peranan humas dalam membangun citra pemerintahan kabupaten

advertisement
eJournal Administrative Reform, 2014, 2 (3): 2054-2067
ISSN 2338-7637 , ar.mian.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2014
PERANAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA
PEMERINTAHAN KABUPATEN KUTAI BARAT
Henny Bernadeth1, DB. Paranoan2, Achmad Djumlani3
Abstrak
This article is explaining the role of public relations of West Kutai
Regency in building image of West Kutai regency. In this case the role of public
relations regency have role as a monitoring agency relating happened to the
people of West Kutai regency, this article is sourcing from field research
during January 2014 in public relations West Kutai regency office.
Data analysis is systematically recording
the interview and
observation, and others to improve our understanding of the findings of the
study, the discussion is done using the comparative method from the results of
interviews with the informants, from the study of literature and also
simultaneously compared with the informants, from the study of literature and
also simultaneously compared with the result of observation.
From the research that has been done on Public Relation Departement
of West Kutai Regency
in order to maintain and image building, the
goverment has taken measures. The first measure is to do media monitoring
activity that aims to control what happens in West Kutai Society and
understand what kind of problem happened on Local Goverment, as for the
data management that has been carried out by the researchers, it can be
concluded that Public Relation Departement of West Kutai Regencyto take
immediate action to improve the Image of the West Kutai toward the society, is
to build a mental and spiritual community of West Kutai Through the Public
Relation Departement of West Kutai Regency are able to do this by publicizing
the achievements that have been achieved through the Press (Press Releases
and
Advertorial),
Sound
media
(radio,Television),
Print
Leafleats,Banners,street banner, and billboard.
Keywords : Role Public Relation , Monitoring, Publication,building image,
West Kutai.
Abstrak
Artikel ini menjelaskan peranan humas Kabupaten Kutai Barat
dalam membangun citra pemerintahan Kabupaten Kutai Barat. Dalam hal
ini peran humas kabupaten mempunyai peran sebagai lembaga monitoring
yang berkaitan dengan kejadian di masyarakat Kabupaten Kutai Barat, artikel
ini bersumber dari penelitian lapangan selama bulan Januari 2014 di Kantor
Humas & Protokol Kabupaten Kutai Barat.
Teknik analisis data dilakukan dengan cara sistematis catatan hasil
wawancara dan observasi dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
peneliti tentang temuan yang diteliti, dengan pembahasan dilakukan
menggunakan metode komparatif atas hasil wawancara dengan informan, studi
kepustakaan serta sekaligus membandingkan dengan hasil observasi.
Dari hasil Media monitoring yang dilakukan oleh Humas Pemerintah
Daerah sudah dapat disimpulkan permasalahan yang ada, dan dari
pengelolaah terhadap data yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat diambil
kesimpulan bahwa Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat segera
mengambil tindakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan
mengembalikan kembali citra pemerintahan yang memudar kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat dengan cara mengeluarkan press release dan
advertorial.
Kata Kunci: Peranan Humas, Monitoring, Publikasi, Membangun Citra,
Kutai Barat.
Pendahuluan
Peran humas dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Dalam riset
tentang kegiatan humas (public relations), ada dua peran besar yang secara
konsisten muncul dalam kegiatan humas yaitu peran sebagai teknisi dan
manajemen. Peran sebagai teknisi mewakili senidari humas seperti menulis,
mengedit, mengambil foto, menangani produksi komunikasi, membuat event
spesial, dan melakukan kontak telepon dengan media.
Peran sebagai manajer berfokus pada kegiatan yang membantu
organisasi dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah terkait humas.
Manajer humas melaksanakan tiga peran, pertama sebagai pemberi penjelasan,
yaitu orang yang bekerja sebagai konsultan untuk mendefinisikan masalah,
menyarankan pilihan, dan memantau implementasi kebijakan. Kedua sebagai
fasilitator komunikasi, yaitu orang yang berada pada batas antara organisasi
dengan lingkungan-nya yang menjaga agar komunikasi dua arah tetap
berlangsung. Ketiga sebagai fasilitator pemecahan masalah, yaitu orang yang
bermitra dengan manajer senior untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah (Lattimore,2010).
Fungsi paling dasar humas dalam pemerintahan adalah membantu
menjabarkan dan mencapai tujuan program pemerintahan, meningkatkan sikap
responsif pemerintah, serta memberi publik informasi yang cukup untuk dapat
melakukan pengaturan diri sendiri (Lattimore,2010). Berarti humas
pemerintahan bertugas menjalankan kegiatan kebijakan dan pelayanan publik
dengan memberikan ber-bagai informasi tentang kebijakan pemerintahan yang
mengikat rakyat atau masyarakat.
Citra mencerminkan apa yang dipikirkan, emosi dan persepsi individu.
Walaupun orang melihat hal yang sama, tapi pandangan mereka bisa berbeda.
Persepsi inilah yang membentuk citra dari sebuah organisasi (Alifahmi, 2005).
E-sensi tujuan humas di dunia pemerintahan adalah membuat berbagai program
2055
eJournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 3, 2014: 2054-2067
pemerintah yang dapat membentuk, meningkatkan dan memelihara citra positif
dan reputasi baik agar dapat memperoleh opini public yang menguntung-kan,
serta dukungan dan simpati rakyat atau publik. Citra sengaja diciptakan Humas
dalam dunia pemerintahan dalam bentuk events (kegiatan-kegiatan), kampanye
dan program-program (Ardianto, 2011). Berdasarkan fenomena tersebut yang
menjadi permasalahan peneliti-an adalah bagaimana Peranan Humas
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dalam Membangun Citra Pemerintahan
Kabupaten Kutai Barat.
Kerangka Dasar Teori
Konsep Humas
Eksistensi Humas dalam suatu lembaga/instansi pemerintah merupakan
keharusan secara fungsional dan operasional. Kelengkapan ini dianggap sangat
penting karena falsafah Negara dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat seperti
yang dikehendaki dalam bentuk Negara yang menganut system demokrasi.
Sebagai Negara demokrasi Humas berfungsi melayani rakyat, karena rakyat
turut mengawasi setiap kegiatan pemerintah, apabila tidak sesuai dengan
aspirasi rakyat, rakyat secara cepat akan mengeritiknya.
Humas pemerintah menurut Sam Black (Dalam Effendy, 1999:37)
diklasifikasikan menjadi Humas pemerintah pusat dan Humas Pemerintah
daerah. Kedua-duanya menurutnya mempunyai tugas yang sama, walaupun
ruang lingkupnya berbeda. Tugas Humas pemerintah disini; pertama
menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan perencanaan
dan hasil yang telah dicapai, kedua menerangkan dan mendidik mengenai
perundang-undangan, peraturan-peraturan dan hal-hal yang berhubungan
dengan kehidupan rakyat sendiri.
Melalui Humasnya pemerintah dapat menyampaikan informasi atau
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan dan tindakantindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban
kepemerintahannya. Terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas
utamanya :
1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan
aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and
aspiration)
2. Kegiatan memberikan nasehat atau sumbang saran untuk menanggapi atau
sebaliknya dilakukan oleh instansi / lembaga pemerintah seperti dikehendaki
publiknya (advising the public about what is should desires)
3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuask-an yang
diperoleh antara hubungan public dan aparat Pemerintahan (ensuring
satifactory contac between and government official)
4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan
oleh suatu lembaga/instansi Pemerintahan yang ber-sangkutan (informing
and about what an agency is doing) Ruslan, 1999:297)
2056
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
Perkembangan Humas
Lahirnya konsep Humas atau Public Relations terdapat beberapa
pendapat versi yang berbeda-beda. Tapi sebagai suatu fenomena sosial dan
sebagai suatu kegiatan baku dalam masyarakat. Humas itu sudah ada sejak
manusia lahir di dunia, jadi sama tuanya dengan peradaban manusia. Sebagai
ilmu pengetahuan relatif masih baru dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu
sosial seperti politik, administrasi negara, ekonomi, sejarah, psikologi,
komunikasi dan lain-lain.
Secara spesifik Humas adalah salah satu cabang ilmu komunikasi, dan
merupakan salah satu unsur dari administrasi yang ada dalam praktek bidang
kegiatan tertentu, Humas juga merupakan satu profesi yang berkaitan dengan
hubungan antara suatu lembaga/ organisasi dengan publiknya yang ikut
menentukan kelangsungan lembaga itu. Munculnya Humas dapat ditelusuri
pada Zaman Thomas Jefferson. Humas merupakan engineering of consent
(rekayasa sikap, opini, dukungan atau pendapat umum). Menurut Thomas
Jefferson dalam masyarakat yang demokratis kita tergantung persetujuan
(concent) rakyat. Dalam hubungan ini terdapat dua fungsi pokok dari Humas.
Pertama, sebagai alat untuk mengerti atau memahami sikap publik dan
mengetahui apa yang harus atau tidak boleh dilaksanakan oleh
organisasi/lembaga untuk mengubah sikap mereka. Kedua, sebagai suatu
program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi Humas erat
hubungannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap. Humas
dalam pengertian ini dipraktikkan dan dirintis oleh Alexander Hamilton, dan
hingga saat ini metode dan pendekatannya masih digunakann (Rahmad,
1994:15).
Di Indonesia Humas secara institusional baru tampak pada tahun 1950an. Akan tetapi, profesi Humas diakui sejak terbentuknya Bakohumas (badan
koordinasi Hubungan Masyarakat) pada tanggal 13 Maret 1971. Bakohuman ini
menghimpun para pejabat dan staf Humas di lingkungan Depatermen,
Lembaga-Lembaga pemerintahan dan BUMN. Perkembangan Humas di
Indonesia cukup pesat, ada 3 faktor yang melatar belakangi yaitu: Pertama
cepatnya kemajuan teknologi, kedua pertumbuhan ekonomi dan yang ketiga
adalah kebutuhan masyarakat akan informasi yang akurat.
Humas Pemerintah
Pada dekade 1970-an peranan Humas telah diterapkan di berbagai
instansi pemerintah serta lembaga/perusahaan sebagai upaya menjembatani,
berkomunikasi, dan menyampaikan informasi atau pesan–pesan dari
lembaga/organisasi yang diwakilinya kepada publik/ masyarakatnya. Cutlip,
Center, dan Brown menyebutkan humas adalah fungsi manajemen secara
khusus yeng mendukung terbentuknya saling pengertian, pemahaman,
penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya
2057
eJournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 3, 2014: 2054-2067
(Cutlip, Center, dan Brown, 2005 : 4). Tahun 1967-1971 disebut dengan
periode humas kedinasan pemerintahan, hal tersebut ditandai dengan
terbentuknya “Badan Koordinasi Kehumasan (Bako-Humas) Pemerintah” di
Indonesia. Pada tahun 1967 didirikan koordinasi antar Humas
Departemen/Lembaga Negara yang disingkat Bakor yang secara ex officio
dipimpin oleh pimpinan pada setiap department.
Tahun 1970-1971, Bakor diubah menjadi Bakohumas (Badan
Koordinasi Kehumasan Pemerintah) melalui SK Menpen No.31/Kep/
Menpen/tahun1971, sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen
Penerangan RI. Bakohumas beranggotakan Humas depar-temen, Lembaga
Negara, serta unit usaha negara/BUMN. Kerjasama antara Humas
departeman/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan Kehumasan. Maka
Sesuai dengan SK Menpan tersebut, lahirlah Pedoman Tata Kerja
Bakohumas yang berisi antara lain:
1. Ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintahan dan pembangunan,
khususnya di bidang penerangan dan kehumasan,
2. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan,
3. Manyempurnakan fungsi dan kedudukan Humas dalam perilaku menuju
pada suatu kepribadian yang sama di Indonesia, dalam rangka menunjang
kebijaksanaan pemerintah,
4. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dan menciptakan hubungan
yang efektif dan harmonis dengan organisasi dan lembaga resmi serta
masyarakat.
Penerapan Kehumasan di Instansi Pemerintah dan terbentuknya
Bakohumas memperlihatkan bahwa keberadaan unit kehumasan di sebuah
lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara
fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau
mempublikasikan tentang suatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan
yang ditujukan baik untuk masyarakat ke dalam, maupun kepada
masyarakat luar pada umumnya Ruslan ( 2008:109). Humas dapat
merupakan suatu alat atau saluran (The PR as tools or channels of government
publication) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran
informasi mengenai pembangunan nasional melalui kerja samade ngan pihak
pers, media cetak, atau elektronik hingga menggunak-an media tradisional
lainnya.
Proses Pencitraan
Pencitraan tidak terlepas dari proses komunikasi, “komunikasi adalah
penyampaian isi pernyataan (pesan) dari komunikator kepada komunikannya
melalui saluran informasi (Hoeta Soehoet, 2003). Pesan yang disampaikan
tidak serta merta diterima oleh khalayak. Ada rangkaian proses, mulai dari
diterimanya pesan oleh mata, bila pesan visual, diolah dengan
2058
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
membandingkannya dengan opini penerima pesan dan opini publik, baru
kemudian dimaknai dan menjadi persepsi. Pesan dapat disampaikan secara
visual, verbal, dan prilaku (Fomburn, 1996, Dowling, 2002, schifman &
Kanuk, 2004). Pesan visual, pada organisasi, biasanya dikenalkan melalui logo
organisasi. Logo organisasi ini harus mampu secara mandiri menyampaikan
visi misi organisasi. Untuk memperkuat pesan, logo dapat diikuti dengan pesan
verbal yaitu dengan menambahkan slogan/credo. Perilaku, merupakan unsur
pembentuk persepsi yang paling efektif; dapat membangun persepsi yang baik,
maupun persepsi yang buruk.
Unsur perilaku ini lebih sulit dikelola karena menyangkut perilaku
seluruh anggota organisasi, bukan hanya pimpinan organisasi saja. Persepsi
yang dibentuk dalam benak khalayak akan menjadi gambaran /citra mengenai
organisasi tersebut yang melekat pada benak khalayak.
Proses Pengelolaan Citra
Citra harus dikelola dengan baik. Dikaitkan dengan pembagian tugas
dalam organisasi, Humas merupakan komponen organisasi yang melakukan
pengelolaan citra secara sistematis. Namun, mengingat proses pembentukan
persepsi, khususnya pada komponen prilaku, setiap anggota organisasi dapat
memberikan pesan kepada khalayaknya melalui perilaku yang ditampilkan,
maka setiap anggota/ pegawai organisasi/lembaga adalah PR Officer (PRO).
Tugas PRO adalah melakukan upaya dalam menyampaikan isi pernyataan
kepada khalayak sasarannya, agar internal dan eksternal publik minimal tidak
merugikan dan maksimal member keuntungan secara terus-menerus kepada
organisasi (Hoeta Soehoet, 2003). Dengan sudut pandang terpusat pada upaya
pembentukan opini publik yang baik serta evaluasi terhadap upaya tersebut
untuk perkembangan organisasi, Cutlip & Center (dalam Gruning 1998, 2003)
mengatakan ; fungsi PRO adalah sebagai agen pembentuk opini publik. PRSA
(Public Relations Society of America) mendefinisikan tugas PRO sebagai agen
yang meng-hubungkan organisasi dengan publiknya. Berdasarkan definisi tugas
humas, komponen utama yang harus dibangun oleh pada PRO adalah citra
organisasi/lembaga/institusi.
Citra organisasi dibangun dari elemen visual, verbal dan perilaku yang
menjadi cerminan aktualisasi dari visi pemimpin organisasi/ lembaga/institusi
yang terintegrasi dengan misi dan rencana strategik organisasi/lembaga/institusi
(Howard, 1998). Citra organisasi juga merupakan cerminan identitas organisasi
yang akan membangun nama baik organisasi/lembaga/institusi (Fomburn,
1996).
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan
pendekatan kualitatif, fokus penelitian menitik beratkan pada peranan humas di
dalam pemerintahan serta bagaimana membangun citra pemerintahan
2059
eJournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 3, 2014: 2054-2067
Kabuoaten Kutai Barat, menurut Anggoro M Linggar (200:59) : Citra
Bayangan (mirror image); Citra yang Berlalu (current image); Citra Harapan
(wish image); citra lembaga (corporate image); dan Citra Majemuk (multiple
image).
Pembahasan
Instansi Pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat adalah
pemerintahan di Kabupaten. Kerena pemerintah kabupaten marupakan
kepanjangan tangan dari pemerintah pusat yang menyalurkan pembangunan
hingga ke desa-desa terpencil yang tidak bisa di cover oleh pemerintah pusat.
Dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat salah satunya.
Tugas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat sendiri sebagai
instansi pemerintahan adalah bekerja untuk kesejahteraan rakyat yaitu dengan
melakukan pembangunan secara berkelanjutan agar masyarakat dapat
merasakan kesejahteraan dan pembangunan dapat merata di seluruh Kabupaten
Kutai Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Namun pada kenyataannya, keberhasilan pembangunan terlihat dari
kebanyakan penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Kutai
Barat yaitu tentang Kehutanan, Koperasi dan Pariwisata, sementara
penghargaan mengarah pada pendidkan hanya satu penghargaan, sehingga dari
keadaan dan kejadian yang ada sangat terlihat bahwa masyarakat masih begitu
minim pendidikan mental dan spiritiual sehingga kesadaran untuk turut
memelihara dan merawat aset – aset Kabupaten Kutai Barat sangat minim
bahkan tidak ada sehingga dengan mudahnya merusak aset yang sudah ada dan
terbangun dengan baik malah dirusak dan dicoret-coret tanpa merasa bersalah.
Dengan banyaknya penghargaan yang diterima pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat selama dua dekade ini citra pemerintah secara otomatis
menjadi baik dimata masyarakat hanya saja harus segera ditangani oleh
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat agar semakin baik citranya,.Dan semua
kegiatan monitoring dan untuk Publikasitersebut merupakan bagian dari
kegiatan humas yaitu untuk menjaga citra yang sudah terbentuk dengan baik
dan lebih meningkatkanya. Kemudian Humas Pemerintah Daerah Kabupaten
Kutai Barat pun melakukan beberapa tindakan, tindakan yang pertama yaitu
melakukan kegiatan media monitoring yang bertujuan untuk mengontrol apa
yang terjadi di masyarakat Kabupaten Kutai Barat dan mengetahui masalah apa
yang terjadi mengenai Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratdi
masyarakat.
Dari hasil Media monitoring yang dilakukan oleh Humas Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat sudah dapat disimpulkan permasalahan yang
ada, dan dari pengelolaah terhadap data yang sudah dilakukan oleh peneliti,
dapat diambil kesimpulan bahwa Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Baratsegera mengambil tindakan untuk meningkatkan citraPemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat dengan cara mengeluarkan press release dan
2060
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
advertorial, mencetak leaflet,banner,spanduk,Baleho dan menerbitkan Buletin
Majalah Pertriwulan untuk masyarakat maupun orang-orang yang memerlukan
informasi mengenai kabupaten Kutai Barat.
Kegiatan Press Release ini adalah kegiatan Media Relations, dimana
hubungan baik antara lembaga/instansi yang diwakili oleh Bagian Humas
dalam usaha melakukan kerja sama dengan media-media komunikasi massa
yang ada di daerahnya, maupun diluar daerah lembaga/instansinya. Sedangkan
Sebuah advertorial atau infomercial adalah iklan yang dirancang untuk
mensimulasikan konten editorial, sementara pada saat yang sama menawarkan
informasi yang valid kepada calon klien.
Jadi press release dan Advertorial sedikit banyak dapat membantu
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan apa saja
dan program-program kerja apa saja yang tengah dijalani oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat. Sehingga apabila program tersebut dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat, diharapkan masyarakat dapat memberi
penilaian yang positif mengenai program-program tersebut.Dan bisa
berdampak baik untuk membangun dan meningkatkan citra Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat.
Leaflet adalah media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan
tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat
sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa,
Banner adalah Salah satu media Promosi yang dicetak dengan Print
Digital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal, Banner adalah bentuk
penyederhanaan dari Baliho dan Baliho adalah suatu sarana atau media
Berpromosi yang mempunyai unsur memberikan informasi event atau kegiatan
yang berhubungan dengan masyarakat luas, selain itu juga berguna untuk
mengiklankan suatu produk.
Peran Humas Pemda Kabupaten Kutai Barat
Peran humas dalam instansi pemerintah lebih kompleks, karena humas
pemerintahan tidak seperti humas pada perusahaan swasta.Humas perintahan
sudah mempunyai tupoksi dan alur kerja yang harus sesuai dengan tupoksi dari
pemerintahan pusat. Dan tugas umum humas Pemerintah Daerah Kabupaten
Kutai Barat adalah melaksanakan pemberita-an, mengumpulkan dan
menganalisa informasi untuk bahan kebijakan pimpinan,melakukan perekaman,
penyajian data, dan mendampingi kegiatanpimpinan seperti Notulensi
,pengambilan gambar,Serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
sekretariat daerah Kabupaten sesuai dengan bidang tugasnya.
Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratjuga berperan
sebagai mediator apabila terjadi sengketa antara pihak internal dengan
eksternal, maupun pihak eksternal dengan pihak eksternal apabila diminta dan
dianggap perlu untuk ikut campur.
2061
eJournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 3, 2014: 2054-2067
Hal ini juga sama seperti teori yang diungkapkan oleh Dozier dan
Broom dalam buku employee relations and communication media model
(dalam Ruslan, 2007:20-21).tentang peran humas dalam suatu organisasi.
Humas di Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat sendiri telah melakukan
perannya sesuai dengan teori yang ada.
a) Penasihat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi humasyang berpengalaman dan memiliki kemampuan
tinggi dapat membantu dan mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah
hubungan dengan publiknya (public relationship).
Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratwajib membantu
Bupati atau bidang lain yang membutuhkan humas Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Baratuntuk memberikan solusi pemecahan masalah yang
ada. Karena humas merupakan bidang yang menjadi penjebambatan antara
instansi dengan masyarakat.
b) Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut
untuk mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan
organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal
balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
Seperti kegiatan media monitoring yang mencari dan mendengar
keluhan masyarakat mengenai Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat,
setelah itu di analisis dan di pelajari untuk di carikan solusi
permasalahan.Setelah mendapatkan kesimpulan dari masalah yang ada,
kemudian pihak humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Baratmengeluarkan press release untuk menjelaskan kebijakan yang ada di
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat.
c) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations
ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi, baik sebagai penasihat (adviser) hingga
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau
krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya
dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim
posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai
departemen dan keahlian dalam suatu tim khusus untuk membantu
organisasi, perusahaan yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan
krisis tertentu.
Dalam setiap permasalahan yang ada di Kabupaten Kutai Barat, Humas
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratdi wajibkan untuk turut andil
2062
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
dalam mencari solusi untuk penanganan kasus walaupun di dampingi oleh
staf ahli, karena setiap Pemerintahan selalu mempunyai staf ahli yang
susuai dengan bidang-bidangnya masing-masing.
d) Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Berbeda dengan peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang
terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi.Peranan
communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in
residence yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau
dikenal dengan methode of communication of organization. Sistem
komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau
tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media
komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan
akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku
pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi
antar karyawan satu departemen dengan lainnya.
Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratharus menjaga
komunikasi antara internal-internal, maupun internal-eksternal. Seperti
menjaga hubungan baik dengan media massa yang menjadi bagian dari
menjaga komunikasi.
Tujuan Pokok dan Fungsi Humas
Humas adalah perantara antara pimpinan organisasi dengan publik, baik
publik internal maupun publik eksternal. Tujuan humas adalah untuk
menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi
lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik, di lain pihak dengan
komunikasi yang harmonis dan timbal balik.
Seperti itu pula yang dilakukan oleh humas Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat. Humas dalam Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Barat harus mempunyai sikap yang baik antara sesama staff, maupun dengan
publik eksternalnya.
Fungsi Humas menurut Edward L. Bernays (dalam Ruslan 2005 :18),
antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan penerangan kepada publik.
Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat juga mempunyai
tugas untuk menerangkan kepada publik mengenai apa yang terjadi di
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat.
2) Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku
publik.
Persuasi yang dilakukan oleh humas Pemerintah Daerah Kabupaten
Kutai Barat yakni, pihak humas melakukan sosialisasi dengan masyarakat
untuk memperkenalkan program baru Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Barat, dan mengajak masyarakat untuk mendukung program tersebut.
2063
eJournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 3, 2014: 2054-2067
3)
Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan
sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
Sikap yang dimaksud adalah untuk menyamakan persepsi mengenai
citra Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat. Diharapkan sama, antara
pandangan masyarakat dengan yang diinginkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat.
Kegiatan Media Monitoring dan Pengaruhnya Terhadap Citra
Kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh humas Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Baratitu secara terus menerus dan berkelanjutan
dilaksanakan setiap harinya. Hal itu untuk mengetahui permasalahan apa yang
terjadi dalam masyarakat dan apa saja keluhan masyarakat terhadap Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat.
Kegiatan media monitoring sendiri adalah kegiatan untuk memilih
berita dari surat kabar dan mengunting, kemudian di jadikan sebuah klipingan
berita. Dan dikumpulkan untuk di jadikan bahan evaluasi selanjutnya dalam
melaksanakan kegiatan.Dari kegiatan media monitoring tersebut kita dapat
mengetahui permasalahan dengan lebih cepat, sehingga bisa cepat mencari
solusinya.
Apabila kegiatan media monitoring tidak dijalankan dengan baik, dan
keluahan-keluhan masyarakat tidak di tanggapi, tentunya hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap citra Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratyang
akan menurun, dan menimbulkan citra negatif pada akhirnya.
Seperti dikatakan oleh Katz (dalam Soemirat dan Ardianto:2004)
mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan/instansi, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap
instansi/lembaga mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang
memandangnya. Seperti itulah masyarakat akan memandang Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Baratapabila dinilai kurang berhasil dalam
menjalankan tugasnya, maka citranya akan buruk. Dan apabila telah berhasil
melakukan tugasnya, maka citra Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Baratakan positif di mata masyarakat.
Untuk membangun citra yang positip dari masyarakat, diperlukannya
pengenalan lebih jauh tentang Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat
kepada masyarakat, dan memperkenalkan program-program Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat itu sendiri agar masyarakat paham dengan apa
yang dikerjakan dan dihasilkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Barat, untuk membuat pemerintahan yang transparan.
Jenis-jenis Citra menurut Ardianto (2011:63) adalah :
a. Citra bayangan
Citra bayangan adalah citra yang melekat pada orang atau anggotaanggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar terhadap organisasinya.Citra bayangan itu hampir selalu
2064
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.Seperti
halnya padangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Barat tentang citranya sendiri.Yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Barat menilai citranya positif di mata masyarakat.
b. Citra yang berlaku
Citra yang berlaku adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan
yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.Seperti
pandangan masyarakat yang memiliki Kebanggan terhadap daerahnya
dengan banyaknya menerima penghargaan-penghargaan tetapi masih
kurang kesadaran untuk menjaga dan memelihara aset yang dibangun
untuk kenyaman bersama diKutai Barat.Citra inilah yang terjadi di
masyarakat.
c. Citra yang diharapkan
Wish image adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya, citra
yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra
yang ada.Memiliki citra yang positif adalah citra yang diinginkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat.
d. Citra majemuk
Banyak jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah
perusahaan/instansi atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang
belum
tentu
sama
dengan
citra
organisasi/lembaga
atau
perusahaan/instansi secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus ditekan
seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakkan secara
keseluruhan.Seperti saat peneliti mewawancara Kepala Bagian Humas
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratdan Kepala Sub Bagian
Kehumasan Antar Lembaga.Mereka memiliki pandangan yang berbeda
mengenai citra Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat.
Maka humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratmengeluarkan
press release dan adevrtorial untuk mengenalkan program pemerintah kepada
masyarakat. sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti.
Press Release atau siaran pers menurut Soemirat dan Ardianto (2004)
adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations(PR)
suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/ redaksi
media massa (tv, radio, media cetak, media online) untuk dipublikasikan dalam
media massa tersebut.
Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Baratmembuat press
release kemudian menyebarkannya kepada semua media massa, tidak hanya di
lingkup Kabupaten Kutai Barat, tapi semua media massa boleh mendapatkan
press release tersebut.
Dengan cara-cara tersebut yang dilakukan humas Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat, cara ini sangat efektif untuk memberikan pengertian
kepada masyarakat, sehingga berdampak meningkatnya citra Pemerintah
2065
eJournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 3, 2014: 2054-2067
Daerah Kabupaten Kutai Barat. Hal ini dapat di lihat dari berkurangnya jumlah
demo-demo yang dilakukan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Barat.
Hambatan Yang Dialami
Selama melakukan observasi dan wawancara dengan publik internal
maupun eksternal, penulis menarik kesimpulan mengenai beberapa hambatan
yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat. Hambatan yang di
alami oleh Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat adalah staff yang
ada dalam humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat itu bukan
merupakan orang-orang yang latar belakang pendidikannya dari komunikasi
atau public relations. Hanya beberapa saja yang latar belakangnya dari
komunikasi atau public relations.Sehingga staff-staff humas Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat itu kurang paham betul tentang peranan yang
harus dimiliki oleh humas.
Selain itu hambatan yang dialami untuk lebih luas meningkatkan citra
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat adalah kendala pada dana yang terbatas
sehingga untuk lebih maksimal membangun citra pemerintah kabupaten juga
masih sangat terbatas.
Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah penulis
lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam rangka membangun dan menjaga citra yang baik, Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat selalu melakukan beberapa tindakantindakan yang pertama yaitu melakukan kegiatan media monitoring yang
bertujuan untuk mengontrol apa yang terjadi di masyarakat Kabupaten
Kutai Barat dan mengetahui masalah apa yang terjadi mengenai
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat di masyarakat.
2. Dalam rangka untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan
mengembalikan kembali citra pemerintahan yang memudar kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat, maka Pemerintah Kabupaten
mengatasinya dengan cara mengeluarkan press release dan advertorial.
3. Bahwasanya Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat juga
berperan sebagai mediator apabila terjadi sengketa antara pihak internal
dengan eksternal, maupun pihak eksternal dengan pihak eksternal apabila
diminta dan dianggap perlu untuk ikut campur.
4. Kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh humas Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Barat dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan dilaksanakan setiap harinya. Hal itu untuk mengetahui
permasalahan apa yang terjadi dalam masyarakat dan apa saja keluhan
masyarakat terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat.
2066
Peran Humas Dalam Membangun Citra Pemerintahan (Henny Bernadet K)
Salah satu contoh kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh
Pemkab Kutai Barat adalah kegiatan untuk memilih berita dari surat kabar
dan mengunting, kemudian di jadikan sebuah klipingan berita. Dan
dikumpulkan untuk di jadikan bahan evaluasi selanjutnya dalam
melaksanakan kegiatan. Dari kegiatan media monitoring tersebut
pemerintah daerah dapat mengetahui permasalahan dengan lebih cepat,
sehingga bisa cepat mencari solusinya.
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro. 2009. “ Public Relations Praktis”. Bandung: Widya
Padjajaran.
----------------------, 2007, “Komunikasi Massa” : Suatu Pengantar, Edisi Revisi,
Bandung ; Simbiosa.
Black Sam, Melvin L, Sharpe, 1998. “Ilmu Hubungan Masyarakat Praktis”
(alih bahasa: Ardaneshwara). Jakarta. Intermesa.
Cutlip, M. Scoot, Allen H. Center. 1978. “Effective Public Relations”,
Englewood Cliff Jersy, Prentice Hal Inc.
Cutlip, SM, Center, AH & Broom, GM. 2006. “Effective Public Relations”,
Edisi Ketujuh, New Jersy: Prentic-Hall, Inc, Englwood Cliffs.
Cutlip, M. Scoot, Allen H. Center, Gleen M. Broom. 2009. “ Effective
public Relations”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Effendy, Onong U, 1999. “Hubungan Masyarakat Suatu Studi
Komunikologis”, Bandung Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchyana. 2009. “Human Relation & Public Relation”.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchyana. 2009. “Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek”.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Lattimore, 2010. “Public Relations, Profesi dan Praktek”. Salemba
Humanika.
Rachmat, Jalaluddin. 2000. “Metode Penelitian Komunikasi”, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2009. “Metode Penelitian Komunikasi”. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Rosady Ruslan.2001. “Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi” Jakarta
: Raja Grafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2010.
Manajemen. Public Relations &
Media
Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada
------------------------. 2007. “Etika Kehumasan konsepsi & Aplikasi”. Jakarta
: PT.Raja Grafindo Persada.
----------------------. 1999. “Manajemen Humas dan manajemen Komunikasi”,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2067
Download