Table of Contents No. Title Page 1 Oral Antibiotic in Acne Vulgaris Patients: Retrospective Study 84 - 89 2 Eosinophil and Eosinophil Cationic Protein Level were Raised in Dermatitis Due to Food Patients 90 - 96 3 Manifestation of Skin Disorders in HIV & AIDS Patients 97 - 105 4 Retrospective Study: The Use of Chemical Peeling with A Modified Jessner's in Melasma Patients 106 - 113 5 Retrospective Study: Rosacea Profile 114 - 120 6 Profile of Malassezia Folliculitis 121 - 129 7 Retrospective Study: Oral Medications for Atopic Dermatitis 130 - 136 8 Retrospective Study: Type Leprosy 1 Reaction 137 - 143 9 Laboratory Examination in Genital Chlamydia trachomatis Infection 144 - 149 10 Negative Response of Lymphocyte Transformation Test (LTT) in a Patient Diagnosed as Stevens-Johnson Syndrome: A Case Report 150 - 155 11 Secondary Syphilis, Anal Condylomata Acuminata, and HIV in Bisexual Male Patient: Another Point of View, Time Evaluation Based on CD4 and Management 156 - 162 Vol. 27 - No. 2 / 2015-08 TOC : 8, and page : 137 - 143 Retrospective Study: Type Leprosy 1 Reaction Studi Retrospektif: Reaksi Kusta Tipe 1 1. Meita Ardini Pratamasari --> Mahasiswa Fakultas Kedokteran / [email protected] 2. M. Yulianto Listiawan --> Dosen Fakultas Kedokteran Abstract Latar belakang: Reaksi kustatipe 1 terjadi akibat perubahan keseimbangan antara cell mediated immunity (CMI) dan basil M. leprae di saraf dan kulit pasien kusta, dengan hasil akhir dapat berupa upgrading/reversal ataupun downgrading. Pasien kusta tipe subpolar memiliki imunitas yang tidak stabil sehingga sering mengalami reaksi tipe 1 yang berulangterutama tipe BB. Gejala klinis reaksi tipe 1 berupa peradangan kulit maupun saraf, dan dapat menimbulkan kecacatan bila tidak ditangani secara tepat. Tujuan: Mengevaluasi gambaran umum, diagnosis, pencetus dan terapi reaksi kusta tipe 1. Metode: Studi retrospektif terhadaprekam medis kunjungan baru pasien kusta selama 4 tahun (2010-2013) di Divisi Kusta Unit Rawat Jalan RSUD Dr Soetomo Surabaya. Dilakukan pencatatan data dasar, anamnesis, pemeriksaan, serta terapi reaksi tipe 1. Hasil: Seratus tujuh belas pasien baru kusta dengan reaksi tipe 1 (19,7% seluruh pasien baru DivisiKusta),70,1% berjenis kelamin laki-laki, dan 42,8% berusia antara 15–34 tahun, tipe kusta terbanyak adalah tipe BB (70,9%). Gejala reaksi pada kulit berupa keluhan penebalan bercak lama (52,1%), yang terutama terjadi saat masih dalam pemberian MDT (71,8%). Terapi terbanyak yang diberikan adalah NSAID (37,6%) dan kortikosteroid (38,5%). Simpulan: Diagnosis reaksi tipe 1 perlu ditegakkan dengan benar melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik guna menentukan penatalaksanaan yang tepat. Penggalian riwayat tentang faktor pemicu sangat penting untuk mencegah reaksi tipe 1 berulang atau berkepanjangan. Keyword : type, 1, reaction, CMI, reversal, downgrading, , Daftar Pustaka : 1. Prakoeswa CRS, Siswati AS, (2013). Reaksi Tipe 1: Diagnosis dan penatalaksanaannya. Dalam: Prakoeswa CRS, Agusni I, Listiawan MY, editor. Kapita selekta penatalaksanaan morbus hansen terkini. 41-9 : Dept/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 2. Amiruddin MD, Ilyas FS, Amin S, Amiruddin D, (2010). Reaksi reversal. Dalam: Amiruddin MD, Ilyas FS, Amin S, Amiruddin D. Buku Ajar Penyakit Kulit di Daerah Tropis. 85-96 : LKPP Unhas 3. Listiawan MY, Agusni I, Martodiharjo S, (2012). Reaksi lepra. Pedoman Diagnosis dan Terapi. - : Airlangga University Press Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)