PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI DUKUH 2 SLEMAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Susana Beto NIM: 121134237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI DUKUH 2 SLEMAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Susana Beto NIM: 121134237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan kepada: Tuhan Yesus yang selalu setia menjaga, melindungi dan menyertai perjalanan hidup saya Kepada Societas Yesus Maria Yoseph, khususnya Provinsi Makassar Kedua orang tuaku tercinta: Bapak Stanislaus R Leban dan Ibu Maria S Wadan Kedua adikku: Ito dan Yane Para suster komunitas JMJ Trimargo Wetan: Sr. Adolfien, Sr. Priska, Sr. Beatrix, Sr. Bibiana, Sr. Theresia, Sr. Kristin, Sr. Novike. Kedua Ibu di Biara: Ibu Yatmi dan Ibu Ari iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v MOTTO Tetap Setia dan Bijaksana (Susana Beto) Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia, yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13) Doa Pater Mathias Wolff. SJ (Pendiri Societas JMJ) Tuhan ubalah diriku menjadi diri-Mu sendiri agar aku boleh hidup di dalam Dikau dan untuk Dikau saja dan semoga melaksanakan kehendakMu yang suci menjadi satu-satunya kebahagiaanku di dunia ini. AMIN v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah. Penulis, Susana Beto vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Susana Beto Nomor Mahasiswa : 12114237 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ”PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI DUKUH 2 SLEMAN” Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya melalui internet tanpa perlu meminta ijin dari saya terlebih dahulu serta tanpa harus memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 November 2016 Yang menyatakan, Susana Beto vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI DUKUH 2 SLEMAN Oleh: Susana Beto (121134237) Universitas Sanata Dharma 2016 Kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman yang rendah mendorong peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa dengan menggunakan media cerita bergambar pada siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman, tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cerita bergambar. Desain penelitian ini mengacu pada desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart yang meliputi: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) tes, 2) observasi, dan 3) dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan proses kemampuan membaca nyaring. Hal ini ditujukkan dari nilai rata-rata kelas kemampuan memaca nyaring awal yang semula 60 pada siklus I mengalami peningkatan rata-rata kelas menjadi 66 dan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 76. Kata kunci : kemampuan membaca nyaring, media cerita bergambar. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix ABSTRACT IMPROVING THE ABILITY TO READ ALOUD USING THE MEDIA STORIES ILLUSTRATED ON INDONESIAN SUBJECT TO 2nd GRADE OF SD NEGERI DUKUH 2 SLEMAN. By: Susana Beto (121134237) Sanata Dharma University 2016 The low ability of students in reading aloud encourages researcher to conduct Action Research (PTK) in elementary school. This study aims to determine students' ability to read aloud using the medium of illustrated stories in 2nd Grade of SD Negeri Dukuh 2 Sleman. This research is a classroom action research. The subjects were all students in 2nd Grade of SD Negeri Dukuh 2 Sleman, academic year 2016/2017. The number of students are 20 students. The media used in this study is a pictured story. This study design refers to the classroom action research design according to Kemmis and McTaggart which include: 1) planning, 2) action, 3) observation, 4) reflection. The study lasted for two cycles consisting of the first cycle and the second cycle. Each cycle consists of two meetings. The methods of data collection used in this research are as follows: 1) test, 2) observation, and 3) documentation. The results of this study indicate that the use of pictured story media can improve the ability to read aloud. It is shown by the avereage score of the class in reading aloud. The average score in the beginning is 60. In the first cycle, the average score increased become 66. Then in the second cycle, the average score increased up to 76 Keywords: the ability to read aloud, media picture story. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Maha Esa atas segala rahmat yang melimpah dalam hidup saya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II SDN Dukuh 2 Sleman’’. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kaprodi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Galih Kusumo. SPd., M.Pd. Dosen Pembimbing 1 yang telah membimbing dengan sabar dan menyemangati penulis sehingga karya ilmiah ini dapat terselesai. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar dan menyemangati penulis sehingga karya ilmiah ini dapat terselesai. 6. Elisabeth Desiana Mayasari, M.A sebagai Dosen Pembimbing Akademik 7. Teman-teman terhebatku: Erwina, Yahya, Fajar 8. Seluruh Dosen dan staff PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan melayani kami. 9. Himawan Marutiarti, S.Pd.SD Kepala SD Negeri Dukuh 2 Sleman. 10. Tumini, S. Pd. SD Guru Kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. 11. Kepada Pimpinan Societas JMJ, Para suster JMJ Povinsi Makassar, Jakarta, dan Manado, rekan-rekan Suster Komunitas Trimargo Wetan Yogyakarta (Sr. Adolfien, Sr Priska, Sr Beatrix, Sr Bibana, Sr Theresia, Sr Novike dan Sr Kristin) yang tak henti-hentinya selalu menyemangati, memberikan nasihat, dukungan dan doa sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Kedua orangtuaku, kedua adikku dan seluruh keluargaku yang tidak dapat kusebut satu persatu yang selalu mendukung, memberikan semangat motivasi dan doa. 13. Teman-teman PGSD USD atas semangat, dukungan dan kerjasama dalam proses perkuliahan. Penulis, Susana Beto xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..........................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................6 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................6 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................6 1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................6 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii 1.6 Definisi Operasional .............................................................................7 BAB II. LANDASAN TEORI .........................................................................9 2.1 Kajian putaka .......................................................................................9 2.1.1 Kemampuan Membaca Nyaring ...........................................................9 2.1.2 Pengertian Membaca ..........................................................................10 2.1.3 Media Cerita Bergambar ....................................................................25 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ...........................................................32 2.3 Kerangka Berpikir ..............................................................................34 2.4 Hipotesis Tindakan .............................................................................36 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................37 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................37 3.2 Setting Penelitian ...............................................................................41 3.3 Rencana Penelitian .............................................................................42 3.4 Rencana Tindakan Setiap Siklus ........................................................43 3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................49 3.6 Instrumen Penelitian ...........................................................................51 3.7 Analisis Data ..................................................................................... 56 3.8 Kriteria Keberhasilan .........................................................................54 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................60 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................60 4.1.1 Perencanaan ...................................................................................60 4.1.2 Siklus I ...........................................................................................61 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv 4.1.3 Siklus II .........................................................................................77 4.2 Pembahasan ...............................................................................................92 BAB V. PENUTUP ........................................................................................95 5.1 Kesimpulan ........................................................................................95 5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................95 5.3 Saran ...................................................................................................96 DAFTAR REFERENSI .................................................................................97 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pedoman Penilaian ........................................................................ 51 Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian ....................................................................... 52 Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai.............................................................................. 53 Tabel 3.4 Kriteria Indikator Keberhasilan ..................................................... 59 Tabel 4.1 Penilaian Kemampuan Membaca Siklus I Pertemuan 1 ................ 72 Tabel 4.2 Penilaian Kemampuan Membaca Siklus I Pertemuan 2 ................ 73 Tabel 4.3 Penilaian Kemampuan Membaca Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ....... 74 Tabel 4.4 Nilai kondisi Awal dan Siklus I ..................................................... 74 Tabel 4.5 Keberhasilan Siswa dalam Membaca Nyaring Pada Siklus I ....... 76 Tabel 4.6 Penilaian Kemampuan Membaca Siklus II Pertemuan 1 ............... 87 Tabel 4.7 Penilaian Kemampuan Membaca Siklus II Pertemuan 2 ............... 88 Tabel 4.8 Penilaian Kemampuan Membaca Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ..... 89 Tabel 4.9 Nilai Rerata Kemampuan Membaca Nyaring .............................. 89 Tabel 4.10 Keberhasilan Siswa dalam Membaca Pada Siklus II ..................... 91 Tabel 4.11 Penilaian KKM ............................................................................... 91 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Literature Map ............................................................................... 35 Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 38 Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring I .............. 75 Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring II ............. 90 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan membaca merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan belajar mengajar. Membaca merupakan cara yang paling efektif untuk mempelajari budaya suatu bangsa, bahkan membaca merupakan kunci utama sebagai pembuka segala rahasia kehidupan. Menurut Abdurahman (2003: 200) membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan. Kegiatan membaca sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, seperti di sekolah-sekolah dalam kegiatan belajar mengajar. “Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting di samping tiga keterampilan berbahasa lainnya. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Hal ini karena membaca merupakan sarana untuk mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan “(Somadayo, 2011:1). Namun dalam kenyataannya, kemampuan berbahasa siswa Sekolah Dasar, khususnya kemampuan dalam membaca dan menulis masih rendah. Rofi‟uddin dan Zuhdi (dalam Somadayo, 2011:4) mengemukakan bahwa “ sampai saat ini, penguasaan kemampuan baca-tulis lulusan SD masih jauh dari harapan”. Pengajaran membaca diberikan sejak dini. “Pengajaran membaca yang diberikan di kelas I dan kelas II SD sepenuhnya ditekankan pada segi mekaniknya, artinya jenis keterampilan membaca yang dilatihkan adalah jenis membaca teknis dengan tujuan utama untuk mendidik siswa dari tidak bisa membaca menjadi pandai membaca. (Supriadi, 1992: 117). Dari pendapat tersebut, yang dimaksudkan dengan membaca teknis adalah membaca nyaring. “Membaca nyaring (reading aloud) maksudnya dapat melatih agar siswa bisa membaca dengan pelafalan atau ucapan yang benar” (Suyanto, 2007:64). Hal ini sependapat dengan Sabarti Akhadiah, dkk (1992:33) bahwa “tujuan pengajaran membaca ialah agar siswa dapat mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis, dengan intonasi yang wajar”. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau pengamatan di SD Negeri Dukuh 2 Sleman pada hari Jumat 08 April 2016, pukul 08.00-09.00, di kelas II yang berjumlah 20 siswa. Pada saat penelitian melakukan observasi, peneliti menemukan masalah pada rendahnya kemampuan membaca nyaring. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Kebanyakan siswa masih membaca dengan monoton, tanpa memperhatikan teknik-teknik membaca nyaring dengan baik (seperti: lafal intonasi, tanda baca, jeda, dan lain sebagainya). Pelly, 1992 (dalam Zamzani, 1996:75) mengatakan bahwa “pelajaran membaca dan menulis yang dahulu merupakan pelajaran dan latihan pokok yang kini mendapatkan perhatian, baik dari para siswa maupun para guru”. Sejalan dengan pendapat di atas, pengajaran membaca memang sering diabaikan sehingga kemampuan membaca siswa itu rendah. Rendahnya kemampuan membaca nyaring di atas merupakan masalah yang dihadapi oleh guru. Jika masalah tersebut tidak segera ditangani, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk mempelajari aspek-aspek berbahasa yang lain seperti menyimak, berbicara, dan menulis. Selain itu, siswa juga akan mengalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan. Kegiatan membaca merupakan usaha memahami informasi yang disampaikan melalui lambang tulisan, (Nugiyantoro, 2010: 283). Membaca sangat penting dalam setiap bidang kehidupan terlebih lagi dalam proses pembelajaran. Tentu saja, dalam setiap proses pembelajaran pasti ada kegiatan membaca. Seseorang yang kemampuan membacanya rendah pasti akan sulit memahami bacaan. Padahal dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang paling utama adalah kegiatan membaca. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran lainnya tidak akan terlepas dari kegiatan membaca. Jika hal itu dibiarkan, maka siswa akan mengalami kesulitan atau bahkan segan untuk belajar. Siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca nyaring akan berpengaruh pada pelajaran lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Bagaimana siswa dapat belajar jika siswa itu tidak dapat memahami suatu bacaan. Oleh karena itu, kemampuan membaca nyaring tersebut sangat mutlak untuk dimiliki. Berdasarkan pengamatan, dokumentasi, dan wawancara dengan guru wali kelas SD Negeri Dukuh 2 Sleman peneliti pada hari Jumat 08 April 2016, terdapat kondisi yang tidak mendukung siswa dalam kemampuan membaca nyaring. Kondisi tersebut adalah: pertama, siswa kurang memiliki kegemaran untuk membaca. Siswa kurang membiasakan diri dalam membaca. Di kelas, siswa tidak membaca jika tidak diperintahkan oleh gurunya dan siswa kurang berani untuk membaca sendiri di depan kelas. Kedua, pembelajaran yang konvensional sehingga guru belum bisa memberikan materi pelajaran dengan menarik. Pelajaran hanya berlangsung satu arah, yaitu guru hanya memberikan materi pelajaran dan siswa hanya duduk mendengarkan. Ketiga nilai rerata siswa dalam membaca nyaring yaitu mendapat nilai sebesar 60 dari kondisi awal siswa. Jadi siswa yang tuntas KKM ada 11 orang dan siswa yang tidak tuntas KKM ada 9 orang. Nilai rerata tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah mendapat nilai sebesar 65. Keempat, tidak adanya media pembelajaran sehingga dapat mempersulit siswa dalam membaca nyaring. Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran. Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara diketahui bahwa faktor utama penyebab rendahnya kemampuan membaca nyaring siswa adalah tidak adanya penggunaan media pembelajaran. Arsyad (2009:4-5) mengemukakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 bahwa “media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media mempunyai arti yang cukup penting. Dengan kehadiran suatu media tersebut siswa mampu termotivasi untuk belajar. Buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi itu disebut sebagai buku bergambar atau buku cerita bergambar” (Nurgiyantoro, 2005:152). Buku cerita bergambar sering disebut cerita bergambar. Jadi, cerita bergambar adalah cerita dalam bentuk teks narasi atau kata-kata dan gambar-gambar merupakan kesatuan yang padu, sehingga ilustrasi tersebut menggambarkan keseluruhan alur narasi. Untuk lebih meningkatkan keefektifan pengajaran melalui gambar, sebaiknya gambar itu harus bagus, jelas, mudah dimengerti, dan harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya (Wijaya dan Rusyan, 1991:140-141). Media gambar yang menarik, dan menjadikan siswa memberikan respon awal terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya bantuan media cerita bergambar, siswa tidak hanya membayangkan isi bacaan sesuai dengan peresepsi mereka. Akan tetapi, siswa juga dapat memiliki gambaran yang jelas mengenai isi bacaan tersebut. Menurut peneliti, penggunaan media cerita bergambar merupakan upaya efektif untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media cerita bergambar ini diharapkan dapat meningkatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman dapat meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penggunaan media cerita bergambar kelas II SDN Dukuh 2 Sleman dengan pembelajaran membaca nyaring dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan Standar Kompetensi 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati Tahun ajaran 2016/2017. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasakan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sleman. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terutama dalam pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar pada siswa Sekolah Dasar: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 1.5.1 Bagi siswa dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca nyaring, dan meningkatkan motivasi siswa dalam membaca nyaring dengan penggunaan media cerita bergambar. 1.5.2 Bagi Guru dapat memberikan masukan penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajaran membaca nyaring siswa, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca nyaring. 1.5.3 Bagi Sekolah dapat menambah bahan bacaan penelitian yang dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media cerita bergambar. 1.5.4 Bagi Peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang media cerita bergambar yang digunakan pada setiap mata pelajaran dengan menggunakan media cerita bergambar. 1.6 Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.6.1 Kemampuan membaca nyaring merupakan kemampuan membaca dengan menyuarakan lambang-lambang tertulis (huruf, suku kata, kata/frase, kalimat) dengan memperhatikan aspek-aspek kemampuan membaca nyaring (lafal, intonasi, jeda, tanda baca) agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi serta memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 1.6.2 Cerita merupakan Bahasa tulisan yang tersusun dari rangkaian kata sehingga menjadi sebuah kalimat, dan susunan kalimat menjadi sebuah paragraf cerita. 1.6.3 Media Cerita Bergambar merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran tentang membuat cerita. Media ini berupa gambar yang menarik disertai dengan cerita yang menarik berdasarkan gambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kemampuan Membaca Nyaring 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976: 628) mampu berarti kuasa (sanggup melakukan sesuatu). Selain uraian kamus tersebut, mampu juga memiliki persamaan kata yaitu “dapat” ataupun “bisa”. Menurut Zainal dalam Yusdi (20010: 10) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kit berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadianti (2001: 3) kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Menurut Robbin (2007: 57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Berdasarkan pengertian tiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. 2.1.1.2 Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang kompleks dan rumit. Menurut Soedarso (1991: 4), “membaca adalah aktivitas yang 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah. Adler dan Doren (2007: 7) juga mengemukakan bahwa “membaca adalah aktivitas yang kompleks, sama seperti menulis. Ia berdiri dan banyak tindakan mental yang terpisah, dan semuanya harus dilakukan agar bisa membaca dengan baik”. dalam Faridda (2009: 2), “membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”. Hal ini senada dengan pendapat Prasetyono (2008: 57), “membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indera penglihatan dalam bentuk simbolsimbol yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna”. Godman (dalam Somadayo, 2011: 6) juga menyatakan bahwa “membaca adalah suatu kegiatan memetik makna atau pengertian yang bukan hanya dari deretan kata yang tersurat (reading the lines), melainkan makna di balik deretan yang terdapat diantara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang terdapat di balik deretan baris tersebut (reading beyond the lines)”. Kegiatan membaca bukanlah proses yang pasif, tetapi merupakan suatu proses yang aktif artinya seorang pembaca harus aktif berusaha memahami isi dari suatu bacaan. Nurgiyantoro (2010: 368) mengemukakan bahwa “kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan”. Nugriyantoro (2010: 283) dapat menambahkan bahwa “kegiatan membaca merupakan usaha memahami informasi yang disampaikan melalui lambang tulisan”. Kegiatan membaca sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pembelajaran bahasa di sekolah. Siswa tidak hanya dituntut untuk bisa membaca saja, akan tetapi juga mengetahui dan memahami makna dari informasi yang ada dalam bacaan tersebut. Hodgson, 1960 (dalam Tarigan, 2008: 7), mengemukakan bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/tulisan”. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan rumit, untuk menafsirkan lambanglambang tertulis sehingga diperoleh makna atau pesan yang terkandung dalam bahasa tulis tersebut. 2.1.1.3 Tujuan Membaca Kegiatan membaca memiliki beberapa tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (2008: 9), bahwa” tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan”. Sesuai dengan pendapat tersebut, Akhadiah, dkk (1992: 33) juga mengemukakan bahwa “dengan kemampuan membaca yang memadai, mereka akan lebih mudah menggali informasi dari berbagai sumber tertulis”. Dengan membaca, siswa akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 mengetahui dan memahami makna di balik isi bacaan tersebut. Secara lebih rinci, Supriyadi (1992: 117) mengelompokkan tujuan membaca adalah sebagai berikut: 1. Mengisi waktu luang atau mencari hiburan. 2. Kepentingan studi (secara akademik). 3. Mencari informasi, menambah ilmu pengetahuan. 4. Memperkaya perbendarahaan kosakata, dan lain-lain. Selain itu, Blanton, dkk dan Irwin (dalam Farida, 2009: 11-12) juga menyebutkan beberapa tujuan membaca itu adalah sebagai berikut. 1. Kesenangan. 2. Menyempurnakan membaca nyaring. 3. Menggunakan strategi tertentu. 4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik. 5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya. 6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tulisan. 7. Menginformasikan atau menolak prediksi. 8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks. 9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. 2.1.1.4 Manfaat Membaca Membaca merupakan kegiatan yang sangat vital. Somadyayo (2011: 2) menyatakan bahwa “membaca merupakan salah satu diantara empat keterampilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 bahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan”. Syafi”ie (dalam Somadayo, 2011: 3) juga menyatakan bahwa “sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, keterampilan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena melalui membaca, orang dapat memahami kata yang diutarakan seseorang”. Kegiatan membaca sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Siswa belajar tidak terlepas dari kegiatan membaca. Siswa yang dapat merasakan manfaat dari kegiatan membaca. Siswa yang dapat merasakan manfaat dari kegiatan membaca akan termotivasi untuk terus belajar. Menurut Burns, dkk, (dalam Farida, 2009: 1), kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, siswa yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar”. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca dapat memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kegiatan membaca sangat diperlukan. 2.1.2 Pengertian Membaca Nyaring Proses membaca dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Menurut Tarigan (2008: 23), ditinjau dari segi terdengar atau tindakannya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 a. Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaa lisan (reading out loud, oral reading, reading aloud) dan, b. Membaca dalam hati (silent reading) Kridalaksana, 1993 (dalam Haryadi dan Zamziani, 1996: 32) menyatakan bahwa” membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras”. Bentuk pemahaman diam-diam disini maksudnya adalah membaca dalam hati, sedangkan bentuk pengujaran keras-keras maksudnya adalah membaca nyaring. Menurut Supriyadi (1992: 115), “di Sekolah Dasar jenis membaca dengan cara menyaringkan atau menyurakan apa yang dibaca sebagian besar atau bahkan sepenuhnya dilakukan pada peringkat kelas I dan II. Untuk peringkat-peringkat kelas yang lebih tinggi, frekuensi kegiatan membaca teknis semakin dikurangi”. Membaca nyaring merupakan suatu kegiatan membaca lisan yang bermanfaat bagi anak-anak jika maksud dan tujuan membaca nyaring diarahkan dengan baik serta berguna bagi mereka sendiri. Dalam kegiatan ini menyimak tidak dapat dikesampingkan. Maksud dan tujuan dari penyimakan disini adalah untuk memahami bacaan yang dibacakan orang lain. Kelompok studi bahasa dan sastra Indonesia (1991: 26) menyatakan bahwa membaca nyaring merupakan kegiatan membaca lanjutan yang dimaksudkan untuk membagi informasi dengan orang. Sebelum membaca nyaring hendaknya pembaca telah menangkap dan memahami informasi, pikiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 dan perasaan pengarang yang tertuang dalam bahan bacaan. Kegiatan membaca ini dilakukan dengan menyarankan (barking at print) bahan bacaan dengan kecepatan dan pelafalan seperti orang berbicara. Crawley dan Mountain (dalam Rahim 20015: 123) menjelaskan bahwa membaca nyaring hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan tidak mengggunakan fomat round robin. Yang maksudkan dengan format roud robin ialah setiap siswa secara random mendapat giliran untuk membaca nyaring satu paragraph. Membaca nyaring pada siswa lebih menfokuskan pada pengenalan kata, menjadi kata (decoding) dari pada menyimak isi dan memahami apa yang sedang di baca siswa lain. Oleh sebab itu, guru hendaknya memberikan informasi tentang tujuan membaca dalam hati dan membaca nyaring tersebut. Terkait dengan pendapat Crawley dan Mountain, Rubin (dalam Rahim 2005: 123) menjelaskan bahwa kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berbahasa siswa memerlukan membaca nyaring. Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang memuaskan serta memenuhi berbagi ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh si pembaca. Membaca nyaring yang dilakukan guru merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa. Tidak mengherankan jika cerita favorit yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 dibacakan guru atau orangtua lebih diingat siswa dibandingkan dengan crita yang dibacakan dari buku teks. Selain itu, membaca nyaring sering merangsang mereka untuk membaca kembali cerita yang dibacakan guru dan lebih mengakrabkan mereka pada karya sastra. Kegiatan membaca nyaring sangat penting karena banyak keuntungan yang diperoleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu membuat suatu program kegiatan membaca nyaring yang efektif. Menurut Harylesmana (2009: 1) membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan, intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, sikap ataupun pengalaman. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring adalah suatu keterampilan membaca yang komplek, rumit, dan banyak seluk beluknya, yaitu kegiatan menyuarakan tulisan dari pembaca yang melibatkan penglihatan, ingatan, pendengaran, dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot manusia yang bertujuan untuk menangkap serta informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang. 2.1.2.1 Manfaat Membaca Nyaring Kemampuan membaca nyaring memang sangat diperlukan. Rothlein dan Meinbach, 1993 (dalam Farida, 2009: 124-125) mengemukakan bahwa membaca nyaring untuk siswa merupakan kegiatan berharga yang bisa meningkatkan keterampilan menyimak, menulis, dan membantu perkembangan siswa untuk mencintai buku dan membaca cerita sepanjang hidup mereka. Selain itu, Rubin, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 1993 (dalam Farida, 2009: 123-124) juga menjelaskan tentang manfaat membaca nyaring. Kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berbahasa siswa memerlukan membaca nyaring. Program yang kaya dengan membaca nyaring dibutuhkan untuk semua siswa karena membantu siswa memperoleh fasilitas menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat secara terus menerus pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata-kata baru yang muncul dalam konteks lain. Selain itu, manfaat membaca nyaring tidak hanya dirasakan oleh siswa tetapi juga dapat dirasakan oleh guru. Seperti yang dikemukakan oleh Harris dan Sipay, 1980 (dalam Farida, 2009: 124) bahwa membaca bersuara mengonstribusikan seluruh perkembangan siswa dalam banyak cara, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang tepat dan valid untuk mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya pemenggalan kata, frasa, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran yang spesifik. b. Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya. c. Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk mendramatisasikan cerita dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 d. Membaca nyaring menyediakan suatu media dimana guru dengan bimbingan yang bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, terutama lagi dengan siswa yang pemalu. Kegiatan membaca nyaring memang memiliki banyak manfaat, khususnya bagi siswa. Gruber, 1993 (dalam Farida, 2009: 125) mengemukakan lebih rinci manfaat dan pentingnya membaca nyaring untuk siswa adalah sebagai berikut. a. Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif. b. Mengekspos siswa untuk memperkaya kosa katanya. c. Memberi siswa informasi baru. d. Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbeda-beda. e. Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya. 2.1.2.2 Pelaksanaan Membaca Nyaring. Dalam pelaksanaan membaca nyaring, ada siswa yang sudah lancar membaca dan ada juga siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca. Dalam hal ini guru harus memperhatikan tingkat kemampuan membaca siswa. Olivia (2008: 19-20) menjelaskan tentang strategi guru dalam menghadapi siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bacalah bacaan atau cerita untuknya dan bicarakanlah gambar-gambar, orang-orang dan kejadiannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 2. Kemudian, baca ulang sambal menunjukkan setiap kata sembari jari anda bergerak mengikuti garis tulisan. 3. Ajaklah siswa anda menyimak dan memperhatikan kata-kata pada saat anda sedang membaca. 4. Bacalah ulang cerita bersama-sama, kadang-kadang berhentilah sejenak agar siswa meneruskan membaca sendiri sebuah kata atau menyelesaikan sebuah kalimat. 5. Pada saat kemampuan dan rasa percaya diri siswa meningkat, doronglah dia untuk banyak membaca materi tersebut dan kurangi peranan anda dalam membaca materi. 6. Pada saat siswa membacakan materi untuk anda, ingatlah untuk memujinya pada saat dia membaca sebuah kalimat dengan benar, mengoreksi kesalahannya sendiri, dan mengucapkan sebuah kata setelah anda membantunya. 7. Sebaiknya jangan membuat pertanyaan negatif atau memusatkan perhatian pada kesalahan-kesalahannya. Jika dia belum benar dalam membaca sebuah kata, jelaskan belum benar dalam membaca sebuah kata, jelaskan maksudnya misalnya arti sebuah kata atau beri contoh benda atau kata yang dimaksudkan. 8. Jika dia tetap belum dapat memahami kata tersebut dengan benar, bacalah sendiri kata tersebut, kemudian mintalah agar dia meneruskan membaca. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Dalam bahasa Indonesia terdapat banyak tanda baca (pungtuasi). Misalnya tanda titik (.) tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda hubung (-), dan masih banyak lagi. Tanda-tanda baca itu harus dipergunakan dengan tepat dalam pembuatan kalimat. Maka dari itu pengajaran membaca nyaring di Sekolah Dasar dilaksanakan di kelas rendah. Menurut Supriyadi (1992: 124) pelaksanaan pengajaran membaca nyaring menekankan pada segi: 1. Penguasaan lafal bahasa Indonesia dengan baik dan benar, 2. Penguasaan jeda, lagu, dan intonasi yang tepat, 3. Penguasaan tanda-tanda baca, 4. Penguasaan mengelompokkan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide (pemahaman) 5. Penguasaan menggerakkan mata dan memelihara kontak mata, dan 6. Penguasaan berekspresi (membaca dengan perasaan) Pengajaran membaca nyaring dilaksanakan di kelas rendah (kelas I, II, dan III). Menurut Tarigan (2008: 26), daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring pada kelas rendah. Kelas I: 1. Menggunakan ucapan yang tepat. 2. Menggunakan frase yang tepat (kata demi kata). 3. Menggunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 4. Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik. 5. Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: titik (.) koma (,) tanda tanya (?) tanda seru (!). Kelas II: 1. Membaca dengan terang dan jelas. 2. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi. 3. Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata. Kelas III: 1. Membaca dengan penuh perassaan, ekspresi. 2. Mengerti serta memahami bahan bacaan. Pelaksanaan kegiatan membaca nyaring dapat dibimbing oleh guru. Guru memberikan contoh dalam membaca nyaring, dan para siswa memperhatikannya. Suyanto (2007: 129) menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam membaca nyaring seperti berikut ini. Pada saat membaca teks, guru melafalkan dengan suara yang cukup keras agar seluruh siswa mendengar dengan baik. Selain itu, guru perlu menyesuaikan suaranya dengan suara tokoh cerita, terutama kalau ada dialog dalam cerita itu. Kalau perlu, suara guru berubah sesuai dengan situasinya agar cerita terdengar lebih hidup. Biasanya dalam kegiatan membaca ini guru duduk di tengah-tengah siswanya agar lebih akrab dengan mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Pembelajaran membaca nyaring lebih ditekankan pembelajaran membaca nyaring oleh guru. Dalam hal ini guru sebagai model, siswa memperhatikan guru dalam membaca nyaring tersebut. Buku “The New Read-Aloud Handbook” yang populer di Amerika Serikat (dalam Farida, 2009: 126-127) meninjau keuntungan dan kesenangan siswa pada membaca nyaring dan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan dalam membaca nyaring, adalah sebagai berikut. 1. Mulai membacakan cerita pada awal pertama di kelas. 2. Sebelum membaca cerita atau puisi, akrabilah lebih dahulu materi bacaan tersebut. Dengan demikian, guru akan mengetahui bagian cerita yang perlu mendapat tekanan, kata atau konsep yang diperlukan sebelum membaca untuk menghindari kebingungan, dan suasana hati yang perlu ditampilkan. 3. Wacana yang panjang sebaiknya diperpendek, supaya pengajaran membaca lebih lancar, dan latihlah membaca suatu cerita atau bagian cerita dengan nyaring sebelum membacakannya pada siswa. 4. Selalu mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk membangkitkan minat siswa pada buku. 5. Suruh siswa duduk dengan senang dalam setengah lingkaran di sekitar anda dan singkirkan semua gangguan. Adakan kontak mata selama membaca cerita berlangsung. 6. Duduk pada kursi rendah dekat siswa dan peganglah buku sedemikian rupa sehingga mereka bisa melihat ilustrasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 7. Jadikan kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikanlah emosi-emosi yang dibangkitkan oleh cerita atau puisi dan bawalah sastra ke dalam suasana yang hidup melalui gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara. 8. Apabila memungkinkan doronglah siswa berpartisipasi dalam membaca, misalnya mereka mungkin ingin menceritakan buku atau mendeklamasikan suatu puisi. 9. Secara periodik, berilah mereka pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa. 10. Jika tidak mungkin menyelesaikan seluruh bagian atau bab pada suatu bacaan, cobalah berhenti pada bagian cerita yang menegangkan. 11. Pada penyelesaian cerita atau puisi berikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan apa yang telah mereka dengar dan meneliti (menyelidiki) perasaannya sendiri. 12. Setelah menyelesaikan seluruh cerita, berikan waktu kepada siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka secara bebas. Menurut Rothlein dan Meinbach, 1993 (dalam Farida, 2009: 128), hal-hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai berikut. 1. Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat dan mesti diajarkan. 2. Panjang dan pendek mata pelajaran yang dibacakan hendaknya bervariasi. 3. Jika membacakan buku cerita bergambar, guru harus yakin siswa bisa melihat gambar tersebut dengan jelas. 4. Hentikan membaca pada titik yang menegangkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 5. Sesudah membaca sediakan waktu untuk diskusi, mengekspresikan secara lisan, tertulis ataupun ekspresi artistik. 6. Jangan belokkan diskusi menjadi bentuk ujian. 7. Bacalah teks tersebut dengan penuh ekspresi dan bacalah pelan-pelan. 8. Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut lebih dahulu. Rothlein dan Meinbach, 1993 (dalam Farida, 2009: 128) juga menyebutkan hal-hal yang harus dihindari waktu membaca nyaring antara lain sebagai berikut. 1. Jangan membacakan cerita yang anda sendiri tidak menyukainya. 2. Jangan teruskan membaca cerita jika ternyata buku tersebut pilihan yang salah. 3. Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan mereka. 4. Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian pada bagian tertentu dari sebuah buku. Zuchdi dan Budiasih (1996: 131) mengemukakan bahwa “salah satu cara mengevaluasi membaca nyaring ialah meminta siswa memilih bagian buku yang disenangi yang baru saja mereka baca, untuk dibacakan di depan kelas”. Setelah guru memberikan contoh, kemudian siswa dapat mempraktekkannya sendiri membaca nyaring di depan kelas secara bergiliran. Atau dapat juga para siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 membaca nyaring secara klasikal terlebih dahulu, kemudian siswa secara individual membaca nyaring di depan kelas. 2.1.3 Media Cerita Bergambar. 2.1.3.1 Pengertian Media Kehadiran media sangat membantu kelancaran suatu proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, proses pembelajaran akan terlaksana secara efektif. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Heinich dan Rusello, 1982 (dalam Suyanto, 2007: 101) mengemukakan istilah media berasal dari bahasa Latin medium yang arti secara umum adalah alat komunikasi atau antara, yaitu apa saja yang membawa informasi antara source (sumber) dan receiver (penerima). Bendabenda tersebut disebut instructional media apabila barang-barang tersebut dipakai untuk menyampaikan pesan dalam lingkungan pendidikan. Lebih lanjut, Romiszowski (dalam Suyanto, 2007: 101) menyatakan hal yang sama dengan Heinich, yaitu bahwa media merupakan carriers of the messages, yaitu alat untuk menyampaikan pesan guru kepada siswa. Gagne, 1970 (dalam Sadiman, dkk, 2009: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs, 1970 (dalam Sadiman, dkk, 2009: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Lebih lanjut, Arsyad (2009: 4-5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 mengemukakan bahwa “media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Gagne dan Briggs, 1975 (dalam Arsyad, 2009: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang ada di lingkungan siswa yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan berupa bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang belajar siswa dan mengefektifkan proses pembelajaran. 2.1.3.2 Pengertian Cerita Bergambar Istilah cerita tak terlepas dari pembelajaran bahasa di sekolah. Cerita merupakan salah satu karya sastra yang diajarkan secara seimbang dan terpadu dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Karya sastra cerita relevan bagi siswa Sekolah Dasar bahkan lebih disukai siswa daripada bacaan non cerita (Santoso, 2008: 7). Kemampuan siswa-siswa Sekolah Dasar dalam memahami suatu teks cerita berbeda-beda. Dalam membaca cerita, ada siswa yang mudah memahami isi cerita dan ada juga yang sulit untuk memahami isi cerita. Oleh karena itu, diperlukan suatu media untuk membantu siswa memahami isi cerita. “Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 pembelajaran apresiasi cerita di Sekolah Dasar,sebaiknya siswa diberikan objek konkret untuk membantu siswa memahami teks cerita” (Santoso, 2008: 7). Salah satu media yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu teks cerita yaitu gambar. “Pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidaklah berarti bahwa media harus selalu menyerupai keadaan yang sebenarnya” (Sudjana dan Rivai, 2002: 9). Di antara media pembelajaran yang ada, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa Sekolah Dasar lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya disajikan dengan sangat menarik dan imajinatif. “Pesan visual yang paling sederhana, praktis, mudah dibuat dan banyak diminati siswa pada jenjang pendidikan dasar adalah gambar, terlebih lagi gambar berwarna” (Sudjana dan Rivai, 2002: 10). “Gambar berfungsi sebagai pemancing kognisi dan imajinasi serta pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan” (Nurgiyantoro, 2010: 429). Selain itu, pengertian gambar juga dijelaskan oleh Wijaya dan Rusyan (1991: 140) sebagai berikut : 1. Gambar atau lukisan adalah bentuk visual yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang memandangnya sebagai wujud pindahan atau dari keadaan yang sebenarnya, baik mengenai pemandangan, benda atau barang, maupun suasana kehidupan. 2. Gambar dikenal oleh setiap guru dan dipakai sebagai media pengajaran untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu. Gambar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 sangat menarik perhatian murid, mereka dapat mempelajarinya secara mendalam di samping dapat menikmatinya. Arsyad (2009: 91) mengemukakan bahwa “media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata”. Sadiman, dkk (2009: 29-31) menyebutkan beberapa kelebihan media gambar adalah sebagai berikut. 1. Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. 2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa siswa dibawa ke objek/peristiwa tersebut. 3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. 5. Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, Sadiman, dkk (2009: 29-31) juga menyebutkan beberapa kekurangan media gambar adalah sebagai berikut. 1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Salah satu pengembangan dari media gambar yaitu media cerita bergambar. Cerita bergambar adalah teks cerita yang disertai gambar-gambar. Istilah lain yang lebih populer yaitu buku cerita bergambar. “Buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi itu disebut sebagai buku bergambar atau buku cerita bergambar” (Nurgiyantoro, 2005: 152). Rothlein, 1991 (dalam Santoso, 2008: 8) juga mengemukakan tentang pengertian buku bergambar sebagai berikut. Buku bergambar adalah buku cerita yang disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada siswa. Untuk siswa usia Sekolah Dasar kelas rendah, gambar berperan penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar lebih memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar yang baik, siswa akan terbantu dalam proses memahami dan memperkaya pengalaman dari cerita. Menurut Huck, dkk, 1987 (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153), “buku bergambar (picture books) menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan”. Lukens, 2003 (dalam Nurgiyantoro, 2005: 154) menguatkan bahwa ilustrasi gambar dan tulisan merupakan dua media yang berbeda, tetapi dalam buku cerita bergambar keduanya secara bersama membentuk perpaduan. Gambar-gambar itu akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 membuat tulisan verbal menjadi lebih kelihatan, konkret, dan sekaligus memperkaya makna teks. Hal yang tidak berbeda juga dikemukakan oleh Mitchell, 2003 (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153) yang lebih suka memilih istilah buku cerita bergambar dengan istilah picture storybooks. Buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi. Dengan demikian, pembacaan terhadap buku bacaan cerita tersebut akan terasa lebih lengkap dan konkret jika dilakukan dengan melihat (baca: mengamati) gambar dan membaca teks narasinya lewat huruf-huruf. Dalam cerita bergambar terdapat alur cerita dan tokoh-tokoh beserta karakternya. Teks cerita disertai dengan ilustrasi menarik yang menggambarkan keseluruhan dari alur cerita tersebut. Menurut Huck, dkk (dalam Nurgiyantoro, 2005: 154), “dalam picture storybooks gambar-gambar yang ditampilkan harus mencerminkan alur dan karakter tokoh. Justru karena tuntutan ini gambar-gambar yang ditampilkan dapat menjadi bervariasi dan lebih menarik. Selain itu, dalam tiap ilustrasi tokoh dan alur cerita, juga sering ikut ditunjukkan aspek-aspek latar yang mendukungnya”. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita bergambar merupakan sebuah cerita dalam bentuk teks narasi atau kata-kata dan disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai ilustrasi cerita. Kata-kata dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 gambar-gambar merupakan kesatuan yang padu, sehingga ilustrasi tersebut menggambarkan keseluruhan alur narasi. Dengan demikian, media cerita bergambar merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan kata-kata dan gambar secara terpadu. 2.1.3.3 Manfaat Cerita Bergambar Suatu teks cerita akan terasa lebih hidup jika disertai dengan gambar-gambar. Menurut Nurgiyantoro (2005: 152), dengan gambar-gambar cerita menarik yang dihadirkan, siswa akan membaca dengan penuh kesungguhan mengikuti dan mencoba memahami alur gambar aksi yang dilihatnya, dan itu mungkin sekali dilakukan berkali-kali. Gambar-gambar cerita itu menjadi salah satu daya gerak mengembangkan fantasi lewat imajinasi dan logika. Prasetyono (2008: 82-83) mengemukakan maksud dari buku-buku yang bergambar ini adalah sebagai berikut. 1. Menarik perhatian siswa. 2. Menimbulkan motivasi atau merangsang siswa. 3. Merangsang percakapan (ekspresi dan diskusi). 4. Mendidik sifat kritis pada siswa. 5. Memperkenalkan kata-kata baru. 6. Menyajikan pola-pola kalimat. Menurut Prasetyono (2008: 89), “bahan bacaan yang bergambar (komik) mempunyai efek yang lebih kuat dari pada yang tidak bergambar”. Hal ini karena bahan bacaan yang disertai dengan gambar (cerita bergambar) memiliki banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 manfaat. Menurut Stewing, 1980 (dalam Santoso, 2008: 10) ada tiga manfaat buku bergambar, yaitu: 1) membantu masukan bahasa kepada siswa, 2) memberikan masukan visual bagi siswa, dan 3) menstimulasi kemampuan visual dan verbal siswa. Mitchell, 2003 (dalam Nurgiyantoro, 2005: 159-161) menunjukkan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi siswa adalah sebagai berikut: 1. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. 2. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa untuk belajar tentang dunia, menyadarkan siswa tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam. 3. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan. 4. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa untuk memperoleh kesenangan. 5. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa untuk mengapresiasi keindahan. 6. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa untuk menstimulasi imajinasi. Dengan mengetahui berbagai manfaat tersebut, maka cerita bergambar dapat digunakan sebagai media saat proses pembelajaran berlangsung. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Penelitian tentang penggunaan media cerita bergambar telah banyak dilakukan sebelumnya. Beberapa kajian tentang kemampuan membaca terhadap pembelajaran yang pernah dilakukan dan dijadikan sebagai penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Anindya (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca nyaring Melalui Media Cerita Bergambar Siwa Kelas IIB SD Negeri Panggal, Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar pada siswa kelas II SD Negeri Panggang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes. Hasil penelitian ini terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan membaca nyaring dari siklus I mencapai 68,06 dan siklus II mencapai 75,59. Sari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan membaca permulaan melalui media pembelajaran kartu bergambar pada siswa kelas 1 SDN Jajaran I No. 37 Laweyan Surakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, dan tes. Hal ini terbukti bahwa sebelum diadakan tindakan kemampuan siswa dalam membaca masih rendah dibuktikan dengan 11 siswa hasil belajarnya belum memenuhi KKM yaitu 65. Setelah diadakan tindakan siklus I kemampuan siswa meningkat 70 siswa telah memenuhi KKM. Pada siklus II kemampuan membaca siswa meningkat 80 siswa telah memenuhi KKM. Rta-rata kelas meningkat sebelum diadakan tindakan 6,36, siklus I menjadi 67, dan siklus II menjadi 70,96. Dengan demikian hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 penelitian telah berhasil yaitu media pembelajaran kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri Jajar I No.73 Laweyan Surakarta. Kedua penelitian tersebut akan dijadikan sebagai landasan atau acuan penelitian yang akan peneliti lakukan. Berdasarkan penelitian di atas maka dapat diasumsikan bahwa dengan menggunakkan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring pada siswa Kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan ingin mengetahui apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring pada siswa Kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Keistimewaan dari kedua penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sama-sama menggunakan media pembelajaran yang sudah disiapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa di kelas II SD. Berdasarkan penelitian tersebut literatur map dari penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. Anindya (2010) “Peningkatan Keterampilan Membaca nyaring Melalui Media Cerita Bergambar Siwa Kelas IIB SD Negeri Panggal, Bantul. Sari (2010) “Peningkatan Kemampuan membaca permulaan melalui media pembelajaran kartu bergambar pada siswa kelas 1 SDN Jajaran I No. 37 Laweyan Surakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Gambar 2.1 literatur Map 2.3 Kerangka Berpikir. Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dengan menyuarakan lambang-lambang tertulis dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring. Peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa akan lebih efektif jika guru berperan serta secara aktif dalam membimbing siswanya agar gemar membaca. Dalam hal ini tugas guru adalah membantu meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. Untuk mengoptimalkan kemampuan membaca nyaring siswa, guru perlu menggunakan media yang tepat mengingat siswa masih berada pada tahap operasional konkret. Media merupakan pengantar pesan. Media untuk membaca nyaring salah satunya adalah media cerita bergambar. Media cerita bergambar merupakan media cerita dalam bentuk teks narasi atau kata-kata dan disertai gambar-gambar sebagai ilustrasinya. Cerita yang disertai gambar-gambar akan memberikan efek yang lebih kuat dibandingkan cerita yang tidak disertai gambargambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Media cerita bergambar dapat membantu aspek kebahasaan anak, salah satu aspek kebahasaan itu adalah membaca dengan suara keras atau nyaring. Media cerita bergambar dapat merangsang siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring. Media cerita bergambar dapat menumbuhkan minat membaca siswa sehingga kemampuan membaca nyaringnya meningkat. Selain itu, gambar-gambar dalam cerita bergambar juga dapat merangsang kemampuan visual dan verbal siswa sehingga kemampuan membaca nyaringnya meningkat. Dengan memanfaatkan media cerita bergambar diharapkan kemampuan membaca nyaring siswa dapat meningkat. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut. Penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat. Lebih lanjut, Arikunto, dkk (2012: 3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Komaidi dan Wijayati (2011: 50), PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yaitu menggunakan siklus sistem spiral seperti yang terdapat pada gambar berikut. Keterangan: 38 Siklus I 1 = Perencanaan I 2 = Tindakan I 3 = Observasi I 4 = Refleksi I Siklus II 1 = Revisi Rencana I 2 = Tindakan II 3 = Observasi II 4 = Refleksi II 39 Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (dalam Didik Komaidi dan Wijayati, 2011: 83) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Berdasarkan gambar di atas, masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Penelitian dilakukan dalam siklus yang berulang-ulang dan berkelanjutan (spiral), yang artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Penjelasannya adalah sebagai berikut. 3.1.1 Perencanaan Perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi. Diperlukan suatu perencanaan yang matang agar tindakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Pada tahap ini hal- hal yang dilakukan adalah menyiapkan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pembelajaran. Tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini yaitu penggunaan media cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Berkaitan dengan uraian di atas, alternatif dapat dirinci langkahlangkahnya sebagai berikut. 1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Dukuh 2 Sleman untuk melakukan penelitian di SD tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 2. Menemukan masalah yang ada di lapangan. Pada tahap ini dilakukan melalui diskusi dengan guru kelas, maupun melalui observasi di dalam kelas. 3. Merencanakan langkah-langkah pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar pada siklus I dan II. 4. Mempersiapkan media pembelajaran (cerita bergambar) yang akan digunakan. 5. Merancang instrumen sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan penilaian terhadap kemampuan membaca nyaring siswa. 3.1.2 Tindakan Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau persiapan isi perencaan. Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk perbaikan. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar adalah melaksanakan pembelajaran membaca nyaring dengan media cerita bergambar meliputi pendahuluan, kegiatan inti, penutup. Pada tahap ini, peneliti mengkoordinasikan siswa agar siap menerima dan tertarik mengikuti pembelajaran. Tahap ini berisi beberapa kegiatan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk mempersiapkan dan mengarahkan siswa supaya siap mengikuti pelajaran dengan baik. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau penerapan isi perencanaan, yaitu menggunakan tindakan di kelas. Peneliti melaksanakan langkah-langkah dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 pembelajaran. Pada akhir siklus diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa sehingga bisa dilihat pengaruh dari penggunaan media cerita bergambar terhadap kemampuan membaca nyaring siswa. 3.1.3 Observasi Sasaran observasi adalah keefektifan penggunaan media cerita bergambar untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa. Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat semua reaksi dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Agar hasil penelitian bisa objektif, dalam pelaksanaannya pengamat juga dibantu oleh guru observer. Berdasarkan pengamatan, peneliti dan guru mendiskusikan tentang perubahan-perubahan yang signifikan dalam pembelajaran membaca nyaring siswa. 3.1.4 Refleksi Setelah peneliti dan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran maka peneliti dan guru melakukan refleksi secara bersama-sama. Dalam proses refleksi diadakan diskusi bersama dengan acuan hasil pengamatan dan hasil tes unjuk kerja membaca nyaring siswa. Hal ini ditujukan agar peneliti dan guru menemukan masalah yang timbul untuk kemudian diadakan perbaikan perbaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Jika ditemukan kekurangan atau penyebab kurang berhasilnya suatu siklus maka perlu diadakan rencana dan tindakan berikutnya. Penelitian dihentikan ketika kemampuan membaca nyaring siswa sudah meningkat atau lebih baik dari sebelumnya. 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan semester genap atau pada tahun ajaran 2016/2017 bulan April sampai bulan Mei. 3.2.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Dukuh 2 Sleman yang beralamat di Dukuh Tridadi Sleman. 3.2.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. 3.2.4 Objek Penelitian Objek Penelitian ini adalah kemampuan membaca nyaring di kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman dengan menggunakan media cerita bergambar. 3.3 Rencana Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 3.3.1 Persiapan 1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Dukuh 2 Sleman 2) Mengurus surat izin di secretariat PGSD USD 3) Melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru 4) Melakukan observasi di kelas II saat mata pelajaran Bahasa Indonesia 5) Mengidentifikasi masalah apa yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas 6) Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi keputusan di kelas 7) Merumuskan masalah 8) Merumuskan hipotesis 9) Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus 10) Membuat gambaran awal mengenai kemampuan membaca nyaring siswa kelas II. 3.4 3.4.1 3.4.1.1 Rencana Tindakan Setiap Siklus Siklus I Perencanaan Siklus I a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) b. Menyiapkan LKS (Lembaran Kerja Siswa) c. Menyiapkan media cerita bergambar d. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas siswa dalam membaca nyaring cerita bergambar. 3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Berikut adalah langkah-langkah kegatan pelaksanaan Siklus I sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 1) Pertemuan Pertama a. Kegiatan Awal Kegiatan awal merupakan kegiatan pembuka yang dilaksanakan sebelum prosesbelajar mengajar dimulai. Kegiatan ini terdiri dari berdoa, presensi dan apresiasi. Apresiasi merupakan kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik, misalnya dalam permulaan pembelajaran guru meninjau kembali sejauh mana siswa mempelajari materi yang pernah diajarkan sebelumnya atau yang akan diajarkan. b. Kegiatan Inti Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran/proses belajar mengajar di sekolah. Langkah-langkah kegiatan ini diuraikan sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan tentang materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. 2. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring 3. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring 4. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Membersihkan Lingkungan Rumah” 5. Siswa membaca nyaring secara klasikal 6. Guru melakukan tanya jawab isi teks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 7. Siswa membaca nyaring di depan kelas secara bergantian 8. Guru membagikan LKS 9. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. 10. Guru memberikan penegasan kembali mengeni materi pelajaran yang telah dipelajari. c. Kegiatan Akhir Kegiatan akhir merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah belajar mengajar dilaksanakan. Langkah-langkah kegiatan akhir adalah sebagai berikut: 1. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar 2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan yang sudah dilakukan 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 2) Pertemuan Kedua a. Kegiatan Awal Kegiatan ini terdiri dari berdoa, presensi dan apresiasi. b. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 2. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring 3. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring 4. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Tolong Menolong” 5. Siswa membaca nyaring secara klasikal 6. Guru melakukan tanya jawab isi teks 7. Siswa membaca nyaring di depan kelas secara bergantian 8. Guru membagikan LKS 9. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. 10. Guru memberikan penegasan kembali mengeni materi pelajaran yang telah dipelajari. c. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar 2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan yang sudah dilakukan 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 3.4.1.3 Observasi Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat semua reaksi dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan peneliti dan guru mendiskusikan tentang perubahan-perubahan yang signifikan dalam pembelajaran membaca nyaring siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 3.4.1.4 Refleksi 1. Melakukan evaluasi terhadap temuan-temuan selama proses belajar mengajar 2. Menentukaan langkah untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya (siklus II) Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan tahap kemampuan siswa dalam membaca nyaring cerita bergambar. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan. Siswa cendrung sibuk sendiri atau ngobrol dengan teman sebangkunya. 3.4.2 Siklus II 3.4.2.1 Perencanaan Siklus II a. Menyusun silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar. b. Memperbaiki kelemahan dalam siklus I dan mengatasi kesulitan dalam siklus I c. Menyiapkan media cerita bergambar d. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas siswa dalam e. membaca nyaring cerita bergambar. 3.4.2.2 Tindakan siklus II Berikut adalah langkah-langkah kegiatan pelaksanaan Siklus II sebagai berikut: 1). Pertemuan Pertama a. Kegiatan Awal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Kegiatan ini terdiri dari berdoa, presensi dan apresiasi. b. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. 2. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring 3. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring 4. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Gigiku Sayang Gigiku Malang” 5. Siswa membaca nyaring secara klasikal 6. Guru melakukan tanya jawab isi teks 7. Siswa membaca nyaring di depan kelas secara bergantian 8. Guru membagikan LKS 9. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan 10. Guru memberikan penegasan kembali mengeni materi pelajaran yang telah dipelajari. c. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar 2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan yang sudah dilakukan 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 2). Pertemuan Kedua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 a. Kegiatan Awal Kegiatan ini terdiri dari berdoa, presensi dan apresiasi. b. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi 2. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring 3. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring 4. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Musim Hujan” 5. Siswa membaca nyaring secara klasikal 6. Guru melakukan tanya jawab isi teks 7. Siswa membaca nyaring di depan kelas secara bergantian 8. Guru membagikan LKS 9. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan 10. Guru memberikan penegasan kembali mengeni materi pelajaran yang telah dipelajari c. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar 2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan yang sudah dilakukan 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 3.4.2.3 Observasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru dan dibantu oleh rekan peneliti. Peneliti mengamati siswa dalam membaca nyaring cerita bergambar, peneliti juga mencatat hal-hal penting dalam proses pembelajaran. 3.4.2.4 Refleksi Peneliti mengidentifikasi hambatan atau kesulitan selama proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas dan membicarakannya dengan guru kelas. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan terhadap kemampuan membaca nyaring siswa setelah proses pembelajaran pada siklus II berakhir, penelitian melakukan refleksi sebagai berikut: 1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan, meliputi kegiatan pembelajaran, serta temuan-temuan yang ditemui dalam proses kegiatan pembelajaran membaca nyaring yang telah dilaksanakan sebagai pertimbangan apakah perlu dilakukan siklus selanjutnya. 2. Meminta tanggapan dari guru kelas tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan terhadap proses dan hasil belajar siswa sebagai perimbangan kecapaian tujuan pembelajaran. 3. Setelah menganalisis hasil evaluasi dan masukan dari guru, data-data yang diperoleh peneliti memutuskan untuk menghentikan siklus. 3.5 Metode Pengumpulan Data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui tiga cara yaitu: 3.5.1 Tes Menurut Goodenough (dalam Sudijono, 2011: 67) tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain. Tes dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja dimana siswa satu per satu maju ke depan kelas secara bergiliran membaca nyaring dengan media cerita bergambar. Tes dilakukan sebelum dilaksanakan tindakan maupun sesudah tindakan. 3.5.2 Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Sudijono, 2011: 76). Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam menggunakan media cerita bergambar selama pembelajaran membaca nyaring. Observasi dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan dan selama proses pelaksanaan tindakan. 3.5.3 Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201). Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 penelitian ini, penelitimengumpulkan data dari beberapa sumber data, antara lain: guru, siswa, proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, dan daftar nilai. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes (unjuk kerja), pedoman observasi. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa jauh media cerita bergambar memberikan dampak terhadap kemampuan membaca nyaring siswa. 1. Tes Unjuk Kerja Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja kemampuan membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar. Guru menilai saat siswa menunjukkan kemampuan membaca nyaringnya di depan kelas secara bergiliran. Untuk memudahkan penilaian, maka perlu pedoman penilaian membaca nyaring. Peneliti dalam membuat pedoman penilaian berdasarkan teori Zuchdi dan Budiasih (1996: 123). Format penilaian kemampuan membaca nyaring tersebut disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 3. 1 Pedoman Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring No Unsur yang Dinilai 1 Ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Skor 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 2 Ketepatan pelafalan dalam membaca tulisan 20 3 Ketepatan intonasi dalam membaca tulisan 20 4 Kelancaran dalam membaca tulisan 20 5 Kenyaringan suara 20 100 Jumlah Adapun kisi-kisi pedoman pemberian nilai kemampuan membaca nyaring dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring No 1 2 Aspek Penilaian Ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam membaca (A1) Ketepatan pelafalan dalam membaca tulisan (A2) Kriteria Skor Kategori Siswa sangat tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca 4 Sangat baik Siswa tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca 3 Baik Siswa cukup tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baik Siswa membaca tulisan dengan lafal tepat 3 Baik Siswa membaca tulisan dengan lafal yang cukup tepat 2 Cukup Siswa sangat kurang tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca tulisan Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat tepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat kurang tepat 3 Ketepatan intonasi dalam membaca tulisan (A3) Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang sangat tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang cukup tepat 4 Kelancaran dalam membaca tulisan (A4) 5 Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang sangat kurang tepat Siswa sangat lancar dalam membaca tulisan Siswa lancar dalam membaca tulisan Siswa cukup lancar dalam membaca tulisan Siswa sangat kurang lancar dalam membaca tulisan Kenyaringan Siswa membaca dengan suara (A5) suara sangat nyaring Siswa membaca dengan suara nyaring Siswa membaca dengan suara cukup nyaring Siswa membaca dengan suara sangat kurang nyaring 1 Kurang 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai Kemampuan Membaca Nyaring No Angka 1 80 - 100 2 66 - 79 Kriteria Sangat baik Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 3 4 56 - 65 40 - 55 Cukup Kurang (Arikunto, 2007: 245) Aspek penilaian tersebut sebagai pedoman guru untuk memberikan penilaian membaca nyaring. Dapat dijelaskan bahwa pada aspek ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam membaca (A1), kategori sangat baik dengan kriteria sangat tepat dalam ketepatan tanda baca dengan skor 4, kategori baik dengan kriteria tepat dalam tanda baca dengan skor 3, kategori cukup dengan kriteria kurang tepat dalam tanda baca dengan skor 2, kategori kurang dengan kriteria sangat kurang tepat dalam ketepatan tanda baca dengan skor 1. Aspek ketepatan pelafalan dalam membaca tulisan (A2) kategori sangat baik dengan kriteria dapat membaca tulisan dengan lafal yang sangat tepat dengan skor 4, kategori baik dengan kriteria dapat membaca tulisan dengan lafal yang tepat dengan skor 3, kategori cukup dengan kriteria dapat membaca tulisan dengan lafal yang cukup tepat dengan skor 2, kategori yang kurang dengan kriteria dapat membaca tulisan dengan lafal yang sangat kurang tepat dengan skor 1. Aspek ketepatan intonasi dalam membaca tulisan (A3) kategori sangat baik dengan kriteria dapat membaca tulisan dengan intonasi yang tepat dengan skor 4, kategori baik dengan kriteria dapat membaca tulisan dengan intonasi yang tepat dengan skor 3, kategori cukup dapat membaca tulisan dengan intonasi yang kurang tepat dengan skor 2, kategori kurang dapat membaca tulisan dengan intonasi yang sangat kurang tepat dengan skor 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Aspek kelancaran dalam membaca tulisan (A4) kategori sangat baik dengan kriteria sangat lancar dalam membaca tulisan dengan skor 4, kategori baik dengan kriteria lancar dalam membaca tulisan dengan skor 3, kategori cukup dengan kriteria kurang lancar dalam membaca tulisan dengan skor 2, kategori kurang dengan kriteria sangat kurang lancar dalam membaca tulisan 1. Aspek kenyaringan suara dalam kenyaringan suara (A5) kategori sangat baik dengan kriteria membaca dengan suara sangat nyaring dengan skor 4, kategori baik dengan kriteria membaca dengan suara nyaring dengan skor 3, kategori cukup dengan kriteria membaca dengan suara cukup nyaring dengan skor 2, kategori kurang dengan kriteria membaca dengan suara sangat kurang dengan skor 1. A1=Aspek ketepatan dalam tanda baca A2= Aspek ketepatan dalam pelafalan A3=Aspek intonasi kata atau kalimat yang benar A5=Aspek kenyaringan suara. Melalui pedoman tersebut, dapat diketahui hasil tes unjuk kerja membaca nyaring siswa. Hasil tes unjuk kerja merupakan nilai aspek satu dan diberi nama N1. Tes dilakukan satu kali dalam tiap siklus yang dilaksanakan dalam pembelajaran berlangsung. 2. Pedoman Observasi Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati (Suharsimi Arikunto, 2010: 200). Pedoman observasi dalam penelitian ini meliputi kegiatan yang dilakukan siswa dan guru selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar. Pedoman observasi dibuat oleh peneliti untuk melihat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca nyaring di kelas dan kesesuaian langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan rencana pembelajaran. 3.7 Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu tes unjuk kerja membaca nyaring yang diberikan pada siswa di setiap siklus dan data kualitatif yaitu lembar observasi penggunaan media cerita bergambar kemudian dianalisis. 1. Analisis Data Kuantitatif Hasil tes yang diperoleh dari siswa dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar. Analisis ini dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) serta menghitung nilai rerata kelas. Jika minimal 75 dari siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan. Minimal (KKM) yakni sebesar 65 dan rerata nilai kelas minimal 65 sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam penelitian ini, maka dapat diasumsikan bahwa penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. Untuk mencari perhitungan nilai rerata kelas menggunakan rumus mean. Menurut Nurgiyantoro (2010: 219) rumus mencari mean adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Mean = Σx N atau Nilai= Jumlah skor yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal Keterangan: Mean = nilai rerata Σx = jumlah seluruh nilai N = jumlah siswa 2. Analisis Data Kualitatif Untuk data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi atas hasil pengamatan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dianalisis dengan menggunakan model alur. Menurut Miles dan Huberman (dalam Madya, 2009: 76), ada tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain yaitu reduksi data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan. a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan (Miles dan Huberman dalam Madya, 2009: 76). Penelitian ini dilakukan pemfokusan dan penyisihan data observasi pembelajaran membaca nyaring yang kurang bermakna. Data yang diperoleh direduksi dengan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang berkenaan dengan aspek-aspek membaca nyaring. b. Beberan (display) Data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Setelah direduksi data siap dibeberkan. Artinya, tahap analisis sampai pada pembeberan data. Berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi plus matriks, grafik, dan / atau diagram (Miles dan Huberman dalam Madya, 2009: 78). Dalam penelitian ini data yang telah direduksi, dipaparkan secara sistematis dalam bentuk diagram atau grafik untuk memudahkan pemahaman sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan. c. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus II dan seterusnya, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dengan kesimpulan pertama sebagai pijakan (Miles dan Huberman dalam Madya, 2009: 78). Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan tidak hanya terbatas pada data tentang perubahan/peningkatan kemampuan membaca nyaring yang diharapkan saja, akan tetapi juga data tentang perubahan/peningkatan yang tak diharapkan sebelumnya. Oleh karena itu, kesimpulan yang dibuat mencakup semua perubahan baik yang ada dalam rencana maupun di luar rencana. 3.8 Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman, yaitu sebesar 65. Apabila 75 dari seluruh siswa telah mencapai nilai 65, maka tindakan dinyatakan berhasil. Apabila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 keadaan setelah diberikan tindakan lebih baik dari sebelumnya, maka tindakan tersebut dinyatakan berhasil. Djamarah dan Zain (2002: 121-122) menegaskan tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut. Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa (100) maka termasuk dalam kategori istimewa/maksimal. Apabila sebagian besar (76 - 99) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa maka termasuk dalam kategori baik sekali/optimal. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 75 saja dikuasai oleh siswa maka termasuk dalam kategori baik/minimal. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dikuasai oleh siswa maka termasuk dalam kategori kurang. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel Table 3.4 Kriteria Indikator Keberhasilan Indikator Target nilai yang harus dicapai Kondisi Awal Rerata Kelas 60 Siklus I Rerata Kelas 70 Siklus II Rerata Kelas 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Perencanaan Tindakan Siklus I Untuk melaksanakan tindakan diperlukan suatu persiapan skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media cerita bergambar, lembar observasi terhadap guru dan siswa, serta lembar penilaian terhadap kemampuan membaca nyaring siswa. Adapun untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media cerita bergambar disesuaikan dengan tema kelas II SD. Dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas untuk membantu mengkondisikan siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana. Peneliti juga bekerjasama dengan teman sejawat untuk mendokumentasikan dan mengobservasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Satu siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2x35 menit (2 JP) dalam setiap pertemuan. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pelaksana. Hal ini berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas II SDN Dukuh 2 Sleman. Guru berpendapat bahwa peneliti lebih paham dan mengerti tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar. Guru kelas bertindak sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung. 1. Kondisi awal 62 Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas mata pelajaran Bahasa Indonesi sebelum melakukan tindakan menggunakan media cerita bergambar. Guru mengatakan bahwa siswa kurang memiliki kegemaran untuk membaca sendiri, di depan kelas. Kurang membiasakan diri dalam membaca. Berdasarkan kondisi awal membaca nyaring siswa masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD dari perhitungan tersebut adalah 60. Skor kemampuan membaca nyaring siswa masih banyak di bawah KKM, maka nilai akan diperbaiki pada siklus I. 4.1.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan masing-masing pertemuan akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Siklus I Pertemuan I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Pertemuan I siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 yang beralokasi waktu 2x35 menit. Pada kegiatan awal guru memulai dengan salam, doa, dan prenentasi siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yaitu “Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita?”, membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “membersihkan lingungan rumah”. Orentasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu dalam video. Saat kegiatan inti dalam eksplorasi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Pada elaborasi guru menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar, guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar, siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar, guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “membersihkan lingkungan rumah”. Guru meminta siswa untuk membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar, guru meminta siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas, siswa lain memperhatikan temannya yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 mendapat giliran membaca, guru mengevaluasi siswa membaca cerita bergambar di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring. Guru membimbing dan membenarkan jika siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring, guru membagikan LKS, guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada LKS, guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan LKS, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil LKS, guru memberikan penegasan kembali mengenai pelajaran yang telah dipelajari. Dalam konfirmasi memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa, memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengajak siswa merefleksikan kembali kegiatan yang sudah dilakukan selama pembelajaran, sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca apa saja di rumah, doa, dan salam penutup. 2. Siklus I Pertemuan II Pertemuan I siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016 yang bealokasi waktu 2x35 menit. Pada kegiatan awal guru memulai dengan salam, doa, dan prenentasi siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yaitu “Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita?”, membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “Tolong menolong”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Pada orentasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu dalam video. Saat kegiatan inti dalam eksplorasi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Elaborasi guru menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar, guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar, siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar, guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Tolong menolong”, guru meminta siswa untuk membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar, guru meminta siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas, siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca. Guru mengevaluasi siswa membaca cerita bergambar di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring, guru membimbing dan membenarkan jika siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru membagikan LKS, guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada LKS, guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan LKS, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil LKS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Guru memberikan penegasan kembali mengenai pelajaran yang telah dipelajari. Dalam konfirmasi memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa, memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengajak siswa merefleksikan kembali kegiatan yang sudah dilakukan selama pembelajaran, sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca apa saja di rumah, doa, dan salam penutup. 3. Observasi Tindakan siklus I Kegiatan pengamatan (observasi) dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilakukan oleh peneliti dan guru pada pertemuan pertama, siswa terlihat tegang dan malu-malu. Hal ini terjadi karena saat proses belajar mengajar siswa merasa canggung dengan keberadaan peneliti. Hal tersebut terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan pertama kali tidak ada yang mau mengangkat tangan untuk menjawab. Setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan baru ada yang mau mengangkat tangan untuk menjawab. Selain hal itu, terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam aktivitas belajar, terutama dalam hal bertanya, mengajukan pendapat, serta kurang berani dalam membaca cerita di depan kelas. Bererapa siswa juga ribut saat pembelajaran berlangsung, hal ini terbukti terdapat beberapa siswa yang tidak duduk pada tempatnya dan berjalan-jalan mengitari ruangan dalam kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Berdasarkan pengamatan peneliti pada pertemuan I dan pertemuan II, masih banyak siswa yang membaca tidak begitu memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring (ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, kenyaringan) atau dengan kata lain masih terdapat kesalahan dalam membaca. Semua siswa masih menunjukkan kekurangan pada setiap aspek membaca nyaring. Secara umum, sebagian besar kekurangan siswa terletak pada intonasi dan kenyaringan. Akan tetapi, pada setiap pertemuan sudah menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. 4. Refleksi Peneliti melakukan refleksi berkaitan dengan proses pembelajaran dan refleksi hasil belajar yang terjadi pada siklus I. Pertemuan dilakukan pada tanggal 12 April 2016 dan tanggal 19 April 2016. Pada pertemuan pertama suasana kelas gaduh, hal ini terjadi karena guru kurang kontrol siswa, dan terbukti bahwa beberapa siswa yang tidak duduk pada tempatnya dan berjalan-jalan mengitari ruangan dalam kelas, terjadi juga beberapa siswa yang hiperaktif sehingga mengganggu siswa yang lain. Materi yang dibahas adalah membaca nyaring dengan menggunakan media cerita tergambar tentang membersihkan lingkungan rumah. Siswa kurang memperhatikan media yang sudah dijelaskan peneliti dan penelitipun sadar bahwa media yang disiapkan itu kurang menarik dan gambarnya kurang terang sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, peneliti akan merencanakan dan merancang media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 yang lebih menarik lagi sehingga proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik lagi. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk dapat memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada siklus II dibuat perencanaan perbaikan sebagai berikut: 1. Guru mengubah tempat duduk siswa. Tempat duduk siswa yang semua hanya bisa menghadap ke satu arah, diubah membentuk huruf “U”. Hal ini untuk memudahkan guru dalam memantau kondisi kelas selama evaluasi membaca nyaring berlangsung. 2. Guru harus lebih berusaha lagi untuk bisa menarik perhatian siswa pada awal pembelajaran, sehingga setelah siswa tertarik, kegiatan dapat berjalan lebih tenang dan kondusif. 3. Agar siswa bisa lebih aktif, guru harus memberikan pertanyaan umpan agar siswa bisa termotivasi untuk bertanya, menjawab, dan berpendapat dalam berdiskusi, selain itu guru juga harus melatih siswa untuk unjuk diri agar mental dan keberanian siswa dapat meningkat khususnya pada aspek percaya diri dalam membaca cerita di depan kelas. 4. Guru harus menjelaskan teknik-teknik membaca nyaring yang benar. 5. Cerita dalam cerita bergambar harus dimodifikasi dengan menggunakan hiasan yang menarik. 6. Guru harus lebih intensif untuk membimbing siswa yang terlihat pasif pada saat pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Di bawah ini adalah hasil transip membaca nyaring siswa pada kategori rendah, sedang, dan tinggi pada siklus I Membersikan Lingkungan Rumah Hari Minggu keluarga Arini kerja bakti. (berhenti) Arini menyapu halaman rumah. (berhenti sejenak, seharusnya berhenti) Ibu Arini membersihkan taman (kata taman pada teks dibaca tanah) dan kolam. (kata membersihkan pada teks semula dibaca mem, kemudian dikoreksi dibaca membersihkan) Ayah Arini menana...(akhiran-m dihilangkan) pohon (kata pohon pada teks dibaca polo) di halaman. Dimas, adik Arini mengumpulkan sampah. (kurang lancar) Lingkungan (terputus-putus) rumah menjadi (menjadi dibaca nada berhenti sehausnya dilanjutkan membaca kata berikutnya) rapi. Rumah Arini … (kata bersih dihilangkan) dan sehat. Saluran airnya juga (kata juga pada teks semula dibaca ju, kemudian dikoreksi dibaca juga) lancar. Halaman … (kata rumah dihilangkan) kelihatan segar. Bunga-bunga taman berwarna-…. (kata warni dihilangkan). Menambah keindahan (kata keindahan pada teks dibaca indah) rumah Arini. Udara … (kata segar dihilangkan) membuat lingkungan nyaman. Seluruh keluarga nyaman (kurang lancar) tinggal di rumah. (berhenti sejenak pada kata rumah seharusnya berhenti) Selain itu, (tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 berhenti sejenak) rumah kelihatan (kurang lancar) indah.Arini merasa (dibaca me kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan rasa) senang. (Kategori rendah, nama A, hari Selasa 12 April 2016, judul cerita “Membersihkan Lingkungan Rumah ”. Dari hasil transip membaca nyaring di atas, tampak siswa berinisial A masih kurang dalam aspek-aspek membaca nyaring, yaitu ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, kenyaringan, dan tanda baca. Dari aspek ketepatan, A masih kurang tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca. Hal ini terlihat ketika kata menanam dibaca menana (akhiraan-m dihilangkan). Kata penyambung dan dihilangkan). Kata rumah, dihilangkan, kata warni , dan kata segar dihilangkan masih kurang tepat. Hal ini terlihat ketika kata menjadi dibaca dengan nada berhenti (jedah), seharusnya dilanjutkan membaca kata berikutnya. Kata rumah dibaca dengan nada berhenti sejenak (tanda koma), seharusnya dibaca dengan nada berhenti (tanda titik). Kata selain itu dibaca dengan nada berhenti (tanda baca titik), seharusnya dibaca dengan nada berhenti sejenak (tanda baca koma). A juga kurang lancar pungtuasi ( tanda baca ) dalam membaca. Kata membersihkan pada teks semula dibaca mem, kemudian dikoreksi dibaca membersihkan. Ketika membaca kata sampah, nyaman, kelihatan masih terbatah-bata. Kata tanaman di teks dibaca tanah. Kata pohon di teks dibaca polo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Dari aspek kenyaringan, A ini masih membaca dengan suara yang kurang nyaring. Membersikan Lingkungan Rumah Hari Minggu keluarga Arini kerja bakti. (berhenti) Arini menyapu (dibaca menya kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan pu) halaman rumah. Ibu Arini membersihkan (kata membersihkan dihilangkan) taman dan kolam. Ayah Arini menanam pohon (kata pohon berhenti, harusnya dilanjutkan membaca kata berikutnya) di halaman. Dimas, adik Arini mengumpulkan sampah. Lingkungan (kata lingkungan pada teks semula dibaca lingkung kemudian dikoreksi dibaca lingkungan) rumah Arini menjadi rapi. Rumah Arini bersih dan sehat. Saluran airnya juga lancar. Halaman rumah kelihatan segar. Bunga-bunga di taman (dibaca tam kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan an) berwarna-warni. Menambah keindahan rumah Arini. Udara segar (kata segar dihilangkan) membuat lingkungan nyaman. Seluruh keluarga nyaman (dibaca nya kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan man) tinggal di rumah. Selain itu, rumah kelihatan indah. Arini merasa senang. (Kategori rendah, nama T, hari Selasa 12 April 2016, judul cerita “Taman di sekitar rumahku”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Dari hasil transip membaca nyaring di atas, tampak siswa berinisial T sudah cukup baik dalam aspek-aspek membaca nyaring, yaitu kecepatan, lafal, intonasi, dan kenyaringan. Dari aspek membaca sudah cukup tepat pungtuasi ( tanda baca ) dalam membaca. Namun, masih terdapat kata yang dibaca dengan kurang tepat. Kata lingkungan semula dibaca lingkung, kemudian dikoreksi dibaca lingkungan. T juga membaca tulisan dengan lafal yang cukup. Intonasi sudah cukup tepat. Namun, ada beberapa kalimat yang dibaca dengan intonasi yang kurang tepat. Kata pohon dibaca dingan nada berhenti sejenak (jeda) seharusnya dilanjutkan membaca kata berikutnya. T sudah cukup lancar dalam membaca tulisan. Namun, masih terdapat beberapa kata yang kurang lancar dibaca. Kata menyapu dibaca menya kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan pu. Kata lingkungan pada teks semula dibaca lingkung, kemudian dikoreksi dibaca lingkungan. Kata segar dihilangkan. Kata taman dibaca tam kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan an. T sudah cukup nyaring dalam membaca. Membersikan Lingkungan Rumah Hari Minggu keluarga Arini kerja bakti. Arini menyapu halaman rumah. Ibu Arini membersihkan taman dan kolam.Ayah Arini menanam pohon di halaman.Dimas, adik Arini mengumpulkan sampah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Lingkungan rumah Arini menjadi rapi. Rumah Arini bersih dan sehat. Saluran (kata saluran pada teks semula dibaca salu, kemudian dikoreksi dibaca saluran) airnya juga lancar. Halaman rumah kelihatan segar. Bunga-bunga di taman berwarna-warni. Menambah keindahan rumah Arini. Udara segar membuat lingkungan nyaman. Seluruh keluarga nyaman (kata nyaman pada teks semula dibaca aman, kemudian dikoreksi dibaca nyaman) tinggal di rumah. Selain itu, rumah kelihatan indah. Arini merasa senang. (Kategori rendah, nama F, hari Selasa 12 April 2016, judul cerita “Taman di sekitar rumahku”. Dari hasil transip membaca nyaring di atas, tampak siswa berinisial F sudah baik dalam aspek-aspek membaca nyaring, yaitu ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan tulisan. Namun, masih terdapat kata yang dibaca dengan kurang tepat. Kata saluran teks dibaca salu, kemudian dikoreksi dibaca saluran. F juga membaca dengan lafal yang kurang tepat. Intonasi sudah tepat. F sudah lancar juga dalam membaca tulisan. Namun, masih terdapat satu kata yang kurang lancar dibaca. Kata nyaman pada teks semula dibaca aman, kemudian dikoreksi dibaca nyaman. Dari aspek kenyaringan, F sudah membaca dengan suara yang nyaring. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Dengan menggunakan media cerita bergambar, dapat dilihat bahwa nilai rerata kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman pada tingkat siklus I mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan nlai rerata pada kondisi awal. Peningkatan kemampuan membaca nyaring pada siklus I sebesar 66 kondisi awalnya 60 meningkat menjadi 66 Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut. Tabel 4.1 Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring Siklus I Pertemuan 1 Nomor Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ketepatan 2 2 1 4 3 4 4 3 2 2 1 4 3 Lafal 3 2 3 2 4 4 3 2 3 2 3 2 4 Aspek yang Dinilai Intonasi Kelancaran 2 1 3 4 2 4 2 2 1 2 4 3 3 2 1 2 3 1 3 4 2 4 2 2 1 2 Kenyaringan 2 4 2 2 2 3 2 4 3 4 2 2 2 Jumlah Nilai 10 15 12 12 12 18 14 12 10 15 12 12 12 Skor 50 75 60 60 60 90 70 60 50 75 60 60 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 4 4 3 2 2 1 4 55 4 4 2 3 2 3 2 57 4 3 1 2 3 2 2 46 3 2 2 1 4 4 2 51 3 1 4 2 4 2 2 52 Rerata 18 14 12 10 15 12 12 259 90 70 60 50 75 60 60 1295 64 Tabel 4.2 Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring Siklus I Pertemuan 2 Nomor Aspek yang Dinilai Absen Ketepatan Lafal Intonasi Kelancaran 1 1 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 1 3 2 5 4 1 3 2 6 4 4 4 3 7 2 4 3 2 8 3 2 1 2 9 4 1 3 2 10 2 2 3 4 11 1 3 2 4 12 2 2 3 4 13 3 4 1 2 14 4 4 3 3 15 4 3 3 2 16 3 2 1 2 Kenyaringan 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 4 Jumlah Skor Nilai 12 60 16 80 15 75 13 65 13 65 18 90 14 70 12 60 13 65 15 75 12 60 15 75 12 60 18 90 14 70 12 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 17 18 19 20 Jumlah 3 2 3 4 57 2 2 3 3 52 1 3 3 3 53 2 4 4 2 55 4 4 4 2 65 Rerata 12 15 17 14 60 75 60 70 282 1385 69 Tabel 4.3 Penilaian Membaca Nyaring Siklus I Pertemuan 1dan 2 Nomor Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N Pertemuan I 50 75 60 60 60 90 70 60 50 75 60 60 60 90 Peremuan II 60 80 75 65 65 90 70 60 65 75 60 75 60 90 Rerata Keterangan 55 77 67 62 62 90 70 60 57 75 60 67 60 90 Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 15 16 17 18 19 20 O P Q R S T 70 60 50 75 60 60 70 60 60 75 60 70 80 60 55 75 60 65 Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Dari tabel penilaian membaca nyaring siklus I pertemuan 1 dan 2 di atas jumlah siswa yang tuntas dalam membaca nyaring ada 10 siswa dan yang tidak tuntas ada 10 siswa. Tabel 4.4 Nilai Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Pada kondisi Awal dan Siklus I Kelas II SD Nilai Rerata Kondisi Awal Siklus I 60 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman pada siklus I juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siklus I 100 90 80 70 Kondisi Awal 60 50 40 Siklus I 60 66 30 20 10 0 Kondisi A wal Siklus I Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Pada Siklus I Berdasarkan grafik peningkatan skor rata-rata kemampuan membaca nyaring siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata kemampuan membaca nyaring kelas II adalah 60 termasuk dalam kategori cukup. Setelah dilakukan tindakan siklus I, terjadi peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa yaitu rata-rata kemampuan membaca nyaring siswa kelas II sebesar 66. Termasuk kategori baik, kategori kurang ada 2 siswa kategori cukup ada 8 siswa, dan kategori baik ada 10 siswa. Nilai rata-rata kemampuan membaca nyaring belum mencapai target yang ditentukan peneliti yaitu 70. Berdasarkan dengan hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 hasil tersebut, peneliti ingin meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu peneliti melanjutkan pada siklus II. Pada siklus II ini dilakukan pembelajaran yang sama yaitu menggunakan media cerita bergambar tetapi judul cerita bergambar itu berbeda-beda. Pada siklus ini terjadi peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II sebesar 76. Nilai rata-rata kemampuan membaca pada siklus II sebesar 76 sudah mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya adalah 76. Berdasarkan pencapaian kemampuan membaca siswa di atas, maka peneliti ini dihentikan sampai siklus II. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam membaca nyaring pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Keberhasilan Siswa dalam Membaca Nyaring Pada Siklus I No Angka Kriteria 1 2 3 4 80 – 100 66 – 79 56 – 65 40 – 55 Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa 0 10 8 2 Berdasarkan permasalahan pada siklus I, maka dilakukan revisi guna memperbaiki tindakan, kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada pada pelaksanaan siklus I. hal-hal yang dilakukan antara lain. 1. Guru menjelaskan teknik-teknik membaca nyaring yang benar sebelum memulai pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 2. Guru mengoreksi dan mebenarkan kesalahan-kelasalahan siswa saat membaca nyaring. 3. Cerita dalam cerita bergambar lebih dimodifikasi, dengan menggunakan hiasan yang menarik. 4. Guru mengubah tempat duduk siswa. Tempat duduk siswa yang semua hanya bisa menghadap ke satu arah, diubah membentuk huruf “U”. Hal ini untuk memudahkan guru dalam memantau kondisi kelas selama evaluasi membaca nyaring berlangsung. 4.1.2 Perencanaan Tindakan Siklus II Untuk melaksanakan tindakan diperlukan suatu persiapan skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media cerita bergambar, lembar observasi terhadap guru dan siswa, serta lembar penilaian terhadap kemampuan membaca nyaring siswa. Adapun untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media cerita bergambar disesuaikan dengan tema kelas II SD. 4.1.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan masing-masing pertemuan akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Siklus II Pertemuan I Pertemuan II siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2016 yang bealokasi waktu 2x35 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Pada kegiatan awal guru memulai dengan salam, doa, dan prenentasi siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yaitu “Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita?”, membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “Gigiku Sayang Gigiku Malang”. Orentasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu dalam video. Kegiatan inti dalam eksplorasi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Elaborasi guru menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar, guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar, siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar, guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Gigiku Sayang Gigiku Malang”, guru meminta siswa untuk membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar, guru meminta siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas, siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca, guru mengevaluasi siswa membaca cerita bergambar di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring. Guru membimbing dan membenarkan jika siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring, guru membagikan LKS, guru memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada LKS, guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan LKS, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil LKS, guru memberikan penegasan kembali mengenai pelajaran yang telah dipelajari. Konfirmasi memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa, memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengajak siswa merefleksikan kembali kegiatan yang sudah dilakukan selama pembelajaran, sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca apa saja di rumah, doa, dan salam penutup. 2. Siklus II Pertemuan II Pertemuan I siklus II ini dilaksanakan pada Kamis 5 Mei 2016 yang bealokasi waktu 2x35 menit. Pada kegiatan awal guru memulai dengan salam, doa, dan presentasi siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yaitu “Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita?”, membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “Musim Hujan”. Orentasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu dalam video. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Kegiatan inti dalam eksplorasi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Dalam elaborasi guru menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar, guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar, siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar, guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Musim Hujan”. Guru meminta siswa untuk membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai si teks cerita bergambar, guru meminta siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas, siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca, guru mengevaluasi siswa membaca cerita bergambar di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring, guru membimbing dan membenarkan jika siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru membagikan LKS, guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada LKS, guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan LKS, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil LKS, guru memberikan penegasan kembali mengenai pelajaran yang telah dipelajari. Konfirmasi memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa, memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 selama pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengajak siswa merefleksikan kembali kegiatanyang sudah dilakukan selama pembelajaran, sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca apa saja di rumah, doa, dan salam penutup. 3. Observasi Tindakan Siklus II Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan pada siklus II ini, dilakukan oleh peneliti dan guru. berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dengan keberadaan peneliti. Penggunaan media pada siklus II ini sangat membantu dalam pembelajaran tersebut. Pelaksanaan pembelajaran oleh siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Sudah bisa mengkondisikan kelas dengan baik, siswa lainnya tidak terlihat ribut seperti pada siklus I, guru sudah bisa memberikan bimbingan secara intensif, mengoreksi dan membenarkan kesalahan siswa dalam membaca nyaring. Pada kegiatan ini, siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas. Berdasarkan pengamatan peneliti pada pertemuan I dan II pada siklus II ini, masih ada beberapa siswa yang membaca tidak begitu memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring (ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kenyaringan) atau dengan kata lain masih terdapat kesalahan dalam membaca. Secara umum, sebagian besar kekurangan siswa terletak pada intonasi dan kenyaringan. Akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 tetapi, pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan siklus I. Selain itu juga, proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Ketika guru memberikan beberapa pertanyaan tentang isi cerita, sebagian besar siswa mengacungkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru. 4. Refleksi Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, dapat dilihat beberapa temuan baik berasal dari siswa antara lain: proses pembelajaran membaca nyaring menggunakan media cerita bergambar semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dalam merespon guru saat menyimpulkan isi cerita yang dibaca. Siklus II ini sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai membaca nyaring setelah diberikan tindakan menggunakan media cerita bergambar. Namun demikian, masih ada beberapa siswa pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan siklus I. Secara umum tahap pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar sudah terlaksana dengan baik dan mampu membaca nyaring. Di bawah ini adalah hasil transkrip membaca nyaring siswa pada kategori rendah, sedang, dan tinggi pada siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Gigiku Sayang Gigiku Malang Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko Pak Min. ibu selalu mengingatkan agar mengurangi (kata mengurang pada teks semula dibaca mengu, kemudian dikoreksi dibaca mengurangi) permen. Janua tidak mendengar (kata mendengar berhenti sejenak seharusnya langsung membaca kata berikutnya) nasehat ibu. “Baik, kalau (kata kalau pada teks semula dibaca kala, kemudian dikoreksi dibaca kalau) begitu kamu harus rajin gosok gigi!” pesan ibu pada Janua. Janua mengangguk. Sayang… (kata ganti nya dihilangkan), Janua selalu saja melupakan pesan ibu. Pagi-pagi, (tanpa berhenti sejenak) cuaca mendung tanda akan hujan. Udara (kata udara semula dibaca ud, kemudian dikoreksi dibaca udara) sangat dingin. Tiba-tiba Janua menghampiri (kata menghampiri kurang lacar dibaca) ibu dan menangis. “hu…hu…hu…hu...”.tangis Janua. “Aduh gigimu ada lubangnya!” kata ibu. Sore hari, ibu mengantarkan Janua ke dokter gigi. Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut. Lubang di gigi Janua sudah besar. Jika tidak segera di cabut, akan berakibat buruk. “Janua tidak rajin sikat gigi, ya?” (dibaca dengan nada datar/kalimat pernyataan, seharusnya dibaca dengan nada kalimat tanya) Tanya Ibu Dokter. Seharusnya kamu sikat gigi dua kali sehari! Lanjutnya. Janua mengangguk. Itulah akibatnya kalau tidak mendengar nasihat ibu! Ibu mendambahkan. Janua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 berjanji akan mengurangi (kurang lancar)makan permen. Janua tidak mau giginya sakit lagi. (Kategori rendah, nama E Pada 26 April 2016, dengan judul cerita “Gigiku Sayang Gigiku Malang”). Dalam hasil transip membaca nyaring di atas, tampak siswa E masih kurang dalam aspek-aspek membaca nyaring, yaitu ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kenyaringan. Dari aspek ketepatan, E masih kurang tepat pungtuasi ( tanda baca ) dalam membaca. Hal ini terlihat ketika kata mengurangi dibaca mengu (kata rangi dihilangkan). Terkadang,E juga membaca tulisan dengan lafal yang kurang wajar. Intonasi juga masih kurang tepat. Hal ini terlihat ketika kata mendengar dibaca dengan nada berhenti sejenak (jeda), padahal seharusnya dilanjutkan membaca kata berikutnya. Kata pagi-pagi tanpa berhenti sejenak (tanda baca koma), langsung dilanjutkan membaca kata berikutnya. Kalimat Janua tidak rajin sikat gigi, ya? Dibaca dengan nada datar/kalimat pernyataan, seharusnya dibaca dengan nada kalimat tanya. E juga masih kurang lancar dalam membaca tulisan. Kata udara pada teks dibaca ud, kemudian dikoreksi dibaca udara. Ketika membaca kata menghampiri masih agak terbata-bata. Dari aspek-aspek kenyaringan, E masih membaca dengan suara kurang nyaring. Gigiku Sayang Gigiku Malang Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko Pak Min. ibu selalu mengingatkan agar mengurangi permen. Janua tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 mendengar nasehat ibu. “Baik, kalau begitu kamu harus rajin gosok gigi!” pesan ibu pada Janua.Janua mengangg….. (akhiran-uk dihilangkan). Sayang…. (kata ganti nya dihilangkan), Janua selalu saja melup (berhenti sejenak) akan pesan ibu. Pagi-pagi, cuaca mendung (kata mendung, kemudian diulangi dibaca mendung) tanda akan hujan. Udara sangat dingin. Tiba-tiba Janua menghampiri ibu dan menangis. “hu…hu…hu…hu…. ”.tangis Janua.“Aduh gigimu ada lubangnya!” kata ibu.Sore hari, ibu mengantarkan Janua ke dokter gigi. Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut. Lubang di gigi Janua sudah besar. Jika tidak segera di cabut, akan berakibat buruk. “Janua tidak rajin sikat gigi, ya? Tanya ibu Dokter. Seharusnya kamu sikat gigi dua kali sehari! Lanjutnya. Janua mengangguk. Itulah akibat (berhenti sejenak) nya kalau tidak mendengar nasihat ibu! Ibu mendambahkan. Janua berjanji akan mengurangi makan permen. Janua tidak mau giginya sakit lagi. Dari hasil membaca nyaring di atas, tampak siswa berinsisial I sudah cukup baik dalam aspek-aspek membaca nyaring, yaitu ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran dan kenyaringan. Namun, masih terdapat kata yang dibaca dengan kurang tepat. Hal ini terlihat ketika kata mengangguk dibaca mengang (akhiran-uk dihilangkan). Kata sayangnya dibaca sayang (kata ganti nya dihilangkan). I juga membaca tulisan dengan lafal yang cukup tepat. Intonasi sudah cukup tepat. namun ada beberapa kata yang kurang lancar dibaca. Kata melupakan dibaca melu kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan kan. Kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 mendung dibaca mendung, kemudian diulangi dibaca mendung. Kata akibat kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan nya. Dari aspek kenyaringan, I sudah cukup nyaring dalam membaca. Gigiku Sayang Gigiku Malang Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko Pak Min. ibu selalu mengingatkan agar mengurangi permen. Janua tidak mendengar nasehat ibu. “Baik, kalau begitu kamu harus rajin gosok gigi!” pesan ibu pada Janua. Janua mengangguk. Sayangnya, Janua selalu saja melupakan pesan ibu. Pagi-pagi, cuaca mendung tanda akan hujan. Udara sangat dingin. Tiba-tiba Janua menghampiri ibu dan menangis. “ hu…hu…hu…hu..”.tangis Janua. “Aduh gigimu ada lubang (berhenti sejenak) nya!” kata ibu. Sore hari, ibu mengantarkan Janua ke dokter gigi. Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut (kurang lancar). Lubang di gigi Janua sudah besar. Jika tidak segera di cabut, akan berakibat buruk. “Janua tidak rajin sikat gigi, ya? Tanya pak Dokter. Seharus… (akhiran-nya dihilangkan) kamu sikat gigi dua kali sehari! Lanjutnya. Janua mengangguk. Itulah akibatnya kalau tidak mendengar nasihat ibu! Ibu mendambahkan. Janua berjanji akan mengurangi makan permen. Janua tidak mau giginya sakit lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Kategori tinggi, nama N judul cerita “Gigiku Gigiku Sayang”. Dalam hasil transip membaca nyaring di atas, tampak siswa berinisial N sudah baik dalam aspek-aspek membaca nyaring, yaitu ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran dan kenyaringan. Dari aspek ketepatan, N sudah tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca. Namun, masih terdapat kata yag dibaca dengan kurang tepat. Hal ini terlihat ketika kata seharusnya dibaca seharus (akhiran-nya dihilangkan). N juga membaca tulisan dengan lafal yang tepat. Intonasi sudah tepat. N juga lancar dalam membaca tulisan. Namun, masih terdapat satu kata yang kurang lancar dibaca. Kata lubangnya dibaca lubang kemudian berhenti sejenak, dilanjutkan nya. Ketika membaca kata dicabut masih agak terbata-bata. Dari aspek kenyaringan N Sudah membaca dengan suara yang nyaring. Dengan menggunakan media cerita bergambar, dapat dilihat bahwa nilai rerata kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman pada tindakan siklus II mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai rerata pada siklus I. Peningkatan kemampuan membaca nyaring pada siklus II sebesar 76 kondisi awal 60 meningkat menjadi 76 untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut. Tabel 4.6 Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring Siklus II Pertemuan 1 Nomor Aspek yang Dinilai Absen Ketepatan Lafal Intonasi Kelancaran 1 2 2 3 4 2 2 4 4 3 Kenyaringan 4 3 Jumlah Skor Nilai 15 75 16 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 2 1 1 4 2 3 2 2 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 53 2 4 4 4 4 4 2 2 1 4 2 4 2 2 2 2 3 4 55 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 66 4 2 2 3 3 2 4 4 2 3 4 3 2 2 2 4 2 3 58 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 70 15 14 14 18 16 15 15 15 13 16 15 18 14 14 14 15 14 16 302 Rerata Tabel 4.7 Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring Siklus II Pertemuan 2 Nomer Aspek yang Dinilai Absen Ketepatan Lafal Intonasi Kelancaran 1 3 2 3 4 2 4 4 4 3 Jumlah Kenyaringan Nilai 4 16 3 18 Skor 80 90 75 70 70 90 80 75 75 75 65 80 75 90 70 70 70 75 70 80 1510 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 2 3 2 4 2 3 4 2 2 3 3 4 3 2 2 2 4 2 56 2 4 2 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 4 60 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 66 4 2 4 3 2 2 2 4 2 4 2 3 2 4 3 4 2 3 59 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 71 15 15 15 18 14 15 14 15 14 16 15 18 15 15 16 16 15 17 312 Rerata 75 75 75 90 70 75 70 75 70 75 75 90 70 75 80 80 75 85 1550 77 Tabel 4.8 Penilaian Membaca Nyaring Siklus II Pertemuan 1 dan 2 Nomor Absen 1 2 3 4 Nama Siswa A B C D Pertemuan I 75 80 75 70 Peremuan II 80 90 75 75 Rerata Keterangan 77 85 75 72 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 E F G H I J K L M N O P Q R S T 70 90 80 75 75 75 65 80 75 90 70 70 70 75 70 80 75 90 70 75 70 75 70 75 75 90 70 75 80 80 75 85 72 90 75 75 72 75 67 77 75 90 70 72 75 75 72 82 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari tabel penilaian membaca nyaring siklus II pertemuan 1 dan 2 di atas jumlah siswa dalam membaca nyaring semuanya tuntas. Tabel 4.9 Nilai Rerata Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Kelas II SD Nilai Rerata Kondisi Awal Siklus I 60 66 Siklus II 76 Peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Ngeri Dukuh 2 Sleman pada siklus II juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siklus 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 II Kondisi Awal 76, % 66 60 %5 Kondisi A wal Siklus I Siklus I Siklus II Siklus I I Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Pada Siklus II Berdasarkan grafik peningkatan skor rata-rata kemampuan membaca nyaring siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I, dan Siklus II. Peneliti menetapkan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Dukuh 2 Sleman sebesar 76 sehingga siswa dinyatakan tuntas. Nilai rata-rata kelas kondisi awal adalah 60. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan membaca siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal. Rata-rata nilai kemampuan membaca nyaring siswa pada siklus I adalah 66. Termasuk kategori baik, kategori kurang ada 2 siswa, kategori cukup ada 8 siswa, dan kategori baik ada 10 siswa. Pada Siklus II nilai rata-rata kemampuan membaca nyaring siswa mengalami peningkatan dari sebelumnya. Rata-rata nilai kemampuan membaca siswa pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 siklus II adalah 76 siswa mendapat nilai di atas KKM. Kategori baik ada 13 siswa, kategori sangat baik ada 7 siswa. Berdasarkan dengan hasil tersebut, peneliti dihentikan sampai siklus II. Untuk mengetahui keberhasilan dalam membaca nyring pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Keberhasilan Siswa dalam Membaca Nyaring Pada Siklus II No Angka Kriteria 1 2 3 4 80-100 66-79 56-65 40-55 Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa 7 13 0 0 Untuk mengetahui pencapaian KKM siswa dalam membaca nyaring dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Pencapaian KKM dalam Peningkatan Membaca Nyaring. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Nilai Rerata Kondisi Siklus Siklus Awal I II 50 55 77 65 77 85 51 67 75 66 62 72 67 62 72 67 90 90 60 70 75 50 60 75 56 57 72 56 75 75 66 60 67 50 67 77 50 60 75 65 90 90 66 80 70 63 60 72 KKM Naik Tetap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 17 18 19 20 Q R S T 66 65 66 55 55 75 60 65 75 75 72 82 √ √ √ √ - Dari tabel penilaian dalam peningkatan membaca nyaring pada siklus II sudah tercapai. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Siklus I Sesuai dengan kriteri keberhasilan, tindakan dikatakan berhasil jika 75 dari jumlah siswa nilai minimal 65. Pada tindakan siklus I, 66 dari jumlah siswa kelas II SD Negeri 2 Sleman yang mengikuti proses pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar telah memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65. Kemampuan membaca nyaring siswa meningkat sebesar dari kondisi awal 60 Meningkat 66. Jadi, tindakan siklus I dinyatakan berhasil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleeh peneliti, pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa terlihat antusias. Namun, masih ada beberapa siswa yang terlihat tidak begitu antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang ketika ada temannya membaca di depan kelas, siswa tersebut tidak menyimak dan memperhatikan temannya. Beberapa siswa ada yang jalan-jalan menghampiri temannya dan ada juga yang bercakap-cakap dengan temannya. Jika siswa tidak memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan, maka siswa tersebut tidak mengetahui letak-letak kesalahan dalam membaca nyaring. Hal ini dikarenakan pada saat ada siswa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 membaca di depan kelas, jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam membaca maka guru mengoreksi dan membenarkannya. Berdasarkan penilaian membaca nyaring pada siklus I, sebagian besar siswa memperoleh nilai kategori baik yaitu pada rentang 66-79. Namun, masih ada 2 siswa dari jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Berdasarkan wawancara dengan guru, ada faktor penyebab rendahnya nilai membaca nyaring dari kedua siswa tersebut. Satu diantaranya memang sebelumnya pernah tinggal kelas, mempunyai prestasi yang rendah dibandingkan dengan temannya yang lain, dan satu diantaranya mempunyai motivasi yang rendah dalam belajar. Memang wajar jika motivasi belajarnya rendah, maka siswa tersebut enggan untuk belajar. Selama pembelajaran berlangsung, mereka ribut, bermain dan bercakap-cakap dengan temannya. Terkadang mereka juga tidak memperhatikan dan merespon perintah guru. 4.2.2 Siklus II Pada siklus II ini, proses pembelajaran membaca nyaring semakin meningkat apabila dibandingkan pada siklus I. Hal ini sesuai pendapat Prasetyono (2008:82-83) bahwa beberapa manfaat cerita bergambar yaitu menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi atau merangsang siswa. Guru juga semakin intensif memberikan bimbingan kepada siswa dalam membaca nyaring. Pada tindakan siklus II, 100 dari jumlah siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman yang mengikuti proses pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar telah memperoleh nilai besar atau sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 dengan 65. Sebagian besar siswa memperoleh nilai kategori baik pada rentang 6679. Kemampuan membaca nyaring siswa meningkat dari kondisi awal 60 meningkat menjadi 76. Jadi, tindakan pada siklus II dinyatakan berhasil. Penggunan media cerita bergambar dapat meningkatkan pembelajaran membaca nyaring dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Stewing, 1980 (dalam Santoso, 2008: 10) bahwa ada tiga manfaat dari cerita bergambar, yaitu: 1) membantu masukan bahasa kepada siswa, 2) memberikan masukan visual bagi siswa, dan 3) menstimulasi kemapuan dan verbal siswa. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring dengan menggunakan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 tahun ajaran 2015/2016. Hal ini ditujukkan dari nilai rata-rata kelas kemampuan membaca nyaring awal yang semula 60 pada siklus I mengalami peningkatan rata-rata kelas menjadi 66 dan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 76. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I adalah 10 siswa dan jumlah siswa yang tuntas pada siklus II adalah 20 siswa. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2 Sleman. 5.2 Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasan penelitian sebagai berikut: kemampuan membaca nyaring siswa hanya dapat diukur pada aspek kognitif saja karena sesuai dengan keterbatasan. 5.3 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka sebagai 99 upaya meningkatkan proses pembelajaran terdapat beberapa saran sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 5.3.1 Guru dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang menarik dan dapat memotivasi siswa. Sebagaimana dalam penggunaan media cerita bergambar sehingga proses pembelajaran membaca nyaring dapat meningkat. 5.3.2 Guru hendaknya sering melatih siswa untuk dapat membaca nyaring dengan baik dengan tanpa rasa takut, malu, dan grogi. Selain itu juga guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa senang dalam membaca. 5.3.3 Penggunaan media cerita bergambar dapat dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. 5.3.4 Untuk Peneliti hendaknya melakukan penelitian dengan menggunakan teknik dan media yang menarik, kreatif, dan variatif sehingga memperkaya khasana ilmu bahasa dan meningkatkan kualitas pendidikan DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Anindya, Yeni. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca NNyaring Melalui Media Cerita Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Bergambar Siswa Kelas II SD Negeri Panggang Bantul. Akhadiah, Sabarti ,dkk. 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bersama Rineka Cipta. Adler & Doren. 2007. How to Read a Book: Cara Jitu Mencapai Puncak Tujuan Membaca. Penerjemah: A. Santoso dan Ajeng AP. Jakarta: Indonesia Publishing. Dwy Ester. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Pembelajaran Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas I SD Negeri Jajar I Laweyan Surakarta Haryadi dan Zamzani. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. 1991. Keterampilan Membaca dan Menulis.Malang:YA3 Nurgiyantoro Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Prasetyono, Sunar Dwi. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Diva Press. Rahim Farida. 2009. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Santoso Hari. 2008. Membangun Minat Baca Anak Usia Dini melalui Penyediaan Buku Bergambar. Makalah. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Suyanto. 2007. English for Young Learners: Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class yang Fun, Asyik, dan Menarik. Jakata: Bumi Aksara. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad. 2002. Media Pengajaran: Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Somadayo Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supriyadi. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud Soedarso. 1991. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Supriyadi. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud. Tarigan. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tampubolon. 2013. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Erlangga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Lampiran 1 Lampiran 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SEKOLAH DASAR NEGERI DUKUH 2 Alamat : Dukuh, Tridadi, Sleman, KodePos 55511. Telp.(0274) 4360069. Nomor Statistik Sekolah 1 0 1 0 4 0 2 0 SURAT KETERANGAN 1 0 1 8 Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Himawan Marutiarti, S,Pd.SD NIP : 19640314 198604 2 001 Pangkat/Golongan : Pembina/IV-A Jabatan : Kepala Sekolah Instansi : SD Negeri Dukuh 2 UPT Pelayanan Pendidikan Kec. Sleman Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa: Nama : Susana Beto NIM : 121134237 Program Studi : PGSD Jurusan : Ilmu Pendidikan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi :Universitas Yogyakarta Sanata Dharma Telah melaksanakan penelitian di SD Negeri Dukuh 2 dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD Negeri Dukuh 2. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 SILABUS SIKLUS I Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Dukuh 2 Sleman. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : II / 2 Indikator Kognitif - Mengetahui cara membaca Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran media Kegiatan awal isian (2 x 35 - -Indriyani - salam pembuka, doa, dan singkat menit) Apersepsi perlu dipehatikan Waktu atau cerita berdasarkan teks. hal-hal yang Sumber / PERTEMUN PERTAMA mengabsen kehadiran siswa. 1. Tertulis: Alokasi Bacaan nyaring - Menyebutkan Penilaian 2. Pengama tan 8 JP Sumber : Umi.2008. Bahasa Indonesia : - Guru melakukan tanya jawab untuk SD/MI sesuai dengan materi yang akan Kelas II. dipelajari misalnya”anak-anak, Jakarta: Pusat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 membaca dalam membaca siapakah yang sudah pernah Perbukuan, dalam hati. nyaring Afektif membaca cerita? Departemen - - Guru membagikan dan - Menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita menunjukkan media cerita Nasional. bergambar yang berjudul”Membersihkan Lingkungan Rumah” bergambar di Orentasi depan kelas. - Guru menyampaikan tujuan Psikomotorik pembelajaran yang akan - Mengerjakan dipelajari hari ini. soal berdasarkan Motivasi teks dengan baik - Guru memberikan dan benar. Pendidikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti - - Suyanto, dkk. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia : untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. pelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu (video) Kegiatan Inti Eksplorasi . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 - Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran minggu sebelumnya - Elaborasi - siswa duduk sesuai dengan tempat duduknya masing-masing - Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi - Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar Media : 1. Gambar tanaman di sekitar rumahku 2. Gambar tolong menolong PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 - Siswa menyimak guru saat membaca nyaring - Guru dan siswa membaca nyaring melalui media cerita bergambar yang berjudul “membersihkan lingkungan rumah” - Guru meminta siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasik - Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi cerita bergambar - Guru meminta siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 - Siswa yang lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca - Guru membagikan LKS - Guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada LKS - Guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan LKS - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan - Guru memberikan penegasaaan mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari Konfirmasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 - Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa - Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Kegiatan Akhir - Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar - Guru mengajak siswa merfleksikan kembali kegiaan yang dilakukan selama pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 - Sebagai indak lanjut tugas untuk membaca cerita apa saja di rumah - Doa - Salam penutup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 SILABUS SIKLUS II Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Dukuh 2 Sleman. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : II / 2 Indikator Kognitif - Mengetahui cara membaca nyaring Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber / Waktu media Bacaan PERTEMUN PERTAMA atau cerita Kegiatan awal isian (2 x 35 - Ismoyo - salam pembuka, doa, dan singkat menit) Romiyatun. mengabsen kehadiran siswa. Apersepsi 3. Tertulis : 8 JP 4. Pengama tan Sumber : 2007. Bangga dan Aku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 berdasarkan - Guru melakukan tanya jawab Bahasa teks. sesuai dengan materi yang akan Indonesia membaca dipelajari misalnya”anak-anak, untuk SD/MI dalam hati. siapakah yang sudah pernah Kelas membaca cerita? Jakarta: Pusat membaca nyaring dan intonasi yang tepat. - Menyebutkan hal-hal yang - - - Guru membagikan menunjukkan media cerita dipehatikan bergambar dalam membaca berjudul”gigiku sayang gigiku nyaring Afektif malang” II. Perbukuan, dan perlu : Departemen Pendidikan yang Nasiona - Novia Tri. - Menunjukkan Orentasi 2008.Cinta sikap berani - Guru menyampaikan tujuan Bahasa dalam membaca pembelajaran yang akan nyaring cerita dipelajari hari ini. bergambar di Motivasi depan kelas. - Guru memberikan Psikomotorik motivasi kepada siswa agar Mengerjakan soal berdasarkan semangat dalam mengikuti Indonesia : untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 teks dengan baik pelajaran dengan mengikuti Pendidikan dan benar. gerak dan lagu (video) Nasional. Kegiatan Inti Eksplorasi - - Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran minggu sebelumnya - Elaborasi - - siswa duduk sesuai dengan tempat duduknya masingmasing - - Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi Media : 3. Gambar gigiku saying gigiku malang 4. Gambar musim hujan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 - Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar - Siswa menyimak guru saat membaca nyaring - Guru dan siswa membaca nyaring melalui media cerita bergambar yang berjudul “gigiku sayang gigiku malang” - Guru meminta siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasik - Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi cerita bergambar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 - Guru meminta siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas - Siswa yang lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca - Guru membagikan LKS - Guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada LKS - Guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan LKS - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan - Guru memberikan penegasaaan mengenai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 materi pelajaran yang telah dipelajari Konfirmasi - Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa - Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Kegiatan Akhir - Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 - Guru mengajak siswa merfleksikan kembali kegiaan yang dilakukan selama pembelajaran - Sebagai indak lanjut tugas untuk membaca cerita apa saja di rumah - Doa - Salam penutup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Yogyakarta, 9 April 2015 Guru Kelas II Tumini, SPd. SD NIP. 19690614 20050 2 007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Tingkat Pendidikan : SD Negeri Dukuh 2 Sleman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II / 2 (dua) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A Standar Kompetensi 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. B. Kompetensi Dasar 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. C. Indikator Kognitif 1. Mengetahui cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Menyebutkan hal-hal yang perlu dipehatikan dalam membaca nyaring Afektif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 1. Menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar di depan kelas. Psikomotorik. 1. Terlibat dalam belajar membaca nyaring cerita bergambar di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. F. Materi Pembelajaran Materi kebahasaan: bacaan atau cerita. G. Model dan Metode Pembelajaran : a. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi. b. Pendekatan : Kontestual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 H. Media, alat/bahan dan Sumber Pembelajaran a. Media : Cerita bergambar. b. Alat pembelajaran : Video, LCD, gambar. I. Sumber Belajar Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. J. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal : 7 menit a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan digunakan. b. Guru mengucapkan salam c. Guru mengajak siswa berdoa d. Guru mengabsen kehadiran siswa Apersepsi a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita? b. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “Membersihkan lingkungan rumah. “ Orientasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu (video) 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (10 menit) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Elaborasi (20 menit) a. Siswa duduk sesuai dengan tempat duduknya masingmasing. b. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar. c. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar d. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 e. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Membersihkan Lingkungan Rumah”. f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal. g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar. h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas. i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca. j. Guru membagikan Lebaran Kerja Siswa k. Guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada Lembaran Kerja Siswa. l. Guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan Lembaran Kerja Siswa. m. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. n. Guru dan siswa membahas hasil LKS o. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Konfirmasi (10 menit) - Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 - Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipsi aktif selama pembelajaran - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 3. Kegiatan Akhir : 5 menit - Guru dan siswa mendiskusikan menyimpulkan manfaat dari kegiatan pembelajaran belajar dan yang telah dilaksanakan. - Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran. - Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa saja di rumah. - Doa - Salam penutup K. Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses b. Penilaian 1. Teknik : Tes dan Nontes 2. Jenis : Lisan, Tertulis 3. Bentuk : Essai 4. Instrument : Terlampir 5. Rublik penilaian : Terlampir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 Lampiran 1 LEMBAR KERJA SISWA Nama: Kelas: Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 KEGIATAN I Membaca Nyaring Ayo bacalah bacaan di bawah ini. Bacalah dengan suara keras dan jelas. Membersihkan Lingkungan Rumah Keluarga Arini membersihkan lingkungan rumah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN RUMAH Hari Minggu keluarga Arini kerja bakti. Arini menyapu halaman rumah. Ibu Arini membersihkan taman dan kolam. Ayah Arini menanam pohon di halaman. Dimas, adik Arini mengumpulkan sampah. Lingkungan rumah Arini menjadi rapi. Rumah Arini bersih dan sehat. Saluran airnya juga lancar. Halaman rumah kelihatan segar. Bunga-bunga di taman berwarna-warni. Menambah keindahan rumah Arini. Udara segar membuat lingkungan nyaman. Seluruh keluarga nyaman tinggal di rumah. Selain itu, rumah kelihatan indah. Arini merasa senang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 KEGIATAN II Ayo kerjakanlah soal-soal berikut di kotak yang tersedia di bawah ini! 1. Apa judul cerita bergambar di atas? 2. Siapa saja yang bekerja bakti di rumah? 3. Di mana Arini bekerja bakti? 4. Kapan keluarga Arini bekerja bakti? 5. Apa perasaan Arini pada bacaan di atas? Lembar Kerja 1. 2. 3 4. 5. 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 REFLEKSI 1. Bagaimana perasaanmu sesudah mengikuti pembelajaran ini? A. Sedih B.Biasa C.Senang 2. Apakah pembelajaran ini mudah, biasa atau sulit bagimu ? A. Sulit B. Biasa C. Mudah 3. Kesulitan apa saja yang masih kamu alami dalam mengikuti pelajaran ini? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 Lampiran 2: Penilaian Penilaian Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1 Penilaian kemampuan membaca nyaring No 1 Unsur yang Dinilai Ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam Skor 20 membaca 2 Kewajaran lafal dalam membaca tulisan 20 3 Ketepatan intonasi dalam membaca tulisan 20 4 Kelancaran dalam membaca tulisan 20 5 Kenyaringan suara 20 Jumlah 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 Aspek No Kriteria Skor Kategori 4 Sangat Penilaian 1 Ketepatan Siswa pungtuasi pungtuasi (tanda baca) (tanda sangat tepat baik baca) dalam membaca dalam membaca (A1) Siswa tepat pungtuasi (tanda baca) dalam cukup tepat 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang membaca Siswa pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Siswa sangat kurang tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca tulisan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 2 Ketepatan 4 Sangat Siswa membaca tulisan pelafalan dalam baik dengan lafal yang membaca sangat tepat tulisan (A2) Siswa membaca tulisan 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat dengan lafal tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang cukup tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat kurang tepat 3 Ketepatan Siswa membaca tulisan intonasi dalam dengan intonasi yang membaca baik sangat tepat tulisan Siswa membaca tulisan (A3) dengan intonasi 3 Baik 2 Cukup yang tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 cukup tepat Siswa membaca tulisan 1 Kurang 4 Sangat dengan intonasi yang sangat kurang tepat 4 Kelancaran Siswa dalam dalam membaca tulisan membaca tulisan (A4) Siswa sangat lancar lancar dalam baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat membaca tulisan Siswa cukup lancar dalam membaca tulisan Siswa sangat kurang lancar dalam membaca tulisan 5 Kenyaringan suara (A5) Siswa membaca dengan baik suara sangat nyaring Siswa membaca dengan suara nyaring 3 Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Siswa membaca dengan 2 Cukup 1 Kurang suara cukup nyaring Siswa membaca dengan suara sangat kurang nyaring Prosedur Penilaian : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 10 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 Keterangan : Nilai 80-100 = Sangat baik Nilai 66-79 = Baik Nilai 56-65 = Cukup Nilai 40-55 = Kurang Lampiran 3 Materi Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras-keras di depan umum. Proses membaca nyaring ini sering digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan gagagsan terhadap orang lain dengan cara membaca teks yang ada. Membaca dengan metode ini dilakukan dalam bentuk pidato, khotbah, debat, diskusi, wawancara, dan segala kegiatan yang berurusan tentang penyampaian di depan umum. Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya yaitu : 1. Menggunakan ucapan yang tepat, 2. Menggunakan frase yang tepat, 3. Menggunakan intonasi suara yang wajar, 4. Dalam posisi sikap yang baik, 5. Menguasai tanda-tanda baca, 6. Membaca dengan terang dan jelas, 7. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif, 8. Membaca dengan tidak terbata-bata, 9. Mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya, 10. Kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya, 11. Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 12. Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri. Lampiran 4 Kunji Jawaban 1. Membersihkan lingkungan rumah 2. Arini, ibu Arini, ayah Arini, dan Dimas adik Arini. 3. Di rumah 4. Hari minggu 5. Senang RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Tingkat Pendidikan : SD Negeri Dukuh 2 Sleman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II / 2 (dua) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 B. Kompetensi Dasar 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. C. Indikator Kognitif 1. Membaca nyaring cerita bergambar dengan lafal 2. Membaca nyaring cerita bergambar dengan intonasi Afektif 1. Menyatakan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik. 1. Terlibat dalam belajar membaca nyaring cerita bergambar di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang te D. Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. F. Materi Pembelajaran Materi kebahasaan: bacaan atau cerita G. Model dan MetodePembelajaran : c. Model Pembelajaran: Kontekstual d. Metode Pembelajaran : Ceramah,Tanya jawab, demonstrasi. H. Media, alat/bahan dan Sumber Pembelajaran Media : Cerita bergambar. Alat pembelajaran : Video, LCD, gambar. I. Sumber Belajar Suyanto, dkk. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia : untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. J. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan digunakan. b. : 5 menit Guru mengucapkan salam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 c. Guru mengajak siswa berdoa d. Guru mengabsen kehadiran siswa Apersepsi a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapa yang sudah pernah membaca cerita? b. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “ Tolong Menolong. “ Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu (video) 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (10 menit) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Elaborasi (20 menit) a. Siswa duduk sesuai dengan tempat duduknya masing-masing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 b. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar. c. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar d. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar berjudul “Tolong Menolong”. e. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal. f. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar. g. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas. h. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca. i. Guru membagikan Lebaran Kerja Siswa j. Guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada Lembaran Kerja Siswa. k. Guru berkeliling untuk membimbing mengerjakan Lembaran Kerja Siswa. l. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. m. Guru dan siswa membahas hasil LKS siswa yang sedang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 n. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Konfirmasi (10 menit) - Memberikan umpsn bslik positif atas keberhasilan siswa. - Memeberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipsi aktif selama pembelajaran - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 3. Kegiatan Akhir : 5 menit a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. b.Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran. c. Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa saja di rumah. d. Doa e.Salam penutup K. Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses b. Penilaian a. Teknik : Tes dan Nontes b. Jenis : Lisan dan tertulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 c. Bentuk : Isian singkat d. Instrument : Terlampir e. Rublik Penilaian : Terlampir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 LEMBAR KERJA SISWA Nama: Kelas: Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 dengan baik dan benar. KEGIATAN I Membaca Nyaring Ayo bacalah di bawah ini dengan suara keras dan jelas. TOLONG MENOLONG Hujan deras turun berhari -hari hingga tanggul sungai pun jebol. Rumah penduduk terendam banjir, bahkan rumah nenek Minah roboh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 untung pak rt menolongnya. Nenek Minah ditampung di rumah pak rt, lalu warga mengadakan musyawarah, mereka mengumpulkan uang iuran uang itu dibelikan bahan bangunan untuk membangun rumah nenek Minah. Setelah banjir surut penduduk berkumpul Bapak- bapak bergotong royong, mereka mendirikan rumah nenek Minah, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 ibu- ibu menyiapkan makanan, dan anak anak membantu semampunya semua bekerja dengan gembira. Rumah nenek Minah berdiri kembali. Nenek Minah sangat bahagia ia berterima kasih kepada para tetangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 KEGIATAN II Ayo kerjakanlah soal-soal berikut di kotak yang tersedia di bawah ini! 1. Apa judul cerita bergambar di atas? 2. Siapa yang rumahnya roboh? 3. Di mana nenek Minah ditampung? 4. Siapa yang mengadakan musyawarah? 5. Siapa yang bergotong royong membangun rumah nenek Mina? Lembar Kerja. 1. 2. 3. 4. 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 REFLEKSI 1. Bagaimana perasaanmu sesudah mengikuti pembelajaran ini? A. Sedih B.Biasa C.Senang 2. Apakah pembelajaran ini mudah, biasa atau sulit bagimu ? A. Sulit B. Biasa C. Mudah 3. Kesulitan apa saja yang masih kamu alami dalam mengikuti pelajaran ini? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 Lampiran 2: Penilaian Penilaian Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2 No Unsur yang Dinilai 1 Ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam Skor 20 membaca 2 Kewajaran lafal dalam membaca tulisan 20 3 Ketepatan intonasi dalam membaca 20 tulisan 4 Kelancaran dalam membaca tulisan 20 5 Kenyaringan suara 20 Jumlah Penilaian kemampuan membaca nyaring 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 No 1 Aspek Penilaian Kriteria Ketepatan pungtuasi Siswa sangat tepat pungtuasi Skor Kategori 4 Sangat (tanda baca) dalam (tanda baca) dalam membaca membaca (A1) Siswa tepat pungtuasi (tanda baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baca) dalam membaca Siswa cukup tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Siswa sangat kurang tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Tulisan 2 Ketepatan pelafalan Siswa membaca tulisan dengan dalam membaca lafal yang sangat tepat tulisan (A2) Siswa membaca tulisan dengan baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang lafal tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang cukup tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat kurang tepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 3 Ketepatan intonasi Siswa membaca tulisan dengan dalam 4 membaca intonasi yang tulisan (A3) Sangat baik sangat tepat Siswa membaca tulisan dengan 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat intonasi yang tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang cukup tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang sangat kurang tepat 4 Kelancaran dalam Siswa sangat membaca membaca tulisan tulisan (A4) Siswa lancar lancar dalam baik dalam 3 Baik 2 Cukup membaca tulisan Siswa cukup membaca tulisan lancar dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 Siswa sangat kurang lancar 1 Kurang 4 Sangat dalam membaca Tulisan 5 Kenyaringan suara Siswa membaca dengan (A5) baik suara sangat nyaring Siswa membaca dengan 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang suara nyaring Siswa membaca dengan suara cukup nyaring Siswa membaca dengan suara sangat kurang Nyaring Prosedur Penilaian : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 Keterangan : Nilai 80-100 = Sangat baik Nilai 66-79 = Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 Nilai 56-65 = Cukup Nilai 40-55 = Kurang Lampiran 3 Kunci Jawaban 1. Tolong menolong. 2. Nenek Minah. 3. Di rumah pak RT. 4. Warga 5. Bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Tingkat Pendidikan : SD N Dukuh 2 Sleman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II / 2 (dua) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. B. Kompetensi Dasar 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. C. Indikator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 Kognitif 1. Membaca nyaring cerita bergambar dengan lafal. 2. Membaca nyaring cerita bergambar dengan intonasi Afektif 1. Menyatakan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik. 1. Terlibat dalam kegiatan belajar membaca nyaring cerita bergambar di depan kelas dengan lafal dan intonsi yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. F. Materi Pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 Materi kebahasaan: bacaan atau cerita. G. Model dan MetodePembelajaran : f. Model Pembelajaran: Konstekstual g. Metode Pembelajaran : Ceramah,Tanya jawab, demonstrasi. H. Media, alat/bahan dan Sumber Pembelajaran a. Media: Cerita bergambar. b. Alat pembelajan :Video, LCD, gambar. I. Sumber Belajar Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia : untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. J. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal : 7 menit a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan digunakan. b. Guru mengucapkan salam c. Guru mengajak siswa berdoa d. Guru mengabsen kehadiran siswa Apersepsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 c. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang akan dipelajari, misalnya :“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita? d. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “Gigiku Sayang Gigiku Malang. “ Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu (video) 4. Kegiatan Inti Eksplorasi (10 menit) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Elaborasi (20 menit) o. Siswa duduk sesuai dengan tempat duduknya masing-masing. p. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 q. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar r. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar. s. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Gigiku Sayang Gigiku Malang”. t. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal. u. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar. v. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas. w. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca. x. Guru membagikan Lebaran Kerja Siswa y. Guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada Lembaran Kerja Siswa. z. Guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan Lembaran Kerja Siswa. aa. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. bb. Guru dan siswa membahas hasil LKS cc. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Konfirmasi (10 menit) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 - Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa. - Memeberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipsi aktif selama pembelajaran - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 5. Kegiatan Akhir : 5 menit a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran. c. Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa saja di rumah. d. Doa e. Salam penutup K Penilaian Proses dan Hasil Belajar c. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses d. Penilaian : 1. Teknik : Tes dan Nontes 2. Jenis : Lisan, Tertulis 3. Bentuk : Isian singkat 4. Instrument : Terlampir 5. : Terlampir Rublik penilaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 LEMBAR KERJA SISWA Nama: Kelas: Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. KEGIATAN I Membaca Nyaring Ayo bacalah di bawah ini dengan suara keras dan jelas. GIGIKU SAYANG GIGIKU MALANG PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko Pak Min. ibu selalu mengingatkan agar mengurangi permen. Janua tidak mendengar nasehat ibu. “ Baik, kalau begitu kamu harus rajin gosok gigi!” pesan ibu pada Janua. Janua mengangguk. Sayangnya, Janua selalu saja melupakan pesan ibu. Pagi-pagi, cuaca mendung tanda akan hujan. Udara sangat dingin. Tiba-tiba Janua menghampiri ibu dan menangis. “ hu…hu…hu…hu..”.tangis Janua. “ Aduh gigimu ada lubangnya!” kata ibu. Sore hari, ibu mengantarkan Janua ke dokter gigi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut. Lubang di gigi Janua sudah besar. Jika tidak segera di cabut, akan berakibat buruk. “ Janua tidak rajin sikat gigi, ya? Tanya ibu Dokter. Seharusnya kamu sikat gigi dua kali sehari! Lanjutnya. Janua mengangguk. Itulah akibatnya kalau tidak mendengar nasihat ibu! Ibu mendambahkan. Janua berjanji akan mengurangi makan permen. Janua tidak mau giginya sakit lagi. KEGIATAN II Ayo kerjakanlah soal-soal berikut di kotak yang tersedia di bawah ini! 1. Siapa yang sakit gigi? 2. Apa yang menyebabkan giginya sakit? 3. Di mana Janua membeli permen setiap hari? 4. Apa nasihat ibu yang tidak dipatuhi Janua? 5. Berapa kali sehari Janua harus menyikat gigi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 Lembaran Kerja. 1. 2. 3. 4. 5. REFLEKSI 1. Bagaimana perasaanmu sesudah mengikuti pembelajaran ini? A. Sedih B.Biasa C.Senang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 2. Apakah pembelajaran ini mudah, biasa atau sulit bagimu ? A. Sulit B. Biasa C. Mudah 3. Kesulitan apa saja yang masih kamu alami dalam mengikuti pelajaran ini? Lampiran 2: Penilaian Penilaian Evaluasi Siklus 2 Pertemuan 1 No 1 Unsur yang Dinilai Ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam Skor 20 membaca 2 Kewajaran lafal dalam membaca tulisan 20 3 Ketepatan intonasi dalam membaca tulisan 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 4 Kelancaran dalam membaca tulisan 20 5 Kenyaringan suara 20 Jumlah 100 Penilaian kemampuan membaca nyaring No 1 Aspek Penilaian Ketepatan (tanda Kriteria pungtuasi Siswa sangat tepat pungtuasi baca) membaca (A1) Skor Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baik dalam (tanda baca) dalam membaca Siswa tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Siswa cukup tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Siswa sangat kurang tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Tulisan 2 Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat tepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170 Ketepatan pelafalan Siswa membaca tulisan dengan dalam membaca lafal tepat tulisan (A2) Siswa membaca tulisan 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang dengan lafal yang cukup tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat kurang tepat 3 Ketepatan dalam tulisan (A3) intonasi Siswa membaca tulisan dengan membaca intonasi yang sangat tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang cukup tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang sangat kurang tepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171 4 Kelancaran dalam Siswa sangat lancar dalam membaca membaca tulisan tulisan (A4) Siswa lancar dalam 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang membaca tulisan Siswa cukup lancar dalam membaca tulisan Siswa sangat kurang lancar dalam membaca Tulisan 5 Kenyaringan (A5) suara Siswa membaca dengan suara sangat nyaring Siswa membaca dengan suara nyaring Siswa membaca dengan suara cukup nyaring Siswa membaca dengan suara sangat kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172 Nyaring Prosedur Penilaian : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 Keterangan : Nilai 80-100 = Sangat baik Nilai 66-79 = Baik Nilai 56-65 = Cukup Nilai 40-55 = Kurang Lampiran 3 Kunci jawaban 1. Janua 2. Setia hari makan permen 3. Toko pak Min PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173 4. Mengurangi permen 5. Dua kali sehari. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Tingkat Pendidikan : SD N Dukuh 2 Sleman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174 Kelas/Semester : II / 2 (dua) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. B. Kompetensi Dasar 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. C. Indikator Kognitif 1. Mengetahui cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Menyebutkan hal-hal yang perlu dipehatikan dalam membaca nyaring Afektif 1. Menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar di depan kelas. Psikomotorik. 1. Mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. D. Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mngerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. E. Materi Pembelajaran Materi kebahasaan: bacaan atau cerita. F. Model dan MetodePembelajaran : f. Model Pembelajaran: Kontestual g. Metode Pembelajaran : Cerita, Tanya jawab, demonstrasi. G. Media, alat/bahan dan Sumber Pembelajaran Cerita bergambar. H. Sumber Belajar Novia Tri. 2008.Cinta Bahasa Indonesia : untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat I. Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Kegiatan Pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176 1. Kegiatan Awal : 7 menit a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan digunakan. b. Guru mengucapkan salam c. Guru mengajak siswa berdoa d. Guru mengabsen kehadiran siswa Apersepsi e. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang akan dipelajari, misalnya :“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah membaca cerita? f. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang berjudul “ Musim Hujan. “ Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan mengikuti gerak dan lagu (video) 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (10 menit) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177 Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu sebelumnya. Elaborasi (20 menit) a. Siswa duduk sesuai dengan tempat duduknya masing-masing. b. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat, melalui media cerita bergambar. c. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita bergambar d. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar. Guru dan siswa membaca nyaring cerita bergambar yang berjudul “Musim Hujan”. e. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat secara klasikal. f. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita bergambar. g. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas. h. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca. i. Guru membagikan Lebaran Kerja Siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178 j. Guru memberikan petunjuk atau intruksi yang harus dikerjakan siswa pada Lembaran Kerja Siswa. k. Guru berkeliling untuk membimbing siswa yang sedang mengerjakan Lembaran Kerja Siswa. l. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. m. Guru dan siswa membahas hasil LKS n. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Konfirmasi (10 menit) - Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa. - Memeberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipsi aktif selama pembelajaran - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 3. Kegiatan Akhir : 5 menit a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Siswa merefleksikan kembali materi-materi yang dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran. c. Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa saja di rumah. d. Doa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179 e. Salam penutup J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar o. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses p. Penilaian : 1. Teknik : Tes dan Nontes 2. Jenis : Lisan, Tertulis 3. Bentuk : Isian singkat 4. Instrument : Terlampir 5. Rublik penilaian : Terlampir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180 LEMBAR KERJA SISWA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181 Nama: Kelas: Tujuan Pembelajaran (TP): Kognitif 1. Siswa mampu mengetahui 2 cara membaca nyaring berdasarkan teks. 2. Siswa mampu menyebutkan 2 hal dalam membaca nyaring. Afektif 1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam membaca nyaring cerita bergambar. Psikomotorik 1. Siswa mampu mengerjakan soal berdasarkan teks dengan baik dan benar. KEGIATAN I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182 Membaca Nyaring Ayo bacalah di bawah ini dengan suara keras dan jelas. Musim Hujan Sudah lama hujan turun belum juga henti hampir setiap tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183 Pada musim hujan seperti ini, rumah Linda kebanjiran Linda tidak dapat bermain Linda hanya dapat melihat hujan turun dari balik jendela. Listrik di rumah Linda padam karena tidak ada energi listrik, akibatnya lampu tidak dapat menyala televisi tidak dapat menyala, pakaian basah tidak dapat kering karena tidak ada energi panas matahari, yang dapat menghibur Linda hanyalah radio kecil radio itu dapat berbunyi karena gunakan energi baterai Linda jadi tahu guna energi. KEGIATAN II Ayo kerjakanlah soal-soal berikut di kotak yang tersedia di bawah ini! PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184 2. Apa judul cerita di atas? 3. Apa yang turun dengan deras? 4. Siapa yang tidak dapat bermain? 5. Apa akibat listrik mati? 6. Apa akibat tidak ada matahari? Lembar Kerja 1. 2. 3. 4. 5. REFLEKSI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185 4. Bagaimana perasaanmu sesudah mengikuti pembelajaran ini? A. Sedih B.Biasa C.Senang 5. Apakah pembelajaran ini mudah, biasa atau sulit bagimu ? A. Sulit B. Biasa C. Mudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186 6. Kesulitan apa saja yang masih kamu alami dalam mengikuti pelajaran ini? Lampiran 2: Penilaian Penilaian Evaluasi Siklus 2 Pertemuan 2 No 1 Unsur yang Dinilai Ketepatan pungtuasi (tanda baca) dalam Skor 20 membaca 2 Kewajaran lafal dalam membaca tulisan 20 3 Ketepatan intonasi dalam membaca tulisan 20 4 Kelancaran dalam membaca tulisan 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187 5 Kenyaringan suara 20 Jumlah 100 Penilaian kemampuan membaca nyaring No 1 Aspek Penilaian Kriteria Ketepatan pungtuasi Siswa sangat tepat pungtuasi Skor Kategori 4 Sangat (tanda baca) dalam (tanda baca) dalam membaca membaca (A1) Siswa tepat pungtuasi (tanda baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang baca) dalam membaca Siswa cukup tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca Siswa sangat kurang tepat pungtuasi (tanda baca) dalam membaca PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188 Tulisan 2 Ketepatan pelafalan Siswa membaca tulisan dengan dalam 4 membaca lafal yang sangat tepat tulisan (A2) Siswa membaca tulisan dengan Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 4 Sangat lafal tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang cukup tepat Siswa membaca tulisan dengan lafal yang sangat kurang tepat 3 Ketepatan intonasi Siswa membaca tulisan dengan dalam tulisan (A3) membaca intonasi yang baik sangat tepat Siswa membaca tulisan dengan 3 Baik 2 Cukup intonasi yang tepat Siswa membaca tulisan dengan intonasi yang cukup tepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189 Siswa membaca tulisan dengan 1 Kurang 4 Sangat intonasi yang sangat kurang tepat 4 Kelancaran dalam Siswa sangat membaca membaca tulisan tulisan (A4) Siswa lancar dalam baik lancar dalam 3 Baik dalam 2 Cukup Siswa sangat kurang lancar dalam 1 Kurang 4 Sangat membaca tulisan Siswa cukup lancar membaca tulisan membaca Tulisan 5 Kenyaringan suara Siswa membaca dengan (A5) baik suara sangat nyaring Siswa membaca dengan 3 Baik 2 Cukup suara nyaring Siswa membaca dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 suara cukup nyaring Siswa membaca dengan suara sangat kurang Nyaring Prosedur Penilaian : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 Keterangan : Nilai 80-100 = Sangat baik Nilai 66-79 = Baik Nilai 56-65 = Cukup Nilai 40-55 = Kurang Lampiran 3 Kunci Jawaban 1. Musim Hujan 1 Kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191 2. Hujan 3. Linda 4. Karena tidak ada energi listrik. 5. Karena tidak ada energi panas matahari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198 LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SDN Dukuh 2 Materi pokok : Bacaan atau cerita . II/ 2 Kelas/ Semester Nama Validator Pekerjaan : Petunjuk Mohon bapak/ ibu berkenaan memberikan penilaian pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di bawah ini dengan memberikan tanda centang ( ) pada skor yang tertera pada kolom, serta memberikan komentar atas kelayakan RPP. Berikut ini adalah kriteria penskoran masing-masing komponen RPP yang dinilai: Berilah tanda cek () dalam kolom penilaian yang sesuai dengan pendapat Anda! Keterangan: 1. : berarti “tidak baik” 2. : berarti “kurang” 3. : berarti “cukup” 4. : berarti “baik” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199 No Indikator Validasi 5. Metode penyajian yang digunakan. 6. Kelayakan sebagai kelengkapan pembelajaran. 7. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan. Skala Penilaian √ √ √ Skor yang diperoleh 46 Skor maksimal 70 Nilai kelayakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Jumlah Skor yang Diperoleh Nilai Akhir = x 100 Skor Maksimal Komentar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200 Nilai 85-100 =Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). Nilai 75-84 = Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). Nilai 65-74 = Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). Nilai < 65 = Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). Kesimpulan penilaian secara umum*) : I. Rancangan pembelajaran ini: 1. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). 2. Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). 3. Baik (Dapat digunakan dengan sediKt revisi). 4. Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). *) Lingkarilah yang sesuai Mohon menuliskan butir-butir revisi pada kolom saran atau langsung pada naskah. SARAN Mohon menuliskan butir-butir revisi pada kolom saran atau langsung pada naskah. SARAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201 LEMBAR VALIDASI SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : SDN Dukuh 2 : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan Materi pokok : Bacaan atau cerita Kelas/Semester : II/2 Nama Validator Pekerjaan Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu sebagai ahli materi. Pendapat, kritik, saran dan koreksi dari Bapak/lbu akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas penelitian. Oleh karena itu,Bapak/Ibu diharapkan dapat memberikan respon untuk setiap pernyataan berikut ini dengan memberi tanda centang () pada Skor yang tertera serta memberikan komentar atas kelayakan soal evaluasi. Berikut ini adalah kriteria penskoran masing-masing komponen soal evaluasi yang dinilai: 1. : berarti “tidak baik” 2. : berarti “kurang baik” 3. : berarti “cukup” 4. : berati “baik” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202 Berilah tanda cek () dalam kolom penilaian yang sesuai dengan pendapat Anda! Skala Penilaian No Indikator Validasi 1 2 4 3 Materi 1. Soal yang disusun telah sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Soal yang disusun √ √ telah sesuai dengan SK dan KD. 3. Soal yang disusun telah sesuai dengan indikator. 4. Soal sesuai dengan jenjang jenis sekolah dan tingkat kelas. √ √ Konstruksi 5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian. √ Komentar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203 6. Terdapat petunjuk yangjelas cara mengerjakan soal. √ 7. Terdapat pedoman penskorannya. √ Bahasa dan Format PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204 Nilai kelayakan soal evaluasi: Jumlah Skor yang Diperoleh Nilai Akhir x 100 Skor Maksima,l Keterangan kriteria kelayakan insfrumen: Nilai 85-100 =Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). Nilai 75-84 = Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). Nilai 65-69 =Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). Nilai < 65 = Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). Kesimpulan penilaian secara umum*) : I. Soal evaluasi ini: 1. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). 2. Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). 3. Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). 4. Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). *) Lingkarilah yang sesuai. Mohon menuliskan butir-butir revisi pada kolom saran atau langsung pada naskah. SARAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205 LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SDDukuh2 Materi pokok Kelas/Semester : Bacaan atau Cerita : II/2 Nama Validator : Tumini, S.Pd. SD Pekerjaan : Guru SD Dukuh 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206 Petunjuk Mohon bapak/ ibu berkenaan memberikan penilaian pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di bawah ini memberikan tanda centang () pada Skor yang tertera pada kolom, serta memberikan komentar atas kelayakan RPP. Berikut ini adalah kriteria penskoran masing-masing komponen RPP yang dinilai: Berilah tanda cek () dalam kolom penilaian yang sesuai dengan pendapat anda! Keterangan: 1. 2. 3. 4. : berarti “tidak baik’’ : berarti “kurang baik” : berarti “cukup” : berarti “baik” Indikator Validasi Skala Penilaian No 1 2 3 Komentar 4 Format √ 1. Kejelasan materi 2. Pengaturan ruang/ tata letak √ 3. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai √ Bahasa 1. Kebenaran tata bahasa √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207 2. Kesederhanaan struktur kalimat √ 3 Kejelasan stuktur √ 4. Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif √ 1. Kebenaran materi/ isi. √ 2. Pengelompokkan dalam materi-materi yang logis. √ 3. Kesesuaian dengan standar isi KTSP. √ 4. Kesesuaian dengan √ Isi pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan Kontekstual 5. Metode penyajian yang digunakan. √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208 6. Kelayakan sebagai kelengkapan pembelajaran. √ 7. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan, √ Skor yang diperoleh 52 Skor maksimal 70 Nilai kelayakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Jumlah Skor yang Diperoleh Akhir x 100 Skor Maksimal Keterangan kriteria kelayakan insfrumen: Nilai 85-100 -— Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). Nilai 75-84 = Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). Nilai 65-74 = Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). Nilai < 65 = Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). Kesimpulan penilaian secara umum*) . I. Rancangan pembelajaran ini: 1. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). 2. Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). 3. Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). 4. Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). *) Lingkarilah yang sesuai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209 Mohon menuliskan butir-butir revisi pada kolom saran atau langsung pada naskah. SARAN Validator, LEMBAR VALIDASI SOAL EVALUASI Mata Pelajaran . Bahasa Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 Satuan Pendidikan : SD Dukuh2 Materi pokok Kelas/Semester : Bacaan atau Cerita : II/2 Nama Validator : Tumini, S.Pd. SD Pekerjaan : Guru SD Dukuh 2 Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapa/Ibu sebagai ahli materi. Pendapat, kritik, saran dan koreksi dari Bapak/lbu akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas penelitian. Oleh karena itu Bapa/Ibu diharapkan dapat memberikan respon untuk setiap pernyataan berikut ini dengan memberi tanda centang ()pada skor yang tertera serta memberikan komentar atas kelayakan soal evaluasi. Berikut ini adalah kriteria penskoran masing-masing komponen soal evaluasi yang dinilai: 1. : berarti “tidak baik” 2. : berarti “kurang baik” 3. : berarti “baik” Berilah tanda cek () dałam kolom penilaian yang sesuai dengan pendapat anda! No Indikator Validasi Skala Penilaian 1 2 4 3 Materi 1. Soal yang disusun telah sesuai dengan materi yang diajarkan. √ Komentar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211 2. √ Soal yang disusun telah sesuai dengan SK dan KD. 3. Soal yang disusun telah sesuai dengan indikator. √ 4. Soal sesuai dengan jenjangjenis sekolah dan tingkat kelas. √ Konstruksi 5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian. 6. Terdapat petunjuk yangjelas cara mengerjakan soal. 7. Terdapat pedoman penskorannya. √ √ √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212 Nilai kelayakan soal evaluasi: Jumlah Skor yang Nilai Akhir — x 100 Skor Maksimal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 Keterangan kriteria kelayakan insü•umen: Nilai 85-100= Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212 Nilai 75-84 = Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). Nilai 65-69 = Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). Nilai < 65 = Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). Kesimpulan penilaian secara umum*) : I. Soal evaluasi ini: 1. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi). 2. Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi). 3. Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi). 4. Baik sekali (Dapat digunakan tanpa revisi). *) Lingkarilah yang sesuai. Mohon menuliskan butir-butir revisi pada kolom saran atau langsung pada naskah. SARAN Validator, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Selasa 12 April 2016 Siklus/pertemuan : I/1 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa No 1 2 3 Indikator Pernyataan Nomor Perhatian terhadap pembelajaran membaca nyaring menggunakan media 1,2,3,8 cerita bergambar Keaktifan terhadap pembelajaran membaca nyaring mengunakan media 4,5,7 cerita bergambar Pemahaman terhadap konteks media cerita bergambar 6,9 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang Lembaran Observasi Siswa No Pernyataan 1 Siswa melaksanakan dan merespon perintah guru sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung 2 Siswa merespon dan memperhatikan media cerita bergambar yang dibagikan oleh guru 4 3 2 √ √ 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214 3 4 5 6 7 8 9 Siswa menyimak guru saat membaca cerita Siswa melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal setelah dibacakan oleh guru Siswa memberikan tanggapan atau komentar terhadap gambar Siswa merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi cerita Siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring Siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Siswa dibimbing guru menyimpulkan isi cerita yang dibacanya Nilai = Jumlah Skor yang Diperoleh x100 Jumlah skor maksimal =23/36 x100 =63 Observasi Guru Selama Pembelajaran Membaca Nyaring √ √ √ √ √ √ √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215 Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Selasa 12 April 2016 Siklus/pertemuan : I/1 Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru No 1 2 3 Indikator Pernyataan Nomor Merangsang perhatian siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 1,2,3, 4, 9, menggunakan media cerita bergambar 10 Merangsang keaktifan siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 5, 6,8 menggunakan media cerita bergambar Membantu pemahaman siswa terhadap konteks media cerita bergambar 7, 11 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang Lembaran Observasi Guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai = = 𝟑𝟎 𝟒𝟒 Pernyataan 4 3 2 1 √ Guru memberikan arahan sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung √ Guru menunjukkan dan membagikan media cerita bergambar kepada siswa √ Guru memberi contoh membaca nyaring cerita √ Guru menunjukkan gambar-gambar, tokoh-tokoh dan kejadian dalam cerita bergambar √ Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal √ Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi atau memberikan komentar terhadap gambar, tokoh atau yang lainnya √ Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang isi cerita √ Guru mengevaluasi siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring √ Guru membimbing dan membenarkan jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring √ Guru mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca √ Guru membimbing siswa menyimpulkan isi cerita yang dibacakan 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 =68 Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Selasa 19 April 2016 Siklus/pertemuan : I/2 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa No Indikator Pernyataan Nomor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217 1 2 3 Perhatian terhadap pembelajaran membaca nyaring 1,2,3,8 menggunakan media cerita bergambar Keaktifan terhadap pembelajaran membaca nyaring 4,5,7 mengunakan media cerita bergambar Pemahaman terhadap konteks media cerita bergambar 6,9 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang Lembaran Observasi Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 Pernyataan 4 Siswa melaksanakan dan merespon perintah guru sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung Siswa merespon dan memperhatikan media cerita √ bergambar yang dibagikan oleh guru Siswa menyimak guru saat membaca cerita Siswa melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal setelah dibacakan oleh guru Siswa memberikan tanggapan atau komentar terhadap gambar Siswa merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi cerita Siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring 3 2 √ √ √ √ √ √ 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218 8 Siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Siswa dibimbing guru menyimpulkan isi cerita yang dibacanya 9 Nilai = = 𝟐𝟓 𝟑𝟔 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 √ √ 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 =69 Observasi Guru Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Selasa 19 April 2016 Siklus/pertemuan : I/2 Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru No 1 2 3 Petunjuk Indikator Pernyataan Nomor Merangsang perhatian siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 1,2,3, 4, 9, 10 menggunakan media cerita bergambar Merangsang keaktifan siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 5, 6,8 menggunakan media cerita bergambar Membantu pemahaman siswa terhadap konteks media cerita 7, 11 bergambar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219 Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang Lembaran Observasi Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pernyataan Guru memberikan arahan sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung Guru menunjukkan dan membagikan media cerita bergambar kepada siswa Guru member contoh membaca nyaring cerita Guru menunjukkan gambar-gambar, tokoh-tokoh dan kejadian dalam cerita bergambar Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi atau memberikan komentar terhadap gambar, tokoh atau yang lainnya Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang isi cerita Guru mengevaluasi siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring Guru membimbing dan membenarkan jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring Guru mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Guru membimbing siswa menyimpulkan isi cerita yang dibacakan Nilai = = 𝟑𝟓 𝟒𝟒 =79 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 4 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220 Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Selasa 26 April 2016 Siklus/pertemuan : II/1 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa No 1 2 3 Indikator Perhatian terhadap pembelajaran membaca nyaring menggunakan media cerita bergambar Keaktifan terhadap pembelajaran membaca nyaring mengunakan media cerita bergambar Pemhaman terhadap konteks media cerita bergambar Pernyataan Nomor 1,2,3,8 4,5,7 6,9 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221 Lembaran Observasi Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pernyataan Siswa melaksanakan dan merespon perintah guru sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung Siswa merespon dan memperhatikan media cerita bergambar yang dibagikan oleh guru Siswa menyimak guru saat membaca cerita Siswa melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal setelah dibacakan oleh guru Siswa memberikan tanggapan atau komentar terhadap gambar Siswa merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi cerita Siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring Siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Siswa dibimbing guru menyimpulkan isi cerita yang dibacanya Nilai = = 𝟐𝟗 𝟑𝟔 =80 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 4 3 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222 Observasi Guru Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Selasa 26 April 2016 Siklus/pertemuan : II/1 Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru No 1 2 3 Indikator Pernyataan Nomor Merangsang perhatian siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 1,2,3, 4, 9, 10 menggunakan media cerita bergambar Merangsang keaktifan siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 5, 6,8 menggunakan media cerita bergambar Membantu pemahaman siswa terhadap konteks media cerita bergambar 7, 11 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223 Lembaran Observasi Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pernyataan Guru memberikan arahan sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung Guru menunjukkan dan membagikan media cerita bergambar kepada siswa Guru member contoh membaca nyaring cerita Guru menunjukkan gambar-gambar, tokoh-tokoh dan kejadian dalam cerita bergambar Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi atau memberikan komentar terhadap gambar, tokoh atau yang lainnya Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang isi cerita Guru mengevaluasi siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring Guru membimbing dan membenarkan jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring Guru mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Guru membimbing siswa menyimpulkan isi cerita yang dibacakan Nilai = = 𝟑𝟗 𝟒𝟒 =88 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 4 3 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224 Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Kamis 5 Mei 2016 Siklus/pertemuan : II/2 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa No 1 2 3 Indikator Pernyataan Nomor Perhatian terhadap pembelajaran membaca nyaring menggunakan media cerita 1,2,3,8 bergambar Keaktifan terhadap pembelajaran membaca nyaring mengunakan media cerita 4,5,7 bergambar Pemahaman terhadap konteks media cerita bergambar 6,9 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225 Lembaran Observasi Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pernyataan Siswa melaksanakan dan merespon perintah guru sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung Siswa merespon dan memperhatikan media cerita bergambar yang dibagikan oleh guru Siswa menyimak guru saat membaca cerita Siswa melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal setelah dibacakan oleh guru Siswa memberikan tanggapan atau komentar terhadap gambar Siswa merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi cerita Siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring Siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Siswa dibimbing guru menyimpulkan isi cerita yang dibacanya Nilai = = 𝟑𝟐 𝟑𝟔 =88 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 4 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226 Observasi Guru Selama Pembelajaran Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Kelas : II/2 Hari/tanggal : Kamis 5 Mei 2016 Siklus/pertemuan : II/2 Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru No 1 2 3 Indikator Pernyataan Nomor Merangsang perhatian siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 1,2,3, 4, 9, menggunakan media cerita bergambar 10 Merangsang keaktifan siswa terhadap pembelajaran membaca nyaring 5, 6,8 menggunakan media cerita bergambar Membantu pemahaman siswa terhadap konteks media cerita bergambar 7, 11 Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung! 4 : sangat baik 3 : baik 2 : cukup 1 : kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227 Lembaran Observasi Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai = = 𝟑𝟗 𝟒𝟒 =88 Pernyataan Guru memberikan arahan sebelum kegiatan membaca cerita berlangsung Guru menunjukkan dan membagikan media cerita bergambar kepada siswa Guru memberi contoh membaca nyaring cerita Guru menunjukkan gambar-gambar, tokoh-tokoh dan kejadian dalam cerita bergambar Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat gambar dan membaca teks narasinya secara klasikal Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi atau memberikan komentar terhadap gambar, tokoh atau yang lainnya Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa tentang isi cerita Guru mengevaluasi siswa membaca cerita secara bergiliran di depan kelas dengan memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring Guru membimbing dan membenarkan jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring Guru mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca Guru membimbing siswa menyimpulkan isi cerita yang dibacakan 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎 4 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228 Nilai Kondisi Awal Membaca Nyaring Siswa Kelas II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T Jumlah Rata-rata skor 50 65 51 66 67 65 60 50 56 56 66 50 50 65 66 65 66 65 66 55 1200 60 Ketuntasan KKM Tuntas Tidak tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 anak 11 anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229 FOTO-FOTO PROSES PENELITIAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Susana Beto, lahir di Puor 28 Juni 1984. Pendidikan awal dimulai dari Taman Kanak-Kanak di TK St. Theresia Puor pada tahun 1993, Sekolah Dasar di SD Katolik Puor pada tahun 1999 dan melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Nagawutung pada tahun 2003. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Nubatukan dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) pada tahun 2006. Setelah lulus SMA, penulis memasuki hidup membiara dalam Tarekat Suster-Suster Yesus Maria Yoseph di Manado. Setelah kaul pertama tahun 2011 sebagai Suster JMJ, penulis melanjutkan masa Yunior internif di Timor, setelah itu mendapat tugas di Panti Asuhan dan Panti Werda Pangamasean Makassar. Pada tahun 2012 penulis mendapat tugas perutusan dari Tarekat untuk studi di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ).