Kekerasan Seksual

advertisement
Upaya Peningkatan Anak
dari Bahaya Kekerasan,
Pelecehan dan Eksploitasi
Erlinda, M.Pd
Komisioner KPAI
Erlinda, M.Pd
Sekretaris Komisioner
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI)
Pendidik & Aktivis Anak
Pendidikan:
Magister Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
 Kontak
[email protected]
081318015631
081808194833
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
2
Anak dalam
Lingkungan
Buruk
Anak
Terlantar
(ekonomi,
pendidikan
dll)
Anak Korban
Kekerasan
Anak
Berhadapan
dng Hukum
(ABH)
PERSOALAN
ANAK
Anak
Korban
Perceraian
Anak Salah
Pola Asuh
 Pelanggaran Hak Anak yang Meningkat
Berdasarkan Data KPAI dan Media
(2011 - 2013)
3000
2500
2000
KPAI
1500
Media
1000
500
0
2011
2012
2013
Pemberitaan Media
sangat intensif ttg Pelanggaran Hak Anak
330000
350000
300000
250000
200000
163000
150000
100000
86000
74000
36200
50000
0
2009
2010
2011
2012
2013
Pelanggaran Hak Anak
(Berdasarkan Pengaduan ke KPAI)
Januari 2011- September 2014
JUMLAH PENGADUAN
Klaster Pengaduan
ABH dan Kekerasan
Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Pendidikan
Kesehatan
Agama dan Budaya
Traficking dan Ekploitasi
Pornografi dan Napza
Sosial dan Bencana
Hak Sipil dan Kebebasan
2011
546
2011
261
146
53
13
16
26
10
13
8
2012
1.400
2012
487
517
185
39
75
22
44
14
17
2013
1.538
2013
508
497
133
120
78
73
51
48
30
Sep 2014
1.408
Sep 2014
456
455
123
65
49
95
100
24
41
Pengaduan ke KPAI
ABH dan Kekerasan
Keluarga dan Pengasuhan Alt
Pendidikan
Kesehatan
Agama dan Budaya
Traficking dan Ekploitasi
Sep 2014
Pornografi dan Napza
Total = 1.439 Kasus
Sosial dan Bencana
Hak Sipil dan Kebebasan
0
Sep 2014
100
2013
200
2012
300
2011
400
500
600
Kekerasan pada Anak dan ABH
Pengaduan Masyarakat
(Januari – Sep 2014)
Anak sebagai Saksi
2%
Anak
Sebagai
Korban
53%
Anak dlm Proses
Peradilan
2%
Anak
sebagai
Pelaku
43%
Lokus Kekerasan terhadap Anak
Pengaduan 2013
• Kekerasan Seksual
(Pemerkosaan, Asusila,
Pencabulan, Sodomi)
• Kekerasan Fisik
• Kekerasan Psikis
• Penculikan
• Pembunuhan
• Bunuh Diri
Eksploitasi
Penelantaran
Seksual
Emosional
Fisik
0
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
100
200
9
Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
Perebutan Hak Kuasa Asuh
Akses Bertemu Anak
Penelantaran Anak / Ekonomi (Hak Nafkah)
Pengasuhan Anak Bermasalah
Anak Kabur Dari Rumah / Melarikan Anak
Pengangkatan Anak (Adopsi) Domestik
Anak Hilang
Pengakuan Anak Temuan
Pengangkatan Anak (Adopsi) Mancanegara
Anak Nakal
0
20
40
60
80
100
120
140
Pendidikan
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
35
30
25
20
15
10
5
0
Pornografi
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
Korban dari
Perilaku Orang
Lain
9%
Korban Video
Porno
12%
Korban dari
Internet
12%
Korban dari Sumber lain…
Kepemilikan
Konten
Pornografi
38%
Korban Media
Cetak
23%
Pornografi dan Kekerasan Seksual
 Data dari YKBH: pada tahun 2013, 95% siswa kelas 46 SD di Jakarta pernah melihat konten pornografi.
 Data dari ECPAT: terjadi peningkatan 450% tindak
kriminal seksual online dalam 4 tahun. Sampai 2012
tercatat ada 18.000 kasus.
 Pada 2014 KPAI mencatat: 90% dari pelaku
kekerasan seksual thd anak di Flores didorong
akibat konten pornografi.
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
13
Traficking dan Eksploitasi Anak
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
Eksploitasi Seks
Komersil Anak
(ESKA)
15%
Eksplotasi
Ekonomi dan
Pekerja Anak
22%
Prostitusi Anak
Online
40%
Trafficking
23%
Kekerasan Seksual pada Anak
Kekerasan Seksual pada Anak (2011 - 2013)
Jumlah Kejahatan Seksual
1380
1500
1000
746
525
500
329
0
2011
2012
2013
Proyeksi
2014
DARURAT KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK!!
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
15
Lingkup Kekerasan Seksual pada Anak
 Hubungan seksual, incest, perkosaan, sodomi
 Eksploitasi seksual dalam prostitusi atau
pornografi
 Stimulasi seksual, perabaan (molestation,
fondling)
 Memperlihatkan kemaluan kepada anak untuk
tujuan kepuasan seksual
 Memaksa anak untuk memegang kemaluan
orang lain
 Memaksa anak untuk melihat kegiatan seksual
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
16
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
17
TINJAUAN KASUS ...
Kekerasan di Sekolah, 2014
 27 Maret 2014 Makasar: anak
kelas 1 SD (Ahmad Syukur)
meninggal karena dikeroyok
oleh 3 temannya
 3 Mei 2014 Jakarta Timur:
Siswa SD (Renggo Khadapi)
meninggal akibat dianiaya
oleh siswa kelas 5 SD
 5 Mei 2014 Muara Enim:
siswi kelas 4 SD meninggal
dengan luka lebam akibat
kekerasan oleh teman
sekelasnya
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
19
Oktober 2014
 Siswi SD di Bukit
Tinggi Sumbar
dikeroyok oleh
teman-teman
sekelasnya
Kasus AAL, 2012
• Januari 2012, kasus
kekerasan dan
perlindungan anak
yang dialami AAL
yang dituduh mencuri
sendal seorang polisi
di Sulawesi. Terjadi
pro-kontra.
Nabila disetrika oleh Neneknya, 2012
 Oktober 2012 di
Jakarta Timur, muncul
kasus kekerasan
terhadap anak, N 9 thn
yang disetrika bagian
paha dan wajah oleh
ibu dan nenek tirinya.
Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual
Anak TK di JIS, 2014
 2014 April: mencuat kasus
kekerasan seksual thd anak
TK oleh petugas cleaning
service di JIS
 Dilakukan bersama,
termasuk Afrisca (prp) dan
Agun.
 Korban: satu orang siswa
JIS, disusul korban lain yg
mengaku belakangan
 Anwar bunuh diri dlm
proses pemeriksaan
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
24
William Vahey
 Predator internasional
 DPO FBI
 Pernah bekerja 10 thn
di JIS Jakarta
 Berpindah-pindah
negara
 Korban: sekitar 70
 Bunuh diri setelah
kasusnya terbongkar
25
Emon, Sukabumi (2014)
 2014 Mei: di Sukabumi ada
120 anak menjadi korban
kekerasan seksual/ sodomi
oleh Emon
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
26
Siswanto (Robot Gedek): 1996
 Gelandangan
 Korban: 17 anak laki-laki
jalanan, Umur: 11-15 th,
semua dibunuh.
 TKP: Jakarta, Kroya,
Pekalongan
 Dihukum mati tetapi
meninggal di penjara
sebelum dieksekusi
5/29/14
27
Baekuni (Babe): 1993-2010
 Penyayang anak
 14 korban anak laki-laki,
4-14 th, semuanya dicekik
sblm penetrasi, dan
dimutilasi untuk hilangan
barang bukti.
 TKP: Magelang, Indramayu,
Jakarta.
 Terbongkar rahasianya
karena orangtua korban
mencari anaknya.
 Hukuman mati
28
Marc Dutrox (Belgia, 1980-1990)
 Punya isteri dan anak-anak
 Bisnis jual beli mobil curian
dan rumah (utk
menyembunyikan korban)
dan perdagangan anakanak
 Korban: anak Perempuan
 Berkali-kali lolos karena
kelalaian polisi.
29
Faktor Penyebab
terjadinya
Kekerasan
Terhadap Anak
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
30








Faktor Penyebab terjadinya tindakan
kekerasan
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap hak anak
Pola Asuh/ pendidikan karakter dirumah
Kemiskinan dan Lemahnya pengetahuan masyarakat
Belum mempunyai Sistem database tentang kekerasan
terhadap anak di tingkat provinsi/ kabupaten/kota untuk
menscreening potensi tindakan kekerasan di suatu wilayah
Penyebaran perilaku jahat antar generasi (efek dari duplikasi/
mencontoh/ meniru)
Ketegangan Sosial ( Pengangguran, sakit, ukuran keluarga
yang besar, kehadiran seorang yg cacat mental dalam
rumah, penggunaan alkohol dan obat-obatan.
Isolasi Sosial
Lemahnya Penegakan Hukum
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
31
Kekerasan di Sekolah
(mengatasnamakan pendidikan)
Tawuran pelajar
Kekerasan di Keluarga
AYO CEPAT,
pergi ke
sekolah..!!
Bunuh Diri
(Dampak thd Korban,
Upaya Menyelamatkan, dan
Melindungi Anak dari Kekerasan)
Dampak pada Korban Kekerasan
Gangguan Fisik
Gangguan
Psikologis
Dampak
Kekerasan pada
Anak
Masalah Sosial
Masalah Perilaku
Faktor-faktor yang berpengaruh pada Dampak
Frekuensi dan
lamanya
Usia dan
perkembangan
anak
Beratnya
kekerasan
1/17/2014
Jenis
kekerasan
Dampak
Kekerasan
pada Anak
© 2014 Erlinda, M.Pd
Hubungan
pelaku dan
korban
38
 Dampak kekerasan tidak hanya dialami oleh
korban tetapi juga keluarganya
 Dampak psikologis lebih besar dan membutuhkan
pemulihan yang lama dibandingkan dengan
pemulihan gangguan fisik
 Bisa menimbulkan dampak jangka panjang
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
39
PENANGANAN dan
PENCEGAHAN
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
40
 Bagaimana Penanganan Korban?
 Bagaimana Upaya Pencegahannya?
 Program Selamatkan dan Lindungi Anak dari
Kekerasan Seksual (SELARAS)
(Pendidikan Seksual berbasis Komunitas)
• Mensosialisasikan bahaya kekerasan pada anak;
• Membangun daya tangkal dan daya tanggap masyarakat thd
kekerasan seksual pada anak;
• Menstimulasi kemitraan masyarakat dan lembaga penegakan
hukum dlm pemberantasan kekerasan seksual pada anak;
• Membangun kapasitas guru dalam pendidikan seksual anak
 Sistem Perlindungan Anak Terintegrasi
 Membangun Kota Layak Anak (KLA)
Penanganan
Rehabilitasi
Medis
Rehabilitasi
Psikis
Rehabilitasi
Sosial
Rehabilitasi
Hukum
Alur Bantuan Hukum thd Korban Kekerasan
INSTANSI LAIN
Rumah
Sakit
Korban
LSM
UPPA
KEJAKSAAN
PENGADILAN
Upaya Pencegahan
• Rehabilitasi
• Persiapan kembali ke
komunitasnya
Tersier
Sekunder
• Deteksi dini kasus
• Konseling keluarga
• Penanganan korban
Primer
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
• Edukasi dan
layanan proteksi sesuai
usia anak
44
Upaya Pencegahan
 Membangun “Defend Mechanism” (mekanisme pertahanan)
dalam rangka penanaman pengetahuan dan penghargaan
bagian tubuh melalui pendidikan seksualitas sejak dini
 Membangun Komunikasi Efektif dua arah
 Menanamkan rasa percaya kepada orangtua
 Membangun keberanian dan ketangguhan diri
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
45
Memberikan Pengetahuan tentang
Pendidikan Kesehatan dan
Reproduksi
Berikan pengetahuan yang dibutuhkan oleh
anak, termasuk tentang seks. Artinya, ketika
anak bertanya maka jawablah.
Bagaimana cara menjawabnya?
• Karena di awal usia 3 tahun anak-anak
berada pada tahap pra-operasional
secara kognitif. Karena itu kurangi
banyak penjelasan. Tujukkan secara
langsung atau menggunakan peraga
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
46
Menanamkan budi pekerti dengan
memberi contoh keteladanan
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
47
Membangun
hubungan yang
berkualitas
antara orangtua
dan anak
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
48
Menanamkan Rasa Kasih
Membangun
kewaspadaan
dengan tidak
membiasakan
berbicara pada
orang asing
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
49
Memberi Rasa
Empati
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
50
Sistem Informasi
Perlindungan Anak
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
51
Sistem Informasi Perlindungan Anak
(SIPA)
Tujuan Pengembangan SIPA
1. Mendukung proses dan operasional kegiatan
2. Mendukung pengambilan keputusan (decision
making) berbasis data
3. Mendukung pengembangan strategi KPAI dalam
meningkatkan layanan
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas
Negeri Jakarta
53
1. Mendukung Operasional dan Proses
 Mendukung operasional di KPAI, misalnya…
• Untuk mendata kasus yang ditangani KPAI
• Memperluas akses pengaduan masyarakat melalui
layanan online
 Mendukung proses di KPAI, misalnya…
• SIPA bisa digunakan untuk memantau perkembangan
kasus.
• KPAI bisa melacak pelaku apakah pernah melakukan
kejahatan sebelumnya, atau mereka juga korban
sebelumnya.
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas
Negeri Jakarta
54
2. Mendukung Pengambilan Keputusan
 Misalnya …
• KPAI bisa memberikan rekomendasi suatu tindakan
khusus atau hukuman yang lebih berat bagi pelaku
yang ternyata memiliki rekam jejak (track record)
kejahatan sebelumnya berdasarkan hasil pelacakan
SIPA.
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas
Negeri Jakarta
55
3. Mendukung Pengembangan Strategi
 Dengan SIPA kita bisa membuat pemetaan wilayah
berdasarkan eskalasi kasus, sehingga KPAI bisa
merekomendasikan wilayah mana saja yang
berstatus darurat dan strategi apa yang perlu
dikembangkan
 Dengan SIPA kita bisa melacak mata rantai suatu
kasus sehingga KPAI memiliki data keterkaitan yang
memudahkan dalam menyusun strategi
penanganan.
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas
Negeri Jakarta
56
Selamatkan dan
Lindungi Anak dari
Kekerasan
(SELARAS)
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
57
Tujuan Program
 Program Selamatkan dan Lindungi Anak dari
Kekerasan Seksual (SELARAS)
(Pendidikan Seksual berbasis Komunitas)
 Fokus Kegiatan:
 Mensosialisasikan bahaya kekerasan pada anak;
 Membangun daya tangkal dan daya tanggap
masyarakat thd kekerasan seksual pada anak;
 Menstimulasi kemitraan masyarakat dan lembaga
penegakan hukum dlm pemberantasan kekerasan seksual
pada anak;
 Membangun kapasitas guru dalam pendidikan seksual
anak
Keluaran Umum
1. Terbangunnya jejaring yang padu dengan individu dan
organisasi mitra yang potensial untuk kerjasama jangka
panjang di bidang pemberdayaan masyarakat
• Diknas, Polri, lembaga kemanusiaan, aktivis
2. Terbangunnya penguasaan para guru akan teknik
penyusunan modul dan metode pengajaran
• Modul pembelajaran dan keterampilan mengajar
3. Public exposure akan eksistensi organisasi
penyelenggara
• Liputan media massa
Keluaran
1. Terselenggaranya aktivitas edukasi
dan pencegahan kekerasan
seksual terhadap anak;
• 1200 partisipan di 12 titik di
Indonesia
3. Tersusunnya modul-modul
pendidikan seks yang dapat
diterapkan pada tingkat sekolah
dasar dan menengah pertama
•12 set modul yang sesuai dengan
konteks sosial masing-masing wilayah
• Menjadi konten pend. seksual di sekolah
2. Terbentuknya komunitas yang
dinamis dan mandiri serta
berkelanjutan yang menfokuskan
diri pada aktivitas edukasi dan
pencegahan kekerasan seksual
terhadap anak
• Website, social media, SMS blast.
• Database peserta
4. Tersusunnya instrumen kampanye
pencegahan kekerasan seksual
terhadap anak
• 3 buku, poster, std banner, brosur,
• Kaos, rompi, gelang tangan
Pengalaman: Sebelumnya Program Selaras telah diadakan di beberapa
wilayah di Indonesia bersama lembaga-lembaga mitra dan sponsor di Parung,
Ciputat, Banjarmasin, Timika, Muna, dan Klaten.
Kelebihan
Kelebihan

Terbentuknya komunitas guru, masyarakat dan penegak hukum
yang memiliki pengetahuan pendidikan seksual dan pencegahan
kekerasan seksual terhadap anak di sekola/wilayah masing-masing

Terbentuknya jaringan komunitas Selaras dengan Artha Graha yang
bisa dikembangkan dalam bentuk kegiatan yang lain sebagai follow
up kegiatan;

Database peserta

Tersebarnya poster kampanye anti kekerasan terhadap anak di
setiap sekolah peserta (dengan logo Artha Graha Peduli)

Tersedianya referensi berupa modul dan buku-buku referensi bagi
para guru, pendidik, dan penegak hukum dalam upaya
pencegahan kekerasan seksual thd anak
Training set
• Modul
“Selamatkan dan Lindungi Anak dari
Kekerasan Seksual”
• Buku
"Mendidik Anak dengan Cinta" (Kak Seto &
B. Heru Iswanto)
"Anakku adalah Guru Terbaikku" (Reza
Indragiri Amriel)
• Poster, CD anak-anak, dll
Menyelamatkan
Kami berarti
Menyelamatkan
Dunia
Workshop
Presentasi Materi (Parung)
Relawan dalam Diskusi (Muna)
Workshop
Role Play Session (Banjarbaru)
Pembicara Mitra (Ungaran)
Diskusi Kelompok (Timika)
Mitra Kerja
“Individu mitra” dan “organisasi mitra” adalah figur dan lembaga
kemanusiaan nirlaba yang berkhidmat pada penghimpunan potensi
dan partisipasi dari berbagai unsur masyarakat yang kemudian
diaktualisasikan melalui berbagai program pemberdayaan. Organisasi
dimaksud memiliki wilayah operasi di berbagai pelosok Nusantara
dengan konsentrasi pada seluruh maupun sebagian area di atas.
Sistem Perlindungan
Anak menuju
Kota Layak Anak
(KLA)
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
66
 Perlindungan Terhadap Anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusian serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
 Sistem Perlindungan Anak
• Diperlukan pendekatan berbasis sistem dalam
upaya memberikan perlindungan terhadap anak
secara optimal dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran.
(bukan berbasis isu yang sempit dan berfokus
hanya pada kelompok anak tertentu).
• Untuk bisa mengetahui akar permasalahan secara
lebih baik.
• Memberikan masukan dalam mengidentifikasi
berbagai tindakan yang diperlukan dalam aksi
perlindungan anak.
 Perlindungan anak harus bergeser dari
pendekatan reaktif menjadi berbasis institusi.
 Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif
bagi pelayanan kesejahteraan anak dan
keluarga, yang menghubungkan pelayanan
tersier dengan pelayanan primer dan sekunder
dalam sebuah rangkaian kesatuan perlindungan
bagi anak-anak.
 Pendekatan ini melibatkan aksi-aksi dalam
beberapa bidang:
• Kerangka hukum dan peraturan perlu ditingkatkan
• Penguatan dan pemberian pelayanan
kesejahteraan dan perlindungan anak memerlukan
gambaran yang jelas tentang tugas, tanggung
jawab dan proses kelembagaan di setiap tingkat.
• Kapasitas pekerja sosial provinsi, kabupaten, dan
masyarakat perlu diperkuat
Membangun
Kota Layak Anak
(KLA)
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
71
KOTA LAYAK ANAK (KLA)
 KLA adalah
sistem pembangunan kabupaten/kota yang
mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program
dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak.
 Tujuan
membangun inisiatif pemerintahan Kab/Kota yang
mengarah pada upaya transformasi Konvensi Hak-hak Anak
dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi, dan
intervensi pembangunan, dalam bentuk: kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan, dalam upaya
pemenuhan hak-hak anak, pada suatu dimensi wilayah
Kab/kota.
72
Prinsip dalam KLA:
 Non diskriminasi
 Kepentingan yang terbaik untuk anak
 Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan anak
 Penghargaan terhadap pendapat anak
Inti dari KLA
KABUPATEN/KOTA dimana anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal serta terlindungi
dari kekerasan dan diskriminasi
Strategi
 Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA)
 Mengintegrasikan hak-hak anak ke dalam:
• Setiap proses penyusunan: kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan
• Setiap tahapan pembangunan di semua tingkatan
wilayah (nasional, provinsi, kabupaten/kota) dalam:
o Menyusun Perencanaan dan Penganggaran;
o Pelaksanaan Program;
o Pemantauan dan Evaluasi.
Langkah Pengembangan
Tahap 6
Pemantauan &
Evaluasi
Tahap 5
Mobilisasi Sumber
Daya
Penyusunan Rencana
Aksi Daerah
Tahap 4
Tahap 3
Pengumpulan
Basis Data
Tahap 2
Tahap 1
Pembentukan Gugus
Tugas
Komitmen
Pengembangan KLA
Dunia Layak Anak
(World Fit for Children)
Indonesia Layak Anak (IDOLA)
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
2010:
10 Prov
20 Kab/Kota
2011:
15 Prov
35 Kab/Kota
2012:
20 Prov
60 Kab/Kota
2013:
33 Prov
90 Kab/Kota
2014:
33 Prov
100 Kab/Kota
Catatan:
Model KLA dimulai sejak tahun 2006 di 5 kabupaten/kota dan tahun 2007 di 10 kabupaten/kota
76
Stop Kekerasan Terhadap Anak!!
© 2014 Erlinda, M.Pd
1/17/2014
Kesehatan
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
Kematian Anak
Di RS
8%
Chart Title
Gizi Buruk
10%
Penahanan
Anak di RS
15%
Fasilitas dan
Pelayanan
Kesehatan yg
Buruk
18%
Anak
Keracunan
5%
Mal Praktek
22%
Anak
Penyandang
Cacat/Kelainan
22%
Agama dan Budaya
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
Perkawinan Sirih / di Bawah Umur
Layanan Keagamaan Anak (Keluarga, Panti,…
Konflik Antar Agama (Kawin Campur,…
Ajaran Menyimpang
Seks Bebas
Sarana Rekreasi dan Budaya Bermasalah
Tayangan Tidak Layak Anak
0
2
4
6
8
10
12
Hak Sipil dan Kebebasan
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
Hak Memperoleh
Nama dan
Kewarganegaraan
7%
Denda
Pembuatan
Akta Kelahiran
15%
Hak Atas
Kebebasan /
Berpendapat
15%
Hak Akses
Informasi yang
Layak
4%
Akta Kelahiran
59%
NAPZA
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Anak Pengguna
NAPZA
Anak Pengedar
NAPZA
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Anak Korban
Bencana Alam
Anak Korban
Kerusuhan
Anak Jalanan /
Anak Terlantar
Download