pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP TINGKAT
STRESS PASIEN KARSINOMA MAMMAE PASCA OPERASI
DI RS KANKER DHARMAIS
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
HAFIDZ NUR ICHWAN
G0009096
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap Tingkat Stress
Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi Di RS Kanker Dharmais
Hafidz Nur Ichwan , NIM: G0009096, Tahun: 2012
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Rabu, Tanggal 5 Desember 2012
Pembimbing Utama
……………………
Nama : Slamet Riyadi, dr., M.Kes
NIP : 19600418 199203 1 001
Pembimbing Pendamping
……………………
Nama : Endang Sahir, Dra., M. Sc, A.And
NIP : 19500107 197903 2 001
Penguji Utama
……………………
Nama :Yoseph Indrayanto, dr., SH, MS, Sp.And
NIP : 19560815 198403 1 001
Penguji Pendamping
……………………
Nama : Mujosemedi, Drs., M. Sc
NIP : 19600530 198903 1 001
Surakarta , …………………………
Ketua Tim Skripsi
Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M.Kes.
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
NIP 19660702 199802 2 001
NIP 19510601 197903 1 002
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Maret 2012
Hafidz Nur Ichwan
NIM. G0009096
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Hafidz Nur Ichwan, G0009096, 2012. Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap
Tingkat Stress Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi Di RS Kanker
Dharmais. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Latar Belakang: Karsinoma mammae merupakan kanker pada regio thorax yang
sering ditemukan dan diderita wanita Indonesia. Pasien karsinoma mammae dapat
mengalami morbiditas dan gangguan psikiatri. Dengan menjalani rehabilitasi,
kelainan fisik dan psikologis yang disebabkan oleh kanker dapat dikurangi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rehabilitasi
medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah pasien Poliklinik Onkologi
dan Instalasi Rehabilitasi Medik RS Kanker Dharmais. Subjek penelitian diambil
dengan teknik purposive sampling. Data penelitian didapatkan melalui wawancara
menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik
menggunakan software program SPSS 17 for Windows melalui uji Chi Square.
Hasil: Dari penelitian sebanyak 60 pasien, pasien stress kategori sedang sebanyak
53 orang, 25 orang (47,2%) belum menjalani rehabilitasi medik dan 28 orang
(52,8%) sudah pernah menjalani rehabilitasi medik. Pasien stress kategori berat 7
orang, 5 orang (71,4%) belum pernah menjalani rehabilitasi medik dan 2 orang
(28,6%) sudah pernah menjalani rehabilitasi medik. Hasil perhitungan diperoleh
taraf signifikansi dari X²hitung 0,228 lebih besar dari taraf signifikansi p = 0,05.
Simpulan: Disimpulkan bahwa secara statisitik tidak terdapat pengaruh yang
signifikan rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae
pasca operasi.
Kata Kunci : Karsinoma Mammae – Rehabilitasi Medik – Tingkat Stress
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Hafidz Nur Ichwan, G0009096, 2012. Effects of Medical Rehabilitation
Towards Stress Level of Post-Surgical Mammary Carcinoma Patients in National
Cancer Centre Dharmais. Mini Thesis. Medical Faculty of Sebelas Maret
University, Surakarta.
Background: Carcinoma mammae is a cancer of thoracal region that most
commonly found and suffered by women in Indonesia. Cancer patients may
experience morbidity and psychiatric disorder. With rehabilitation, physical and
psychological disorders which were caused by cancer could be reduced. This
study aims to determine effects of medical rehabilitation towards stress level of
post-surgical mammary carcinoma patients.
Methods: This research is observational analytic study with cross-sectional
approach. Subjects were patients who came to the clinic of Oncology and Medical
Rehabilitation Installation of National Cancer Centre Dharmais. Research subjects
were taken by purposive sampling technique. The research data were obtained
through interviews using questionnaires. The collected data were statistically
analyzed with Chi Square test using SPSS 17 software for Windows program.
Result: From the research results, there is total 60 patients. Medium-category
stress patients were 53 people, 25 people (47.2%) had never undergone medical
rehabilitation, and 28 people (52.8%) had undergone medical rehabilitation.
Severe-category stress patients were 7 people, 5 people (71.4%) had never
undergone medical rehabilitation and 2 people (28.6%) had undergone medical
rehabilitation. The results of calculations acquired a significance level of X²count is
0.228 > significance level of p = 0.05.
Conclusion: Based on the result of statistical analysis, it can be concluded that
there is no significant effects of medical rehabilitation towards stress level of postsurgical mammary carcinoma patients.
Keywords : Carcinoma Mammae – Medical Rehabilitation – Stress Level
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap Tingkat Stress Pasien Karsinoma
Mammae Pasca Operasi Di RS Kanker Dharmais“.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Slamet Riyadi, dr., M.Kes, selaku pembimbing utama atas segala
bimbingannya.
3. Endang Sahir, Dra., M.Sc, A.And, selaku pembimbing pendamping atas
segala sarannya.
4. Yoseph Indrayanto, dr., SH, MS, Sp.And, selaku penguji utama.
5. Mujosemedi, Drs., M. Sc, selaku penguji pendamping.
6. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Ayah dan Ibunda tercinta, atas segala pengorbanan dan fasilitas yang telah
diberikan.
8. Adik-adik serta teman-temanku atas segala bantuan dan motivasinya.
9. Semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini atas segala
bantuannya.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan bagi yang berkepentingan pada khususnya. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam skripsi ini, oleh karenanya kritik dan saran diharapkan.
Surakarta, Desember 2012
Hafidz Nur Ichwan
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 4
1. Kanker .............................................................................................. 4
2. Anatomi Kelenjar Mammae ............................................................. 4
3. Karsinoma Mammae ........................................................................ 5
4. Terapi Karsinoma Mammae ............................................................. 7
5. Rehabilitasi Pada Karsinoma Mammae............................................ 10
6. Definisi Stress .................................................................................. 11
7. Penyebab Stress ................................................................................ 12
8. Manifestasi Stress ............................................................................. 12
B. Rangka Pemikiran ................................................................................. 13
C. Hipotesis ............................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 15
B. Lokasi Penelitian................................................................................... 15
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 15
D. Rancangan Penelitian ............................................................................ 16
E. Identifikasi Variabel.............................................................................. 17
F. Definisi Operasional Variabel............................................................... 17
G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 18
H. Cara Kerja ............................................................................................. 20
I. Teknik Analisis Data Statistik .............................................................. 20
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 22
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 24
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 26
A. Simpulan ............................................................................................... 26
B. Saran ..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27
LAMPIRAN
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I ..................................................................................................... 30
Lampiran II ................................................................................................... 31
Lampiran III .................................................................................................. 32
Lampiran IV .................................................................................................. 33
Lampiran V ................................................................................................... 34
Lampiran VI .................................................................................................. 36
Lampiran VII ................................................................................................ 39
Lampiran VIII ............................................................................................... 42
Lampiran IX .................................................................................................. 43
Lampiran X .................................................................................................... 44
Lampiran XI .................................................................................................. 45
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kehidupan yang modern saat ini, salah satu penyakit yang
menakutkan bagi sebagian besar masyarakat ialah kanker (Darmojo et al., 2010).
Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia dan
telah mengakibatkan kematian dari sekitar 7,6 juta orang, atau sekitar 13% dari
total kematian pada tahun 2008, di mana sekitar 460.000 kematian disebabkan
oleh kanker payudara (WHO, 2011).
Jumlah kematian akibat penyakit infeksi sudah berkurang di Indonesia saat
ini. Namun kematian akibat penyakit non infeksi, termasuk kanker mengalami
peningkatan dengan prosentase 10,2% dari total penyakit non infeksi, menempati
urutan keempat setelah stroke, hipertensi dan diabetes melitus dengan prosentase
mortalitas 5-7% (Aryandono, 2011). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien
rawat inap di seluruh RS di Indonesia yaitu 16,85% dan merupakan kanker
tertinggi yang diderita wanita Indonesia dengan angka kejadian 26 per 100.000
perempuan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Di RS Kanker
Dharmais, berdasarkan data rekam medik tahun 2010, kanker payudara
menduduki peringkat pertama dari 10 kanker terbesar. Hampir 85% pasien kanker
payudara datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut, di mana hal
tersebut dapat mempengaruhi prognosis dan tingkat kesembuhan pasien (RS
Kanker Dharmais, 2011a). Prevalensi dari kanker payudara dapat dilihat pada
Lampiran I.
Suatu penelitian meta analisis menyatakan bahwa sekitar 50% pasien
kanker memenuhi kriteria untuk gangguan psikiatri, terutama pada stadium lanjut.
Dalam hal ini, yang paling umum adalah gangguan penyesuaian (11-35%) dan
to user 2007). Diez pada tahun 2005
depresi berat (5-26%) (Mioviccommit
dan Susan,
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyatakan bahwa daya tahan mental mempengaruhi faktor biologis, psikologis,
dan sosial pasien, sehingga semakin baik daya tahan mental pasien, akan semakin
baik prognosis pasien dalam berjuang melawan penyakitnya (Sudiyanto, 2011).
Hampir semua perawatan pada pasien kanker tergantung pada motivasi dan
kemauan bekerja sama pasien dalam menghadapi penyakitnya. Kelainan psikiatri,
masalah psikologis maupun sosial merupakan penyebab umum pasien tidak dapat
pulih sepenuhnya ketika menjalani rehabilitasi (Jimmie et al., 2009).
Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, peneliti menganggap perlu
dan ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Rehabilitasi
Medik terhadap Tingkat Stress Pasien Karsinoma Mammae di RS Kanker
Dharmais.
B. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien
karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rehabilitasi
medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di
RS Kanker Dharmais.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi
di RS Kanker Dharmais.
b. Mengetahui apakah terdapat pengaruh rehabilitasi medik terhadap
tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS
Kanker Dharmais.
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah pada
bidang ilmu kedokteran mengenai pengaruh rehabilitasi medik terhadap
tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker
Dharmais.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti
lain maupun rumah sakit pada umumnya dan RS Kanker Dharmais
khususnya, dalam menangani stress pada pasien karsinoma mammae pasca
operasi di masa mendatang.
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kanker
Murray et al. pada tahun 1997 mendefinisikan kanker sebagai
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol (Nainggolan et al., 2009). Tidak
seperti sel-sel tumor jinak, sel-sel kanker menunjukkan sifat invasi dan
meta stasis, serta sangat anaplastik. Kanker dibagi menjadi dua kategori
besar, yaitu karsinoma dan sarkoma, namun pada penggunaan normal
sering digunakan sinonim karsinoma (Dorland, 2002).
Kausa kanker adalah penyebab utama timbulnya kanker, di mana tanpa
kausa tersebut, kanker tidak dapat terjadi. Timbulnya kanker merupakan
hasil interaksi multigenetik, multifaktorial yang berakibat sel normal
berubah menjadi ganas. Berdasarkan asal, sifat dan pola kerjanya, faktor
terkait dengan timbulnya kanker dapat digolongkan menjadi faktor
endogenik dan faktor eksogenik. Faktor eksogenik berasal dari lingkungan
luar, berkaitan erat dengan lingkungan alam dan kondisi kehidupan,
meliputi faktor kimiawi, fisika dan biologis. Faktor endogenik meliputi
kondisi imunitas tubuh, konstitusi genetik, kadar hormon, kemampuan
reparasi kerusakan DNA dan lain – lain (Jianchuan, 2008).
2. Anatomi Kelenjar Mammae
Sentrum dari kelenjar mammae adalah papilla mammae dan di
sekelilingnya terdapat lingkaran areola mammae. Areola mammae
memiliki banyak tonjolan kelenjar areolar yang waktu menyusui dapat
menghasilkan sebum yang melicinkan papilla mammae. Kelenjar mammae
memiliki 15-20 lobuli, di mana tiap lobulus merupakan satu sistem tubuli
laktiferi. Tiap sistem tubuli laktiferi berawal dari papilla mammae dan
tersusun bercabang. Sistem
tubuli
laktiferi dapat dibagi menjadi sinus
commit
to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
laktiferi, ampulla duktus laktiferi, duktus laktiferi besar, duktus laktiferi
sedang, duktus laktiferi kecil, duktus laktiferi terminal, asinus, serta bagian
lainnya. Sebagian duktus besar saling beranastomosis ke papilla. Maka
jumlah pori muara duktus laktiferi lebih sedikit dari jumlah lobuli laktiferi.
Dari pori duktus laktiferi hingga sinus laktiferi dilapisi epitel squamosa
berlapis, dari distal sinus laktiferi hingga duktus besar di bawah areola
dilapisi sel thorax berlapis ganda, selanjutnya berbagai tingkat duktus
dilapisi satu lapis sel epitel thorax, dan asinus dilapisi oleh satu lapis sel
epitel thorax atau kuboid (Mintian dan Yi, 2008).
Gambar 2.1. Struktur Glandula Mammae (Mintian dan Yi, 2008)
3. Karsinoma Mammae
Karsinoma mammae termasuk ke dalam tumor regio thorax dan
merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita.
Etiologinya masih belum jelas, tapi data menunjukkan terdapat kaitan erat
dengan faktor berikut:
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae
Penelitian menemukan pada wanita dengan saudara kandung
menderita karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma
mammae lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat
keluarga. Penelitian dewasa ini menunjukkan gen utama yang
terkait dengan timbulnya karsinoma mammae adalah BRCA-1 dan
BRCA-2.
b. Reproduksi
Usia menarche muda dan siklus haid pendek merupakan faktor
risiko tinggi karsinoma mammae, di mana seharusnya usia
dimulainya siklus seksual bulanan normal terjadi antara usia 11
dan 15 tahun. Selain itu, seseorang yang seumur hidup tidak
menikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun, dan setelah
partus tidak menyusui berinsidensi lebih tinggi.
c. Kelainan kelenjar mammae
Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat memiliki
angka kejadian lebih tinggi. Jika salah satu kelenjar mammae
terkena kanker, maka risiko bagian kontralateral terkena risikonya
meningkat.
d. Penggunaan terapi hormon di masa lalu
Penggunaan jangka panjang terapi hormon yang mempengaruhi
siklus
menstruasi
meningkatkan
risiko
terkena
karsinoma
mammae.
e. Radiasi pengion
Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion.
Paparan berlebih menyebabkan peluang kanker lebih tinggi.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Diet dan gizi
Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori
berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma mammae.
Terdapat data yang menunjukkan orang gemuk sesudah usia 50
tahun berpeluang lebih besar terkena kanker mammae.
Karsinoma mammae umumnya berupa karsinoma campuran,
seringkali beberapa jenis morfologi sekaligus. Prinsip klasifikasi patologik
seringkali memberikan nama atas dasar komponen yang dominan.
Klasifikasi patologik karsinoma mammae terdapat pada Tabel 2.1.
4. Terapi Karsinoma Mammae
Terapi pada karsinoma mammae, yakni terapi bedah, radioterapi,
kemoterapi dan terapi hormon. Terapi tersebut merupakan terapi utama
yang penting dalam menangani karsinoma mammae dan harus selalu
digunakan secara kombinasi.
Terapi bedah dilakukan pada pasien yang awal terapi termasuk stadium
I, II, dan sebagian stadium III yang disebut sebagai kanker mammae
operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah mastektomi radikal,
mastektomi radikal modifikasi, mastektomi total, mastektomi segmental
plus diseksi kelenjar limfe axilar, dan mastektomi segmental plus biopsi
kelenjar limfe sentinel.
Radioterapi merupakan salah satu terapi pada karsinoma mammae
yang secara garis besar digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu:
a. Radioterapi murni kuratif
Digunakan pada pasien yang kontraindikasi menolak operasi. Hasilnya
kurang ideal dengan survival 5 tahun 10 -37%.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1. Klasifikasi Patologik Karsinoma Mammae.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Klasifikasi China tahun 2000
Karsinoma non invasif
a. Karsinoma in situ duktal
b. Karsinoma in situ Lobular
c. Penyakit Paget papilla mammae
Karsinoma invasif dini
a. Karsinoma duktal invasif dini
b. Karsinoma lobular invasif dini
Karsinoma tipe spesifik invasif
a. Karsinoma papillar
b. Karsinoma medullar dengan
serbukan limfosit masif
Karsinoma non spesifik invasif
a. Karsinoma lobuli invasif
b. Karsinoma duktuli invasif
c. Karsinoma schirrous
d. Karsinoma medullar
e. Karsinoma sederhana
f. Adenokarsinoma
g. Siringokarsinoma
Karsinoma yang jarang ditemukan
a. Karsinoma sekretorik
b. Karsinoma lipoid
c. Karsinoma sel signet ring
d. Fibroadenoma transformasi ganas
e. Papilomatosis transformasi ganas
Karsinoma dengan metaplasia
a. Varian sel squamosa
b. Varian sel spindle
c. Varian tulang dan kartilago
d. Varian campuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Klasifikasi WHO tahun 2003
Karsinoma non invasif
a. Karsinoma in situ duktal
b. Karsinoma in situ lobular
c. Karsinomapapiliform intraduktal
d. Karsinoma papiliform intrakistik
Karsinoma mikro invasif
Karsinoma invasif
a. Karsinoma lobular invasif
b. Karsinoma duktal invasif
Karsinoma tubular
Karsinoma kribiform invasif
Karsinoma medular
Karsinoma musinosa dan karsinoma kaya mukus
lainnya
a. Karsinoma musinosa
b. Karsinoma adenoid kistik dan mukokarsinoma
sel thorax
c. Karsinoma sel signet
Karsinoma neuroendokrin
a. Karsinoma neuroendokrin padat
b. Atipikal
c. Karsinoma sel kecil
d. Karsinoma neuroendokrin sel besar
Karsinoma papilar invasif
Karsinoma mikropapilar invasif
Karsinoma apokrin
Karsinoma dengan metaplasia
a. Karsinoma metaplasia epitel
b. Karsinoma metaplasia sel squamosa
c. Adenokarsinoma dengan metaplasia sel spindel
d. Karsinoma adenosquamosa
e. Karsinoma mukoepidermoid
f. Karsinoma mesenkimal epitelial campuran
Karsinoma lipoid
Karsinoma sekretorik
Karsinoma onkositik
Karsinoma kistik adenoid
Karsinoma asinar
Karsinoma sel jernih kaya glikogen
Karsinoma seborea
Karsinoma mammae inflamatorik
Penyakit Paget papilla mammae
(Mintian dan Yi, 2008)
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Radioterapi adjuvant
Merupakan bagian penting yang terintegrasi dalam terapi
kombinasi. Terbagi atas radioterapi pra operasi dan pasca
operasi. Radioterapi pra operasi dilakukan pada pasien stadium
lanjut lokalisasi dan dapat membuat sebagian kanker mammae
non operable menjadi operable. Radioterapi pasca operasi
adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi
mammae dan radioterapi adjuvant pasca mastektomi.
c. Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan
rekurensi dan meta stasis. Dalam meredakan nyeri, efeknya
sangat baik.
Kemoterapi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Kemoterapi pra operasi
Terutama kemoterapi sistemik dan dapat dilakukan kemoterapi
intra arterial jika diperlukan. Dapat membuat sebagian kanker
mammae stadium lanjut lokal non operable menjadi kanker
mammae operable.
b. Kemoterapi adjuvant pasca operasi
Merupakan pertimbangan terapi pada pasien karsinoma invasif
dengan diameter tumor lebih besar atau sama dengan 1 cm.
c. Kemoterapi terhadap karsinoma mammae stadium lanjut,
rekuren, atau metastatik
Terapi hormonal terutama digunakan pada pasien dengan hasil
positif tergolong kanker mammae bergantung hormon. Terapi ini
mencakup terapi bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal bedah
mencakup ovidectomy (kastrasi), sedangkan adrenalektomi dan
hipofisektomi sudah praktis ditinggalkan. Sedangkan terapi hormonal
medikamentosa digunakan untuk menggantikan operasi kelenjar
endokrin. Yang saat ini digunakan di klinis adalah obat anti estrogen,
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
inhibitor aromatase, obat sejenis LH-RH, dan obat sejenis progesteron
(Mintian dan Yi, 2008).
5. Rehabilitasi Pada Karsinoma Mammae
Rehabilitasi memegang peranan penting pada proses penyembuhan
pasien karsinoma mammae. Pasien pasca operasi dapat mengalami
morbiditas, terutama pada pasien pasca bedah mammae, termasuk
mastectomy, lumpectomy, pengangkatan kelenjar getah bening axila,
dan rekonstruksi mammae. Dengan menjalani rehabilitasi, morbiditas
dapat dikurangi dengan cara melatih bahu dan ekstremitas atas pasca
operasi. Tujuan dari rehabilitasi pasca operasi ialah untuk memberikan
edukasi pada pasien mengenai hal-hal yang akan dialami, mencegah
limfedema,
mendiskusikan
mengenai
kemungkinan
terjadinya
limfedema pada pasien yang berisiko tinggi, dan menginstruksikan
untuk melatih pergerakkan ekstremitas atas dan bahu. Terdapat tujuh
bentuk latihan rehabilitasi pasien pasca operasi untuk melatih
ekstremitas atas dan bahu. Jenis latihan pasien terdapat pada tabel 2.2.
Pada pasien stadium lanjut, umumnya digunakan terapi paliatif,
yaitu terapi yang mengantisipasi dan mencegah terjadinya penderitaan
pada pasien dalam rangka memaksimalkan kualitas hidup pasien.
Terapi ini berfokus pada penanganan gejala fisik, fungsi tubuh, psikis,
spiritual dan sosial pasien. Tujuan dari terapi ini adalah:
a. Meningkatkan toleransi pasien terhadap perawatan, mengurangi
kebutuhan pasien akan perawatan, dan meningkatkan rasa puas
pada pasien dan keluarga.
b. Mendukung hidup dan mengurangi rasa tidak nyaman pasien.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien melalui pengurangan gejala
pada pasien.
d. Meningkatkan kemandirian pasien terhadap keperluan perawatan.
e. Mempersiapkan pasien dan keluarga ketika pasien akhirnya akan
menghadapi kematian (Desiree et al., 2009).
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.2. Jenis Latihan Pasien Pasca Operasi Karsinoma Mammae.
Jenis Latihan
1. Nafas Dalam
2. Lingkar
Bahu
3. Sayap
4. Lingkar
Lengan
Perluasan
Tanpa
Rekonstruksi
Jaringan
Rekonstruksi
Menggunakan
TRAM
TRAM Free
Latissimus
Pedicle Flap
Flap
Mammae
Dorsi
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Hari 1 Pasca
Hari 1 Pasca
Minggu 1
Hari 1 Pasca
Minggu 2
Operasi
Operasi
Pasca Operasi
Operasi
Pasca Operasi
5. Rotasi dan
Minggu 2
Peregangan
Hari 1 Pasca
Minggu 2
Minggu 2
Minggu 2
Pasca Operasi
Dalam
Operasi
Pasca Operasi
Pasca Operasi
Pasca Operasi
Bulan 1 Pasca
Menghadap
Hari 1 Pasca
Bulan 1 Pasca
Bulan 1 Pasca
Bulan 1 Pasca
Dinding
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
6. Fleksi
Operasi
7. Memegang
Tangan di
Belakang
Kepala
(Tuohy dan Savodnik, 2009)
6. Definisi Stress
Stress dapat diartikan sebagai status yang dialami ketika muncul
suatu ketidakcocokan antara tuntutan dan kemampuan (Gregson,
2007). Stress merupakan reaksi normal setiap individu di segala usia
disebabkan naluri tubuh untuk melindungi diri dari tekanan emosi,
tekanan fisik, situasi ekstrem atau bahaya yang mengancam (Mahsun,
2004).
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Penyebab Stress
Penyebab stress disebut stressor. Terdapat tiga macam stressor,
yaitu:
a. Stressor fisik
Dingin, panas, infeksi, nyeri, pukulan, dan lain-lain.
b. Stressor psikologis
Takut, khawatir, cemas, marah, kecewa, kesepian, dan lainlain.
c. Stressor sosial budaya
Menganggur,
perceraian,
perselisihan,
dan
lain-lain
(Bambang dan Sumadiono, 2007)
Kelainan psikiatri, psikologi, dan permasalahan sosial merupakan
alasan umum yang menyebabkan pasien kanker tidak dapat mencapai
tujuan dari rehabilitasi medik, yaitu kembali ke kondisi normal. Pasien
kanker dapat mengalami kecemasan yang merupakan gejala umum
dari stress, dan umumnya disebabkan oleh rasa nyeri. Survei pada
5.000 pasien yang mengalami kanker menunjukkan bahwa 35% dari
pasien tersebut mengalami stress yang signifikan. Ketika pasien tidak
dapat mengikuti program rehabilitasi disebabkan oleh faktor psikologi,
maka menemukan penyebab dan memperbaikinya merupakan hal
penting yang harus dilakukan.
Hal ini dikarenakan pengembalian
pasien ke kondisi normal dapat bergantung pada faktor psikologi
(Jimmie et al., 2009)
8. Manifestasi Stress
Berat atau tidaknya suatu stress tergantung dari penilaian
seseorang terhadap stress yang dialaminya. Seseorang yang mengalami
stress dapat menampilkan gejala – gejala stress (Salve dan Prebowo,
2007).
Gejala stress dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu gejala psikologi dan fisiologi. Gejala psikologi terbagi menjadi
commit to user
dua, yaitu :
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Gangguan emosional (emotional distraction)
Pada gejala emosional terkandung dua jenis gangguan, yaitu
depresi dan kecemasan. Tandanya ialah seperti perasaan
gelisah, lesu, lelah, sedih, pesimis, tidak bergairah, perasa,
tidak berguna.
b. Gangguan kognitif (cognitive disorder)
Dapat terlihat adanya ketidakmampuan mengambil keputusan
yang sehat, kurang bisa konsentrasi, sangat peka terhadap
kecaman, sering lupa, dan bingung (Mahsun, 2004).
Gangguan Fisiologi Berefek pada beberapa organ, yaitu:
1) Pada sistem imunitas mengurangi ketahanan tubuh.
2) Pada sistem endokrin seperti gangguan siklus menstruasi (Setiati
dan Purwita, 2006).
B. Rangka Pemikiran
Pasien Karsinoma
Mammae Pasca Operasi
Rehabilitasi Medik
Tingkat Stress
Gangguan Psikologi
Gangguan Kognitif
-----
Gangguan Emosional
: Tidak Diteliti
: Yang Diteliti
Gangguan Fisiologi
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah:
H0
: Tidak terdapat pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress
pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.
H1
: Terdapat pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien
karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
pendekatan cross-sectional.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bidang Rehabilitasi dan Onkologi
Medik RS Kanker Dharmais.
C.
Subjek Penelitian
1. Populasi sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang masuk ke
Poliklinik Onkologi RS Kanker Dharmais yang telah memenuhi
kriteria ketika penelitian ini berlangsung.
2. Kriteria inklusi dan eksklusi
Sampel yang menjadi subjek penelitian harus memenuhi
kriteria inklusi yaitu kriteria di mana subjek penelitian dapat
mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
dan kriteria eksklusi yaitu kriteria di mana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian karena beberapa sebab (Hidayat, 2003).
a. Kriteria inklusi penelitian ini adalah
:
1) Pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien lama maupun
pasien baru.
2) Pasien pasca operasi yang belum menjalani dan sudah
menjalani rehabilitasi medik.
3) Sedang menjalani terapi atau telah dinyatakan sembuh
dalam rentang waktu hingga September 2012.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah
:
1) Pasien yang tidak bersedia mengisi kuesioner.
2) Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan jujur, diukur
menggunakan skala L-MMPI.
3. Penetapan besar sampel
Jumlah sampel yang akan diambil adalah 60. Sampel
tersebut telah memenuhi syarat pengambilan sampel penelitian
yang berjumlah minimal 30 (Bhisma, 1997).
4. Teknik pengambilan sampel
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu
pasien yang masuk ke Poliklinik Onkologi dan Rehabilitasi Medik
RS Kanker Dharmais diambil datanya menggunakan kuesioner dan
dipilih yang memenuhi kriteria.
D.
Rancangan Penelitian
Pasien Karsinoma
Mammae Pasca
Operasi RS Kanker
Dharmais
Data Pribadi
Pasien
Penilaian Menggunakan
Skala L-MMPI
Menjalani
Rehabilitasi Medik
Jujur
Tidak Jujur
Tidak Menjalani
Rehabilitasi Medik
Tingkat Stress
Stress Berat
Stress Sedang
commit to user
16
Stress Ringan
perpustakaan.uns.ac.id
E.
digilib.uns.ac.id
Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas
: Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi
2. Variabel Moderating : Rehabilitasi Medik
F.
3. Variabel Terikat
: Tingkat Stress
4. Variabel Kontrol
: Genetik, ras, asupan gizi
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, yang
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
1. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medik ialah rehabilitasi yang dilakukan pada
pasien karsinoma mammae pasca operasi untuk memberikan
edukasi pada pasien dalam rangka memaksimalkan kualitas hidup
pasien (Mintian dan Yi, 2008; Desiree et al., 2009)
Skala variabel : Kategorik nominal.
2. Tingkat Stress
Tingkat stress ialah stress dengan kategori tertentu yang terjadi
terutama pada jiwa, seperti kecemasan, kekecewaan, dan rasa salah
yang menimbulkan mekanisme penyesuaian psikologik. Pada
penelitian ini responden dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
tingkat stress ringan, stress tingkat sedang, dan tingkat stress berat.
Responden dinyatakan mengalami stress ringan jika skor tingkat
stress kurang dari 57, sedangkan responden dinyatakan mengalami
stress sedang jika skor yang diperoleh berkisar antara 57 hingga
112, dan dinyatakan mengalami stress berat jika skor yang
diperoleh lebih besar dari 112 (Riduwan dan Akdon, 2006).
Skala variabel : Kategorik ordinal.
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Genetik, Ras, Asupan Gizi
Merupakan
variabel
kontrol
tidak
terkendali
yang
dapat
mempengaruhi keadaan pasien karsinoma mammae pasca operasi.
G. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner identitas pasien
Berisikan informasi mengenai identitas pasien dan informed
consent yang berisikan informasi mengenai tujuan penelitian, dan
lembar pernyataan yang menyatakan pasien bersedia menjadi
responden dalam penelitian. Kuisoner identitas pasien dapat dilihat
pada Lampiran IV.
2. Kuesioner Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory (Skala LMMPI)
Skala validitas berfungsi untuk mengidentifikasi hasil yang
mungkin invalid karena kesalahan dan ketidakjujuran subyek
penelitian. Berisi 15 pertanyaan (15 F) untuk dijawab responden
dengan “ya” atau “tidak”. Penilaian Skala L akan dilakukan
berdasarkan Skala L untuk clinical setting. Skala L (Lie) untuk clinical
setting terbagi menjadi 3, yaitu:
a. T Score ≥ 80 : Invalid
b. T Score 65-79: Mungkin Invalid
c. T Score ≤ 64 : Valid (Kasan, 2011)
Kuesioner Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory (Skala
L-MMPI) dapat dilihat pada Lampiran V.
3. Angket tingkat stress
Angket tingkat stress ini telah divalidasi pada siswi SMA N 3
Surakarta dengan taraf signifikansi α = 0,05 (Ridlawati, 2008). Angket
disusun berdasarkan aspek – aspek menurut standart Crider tahun
1983, yaitu gejala – gejala stress yang dikelompokkan menjadi
disrupsi emosional, kognitif, dan fisiologis (Isyunari, 2000). Peneliti
hanya menggunakancommit
empatto user
alternatif jawaban, karena untuk
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghindari jawaban netral atau ragu – ragu yang akan diberikan
subjek (Riwidikdo, 2007). Rinciannya adalah sebagai berikut :
Item favorable mengandung nilai yang positif dan nilai yang
diberikan adalah :
SS
: Sangat setuju
nilai 4
S
: Setuju
nilai 3
TS
: Tidak setuju
nilai 2
STS
: Sangat tidak setuju nilai 1
Item unfavorable mengandung nilai yang negatif dan nilai yang
diberikan adalah :
SS
: Sangat setuju
nilai 1
S
: Setuju
nilai 2
TS
: Tidak setuju
nilai 3
STS
: Sangat tidak setuju nilai 4
Adapun klasifikasi tingkat stress adalah sebagai berikut :
1. Stress ringan
: nilai 56 atau kurang
2. Stress sedang
: nilai 57-112
3. Stress berat
: nilai > 112
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
H.
digilib.uns.ac.id
Cara Kerja
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara kepada pasien
dengan menggunakan kuesioner. Pasien diwawancarai dan diberikan
pertanyaan yang disesuaikan dengan poin-poin pada kuesioner,
kemudian jawaban dari pasien diisikan pada kuesioner. Tingkat
kejujuran pasien diuji terlebih dahulu menggunakan skala penilaian
kuesioner L-MMPI. Pasien yang diketahui tidak jujur melalui skala
penilaian L-MMPI datanya dieliminasi dan tidak digunakan untuk
penelitian.
Kemudian, data hasil wawancara tersebut dikelompokkan menjadi
dua, yaitu data pasien yang belum menjalani rehabilitasi medik dan
data pasien yang sudah menjalani rehabilitasi medik. Setelah itu, data
pasien dikelompokkan lagi menjadi data pasien kategori stress ringan,
data pasien kategori stress sedang, dan data pasien kategori stress
berat. Penilaian kategori stress dilakukan menggunakan angket tingkat
stress.
Setelah pasien selesai dikelompokkan, data dianalisis secara
statistik menggunakan software SPSS 17 for Windows dan dilakukan
uji Chi Square untuk diketahui taraf signifikansinya. Jika diketahui
taraf signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi p = 0.05, maka
besar pengaruh variabel kemudian dihitung menggunakan rumus
Pearson C.
I.
Teknik Analisis Data Statistik
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner, Lalu
dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS 17 for Windows
untuk dilakukan uji Chi Square sehingga diketahui kemaknaannya.
Jenis skala ini merupakan skala kategorik komparatif tidak
berpasangan. Setelah itu data akan ditampilkan dalam bentuk tabel
untuk dianalisis.
Hasil perhitungan yang akan diambil antara lain dengan kriteria:
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Jika taraf signifikansi dari X²hitung < p = 0.05 maka Ho
ditolak
2. Jika taraf signifikansi dari X²hitung > p = 0.05 maka Ho
diterima
Di mana :
X2Hitung
: Hasil perhitungan statistik SPSS 17 for
Windows baris Pearson Chi-Square kolom
Value.
Taraf Signifikansi
: Hasil perhitungan statistik SPSS 17 for
Windows baris Pearson Chi-Square kolom
Asymp.Sig.(2-sided).
Berdasarkan kriteria tersebut, jika dari hasil perhitungan ChiSquare menggunakan software SPSS 17 for Windows diketahui
terdapat pengaruh, kemudian dianalisis lagi untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel tersebut.
Besar pengaruh variabel dihitung menggunakan rumus Pearson C
sebagai berikut:
Di mana:
N
: Jumlah Responden
Hasil perhitungan dengan rumus Pearson C kemudian akan
dibandingkan dengan kriteria Guilford (Guilford’s empirical rule)
untuk menentukan tingkat pengaruh (korelasi)
< 0,20
: tidak ada korelasi.
0,20 -< 0,40 : korelasi rendah
0,40 - < 0,70 : korelasi sedang
0,70 -< 0,90
: korelasi tinggi
0,90- < 1,00
: korelasi tinggi sekali
commit
to user (Atmodjo,2009)
: korelasi
sempurna
1,00
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada bulan Juli - September
2012 dengan mewawancarai pasien RS Kanker Dharmais yang menderita
karsinoma mammae dan merupakan pasien pasca operasi. Data pasien yang telah
menjalani rehabilitasi medik didapatkan dari instalasi rehabilitasi medik.
Sedangkan data pasien pasca operasi yang belum mendapatkan rehabilitasi medik
didapatkan dari ruang rawat inap pasien Jamkesmas, kelas III, kelas II, kelas I,
dan VIP. Jumlah data subyek penelitian yang dipakai sebanyak 60 orang dengan
tingkat kebohongan rendah dari keseluruhan data, setelah dilakukan seleksi
menggunakan kuesioner Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory (LMMPI). Tabel hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Statistik
Tingkat Stress
Riwayat Rehabilitasi
Stress Sedang
Stress Berat
Total
25
5
30
47.2%
71.4%
50.0%
28
2
30
52.8%
28.6%
50.0%
53
7
60
100.0%
100.0%
100.0%
BELUM PERNAH
PERNAH
Total
Berdasarkan tabel, dapat dilihat pasien yang mengalami stress kategori
sedang sebanyak 53 orang, pasien yang mengalami stress kategori berat sebanyak
7 orang, dan tidak terdapat pasien yang mengalami stress kategori ringan. Dari 53
orang yang mengalami stress sedang, 25 orang (47,2%) belum menjalani
rehabilitasi medik dan 28 orang (52,8%) sudah pernah menjalani rehabilitasi
medik. Sedangkan dari pasien yang
mengalami
commit
to user stress berat sebanyak 7 orang, 5
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
orang (71,4%) belum pernah menjalani rehabilitasi medik dan 2 orang (28,6%)
sudah pernah menjalani rehabilitasi medik.
Data penelitian tersebut diuji melalui rumus Chi-Square dan diperoleh
hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 17 for Windows berupa X²hitung
sebesar 1,456 dengan taraf signifikansi X²hitung sebesar 0,228.
Hasil yang diperoleh ialah taraf signifikansi dari X²hitung, 0,228 > p = 0,05.
Dengan demikian, hipotesis nol (H0) diterima. Dengan kata lain, tidak terdapat
pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae
pasca operasi di RS Kanker Dharmais.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan data, pasien yang mengalami stress kategori sedang sebanyak
53 orang, 25 orang (47,2%) belum menjalani rehabilitasi medik dan 28 orang
(52,8%) sudah pernah menjalani rehabilitasi medik. Pasien yang mengalami stress
kategori berat sebanyak 7 orang, 5 orang (71,4%) belum pernah menjalani
rehabilitasi medik dan 2 orang (28,6%) sudah pernah menjalani rehabilitasi
medik. Sedangkan pasien yang mengalami stress kategori ringan tidak ada. Tidak
adanya pasien yang mengalami stress kategori ringan dapat disebabkan oleh
tingginya tingkat stress yang dialami oleh pasien karsinoma mammae. Tingginya
tingkat stress tersebut dapat disebabkan karena karsinoma mammae memiliki
tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup besar, kecuali diketahui pada
stadium awal. Banyaknya pasien yang mengalami stress kategori sedang dapat
disebabkan karena adanya kelelahan yang mempengaruhi kondisi fisik pasien
pasca operasi yang bersifat sementara, sehingga mempengaruhi kondisi emosional
pasien saat wawancara.
Hasil uji statistik mendapatkan taraf signifikansi dari X²hitung, 0,228, di
mana taraf signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi p = 0.05
sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Dengan kata lain, hipotesis alternatif (H1)
ditolak.
Hasil di atas berbeda dengan teori sebelumnya yang menyatakan
rehabilitasi memegang peranan penting pada proses penyembuhan pasien
karsinoma mammae. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Weert et
al. (2006) yang menyatakan bahwa rehabilitasi efektif dalam mengurangi kelainan
fisik dan psikologis yang diakibatkan oleh kanker.
Perbedaan yang dijumpai dengan hasil penelitian ini dengan yang
dilaporkan oleh Weert et al. dikarenakan penggunaan instrumen penelitian yang
berbeda, di mana pada penelitian ini menggunakan angket tingkat stress yang
disusun berdasarkan aspek-aspek menurut standar Crider tahun 1983 di mana
commit to user
gejala-gejala stress dikelompokkan menjadi disrupsi emosional, kognitif, dan
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
fisiologis. Sedangkan, Weert et al. menggunakan the Rotterdam Symptom CheckList, yaitu kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien yang
terkait dengan penyakit yang diderita. Kuesioner tersebut berisikan 23 pertanyaan
untuk gejala fisik dan 7 pertanyaan untuk stress psikologi dengan menyediakan 4
poin jawaban.
Selain itu, penelitian ini menilai pasien secara cross-sectional atau sekali
waktu saja, sedangkan Weert et al. menggunakan desain penelitian pre-post test,
di mana pasien sebelum rehabilitasi sebagai kelompok kontrol, dan pasien setelah
rehabilitasi sebagai kelompok yang telah dilakukan intervensi berupa rehabilitasi.
Selain itu, Weert et al. menilai tingkat stress pasien karsinoma secara umum,
sedangkan penelitian ini secara spesifik menilai tingkat stress pada pasien
karsinoma mammae.
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penelitian tentang pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress
pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari rehabilitasi
medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS
Kanker Dharmais.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih
banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Varibel lain yang belum diteliti seperti gangguan Psikologi, Fisiologi,
Kognitif, dan Emosional dapat dilanjutkan pada penelitian mendatang.
commit to user
26
Download