Diagram analisis SWOT menunjuk titik kordinat dari posisi SWOT seperti yang ditujukan pada: Gambar 2.6 Diagram Analisis SWOT • Kuadran Pertama merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang agresif (Growth Oriental Strategy). • Kuadran Kedua meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk pasar). 20 • Kuadran Ketiga dimana perusahaan menghadapi peluang yang besar, tetapi di lain pihak perusahaan terdapat beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. • Kuadran Keempat merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. 2.2.8 Matriks SWOT Matrix SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan. Matrix ini menggambarkan bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan secara internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal. Matrix ini dapat menghasilkan empat bagian kemungkinan alternatif strategis seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1 yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk ancaman yang ada. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman. 21 Tabel 2.2 Matriks SWOT IFAS Strengths (S) Tentukan 5-10 Weaknesses (W) faktor- Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan internal faktor kelemahan internal Strategi SO Strategi WO EFAS Opportunities (O) Tentukan 5-10 peluang eksternal faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang menggunakan untuk Threats (T) Tentukan 5-10 ancaman eksternal kekuatan meminimalkan memanfaatkan kelemahan untuk peluang. memanfaatkan peluang. Strategi ST Strategi WT faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan meminimalkan untuk mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari ancaman. Pada lingkungan eksternal dan internal bisnis serta SI/TI perusahaan, dapat disimpulkan bahwa terdapat persaingan yang cukup ketat antar industri, pengaruh lingkungan luar terhadap perusahaan, performa aktivitas dan SI/TI yang belum optimal, adanya kelemahan maupun ancaman yang dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Untuk mengatasi dan meminimalisasi permasalahan-permasalahan tersebut secara bersamaan meningkatkan kekuatan dan peluang yang ada, perlu merencanakan dan menerapkan strategi bisnis, strategi sistem dan teknologi informasi yang tepat guna disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan agar efisiensi dan efektivitas proses bisnis serta keunggulan dalam bersaing dapat tercapai sehingga tujuan dan sasaran bisnis perusahaan dapat terpenuhi secara optimal. (Dewan Pelawi; Franky; Charles Willy; Bobby Irwanza, 2011) 2.2.9 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors Anallysis summary). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) 1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman) 22 2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat tertutup). Faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategi. 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil dalam rating +1) pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya jika ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 hasilnya berupa skor pembobotan untuk masingmasing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). 5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembuatannya dihitung. 6. Jumlahkan skor pembobotannya (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dengan kelompok industri yang sama. 2.2.10 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Interval Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut : 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1.0 (paling penting) sampai 0.0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap proses strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.0). 23 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata nilai industri atau pesaing utama. Sedangkan, variabel yang bersifat negatif kebalikannya contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri nilainya adalah 1 sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri nilainya adalah 4. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor) 5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembuatannya dihitung. 6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dengan kelompok industri yang sama. 2.2.11 Pengertian CONOPS Scenario Menurut Bernard (2005: 295), CONOPS Diagram merupakan penggambaran secara grafikal dengan gambaran tingkat tinggi yang mendetail tentang bagaimana perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya atau beroperasi, baik itu secara menyeluruh ataupun hanya dari beberapa wilayah tertentu. 24 1. Melakukan Pertemuan 2. Melakukan Client Brief Meeting 3. Melakukan Pitching/Offer 6. Memberikan Proposal 7. Melakukan Presentation Meeting Proposal 8.Memberikan Feedback 9. Memberikan Kontrak 12. Memberikan hasil proyek Kontrak Tim Proyek Client Hasil Proyek 11. Melakukan Development Proyek Accounting Bukti Pembayaran 10. Melakukan Go! Kick Off! Quotation 5. Memberikan Quotation 13b. Membuat Bukti Pembayaran 4. Melakukan Internal Brain Storming Meeting 13a. Melakukan Pembayaran Tim Pendukung Gambar 2.7 CONOPS Scenario 2.2.12 Pengertian Balanced Scorecard Menurut Bernard (2005: 296), Balanced scorecard merupakan suatu ukuran langkah - langkah sukses keuangan untuk perusahaan dan menetapkan tujuan dan langkah2 dalam mencapai 4 kunci sukses bisnis: 1. Pelanggan. 2. Finansial. 3. Proses bisnis internal. 4. Pembelajaran dan pertumbuhan. Sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dan memberikan pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis. Prinsip dasar dari Balanced Scorecard ini adalah titik pandang penilaian sebuah perusahaan hendaknya tidak hanya dilihat dari segi finansial saja tetapi juga harus ditambahkan dengan ukuran-ukuran dari perspektif lainnya seperti tingkat kepuasan pelanggan, proses internal dan kemampuan melakukan inovasi. 25 Gambar 2.8 Analisis Balanced Scorecard Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang dan menghasilkan proses manajemen seperti: Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategis Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. 2.2.13 Analisis Value Chain Service Business ( Value Shop) Value shop pada dasarnya adalah suatu metode yang digunakan untuk menyelesaian masalah, dengan memberikan nilai-nilai yang ada sebagai suatu solusi untuk klien. Terdiri atas suatu pertukaran informasi yang dilakukan secara intens maupun secara extensive baik dalam mendirikan suatu bisnis transaksi maupun untuk memberikan suatu solusi. (Ward & Peppard, 2002: 266). 26 KEGIATAN PENDUKUNG : INFRASTRUKTUR, SDM ,PENGEMBANGAN, TEKNOLOGI, PENGADAAN ORGANISASI Sumber Daya Luar Pengelolaan Pengetahuan Temukan Solusi Jitu Tangkap Peluang & Tantangan M A S Y A R A K A T Kegiatan Pemasaran Dan Atau Sosialisasi Sumber Daya Luar Penyediaan Sumber Data Rancangan Implementasi Implementasi Gambar 2.9 Value Chain Service Business (Value Shop) Value shop merupakan bentuk lain dari value chain, yang lebih mencerminkan bisnis jasa, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien ataupun pelanggan, dengan menyatukan pengetahuan-pengetahuan yang ada, sumber daya dari dalam perusahaan atau dengan menggunakan sumber-sumber dari luar atau pihak eksternal. Berdasarkan analisis rantai nilai (value chain) tersebut terbagi atas dua jenis aktivitas antara lain : 1. Aktivitas utama (primary activities), terbagi : A. Business Acquisition Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan apa kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dengan data dan informasi yang diperoleh dari pelanggan. Dari kegiatan ini, dapat diketahui apakah setiap kebutuhan dan keinginan pelanggan sudah dicukupi oleh perusahaan. B. Problem Specification Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan masalah-masalah apa saja yang bisa terjadi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Dan melihat apakah masalahmasalah tersebut dapat diatasi atau tidak. C. Knowledge Application 27 Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan masalah-masalah apa saja yang sedang dihadapi perusahaan yang belum dapat diselesaikan, kemudian mencari solusinya dan menciptakan suatu knowledge application yang baru. Jika perusahaan tidak mampu membuat knowledge application yang baru, maka perusahaan dapat meminta bantuan dari pihak luar, misalnya konsultan yang dapat membuat suatu strategi baru yang dapat memecahkan masalah yang ada. D. Allocation Resources Dalam kegiatan ini, perusahaan melakukan analisis 5M ( Man, Money, Material, Method, Machine) dan informasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menerapkan strategi yang baru dan juga mengalokasikan 5M tersebut dalam perusahaan. Misalnya: Money, jika perusahaan kekurangan dana maka perusahaan akan mencari sumber dana lain seperti Bank. E. Marketing the Capability Merupakan kegiatan perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk dari perusahaan pada pelanggannya atau pada masyarakat. F. Configure Solution Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan solusi yang akan dilakukan dan membuat perencanaan dalam pengerjaan solusi tersebut. G. Execute Solution Dalam kegiatan ini, perusahaan mulai melaksanakan atau menerapkan solusi bisnis yang baru. 2. Aktivitas Pendukung : Aktivitas pendukung merupakan kumpulan dari aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk mendukung dan menyokong aktivitas utama yang dilakukan oleh perusahaan. Baik atau buruknya aktivitas pendukung dapat dilihat dari sukses atau tidaknya aktivitas pendukung. A. Technology Menjelaskan mengenai teknologi apa saja yang digunakan dalam perusahaan tersebut dalam mendukung dan membantu kinerja para karyawan yang ada dalam perusahaan. B. Human Resources Management 28 Human Resources Management merupakan suatu cara bagaimana perusahaan mampu mengatur sumber daya manusia yang dimiliki agar mampu bekerja dengan baik serta mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Aktivitas ini berupa pelatihan, pembekalan ilmu dan skill. C. Infrastructure Infrastruktur merupakan semua sarana dan fasilitas yang diperlukan oleh perusahaan dalam mendukung semua proses bisnisnya. 2.2.14 Pengertian Swim Lane Process Diagram Berdasarkan pendapat Bernard (2005: 299), swim lane process diagram adalah Sebuah Stakeholder Kegiatan Diagram menunjukkan bagaimana diagram aktivitas para bagian divisi (orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang terlibat dengan bidang proses bisnis, dan waktu interaksi. Diagram menggunakan format “swim lane” untuk mengatur barisan stakeholder, dan kerangka waktu menurut kolom, maka overlay kegiatan dengan simbologi flowchart. Gambar 2.10 Swim Lane Process Diagram 2.2.15 Pengertian Use Case Narrative & Diagram Menurut Bernard (2004: 302), Use Case Narrative mengikuti format bahasa pemodelan yang terpadu (UML) (Unified Modeling Language) untuk mengidentifikasi keperluan bisnis, keadaan, stakeholders, dan peraturan bisnis 29 untuk interaksi dengan sistem, layanan dan aplikasi yang mengidentifikasi solusi teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan. Menurut Whitten dan Bentley (2007:246) Use Case Narrative adalah deskripsi tekstual dari kegiatan bisnis dan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem untuk menyelesaikan tugas. Use case diagram juga dapat dikatakan dapat mengidentifikasi bagaimana sistem akan digunakan dan actor mana yang akan terlibat dengan use case. Actor adalah seseorang atau sesuatu yang secara langsung bersentuhan dan berinteraksi dengan sistem. Actor dapat mempunyai peranan lebih didalam satu use case narrative diagram. Contohnya, bagian penjualan mempunyai peranan dalam sistem pemesanan yaitu mencatat pemesanan baru dan mengupdate pemesanan. Di dalam use case narrative diagram juga terdapat garis batas yang digambarkan disekitar keseluruhan use case. Batasan ini disebut dengan automation boundary, hal ini menandai batas antara lingkungan, di mana aktor melakukan tugasnya, dan komponen internal sistem komputer. Gambar 2.11 Use Case Diagram 30 Berikut ini adalah notasi yang digunakan pada usecase narrative diagram: Boundary Garis batas yang digambarkan disekitar keseluruhan use case. Hal ini menandai batas antara lingkungan, di mana aktor melakukan tugasnya, dan komponen internal sistem komputer. Actor Seseorang atau sesuatu yang secara langsung bersentuhan dan berinteraksi dengan sistem. Actor dapat mempunyai peranan lebih didalam satu use case diagram. Business Event Suatu event bisnis yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan dan berhubungan dengan sistem. 2.2.16 Pengertian Logical Data Model Logical data model adalah kelas UML diagram yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pengguna bekerja. Course -courseNumber -title -creditHours 1 0..* CourseSection -sectionNumber -startTime -roomNumber Student 0..* 0..* -studentID -name -major Gambar 2.12 Logical Data Model 1. Class : jenis atau klasifikasi yang semua benda yang serupa dimiliki. (Satzinger: 63). Contoh: Class Tamu,Class Reservasi. 2. Attributes : karakteristik objek yang memiliki nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi, dan keterangan dari tombol atau label nama atau alamat, dan nomor telepon pelanggan. (Satzinger: 62). Contoh: Id_Reservasi, Id_Tamu, Nama, Alamat. 31 3. Association Relationships : terjadi secara alami hubungan antara objek, seperti ketika seorang pelanggan berhubungan dengan pesanannya. (Satzinger: 66). 4. Association Class : kelas merupakan hubungan banyak-ke-banyak antara dua kelas lainnya. (Satzinger: 187). 5. Multiplicity : jumlah hubungan antara obyek. (Satzinger: 66). 0 to 1 atau 0 to * 1 to 1 atau 1 to 0 1 to * * to * 6. Aggregasi : seluruh bagian hubungan antara obyek dan bagian-bagiannya di mana bagian bisa eksis secara terpisah. (Satzinger, p191) Mobil 1..1 Body 4..* Ban Gambar 2.13 : Aggregasi 7. Generalisasi: sistem klasifikasi yang struktur atau kelas yang menempati urutan dari kelas super yang lebih umum untuk subclass lebih khusus; juga disebut hirarki warisan. (Satzinger: 67). Transportasi Mobil Bus Gambar 2.14 Generalisasi 32 8. Composite : Bagian yang tidak boleh di pisahkan. Buku 1 Halaman Gambar 2.15 Composite 2.2.17 Activity/Entity Matrix (CRUD) Matriks kegiatan entitas adalah pemetaan yang dikembangkan oleh entitas data yang terkait dengan kegiatan usaha. Sering disebut “CRUD” Matrix karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi yang dilakukan pada data (create, read, update, delete) melalui proses bisnis. Gambar 2.16 : Activity/Entity Matrix (CRUD) 33 2.2.18 Network Connectivity Diagram Konektivitas Jaringan Diagram menunjukkan koneksi fisik antara suara perusahaan, data, dan jaringan video, termasuk eksternal Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) juga disebut "extranet" dan "intranet". ` Database Tim Proyek ` Tim Proyek ` Internet Server Pusat Tim Pendukung Switch ` Tim Pendukung ` ` Accounting Accounting Gambar 2.17 Network Connectivity Diagram 2.2.19 Security Menurut Bernard (2005: 328), perencanaan keamanan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam enterprise. Hal ini mencakup secara fisik, data, personel, dan elemen – elemen dan prosedur keamanan operasional. 2.2.20 Workforce Menurut Bernard (2005: 355), perencanaan Angkatan Kerja menyediakan deskripsi tingkat tinggi mengenai bagaimana modal manusia diatur dalam enterprise. Perencanaan Tenaga Kerja mencakup strategi untuk mempekerjakan, mempertahankan, dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staff dari enterprise. 2.2.21 Data Flow Diagram Data Flow Diagram digunakan untuk menunjukkan proses dalam suatu sistem pertukaran data, dan bagaimana pertukaran terjadi. DFD terdiri dari context diagram dan diagram rinci (DFD Levelled). Context diagram berfungsi 34 memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. DFD leveled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi. Menurut Sebastian Konkol (P16) Data Flow Diagram merupakan suatu pemahaman bagaimana memberikan data ke orang yang tepat dan aplikasi dengan interface yang tepat pada waktu yang tepat. Pandangan ini berkaitan dengan arsitektur penyimpanan, pengambilan, pengolahan, pengarsipan, dan keamanan data. Langkah – langkah dalam membuat Data Flow Diagram : 1. Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data antara mereka. 2. Sistem dokumen hieraki fungsional. 3. Tujuan utama adalah untuk : - Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data sistem yang diperlukan yang di input dan output oleh masing-masing sistem. - Memastikan konektivitas fungsional selesai. - Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail tambahan. Di bawah ini adalah notasi yang digunakan pada system data flow diagram : 1. Entitas : dapat berupa orang atau unit terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi berada diluar sistem yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Gambar 2.18 Entitas 2. Proses : kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Gambar 2.19 Proses 35 3. Data Store : suatu penyimpanan data atau suatu tempat dimana data diolah oleh proses. Gambar 2.20 Data Store 4. Aliran Data : merupakan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain. Gambar 2.21 Aliran Data Gambar 2.22 Contoh Data Flow Diagram 2.2.22 Object State Transition Diagram Menurut Bernard (2004: 306), State Transition Diagram menggunakan notasi dari Unified Modelling Language (UML) untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup dari data objek spesifik. Diagram ini menunjukkan perubahan pada atribut, hubungan, dan/atau perilaku dari objek “On-Line Order” yang menghasilkan kejadian sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam keadaan. 36 Gambar 2.23 Object State Transition Diagram